Anda di halaman 1dari 24

BIOGRAFI PENCIPTA LAGU

Biografi Sartono

Mengikuti sayembara mencipta himne guru dari secarik koran di bis. Selama 24 tahun
tetap setia menjadi guru honorer di SMP swasta. Penghargannya kebanyakan piagam saja.

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru


Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sbagai prasasti trimakasihku tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa

Siapa yang tak kenal lagu ini lirik himne guru berjudul Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, ini
sangat sering terdengar di telinga kita. Masih terngiang betapa di era 1980-an, lagu ini
sangat sering dinyanyikan di sekolah-sekolah. Sebab setiap upacara bendera pada hari
Senin, lagu ini selalu dinyanyikan.

Istilah “pahlawan tanpa tanda jasa” bahkan kemudian menjadi ikon yang disematkan
kepada para guru. Siapa sangka bila “sang pahlawan” yang tanpa tanda jasa itu sejatinya
dialami si pencipta lagu tersebut. Ya, Sartono, pencipta lagu yang juga guru itu di masa
senjanya hidup dalam kesederhanaan. Laki- laki asal Madiun yang genap berusia 72 tahun,
29 Mei ini, tinggal rumah sederhana di Jalan Halmahera 98, Madiun.

Sejak ia mengajar musik di SMP Purna Karya Bhakti Madiun pada 1978, hingga “pensiun”
pada 2002 lalu, Sartono tetap menyandang guru honorer. Ia tak punya gaji pensiunan,
karena statusnya bukan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Kawan-kawan sesama guru sempat membantu mengajukan dia menjadi PNS. “Katanya sih
sering diajukan nama saya, tetapi sampai saya pensiun dari tugas sebagai guru, PNS untuk
saya kok tidak datang juga,” kata Sartono.

Sartono memang minder dengan latar belakang pendidikannya yang tak tamat SMA. Ia
mengajar di SMP Purna Karya Bhakti, yang belakangan lebih dikenal sebagai SMP Kristen
Santo Bernadus, berbekal bakatnya di bidang musik. Sartono yang beragama Islam itu
melamar di Santo Bernadus berbekal sertifikat pengalaman kerja di Lokananta, perusahan
pembuat piringan hitam di Solo, Jawa Tengah.

Hidup serba dalam kesempitan, tak membuat Sartono meratapi nasib. Ia merasa terhibur,
dengan kebersamaan dengan Damiyati, BA, 59 tahun, isterinya yang guru PNS. Damiyati
dinikahi Sartono pada 1971. Dari pernikahan mereka belum jua dikaruniai anak. Sehingga
mereka mengasuh dua orang keponakan. Damiyati yang juga guru, juga seniman biasa
manggung bersama Ketoprak Siswo Budoyo Tulungagung, di masa mudanya.

Kehidupan sehari-harinya kini hanya dari pensiun istrinya yang tak lebih dari dari Rp 1
juta. Sartono sendiri kala masih aktif mengajar, gajinya pada akhir pengabdiannya sebagai
guru seni musik cuma Rp 60.000 per bulan. “Gaji saya sangat rendah, bahkan mungkin
paling rendah diantara guru-guru lainnya,” katanya mengenang masa lalunya.

Kala masih kuat, Sartono menambal periuk dapurnya dengan mengajar musik. Sepekan
sekali, Sartono yang pandai bermain piano, gitar, dan saksofon, ini rutin mengajar
kulintang di Perhutani Nganjuk, sekira 60 kilometer dari rumahnya di Madiun.

BERMULA DARI LOKANANTA

Jalan menjadi guru berawal dari kegemarannya bermain musik. Putra sulung dari lima
bersaudara ini sebenarnya lahir dari keluarga cukup berada. Maklum, ayahnya R. Soepadi
adalah Camat Lorog, Pacitan. Sartono kecil memang suka bermain musik secara otodidak.
Namun, hidup nyaman tak bisa dirasakan berlama-lama. Ketika ia berusia 7 tahun, Jepang
menduduki Indonesia. Ayahnya pun tak lagi menjabat camat.

Sartono, bersama empat adiknya, Sartini, Sartinah, Sarwono dan Sarsanti, tak bisa
mengenyam pendidikan tinggi. Ia sendiri putus sekolah kala kelas dua di SMA Negeri 3
Surabaya.

Ia kemudian bekerja di Lokananta, perusahaan rekaman dan produsen piringan hitam.


“Saya Lupa tahun berapa itu, tapi saya hanya bekerja selama dua tahun saja,” kata Sartono,
yang mengaku sudah susah mengingat tahun.

Selepas kerja di Lokananta, Sartono bergabung dengan grup musik keroncong milik TNI AU
di Madiun. Ia bersama kelompok musik tentara itu pernah penghibur tentara di Irian. “Di
sana selama tiga bulan,” jelasnya.

DARI SECARIK KORAN

Ihwal penciptaan lagu himne guru itu boleh dibilang tak sengaja. Ketika itu, tahun 1980,
Sartono tengah naik bis menuju Perhutani Nganjuk, untuk mengajar kulintang. Di
perjalanan, secara tidak sengaja ia membaca di secarik koran, mengenai sayembara
penciptaan lagu himne guru yang diselenggarakan Depdiknas. Hadiahnya besar untuk saat
itu, Rp 750.000. Waktu yang tersisa dua pekan, untuk merampungkan lagu.

Sartono yang tak bisa membaca not balok ini, mulai tenggelam dalam kerja keras
mengarang lagu saban harinya. “Saya mencermati betul seperti apa sebenarnya guru itu,”
jelas Sartono sambil memulai membuat lagu itu.

Waktu sudah mepet, lagu belum juga jadi. Sartono pusing bukan kepalang. Syairnya masih
amburadul. Pada hari pertama Hari Raya Idul Fitri, Sartono tidak keluar rumah. Ia bahkan
tak turut beranjang sana mengantar istri dan dua keponakannya silaturrahmi ke orangtua
dan sanak famili. “Saat itu kesempatan bagi saya untuk membuat lagu dan syair secara
serius,” katanya. “Waktu itu saya merasa begitu lancar membuat lagu dan menulis
syairnya.”

Awalnya, lirik yang ia ciptakan kepanjangan. Padahal, durasi lagu tak lebih dari empat
menit. Sartono pun berkali- kali mengkajinya untuk mengetahui mana yang harus dibuang.
“Karena panjang sekali, maka saya harus membuang beberapa syairnya,” jelas Sartono.
Hingga muncullah istilah “pahlawan tanpa tanda jasa.”

“Guru itu juga pahlawan. Tetapi selepas mereka berbakti tak satu pun ada tanda jasa
menempel pada mereka, seperti yang ada pada polisi atau tentara,” katanya.

Persoalan tak begitu saja beres. Lagu ada, Sartono kebingungan mengirimnya ke panitia
lomba di Jakarta. Sebab ia tidak punya uang untuk biaya pengiriman via pos. “Akhirnya
saya menjual jas untuk biaya pos,” katanya.

Sartono menang. “Hadiahnya berupa cek. Sesampainya di Madiun saya tukarkan dengan
sepeda motor di salah satu dealer,” kata Sartono.

PENGHARGAAN MINIM

Lagunya melambung, Sartono tidak. Sang pencipta tetap saja menggeluti dunia mengajar
sebagai guru honorer hingga “pensiun.” Kalaulah ada penghargaan selain hadiah mencipta
lagu, “cuma” beberapa lembar piagam ucapan terimakasih. Nampak piagam berpigura dari
Gubernur Jawa Timur Imam Utomo yang diberikan pada 2005. Pak Gubernur juga
memberikan bantuan Rp 600.000, plus sebuah keyboard.

Piagam lainnya diberikan Menteri Pendidikan Nasional Yahya Muhaimin pada 2000.
Kemudian piagam dari Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo pada 2005, plus
bantuan uang. “Isinya enam ratus ribu rupiah,” kata Sartono.

Tahun 2006 lalu, giliran Walikota Madiun yang dalam sepanjang sejarah baru kali ini
memberikan perhatian kepadanya. “Pak Walikota menghadiahi saya sepeda motor
Garuda,” kata Sartono seraya menunjuk sepeda motor pemberian Walikota Madiun.

Meski minim perhatian, Sartono tetaplah bangga, lagunya menjadi himne para guru.
Pekerjaan yang dilakoninya selama 24 tahun. Pengabdian yang tak pendek bagi seorang
pahlawan tanpa tanda jasa
Biografi W.R. Soepratman

Wage Rudolf Supratman (9 Maret[1] 1903, Jatinegara, Jakarta – 17 Agustus 1938,


Surabaya) adalah pengarang lagu kebangsaan Indonesia, “Indonesia Raya”. Ayahnya
bernama Senen, sersan di Batalyon VIII. Saudara Soepratman berjumlah enam, laki satu,
lainnya perempuan. Salah satunya bernama Roekijem. Pada tahun 1914, Soepratman ikut
Roekijem ke Makassar. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh suami Roekijem yang
bernama Willem van Eldik.

Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama 3 tahun, kemudian
melanjutkannya ke Normaalschool di Makassar sampai selesai. Ketika berumur 20 tahun,
lalu dijadikan guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun selanjutnya ia mendapat ijazah Klein
Ambtenaar.

Beberapa waktu lamanya ia bekerja pada sebuah perusahaan dagang. Dari Ujungpandang,
ia pindah ke Bandung dan bekerja sebagai wartawan. Pekerjaan itu tetap dilakukannya
sewaktu sudah tinggal di Jakarta. Dalam pada itu ia mulai tertarik kepada pergerakan
nasional dan banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan. Rasa tidak senang terhadap
penjajahan Belanda mulai tumbuh dan akhirnya dituangkan dalam buku Perawan Desa.
Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.

Soepratman dipindahkan ke kota Singkang. Di situ tidak lama lalu minta berhenti dan
pulang ke Makassar lagi. Roekijem, sendiri sangat gemar akan sandiwara dan musik.
Banyak karangannya yang dipertunjukkan di mes militer. Selain itu Roekijem juga senang
bermain biola, kegemarannya ini yang membuat Soepratman juga senang main musik dan
membaca-baca buku musik

W.R. Soepratman tidak beristri serta tidak mempunyai anak angkat.


Sewaktu tinggal di Makassar, Soepratman memperoleh pelajaran musik dari kakak iparnya
yaitu Willem van Eldik, sehingga pandai bermain biola dan kemudian bisa menggubah lagu.
Ketika tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah karangan dalam majalah
Timbul. Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu
kebangsaan.

Soepratman tertantang, lalu mulai menggubah lagu. Pada tahun 1924 lahirlah lagu
Indonesia Raya.

Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta dilangsungkan Kongres Pemuda II. Kongres itu
melahirkan Sumpah Pemuda. Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928,
Soepratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan peserta
umum (secara intrumental dengan biola atas saran Soegondo berkaitan dengan kodisi dan
situasi pada waktu itu, lihat Sugondo Djojopuspito). Pada saat itulah untuk pertama kalinya
lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum. Semua yang hadir terpukau
mendengarnya. Dengan cepat lagu itu terkenal di kalangan pergerakan nasional. Apabila
partai-partai politik mengadakan kongres, maka lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan.
Lagu itu merupakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka.

Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya dijadikan lagu kebangsaan, lambang
persatuan bangsa. Tetapi, pencipta lagu itu, Wage Roedolf Soepratman, tidak sempat
menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan.

Akibat menciptakan lagu Indonesia Raya, ia selalu diburu oleh polisi Hindia Belanda,
sampai jatuh sakit di Surabaya. Karena lagu ciptaannya yang terakhir “Matahari Terbit”
pada awal Agustus 1938, ia ditangkap ketika menyiarkan lagu tersebut bersama pandu-
pandu di NIROM jalan Embong Malang – Surabaya dan ditahan di penjara Kalisosok-
Surabaya. Ia meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 karena sakit.

Naskah asli lagu Indonesia Raya

Hari kelahiran Soepratman, 9 Maret, oleh Megawati saat menjadi presiden RI, diresmikan
sebagai Hari Musik Nasional. Namun tanggal kelahiran ini sebenarnya masih
diperdebatkan, karena ada pendapat yang menyatakan Soepratman dilahirkan pada
tanggal 19 Maret 1903 di Dukuh Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing,
Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pendapat ini – selain didukung keluarga Soepratman –
dikuatkan keputusan Pengadilan Negeri Purworejo pada 29 Maret 2007.
Biografi Ismail Marzuki

Komponis pejuang dan maestro musik legendaris ini dianugerahi gelar pahlawan nasional
oleh Presiden RI, dalam rangkaian Hari Pahlawan 10 November 2004 di Istana Negara. Dia
dikenal sebagai pejuang dan tokoh seniman pencipta lagu bernuansa perjuangan yang
dapat mendorong semangat membela kemerdekaan.

Ismail Marzuki kelahiran kampung Kwitang, Jakarta Pusat, pada tahun 1914 ini
menciptakan sekitar 250 lagu. Karya-karyanya sampai hari ini masih sering terdengar,
antara lain Juwita Malam, Sepasang Mata Bola, Selendang Sutera, Sabda Alam, dan
Indonesia Pusaka.

Pada tahun 1931, Maing– sapaan akrab Ismail Marzuki– memulai menciptakan lagu “O
Sarinah” yang menggambarkan suatu kondisi kehidupan bangsa yang tertindas. Lagu-lagu
ciptaannya antara lain Rayuan Pulau Kelapa yang dicipta tahun 1944, Gugur Bunga (1945),
Halo-Halo Bandung (1946), Selendang Sutera (1946), Sepasang Mata Bola (1946), dan
Melati di Tapal Batas (1947).

Komponis pelopor yang wafat 25 Mei 1958, ini telah melahirkan lagu-lagu kepahlawanan,
yang menggugah jiwa nasionalisme. Maestro musik ini menyandang predikat komponis
pejuang legendaris Indonesia.

Sejak tahun 1930-an hingga 1950-an, dia menciptakan sekitar dua ratus lima puluh lagu
dengan berbagai tema dan jenis aliran musik yang memesona. Hingga saat ini, lagu-lagu
karyanya yang abadi masih dikenang dan terus berkumandang di masyarakat. Dalam dunia
seni musik Indonesia, kehadiran putra Betawi ini mewarnai sejarah dan dinamika pasang
surutnya musik Indonesia.

Sebagai komponis, dia dikenal produktif dan pandai melahirkan karya-karya yang
mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat. Dalam bermusik, dia mempunyai
kebebasan berekspresi, leluasa bergerak dari satu jenis aliran musik ke jenis aliran musik
yang lain. Ia juga punya kemampuan menangkap inspirasi lagunya dengan beragam tema.

Keterpesonaan Ismail Marzuki pada sisi-sisi romantisme masa perjuangan melahirkan


lagu-lagu bertema cinta dan perjuangan. Meski lagu-lagu karyanya tampak sederhana,
syairnya sangat kuat, melodius, dan punya nilai keabadian.
Lagu-lagunya hingga sekarang masih tetap hidup dan disukai tua dan muda seperti
Sepasang Mata Bola, Selendang Sutra, Melati di Tapal Batas, Aryati, Jangan Ditanya ke Mana
Aku Pergi, Payung Fantasi, Sabda Alam, Kopral Jono, dan Sersan Mayorku.

Gelar pahlawan nasional dianugerahkan kepadanya bersama lima putra terbaik bangsa
lainnya, yakni Maskoen Soemadiredja, Andi Mappanyukki, Raja Ali Haji, KH. Achmad Ri’fai,
dan Gatot Mangkoepradja. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan dalam
rangkaian peringatan Hari Pahlawan 10 November, di Istana Negara Rabu (10/11/2004).

Ismail Marzuki memang seorang komponis besar yang sampai saat ini boleh jadi belum ada
yang dapat menggantikannya. Karena itu, memang sudah layak diberikan penghormatan
padanya sebagai pahlawan nasional.

Karya-karya Ismail Marzuki memang kaya, baik soal melodi maupun liriknya. Ia pun
mencipta lagu dengan bermacam warna, salah satunya keroncong, di antaranya Bandung
Selatan di Waktu Malam dan Selamat Datang Pahlawan Muda.
Biografi Cornel Simanjuntak

Cornel Simanjuntak (Pematangsiantar, Sumatera Utara, 1921 – Yogyakarta, 15 September


1946) adalah seorang pencipta lagu-lagu heroik dan patriotik Indonesia. Ia dianggap
sebagai tokoh yang membawa bibit unggul perkembangan musik Indonesia.

Cornel Simanjuntak yang beragama Katolik dilahirkan di Pematang Siantar tahun 1921 dari
keluarga pensiunan Polri. Cornel tamatan HIS St. Fransiscus Medan, 1937, HIK Xaverius
College Muntilan 1942.

Kemudian, jadi guru di Magelang beberapa bulan. Pindah ke Jakarta, jadi guru SD Van Lith.
Tetapi karena bakat seninya lebih garang, ia beralih profesi ke Kantor Kebudayaan Jepang,
Keimin Bunka Shidosho. Di sanalah ia menciptakan lagu propaganda Jepang antara lain:
Menanam Kapas, Bikin Kapal, Menabung — yang paling populer di antaranya berjudul
Hancurkanlah Musuh Kita. Guru musiknya adalah Pater J. Schouten dan Ray serta juga
mendiang Sudjasmin.

Cornel memiliki sejumlah pengalaman perang. Di tahun 1945-1946, ia mengarahkan


moncong senjatanya kepada tentara Gurkha/Inggris. Malang, dalam sebuah pertempuran
di daerah Senen – Tangsi Penggorengan Jakarta, pahanya tertembak. Dirawat di RSUP.
Belum sembuh benar, ia diselundupkan ke Karawang karena Gurkha melakukan
pembersihan.

Dari Karawang ia dikirim ke Yogyakarta. Di kota inilah kemudian lahir lagu-lagu yang
heroik dan patriotik. Antara lain: Tanah Tumpah Darah, Maju Tak Gentar, Pada Pahlawan,
Teguh Kukuh Berlapis Baja, Indonesia Tetap Merdeka.

Peluru di paha Cornel konon tetap bersarang ketika penyakit kronis TBC menyerangnya —
dan langsung menumbangkannya ke liang lahad. Ia meninggal pada tanggal 15 September
1946 di Sanatorium Pakem, Yogya, dalam status perjaka. Ia dimakamkan di Pemakaman
Kerkop Yogyakarta.

Menjelang maut Cornel masih sempat mengangkat telepon untuk menyampaikan pesan-
entah kepada siapa, entah pesan apa-tapi ia keburuh jatuh, dan mata serta mulutnya
menjadi kaku. Menurut rekannya sesama pejuang, Karkono Kamajaya, menjelang ajal ia
masih sempat menulis lagu bernama Bali Putra Indonesia. Lagu yang ditulis dengan
gamelan itu belum selesai.
Pemindahan Cornel ke Taman Makam Pahlawan sebenarnya sudah diusulkan sejak
September 1978. Hampir saja merepotkan, karena beberapa instansi meminta data-data
berupa bintang jasa yang ada.

Ternyata Cornel tidak sebiji pun mengantongi persyaratan itu. Ia hanya mewariskan tanda
kehormatan Piagam Satya Lencana Kebudayaan yang dianugerahkan tahun 1961 oleh
Pemerintah Indonesia. Letkol Suharsono S., Dan Dim 0734 Yogya, menganggap Satya
Lencana itu setingkat dengan Bintang Gerilya atau bintang-gemintang lainnya. Jadi bisa
dipakai sebagai tiket masuk Mahkam Pahlawan, asal ada izin keluarga.

Usul yang didalangi para seniman yang tergabung dalam ‘Sasana Vocalia Yogya’ pimpinan
Suyudono Hr tersebut, akhirnya jadi lancar ketika KSAD Jenderal Widodo memberikan
persetujuannya.

Dari Kerkop, kerangka sempat diinapkan di Art Gallery Senisono di samping Gedung Agung.
Maklumlah gedung mi dlanggap pusat kesenian Yogya. Selama itu lagu-lagu mendiang
berkumandang terus-menerus dibawakan oleh sejumlah bocah dari Paduan Suara Bocah
Bocah Sasana Vokalia. Serentetan tembakan salvo mendampingi prosesi ketika sisa-sisa
tubuh Cornel Simanjuntak dalam liang lahad yang lebih terhormat di Taman Makam
Pahlawan Semaki di kota yang sama. Hari itu, 10 Nopember 1978, Yogya mengenang
kembali komponis pejuang itu.

“Gugur sebagai seniman dan prajurit tanah air,” demikian kalimat di batu nisan Cornel
Simanjuntak.
Biografi Ibu Sud

Saridjah Niung (lahir di Sukabumi, Jawa Barat pada 26 Maret 1908 – meninggal tahun 1993
pada usia 85 tahun; lebih dikenal sebagai Saridjah Niung Bintang Soedibjo setelah menikah
dan lebih dikenal dengan nama Ibu Soed) adalah seorang pemusik, guru musik, pencipta
lagu anak-anak, penyiar radio, dramawan dan seniman batik Indonesia. Lagu-lagu yang
diciptakan Ibu Soed sangat terkenal di kalangan pendidikan Taman Kanak-kanak Indonesia

Kemahiran Saridjah di bidang musik, terutama bermain biola, sebagian besar dipelajari
dari ayah angkatnya, Prof. Dr. Mr. J.F. Kramer, seorang pensiunan Wakil Ketua
Hoogerechtshof (Kejaksaan Tinggi) di Jakarta pada masa itu, yang selanjutnya menetap di
Sukabumi dan mengangkatnya sebagai anak. J.F. Kramer adalah seorang indo-Belanda
beribukan keturunan Jawa ningrat, latar belakang inilah yang membuat Saridjah dididik
untuk menjadi patriotis dan mencintai bangsanya.

Saridjah lahir sebagai putri bungsu dari dua belas orang bersaudara. Ayah kandung
Saridjah adalah Mohamad Niung, seorang pelaut asal Bugis yang menetap lama di
Sukabumi kemudian menjadi pengawal J.F. Kramer.

Selepas mempelajari seni suara, seni musik dan belajar menggesek biola hingga mahir dari
ayah angkatnya, Saridjah melanjutkan sekolahnya di Hoogere Kweek School (HKS)
Bandung untuk memperdalam ilmunya di bidang seni suara dan musik. Setelah tamat, ia
kemudian mengajar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS). Dari sinilah titik tolak dasar
Saridjah untuk mulai mengarang lagu. Pada tahun 1927, ia menjadi Istri R. Bintang
Soedibjo, dan ia pun kemudian dikenal dengan panggilan Ibu Soed, singkatan dari Soedibjo.

Ibu Soed dikenal sebagai tokoh musik tiga zaman (Belanda, Jepang, Indonesia). Kariernya
di bidang musik bahkan sudah dimulai jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Suaranya
pertama kali disiarkan dari radio NIROM Jakarta periode 1927-1928.

Setelah menamatkan pendidikan di HKS Bandung, Ibu Soed kemudian menjadi guru musik
di HIS Petojo, HIS Jalan Kartini, dan HIS Arjuna yang masih menggunakan Bahasa Belanda
(1925-1941). Ia prihatin melihat anak-anak Indonesia yang tampak kurang gembira saat
itu. Hal ini membuat Ibu Soed berpikir untuk menyenangkan mereka dengan bernyanyi
lagu ceria. Didorong rasa patriotisnya, Ibu Soed ingin mengajar mereka untuk menyanyi
dalam Bahasa Indonesia. Dari sinilah Ibu Soed mulai menciptakan lagu-lagu yang bersifat
ceria dan patriotik untuk anak-anak Indonesia.

Selain mencipta lagu Ibu Soed juga pernah menulis naskah sandiwara dan
mementaskannya. Operette Balet Kanak-kanak Sumi di Gedung Kesenian Jakarta di tahun
1955 bersama Nani Loebis Gondosapoetro sebagai penata tari dan RAJ Soedjasmin sebagai
penata musiknya.

Saat aktif sebagai anggota organisasi Indonesia Muda tahun 1926, Ibu Soed juga
membentuk grup Tonil Amatir yang dipentaskan untuk menggalang dana untuk acara
penginapan mahasiswa Club Indonesia. Aktivitasnya tidak hanya menonjol sebagai guru
dan aktivis organisasi pemuda, tetapi juga berperan dalam berbagai siaran radio sebagai
pengasuh siaran anak-anak (1927-1962).

Oleh karena reputasinya yang aktif dalam pergerakan Nasional saat itu, pada tahun 1945
Ibu Soed pernah menjadi sasaran aksi penggeledahan oleh pasukan Belanda. Rumah Ibu
Soed di Jalan Maluku No. 36 Jakarta saat itu sudah dikepung oleh pasukan Belanda, namun
tetangga Ibu Soed yang seorang Belanda meyakinkan mereka bahwa mereka salah sasaran,
karena profesi Ibu Soed hanyalah pencipta lagu dan suaminya hanyalah pedagang.
Walaupun selamat dari penggeledahan tersebut, Ibu Soed dan seorang pembantu tetap
harus bersusah payah membuang pemancar radio gelap ke dalam sumur.

Ibu Soed juga dikenal piawai dalam seni batik. Atas karya dan pengabdiannya, Ia menerima
penghargaan Satya Lencana Kebudayaan dari pemerintah Indonesia dan MURI.

Ibu Soed menikah dengan R. Bintang Soedibjo, seorang pengusaha pada tahun 1927. Pada
tahun 1954, R. Bintang Soedibjo tertimpa musibah kecelakaan pesawat BOAC di Singapura.
Di usia tuanya, Ibu Soed hidup ditemani cucu dan cicitnya. Ia bertekad untuk tetap
mencipta lagu dan membatik tanpa memedulikan usia. Meskipun bukan pengusaha batik,
Ia ingin tetap menghargai nilai seni di balik budaya nasional tersebut. Di hari tuanya ia juga
masih gemar berolah raga jalan kaki setiap pagi sekitar tiga kilometer. Ibu Soed tutup usia
pada tahun 1993, di usia 85 tahun
Sebagai pemusik yang mahir memainkan biola, Ibu Soed turut mengiringi lagu Indonesia
Raya bersama W.R. Supratman saat lagu itu pertama kali dikumandangkan dalam acara
Sumpah Pemuda di Gedung Pemuda, tanggal 28 Oktober 1928. Lagu-lagu patriotik yang
diciptakannya diilhami peristiwa yang terjadi dalam acara bersejarah tersebut. Di tahun-
tahun perjuangan, Ibu Soed juga bersahabat dengan Cornel Simanjuntak, Ismail Marzuki,
Kusbini, dan tokoh-tokoh nasionalis lain.

Banyak lagu Ibu Soed yang menjadi lagu populer abadi, beberapa antara lain: Hai Becak,
Burung Kutilang, dan Kupu-kupu. Ketika genting rumah sewaannya di Jalan Kramat,
Jakarta, bocor, ia membuat lagu Tik Tik Bunyi Hujan. Lagu wajib nasional yang dia ciptakan
adalah Berkibarlah Benderaku dan Tanah Airku. Lagu-lagunya yang lain banyak yang juga
telah menjadi populer, a.l. Nenek Moyang, Lagu Gembira, Kereta Apiku, Lagu Bermain,
Menanam Jagung, Pergi Belajar, Himne Kemerdekaan, dll.

Lagu-lagu Ibu Soed, menurut Pak Kasur, salah seorang rekannya yang juga tokoh pencipta
lagu anak-anak, selalu mempunyai semangat patriotisme yang tinggi. Sebagai contoh,
patriotisme terdengar sangat kental dalam lagu Berkibarlah Benderaku. Lagu itu
diciptakan Ibu Soed setelah melihat kegigihan Jusuf Ronodipuro, seorang pimpinan kantor
RRI menjelang Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947, dimana Jusuf menolak untuk
menurunkan Bendera Merah Putih yang berkibar di kantor RRI, walaupun dalam ancaman
senjata api pasukan Belanda
Ibu Soed selalu menciptakan lagu khusus untuk anak-anak. Ia memperkirakan telah
menciptakan lebih dari 200 lagu, walau hanya separuh yang bisa terselamatkan dan
bertahan sampai sekarang. Jauh sebelum meninggal, Ibu Soed sempat mengungkapkan
perasaannya yang menyayangkan bahwa lagu anak-anak sekarang telah menjadi serba
komersil.

Menciptakan 480 lagu anak-anak Indonesia, a.l. Burung Kutilang, Naik Delman, Lihat
Kebunku, Kupu-Kupu, Naik-Naik ke Puncak Gunung, Desaku, Hai Becak, Berkibarlah
Benderaku, Bendera Merah Putih dan Tanah Airku
Biografi Kusbini

Kusbini (Desa Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur, 1 Januari 1910 — Yogyakarta, 28 Februari
1991) adalah seorang komponis Indonesia. Pada masanya, Kusbini dikenal sebagai seorang
pemusik keroncong. Kusbini lebih dikenal sebagai pencipta lagu nasional Bagimu Negeri.
Kusbini meninggal dunia di Yogyakarta pada tahun 1991. Sebagai penghormatan,
pemerintah daerah Yogyakarta mengubah nama jalan di depan rumahnya menjadi Jalan
Kusbini. Kusbini mewariskan SOSI (Sekolah Olah Seni Indonesia) yang sekarang diasuh dan
diteruskan oleh anak-anaknya.

Entah disengaja oleh sang komponis atau rahmat Allah, lagu ini terdiri atas 9 kata yang
diulang sebagian dan seluruhnya sebanyak 17 kata. Pembaca punya inspirasi positif bagi
negeri Indonesia tentang angka 9 dan 17?

Ingat, sebagian saudara kita ada yang salah menyebut judul lagu dengan padamu negri.
Biografi L Manik

Liberty Manik (Sidikalang, Sumatra Utara 1924 – 16 September 1993) adalah seorang
komponis dan pengajar musik di Institut Seni Indonesia (Yogyakarta). Ia juga dikenal
sebagai filolog (ahli bahasa) Batak kuno

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar melanjutkan ke sekolah keguruan HIK di Muntilan


(Jawa Tengah). Menyelesaikan studi doktor musik di Universitas Berlin (Jerman) dengan
predikat cum laude. Disertasinya mengenai musik Arab pada zaman Abad Pertengahan.
Karya

Pencipta lagu nasional Satu Nusa, Satu Bangsa; Desaku.


Menerjemahkan dan mementaskan oratorium Mattheus Passion dan
Weichnachtsoratorim karangan J.S. Bach di Yogyakarta tahun 1980-an.
Batak Handschriften. W. Voigt (editor),Vol XXVIII Verzeichnis der orientalischen
Handschriften in Deutschland, Wiesbaden (1973).
Biografi H. Mutahar

Husein Mutahar (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 5 Agustus 1916 – meninggal di Jakarta, 9
Juni 2004 pada umur 87 tahun), atau lebih dikenal dengan nama H. Mutahar, adalah
seorang komposer musik Indonesia, terutama untuk kategori lagu kebangsaan dan anak-
anak. Lagu ciptaannya yang populer adalah himne Syukur (diperkenalkan Januari 1945)
dan mars Hari Merdeka (1946). Karya terakhirnya, Dirgahayu Indonesiaku, menjadi lagu
resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia.

Ia mengecap pendidikan setahun di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada periode


1946-1947, setelah tamat dari MULO B (1934) dan AMS A-I (1938). Pada tahun 1945,
Mutahar bekerja sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Jogjakarta, kemudian
menjadi pegawai tinggi Sekretariat Negara di Jogjakarta (1947). Selanjutnya, ia mendapat
jabatan-jabatan yang meloncat-loncat antardepartemen. Puncak kariernya barangkali
adalah sebagai Duta Besar RI di Tahta Suci (Vatikan) (1969-1973). Ia diketahui menguasai
paling tidak enam bahasa secara aktif. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Penjabat
Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri (1974).

Mutahar aktif dalam kegiatan kepanduan. Ia adalah salah seorang tokoh utama Pandu
Rakyat Indonesia, gerakan kepanduan independen yang berhaluan nasionalis. Ia juga
dikenal anti-komunis. Ketika seluruh gerakan kepanduan dilebur menjadi Gerakan
Pramuka, Mutahar juga menjadi tokoh di dalamnya. Namanya juga terkait dalam
mendirikan dan membina Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), tim yang
beranggotakan pelajar dari berbagai penjuru Indonesia yang bertugas mengibarkan
Bendera Pusaka dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI.

Mutahar meninggal dunia di Jakarta pada usia hampir 88 tahun akibat sakit tua. Selama
hidupnya ia tidak pernah menikah.
JENIS LAGU

Sebagai sebuah lagu tentu saja lagu-lagu nusantara memiliki ciri-ciri khas atau
karakteristik yang membedakannya dengan lagu-lagu lain baik dalam instrumen ataupun
syair-syairnya, ciri-ciri lagu nusantara antara lain:

1. Lagu Daerah
Lagu daerah memiliki ciri-ciri antara lain:
a. Sederhana
Lagu biasannyaa bersifat sederhana baik dari melodi, tema, maupun syairnya.
Tangga nada yang digunkan pentatonis. Tangga nada pentatonis adalah tangga nada yang
terdiri dari 5 nada berjenjang. Tangga nada pentatonis sebenarnya tidak mungkin
dituliskan dalam notasi yang umum, namaun apabila diterapkan maka kira-kira mendekati
jajaran nada yang dipergunakan.

b. Kedaerahan
Lagu daerah sifatnya kedaerahan. Hal ini dapat diliahat dari syairnya. Syair lagu
daerah menngunakan syair dan dialek daerah yang bersifat lokal.

c. Turun Temurun
Lagu daerah bersifat tradisional, pada awalnya lagu daerah disampaikan secara
turun temurun dan spontan, misalnya saat bermain atau saat orang tua memberi nasihat
kepada anaknya.

d. Jarang Diketahui Penciptanya


Karena lagu daerah memiliki karakter turun temurun maka siapa penciptanya
jarang diketahui disamping itu juga lagu-lagu ini tidak tertulis. Karena tujuan awalnya lagu
in bukan semata-mata untuk komersial. Akan tetapi lagu ini dinyanyikan pada saat musim
panen sebagai ungkapan rasa bahagia, bermain pada waktu senggang atau
meninabobokkan anak.
a) Menggambarkan keadaan suatu daerah setempat.
b) Memuat pesan untuk masyarakat suatu daerah.
c) Mengandung suatu makna yang diketahui penciptanya.
d) Mengandung unsur kerakyatan dan kebersamaan.

2. Lagu Pop
Lagu pop (populer) merupakan lagu yang sedang digemari masyarakat, ciri-ciri lagu
pop antara lain:
a. Bersifat sementara atau cepat tergantikan oleh lagu lain.
b. Berifat menghibur pendengarnya.
c. Tidak mempunyai bentuk lagu tertentu.
d. Mengutamakan teknik penyajian dan kebebasan dalam menggunakan ritme dan jenis
instrumen.
e. Mengutamakan permainan drum dan gitar bas.
f. Komposisi melodinya mudah dicerna.
g. Mudah diterima masyarakat.
h. Bentuk lagu bebas.
i. Disenangi masyarakat pada kurun waktu tertentu.
j. Mudah dikenal dan tenggelam.
3. Lagu Hiburan
Lagu hiburan digunakan untuk menghibur dan dapat dikatakan lagu populer dan
ciri-cirinya pun hampir sama yaitu;
a. Bersifat sementara atau cepat tergantikan oleh lagu lain.
b. Berifat menghibur pendengarnya.
c. Tidak mempunyai bentuk lagu tertentu.
d. Mengutamakan teknik penyajian dan kebebasan dalam menggunakan ritme dan jenis
instrumen.
e. Mengutamakan permainan drum dan gitar bas.
f. Komposisi melodinya mudah dicerna.
g. Mudah diterima masyarakat.
h. Bentuk lagu bebas.
i. Disenangi masyarakat pada kurun waktu tertentu.
j. Mudah dikenal dan tenggelam.

4. Lagu Perjuangan
Lagu perjuangan memiliki ciri-ciri antara lain yaitu:
a. Syair-syairnya berisi ajakan untuk berjuang, Karena diciptakan pada masa penjajahan
maka isi-isi syairnya pun berisi ajakan untuk berjuang membela kemerdekaan Republik
Indonesia.
b. Iramanya musiknya dibuat cepat dan semangat.
c. Diakhiri dengan semarak.
d. Diciptakan pada masa perjuangan.
e. Isi lagu berisi tentang semangat juang dalam membela kemerdekaan.
f. Kebanyakan diciptakan sekitar tahun 1945-1950.

5. Lagu Seriosa
Lagu seriosa yang dinyanyaikan dengan serius memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Banyak menggunakan nada-nada sisipan seperti (ri),(fi),dan (sel).
b. Lagunya menggunakan teknik vokal yang tinggi.
c. Lagu seriosa harus dinyanyikan dengan perasaan,ekspresi, dan penuh penghayatan serta
mendalam dan serius.
d. Lagu seriosa banyak menggunakan nada-nada tinggi.
e. Banyak menggunakan perubahan tempo dan dinamik.
f. Terkadang ada pergantian nada dasar (modulasi).

6. Lagu Dangdut
Lagu dangdut merupakan lagu asli bangsa indonesia dan memiliki banyak sekali
ciri-ciri atau karakteristik diantaranya:
a. Alat musiknya akustik, dengan standarisasi melayu seperti akordion, suling, gendang,
madolin, dan dalam perkembangannya di era ini adalah organ mekanik seperti biola.
b. Lagunya mudah dicerna, sehingga tidak susah diterima masyarakat.
c. Iramanya terbagi dalam tiga bagian yaitu senandung (sangat lambat), lagu dua (iramanya
agak cepat), dan makinang (lebih cepat).
d. Liriknya masih lekat pada pantun.
e. Irama musiknya sangat melankolik.
f. Bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif.
g. Sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama 4/4 (jarang sekali ditemukan lagu
dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu masa Melayu Deli seperti lagu Burung
Nuri).
h. Miskin improvisasi, baik melodi maupaun harmoni.
i. Sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkon.
j. Pada umumnya tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian kedua dengan bangunan
melodi yang berbeda dengan bagian yang pertama.
k. Alat musik pokoknya kendang (tabla) dan suling.
l. Lagu dangdut diakhiri pada pengulangan bagian pertama.
m. Dinyanyikan dengan vibrasi dan cekungan-cekungan nada.
n. Didominasi dang dan ndut pada saat musik (gendang, suling dll) dimainkan.

7. Lagu Anak-Anak
Lagu anak-anak yang bersifat mendidik memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Memilki bentuk yang sederhana dan ambitusnya tidak terlalu luas, biasanya lagu anak-
anak tidak lebih dari satu oktaf.
b. Tema lagu disesuaikan dengan jiwa anak yang masih polos.
c. Bahasa yang digunakan sederhana sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh anak-
anak.
d. Lompatan nada tidak terlalu jauh.
e. Isi lagu bersifat mendidik kearah positif.

8. Lagu Keroncong
Lagu keroncong juga adalah lagu yang berasal dari indonesia, ada pendapat bahwa
lagu keroncong berasal dari portugis yang pernah menjajah indonesia tapi bukti autentik
yang menunjukkan bahwa irama keroncong milik portugis tidak ada bekasnya, ciri-ciri lagu
keroncong antara lain:
a. Matra atau ukuran birama 4/4.
b. Kalimat lagu atau syair lagu terdiri dari tujuh kalimat, setipa lagu terdiri atas 4 bar atau
birama sehingga jumlah seluruhnya adalah 28 birama atau bar.
c. Kalimat lagu ke-3 terdapat interlude secara instrumental sebanyak 2 barsampai 4 bar.
d. Pada kalimat lagu ke-4 selalu mendapat iringan.
e. Alat musik ukulele memiliki peranan yang sangat penting dan merupakan identitas musik
keroncong.
f. Untuk jenis lagu keroncong asli, jumlah instrumen sangat dibatasi jumlahnya, yaitu 7
macam, terdiri atas bas, cello, biola, seruling, gitar melodi, ukulele, dan chak.
g. Menggunakan harmoni yang sangat terbatas dan kurang mendapat kebebasan untuk
mengadakan improvisasi.
h. Muncul pada abad ke-16

9. Lagu Langgam
Lagu Langgam memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:
a. Matra atau ukuran biramanya 4/4.
b. Temponya moderato.
c. Terdiri dari empat kalimat masing-masing delapan bar, sehingga dalam satu langgam
terdapat 32 bar.
d. Matra ke-3 dari kalimat ke-1 selalu diiringi akord IV (sub dominant).
e. Cello menirukan permainan gendang.
f. Susunan keempat kalimatnya adalah AABA kadang-kadang ada sedikit perubahan pada
akhir lagu.

10. Lagu Stambul


Lagu Stambul memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:
a. Matra atau ukuran biramanya 4/4.
b. Terdiri dari 16 bar.
c. Merupakan variasi dari keroncong.
d. Muncul pada sekitar abad ke-20.
MENGENAL BERMACAM-MACAM ALIRAN MUSIK DI DUNIA

Genre Musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripannya satu sama lain.
Musik juga dapat dikelompokan sesuai dengan kriteria lain, misalnya geografi. Sebuah
genre dapat didefinisikan oleh teknik musik, gaya, konteks, dan tema musik.

Alternative Rock

Alternative Rock adalah aliran musik rock yang muncul pada tahun 1980-an dan menjadi
sangat populer di tahun 1990. Nama “alternatif” ditemukan pada tahun 1980 untuk
mendeskripsikan band-band punk rock yang tidak sesuai dengan aliran punk rock pada
masanya. Sebagai jenis musik yang spesifik, rock alternatif mempunyai sub-aliran yang
bervariasi, dari musik indie yang bermulai pada tahun 1980 dan menjadi populer pada
tahun 1990; seperti indie rock, grunge, gothic rock, dan college rock. Aliran-aliran tersebut
terkonsolidasi dengan ciri khasnya masing-masing.
Walaupun aliran alternatif terhitung sebagai aliran rock, tapi beberapa sub-alirannya
terpengaruh oleh musik rakyat, reggae, musik elektronik, dan jazz. Dalam periode tertentu,
istilah rock alternatif digunakan untuk menyebut musik rock dari band underground pada
tahun 1980an, punk rock (termasuk punk itu sendiri), dan untuk musik rock itu sendiri
pada tahun 1990an dan 2000an.
Contoh Band yang menggunakan genre Alternative Rock: Nirvana

Blues

Blues adalah sebuah aliran musik vokal dan instrumental yang berasal dari Amerika
Serikat (AS).
Musik blues berangkat dari musik-musik spiritual dan pujian yang muncul dari komunitas
mantan budak-budak Afrika di AS. Penggunaan blue note dan penerapan pola call-and-
response (di mana dua kalimat diucapkan/dinyanyikan oleh dua orang secara berurutan
dan kalimat keduanya bisa dianggap sebagai “jawaban” bagi kalimat pertama) dalam musik
dan lirik lagu-lagu blues adalah bukti asal usulnya yang berpangkal di Afrika Barat. Di era
kini banyak Blues Lovers lahir. Mereka menyimak, belajar, menulis, memainkan, dan bikin
album.
Musik blues mempunyai pengaruh yang besar terhadap musik populer Amerika dan Barat
yang baru, seperti dapat terlihat dalam aliran ragtime, jazz, “blues rock”, “electric blues”,
bluegrass, rhythm and blues, rock and roll, hip-hop, dan country, “reggae”, serta musik rock
konvensional.
Contoh yang menggunakan genre Blues : (Alm)Ray Charles

Classical

Genre Classical merupakan istilah luas yang biasanya mengacu pada musik yang dibuat di
atau berakar dari tradisi kesenian Barat, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga
abad ke-21.
Sejarah musik classical Barat
Contoh orang yang menggunakan Genre Classical : Mozart
Country

Genre Country adalah campuran dari unsur-unsur musik Amerika yang berasal dari
Amerika Serikat Bagian Selatan dan Pegunungan Appalachia. Musik ini berakar dari lagu
rakyat Amerika Utara, musik kelt, musik gospel, dan berkembang sejak tahun 1920-an.
Istilah musik country mulai dipakai sekitar tahun 1940-an untuk menggantikan istilah
musik hillbilly yang berkesan merendahkan. Pada tahun 1970-an, istilah musik country
telah menjadi istilah populer. Istilah lain untuk genre musik ini adalah country and
western, namun sudah semakin jarang dipakai kecuali di Britania Raya dan Irlandia.
Contoh orang yang menggunakan Genre Country: Taylor Swift

Easy Listening

Easy Listening merupakan genre yang gampang didengar oleh para pendengar musik.
Biasanya Genre ini biasa dimainkan oleh Band-Band Indonesia. Easy Listening memiliki arti
gampang didengar, berarti di Lagu yang ber genre Easy Listening memiliki Lirik yang
mudah dihafalkan dan nada yang Slow.
Contoh Band yang menggunakan Genre Easy Listening : Ten2Five

Rock

Genre Rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada
pertengahan tahun 50an. Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik country dari tahun
40 dan 50-an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock juga mengambil
gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik
klasik.
Bunyi khas dari musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar akustik, dan
penggunaan back beat yang sangat kentara pada rhythm section dengan gitar bass dan
drum, dan kibor seperti organ, piano atau sejak 70-an, synthesizer. Disamping gitar atau
kibor, saksofon dan harmonika bergaya blues kadang digunakan sebagai instrumen musik
solo. Dalam bentuk murninya, musik rock “mempunyai tiga chords, bakcbeat yang
konsisten dan mencolok dan melody yang menarik”.
Pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, musk rock berkembang menjadi beberapa jenis.
Yang bercampur dengan musik folk (musik daerah di amerika) menjadi folk rock, dengan
blues menjadi blues-rock dan dengan jazz, menjadi jazz-rock fusion. Pada tahun 70an, rock
menggabungkan pengaruh dari soul, funk, dan musik latin. Juga di tahun 70an, rock
berkembang menjadi berbagai subgenre (sub-kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy
metal, hard rock, progressive rock, dan punk rock. Sub kategori rock yang mencuat ditahun
80an termasuk New Wave, hardcore punk dan alternative rock. Pada tahun 90an terdapat
grunge, Britpop, indie rock dan nu metal.
Contoh Band yang menggunakan Genre Rock : My Chemical Romance

Rap

Rap adalah salah satu unsur musik hip-hop. Rap merupakan teknik vokal yang berkata-
kata dengan cepat, sementara pelakunya disebut rapper. Biasanya, rap diiringi oleh DJ
maupun sebuah band.
Biasanya, rapper seperti penyanyi biasa, yaitu bernyanyi solo. Contohnya adalah Xzibit dan
Jay-Z. Ada pula rapper yang menjadi anggota band, misalnya Mike Shinoda dari Linkin
Park. Umumnya, rapper berkulit hitam karena banyak rapper berasal dari daerah
pinggiran. Di antara sedikit rapper yang berkulit putih adalah Eminem dan Sean Paul.
Rapper sering disebut pula dengan MC (Master of Ceremony).
Contoh orang yang menggunakan genre Rap : Igor Saykoji

Jazz

Jazz adalah jenis musik yang tumbuh dari penggabungan blues, ragtime, dan musik Eropa,
terutama musik band. Beberapa subgenre jazz adalah Dixieland, swing, bebop, hard bop,
cool jazz, free jazz, jazz fusion, smooth jazz, dan CafJazz.
Contoh orang yang menggunakan Genre Jazz : Bob James

Death Metal

Death metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari
thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan
kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang
cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt)
atau geraman maut (death growl). Teknik menyanyi seperti ini juga sering disebut “Cookie
Monster vocals”.
Contoh Band yang menggunakan Genre Death Metal : The Berzerker

J-Pop

J-pop adalah istilah yang digunakan untuk musik populer Jepang yang memasuki arus
utama musik Jepang pada tahun 1990-an. Istilah J-pop digunakan untuk membedakannya
dari enka dan musik rakyat min’yo. “J-pop” modern berakar dari musik tahun 1960-an
seperti yang dimainkan The Beatles,dan menggantikan kayokyoku (musik pop Jepang
hingga 1980-an) dalam dunia musik Jepang. Istilah J-pop diciptakan media massa Jepang
untuk membedakannya dari musik asing, dan sekarang merujuk kepada hampir semua
musik populer di Jepang. Menurut data tahun 2006 dari International Federation of the
Phonographic Industry, industri musik Jepang memiliki industri musik terbesar nomor dua
di dunia, dan hanya berada di bawah Amerika Serikat.
Contoh kelompok yang menggunakan Genre J-Pop : Arashi

New Age

Music New Ages adalah sebuah aliran music yang mampu memberikan sebuah salah satu
pengalaman sbb: positif,relaks,insipirasi,nyaman,semangat,ada unsur kebudayaan
oleh sebab itu tidaklah heran kalau kita bisa menyukai sebuah music new ages dengan
bahasa yang sama sekali kita tidak mengerti, atau sebuah lagu yang sudah diciptakan
beratus2 tahun yang lalu yang mungkin hanya dicipakan dengan alat music dan suara vokal
seadanya
Music adalah ekspresi dari jiwa.
Mungkin anda yang pernah mendengar lagu new ages pasti sangat mengerti kenapa anda
bisa mencintai music ini.
Contoh Orang yang menggunakan Genre New Age : Paul Schwartz
R&B

R&B adalah genre musik populer yang menggabungkan jazz, gospel, dan blues, yang
pertama kali diperkenalkan oleh pemusik Afrika-Amerika. Pada tahun 1948, perusahaan
rekaman RCA Victor memasarkan musik kaum kulit hitam yang disebut Blues and Rhythm.
Pada tahun yang sama, Louis Jordan mendominasi lima besar tangga lagu R&B dengan tiga
lagu, dan dua dari lagunya berdasar pada ritme boogie-woogie yang terkenal pada tahun
1940-an. Band Jordan, Tympany Five (1938) terdiri dari dirinya sebagai vokal dan pemain
saksofon beserta musisi-musisi lain sebagai pemain trompet, saksofon tenor, piano, bas,
dan drum.Istilah ini pertama kali dipakai sebagai istilah pemasaran dalam musik di
Amerika Serikat pada tahun 1947 oleh Jerry Wexler yang bekerja pada majalah Billboard.
Istilah ini menggantikan istilah musik ras dan kategori Billboard Harlem Hit Parade pada
Juni 1949. Tahun 1948, RCA Victor memasarkan musik kulit hitam dengan nama Blues and
Rhythm. Frasa tersebut dibalik oleh Wexler di Atlantic Records, yang menjadi perusahaan
rekaman yang memimpin bidang R&B pada tahun-tahun awal.
Contoh Orang yang menggunakan genre R&B : Justin Timberlake

J-Rock

J-Rock atau Japanese rock digunakan untuk menyebut genre musik rock yang ada di
Jepang.
Aliran musik J-Rock menjadi populer di Indonesia berkat kepopuleran penayangan anime
di televisi dengan lagu tema (soundtrack) yang dibawakan penyanyi dan kelompok musik
Jepang.Sejarah J-Rock dimulai tahun 1957 dengan dikenalnya musik rock di Jepang
bersamaan dengan puncak kepopuleran rockabilly yang merupakan salah satu gaya rock ‘n’
roll.
Rockabilly yang dimulai di berbagai kelab jazz melahirkan penyanyi rockabilly seperti
Mickey Curtis, Masaaki Hirao, dan Keijiro Yamashita. Pada bulan Februari 1958, ketiganya
tampil dalam konser Westan Kanibaru I (Western Carnival I) di gedung pertunjukan
bernama Nihon Gekijo, Tokyo.
Di akhir dekade 1950-an, kepopuleran rockabilly yang mulai surut digantikan era Kaba
Popsu (cover pops) yang terdiri dari berbagai jenis musik. Di antara tokoh cover pops
terdapat musisi seperti Yuya Uchida dan Isao Bito yang berakar pada genre rockabilly.
Selain itu, cover pops dengan gaya Liverpool Sound lahir mengikuti kepopuleran grup-grup
musik seperti The Beatles di sekitar tahun 1963.
Contoh Band Yang menggunakan Genre J-rock : Flow & J-Rocks

Reggae

Reggae merupakan irama musik yang berkembang di Jamaika. Reggae mungkin jadi bekas
di perasaan lebar ke menunjuk ke sebagian terbesar musik Jamaika, termasuk Ska,
rocksteady, dub, dancehall, dan ragga. Barangkali istilah pula berada dalam membeda-
bedakan gaya teliti begitu berasal dari akhir 1960-an. Reggae berdiri di bawah gaya irama
yang berkarakter mulut prajurit tunggakan pukulan, dikenal sebagai “skank”, bermain oleh
irama gitar, dan pemukul drum bass di atas tiga pukulan masing-masing ukuran, dikenal
dengan sebutan “sekali mengeluarkan”. Karakteristik, ini memukul lambat dari reggae
pendahuluan, ska dan rocksteady.
Contoh Band yang menggunakan genre Reggae : Steven And Coconut Treez
Techno

Genre Techno adalah aliran Musik yang menggunakan tema futuristik. Musik Techno juga
dipakai di Club-Club malam dan biasanya Musik ini dimainkan oleh seorang DJ. Musik ini
tidak dimainkan dengan alat musik tradisional seperti Gendang, Gitar, Sasando, dll. Dia
menggunakan alat musik Digital seperti Dj Maker yang biasa dipakai untuk me-remix
musik yang sudah ada menjadi musik yang bertema Futuristik.
Contoh orang yang menggunakan Genre Techno: Daft Punk

World

Dunia musik adalah istilah umum untuk kategori musik global, seperti musik tradisional
atau musik rakyat dari sebuah budaya yang diciptakan dan dimainkan oleh musisi adat dan
erat terkait dengan musik dari daerah asal mereka. Genre ini biasanya lebih mengandung
lagu-lagu rakyat yang sangat lama, Misalnya Sekitar 0-800 Masehi bahkan bisa sebelum
Masehi
Contoh Orang yang menggunakan genre World : Aeson

Dangdut

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia.
Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju
bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari
penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik
Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat
dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun
1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer.
Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain,
mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
Penyebutan nama “dangdut” merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam
dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut.
Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi
bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.
Contoh orang yang menggunakan Genre Dangdut: Rhoma Irama

Anda mungkin juga menyukai