Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GIRI TARUNA BANGSA
Jl. H.O.S Cokroaminoto No. 38 BANYUWANGI

LAPORAN
PRESENTASI KELOMPOK:
“TOKOH MUSIK KONTEMPORER BERPENGARUH DI INDONESIA DAN
KONSEP KEKONTEMPORERANNYA”

Anggota Kelompok:
1. Diba Rustu Ramadhan | 05 - 16328
2. Muhammad Rizqi Ramadhan | 21 - 16438
3. Nabila Aulia | 23 - 16448
4. Nabila Resya Apriliana | 24 - 16451

1
DATA ANGGOTA KELOMPOK

1. 05_Diba Rustu Ramadhan_Presentator

Alamat : Dusun Krajan, Desa Licin

No. Tlpn/WA : +62 857-3318-2749

Media Sosial : _rustuu

2. 21_Muhammad Rizqi Ramadhan_Presentator

Alamat : Perumahan Griya Permata Husada Blok E – 16

No. Tlpn/WA : +62 895-0166-9807

Media Sosial : rmdhnrizkyy_ & rzkyduaaa

3. 23_Nabila Aulia_Notulen

Alamat : Dusun Krajan Barat, Desa Segobang

No. Tlpn/WA : +62 812-3417-9624

Media Sosial : nblauliaaa_

4. 24_Nabila Resya Apriliana_Moderator

Alamat : Perumahan Villa Mutiara Hijau Blok E – 36

No. Tlpn/WA : +62 852-3408-5260

Media Sosial : nabilarrsya

2
DAFTAR ISI

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………
Data Anggota……………………………………………………………………..
Daftar Isi………………………………………………………………………….
Latar Belakang…………………………………………………………………...
Pembahasan……………………………………………………………………...
 Biodata…………………………………………………………………….
 Karya-karya……………………………………………………………….
 Konsep Kontemporer……………………………………………………..
 Q n A………………………………………………………………………
Kesimpulan dan Penutup………………………………………………………....

4
LATAR BELAKANG

5
LATAR BELAKANG

Musik kontemporer adalah genre musik yang mencerminkan ekspresi seniman


pada masa kini yang menggabungkan berbagai elemen dan gaya musik dari masa lalu
dengan inovasi baru. Musik kontemporer cenderung mengabaikan aturan konvensional
dan mengeksplorasi berbagai teknik komposisi yang eksperimental dan avant-
garde.Perkembangan musik kontemporer pada abad ke-19 dimulai di Prancis. Prancis
pada waktu itu merupakan pusat seni dan budaya yang berkembang pesat. Para seniman
Prancis mencari cara baru untuk mengungkapkan diri mereka yang tidak hanya dalam
seni lukis, tetapi juga dalam musik. Prancis pun menjadi tempat lahirnya Gerakan Seni
Lukis Impresionis yang memengaruhi perkembangan musik kontemporer.
Berawal dari Gerakan Seni Lukis Impresionis. Gerakan Seni Lukis Impresionis
yang muncul pada pertengahan abad ke-19 digagas oleh berbagai seniman, seperti Edgar
Degas, Claude Monet, dan Pierre- Auguste Renoir. Mereka mengeksplorasi penggunaan
warna, cahaya, dan impresi visual dalam karya seninya. Para musikus pun mulai
mengadopsi pendekatan serupa dalam musik mereka serta mencoba mengekspresikan
situasi, warna, dan suasana hati melalui suara dan komposisi. Seiring dengan berjalannya
waktu, musik kontemporer mengalami perkembangan yang pesat. Komponis, seperti
Claude Debussy dan Maurice Ravel, menjadi tokoh utama yang menggagas gaya musik
kontemporer di Prancis. Mereka mengadopsi teknik harmonik baru, bentuk yang lebih
bebas, serta eksperimen dengan instrumen dan orkestrasi. Karya-karya mereka, seperti
“Clair de Lune” oleh Debussy dan “Bolero” oleh Ravel, menjadi contoh penting dari
musik kontemporer pada masa itu.
Sejarah musik kontemporer yang bermula pada abad ke-19 di Prancis merupakan
hasil dari perkembangan seni dan budaya pada masa itu. Gerakan Seni Lukis Impresionis
menjadi batu loncatan penting dalam memengaruhi komponis dan musisi untuk
mengeksplorasi teknik dan gaya musik baru. Musik kontemporer pun terus berkembang
hingga saat ini. Adapun warisan dan pengaruh dari abad ke-19 tetap menjadi landasan
yang kuat bagi perkembangan musik kontemporer masa kini. Musik kontemporer pertama
kali dipentaskan di Indonesia di acara Pekan Komponis Muda pada tahun 1979 di Taman

6
Ismail Marzuki, JakartaMelalui acara ini, terjalin diskusi dan dialog di antara para
seniman Indonesia dari berbagai latar belakang serta daerah.
Diskusi tersebut membuka paradigma kreatif musik menjadi lebih luas. Dari
situlah lahir karya-karya musik kontemporer Indonesia yang memiliki keunikan dan terus
mengalami pembaruan dari waktu ke waktu sesuai kapasitas para seniman dalam
mengembangkan kreatifitas mereka.

7
PEMBAHASAN

8
PEMBAHASAN

A. Biografi Djaduk Ferianto

 Profil
1. Nama Lengkap
Gregorius Djaduk Ferianto
2. Agama
Katolik
3. Tempat Lahir
Yogyakarta
4. Tanggal Lahir
19-07-1964
5. Zodiak
Cancer
6. Warga Negara
Indonesia
7. Anak

9
Gusti Arirang, Ratu Hening, Presiden Dewa Gana, Kandida Rani
Nyaribunyi, Rajane Tetabuhan.
8. Ayah
Bagong Kussudiardjo
9. Saudara
Purbasari Ayuwangi, Butet Kartaredjasa, Otok Bima Sidharta, Rondang
Ciptasari, Elia Gupita, Ida Manutranggana.
10. Ibu
Soetiana
11. Istri
Petra

 Biografi
Gregorius Djaduk Ferianto yang lebih populer dengan nama Djaduk
Ferianto ini adalah seorang aktor dan seniman musik Indonesia. Djaduk
awalnya diberi nama Guritno oleh sang paman, namun nama itu hanya
bertahan sampai ia berusia 10 tahun. Karena ia kerap jatuh sakit, ayahnya
mengganti nama Guritno menjadi Djaduk yang artinya unggul.
Sejak umur delapan tahun, Djaduk sudah aktif menari di Pusat Latihan
Tari milik ayahnya. Anak bungsu dari Bagong Kussudiardja, koreografer dan
pelukis senior Indonesia, dan adik dari monolog kawakan Butet Kertaradjasa,
terbilang beruntung karena lahir dan tumbuh di lingkungan yang sangat
mendukung kariernya terlebih di bidang seni musik dan teater.
Djaduk banyak belajar soal musik dan film dari dua tokoh perfilman
legendaris, Teguh Karya dan Arifin C. Noer. Selain itu, ia secara khusus pergi
ke Jepang untuk mempelajari teknik olah pernapasan dalam memainkan alat
musik tiup. Ilmunya di bidang musik pun semakin bertambah saat ia belajar
musik di New York.
Sepanjang perjalanan karirnya, ayah lima anak ini sempat mengalami
diskriminasi, salah satunya adalah pembedaan antara lokal dan nasional.
Djaduk baru bisa masuk industri musik nasional di tahun 1996. Meskipun
frekuensi tampil di ibukota sangat tinggi, Djaduk memilih untuk tetap tinggal
di Yogyakarta.

10
Dengan sederet karya dan prestasinya, Djaduk rupanya masih
menyimpan bakat lain yakni berakting. Debutnya sebagai aktor ditandai
dengan keterlibatannya sebagai salah satu pemeran pendukung dalam film.

 Pendidikan
Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

 Karir
1. Menjadi penata musik sejumlah repertoar Gandrik.
2. Mengikuti pementasan keliling, termasuk Jerman, Denmark, Swedia,
Belanda, dan Turki.
3. Mencipta komposisi musik, untuk ilustrasi musik film dan sinetron, jingle
iklan, untuk teater, atau sejumlah event olahraga, sejak 1982.
4. Membuat musik untuk Pekan Tari Muda VI Dewan Kesenian Jakarta.
5. Mendirikan Kelompok Musik Kreatif Wathathitha.
6. Mendirikan kelompok Rheze, 1976.
7. Menggarap musik pentas teater Pak Kanjeng, 1980-1993.
8. Musik untuk upacara pembukaan-penutupan Pesparawi di Kalimantan
Tengah.
9. Turut serta merancang penataan musik sejumlah repertoar tari garapan
Bagong Kussudiardjo.
10. Membuat musik untuk Festival Film Indonesia 1984.
11. Bergabung di Teater Gandrik bersama Novi Budianto, sejak 1985.
12. Menggarap komposisi musik untuk mengiringi pembacaan puisi Emha
Ainun Nadjib bersama Novi Budianto, 1993-1995.
13. Mendirikan Kelompok Kesenian Kua Etnika bersama dengan Butet
Kertaredjasa dan Purwanto, 1995.
14. Berkolaborasi dengan Aminoto Kosim menggarap komposisi musik untuk
acara Dua Warna, di RCTI, 1995.
15. Mendirikan Orkes Sinten Remen pada 1997.

 Penghargaan
1. Meraih Kreativitas terbaik dalam Festival Akustik se-Jawa Tengah dan
DIY (1982).

11
2. Juara 1 Musik Humor Tingkat Nasional.
3. Piala Vidia Festival Sinetron Indonesia sebagai Penata Musik Terbaik
(1995).
4. Dinobatkan sebagai Pemusik Kreatif oleh PWI cabang Yogyakarta (1995).
5. Nomine Festival Sinetron sebagai penata musik terbaik dalam film Di
Balik Pusaran Awan (1996).
6. Grand Prize 2000 (Unesco).

B. Karya-karya Djaduk Ferianto


1. Orkes Sumpeg Nang Ning Nong (bersama Kuaetnika,1997)
2. Ritus Swara (bersama Kuaetnika, 2000)
3. Parodi Iklan (bersama Orkes Sinten Remen, 2000)
4. Komedi Putar (bersama Orkes Sinten Remen, 2002)
5. Janji Palsu (bersama Orkes Sinten Remen, 2003)
6. Maling Budiman (bersama Orkes Sinten Remen, 2006)
7. Dia Sumber Gembiraku (Lagu Rohani, 2006)
8. Pata Java (bersama Kua Etnika dan Pata Master Jerman)
9. Nusaswara (bersama Kuaetnika, 2013)
10. Gending Djaduk (bersama Kuaetnika, 2014)
11. Sesaji Nagari (bersama Kuaetnika, 2019)
12. Djaduk pernah mendirikan Kelompok Rheze yang tahun 1978 pernah dinobatkan
sebagai Juara I Musik Humor tingkat Nasional.
13. Mendirikan Kelompok Musik Kreatif Wathathitha.
14. Pada tahun 1995, bersama dengan kakaknya, Butet Kertaradjasa dan Purwanto,
mendirikan Kelompok Kesenian Kua Etnika, yang merupakan penggalian atas musik
etnik dengan pendekatan modern.
15. Pada tahun 1997, Djaduk mengolah musik keroncong dengan mendirikan Orkes
Sinten Remen.
16. Karya-karyanya pada era orde baru dan reformasi cenderung mengandung kritik
sosial dan politik, di antaranya “Ngeng-Ngeng” (1993) dan “Kompi Susu” (1998).
17. membentuk ansambel Kua Etnika pada tahun 1995 yang kini bernaung di bawah
PSBK.

12
C. Konsep musik kontemporer Djaduk Ferianto
Konsep kontemporer dari Djaduk Ferianto adalah penggalian terhadap musik
etnik nusantara yang dipadu menggunakan pendekatan modern. Dan sering terlihat “main-
main”, dengan menekankan aksen-aksen bunyi yang kuat, keras, cepat, dan mengentak.
Disuguhkan dengan suasana riang gembira, tidak jarang juga terkesan lucu atau mbanyol.
Tapi dari yang main-main itu sejatinya dilandasi dengan proses yang serius. Kekompakan
musikal menjadi harga mati yang tak dapat ditawar. Iramanya berubah-ubah, temponya tak
konstan, banyak pukulan-pukulan yang off-beat. Hal itu menyebabkan terbentuknya pola
yang bernuansa sinkopasi, sangat sulit untuk dilakukan musisi kebanyakan tanpa proses
latihan yang ketat dan lama.

13
KESIMPULAN DAN PENUTUP

14
KESIMPULAN

Dalam proses perjalanan seni musik, sejarah menguak beberapa perkembangan yang
dialami oleh seni musik itu sendiri. Dari perkembangan ini, akhirnya muncullah “musik
kontemporer” (Neue Musik). Kontemporer dianggap sebagai salah satu gaya tertentu, padahal
kontemporer mesti diartikan sebagai suatu sikap menggarap di ujung perkembangan seni
yang digeluti. Namun perkembangan musik kontemporer itu sendiri memunculkan banyak
pertanyaan akan keberadaan musik kontemporer di Indonesia. Terlepas dari persoalan yang
timbul, perlu diperhatikan bentuk musikal yang dimunculkan dalam bentuk kontemporer. Hal
tersebut dapat menggambarkan secara jelas bentuk musik kontemporer yang masih berkaitan
dengan budaya dalam negeri sendiri. Demikianlah kalau kita analisis, dimana sebagian
bentuk musik di Indonesia penggarapannya dengan gaya barat itu meskipun tetap
menggambarkan ciri khas budaya Indonesia.

PENUTUP

Dalam penulisan atau pembuatan makalah ini ada beberapa saran yang dapat
dicantumkan disini. Dalam penciptaan seni musik hendaknya disisipkan nilai-nilai moral,
sehingga secara otomatis terdapat pembelajaran yang bernilai positif bagi perkembangan tiap
orang yang mendengarkannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://gasbanter.com/tokoh-musik-kontemporer/
https://tirto.id/djaduk-ferianto-musik-etnik-kontemporer-dan-lokalitas-jogja-f6Ye
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Djaduk_Ferianto
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Djaduk_Ferianto
https://www.pdipkreatif.id/detail/blog/178/djaduk-ferianto-dan-musik-kontemporer
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6958036/musik-kontemporer-pengertian-ciri-
contoh-dan-tokohnya/amp
https://www.inews.id/lifestyle/music/pengertian-musik-kontemporer-jenis-ciri-fungsi-dan-
contohnya

16

Anda mungkin juga menyukai