DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GIRI TARUNA BANGSA
Jl. H.O.S Cokroaminoto No. 38 BANYUWANGI
LAPORAN
PRESENTASI KELOMPOK:
“TOKOH MUSIK KONTEMPORER BERPENGARUH DI INDONESIA DAN
KONSEP KEKONTEMPORERANNYA”
Anggota Kelompok:
1. Diba Rustu Ramadhan | 05 - 16328
2. Muhammad Rizqi Ramadhan | 21 - 16438
3. Nabila Aulia | 23 - 16448
4. Nabila Resya Apriliana | 24 - 16451
1
DATA ANGGOTA KELOMPOK
3. 23_Nabila Aulia_Notulen
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………
Data Anggota……………………………………………………………………..
Daftar Isi………………………………………………………………………….
Latar Belakang…………………………………………………………………...
Pembahasan……………………………………………………………………...
Biodata…………………………………………………………………….
Karya-karya……………………………………………………………….
Konsep Kontemporer……………………………………………………..
Q n A………………………………………………………………………
Kesimpulan dan Penutup………………………………………………………....
4
LATAR BELAKANG
5
LATAR BELAKANG
6
Ismail Marzuki, JakartaMelalui acara ini, terjalin diskusi dan dialog di antara para
seniman Indonesia dari berbagai latar belakang serta daerah.
Diskusi tersebut membuka paradigma kreatif musik menjadi lebih luas. Dari
situlah lahir karya-karya musik kontemporer Indonesia yang memiliki keunikan dan terus
mengalami pembaruan dari waktu ke waktu sesuai kapasitas para seniman dalam
mengembangkan kreatifitas mereka.
7
PEMBAHASAN
8
PEMBAHASAN
Profil
1. Nama Lengkap
Gregorius Djaduk Ferianto
2. Agama
Katolik
3. Tempat Lahir
Yogyakarta
4. Tanggal Lahir
19-07-1964
5. Zodiak
Cancer
6. Warga Negara
Indonesia
7. Anak
9
Gusti Arirang, Ratu Hening, Presiden Dewa Gana, Kandida Rani
Nyaribunyi, Rajane Tetabuhan.
8. Ayah
Bagong Kussudiardjo
9. Saudara
Purbasari Ayuwangi, Butet Kartaredjasa, Otok Bima Sidharta, Rondang
Ciptasari, Elia Gupita, Ida Manutranggana.
10. Ibu
Soetiana
11. Istri
Petra
Biografi
Gregorius Djaduk Ferianto yang lebih populer dengan nama Djaduk
Ferianto ini adalah seorang aktor dan seniman musik Indonesia. Djaduk
awalnya diberi nama Guritno oleh sang paman, namun nama itu hanya
bertahan sampai ia berusia 10 tahun. Karena ia kerap jatuh sakit, ayahnya
mengganti nama Guritno menjadi Djaduk yang artinya unggul.
Sejak umur delapan tahun, Djaduk sudah aktif menari di Pusat Latihan
Tari milik ayahnya. Anak bungsu dari Bagong Kussudiardja, koreografer dan
pelukis senior Indonesia, dan adik dari monolog kawakan Butet Kertaradjasa,
terbilang beruntung karena lahir dan tumbuh di lingkungan yang sangat
mendukung kariernya terlebih di bidang seni musik dan teater.
Djaduk banyak belajar soal musik dan film dari dua tokoh perfilman
legendaris, Teguh Karya dan Arifin C. Noer. Selain itu, ia secara khusus pergi
ke Jepang untuk mempelajari teknik olah pernapasan dalam memainkan alat
musik tiup. Ilmunya di bidang musik pun semakin bertambah saat ia belajar
musik di New York.
Sepanjang perjalanan karirnya, ayah lima anak ini sempat mengalami
diskriminasi, salah satunya adalah pembedaan antara lokal dan nasional.
Djaduk baru bisa masuk industri musik nasional di tahun 1996. Meskipun
frekuensi tampil di ibukota sangat tinggi, Djaduk memilih untuk tetap tinggal
di Yogyakarta.
10
Dengan sederet karya dan prestasinya, Djaduk rupanya masih
menyimpan bakat lain yakni berakting. Debutnya sebagai aktor ditandai
dengan keterlibatannya sebagai salah satu pemeran pendukung dalam film.
Pendidikan
Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.
Karir
1. Menjadi penata musik sejumlah repertoar Gandrik.
2. Mengikuti pementasan keliling, termasuk Jerman, Denmark, Swedia,
Belanda, dan Turki.
3. Mencipta komposisi musik, untuk ilustrasi musik film dan sinetron, jingle
iklan, untuk teater, atau sejumlah event olahraga, sejak 1982.
4. Membuat musik untuk Pekan Tari Muda VI Dewan Kesenian Jakarta.
5. Mendirikan Kelompok Musik Kreatif Wathathitha.
6. Mendirikan kelompok Rheze, 1976.
7. Menggarap musik pentas teater Pak Kanjeng, 1980-1993.
8. Musik untuk upacara pembukaan-penutupan Pesparawi di Kalimantan
Tengah.
9. Turut serta merancang penataan musik sejumlah repertoar tari garapan
Bagong Kussudiardjo.
10. Membuat musik untuk Festival Film Indonesia 1984.
11. Bergabung di Teater Gandrik bersama Novi Budianto, sejak 1985.
12. Menggarap komposisi musik untuk mengiringi pembacaan puisi Emha
Ainun Nadjib bersama Novi Budianto, 1993-1995.
13. Mendirikan Kelompok Kesenian Kua Etnika bersama dengan Butet
Kertaredjasa dan Purwanto, 1995.
14. Berkolaborasi dengan Aminoto Kosim menggarap komposisi musik untuk
acara Dua Warna, di RCTI, 1995.
15. Mendirikan Orkes Sinten Remen pada 1997.
Penghargaan
1. Meraih Kreativitas terbaik dalam Festival Akustik se-Jawa Tengah dan
DIY (1982).
11
2. Juara 1 Musik Humor Tingkat Nasional.
3. Piala Vidia Festival Sinetron Indonesia sebagai Penata Musik Terbaik
(1995).
4. Dinobatkan sebagai Pemusik Kreatif oleh PWI cabang Yogyakarta (1995).
5. Nomine Festival Sinetron sebagai penata musik terbaik dalam film Di
Balik Pusaran Awan (1996).
6. Grand Prize 2000 (Unesco).
12
C. Konsep musik kontemporer Djaduk Ferianto
Konsep kontemporer dari Djaduk Ferianto adalah penggalian terhadap musik
etnik nusantara yang dipadu menggunakan pendekatan modern. Dan sering terlihat “main-
main”, dengan menekankan aksen-aksen bunyi yang kuat, keras, cepat, dan mengentak.
Disuguhkan dengan suasana riang gembira, tidak jarang juga terkesan lucu atau mbanyol.
Tapi dari yang main-main itu sejatinya dilandasi dengan proses yang serius. Kekompakan
musikal menjadi harga mati yang tak dapat ditawar. Iramanya berubah-ubah, temponya tak
konstan, banyak pukulan-pukulan yang off-beat. Hal itu menyebabkan terbentuknya pola
yang bernuansa sinkopasi, sangat sulit untuk dilakukan musisi kebanyakan tanpa proses
latihan yang ketat dan lama.
13
KESIMPULAN DAN PENUTUP
14
KESIMPULAN
Dalam proses perjalanan seni musik, sejarah menguak beberapa perkembangan yang
dialami oleh seni musik itu sendiri. Dari perkembangan ini, akhirnya muncullah “musik
kontemporer” (Neue Musik). Kontemporer dianggap sebagai salah satu gaya tertentu, padahal
kontemporer mesti diartikan sebagai suatu sikap menggarap di ujung perkembangan seni
yang digeluti. Namun perkembangan musik kontemporer itu sendiri memunculkan banyak
pertanyaan akan keberadaan musik kontemporer di Indonesia. Terlepas dari persoalan yang
timbul, perlu diperhatikan bentuk musikal yang dimunculkan dalam bentuk kontemporer. Hal
tersebut dapat menggambarkan secara jelas bentuk musik kontemporer yang masih berkaitan
dengan budaya dalam negeri sendiri. Demikianlah kalau kita analisis, dimana sebagian
bentuk musik di Indonesia penggarapannya dengan gaya barat itu meskipun tetap
menggambarkan ciri khas budaya Indonesia.
PENUTUP
Dalam penulisan atau pembuatan makalah ini ada beberapa saran yang dapat
dicantumkan disini. Dalam penciptaan seni musik hendaknya disisipkan nilai-nilai moral,
sehingga secara otomatis terdapat pembelajaran yang bernilai positif bagi perkembangan tiap
orang yang mendengarkannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://gasbanter.com/tokoh-musik-kontemporer/
https://tirto.id/djaduk-ferianto-musik-etnik-kontemporer-dan-lokalitas-jogja-f6Ye
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Djaduk_Ferianto
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Djaduk_Ferianto
https://www.pdipkreatif.id/detail/blog/178/djaduk-ferianto-dan-musik-kontemporer
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6958036/musik-kontemporer-pengertian-ciri-
contoh-dan-tokohnya/amp
https://www.inews.id/lifestyle/music/pengertian-musik-kontemporer-jenis-ciri-fungsi-dan-
contohnya
16