Pengantar
-Arisko Gunawan
-Angga Khasbullah
-Ferdy Ardian
-Giopanus Remo Pratama
-I Kadek Andika Wibawa
-Juan Arminandi
-Rama Anggara
-Rami Syahbandi
-Ula Khadarami
Penampil Tamu
-Ahmad Mauhajir
-Nursalim Yadi Anugrah
-Reza Zulianda
PROFIL KEREATOR
Arisko Gunawan
@ariskogunawan
NYINGAP
Oleh Ula Khadarami
Instrument ini bernama air barrel dengan arti tong udara, disebut
dengan tong udara, karena menampung udara yang datang dan
mengeluarkannya dengan keperluan yang diinginkan. Instrument ini
juga dibantu sebuah membrane, yang dimana membrane tersebut
memberi getaran yang akan nantinya menghasilkan bunyi sedemikian
rupa.
Secara sistem instrument ini, merupakan penerapan mekanikal
kompresor udara, yang dimana udara yang dihasilkan tertampung
kedalam suatu volume, kemudian dikeluarkan dengan keperluan yang
dibutuhkan dan pengisian udara dilakukan secara terus-menerus
dengan kebutuhan yang diinginkan.
Instrument ini terinspirasi dari instrument dataran tinggi
Skotlandia yaitu Bagpipe , yang dimainkan sama dengan alat musik tiup
lainnya yang memiliki lubang yang dibuka dan ditutup. Keunikan
Bagpipe adalah adanya kantong udara yang disebut chanter berfungsi
untuk menyimpang udara. Udara yang ditiup akan tersimpan di chanter
walaupun sudah tidak ditiup lagi, Bagpipe masih akan berbunyi karena
masih ada cadangan udara disana.
Air barrel adalah instrument yang terinpirasi dari instrument
Bagpipe dengan sistem mekanikal kompresor udaranya dengan balon
dan sistem pembunyiannya yang terinspirasi dari terompet yang
dimainkan anak-anak pada saat acara malam tahun baru pada
umumnya. Air barrel ini sendiri terdiri dari pralon sebagai badan
isntrument, balon sebagai kantong udara dan membrane reed sebagai
penghasil bunyi.
D’Modereng
oleh Arisko Gunawan dan Rama Anggara
3D
Oleh rami syahbandi
Kali ini saya mencoba menyajikan sebuah instalasi bunyi dalam bentuk
digital yang menekankan kepada konsep 3D Sound. Konsep ini mencoba
memproses bunyi yang sudah diatur didalam perangkat lunak dengan
respon dari sensor yang diperintah dari sebuah mikro kontroler sebagai
sumber impuls untuk memulai bunyi – bunyian dengan sensasi 3D.
Mu74n
Oleh Juan Arminandi
KADSUL
Oleh I Kadek Andika Wibawa
Nama “KADSUL” merupakan komponen dari dua buah instrument
yang merupakan penggabugan antara instrument kadedek (kaldii’) dan
suling. Penggabungannya diambil dari lidah instrument kadedek yang
didaur ulang dengan menggunakan tembaga dan ukuran yang lebih
besar, sementara pada suling diambil penjarian lubang suling yang
memiliki skala diatonic. Dari penggabungan tersebut akan menghasilkan
suara yang lebih unik.
N1
Oleh Giopanus Remo Pratama
N1 merupakan instrument tipe MIDI controller yang dibuat
menggunakan Arduino Uno, alat inimenggunakan computer sebagai
pengantar bunyi.Bunyi yang dihasilkan oleh alat music ini adalah smple
yang berasal dari software squenser musik seperti, Logic Pro, Fruity
Loops dan sejenisnya. Carama memainkan alat ini adlah dengan
menyentuh salah satu sensor alumunium yang terdapat pada papan
N1. Nama N1 sendiri berasal dari inisial komunitas yaitu
“Nuswarantara” dengan menambah angka satu yang merupakan
keluaran produksi pertama.
FLASH
Oleh Angga Khasbullah
Terinspirasi oleh media permainan anak-anak yaitu sejenis
buzzware, instrument ini merupakan sebuah bentuk modular yang
mentransformasikan gelombang listrik menjadi gelombang suara.
Dengan tambahan modular LED, akan menghasilkan berbagai
berubahan gelombang yang dihasilkan. Dengan demikian, akan
menjadikan berbagai macam bunyi-bunyian yang bersumber dari
gelombang listrik.
(Teks oleh Duto Hardono, Seniman Bunyi dan Dosen FSRD ITB; Ezra
Tenenbaum, Musisi (USA) )
Reza Zulianda
@rezaedane
Lahir di Mempawah pada tanggal 10
september tahun 1993, tergabung dalam grup
musik D’borro, Balaan Tuman Ensamble dan
juga terlibat dalam Boedjang Project. Sejak
kecil sudah senang bernyanyi namun secara
otodidak. Pada tahun 2011 masuk ke
perguruan tinggi tepatnya di Program Studi
Seni Tari & Musik Universitas Tanjungpura
Pontianak. Mulai belajar musik melayu
dengan dibimbing oleh Yussuf Dahyani dan Anwar Dja’far. Selain itu juga
sempat belajar komposisi musik dari Diecky K Indrapraja selama di
bangku perkuliahan. Dalam kurun waktu 2014-2017 pernah
mendengarkan beberapa ceramah-ceramah musik yang diberikan oleh
para komponis seperti Gatot Danar Sulistyanto, Lawe Samagaha, Erie
Setiawan (Musikolog), dan Tony Maryana pada kesempatan kunjungan
mereka ke Pontianak.
Beberapa karya yang pernah dibuat dan dipentaskan adalah
Enggang (Music untuk Sarotn Dayak Kanayatn) tahun 2014, In C
(Kuartet untuk Cello, Gong & 2 Kulintang) 2013, Muara (Musik untuk
Penyanyi wanita) 2016, Simbor Limbor (Representasi Musik Terhadap
Mitologi Simbor Limbor) 2017, NUN (Musik Untuk Ansambel Campuran)
2018, Suka-Suka No 1 & 2 (Vokal & Elekronik) 2018. Selain itu serta
bekerjasama dalam beberapa karya lintas disiplin dengan beberapa
Komponis, Koreografer, Komunitas perfilman, komunitas teater dan dan
Animator di Pontianak.
Terima Kasih
- MM Studio
- F Studio
- IkanMas Untan
- Nuswarantara Ensemble
- Balaan Tumaan Ensemble
- Komunitas Lawang
- Tanjungpura Youth Orchestra
- Teater Komsan