Introduksi buku
* Hasil penelitian yang dilakukan dari 2018 akhir dan dicetak 2020
* Sebelumnya telah mengenal sosok sang maestro dari semenjak sekolah (2008an)
* Wujud tulisan buku populer ilmiah (dengan beberapa kosakata dan pribahasa Melayu)
* Include rekaman restorasi adikarya (pilihan maestro) dengan wujud cetakan usbcard dan
transkrip notasinya
Isi buku
2. pengalaman konteks musikal sang maestro mulai dari awal belajar musik
lagu-lagu anak hingga musik populer (orkes) melayu pasca kolonial di Nusantara.
(termasuk pengalaman pahit manis asam garam proses yang ditempuh beliau)
4. reward dan penghargaan yang telah didapatkan selama menggeluti musik hingga
memperoleh gelar maestro musik pop daerah
* 3 bab tambahan :
2. Pengalaman konteks musikal sang maestro mulai dari awal belajar musik dan
intertekstualnya hingga mampu menggagas sebuah kelompok musik.
(hal 22)
- Dari ke13 saudara kandung tersebut, hanya beliau yang tertarik dalam berkesenian
ditambah dengan pengarahan dan motivasi dari ibundanya.
- Untuk pertama kali bulyan suthafa mempelajasi instrument biola (viool dalam bahasa
belanda), beliau belajar secara otodidak dan diarahkan serta diiringi dengan permainan
harmonian dari sang ibunda
- Selain itu, beliau juga mempelajari beberapa alat musik seperti Akordion, Gitar, Clarinet
dan Saxophone secara otodidak dari kerabat di sekitarnya.
- Metode belajar beliau dengan mendengarkan dan menganalisa musik dari beberapa
siaran radio (khususnya siaran musik keroncong dan Orkes Tun Bun Liung (belum tau))
- Selain itu, beliau juga banyak mengamati musik dari film bioskop pada masa itu, Gaya
bermusiknya banyak terinspirasi dari karya-karya Xavier Cugar “Raja Rumba”
- Mulai saat itu beliau sangat tertarik dengan musik gaya Latin seperti Samba, Mambo,
Tango, Cha-cha. Beliau juga membuat beberapa instrument nonkonvensional guna
mengimitasi instrument yang dibutuhkannya, seperti bass dan perkusi (gendang dan
marakas)
(hal 23)
- Sebagai inspirasi dan panutan lokalnya, di Kab. Sambas pada masa itu sedang tumbuh
dan berkembang kelompok musik yang bernama Orkes, Uril Jakad (didominasi oleh
satuan militer), Suryawirawan (dominasi keturunan bangsawan) dan Seloro Band
- Orkes Uril Jakad ini terdiri dari gabungan satuan militer dan beberapa musisi dari pesisir
Kalbar pada saat itu. Kelompok tersebut termasuk salah satu yang mempopulerkan lagu
daerah “Cik-Cik Periuk” sebagai lagu daerah Kalbar.
- Bulyan Musthafa bergabung dengan Seloro Band sebagai pemain Marakas
- Karir beliau mulai meningkat ketika terdapat suatu momen kolaborasi dengan sebuah
rombongan kelompok kesenian Melayu dari Kampung Beting, Pontianak (merupakan
daerah istana kesultanan Ptk) th 1952, berupa pertunjukan musik , tari-tarian, hingga
sandiwara.
(hal 36 & 35)
- Tahun 1953, melalui surat kabar, Bulyan membeli literature musik untuk mempelajari
notasi angka dan notasi balok, teori dan harmoni, bentuk musik, hingga gaya musik barat.
- Membeli literature musik dari F.Franken (Jerman) melalui Rhapsody in Swing School of
Music Bandung.
(hal 28)
- Beliau memutuskan untuk meneruskan kolaborasi bersama beberapa musisi yang datang
dari Pontianak dengan membentuk O.K Pantai Harapan
- Kemudian kelompok musik tersebut semakin berkembang formasinya padaawal tahun
1953 dengan dibantu temannya bernama Dahlan, seorang pengrajin alat musik.
- Pada masa itu, selain Orkes Melayu, keroncong juga menjadi siaran yang hits di media.
- Dari O.K tersebut, beliau merasa tidak dapat bertahan secara berkala dengan partner
yang jauh domisilinya. Oleh karena itu, perlahan membentuk kelompok musik sendiri
bersama kerabat dari wilayah Sambas dan sekitarnya, sehingga secara tak langsung
merubah gaya dan keberadaan O.K tersebut, menjadi Orkes Melayu Pantai Harapan.
(hal 30)
- Eksplorasi demi eksplorasi berjalan, hingga menemukan suatu inovasi gaya musik untuk
kelompoknya tersebut, Bulyan Musthafa tidak mau terperangkap dengan identitas nama
gaya musiknya, akhirnya beliau menghilangkan identitas gaya untuk nama grupnya,
sehingga menjadi Orkes Pantai Harapan yang resmi mengorbit pada Juli 1953 di
Pemangkat, Sambas.
(hal 32)
- Orkes Pantai Harapan tersebut semakin melonjak eksistensinya ketika tahun 1954,
Bulyan menciptakan lagu pertamanya yang berjudul “Kota Pemangkat”.
- Sayangnya pada masa itu media rekam tidak ada di daerah tersebut, dan arsip hasil
rekaman amatir kaset pita tidak (berdasarkan penelusuran) tidak ada yang memilikinya.
(hal 34)
- Keberhasilan Orkes Pantai Harapan menjadi inspirasi bagi pelaku musik lainnya di daerah
tersebut,sehingga banyak bermunculan kelompok musik lainnya,
(hal 40-45)
- Tahun 1956, Bulyan Musthafa mengirimkan lagu-lagunya untuk berpartisipasi dalam
kompilasi 15 lagu pilihan untuk diterbitkan di majalah musik Senandung Deli Medan
dengan tajuk Patah Hati.
- Kesempatan tersebut membuat eksistensinya semakin dikenal di kalangan penggiat dan
penggemar Orkes Melayu Nusantara.
(hal 48)
- Tahun 60an terjadi kebakaran besar di Kab. Pemangkat, berimbas pada tempat tinggal
dan alat musik kepunyaan Bulyan Musthafa.
- Pasca kebakaran Orkes Pantai Harapan mulai kehilangan ruang dan waktu yang tidak
kondisional.
- Mengungsi ke daerah lain, melanjutkan perjalanan musikalnya bersama Orkes
Senandung Senja dan Orkes Tanjungpura.
(hal 50)
- Tahun 63, Bulyan Musthafa memperluas jejaringnya dan mengadu nasib hingga ke
Serawak Malaysia.
(hal 52 - 54)
(hal 56)
(hal 64 - 66)
- Tahun 74, Bulyan bertemu dengan salah satu sudagar di Pemangkat, dan diberi
kesempatan karyanya untuk diproduseri oleh Husni Arifin
- Sadar akan perkembangan musik yang sedang popular saat itu, Membentuk
kelompok musik “Kugiran D’Ses (Kumpulan Gitar Rancal Daerah Senandung Sambas).
- Jamansedang populer beraliran “Pop yeh yeh”, (pengaruh dari british)
- Kugiran (Kumpulan Gitar Rancak), satu diantara sajian musik (genre) dengan format
band yang popular di wilayah Malaysia, Singapuram beberapa wilayah perkotaan di
Sumatera dan beberapa wilayah Pesisir Utara Kalimantan.
- Sebagai pembaharuan dari gaya hibrid, tetapi gayanya musiknya masih dalam
konteks musik Melayu tetapi dengan irama yang lebih modern, tempo cepat dan
gembira
(Hal 142 )
- Selain bentuk Kugiran, di daerah Sambas dan sekitarnya juga sedang musim
kompetisi Pop Singer dengan diiringi live musik.
(Hal 144)
- Tahun 77an para pelaku seni (musik) di Sambas dan sekitarnya mulai bereksplorasi
dengan instrument,
- Imitasi dan inovasi dengan temuan-temuan dan kebutuhannya.
- Membuat piano dari Bambu
(hal 70)
(hal 78)
- Tahun 80an lagu-lagu bulyan mulai berkiprah lagi di Kab. Sambas dan kalbar,
berkontribusi kepada masyarakat melalui beberapa keterlibatan dengan komunitas
dan sanggar seni dalam berbagi pengalman-pengalamannya.
(hal 99)
(hal 120)
- Tahun 2000 mendapatkan kesempatan mengeluarkan album lagu pop daerah dalam
bentuk VCD dengan lagu-lagu yang telah lama beliau ciptakan.
- Kesuksesan album tersebut juga menjadi salah satu pemantik meningkatkan
eksistensi lagu-lagu pop daerah lainnya di Kalbar.
- Tetapi sayangnya sajian musik yang dihadirkan dalam album tersebut sudah
menggunakan Key Elektrik. (Beliau telah membeli KB dari 1981)
(HAL 130)
(hal 134)
Putar Lagu
(hal 220)
- Diskografi karya berupa lagu ciptaan Bulyan Musthafa & semuanya ada transkrip
notasi angka yang beliau tulis tangan.
- Di buku tidak saya lampirkan, karna untuk edisi lainnya untuk bahasan diskografi
karya.
- Sumber data dari subjek primer dan sekunder (sahabat seperjuangannya) serta dari
arsip berupa koleksi foto pribadi dan cuplikan surat kabar yang beliau simpan.