Anda di halaman 1dari 7

Perkenalan singkat

Trimakasih atas ruang dan waktu

Nama dan asal

Profesi : Pelaku dan pedagogi musik

Introduksi buku

Bulyan Musthafa (menilik serpihan peradaban musik di pantai utara Kalbar)

* Percetakan hasil kerjas pada program FBK 2020

* Hasil penelitian yang dilakukan dari 2018 akhir dan dicetak 2020

* Sebelumnya telah mengenal sosok sang maestro dari semenjak sekolah (2008an)

* Memiliki niat untuk mengarsipkannya semenjak masa akhir kuliah S1

* Dalam ukuran A5 dengan 219 halaman BW dan RGB

* Pendekatan studi biografi (riwayat berkesenian maestro) dan studi komparatif


(perbandingan dengan jurnal oleh Andrew Weintraub Music and Malayness: Orkes Melayu
in Indonesia. 1950-1965. In: Archipel, volume 79, Paris. 2010.)
Objek dalam kajian tersebut difokuskan pada gagasan budaya, praktik estetika, dan makna
sosial dari kehadiran orkes Melayu dalam musik popular pasca kolonial di Indonesia (
Medan, Jakarta dan Surabaya) selama periode 1950 hingga 1965

Kandungan intertekstual di dalam buku:

* Salinan penghargaan Bulyan Musthafa hingga tanda kehormatan satya lencana


kebudayaan dari presiden 2019

* Pengalaman berkesenian maestro sebagai media ungkap serpihan peradaban musik di


wilayah pantai utara Kalbar.

* Wujud tulisan buku populer ilmiah (dengan beberapa kosakata dan pribahasa Melayu)

* Include rekaman restorasi adikarya (pilihan maestro) dengan wujud cetakan usbcard dan
transkrip notasinya
Isi buku

* terdiri dari 4 subtansi bagian inti :

1. riwayat sang maestro dari lahir (keluarga) hingga dewasa.

2. pengalaman konteks musikal sang maestro mulai dari awal belajar musik

dan intertekstualnya hingga mampu menggagas sebuah kelompok musik.

3. kontribusi kekaryaan maestro dalam perkembangan kesenian melayu sambas,

lagu-lagu anak hingga musik populer (orkes) melayu pasca kolonial di Nusantara.

(termasuk pengalaman pahit manis asam garam proses yang ditempuh beliau)

4. reward dan penghargaan yang telah didapatkan selama menggeluti musik hingga
memperoleh gelar maestro musik pop daerah

* 3 bab tambahan :

1. penggubahan lagu-lagu ciptaan bulyan musthafa oleh pelaku musik di Kalbar

2. transkripsi restorasi adikarya pilihan maestro (6 lagu)

3. diskografi singkat lagu-lagu ciptaan maestro dari 1954 – 2016


1. Riwayat sang maestro dari lahir (keluarga) hingga dewasa.
(hal 12)
- Bulyan musthafa hidup di 3 era, masa akhir penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, dan
Kemerdekaan (pasca colonial).
- Beliau kelahiran 1933 di kampung Bunga, Pemangkat, Sambas, Pantai utara Kalbar,
dengan nama Hisbullah bin Musthafa
- Nama Bulyan Musthafa merupakan nama tren yang beliau ganti, dikarenakan orang2 di
sekelilingnya kesulitan memanggil dan melafalkan nama Hisbullah.
- Ayahnya sebagai kepala desa yang memiliki rutinitas sebagai nelayan, dan ibunya seorang
pedagang yang mahir memainkan Harmonian dan akordion.
- Beliau merupakan anak ke 8 dari 13 saudara kandung,
(hal 16)
- Sejak usia 7 tahun beliau mengenyam mendidikan di Volksschool (SR)
- Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya ke CVO (Cursus tot Opleiding Voor
Volkschoolandarwijzers)-sebuah lembaga pendidikan Belanda untuk menyiapkan lulusan
sebagai guru di SR
- Tetapi karena factor ekonomi, beliau tidak tapat menyelesaikan pendidikan tersebut
- Selain pendidikan formal, beliau juga mengenyam ilmu bela diri (silat) di Kab.
Mempawah.
- Semasa melemahnya ekonomi, beliau banting setir menjadi seorang pedagang dari
wilayah pantai di Kalbar hingga ke Daerah Santubong, Serawak Malaysia.
- Hingga tahun 1950an beliau menjadi seorang yatim piatu

2. Pengalaman konteks musikal sang maestro mulai dari awal belajar musik dan
intertekstualnya hingga mampu menggagas sebuah kelompok musik.
(hal 22)
- Dari ke13 saudara kandung tersebut, hanya beliau yang tertarik dalam berkesenian
ditambah dengan pengarahan dan motivasi dari ibundanya.
- Untuk pertama kali bulyan suthafa mempelajasi instrument biola (viool dalam bahasa
belanda), beliau belajar secara otodidak dan diarahkan serta diiringi dengan permainan
harmonian dari sang ibunda
- Selain itu, beliau juga mempelajari beberapa alat musik seperti Akordion, Gitar, Clarinet
dan Saxophone secara otodidak dari kerabat di sekitarnya.
- Metode belajar beliau dengan mendengarkan dan menganalisa musik dari beberapa
siaran radio (khususnya siaran musik keroncong dan Orkes Tun Bun Liung (belum tau))
- Selain itu, beliau juga banyak mengamati musik dari film bioskop pada masa itu, Gaya
bermusiknya banyak terinspirasi dari karya-karya Xavier Cugar “Raja Rumba”
- Mulai saat itu beliau sangat tertarik dengan musik gaya Latin seperti Samba, Mambo,
Tango, Cha-cha. Beliau juga membuat beberapa instrument nonkonvensional guna
mengimitasi instrument yang dibutuhkannya, seperti bass dan perkusi (gendang dan
marakas)
(hal 23)
- Sebagai inspirasi dan panutan lokalnya, di Kab. Sambas pada masa itu sedang tumbuh
dan berkembang kelompok musik yang bernama Orkes, Uril Jakad (didominasi oleh
satuan militer), Suryawirawan (dominasi keturunan bangsawan) dan Seloro Band
- Orkes Uril Jakad ini terdiri dari gabungan satuan militer dan beberapa musisi dari pesisir
Kalbar pada saat itu. Kelompok tersebut termasuk salah satu yang mempopulerkan lagu
daerah “Cik-Cik Periuk” sebagai lagu daerah Kalbar.
- Bulyan Musthafa bergabung dengan Seloro Band sebagai pemain Marakas
- Karir beliau mulai meningkat ketika terdapat suatu momen kolaborasi dengan sebuah
rombongan kelompok kesenian Melayu dari Kampung Beting, Pontianak (merupakan
daerah istana kesultanan Ptk) th 1952, berupa pertunjukan musik , tari-tarian, hingga
sandiwara.
(hal 36 & 35)
- Tahun 1953, melalui surat kabar, Bulyan membeli literature musik untuk mempelajari
notasi angka dan notasi balok, teori dan harmoni, bentuk musik, hingga gaya musik barat.
- Membeli literature musik dari F.Franken (Jerman) melalui Rhapsody in Swing School of
Music Bandung.
(hal 28)
- Beliau memutuskan untuk meneruskan kolaborasi bersama beberapa musisi yang datang
dari Pontianak dengan membentuk O.K Pantai Harapan
- Kemudian kelompok musik tersebut semakin berkembang formasinya padaawal tahun
1953 dengan dibantu temannya bernama Dahlan, seorang pengrajin alat musik.
- Pada masa itu, selain Orkes Melayu, keroncong juga menjadi siaran yang hits di media.
- Dari O.K tersebut, beliau merasa tidak dapat bertahan secara berkala dengan partner
yang jauh domisilinya. Oleh karena itu, perlahan membentuk kelompok musik sendiri
bersama kerabat dari wilayah Sambas dan sekitarnya, sehingga secara tak langsung
merubah gaya dan keberadaan O.K tersebut, menjadi Orkes Melayu Pantai Harapan.
(hal 30)
- Eksplorasi demi eksplorasi berjalan, hingga menemukan suatu inovasi gaya musik untuk
kelompoknya tersebut, Bulyan Musthafa tidak mau terperangkap dengan identitas nama
gaya musiknya, akhirnya beliau menghilangkan identitas gaya untuk nama grupnya,
sehingga menjadi Orkes Pantai Harapan yang resmi mengorbit pada Juli 1953 di
Pemangkat, Sambas.
(hal 32)
- Orkes Pantai Harapan tersebut semakin melonjak eksistensinya ketika tahun 1954,
Bulyan menciptakan lagu pertamanya yang berjudul “Kota Pemangkat”.
- Sayangnya pada masa itu media rekam tidak ada di daerah tersebut, dan arsip hasil
rekaman amatir kaset pita tidak (berdasarkan penelusuran) tidak ada yang memilikinya.
(hal 34)
- Keberhasilan Orkes Pantai Harapan menjadi inspirasi bagi pelaku musik lainnya di daerah
tersebut,sehingga banyak bermunculan kelompok musik lainnya,
(hal 40-45)
- Tahun 1956, Bulyan Musthafa mengirimkan lagu-lagunya untuk berpartisipasi dalam
kompilasi 15 lagu pilihan untuk diterbitkan di majalah musik Senandung Deli Medan
dengan tajuk Patah Hati.
- Kesempatan tersebut membuat eksistensinya semakin dikenal di kalangan penggiat dan
penggemar Orkes Melayu Nusantara.

(hal 48)

- Tahun 60an terjadi kebakaran besar di Kab. Pemangkat, berimbas pada tempat tinggal
dan alat musik kepunyaan Bulyan Musthafa.
- Pasca kebakaran Orkes Pantai Harapan mulai kehilangan ruang dan waktu yang tidak
kondisional.
- Mengungsi ke daerah lain, melanjutkan perjalanan musikalnya bersama Orkes
Senandung Senja dan Orkes Tanjungpura.

(hal 50)

- Tahun 63, Bulyan Musthafa memperluas jejaringnya dan mengadu nasib hingga ke
Serawak Malaysia.

(hal 52 - 54)

- Karyanya sangat diterima oleh masyarakat di sana, hingga mendapat kesempatan


produksi bersama kelompok musik Shukri Mahidi (ayah dari Rukayah Syukri-
penyanyi popular di Serawak Malaysia).

(hal 56)

- Transkrip lagu (Serawak Malaysia)


- Kendala pada saat itu tidak dapat menerima royalty yang berkepanjangan dari
produksi tersebut, karena status penduduk asing.
- Pernah ditawarkan untuk pindah kewarganegaraan, tetapi Bulyan lebih ingin sukses
dan memajukan daerahnya sendiri daripada daerah orang lain.
- Tahun 68an kembali ke Sambas, Indonesia untuk melanjutkan kembali karirnya

(hal 64 - 66)

- Tahun 74, Bulyan bertemu dengan salah satu sudagar di Pemangkat, dan diberi
kesempatan karyanya untuk diproduseri oleh Husni Arifin
- Sadar akan perkembangan musik yang sedang popular saat itu, Membentuk
kelompok musik “Kugiran D’Ses (Kumpulan Gitar Rancal Daerah Senandung Sambas).
- Jamansedang populer beraliran “Pop yeh yeh”, (pengaruh dari british)
- Kugiran (Kumpulan Gitar Rancak), satu diantara sajian musik (genre) dengan format
band yang popular di wilayah Malaysia, Singapuram beberapa wilayah perkotaan di
Sumatera dan beberapa wilayah Pesisir Utara Kalimantan.
- Sebagai pembaharuan dari gaya hibrid, tetapi gayanya musiknya masih dalam
konteks musik Melayu tetapi dengan irama yang lebih modern, tempo cepat dan
gembira

(Hal 142 )

- Selain bentuk Kugiran, di daerah Sambas dan sekitarnya juga sedang musim
kompetisi Pop Singer dengan diiringi live musik.

(Hal 144)

- Tahun 77an para pelaku seni (musik) di Sambas dan sekitarnya mulai bereksplorasi
dengan instrument,
- Imitasi dan inovasi dengan temuan-temuan dan kebutuhannya.
- Membuat piano dari Bambu

(hal 70)

- Tahun 78 beliau mendapat kesempatan mengikuti lokakarya bersama 18 orang


rombongan pastor Khatolik dariperwakilan dari beberapa provinsi.
- Beliau diutus sebagai perwakilan Yayasan Frederick (termasuk salah satu yayasan
terbesar di Kalbar, yang memiliki kelompok musik “Simfoni Akcaya” di Pontianak)
yang mewakili (BKKNI) Badan Kesenian Nasional Indonesia wilayah Kalbar.
- Lokakarya di Pusat Musik Liturgi yang dibimbing oleh L.Manik, dan Romo Karl.
Edmund Prier.

(hal 78)

- Tahun 80an lagu-lagu bulyan mulai berkiprah lagi di Kab. Sambas dan kalbar,
berkontribusi kepada masyarakat melalui beberapa keterlibatan dengan komunitas
dan sanggar seni dalam berbagi pengalman-pengalamannya.

(hal 99)

- Tahun 93 terlibat bersama Sanggar Putri Hijau dalam pementasan “Semalam di


Kalimantan - Bersama Seni Tradisi Melayu” dalam agenda Indo Tourism, di WTC
Surabaya
- Berupa pertunjukan musik Tanjidor, Musik tradisional dan Orkes Melayu, Tari
tradisional, hingga kesenian Mak Yong (drama tradisional)
(hal 100)

- Tahun 94 Bersama rombongan Sanggar Putri Hijau (Sambas) menjadi perwakilan


Indonesia dalam agenda Tournament of Roses (Festival bunga internasional) di
Pasadena, California, USA.

(hal 120)

- Tahun 2000 mendapatkan kesempatan mengeluarkan album lagu pop daerah dalam
bentuk VCD dengan lagu-lagu yang telah lama beliau ciptakan.
- Kesuksesan album tersebut juga menjadi salah satu pemantik meningkatkan
eksistensi lagu-lagu pop daerah lainnya di Kalbar.
- Tetapi sayangnya sajian musik yang dihadirkan dalam album tersebut sudah
menggunakan Key Elektrik. (Beliau telah membeli KB dari 1981)

(HAL 130)

- Karena konsistensi dan kontribusinya di bidang kesenian, Bulyan Musthafa


mendapatkan penghargaan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata 2008 sebagai
Musikus dan pencipta lagu daerah Sambas

(hal 134)

- Karena keberhasilan nya melestarikan budaya melalui kontribusinya kepada


masyarakat daerah dan penciptaan lagu daerah, Beliau mendapatkan tanda
kehormatan Satyalancana Kebudayaan 2019 dari presiden dengan predikat
budayawan.

Putar Lagu

Mengapa Suram – Rukayah Syukri (hal 54)

Joget Gembira – Restorasi (hal 174)

(hal 220)

- Diskografi karya berupa lagu ciptaan Bulyan Musthafa & semuanya ada transkrip
notasi angka yang beliau tulis tangan.
- Di buku tidak saya lampirkan, karna untuk edisi lainnya untuk bahasan diskografi
karya.

- Sumber data dari subjek primer dan sekunder (sahabat seperjuangannya) serta dari
arsip berupa koleksi foto pribadi dan cuplikan surat kabar yang beliau simpan.

Anda mungkin juga menyukai