Dunia Kontemporer
Tahun-tahun berikutnya ia mulai merambah dunia seni
kontemporer. Bono misalnya mulai menggarap penataan gending bagi
pertunjukan seniman-seniman besar lintas kalangan, seperti musik tari untuk
pertunjukan Sardono W Kusumo, Retno Maruti, Elly Luthan, Deddy D Luthan,
serta gending-gending untuk pahelaran wayang kulit Ki Anom Suroto, Ki
Manteb Soedarsono, dan Ki Sudjiwo Tedjo. Tahun 2010, ia menggarap musik
Sendratari Matah Ati yang menghebohkan itu.
Tidak hanya pakeliran klasik, ia juga menggarap gending pakeliran
baru yang inovatif, antara lain untuk Wayang Wahyu, Wayang Sandosa,
Wayang Kancil, dan bahkan Wayang Multimedia.
“Akar saya tetap seni tradisi. Karya-karya saya yang disebut
kontemporer itu hanya bentuk eksplorasi saya terhadap musik tradisional,”
ujar pria yang tahun 1995 lalu mendapat penghargaan Satya Lencana Budaya
dari Lembaga Kebudayaan Jawa, dan Anugerah Seni dari Mendikbud
(sekarang Mendiknas) setahun berikutnya.
Sebagai komposer, beberapa komposisi Bono yang fenomenal antara
lain Karno Tanding, Bismo Gugur, Rudrah, Drupadi, Savitri Padnecwara,
Bhagawatgita, Kunti, Gamelan Liturgi, Dalang goyang gendheng gendhung,
Kalabendu, dan Matah Ati.
Dalam garapan gending untuk teater-tari ini, betapa Bono terlihat
sangat menguasai dramaturgi musik tari, serta tetap mempertahankan
nuansa budaya Jawa klasik yang menjadi akar kreativitasnya.
Tahun 2010, ia mengejutkan para musisi, khususnya pengrawit,
ketika menciptakan Gending Suryo Gumlewang. Gending yang khusus
diciptakan untuk Solo International Ethnic Music (SIEM) itu dalam bentuk
orkestra yang mengeksplorasi gamelan Bali, Minang, dan Sunda. Gending ini
melibatkan 50 pengrawit, dan 10 pesinden. Suryo Gumlewang sendiri
merupakan media baru bagi Bono untuk menyampaikan pesan moral dan
kemanusiaan
“Ajaran kebaikan bisa disampakan lewat media apa saja. Kebetulan
saya berada di dunia musik tradisi, maka pesan kebaikan saya sampaikan
lewat gending-gending seperti ini,” ujar komposer yang setiap tahun diundang
mengikuti festival gamelan di berbagai negara di Asia, Eropa, dan Amerika.
Sementara sebagai dalang, sejak 10 tahun lalu Bono mulai
memperkenalkan kembali Wayang Wahyu. Tak hanya mendalang, pengajar
Kerawitan dan Pedalangan di ISI Surakarta ini juga menulis naskah, serta
menggarap gending untuk wayang yang menampilkan cerita dari Injil ini.
Wayang Wahyu termasuk garapannya yang fenomenal. Sejak wayang
ini diciptakan oleh Bruder L Timotius Wignyosubroto FIC tahun 1960, selama
lebih dari 20 tahun wayang ini mati suri.
Wayang Wahyu adalah pergelaran wayang kulit dengan misi
penyebaran agama Katolik. Kisah-kisah dalam wayang ini mengadopsi cerita
dalam Alkitab (Injil), baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
“Jangankan masyarakat umum, umat Katolik sendiri pun banyak
yang tidak tahu wayang ini,” ujar Bono yang pernah menjadi anggota Tim
Delapan penyusun naskah wayang Semar Mbabar Jati Diri pesanan mantan
presiden Soeharto almarhum.
Bono sendiri sampai saat ini terlibat aktif untuk mengenalkan
kembali Wayang Wahyu, baik sebagai dalang, pembicara, dan menggarap
gending untuk pertunjukannya.
Tidak hanya gending untuk Wayang Wahyu, sejak tahun 2011 Bono
juga mulai menciptakan gending-gending berdasarkan teks Injil ke dalam
macapat. Beberapa macapat ini kemudian dilahirkan kembali dalam bentuk
Kidung Lelayu untuk misa requiem (kematian), serta menggarap orkestrasi
gerejani untuk misa Ekaristi, Natal, dan Paskah.
CV Blasius Subono, S.Kar., M.Sn.
1. Biodata:
Nama lengkap: Blacius Subono SKar.MSn
Anak ke 7... dari 9… bersaudara yg hidup
Nama ayah: Ki Yusup kiyat Dihardja.
Nama Ibu: Theresia Suparti
Nama Istri: Endang Saraswati Dwi Lestari.
Anak: 2 orang anak.
Pendidikan:
SD: ..1969
SMP: .1973..
SMA: .1976..
Perguruan Tinggi: .S1, 1984., S2 2003.
Pengalaman Kerja:
th: 1978 Asisten Dosen.
th: 1984 Dosen.
th: 2019 purna tugas dosen
th: 2019-sekarang aktif tingkat nasional
Riwayat Singkat
se Jateng tahun1981.
kelompok tahun1994.
april 1996.
tahun 2003.
2005
1990.
1998.
tahun 1989.
1989.
v.Ayak Mantram - Gending Binuko. Laras pelog pathet nem.
tahun.1990
1998.
1994.
6). LancaranGaung laras slendro nem dan pelog pathet nem tahun
1993.
L. Gendhing-gendhing Dolanan.
2). Surakarta lajer Budaya laras pelog pathet lima tahun 1985.
tahun 1998.
19). Mars Angkasa Pura II laras pelog pathet Nem tahun 2002
20). Panembrama Angkasa Pura II. Laras pelog pathet Nem tahun
2002
1991.
1999.
1998.
2001.
tahun 1991.
1995.
a. https://www.youtube.com/watch?v=Q6rhJWmZzjA
Ayak Talu yang khusus pada Wayang Wahyu yang dibuat untuk
perayaan umat Katholik dan Kristiani.
b. https://www.youtube.com/watch?v=QNf7guGXbD8
Pagelan wayang semalam suntuk di ISI Surakarta dengan Iringan
bentuk baru dan khusus untuk pekeliran di Pendapa ISI
Surakarta tahun 2019.
c. https://www.youtube.com/watch?v=EpOcx9Jt47k
"Suryo Gumlewang" -karya Blacius Subono
d. https://www.youtube.com/watch?v=w7p_P6FZMd4&t=245s
Pambuka Nurroso yang digunakan dan ditiru oleh seniman-
seniman luar Jawa (khususnya Sumatera).
e. https://www.youtube.com/watch?v=o7sQiC06QCo
Gendhing BUMI PUSAKA (penataan Gendhing B. Subono
f. https://www.youtube.com/watch?v=rbZcx8tH2p0&t=857s
Gebyar Gamelan Babar Kebangsaan (konser karawitan diera
Pandemi).
g. https://www.youtube.com/watch?v=Q6K9xdG3aZ4
Gamelan Logdro (pelog slendro) pada satu rancakan (satu wadah)
satu-satunya yang ada di Dunia.