Anda di halaman 1dari 13

Nama : Timothy subekti

Kelas : XI MIA 2
No Absen : 34

Tugas senbud
1. Tokoh-tokoh music tradisional
A. Ki Nartosabdo

B. Koko Koswara

C. Cajetanus Hardjasoebrata

D. I gede Manik

E. Sambas Mangundikarta

F. Nahum Situmorang
G. Didi Kempot
H. Waldjinah
I. Gesang Martohartono
J. I Wayan Sadra

 Barat
A. Franz Schubert
B. Frédéric Chopin
C. Mozart
D. Johann Sebastian Bach
E. Wilhelm Richard Wagner
F. Johannes Brahms 
H.Robert Schumann
I. Franz Liszt
J. Ludwig van Beethoven
K. Giuseppe Fortunino Francesco

2. Biografi singkat Tokoh music tradisional:


 Indonesia :
A. Ki Nartosabdo (lahir di Klaten, 25 Agustus 1925 – meninggal di
Semarang, 7 Oktober 1985 pada umur 60 tahun) adalah seorang
seniman musik dan dalang wayang kulit legendaris dari Jawa Tengah,
Indonesia.

Nama asli Ki Nartosabdo adalah Soenarto. Merupakan putra seorang


perajin sarung keris bernama Partinoyo. Kehidupan masa kecilnya
yang serba kekurangan membuat Soenarto putus sekolah dalam
pendidikan formalnya, yaitu Standaard School Muhammadiyah atau
SD 5 tahun.

Kehidupan ekonomi yang serba sulit membuat Soenarto bekerja


membantu pendapatan keluarga melalui bakat seni yang ia miliki.
Antara lain ia pernah menjadi seorang pelukis, juga sebagai pemain
biola dalam orkes keroncong Sinar Purnama. Bakat seni tersebut
semakin berkembang ketika Sunarto dapat melanjutkan sekolah di
Lembaga Pendidikan Katolik.

Pada tahun 1945 Soenarto berkenalan dengan pendiri grup Wayang


Orang Ngesti Pandowo, yaitu Ki Sastrosabdo. Sejak itu ia mulai
mengenal dunia pedalangan di mana Ki Sastrosabdo sebagai gurunya.
Bahkan karena jasa-jasanya membuat banyak kreasi baru bagi grup
tersebut, Soenarto memperoleh gelar tambahan "Sabdo" di belakang
nama aslinya. Gelar itu diterimanya pada tahun 1948, sehingga sejak
saat itu namanya berubah menjadi Nartosabdo.
B. Koko Koswara (Sunda:; lahir di Indihiang, Tasikmalaya, 10 April
1917 – meninggal di Bandung, 4 Oktober 1985 pada umur 68 tahun),
biasa dipanggil Mang Koko, adalah seorang seniman Sunda.
Ayahnya Ibrahim alias Sumarta, masih keturunan Sultan Banten
(Maulana Hasanuddin). Ia mengikuti pendidikan sejak HIS (1932),
MULO Pasundan (1935). Selepas masa pendidikan ia bekerja sejak
tahun 1937 berturut-turut di: Bale Pamulang Pasundan, Paguyuban
Pasundan, De Javasche Bank; surat kabar harian Cahaya, harian
Suara Merdeka, Jawatan Penerangan Provinsi Jawa Barat, guru yang
kemudian menjadi Direktur Konservatori Karawitan Bandung (1961-
1973), Dosen Luar Biasa di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI)
Bandung (sekarang Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung), sampai
ia wafat.

Bakat seni yang dimilikinya berasal dari ayahnya yang tercatat sebagai
juru mamaos Ciawian dan Cianjuran. Kemudian ia belajar sendiri dari
seniman-seniman ahli karawitan Sunda yang sudah ternama dan
mendalami hasil karya bidang karawitan dari Raden Machjar Angga
Koesoemadinata, seorang ahli musik Sunda.

Ia juga tercatat telah mendirikan berbagai perkumpulan kesenian,


diantaranya: Jenaka Sunda Kaca Indihiang (1946), Taman
Murangkalih (1948), Taman Cangkurileung (1950), Taman Setiaputra
(1950), Kliningan Ganda Mekar (1950), Gamelan Mundinglaya (1951),
dan Taman Bincarung (1958).

C. Cajetanus Hardjasoebrata (CHS) lahir pada 1 Maret 1905, di


Sentolo, Kulonprogo, Yogyakarta. Ia dikenal sebagai guru, ahli seni
tembang dan seni karawitan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan
sekitar Jawa Tengah. Sebelum menuntaskan pendidikan di Sekolah
Guru Katolik (Kweekschool) Muntilan, pada 1926, CHS telah
menciptakan berbagai lagu dolanan serta lagu rohani, dan merintis
masuknya seni karawitan ke dalam gereja.

Setelah menjadi guru di sekolah-sekolah milik Yayasan Kanisius di


Surakarta dalam masa penjajahan Belanda dan Jepang, CHS mulai
aktif menciptakan sandiwara gereja dan melanjutkan menggarap lagu
dolanan baru untuk anak-anak.

Selepas Indonesia merdeka, pada tahun 1947 CHS diangkat menjadi


pegawai negeri pada bagian Kesenian Jawatan Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Selama
sekitar 14 tahun menjalankan tugasnya, dengan berbagai pengalaman
dan bahan-bahan serta pengetahuan tentang seni karawitan, CHS
banyak mengadakan analisis dan merumuskan beberapa teori tentang
notasi Kepatihan, yang kemudian ditingkatkan menjadi kreteg diatonik.
Selain itu, beliau juga menulis untuk brosur ilmu musik dan koreografi
yang diterbitkan oleh Lembaga Musikologi dan Koreografi Ditjen
Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan era Orde
Baru. Dari sana, ia menunjukkan susunan notasi keseragaman
karawitan.

D. I Gede Manik adalah seorang seniman besar asal Bali. Beliau


adalah seorang seniman tabuh dan penari pertama dari Tari Kebyar
Legong. Pada suatu saat, Gede Manik menunjukkan jati dirinya
sebagai seorang kreator tari. Berorientasi dari tari Kebyar Legong yang
sering dibawakannya, ia menggagas karya tari Kebyar Legong versi
lain, lebih pendek durasinya namun tetap menunjukkan karakteristik
tari yang dinamis. Tari yang bernuansa gelora taruna nan heroik ini
tidak mempunyai nama, hanya dikenal sebagai tari kebyar Dangin
Enjung. Pada suatu hari, tahun 1950, ketika ditampilkan di depan Bung
Karno dan tamu-tamunya di sebuah hotel di Denpasar, presiden yang
dikenal sebagai penyayang seni itu tak menyembunyikan ekspresi
takjubnya terhadap pentas tari yang begitu energik dengan dukungan
tatabuhan gamelan yang gegap membuncah. Soekarno kemudian
memberi nama karya tari tersebut Tarunajaya, taruna yang digjaya.

Selain dalam seni tari, beliau juga sangat piawai dan lihai dalam
memainkan kendang. Pengalaman berkeseniannya pun tidak hanya di
dalam negeri

E. Sambas Mangundikarta Penyiar dan pencipta lagu, lahir di Bandung


21 September 1926 dan meninggal di Jakarta, 30 Maret 1999. Ia
memulai kariernya sebagai penyiar di RRI Bandung pada bulan
Agustus 1952. Bahkan jauh sebelum itu, pada tahun 1946 s/d 1949
sebagai anak buah Jenderal Dr. Mustopo ia sudah bertugas pada
"Radio Perjuangan Jawa Barat" yang berkedudukan di Subang (Jawa
Barat), kemudian pindah ke Madiun dan Blitar (Jawa Timur).

Pada tahun 1950 dan 1951, walau saat itu ia belum bekerja pada
Jawatan Radio (istilah dulu demikian), ia sudah sering membantu RRI
Studio Jakarta dalam bidang seni suara. Bersama Ping Astono dan
Hamid Arif ia menyanyi dalam "Orkes Dupa Nirmala" pimpinan Ping
Astono di RRI. Yang merupakan kebanggaan baginya adalah, bahwa
ketika RRl mengadakan Pemilihan Bintang Radio yang pertama (1951)
ia berhasil memasuki babak final. Setelah itu ia berulang kali mengikuti
pemilihan Bintang Radio sebagai wakil dari RRI Bandung, Samarinda
(dua tahun di RRI Samarinda) dan Cirebon (3 tahun), ia mulai tertarik
pada penciptaan lagu, baik lagu Indonesia maupun Sunda. Tapi
ternyata, lagu-lagu daerah ciptaannya lebih berhasil dan banyak
dinyanyikan oleh penyanyi terkenal pada zamannya, seperti Upit
Sarimanah, Fenty Effendy, Etty Kusumah, dll. Lagu-lagu tersebut
adalah: Manuk Dadali, Sapunyere, Pegat Simpay, Ka Huma, Pepeling,
Peunyem Bandung, dll.

F. Nahum Situmorang (lahir di Sipirok, Sumatra Utara, 14 Februari


1908 – meninggal di Medan, Sumatra Utara, 20 Oktober 1969 pada
umur 61 tahun) adalah penulis dan pencipta lagu Indonesia. Ia paling
dikenal akan karya-karya lagu daerah berbahasa Batak.

Kariernya sebagai penyanyi dimulai sejak masih duduk di bangku


sekolah dasar. Pendidikannya yang terakhir adalah sekolah guru
Kweekschool di Lembang, Bandung, lulusan tahun 1928. Nahum turut
dalam barisan Perintis Kemerdekaan sebagai anggota Kongres
Pemuda pada tahun 1928 dan mengikuti sayembara untuk
menciptakan lagu kebangsaan. Sayembara ini dimenangkan oleh WR
Supratman, sementara Nahum mendapatkan tempat kedua.

Nahum mulai bekerja pada tahun 1929 pada sekolah partikelir


Bataksche Studiefonds di Sibolga hingga tahun 1932. Tahun 1932
kemudian pindah ke Tarutung untuk bergabung dengan abangnya
Guru Sophar Situmorang dan mendirikan HIS-Partikelir Instituut Voor
Westers Lager Onderwijs yang berlangsung hingga kedatangan
Jepang pada tahun 1942.

G. Didi Kempot
Didi Kempot (lahir di Surakarta, 31 Desember 1966; umur 45 tahun)
adalah seorang penyanyi campursari dari Jawa Tengah. Didi Kempot
merupakan putra dari pelawak terkenal dari kota Solo, Ranto Edi
Gudel (Almarhum) yang lebih dikenal dengan nama mbah Ranto. Dia
bersaudara dengan Mamiek Podang, pelawak senior Srimulat.
Didi Kempot merupakan penyanyi campursari kebanggaan kota Solo,
di samping Gesang (maestro keroncong) dan Tia AFI (juara Akademi
Fantasi Indosiar 2). Saat ini Didi Kempot tinggal di daerah Sumber,
Solo.

H. Waldjinah (lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1945; umur


66 tahun) adalah seorang penyanyi Indonesia. Ia penyanyi
spesialisasi keroncong – Jawa yang dikenal dengan julukan
“Ratu keroncong”, yang mengawali karier sejak menjadi juara I
Bintang Radio Indonesia tahun 1965.
Pada awal karier, ia meluncurkan album “kompilasi” bersama penyanyi
lain, yaitu album Elingo Beboyo Margo (1968) yang diisi bersama Enny
Koesrini (juara Harapan Bintang Radio Indonesia 1967) dan Sri
Rahadjeng. Banyak di antara albumnya dibuat dengan iringan Orkes
Keroncong Bintang Surakarta yang dipimpinnya sendiri.
Waldjinah pernah berduet dengan si “Buaya Keroncong” dari kota
Surabaya, yaitu Mus Mulyadi. Lagu Walang Kekek yang
melambungkan namanya di Indonesia disamping juga lagu Jangkrik
Genggong. Ia acapkali melantunkan lagu-lagu ciptaan Gesang, Andjar
Any, dan Ismail Marzuki.
Di Tahun 2002 Waldjinah menerima anugerah seni dari yayasan musik
Hanjaringrat di solo dengan komponis Gesang dan para seniman yang
lainnya.

I. Gesang atau lengkapnya Gesang Martohartono (lahir di Surakarta,


Jawa Tengah, 1 Oktober 1917 – meninggal di Surakarta, Jawa
Tengah, 20 Mei 2010 pada umur 92 tahun) adalah seorang penyanyi
dan pencipta lagu asal Indonesia. Dikenal sebagai “maestro keroncong
Indonesia,” ia terkenal lewat lagu Bengawan Solo ciptaannya, yang
terkenal di Asia, terutama di Indonesia dan Jepang. Lagu ‘Bengawan
Solo’ ciptaannya telah diterjemahkan kedalam, setidaknya, 13 bahasa
(termasuk bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, dan bahasa Jepang)

J. I Wayan Sadra (lahir di Denpasar, Bali, 1 Agustus 1954 – meninggal


di Surakarta, Jawa Tengah, 14 April 2011 pada umur 56 tahun) adalah
seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-
karyanya berupa komposisi musik yang dipentaskan di berbagai
panggung pertunjukan, baik di dalam negeri maupun mancanegara.
Dia menjadi dosen musik gamelan Bali di beberapa perguruan tinggi
antara lain Institut Kesenian Jakarta, Institut Seni Indonesia Surakarta,
dan Universitas Indonesia. I Wayan Sadra merupakan salah satu
penerima penghargaan New Horizon Award dari International Society
for Art Science and Technology, Berkeley, California, Amerika Serikat,
tahun (1991).

Sejak usia muda, dia sudah menggeluti dunia seni, terutama musik
tadisi. Dia dapat memainkan gamelan hanya dengan cara sekali
melihat/mendengar saja. Pada usia 11 tahun, Sadra bahkan sudah
melatih sebuah kelompok gamelan di Puri Kendran, Gianyar, Bali.
Sadra mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Musik
Konservatori Karawitan Spesialisasi Musik Tradisional Bali (1972),
kemudian melanjutkan di Jurusan Seni Rupa Lembaga Kesenian
Jakarta namun tidak ia tamatkan. Pindah ke Surakarta dan kuliah pada
Jurusan Karawitan, Institut Seni Indonesia Surakarta, lalu
pascasarjananya ditempuh di perguruan tinggi yang sama. I Wayan
Sadra menjadi pengajar musik, terutama musik gamelan Bali
dibeberapa perguruan tinggi antara lain STSI/ISI Surakarta, Institut
Kesenian Jakarta (1975–1978), dan di Universitas Indonesia (1978–
1980). Sejak tahun 1979, ia telah membuat musik untuk konser,
musikalisasi puisi, teater, ilustrasi untuk film kartun, iringan tari, dan
seni instalasi. Di samping mencipta musik, ia juga menulis artikel, kritik
musik untuk beberapa media massa.

 Barat

A. Franz Schubert lahir pada 31 Januari 1797, merupakan seorang


komponis berkebangsaan Austria. Sebelum menginjak di usia 20
tahun, Schubert telah menulis 6 simfoni. Secara keseluruhan, ia telah
menulis 9 simfoni. Dua judul yang terkenal di antaranya: Unfinished
Symphony (Symphony No. 8 in B minor) dan Great Symphony
(Symphony No. 9 in C minor).

Beberapa musik Schubert dibuat dalam bentuk orkes dengan ukuran


yang berbeda-beda. Ia telah menulis 100 lagu dan karya-karyanya
yang terbaik di antaranya: Who is Sylvia?, Ave Maria, The Trout, dan
Serenade. Schubert meninggal dunia pada 19 November 1828 pada
usia 31 tahun. Semasa hidupnya, ia telah menghasilkan hampir seribu
karya musik.

B. Frédéric Chopin lahir di Polandia pada 1 Maret 1810 dari seorang ibu
dari Polandia dan ayah ekspatriat Perancis.  Chopin merupakan
seorang pemain piano virtuoso dan salah satu komposer terbaik dari
Polandia. Ia juga dikenal sebagai salah satu musisi romantik terbaik
dan terbesar di dunia. Ia meninggal dunia pada 17 Oktober 1849.
C. Johannes Chrysostomus Wolfgangus Gottlieb Mozart lahir di
Salzburg, Austria, pada 27 Januari 1756. Ia merupakan salah satu
tokoh penting yang membawa pengaruh besar pada zaman musik
klasik atau romantik. Semasa hidupnya, ia telah menciptakan sekitar
700 lagu yag termasuk di dalamnya musik paduan suara, musik opera,
dan musik piano. Masa hidupnya berakhir pada 5 Desember 1791 di
Wina, Austria, pada saat menginjak usia 35 tahun.

Beberapa karya terbaiknya di antaranya: Die Zauberflöte dan opera


Don Giovanni. Karya-karyanya diurutkan dalam katalog Köchel –
Verzeichnis dan karya Mozart dianggap sebagai mahakarya musik
zaman klasik Giuseppe Fortunino Francesco Verdi

D. Johann Sebastian Bach lahir di Eisenach, Jerman, 21 Maret


1685. Ia merupakan seorang komponis besar berkebangsaan Jerman.
Ia banyak mengembangkan dan menggubah musik untuk alat musik
organ, harpischord, clavichord, dan juga untuk orkestra. Semasa
hidupnya, ia telah menggubah sebanyak lebih dari 1000 lagu.
Karyanya yang paling terkenal adalah satu set lagu Bach,
Brandenburg Concertos dan sebuah lagu gereja Mass in B minor

E. Wilhelm Richard Wagner (22 Mei 1813 – 13 Februari 1883) adalah


seorang komposer berpengaruh Jerman, pakar teori musik, dan
penulis, namun paling terkenal melalui karya operanya. Musiknya
paling terkenal adalah "Ride of the Valkyries" dari Die Walkure dan
"Bridal Chorus" dari Lohengrin.

Wagner juga merupakan seorang tokoh kontroversial karena inovasi


musik dan inovasi dramanya. Ia juga seorang pendukung pemikiran-
pemikiran anti-semitisme.

F. Johannes Brahms  lahir di Hamburg, 7 Mei 1833, merupakan seorang


komponis dan pianis dari Jerman, salah satu musisi utama pada
zaman romantik. Meski ia lahir di Jerman, namun kemudian ia lebih
banyak berkarya di Wina, Austria.  Selama masa hidupnya, Brahms
sangat populer dan berpengaruh dalam dunia musik. Ia menciptakan
komposisi musik untuk piano, ansambel musik kamar, orkestra simfoni,
serta untuk penyanyi dan paduan suara.
Sebagai seorang pianis, ia seringkali menampilkan sendiri karya-karya
perdana-nya. Ia juga banyak melakukan kolaborasi dengan penampil-
penampil utama di masanya, termasuk pianis Clara Schumann (istri
komponis Robert Schumann). Banyak dari karyanya yang menjadi
bagian dari repertoar standar konser klasik hingga saat ini. Salah satu
karyanya yang paling populer adalah “Wiegenlied” (“Lagu Nina Bobo”,
atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan “Brahms’ Lullaby”).

K. yotr Ilyich Tchaikovsky (Peter Ilyich Tchaikovsky) lahir di Kamsko-


Votkinsk, 7 Mei/25 April 1840, adalah seorang komposer Rusia pada
zaman zaman musik Romantik. Ia banyak menulis musik balet seperti
“Danau Angsa” dan “Pemecah Kacang”. Musik ciptaannya dikenal dan
digemari lantaran ciri khas Rusia-nya serta harmoni yang kaya dan
melodinya yang indah.

Meskipun begitu, musik-musiknya lebih kebarat-baratan dibandingkan


dengan komponis-komponis Rusia pada zamannya, karena ia
mengkombinasikan unsur-unsur luar negeri dengan melodi rakyat yang
nasionalistik. Tchaikovsky meninggal dunia pada 6 November/25
Oktober 1893 di St. Petersburg.

G. Robert Schumann lahir di Zwickau, 8 Juni 1810, adalah seorang


penggubah lagu dan pianis Jerman. Ia dipandang sebagai salah satu
komponis musik terpenting zaman Romantik Eropa. Ia juga dikenal
sebagai seorang kritikus musik terkenal dalam sejarah. Robert
Schumann mengakhiri masa hidupnya pada 29 Juli 1856 di Bonn,
pada umur 46 tahun.

Seorang cendekiawan yang bersifat estetikus, musiknya


menggambarkan sifat romantisme yang sangat pribadi. Mawas diri dan
sering bertingkah, karya-karya musik pertamanya menjadi semacam
percobaan untuk melepaskan diri dari tradisi bentuk dan struktur klasik
yang dianggapnya terlalu membatasi.

Sergei Vasilievich Rachmaninoff adalah seorang komponis, pianis, dan


dirigen Rusia yang lahir pada 1 April 1873. Rachmaninoff lahir dari
latar belakang musik, ia belajar piano sudah sejak menginjak umur
empat tahun. Ia lulus dari Konservatorium Moskwa pada 1892.

Selama masa studinya, ia menggubah karya musik untuk piano dan


orkestra. Namun setelah menerima ulasan yang buruk pada Simfoni
No. 1, ia mengalami depresi panjang selama empat tahun.Setelah
keluar dari masa depresinya, Rachmanninoff selesaikan Simfoni No. 2
pada tahun 1901 dan mendapatkan tinjauan yang sangat baik.

Revolusi Rusia mengakibatkan Rachmanninoff harus meninggalkan


Rusia dan bertolak menuju Kota New York, Amerika Serikat. Karena
sebagai sumber pendapatan utama, ia melakukan tur konser sebagai
pianis dan konduktor yang mengakibatkan dirinya hanya menulis 6
karya selama 1918 – 1943.

Di tahun 1942, kondisi kesehatannya mulai menurun yang


menyebabkan ia harus pindah ke Beverly Hills, California.
Rachmanninoff meninggal dunia pada 28 Maret 1943 dan sebulan
sebelumnya, ia mendapatkan kewarganegaraan Amerika Serikat.

H. Franz Liszt (1811 – 31 Juli 1886) adalah seorang komposer


kelahiran Hungaria. Liszt menjadi terkenal di seluruh Eropa selama
abad ke-19 untuk keahliannya sebagai seorang komposer.

Ia disebut-sebut telah menguasai teknis pianis dari usia dini dan


mungkin pianis terbesar sepanjang masa. Ia juga seorang konduktor
yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan musik
klasik modern.

I. Ludwig van Beethoven dilahirkan di Bonn, Jerman, pada Desember


1770. Ia adalah seorang komponis musik klasik berkebangsaan
Jerman. Hasil karyanya yang paling terkenal adalah simfoni kelima dan
kesembilan, juga lagu piano “Für Elise”. Ia dianggap sebagai salah
seorang komponis terbesar dan merupakan tokoh penting dalam masa
peralihan dari Zaman Klasik ke Zaman Romantik.

Semenjak masih muda, Beethoven adalah pianis berbakat dan populer


di kalangan orang-orang penting dan kaya di Wina, Austria, tempat
tinggalnya. Namun pada tahun 1801, ia mulai mengalami masalah
pendengaran. Ketuliannya semakin parah hingga pada 1817 ia
menjadi tuli sepenuhnya. Meskipun ia tak bisa lagi bermai dalam
konser, ia masih terus menciptakan komposisi musik yang justru di
masa-masa inilah ia menghasilkan karya-karya besar.

J. Giuseppe Fortunino Francesco Verdi lahir di Le Roncole, Italia, 10


Oktober 1813. Ia adalah seorang komponis Italia dari era romantik
yang menonjol dengan karya-karya opera ciptaannya. Namanya
disejajarkan dengan Richard Wagner sebagai komponis opera paling
berpengaruh pada abad ke-19. Ia juga mendominasi dalam dunia
musik Italia setelah Bellini, Donizetti, dan Rossini.

Karya-karya musik opera Verdi kerap dipentaskan di teater opera di


seluruh dunia. Sejumlah lagu dari opera-opera ciptaannya telah
diserap ke dalam budaya populer, seperti: “La donna è mobile” dari
opera Rigoletto, “Libiamo ne’ lieti calici” (The Drinking Song) dari opera
La traviata, “Va, pensiero” (The Chorus of the Hebrew Slaves) dari
Nabucco, “Coro di zingari” dari Il trovatore dan “Grand March” dari
Aida.

3. Karya-Karya :
 Indonesia
A. Ki Nartosabdo = Ibu pertiwi , prahu layar

B. Koko Koswara = Cangkurileung, Sekar Mayang

C. Cajetanus Hardjasoebrata = gundhul pacul , suwe ora jamu

D. I gede Manik = Tabuh Truna Jaya , Tabuh Singa Ambara Raja

E. Sambas Mangundikarta = manuk dadali, Sapunyere

F. Nahum Situmorang = Pulo samosir, Nasonang Do Hita Nadua


G. Didi Kempot = Ademe Kutho Malang, Adus Opo Raup
H. Waldjinah = Jangkrik Genggong, Ande Ande Lumut
I. Gesang Martohartono = bengawan solo, Jembatan Merah
J. I Wayan Sadra = Ludludan, Suitasuit

 Barat
A. Franz Schubert = Gretchen at the spinning whell , Great Symphony
B. Frédéric Chopin = (Fantaisie-Impromptu), Op. 66. , Nocturne E Flat Major
Op.9 No.2

C. Mozart = opera Don Giovanni , Die Zauberflöte


D. Johann Sebastian Bach = Ave Maria, Pachelbel's Canon in D Major
E. Wilhelm Richard Wagner = Ride of the Valkyries, Bridal Chorus
F. Johannes Brahms = Brahms' Lullaby, symphony No. 1
I. Robert Schumann = Piano Concerto , Piano Sonata No. 2
J. Franz Liszt = Les preludes , Piano Sonata in B minor
K. Ludwig van Beethoven = Für Elise, moonlight sonata
L. Giuseppe Fortunino Francesco = Lauda alla Vergine Maria, Re Lear

4. Karya yang paling saya sukai adalah karya Frédéric


Chopin yaitu (Fantaisie-Impromptu) Op. 66.
Alasannya adalah lagu ini merupakan lagu favorit
saya di piano karena bertempo cepat, memiliki
ketukan yang berbeda antara kiri dan kanan, penuh
melodi dan nyaman didengar.

5. Karya yang paling saya tidak sukai adalah karya


Nahum Situmorang yaitu Nasonang Do Hita Na Dua.
Hal ini dikarenakan tempo yang terlalu lambat dan
cara dinyanyikan yang menyeret-nyeret. Hal lain yang
membuat saya tidak suka dengan karya ini karena
bahasa yang digunakan tidak saya pahami

Anda mungkin juga menyukai