A. Judul Penelitian
“Analisis Melodi Gambus Lagu Anak Ayam Pada Musik Iringan Tari Jepin
B. Latar Belakang
Dalam suatu kesenian pada umumnya seni tari dan musik merupakan dua
hal yang saling berhubungan. Hal ini dapat dilihat dari konteks musik dalam
bahwa musik dalam penggarapan tari dapat dibedakan menjadi tiga yaitu musik
sebagai pengiring tari, musik sebagai ilustrasi tari, dan musik sebagai partner.
Salah satu yang paling umum dikenal adalah musik sebagai pengiring tari. Musik
sebagai pengiring tari merupakan musik yang dimainkan dengan tujuan untuk
mengiringi suatu tarian. Hal ini dapat dilihat pada acara pertunjukkan seni tari
pertunjukkan tari dari berbagai sisi seperti pemberi tempo atau ketukan bagi
dengan tema suatu tarian dan lain sebagainya. Begitu pula halnya dengan musik,
meskipun sesungguhnya musik mampu berdiri sendiri sebagai sebuah karya seni
namun dalam konteksnya sebagai iringan tari musik tidak bisa lepas dari tari yang
diiringinya.
1
2
dikenal pula sebagai Kabupaten yang masih kental dengan berbagai kesenian
tradisi baik itu seni tari maupun musik yang pada umumnya didominasi kesenian
tradisi Melayu. Hal ini terbukti pada saat acara tahunan festival budaya keraton
menampilkan berbagai macam kesenian tradisi melayu seperti seni musik Jepin,
seni bermain gambus, Hadrah, seni bersyair, Tari Jepin dan masih banyak
kesenian lainnya.
Musik Jepin merupakan salah satu kesenian musik yang sering ditemui
ajaran agama maupun falsafah hidup yang dimainkan oleh alat musik gambus
sebagai instrumen melodi khas yang pasti ada dalam musik Jepin. Lagu-lagu
tersebut sering digunakan untuk mengiringi berbagai tarian Jepin yang ada. Perlu
diketahui bahwa di Kabupaten sanggau ditemukan hal yang menarik yaitu pada
umumnya lagu-lagu yang digunakan sebagai musik pengiring Tari Jepin tidak
difokuskan untuk mengiringi satu tarian saja, melainkan dapat digunakan untuk
mengiringi berbagai Tari Jepin lainnya sesuai dengan permintaan dari penggarap
tari mengenai lagu apa yang diinginkan. Sehingga tidak akan menjadi masalah
apabila ditemukan lagu yang sama dalam mengiringi tarian yang berbeda.
Tari Jepin Senggarong merupakan salah satu dari berbagai Tari Jepin yang
merupakan nama tarian yang berasal dari kata “Arong” dalam bahasa Sanggau
artinya tempat, dan “Senggarong” artinya seluruh tempat. Tari Jepin Senggarong
3
tempat untuk mencari ikan. Tarian ini pada awalnya muncul sebagai tari
perkembangan zaman dan kondisi alamiah yang terjadi, eksistensi Tari Jepin
Senggarong tidak berlangsung cukup lama karena satu persatu seniman penggarap
tari telah tiada hingga akhirnya tarian ini tidak pernah lagi ditampilkan diberbagai
pendapat yang dikemukakan oleh Bapak Riva’i Nafis selaku seniman melayu di
Sanggau hal ini dikarenakan tidak adanya aturan dan standar khusus yang
menentukan lagu apa yang layak untuk mengiringi Tari Jepin Senggarong, karena
pada dasarnya musik pengiring tari pada zaman dahulu tidak digarap secara
lagu Jepin yang berjudul Anak Ayam karena pada saat munculnya tari Jepin
Senggarong lagu tersebut sudah ada bahkan dapat dikatan sebagai lagu tertua
sehingga lebih sering digunakan pada masa itu. Pada awalnya lagu Anak Ayam
instrumen musik yang sederhana dengan format awal yaitu satu pemain gambus
yang merangkap sebagai vocal dan dua pemain gendang. Dalam hal ini gendang
yang dimaksud ini adalah Tar yang biasa digunakan dalam memainkan musik
hadrah.
bahkan telah muncul berbagai lagu baru selain Anak Ayam diantaranya lagu Lima
Rukun Iman, Pancur Aji, Burong Bubut, Bulan empat Senama, Lanau Idau dan
masih terdapat beberapa lagu jepin lainnya. Tidak hanya sebatas munculnya lagu-
lagu baru saja namun hal tersebut juga didukung dengan perkembangan instrumen
musik yaitu adanya tambahan instrumen melodi selain gambus seperti biola,
accordeon dan kerboard. Hal tersebut dikemukakan oleh bapak Rivai Nafis dan
Bapak Abang Saka selaku seniman musik tradisi di Kabupaten Sanggau. Selain
itu terdapat penambahan instrumen gendang seperti maruas, rebana dan kompang
sengaja hal tersebut membuat lagu anak ayam secara perlahan mulai jarang
bervariasi dan dikemas dalam nuansa yang lebih modern dibandingkan dengan
Namun saat ini Tari Jepin Senggarong dan lagu-lagu untuk musik iringan
yang digunakan khususnya lagu Anak ayam masih dapat ditemui dan dipelajari
disalah satu sanggar kesenian di Kabupaten Sanggau yaitu Sanggar Nurul Huda
Sanggau. Sanggar Nurul Huda didirikan oleh bapak H. Abdurahman (alm) pada
tahun 1986 dan kemudian saat ini telah dibina oleh Bapak Maulana dengan Ketua
sanggar yaitu Bapak Khamarudin. Sanggar tersebut merupakan salah satu sanggar
terdahulu.
untuk melakukan penelitian terkait lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari
peneliti memilih lagu Anak Ayam karena lagu tersebut merupakan lagu yang
sudah cukup lama digunakan sebagai musik pengiring berbagai Tari Jepin salah
satunya Tari Jepin Senggarong sebelum munculnya berbagai lagu-lagu jepin yang
baru yang membuat lagu Anak Ayam mulai dilupakan. Hal tersebut telah
dikemukakan oleh Bapak Rivai Nafis dan Bapak Abang Saka yang berperan
lagu Anak Ayam dalam mengiingi tari Jepin. Pendapat Bapak Riva;i dan Bapak
abang Saka juga didukung oleh Bapak Sunaryo yang merupakan seniman tari di
Kabupaten Sanggau.
Alasan kedua ditinjau dari segi melodi gambus lagu Anak Ayam yang
terdiri dari melodi sederhana artinya hanya terdiri dari melodi yang diulang-ulang
pada setiap bait syair. Hal ini menjadi ketertarikan peneliti untuk melakukan
analisis terkait struktur melodi lagu Anak Ayam. Alasan yang ketiga ditinjau dari
format instrumen dalam meminkan lagu anak ayam yang dapat dikatakan
6
sederhana dan unik karena hanya menggunakan satu instrumen melodi yaitu
gambus serta dua instrumen perkusi yaitu tar yang merupakan instrumen perkusi
musik hadrah.
perkusi dalam memainkan lagu-lagu Jepin cukup jarang ditemui karena pada
rebana sedangkan pada lagu Anak Ayam kedua instrumen tersebut tidak
lagu Anak Ayam juga tidak terdapat lampas yang pada umumnya selalu ada
dalam musik Jepin. Melihat fakta dan informasi yang peneliti temukan dilapangan
ini pula yang menjadi poin tambahan bagi peneliti untuk memilh lagu Anak
kabupaten Sanggau khususnya lagu anak ayam sehingga peneliti tertarik untuk
gambus lagu anak Ayam sebagai musik iringan tari Jepin senggarong dapat
dibakukan dalam bentuk notasi dengan tujuan untuk menjaga tradisi yang sudah
ada dan menghidupkan kembali lagu-lagu tradisi jepin yang mulai dilupakan. Hal
ini peneliti lakukan dengan tujuan agar meskipun zaman telah berkembang
dengan membawa lagu-lagu baru dan instrumen baru, namun lagu dan instrumen
tradisi yang digunakan pada awal mula musik iringan Tari Jepin Senggarong yaitu
7
gambus dan tar masih dapat dimainkan oleh semua orang terutama seniman-
seniman Jepin generasi muda. Harapan yang penulis ungkapkan juga selaras
dengan harapan narasumber yaitu Bapak Rivai Nafis dan Bapak Abang Saka yang
menyatakan bahwa “Jepin tidak akan panjang umur jika tidak ada pemusik yang
tersendiri yaitu satu lagu dapat digunakan untuk mengiringi berbagai tarian yang
Sanggau sebagai lokasi dalam penelitian ini. Alasan lain yang memotivasi Peneliti
untuk memilih lagu anak ayam yaitu belum adanya penelitian terdahulu yang
meneliti lagu-lagu yang digunakan sebagai musik iringan tari Jepin di Kabupaten
Sanggau khususnya tari Jepin Senggarong dengan lagu Anak Ayam sehingga
Terlepas dari belum adanya penelitian terdahulu yang berfokus pada musik
iringan Tari Jepin Senggarong, penelitian yang memfokuskan pada tariannya saja
sudah pernah diteliti oleh saudari Nita Nopriyanti, mahasiswa angkatan 2009
alasan yang telah peneliti jabarkan, Peneliti mengharapkan agar penelitian ini
dapat menjadi dokumen penelitian kesenian tradisi yang bisa dijadikan referensi,
8
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas pada uraian diatas, masalah
umum dalam penelitian ini adalah bagaimana “Analisis Melodi Gambus Lagu
Anak Ayam Pada Musik Iringan Tari Jepin Senggarong di Kabupaten Sanggau?“.
Agar penelitian ini lebih terarah, penulis membagi masalah umum tersebut
1. Tangga nada apa yang digunakan dalam melodi gambus lagu Anak Ayam pada
2. Bagaimana struktur motif dan frase dalam melodi gambus lagu Anak Ayam
3. Bagaimana kontur dalam melodi gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan
D. Tujuan Penelitian
penelitian ini adalah untuk mengetahui: “Analisis Melodi Gambus Lagu Anak
Ayam pada Musik Iringan Tari Jepin Senggarong di Kabupaten Sanggau”. Dari
fokus penelitian di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Pendeskripsian tangga nada yang digunakan dalam melodi gambus lagu Anak
2. Pendeskripsian struktur motif dan frase dalam melodi gambus lagu Anak ayam
3. Pendeskripsian kontur dalam melodi gambus lagu Anak ayam pada musik
E. Manfaat Penelitian
dapat memberikan manfaat. Manfaat dari penelitian ini ada dua yaitu manfaat
1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis hasil penelitian ini berupa dokumen yang memuat penjelasan
(partiture) lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong di
dalam bidang musik yaitu tentang analisis melodi terutama mengenai tangga nada,
motif dan frase serta kontur melodi. Penelitian ini juga diharapkan dapat
Kabupaten Sanggau.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
melodi gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong di
Kabupaten Sanggau.
10
kebudayaan yaitu mengenai melodi gambus lagu Anak Ayam pada musik
Hasil penelitan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan bahan bacaan,
dapat mengaktifkan kembali pelaku seni maupun objek karya seni, khususnya
d. Bagi Pembaca
informasi yang berisi data secara jelas mengenai melodi gambus lagu Anak
Pada dasarnya terdapat banyak lagu Jepin yang digunakan untuk mengiringi
Tari Jepin Senggarong di Kabupaten Sanggau. Hal ini terjadi karena salah satu
keunikan musik pengiring Tari Jepin disanggau yaitu pada umumnya lagu jepin
yang ada tidak difokuskan untuk mengiring satu tarian tertentu, sehingga lagu
Jepin apapun bisa digunakan untuk mengiring satu Tari Jepin namun disesuaikan
dengan permintaan dari penggarap tarinya saja. Namun dalam penelitian kali ini
peneliti memilih untuk menfokuskan pada lagu anak ayam karena lagu ini
merupakan lagu jepin yang sudah cukup lama dan digunakan pada awal adanya
11
tari Jepin Senggarong sebelum munculnya berbagai lagu baru dalam mengiri
berbagai tari Jepin. Selain itu ditinjauan dari segi melodi dan format musik masih
sangat sederhana. Begitu pula hanya dengan lagu Anak Ayam pada musik iringan
Tari Jepin Senggarong di Kabupaten Sanggau terdapat beberapa versi dengan lirik
yang berbeda namun secara umum melodinya sama. Menurut penjelasan dari
narasumber yaitu Bapak Riva’i Nafis hal ini dikarenakan antar pemain gambus
yang memainkan melodi utama lagu Anak Ayam yang satu dengan yang lain
terdapat perbedaan dalam tehnik permainan gambus terutama dari segi cengkok
lagu Anak Ayam versi Abang Saka yang merupakan pemusik yang memainkan
instrumen gambus yang mengajarkan tari dan musik iringan Jepin Senggarong di
Sanggar Nurul Huda. Kemudian hal yang akan peneliti bahas dalam penelitian ini
dan frase melodi serta pendeskripsian kontur melodi gambus lagu Anak Ayam
G. Penjelasan Istilah
istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan istilah-istilah
1. Melodi
kalimat lagu. Dalam penelitian ini, melodi yang akan dianalisis adalah melodi
gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong. Struktur
melodi gambus yang akan dianalisis adalah tangga nada, struktur motif dan
2. Gambus
adalah instrumen atau alat musik petik yang umum ditemukan pada musik-
instrumen nmelodi dalam musik iringan tari yang dimainkan seseorang sambil
gitar. Gambus tersusun oleh beberapa senar ,paling sedikit berjumlah tiga senar
dan paling banyak tersusun atas 12 senar. Dalam penelitian ini gambus
merupakan instrumen melodi yang memainkan lagu Anak Ayam pada musik
analisis.
penampilan atau pertunjukkan suatu karya seni baik itu mengiringi tari, drama,
teater maupun pertunjukkan seni lainnya. Dalam penelitian ini, musik iringan
yang dimaksud lagu Anak Ayam versi Abang Saka di Sanggar Nurul Huda
4. Jepin Senggarong adalah sebuah nama judul tari yang berasal dari kata
penjuru tempat untuk mencari ikan. Jepin Senggarong juga merupakan Tari
Jepin yang ditarikan dengan iringan musik berupa lagu-lagu Jepin. Berkaitan
dengan hal tersebut, yang akan peneliti analisis dalam penelitian ini adalah
melodi gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong di
Kabupaten Sanggau.
H. Landasan Teori
1. Musik
karya seni berupa bunyi berbentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan
fikiran serta perasaan penciptanya lewat unsur-unsur pokok musik yakni irama,
melodi, harmoni, serta bentuk atau susunan lagu dan ekspresi sebagai satu
gagasan melalui bunyi yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni
dengan unsur pendukung berupa bentuk, sifat, dan warna bunyi (Soeharto,
1992:86)
hasil karya seni yang tercipta dari proses pengungkapan gagasan dan perasaan
harmoni, bentuk dan ekspesi sebagai satu kesatuan. Bagitu pula halnya dengan
objek yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu melodi gambus lagu Anak
14
Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong yang merupakan satu bentuk
karya seni musik yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Sanggau yang
tersusun atas beberapa unsur musik. Unsur musik yang akan menjadi fokus pada
penelitian ini adalah struktur melodi musik dari instrumen gambus yang
kreatifitas daya cipta dan keunikan ekspresi seorang individu. Disisi lain,
berpendapat bahwa karya musik merupakan suatu karya seni yang tercipta dari
suatu proses kreatif dalam mengungkapkan perasaan dan ekspresi yang ada pada
seorang individu. Ekpresi dan perasaan tersebut kemudian diolah menjadi suatu
Hal ini tidak hanya terfokus pada penciptaan karya musik saja, namun untuk
Seorang individu tidak boleh kaku dalam memainkan musik karena akan
terdengar lebih hidup. Begitu pula halnya dengan lagu Anak Ayam pada musik
15
iringan Tari Jepin Senggarong, seorang pemain instrumen gambus dituntut untuk
ornamen berupa cengkok Melayu. Begitupula dengan pemain perkusi tar yang
harus memainkan pola-pola tabuhan Jepin dengan dinamika atau ekspresi yang
mampu mendukung dinamika musik terutama pada saat memberi aksen gerakan
penari.
2. Unsur-unsur Musik
a. Melodi
merupakan salah satu unsur yang mendasar yang dapat dikatakan unsur pokok
dalam musik. Melodi tersusun atas rangkaian nada-nada dengan durasi tertentu
menjadi lebih menarik dan lebih kompleks agar melodi yang dihasilkan
terdengar lebih kaya dan indah, penambahan hal tersebut dalam melodi dikenal
A melody that stays on the same pitch gets boring pretty quickly. As the
melody progresses, the pitches may go up or down slowly or quickly. One
16
can picture a line that goes up steeply when the melody suddenly jumps to
a much higher note, or that goes down slowly when the melody gently
falls. Such a line gives the contour or shape of the melodic line.
Schmidt dan Jones berasumsi bahwa sebuah musik dengan melodi yang
tersusun dari nada-nada yang sama pada setiap bagiannya akan terkesan kaku
dan cukup membosankan sedangkan permainan melodi dengan nada yang naik
turun akan lebih baik dan membuat melodi lebih bervariasi. Pergerakan melodi
tersebut akan membentuk suatu garis melodi yaitu kontur atau countur. Sejalan
dengan asumsi yang dikemukakan oleh Schmidt dan Jones yang mengatakan
bahwa melodi akan lebih bervariasi apabila disusun turun naik sehingga
terbentuk sebuah garis melodi atau kontur, Malm dalam Takari (1993:16)
1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada
2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari nada
nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi ke
4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu nada
5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang
lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih
6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada
yang lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor maupun
minor.
definite order as to. The intervals between the successive notes. Berdasarakan
pendapat yang dikemukakan Harris tangga nada merupakan susunan nada yang
menghasilkan bunyi yang tersusun secara berurutan yaitu dari nada tertinggi ke
nada yang terendah maupun sebaliknya dari nada terendah ke nada tertinggi.
Berdasarkan hal tersebut tangga nada dapat juga diartikan sebagai susunan nada-
nada secara alphabetis yang disusun ke atas (dari nada terendah ke nada
membedakan tangga nada (scale) dalam dua kategori yaitu tangga nada diatonik
(diatonic scale) dan tangga nada kromatik (chromatic scale) sebagai berikut :
Menurut Crocth (1812:3) A diatonic scale consists of five tone and two
seminote, the latter being separated by two tones and three tones alternately and
note being in alphabetical order. Berdasarkan hal tersebut tangga nada diatonik
merupakan tangga nada yang terdiri dari lima nada dan dua semi nada, keduanya
dipisahkan oleh dua atau tiga nada secara bergantian dan dituliskan berdasarkan
urutan huruf alfabet. Pendapat lain dikemukakan pula oleh Jarret dan Day
(2008:55), diatonic scale have seven different pitches in them. Jarret dan Day
18
mengatakan bahwa dalam tangga nada diatonik terdapat tujuh nada yang
interval from its Ist to. its 3rd degree is a major third. Tangga nada mayor
(whole-tone). Tangga nada mayor natural adalah tangga nada mayor yang
sebagai berikut :
From the 3rd to. the 4th deg ree a Semi tone.
Minor Scales are so called because the interval from their 1st to 3rd
degrees is a minor third. They differ from Major Scales in the order of
their Tones and Semitones. There are two forms of Minor Scale in
general use, the Harmonic Minor and the Melodic Minor. The
Intervals are the same in both forms as regards the first four notes, the
difference in their construction being in the intervals formed by their
upper four notes.
6, dan jarak nada-nada yang lain adalah 1 tone (whole-tone). Secara umum
tangga nada minor daat dibedakan menjadi dua yaitu tangga nada minor
harmonic dan minor melodic. Perbedaan kedua tangga nada minor tersebut
Pada tangga nada minor melodic nada ke-6 dan ke-7 berbeda saat
bergerak dari bawah ke atas dan dari atas kebawah , contohnya sebagai
berikut :
semitones from a note to its octave. There are two ways of writing the
Chromatic Scale, one is called the Harmonic Chromatic Scale, and the
other the Melodic Chromatic Scale. They differ from each other in notation
only, and not in sound. Berdasarkan pendapat Harris tangga nada kromatik
merupakan suksesi nada semitone dalam mencapai oktaf nada. Ada dua cara
yang dapat digunakan dalam menuliskan tangga nada kromatik yaitu tangga
nada kromatik harmonik (the harmonic chromatic scale) dan tangga nada
kedua tangga nada ini berbeda namun tidak dalam hal suara yang
dihasilkan.
21
c. Modus (modes)
modus (modes). Modus tercipta saat dalam satu oktaf piano kita mainkan hanya
pada bagian putih saja, maka dari hal tersebut muncullah sebuah modus dalam
tangga nada. Sejalan dengan hal ini, Jarrett dan Day (2008:60—63)
kunci putih dalam piano yang dimulai dari nada C. Namun apabila ingin
2. Dorian
22
Modus dorian merupakan modus yang dimulai dari nada D . Jika ingin
membuat modus dorian dari nada dasar lain maka dapat menggunakan
interval (1-1/2-1-1-1-1/2-1).
3. Phrygian
Modus phrygian dimulai dari nada nada E. Jika ingin membuat modus
1-1).
4. Lydian
Modus yang dimulai dari F. Jika ingin membuat modus lydian dari nada
5. Mixolydian
Modus yang dimulai dari nada G . Jika ingin membuat modus mixolydian
Modus yang dimulai dari nada A. jika ingin membuat modus aeolian dari
7. Lockrian
Modus yang dimulai dari nada B. jika ingin membuat modus lockrian dari
Berikut gambar tangga nada dengan modus-modus yang telah dijelaskan diatas .
23
disimpulkan bahwa tangga nada merupakan susunan urutan nada baik itu dari
secara berjenjang seperti alfabet. Teori tangga nada dan modus diatas akan
penggunaan tangga nada dalam melodi gambus lagu Anak Ayam pada musik
iringan Tari Jepin Senggarong di Kabupaten Sanggau dan modus apa yang
digunakan.
24
describe the motion of music in time. The fundamental unit of rhythm is the pulse
or beat. Even person untrained in music generally sense the pulse and may
pergerakan musik dalam waktu. Unit dasar dari ritmik adalah pulsa atau beat.
Ritmik merupakan unsur musik yang dapat dirasakan semua orang, artinya
tidak hanya orang yang paham dan berada dalam lingkungan musik saja yang
dapat merasakan ritmik, namun orarng yang tidak terlatih dalam musik sekalipun
dapat merasakan dan merespon ketika mereka mendengar musik. Hal ini dapat
kita temui ketika seseorang mendengarkan musik, maka orang yang mengerti
musik maupun yang tidak mengerti musik sebagian besar akan merespon
Unsur rimik dinotasikan dalam bentuk notasi musik dan untuk membaca
ritmik kita harus mengetahui hal-hal mendasar tentang nama not, bentuk not,
harga not dan tanda istirahat dalam notasi yang akan disajikan dalam gambar
berikut:
Berdasarkan hal tersebut peneliti akan menggunakan teori ritmik ini untuk
mengananalisis bagaimana bentuk pola ritmik dari melodi gambus lagu Anak
side of the staff, but to the right of the clef. It consists of two numbers arranged
tanda yang harus tertulis disebuah notasi musik untuk memberi petunjuk
Birama atau time signature tertulis disebelah kanan tanda kunci (clef), dari dua
angka yang disusun secara vertikal dan berupa angka dan dua angka tersebut
memiliki arti yang berbeda. Angka yang berada di atas bermakna ketukan kuat
yang terjadi pada tiap ruas bar, sedangkan angka yang di bawah bermakna
sebagai berikut :
Gambar 9. Dalam birama 2/4 terdapat dua ketuk dengan harga masing-masing not
adalah ¼
3. Birama ¾
Gambar 10. Dalam birama ¾ terdapat 3 ketukan dengan harga masing-masing not
adalah ¼.
Kornfeld membatasi pembahasan birama dengan hanya menjelaskan
birrama 4/4, ¾ dan 2/4. Namun birama berapapun yang akan ditemui dalam
sebuah musik, perhitungan angka atas dan angka bawah dalam birama tetap
berbeda seperti yang telah dijabarkan pada teori Kornfeld diatas. Hal ini juga
yang berkaitan dengan birama yang digunakan dalam lagu Anak Ayam pada
f. Tempo
speed of the music or the speed of the pulse. Therefore the tempo can be slow,
fast, or anywhere in between, atau dalam bahasa Indonesia tempo (dalam Italia
“waktu”) hanya mengacu pada kecepatan musik atau kecepatan denyut nadi.
Oleh karena itu tempo dapat dibedakan menjadi tempo lambat, tempo sedang
merupakan ukuran waktu atau ukuran cepat lambatnya permianan musik. Secara
istilah dari bahasa Itali. Semua karya musik harus menuliskan tempo
permainannya dengan disesuaikan pada kunci (clef) dan birama (time signature)
yang digunakan dalam karya musik tersebut. Dalam sebuah karya musik tempo
bisa saja tidak mengalami perubahan artinya musik tersebut dimainkan dengan
menggunakan satu tempo saja, namun tempo juga bisa mengalami perubahan
Menurut Kornfeld (2005:26) ada dua metode yang dapat digunakan untuk
1. Metode Beats Per Minute (BPM) merupakan metode yang paling modern,
tempo suatu musik, kita dapat menggunakan metronom yaitu sebuah alat
bip pada BPM. Tempo dapat diindikasikan dengan "M.M. =" dan bukan.
Gambar 14.Three eighth notes move at 60 BPM, so one eighth note moves at 180
BPM (three times the speed of the dotted quarter since there are three eighths
within the dotted quarter.
Berdasarkan hal tersebut maka tempo secara garis besar dapat dibedakan
Tempo cepat
-200bpm
Tempo sedang
Tempo lambat
berikut :
30
maupun ritardando (rit) maka perubahan tempo dari tempo awal ke tempo
target akan berubah secara perlahan dan tidak terkesan mendadak. Istilah lain
yang dapat digunakan untuk perpindahan tempo adalah tempo rubato secara
harfiah berarti "tempo dirampok" dan dalam bahasa Italia yang berarti bahwa
beat seharusnya dinyatakan tidak merata, atau tidak dalam tempo yang ketat.
3. Bentuk Musik
bagian atau pola yang lebih kecil yang ada pada sebuah musik, baik itu musik
instrumental maupun musik vocal (vocal music). Istilah bentuk musik berasal dari
struktur yang ditemukan dalam lagu-lagu yang sederhana dengan dimensi yang
kecil seperti yang ada pada lagu-lagu rakyat dan nyanyian rohani. Pada umumnya
bagian (part), bentuk musik satu bagian (one-part), bentuk musik dua bagian
tersebut bukanlah mengacu pada banyaknya jumlah alat atau instrumen musik
maupun banyaknya jumlah vocal, tetapi istilah tersebut mengacu pada banyaknya
Menurut Stein (1979:57) bentuk musik (song form) meliputi satu bagian
dan bentuk bebas atau kelompok (free or group forms). Stein (1979:57)
menyatakan bahwa :
umumnya terdiri atas dua komponen penyusun yaitu komponen utama dan
komponen tambahan. Komponen utama dalam pola sebuah bentuk musik adalah
unit yang sering dituliskan dengan huruf A sebagai simbol bagian pertama (bagian
I), B sebagai simbol bagian kedua (bagian II) dan C sebagai simbol bagian ketiga
(bagian III) . Untuk sebuah komposisi musik dengan durasi yang pendek , seperti
sebuah nyanyian rohani dan lagu-lagu rakyat untuk mengidentifikasi bentuk dari
musik tersebut dapat dilihat dari melodi utamanya. Selain komponen utama
32
terdapat pula komponen tambahan (auxiliary members), dalam teori bentuk musik
diantaranya :
pengantar atau bagian awal dari sebuah komposisi musik sebelum bagian
pernyataan tema yang merupakan bagian utama atau pokok dalam komposisi
candence.
2. Transition (transisi)
bagian tema satu dengan bagian tema yang lain. Dalam sebuah bentuk musik,
transisi memiliki dua fungsi yang pertama sebagai modulasi yaitu sebagai
penghubung antar perpindahan area kunci (key signatur) yang digunakan dalam
penghubung antara bagian atau tema dengan kunci (keysignature) yang sama,
bahwa transisi merupakan penghubung antar bagian satu dengan bagian yang
lain atau antar tema yang satu dengan tema yang lain.
3. Rretransition (retransisi)
penghubung yang mengarahkan pada kembalinya dari bagian atau tema yang
4. Codetta
Secara harfiah codeta adalah “coda kecil” yaitu tambahan atau bagian penutup
berupa melodi atau iringan setelah tema bagian utama selesai. Prinsip atau
fungsi codeta adalah untuk harmonis atau untuk menegaskan kembali sebuah
irama , berkaitan dengan hal tersebut ada dua jenis menjadi dua jenis prinsip
pada akhir kalimat lagu, dengan melodi yang tidak harus berasal dari frase
sebelumnya.
b. Codeta melodi (melodic codetta), yaitu dengan durasi yang lebih panjang,
dengan menggunakan figur yang dapat diambil dari figur pada frase
5. Interlude
Interlude merupakan selingan atau tambahan yang muncul diantara dua bagian
6. Section
7. Episode
diterapkan pada beberapa bagian dengan tema yang panjang yang tidak berasal
8. Coda
35
Coda merupakan tambahan dari bagian akhir yang muncul setelah sebuah tema
atau bagian berakhir. Untuk bentuk komposisi yang lebih pendek, mungkin tidak
memiliki sebuah coda , namun sebaliknya diakhiri dengan sebuah codeta yang
singkat.
9. Postlude
yaitu tambahan bagian paling akhir dari karya musik setelah coda.Umumnya
postlude bersifat mandiri atau tidak terikat dengan tema utama. Dalam beberapa
hal, istilah coda ataupun postlude bisa berarti Outro atau Ending karya musik.
two-part song form is the smallest example of a binary structure. Its two
balancing divisions are analogous, structurally, to the units which are
combined to form larger patterns, as the following illustrates:
figure+figure =motive
motive+motive=semi-phrase
semi phrase+semi phrase = phrase
phrase+phrase= period
period+period =double period
dua bagian adalah contoh terkecil dari struktur dua bagian (struktur biner)
dalam sebuah bkarya musik. Urutan terbentuknya bentuk bagian dalam musik
phrase terbentuklah satu bagian musik. Pada umumnya satu bagian terdiri
36
dari phrase yang memliki struktur yang sama sehingga bentuk lagu dua
bagian adalah lagu yang terdiri atas empat frase , dua frase menjadi bagian
pertama dan dua frase berikut menjadi bagian dua sehingga terbentuklah
bentuk musik dua bagian atau the two part song form.
Bentuk lagu dua bagian sederhana atau the simple two-part song form
merupakan bentuk musik yang terdiri dari dua frase. Pada bagian pertama
cadence , sedangkan pada bagian kedua (part2) terdiri dari dua frase yang
sama panjangnya dengan frase dipart I , dan pada frase dua diakhiri oleh
postlude. The expand two-part song form, pada bagian pertama / part I
II. alad Part III. the third part is not actually a different part but is a
restatement, exact or somewhat modified, of Part 1.
merupakan bentuk musik yang secara garis besar memiliki struktur musik tiga
bagian , yaitu bagian I, bagian II dan bagian III yang dapat disimbolkan
dengan pola huruf A, B, dan C. Setiap bagian tersebut memiliki ciri khas,
namun dalam bentuk musik tiga bagian, bagian III secara umum merupakan
musik tiga bagian sering ditemukan dalam lagu rakyat, dan Stein
unit, is the smallest three-part song form. (The three-part period, while a
ternary pattern, is not actually a song form. Menurut Stein bentuk lagu the
incipient three-part song form merupakan bentuk lagu tiga bagian yang
pada umumnya terdiri dari 16 bar , dan bentuk ini merupakan bentuk lagu
Stein menjelaskan bahwa bagian I bentuk musik ini terdiri dari dua
phrase yang kontras , bagian II terdiri dari satu frase dengan empat ukuran
vocal works are in this form. This pattern is also used for themes of larger
bahwa bentuk the regular three-part song form merupakan bentuk musik
yang berupa karya instrumetal yang paling sederhana dan karya vokal
solo, namun pola the regular three-part song form juga terdapat pada
bentuk musik dengan tema karya yang besar. Dalam bentuk lagu tiga
Bentuk musik perluasan tiga bagian dan bentuk tidak beraturan atau
group )
musik hasil dari perluasan bentuk musik tiga bagian. Bentuk musik lima bagian
akan terdiri dari bagian I, bagian II, bagian III, bagian IV, dan bagian V. Dalam
semua bentuk lagu lima bagian , bagian I,II dan III pada umumnya memiliki
hubungan yang sama seperti pada lagu tiga bagian, sedangkan bagian V
III.
39
Hal yang membedakan bentuk musik tiga bagian dengan bentuk musik
lima bagian yaitu adanya bagian IV yang merupakan bentuk transposisi dari
d. Bentuk musik tidak beraturan atau kelompok (irregular part or group form)
Merupakan bentuk musik yang masuk dalam kategori bebas atau terbuka.
Musik yang berbentuk seperti ini bukanlah dikatakan sebagai musik yang tidak
memiliki bentuk, hanya saja struktur bentuk atau bagian unik dan bukan seperti
tersebut. Berkaitan dengan bentuk musik terdapat bagian utama dan terdapat
pula bagian tambahan seperti intro, transisi, coda dan lain-lain sebagainya.
Bentuk musik atau song form adapat dikategorikan menjadi bentuk dua bagian
(two-part song form), bentuk lagi tiga bagian (three-parts song-form), dan
bentuk perluasan musik tiga bagian (Exapnsions of three-part song form and
bentuk musik melodi gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin
40
Senggarong, peneliti akan menggunakan teori bentuk musik oleh Stein sebagai
4. Analisis musik
sehinga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan
dalam Sasongko dalam Yudhis (20:38) Analisis musik adalah suatu usaha atau
tindakan dalam mengkaji sebuah musik guna meneliti struktur musik tersebut
secara mendalam. Analisis juga diartikan sebagai penguraian suatu pokok atas
berbagai bagian-nya dan penelaahan bagian serta hubungan antar bagian untuk
kegiatan menguraikan atau mengulas suatu objek berupa musik dengan tujuan
menyusun sebuah karya musik. Dalam penelitian ini pula, peneliti akan
melakukan kegiatan analisis mengenai melodi yang akan difokuskan pada analisis
melodi gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong di
Kabupaten Sanggau. Selain struktur melodi berupa tangga nada dan kontur
melodi, struktur melodi lain yang akan dianalisis dalam penelitian ini diantaranya:
41
a. Figur
may include as few as two tones or as many as twelve. Berdasarkan hal tersebut
Stein mengatakan bahwa figur merupakan satuan atau unit terkecil dalam musik
yang terdiri dari paling sedikit satu ciri kharakteristik irama atau ritmik dan satu
interval. Figur disusun oleh sedikitnya dua nada dan paling banyak dua belas
nada.
Senggarong juga terdapat unit figur yang tersusun membentuk melodi, sehingga
figur yang ada dalam melodi gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari
b. Motif
synonymous with figure the other hand. a distinction is sometimes made between
keboard works) and the motive as a thematic particle atau dalam bahasa
figur merupakan unit struktur yang ada dalam melodi musik pengiring maka
disebut sebagai figur, sedangkan motif merupakan susunan nada yang akan
synonymous with figure are : (a) the motive as a thematic portion may consist of
two or three figures, (b) the term "motive" is widely used to identify the brief
bagian dari struktur musik yang memiliki keterkaitan yaitu, untuk mempermudah
dikemukakan oleh Prier (2013:26), motif merupakan unsur terkecil dalam musik
yang beruppa susunan nada. Sebuah motif biasanya dimulai dengan hitungan
ringan (irama gantung) dan menuju pada nada dengan hitungan berat, namun nada
berat tidak berarti harus menjadi nada akhir dari sebuah motif. motif terdiri dari
setidaknya dua nada dan paling banyak memenuhi dua ruang birama (Prier,
2013:26).
43
membentuk sebuah melodi. Motif dalam struktur melodi dapat diolah agar melodi
sebagai berikut
1. pengulangan Harfiah
sudah ada dengan mengulang sepenuhnya sama atau dengan sedikit perubahan.
a. Sekuens naik : sebuah motif dapat diulang pada tingkat nada yang lebih
mengalami perubahan, namun dalam hal ini motif asli masih dapat dikenali
dengan mudah .
b. Sekuens turun : sebuah motif dapat diulangi pada tingkat nada yang lebih
rendah.
nada saat melakukan pengulangan motif (Prier, 2013:29). contoh salah satu
menjadi
Bila motif cukup panjang maka teknik ini sering pula tercampur dengan
m = motif m mulai dengan terts (mi so) dan berakhir dengan terts (so si)
m1 = motif m1 mulai dengan sekon (fa so) dan berakhir dengan kuart (so do)
m2 = motif m2 mulai dengan terts (mi so) dan berakhir dengan kuint (so re)
Meskipun terdapat interval yang menjadi lebih kecil (terts menjadi sekon), namun
kuint).
Selain dapat diperbesar, interval motif juga dapat diperkecil. Menurut Prier
menjadi
pemerkecilan interval sering pula disertai dengan perubahan nada , contoh sebagai
berikut :
menjadi
berbeda
terjadi dalam satu kalimat tetapi dengan jarak tertentu. Berdasarkan pernyataan
Prier tersebut dapat dikatakan bahwa pada umumnya pembesaran interval dapat
dilakukan secara berulang-ulang namun satu kali saja sudah cukup untuk
dilakukan, selain itu pemerkecilan interval biasanya tidak terjadi dalam satu
5. Pembalikan (inversion)
interval turun, dan setiap interval yang dalam motif asli menuju kebawah, dalam
menjadi
Artinya : besarnya interval (kuart-sekon-sekon) dan iramanya dari motif asli tetap
sama dalam pembalikannya, namun nada awal tidak harus sama. Contohnya
sebagai berikut :
Motif asli :
dapat menjadi
menjadi
atau menjadi
M.M.) tetap sama. Nada-nada motif (melodi) tetap sama, namun diperlebar dan
Contoh :
menjadi
menjadi
Pada contoh diatas terlihat jelas adanya pembesaran interval yang terjadi pada
motif yang semulanya terdiri dari tiga not dengan nilai seperempat kemudian
berubah nilai menjadi not setengah, sedangkan contoh kedua terdapat satu not
setengah dan dua not seperempat yang diperbesar menjadi not setengah.
Sejajar dengan pembesaran nilai nda maka terdapat pula pemerkecilan nilai
nada. Menurut Prier (2013:33) pemerkecilan nilai nada artinya nada-nada dalam
melodi tetap sama namun iramanya berubah karena nada diperkecil atau dibagi
tetap sama.
menjadi
Pada contoh diatas terlihat bahwa dalam motif tersebut terjadi pengecilan nilai
nada yang semulanya terdiri dari tiga not dengan nilai seperempat dan satu not
setengah diperkecil nilainya menjadi tiga not seperdelapan dan satu not
seperempat.
phrase is one of the most ambiguous in music. Besides the fact that it may
validly be used for units of from two to eight measures (sometimes even
more) in length, it is often incorrectly used for subdivisions or multiples of
single phrases.
musik yang berupa kalimat atau ungakapan. Menciptakan melodi tidak dapat lepas
dari pola ritme, interval, motif serta frase-frase sebagai sarana utama terbentuknya
bangunan musik yang utuh. Frase atau kalimat ini akan terjadi apabila motif-motif
terciptalah sebuah frase yang mengandung makna utuh sebagai melodi musik.
Frase dalam kalimat atau ungkapan penyusun sebuah musik sama seperti
halnya pada sebuah kalimat biasa dalam bahasa yaitu ada “tanya” dan ada
“jawab” . Letak frase tidak selalu berhimpit dan selang-seling, artinya tidak setiap
tanya seketika ada jawabnya. Akan tetapi disamping ada selang-seling antara
“tanya dan jawab” ada pula frase tanya diikuti tanya lagi hingga beberapa baris
d. Kadens (cadence)
istirahat yang menandai akhir sebuah kalimat atau frase. Kadens sebagai tanda
tertentu pada tempat tertentu didalam struktur musik. kadens sering pula dikaitkan
dengan sebuah tanda jeda atau nada yang lebih panjang. Kata kadens atau irama
berasal dari bahasa latin yaitu Cadera, “jatuh” karena perasaan, Caesure atau
istirahat yang tersirat dalam bunyi nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih
a. Authentic cadences
acord nya V-I. Pada tipe merupakan bentuk kadens sempurna atau yang
kesan bunyi nya paling selesai. Progresi kadens ini progresi “V” mewakili
seluruh acord dominan lain ( V7, vii7, dll). Pada authentic candece ini akord
tingkat I umumnya di aksen kuat atau lebih kuat dari akord tingkat V. Ada
artinya nada pertama (root) tidak dimulai dari akord pertama (acord
tonic)
b. Plagal Cadence
terjadi pada frase akhir dari kalimat yang diperpanjang, yaitu saat akord
c. Deceptive cadence
Progressi chord nya yaitu V - IV atau V-apapun progresi yang tak tertuga.
muncul dengan memberi efek daya kejutan. Pada umumnya setelah kadens
ini terjadi maka kemudian akan dilanjutkan dengan frase yang berakhir
Gambar 32. Deceptive candence in Amajor , the last two cord V(E) and VI
(F)
d. Half cadence
chord tingkat apapun yang menuju ke chord V. Pada umumnya chord I, ii,
IV, vi, yang termasuk kedalam 1st inversi dari acord tingkat V.
Gambar 33. Half cadence in G major, the last 2 chords are I (G) and V (D).
unit-unit struktur musik dan penjelasan analisis motif diatas akan peneliti gunakan
sebagai pedoman dan landasan teori dalam menentukan dan menganalisis melodi
gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong di Kabupaten
Sanggau .
Musik iringan tari merupakan musik yang digunakan untuk mengiringi suatu
tarian. Berkaitan dengan pengiring tari, dalam penelitian ini musik pengiring tari
lantunan lirik berpantun yang pada umumnya berisi ajaran agama dan falsafah
53
hidup. Dalam fakta dilapangan yang peneliti temukan, lagu-lagu yang digunakan
tersendiri yaitu satu tarian dapat diiringi oleh berbagai lagu Jepin tergantung dari
permintaan penggarap tari yang menginginkan lagu apa. Ada Beberapa lagu Jepin
yang bisa digunakan sebagai pengiring tari Jepin yang terdapat di Kabupaten
Sanggaun dan berikut ini beberapa daftar lagu dari sekian banyak lagu Jepin yang
dapat digunakan:
Beberapa daftar lagu diatas merupakan sebagian kecil lagu yang biasanya
digunakan untuk mengiringi berbagai tarian Jepin. Berkaitan dengan hal tersebut,
dalam penelitian ini peneliti memilih lagu Anak Ayam dengan beberapa alasan
yang telah peneliti kemukakan dalam latar belakang diantaranya karena lagu
tersebut merupakan lagu tertua yang sudah digunakan pada awal munculnya tari
Jepin Senggarong sebelum munculnya lagu-lagu Jepin yang baru. Hal tersebut
diperkuat pula dengan pendapat narasumber yaitu Bapak riva’i Nafis yang
menyatakan :
“ Lagu Anak Ayam adalah lagu yang paling tua, bahkan jauh sebelum saya
lahir lagu tersebut sudah ada, dan lagu Anak Ayam merupakan lagu
pertama yang saya mainkan ketika belajar gambus”
Selain pernyataan yang Bapak Riva’i sampaikan, hal tersebut didukung pula oleh
Narasumber lain dalam penelitian ini yaitu Bapak Abang Saka yang menyatakan :
“Memang benar lagu Anak Ayam merupakan lagu Jepin yang sudah cukup
tua dan pada zaman dulu biasa digunakan dalam mengiringi berbagai tari
54
Jepin Salah satunya tari Jepin Senggarong”. Beliau juga mengatakan bahwa
“Jika lagu Anak ayam digunakan untuk mengiringi tari Jepin Senggarong
maka akan terasa sangat pas”.
Bapak Abang Saka diatas mengenai musik pengiring tari Jepin Senggarong
menjadi alasan peneliti tertarik untuk memilih lagu Anak Ayam. Selain itu lagu
Anak Ayam juga masih syarat akan tradisi dengan kesederhana yang dapat dilihat
dari segi melodi dan format musik yang didalamnya juga terdapat keunikan.
merupakan instrumen perkusi dalam musik Jepin lagu Anak Ayam. Jika dilihat
secara umum lagu-lagu dalam musik Jepin lebih sering menggunakan Maruas/
Beruas sebagai instrumen perkusi, sedangkan Tar sangat jarang digunakan karena
biasanya identik dengan musik hadrah. Selain itu tidak dalam lagu Anak ayam
tidak terdapat lampas yang biasanya ditemui dalam musik Jepin. Dengan
akan Peneliti jadikan acuan dalam memilih lagu Anak Ayam dan menganalisis
melodi gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan ttari Jepin Senggarong.
6. Musikologi
merupakan kegiatan yang memiliki prosedur yang dilakukan secara tersusun dan
menggunakan landasan teori serta istilah dari musik Barat dalam mengkaji musik.
primitif” berdasarkan atas ada tidaknya budaya tulis dan “teori yang telah
berkembang”.
dilakukan dalam penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian yang dapat
ditinjau dari segi musikologi musik karena peneliti bermaksud untuk meneliti satu
karya musik tradisi untuk dianalisis dan dikaji dengan menggunakan acuan dari
untuk mentranskripkan hasil analisis yang dilakukan kedalam bentuk notasi balok.
lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong di kabupaten
Sanggau yang difokuskan pada unsur melodi pada alat musik gambus yang
56
didalamnya memuat tiga sub bahasan yaitu tangga nada, frase dan motif serta
kontur melodi.
Anak Ayam pada Musik Iringan Tari Jepin Senggarong, penelitian menggunakan
sebagai tugas akhir semester. Peneliti menggunakan tugas akhir dari Yudhis
berjudul “Analisis Melodi Lagu Donna Lee Karya Charlie Parker Pada Alto
Saxophone”.
Penelitian tersebut berfokus pada analisi melodi Lagu Donna Lee Karya
Charlie Parker Pada Alto Saxophone”, yang didalamnya memuat analisis struktur
melodi, harmoni dan interelasi lagu Donna Lee dengan genre Jazz Bebop. Hasil
lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong di Kabupaten
dianalisis. Dalam penelitian ini melodi yang akan dianalisis adalah melodi
gambus pada lagu Anak Ayam yang didalamnya memuat analisis mengenai
tangga nada, kemudian motif dan frase melodi serta bentuk kontur melodi.
I. Metodologi penelitian
1. Metode Penelitian
Sanggau.
2) Pendeskripsian struktur motif dan frase dalam melodi gambus lagu Anak
data dalam bentuk penguraian kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan
tertulis berisi penguraian kata-kata dari data yang diperoleh selama proses
bukti presentasi.
peneliti ini, peneliti akan mengamati dan menganalisis melodi gambus lagu
Anak ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong yang berkaitan dengan
penggunaan tangga nada, kemudian pengolahan struktur motif dan frase melodi
serta bentuk kontur melodi gambus dengan hasil analisis yang akan disajikan
Selain itu peneliti akan menyajikan data berupa notasi balok (partitur)
musik lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong serta sajian
58
data penelitian berupa data dokumentasi foto-foto yang penulis dapatkan selama
proses penelitian berlangsung untuk menguatkan data yang diperoleh serta untuk
2. Bentuk Penelitian
setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya lebih
metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif.
penelitian yang berisi data pasti artinya data yang diperoleh merupakan data
yang sebenarnya dan apa adanya karena dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting) tanpa harus adanya kondisi yang dimanipulasi. Selain itu
penelitian entografi yaitu pembahasan tentang ilmu penulisan suku bangsa, atau
kelompok budaya.
dalam penelitian ini memuat kritreria yang sesuai dengan kriteria dalam
59
gambus Lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong
dilakukan pada kondisi yang alamiah yang terjadi apada adanya tanpa
adanya manipulasi yang dilakukan oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak
itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki
bekal teori dan wawasan yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisis,
memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas
kepada Narasumber yang mengetahui sejarah dari lagu Anak Ayam pada
tidak terstruktur yang akan peneliti lakukan saat proses ketika narasumber
berupa rekaman audio, video, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo
3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau
outcome. Dalam hal ini proses yang dimaksud adalah perencanaan dan
peneliti lakukan yaitu dimulai dari perencanaan dalam memilih objek yang
menarik bagi peneliti yaitu lagu Anak ayam pada musik iringan Tari Jepin
peneliti pilih diantaranya terkait dengan siapa yang akan peneliti jadikan
sebagi narasumber primer maupun sekunder, hal-hal apa saja yang akan
empiris yang bersifat khusus keumum dan tidak dimulai dari deduksi teori
atau penyimpulan teori dari umum kekhusus. Dalam penelitian ini, peneliti
turun kelapangan untuk mencari data yang peneliti perlukan yaitu tentang
lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong. Setelah
peneliti menemukan data, maka peneliti akan mencatat data tersebut untuk
61
musik yang perlukan misalnya seperti teori berkaitan dengan tangga nada,
struktur motif dan frase melodi serta kontur melodi untuk menganalisis
melodi gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin senggarong
bukan dari teori yang telah hingga diperoleh analisis data pasti yang akan
Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu
nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif
1. Data
Data yang digunakan oleh peneliti adalah data tertulis dari berbagai sumber
buku, data tuturan hasil wawancara (interview), data hasil observasi, dan data
hasil rekaman video dan foto secara langsung dari narasumber mengenai lagu
Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong di Kabupaten Sanggau.
Materi atau komponen-komponen yang akan diteliti dapat dilihat dalam tabel
berikut:
1) Tangga Nada dalam melodi gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan
Tari Jepin Senggarong.
Tabel 4.
62
2) Motif dan Frase dalam melodi gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan
Tari Jepin Senggarong.
Tabel 5.
Fokus Komponen Subkomponen
1. Pengulangan
(repetisi)
2. Pengembangan
3. Struktur kalimat
Motif dan frase
Motif 4. Pola-pola kadensa
melodi gambus lagu
Frase (cadence patterns)
Anak Ayam
5. Birama(time
signature)
6. Tempo
7. Ritmik
3) Kontur Melodi gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin
Senggarong
Tabel 6.
Fokus Komponen Subkomponen
1. Naik (ascending)
2. Turun (descending)
3. Melengkung
Kontur (contour)
(pendulous)
melodi lagu Anak Kontur (contour)
4. Melangkah (conjuct)
Ayam
5. Berjenjang
(terraced)
6. Melompat (disjuct)
63
2. Sumber Data
Beliau merupakan satu diantara beberapa seniman yang masih aktif hingga
saat ini dan sangat dikenal oleh masyarakat luas di Kabupaten Sanggau. Beliau
mempelajari alat musik gitar dan kemudian tertarik untuk mempelajari alat
musik Gambus. Selain ahli dalam memainkan gambus belaiu juga dikenal mahir
dalam memainkan alat musik lain seperti gitar, accordion dan juga biolal Beliau
berbagai karya musik berupa lagu-lagu yang beliau tulis dan telah beliau
Sanggau.
seniman pelukis dengan bakat autodidak yang beliau miliki dan beliau juga
memilih Beliau, karena beliau telah berperan aktif dalam dunia kesenian melayu
khususnya dalam bidang musik yaitu melalui banyaknya lagu jepin Melayu yang
64
beliau tulis dan banyak digunakan oleh penggarap tari sebagai musik pengiring
berbagai tari Jepin di Kabupaten Sanggau. Sehingga hal tersebut menjadi fakta-
fakta yang mendukung bahwa beliau merupakan informan yang dapat peneliti
lagu Anak Ayam pada musik iringan tari jepin Senggarong di Kabupaten
Sanggau.
b. Abang Saka
Kabupaten Sanggau yang masih aktif dan beliau merupakan anggota yang
dikenal sebagai seniman yang mahir dalam gambus dan sangat terkenal di
Kabupaten Sanggau. Hal ini terbukti dari beberapa penghargaan yang telah
Beliau juga dikenal sebagai pemain gambus yang pandai bernyanyi. Selain
itu abang Saka juga merupakan pemusik yang tergabung dalam sanggar Nurul
Huda yang mempelajari musik-musik tradisi jepin salah satunya musik jepin
Senggarong yang menjadi objek dalam penelitian ini. Selain bermain gambus
beliau juga ahli bermain musik hadrah dan gendang dalam kelompok musik
c. Sunaryo
Segentar alam kabupaten Sanggau. Selain itu beliau juga merupakan guru
Sunaryo sebagai narasumber dalam penelitian ini karena beliau berperan aktif
Jepin, dan beliau merupakan duta kesenian yang telah terpilih ditingkat provinsi
dan Nasional serta sebagai penggarap berbagai tarian khususnya tari jepin.
Selain itu beliau juga memiliki pengetahuan seputar lagu-lagu yang biasanya
digunakan dalam mengiringi berbagai Tari Jepin salah satunya Tari Jepin
Senggarong.
1. Teknik Observasi
observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
2. Tehnik Wawancara
yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang
data mengenai lagu Anak Ayam pada musik iringan tari Jepin senggarong.
b. Abang Saka
c. Sunaryo
menciptakan suasana demikian agar proses tanya jawab yang dilakukan dapat
berjalan secara santai dan terbuka sehingga tidak kaku karena hal tersebut akan
merasa dihormati dan batasan dalam hal pembicaraan dengan tujuan agar data
67
yang akan didapatkan tetap mengarah pada bahasan penelitian dan proses
3. Teknik Dokumentasi
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Melalui teknik ini peneliti
mendapatkan data tambahan selain dari data hasil observasi dan wawancara
yang dlakukan dengan beberapa narasumber yang telah peneliti bahasa. Tehnik
suatu peristiwa yang peneliti anggap sesuai dengan fakta yang diperoleh
mengenai semua keterangan dan informasi yang berkaitan dengan Lagu Anak
Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong di Kabupaten Sanggau untuk
proses penganalisisan data dengan cara memutar ulang hasil rekaman video
Alat pengumpul data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalahh
peneliti sendiri. Selain berperan sebagai alat pengumpul data, peneliti juga
1. Perencana
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai perencana yang menyusun rencana
efektif sesuai dengan kesepakatan waktu dan tempat yang telah ditentukan.
2. Pelaksana
kegiatan tersebut.
3. Pengumpul Data
pendokumentasian dilakukan.
4. Penganalisis
Peneliti sebagai penganalisis data yang diperoleh dari kegiatan observasi dan
wawancara.
5. Penafsir data
Peneliti melakukan penafsiran data hasil wawancara yang berkaitan dengan lagu
Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong di Kabupaten Sanggau.
Setelah semua hasil data dianalisis dan ditafsirkan maka peneliti akan
melaporkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan laporan tersebut akan
data lain diantaranya pedoman observasi yang berisi petunjuk atau rambrambu
data. Buku Catatan yang berisi catatan singkat yang telah peneliti tulis mengenai
1. Triangulasi
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekkan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara dan berbagai waktu. Selaras dengan pendapat tersebut, Sugiyono
teknik pengumpulan data dan triangulasi waktu. Triangulasi teknik ini peneliti
hasil observasi yang peneliti amati oleh narasumber ketika memainkan lagu
peneliti yang lakukan dengan tiga narasumber yang berbeda. Serta kegiatan
dari narasumber yang satu dengan yang lain dengan menerapkan triangulasi
diantaranya Bapak Muhammad Riva’i Nafis, Bapak Abang Saka , dan Bapak
Sunaryo.
dan observasi dengan data berupa dokumen yang peneliti dapatkan. Kegiatan
prinsip triangulasi teknik agar data yang diperoleh dapat menjadi data yang
lihat saat kegiatan observasi dengan video bermain gambus lagu Ayam hasil
merubah informasi yang didapat dari para ahli, sedangkan perspektif emik
2. Perpanjangan Pengamatan
kembali dengan narasumber yang pernah ditemui maupun yang baru. Kegiatan
71
perubahan atau tidak dan sudah benar atau tidak. Apabila ditemukan data yang
tetap sama maka dapat dikatakan bahwa data yang telah diperoleh peneliti sudah
Berdasarkan hal tersebut maka proses analisis data dalam penelitian sudah
pengumpuloan data. Berkaitan dengan analisis data dalam penelitian ini , peneliti
menggunakan teknik analisis data model Miles dan Hubermas. Aktivitas analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jebuh, Aktivitas dalam analisis data, yaitu
dicari tema dan polanya.Dengan demikian data yang telah direduksi akan
Berkaitan dengan hal diatas , data yang akan peneliti peroleh terkait
dengan lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong cukup
memilih hal-hal yang pokok dan penting serta memilih data-data yang
most frequent from of display data for qualitative research data in the has
gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin Senggarong,
yang model analisis data Miles dan Hubermas yang peneliti gunakan.
Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk teks naratif
data ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu berkaitan dengan
huruf besar, huruf kecil dan angka yang harus disusun dalam urutan agar
data yang dihasilkan memiliki struktur yang dapat dipahami. Setelah data
yng didapatkan direduksi dan disajikan maka data ini kemudian dianalisis.
mengenai melodi gambus lagu Anak Ayam pada musik iringan Tari Jepin
akan peneliti kaji dengan menggunakan teori-teori yang sudah ada agar
DAFTAR PUSTAKA
Andani, Yudhis C.2016. Analisis Melodi Lagu Donna Lee Karya Charlie Parker
Pada Alto Saxophone.Tugas Akhir S1.Tidak diterbitkan. Fakultas Keguruan
dan ilmu Pendidikan. Universitas Tanjungpura: Pontianak.
Malm, William P.1993. Kebudayaan Musik Pasifik, Timur Tengah dan Asia. Terj.
Muhammad Takari. Amerika Serikat: Prentice Hall.
Stein, Leon. 1979. Structure and Style The Study And Analysis of Musical Forms.
United States of America: Summy-Birchard
Lampiran 1
Pedoman Observasi
Lampiran 2
1.Biodata Narasumber Pertama
Muhammad Riva’i Nafis
Sanggau.
78
Bapak Sunaryo
Nama : Sunaryo
Segentar Alam.
80
Lampiran 3
Pedoman Wawancara
6. Apa ciri khas yang membedakan musik iringan Tari Jepin Senggarong dengan
7. Apa saja pilihan lagu yang dapat digunakan sebagai musik iringan Tari Jepin
senggarong?
9. Apa saja fungsi dari masing-masing instrumen yang ada dalam format musk
10. Bagaimana perkembangan yang terjadi pada musik iringan Tari Jepin
11. Bagamana tari Jepin Senggarong dan musik iringan yang ada di Sanggar