Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN WORKSHOP DAN SEMINAR NASIONAL SENDRATASIK

04 DESEMBER 2015

Oleh
Punkcy Dwi Alviani
NIM 13020134054

Universitas Negeri Surabaya


Fakultas Bahasa dan Seni
Pendidikan Sendratasik
2015

WORKSHOP DAN SEMINAR NASIONAL SENDRATASIK

TEMA : PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH


Sub Tema :
1.Pembuatan Bahan ajar (buku, VCD, aplikasi software)
2.Pembelajaran Seni Budaya (strategi, model, metode, pengelolaan)
3.Proses Kreatif di Sekolah
4.Kearifan lokal dalam pendidikan seni
5.Pembentukan karakter melalui seni
PEMBICARA :
1.Prof.Dr.Jakob Sumardjo, (Pakar Filsafat, Guru Besar Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)
Bandung)
2.Dra.Heny Kusnawati, M.Sn (Pakar Pembelajaran Seni Musik Sekolah, Dosen seni musik
UNY)
3.Drs.Untung Mulyono, M.Pd (Pakar Penciptaan Tari,Dosen ISI Yogyakarta)
4.Dr.Warih Handayaningrum, M.Pd ( Pakar Pendidikan Seni di SD, Dosen Sendratasik
Universitas Negeri Surabaya)
TANGGAL PELAKSANAAN :
WORKSHOP: Jumat 4 Desember 2015 Tempat Gedung T11 Jurusan Sendratasik FBS UNESA
Kampus Lidah Wetan
SEMINAR : Sabtu 5 Desember 2015 Tempat Gedung T2 Lantai 3 Ruang Prof.Dr. Leo Idra
Ardiana, M.Pd

A. Pemateri Warih Handayaningrum


a. Materi
PEMBELAJARAN SENI BUDAYA TEMATIK BERBASIS KE MIPA AN
Seni budaya dan kemipaan tidak jauh berbeda hanya saja jika seni budaya
membicarakan tentang interpretasi alam ke dalam seni, sedangkan ke mipa an
membicarakan bagaimana alam ini hadir. Visi dari kemendikbud yaitu menghadilkan
insane cerdas, komperehensif, dan kompetitif.
1. Substansi pendidikan seni di SD
- Mengembangkan kedewasaan anak dalam segala hal : kedewasaan berfikir,
merasakan, berperilaku dan kedewasaan menjalankan tugasnya sebaga anggota
-

masyarakat
Fungsi pendidikan seni adalah menyeimbangkan otak kanan dan kiri agar

menghasilkan keseimbangan yang seutuhnya ( Pamadhi, 2007 11 : 8 )


2. Mengenali budaya Indonesia di usia dini
- Cinta tanah air
- Berjiwa gotong royong
- Sopan santun ke orang tua
- Cinta budaya sendiri
- Toleransi beragama
- Menghargai bersama
3. Mengenal budaya barat di usia dini
- Moral buruk
- Tidak sopan dalam penampilan
- Bebas yang tak terbatas
- Tidak cinta tanah air karena mementingkan diri sendiri
- Premanisme maksudnya brutal tidak mengerti aturan
- Narkoba
- Tawuran
4. Pentingnya pengenalan budaya pada anak SD
- Budaya adalah suatu warisan dari leluhur kita yang tak ternilai harganya
- Budaya merupakan identitas budaya yang harus dihormati dan dilestarikan serta
dijaga
5. Pengertian budaya menurut Koendjoroningrat
- Wujud pertama yaitu kompleksitas, gagasan, nilai, norma, peraturan. Contoh :
Guru sudah menerapkan yaitu melalui nilai kesopanan, nilai luhur dalam

masyarakat, nilai kebersamaan, kegotongroyongan, nilai semangat dan


-

kedisplinan
Wujud kedua aktivitas yang berpola (kehidupan dalam masyarakat). Contoh :

Silaturahmi, bertakziah, bermaaf-maafan, berterimakasih, dll.


Wujud ketiga adalah benda-enda karya manusia seperti beragam peralatan hidup
hingga segala ciptaan yang bernilai atau kesenian. Contoh : memperkenalkan

banyak ragam kesenian yang ada di wilayah Indonesia.


6. Latar belakang pendidikan seni berbasis kemipaan
Menurut Kimberely Tolley dalam Winataputra (2010: 8.21) perbedaan keduanya
adalah bila ilmuwan mempertanyakan atau mempermasalahkan tentang bekerjanya
alam semesta, sedangkan seniman mempertanyakan cara-cara bagaimana alam dapat
diinterpretasikan dan dire created.
7. Pembelajaran seni budaya
- Kompetensi Dasar di ambil
- Menjadi peta kompetensi dasar
- Lalu isi dari buku tersebut bentuk mengintegrasikan lewat 2 bentuk yaitu bentuk
seni apresiasi (perkenalan) dan kreasi subtansi (pengalaman)
- Lalu menulis indicator dan strategi yang terpenting
8. Sesi pertanyaan
1. Bagaimana mengatasi budaya asing yang masuk?
- Ada beberapa hal yang positif dan juga negatif
- Yang terpenting pendidikan informal yaitu pendidikan di rumah harus karena
-

untuk membentengi atau mencegah terjadi hal negative


Sekolah juga akan menyaring agar tidak ada info yang berbahaya untuk

dikonsumsi peserta didik


B. Pemateri Untung Mulyono
a. Biografi
Drs. Untung Muljono, M.Hum. adalah putra dari pasangan Karsowiryo dan
Mustini yang lahir pada tanggal 19 Februari 1957 di desa Batangsaren, Kecamatan
Kauman Kalangbret, Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Ia putra ke-5 dari 8
bersaudara keluarga Wiryo. Ketika jaman Belanda, orang tuanya cukup dikenal sebagai
seorang seniman ketoprak di wilayah Tulungagung. Namun karena perjuangannya di
bidang ekonomi cukup berat, mengakibatkan ciita-cita itu kandas. Untung Muljono yang
dimasa kecilnya selalu dihimpit dengan suasana keprihatinan, ternyata mempunyai
semangat belajar yang sangat tinggi. Awalnya ia belajar seni secara otodidak dari warisan
keluarga seni. Kemudian ketika di bangku SMP ia belajar menari dengan seorang guru

tari dari Yogyakarta yaitu Bapak Madyo bersama teman-temannya. Setelah sang guru
akhirnya harus kembali ke Yogyakarta, ternyata Untung mulai tumbuh kedewasaan
seninya, mulai menggantikan sang guru melatih teman-temannya.
Saat itu Untung Muljono sudah mulai nampak karier seninya karena selama ia belajar
di bangku SMP sudah mulai berani berimprovisasi berkarya dalam bidang tari dan juga
sekaligus sebagai penata musik tarinya. Hal inilah yang perlu menjadikan catatan dan
perlu diteladani karena bermodalkan kemauan ternyata sekarang ini menjadi sesuatu yang
tak ternilai harganya. Ibu Suhartiyah selalu memberikan keleluasaan anaknya Untung
untuk berkarya. Sampai ia duduk di bangku SPG semakin mantap jiwa seninya, dan
akhirnya ia memastikan harus menimba ilmu kesenimanannya ke ASTI Yogyakarta
sampai beliau memperoleh gelar seniman tari S1 dan Master seninya di UGM
Yogyakarta. Untuk lebih jelasnya latar belakang pendidikan Untung Muljono adalah
sebagai berikut:
1. 1971 Tamat dari SD Negeri Batangsaren
2. 1974 Tamat dari SMP Siswa Utama Kalangbret
3. 1977 Tamat dari SPG Negeri Kalangbret
4. 1981 Tamat Sarjana Muda Asti Yogyakarta
5. 1985 Tamat S1 ISI Yogyakarta
6. 2003 Tamat S2 UGM Yogyakarta
Melihat kenyataannya dari tahun kelulusan dan prestasi karya seninya, jelas bahwa
Untung Muljono memang memiliki jiwa seni dan merupakan bakat dari kecil karena
beliau sudah berkarya sebelum beliau melanjutkan ke sekolah seni bahkan karya besar
beliau tentang kisah Kembang Sore dan menjadi nama sanggar ini dicipta sebelum beliau
mengenyam pendidikan seni.
Dan kiranya sangatlah tepat jika nama Kembang Sore digunakan sebagai nama
sanggar seni ini. Melihat dari nilainya, jelas Kembang Sore memiliki arti suatu keindahan
yang akan tercantum pada waktu sore hari, tetapi tinjauan lain seperti harafiah, legenda
dan sejarah tentu memiliki arti tersendiri.
a. Tinjauan harafiah: Kembang Sore adalah bunga di sore hari, maksudnya keindahan di

sore hari, atau dimainkan paling bagus di sore hari.


b. Tinjauan legenda: Kembang Sore adalah legenda yang berakar dari nama tokoh dimana
tokoh ini atau cerita ini oleh masyarakat Tulungagung (Jawa Timur) cukup memiliki
bobot dan bibit berdirinya kota Tulungagung.
c. Tinjauan sejarah: cerita Kembang Sore sangat mengkait dengan kisah seorang Ibu
bernama Suhartiyah yang kebetulan menjadi penasehat Sanggar Tari Kembang Sore.
Inilah Untung Muljono yang sangat sederhana dan selalu mengisi kehidupannya dengan
seni bersama keluarga dan sanggar seninya yaitu Sanggar Tari Kembang Sore.

b. Materi
Materi yang diberikan untung mulyono yaitu tentang bagaimana langkah-langkah
menciptakan sebuah tarian yang bertemakan pendidikan, yaitu yang dikhususkan
untuk sekolah SD, SMP, SMA. Pada saat seminar hanya SD dan SMP
Langkah-langkah :
1. Para peserta seminar di beri penjelasan bahwa beliau melakukan seminar
dimana-mana tidak ingin hanya datang membawa masalah lalu dibahas, Tanya
jawab, lalu menyimpulkan beliau tidak menyukai hal tersebut. Jadi peserta
seminar yang akan ditanya apakah mempunyai masalah tentang hal tersebut
yang akan dibahasnya.
2. Yang hadir dalam seminar ini tidak hanya mahasiswa sendratasik melainkan
mahasiswa PGSD. Bpk untung menanyai siapa ingin menjadi guru SD dan
SMP, membagi peserta seminar menjadi 2 kelompok besar.
3. Lalu perintah selanjutnya bpk untung membagi lagi jadi 5 kelompok masingmasing kelompok beranggotakan 14-15 peserta.
4. Para peserta seminar diberi penjelasan bahwa siswa SD itu masih tahap
menirukan tetapi sebelum menirukan pasti membayangkan terlebih dahulu.
Sedangkan siswa SMP sudah mencapai tahap membayangkan dan keduanya
memiliki tema yang sudah berbeda.
5. Pada saat seminar tahapan pertama menentukan tema yang kelompok SD
mengambil tema binatang (fabel) ada gorila, merak, ikan. Yang kelompok
SMP mengambil tema pubertas yaitu mendhel dan pesolek.

6. Kelompok SD tahapan kedua setiap kelompok membuat satu gerakan dengan


hitungan 1x8 masing-masing individunya. Lalu maju satu kelompok dan
memperagakan satu persatu.
7. Bapak untung membuatkan lagu dengan menggabungkan gerakan-gerakan
dari masing-masig individu setiap kelompok
8. Bagi kelompok SMP kebetulan semua dari mahasiswa sendratasik jadi
berhubung waktu tidak nutut akhirnya mahasiswa sendiri yang
menggabungkan gerak pak untung hanya membuatkan musik.
Pada intinya kegiatan seminar dari pak untung sangatlah menyenangkan dan
berkesan sekali bagi saya kegiatan tersebut melatih kita berfikir dan terus
bereksplorasi terhadap alam dan kehidupannya. Banyak ilmu yang didapat dalam
seminar pada hari itu.

Anda mungkin juga menyukai