Anda di halaman 1dari 13

Pertunjukan Musik Tradisional yang Mengiringi Tarian

1. Musik Gambang Kromong

Grup Musik Kesenian Gambang kromong

Musik Gambang kromong ini merupakan musik tradisi serapan yang sudah beradaptasi
dengan lingkungannya, Karena musik ini cikal bakalnya berasal dari musik etnis Cina.
Kini sebagian besar pelakunya seniman seniman Betawi daari etnis non Cina. Fungsi
musik ini sebagai lagu lagu instrumentalia,musik iringan tari (tari colek) dan
perkembangan sekarang digunakan sebagai musik iringan Lenong. Penyanyi Benyamin
S dan Ida Royani pernah mempopulerkan enis musik ini dalam bentuk bentuk penyajian
lagu humor gaya Betawi selama beberapa tahun dan memperoleh sambutan yang
sangat baik dari penggemarnya.

2. Musik Goong Renteng


Orang orang sedang memainkan Goong Renteng

Seperangkat Gamelan goong renteng disebut juga kesenian gamelan Mbah Bandong.
Kesenian tersebut berasal dari desa lebakwangi Batukurut kecamatan Pameungpeuk,
Provinsi Jawa Barat. Fungsi kesenian ini digunakan khusus untuk upacara
muludan/maulud nabi. Gamelan Goong Renteng terdiri dari instrument
Bonang,Saron,Kecrek,Beri,Goong,dan Kendang. Adapun Lagu lagu yang dibawakan di
antaranya lagu sodom,legu Seserengan, lagu Pucung lingkup,dan lagu pangkur. Bentuk
gamelan goong renteng ini sebenarnya merupakan sempalan dari jenis musik gamelan
yang berkembang di jawa barat, yang kemudian diberi nuansa khusus kedaerahan yang
kental sehingga menjadi ciri khas daerah.

3. Musik Santi Swara dan Laras Madya

Salah satu musik tradisional di jawa tengah yang sampai sekarang masih hidup
khususnya di daerah pinggiran. Musik ini membawakan lagu lagu salawatan ( lagu lagu
pujian yang bernafaskan islami) dengan bentuk lagu jawa yang bernada slendro & pelog
yang digarap dengan memasukan unsur karawitan, yang lazim dinamakan Santi Swara.

Kemudian musik laras Madya Adalah bentuk musik yang mempunyai kemiripan dengan
Santi Swara. Laras Madya bentuknya seperti koor tetembangan yang instrument
pengiringnya berupa terbang(pokok), ditambah kendang,kemanak,dan bogem. bentuk
penyajian kedua musik tersebut diatas hampir sama, perbedaanya terletak pada materi
lagu dan cakepanya.

Bentuk bentuk yang serupa dengan penampilan ini adalah iringan penampilan Hadrah
Kuntulan dari banyuwangi serta Rudat dari daerah Cianjur selatan.

4. Musik Krumpyung

Krumpyung pada mulanya adalah sebutan untuk sebuah instrumen yang terdiri dari
serangkaian alat musik bambu yang biasa disebut dengan nama Angklung.Nama
krumpyung berasal dari bunyi instrumen itu sendiri apabila instrumen tersebut di
gerakan. Kesenian ini berasal dari kelurahan Agrowillis, wilayahkecamatan
kokap,kabupaten Kulon progo, Yogyakarta. Adapun pencipta semula kesenian tersebut
adalah bapak Sumitra dari dusun tersebut yang sudah kami beritahu di atas. Bentuk
pemanfaatan alat musik angklung dalam sebuah orkestra dilakukan pula dalam bentuk
Arumba yang memiliki tangga nada diatonis. Jenis musik Arumba ini sempat populer
pada tahun tahun 70-an dan menjadi salah satu alat yang selayaknya dimiliki oleh
sekolah sekolah sebagai sarana pembelajaran seni musik.

5. Musik Gong Luang

Musik tradisional ini berasal dari daerah provinsi bali. Seperangkat gamelan yang
sifatnya sakral yang umumnya dipergnakan untuk mengiringi upacara kematian
(ngaben). Gong Luang terdiri dari dua buah kata yakni kata Gong dan kata Luang. Kata
Gong artinya mengacu pada nama itu sendiri Gong , Dan kata Luang berrati ruang atau
rong, yang mempunyai arti ruang atau bidang unruk menyebutkan nama bidang atau
motif ruang ruang kosong yang akan diberi motif motif ukuran hiasan dan motif lainya.

6 . Musik Karang Dodou

Musik Karang Dodou adalah musik tradisional khas daerah Tanah Siang, Wilayah barito
Utara , kalimantan tengah. Musik Karang Dodou merupakan musik jenis ritual yang
dapat disaksikan pada saat upacara adat tertentu misalnya acara memandikan
bayi/memberikan nama bayi (upacara”Noka Pati”) ,mengobati orang sakit keras
sehingga rohnya perlu dipelihara/disimpan. Upacara tersebut diberi nama upacara
“nambang Morua”. Dalam musik ini banyak melantumkan vokal atau lagu lagu yang
mengucapkan mantera mantera yang berisi doa doa kepada “mohotara” (thuan yang
maha esa)

7. Musik Huda

Musik ini berangkat dari tiga jenis musik tradisional minagkabau seperti Dikil rabaro,Dikil
Mundan, dan Salaulaik Dulang. Ketiga musik tersebut bernapaskan islam. Dikil rabaro
merupakan seni vokal yang memakai rabaro sebagai iringan. Dikil mundan juga
merupakan seni vokal yang memakai mudan sebagai iringan .Salaulaik Dualng
merupakan seni vokal yang berfungsi sebagai ritem atau iringan . Dalam
menginovasikan musik tersebut, dicoba menggabungkan ketiga jenis musik itu hingga
menjadi suatu komposisi musik yang utuh. Seperti kita pahami, Peralatan musik terbang
ini banyak sekali digunakan di berbagai daerah di indonesia karena peralatan musik ini
menyebar bersamaan dengan perkembangan agama islam di Nusantara . Alat musik
terbang itu sendiri sebenarnya merupakan alat musik yang berasal dari jazirah arab dan
sekitarnya dan berkembang di indonesia dalam konteks nuansa islami.

8. Musik Senandung Jolo

Merupakan salah satu musik tradisional yang ada di provinsi jambi, terutama yang ada
di kecamatan Muara Sabak Kabupaten Jambi Timur. Senandung Jolo ini biasanya
diadakan pada saat orang turun ke sawah yang sering disebut sebagai manunggal padi
. Pada saat manunggal padi tersebut para pemuda dan pemudi mengungkapkan isi
hatinya dengan mengucapkan pantun secara bergantian yang diiringi dengan musik
yang terdiri dari alat alat musik kulintang kayu,biola,gendang satu,gendang dua , serta
gong.

9. Musik Gaghahanggase

adalah salah satu musik tradisional masyarakat Sangihe Talaud yang sudah lama hidup
berkembang di kalangan anak anak. Musik Gaghahanggase merupakan paduan dari
beberapa jenis alat msuik baik baik yang sifatnya diatonis maupun non diatonis . Masing
masing instrumen yang mendukung musik Gahahanggase adalah musik bambu,musik
kentel,musik seheng,musik tatengkorang,musik tagonggong,musik tambur,musik
kalikitong,musik behongang,dan musik karoncongang. Dalam penyajian musik ini
didukung oleh vokal pria maupun wanita , dengan membawakan lagu lagu daerah
maupun nasional

10. Musik Tradisi Krombi

Musik Krombi berasal dari pantai irian jaya, berasal dari kata Nai krombi, yang artinya
memetik atau memainkan. Alat musik krombi terbuat dari bambu,dimainkan terpadu
dengan alat musik tradisional di antaranya piko,nailavos, fu akuika,karapra dan tifa.
Fungsi musik ini sebagai hiburan, upacara adat maupun upacara keagamaan.

11. Musik Tabuh salimpat

Musik ini merupakan musim tradisional daerah lampung yan hingga saat ini masih hidup
dan berkembang di daerah masyarakat pendukungnya. Tabuh salimpat ini
menggunakan alat musik tabuh dan alat musik petik. Di dalam penampilan musik ini ,
instrumen yang paling menonjol adalah instrumen kerenceng dan gambus lunik. Adapun
instrumen yang lain sebagai pelengkap saja. Fungsi musik ini digunakan sebagai
upacara adat , juga sebagai alat berkomunikasi di antara kamu remaja dalam bentuk
lagu yang disebut sesimbatan/pantun bersahutan,serta dapat sebagai iringan tari.

12. Musik Syair Telimaa

Syair telimaa adalah salah satu syair yang cukup terkenal, di samoing syair lawih dan
syair lainya. Dahulu syair ini dilantunkan pada saat pesta resmi dan pertemuan
pertemuan kerabat sesepuh Tanah mandalam di bumi Uncok Kapuas (kalimantan
Barat). Isi syair ini merupakan pesan agar para generasi muda mempertahankan dan
melestarikan nilai kejayaan budaya bangsa nenek moyang. bentuk ritme dan melodi
musik syair Telimaa bergaya resitasi dengan tangga nada Pentatonis yaitu 5-6-1-2/3-5-
6-1 dalam nada nada tersebut pada melodi lagu syair Telimaa terdapat nada nada
kromatis , yang tidak sama dengan nada nada kromatis dalam tangga nada misalnya .
G-A-C-D-E-G-A-C

13. Musik Panting

Musik panting merupakan musik tradisional kalimantan selatan yang sangat digemari
oleh masyarakat pendukungnya, dan merupakan kebanggaan daerahnya. Kata Panting
berarti petik, yaitu membunyikan senar dengan teknik sentilan. Musik ini dalam
penyajian dahulunya banyak dipentaskan pada malam hari, dan sekarang sudah
dipergunakan untuk menyambut tamu kehormatan atau sebagai musik hiburan rakyat.
Musik tradisioanl Panting terdiri dari instrumen panting itu sendiri
yaitu,babaun,agung,marakas/giring-giring dan talinting.

14. Musik Sasando Gong

Sasando merupakan alat musik khas pulau Rote,NTT. Sasando gorig merupakan jenis
alat musik petik yang terdiri dari sebatang bambu sebagai tempat untuk menyangkutkan
kawat halus unutk di petik.

Sedangkan untuk resonansi bunyi daun lontar yang disusun berbentuk timba atau
lontar. Pengertian harfiah nama sasando menurut asal katanya (dalam bahasa rote)
sasando atau sasandu artinya alat yang bergetar atau alat yang berbunyi.

Fungsi musik sasando gong sebagai hiburan,pengiring tarian, dan sebagai upacara adat
setempat.

2.2 Pertunjukan Musik Tradisional yang Mengiringi Teater

Dalam pertunjukan teater, musik sangatlah erat kaitannya, sehingga ada yang
menyebutkan pertunjukan teater dengan didukung aktor yang baik pun akan masih
terasa “hambar” jika tidak didukung oleh penataan musik yang sesuai dengan konteks
cerita yang disajikan. Musik pada pertunjukan teater sejak kemunculannya hingga
sekarang masih menjadi polemik. Terjadinya polemik dikarenakan pada setiap
pembicaraan tentang teater, orang tidak banyak yang menyinggung tentang keberadaan
musik dalam teater. Hal ini disebabkan oleh banyaknya orang yang beranggapan bahwa
pertunjukkan teater adalah pertunjukan seni peran, yang didalamnya hanya
menceritakan tentang satu alur cerita saja.

Keberadaan musik pada teater sangatlah penting, karena selain berpengaruh terhadap
aktor (emosi aktor dapat dicapai melalui musik), juga berpengaruh terhadap emosi
penonton dalam menuntun atau mengapresiasi sebuah karya teater.

Musik untuk teater dan pada penggarapannya sangatlah bebas bentuknya, dalam arti
musik disesuaikan dengan adegan pada naskah. Meskipun demikaian, musik pada
teater bukanlah sekedar musik “pelengkap” yang hanya berfungsi sebagai “pengekor”
pada naskah. Pada proses penggarapan musik harus selalu ada kesepakatan antara
seorang penata musik, sutradara dan pemain tentang kesesuaian musik dengan adegan
atau sebaliknya, adegan yang menyesuaikan terhadap musik. Musik pada pertunjukan
teater memang bukan untuk disajikan untuk keperluan pementasan musik, melainkan
satu kesatuan yang berfungsi sebagai media untuk memperkuat dalam pengungkapan
apa yang dimaksud dari naskah yang akan dipentaskan. Salah satu contoh, terdapat
sebuah adegan yang tidak bisa atau tidak mungkin digambarkan secara visual oleh
aktor, maka musik yang memungkinkan untuk mengungkapkan atau menggambarkan
dalam bahasa musik tentang apa yang dimaksud oleh adegan tersebut, dalam hal ini
penata musiklah yang harus berperan.

Musik pada pertunjukan teater dan pada dasarnya berfungsi sebagai “penguat” sebuah
cerita yang terdapat pada naskah. Namun, pada kenyataannya musik pada teater bisa
berfungsi lebih dan berperan sangat penting. Terdapat beberapa fungsi tentang tentang
peranan musik sebagai ilustrasi pada pertunjukan teater, yaitu :

1. Musik Pembuka ( Overture )

Berfungsi untuk memusatkan perhatian penonton pada pertunjukan yang akan disajikan,
sekaligus memberitahukan bahwa pertunjukan akan dimulai. Oleh karena fungsinya
untuk memusatkan perhatian penonton, maka komposisi musik pembuka harus dapat
menarik perhatian penonton.

2. Musik Penutup

Musik yang berfungsi untuk memberitahukan penonton bahwa pertunjukan telah selesai.
Musik penutup ini memungkinkan sekali terjadi kesamaan bentuk komposisinya dengan
musik pembuka atau dengan musik lainnya.

3. Musik Pergantian Babak

Setiap pergantian babak pada pertunjukan teater diciptakan komposisi musik yang
relatif pendek. Komposisi musik ini berfungsi untuk menjaga stabilitas emosi penonton
dalam menghantarkan suasana ke babak selanjutnya. Selain itu, berfungsi juga sebagai
persiapan para aktor dan stage crew.

4. Musik Ilustrasi

Musik yang berfungsi membantu mengungkapkan suasana batin aktor dalam


penokohan yang ada dalam cerita pada babak atau adegan tertentu. Komposisi musik
ini harus bisa membantu aktor dalam mengungkapkan ini hati si aktor, oleh karenanya
proses dialog dan kesepakatan antara aktor dan penata musik sangat diperlukan.

5. Musik Sound Track

Sebuah komposisi musik yang biasanya berbentuk lagu atau nyanyian dengan teks
yang tema dari lagu atau nyanyian tersebut menjadi tema utama atau pokok dalam
cerita.

6. Musik Theme Song

Musik Theme Song adalah musik yang diilhami oleh tema-tema yang dianggap penting
dalam sebuah cerita. Musik ini bisa membawakan beberpa karakter sesuai dengan tema
adegan pada sebuah cerita dan kadang-kadang disajikan dalam bentuk instrumen.

7. Musik Penokohan
Komposisi musik yang digarap khusus sebagai ciri khas dari kemunculan seorang tokoh.
Musik ini harus bisa menjelaskan dan menggambarkan karakter tokoh yang muncul,
sehingga penonton akan tahu bahwa dengan dimainkannya musik tersebut berarti akan
muncul tokoh yang menjadi ciri daripada musik tersebut.

8. Musik Aksentuasi

Berfungsi untuk memperjelas maksud dari gerakan aktor. Meskipun pada kenyataanya
suatu gerakan manusia tidak berbunyi secara jelas, misalnya ketika dalam sebuah cerita
seseorang dikisahkan memukul lawannya, untuk memperjelas gerakan tersebut maka
dipertebal dan diperjelas melalui musik aksentuasi.

9. Musik Setting

Musik yang mengungkapkan tempat dan waktu terjadinya suatu peristiwa. Salah satu
contoh misalnya peristiwa malam hari disebuah hutan atau disuatu pedesaan, musik
mempunyai peranan penting untuk mengungkapkan keadaan tersebut secara auditif
melalui bunyi-bunyi asosiatif atau kreatif tentang suasana tersebut. Secara teknis iringan
musik ini harus ada kesinambungan antara suasana, gerak dan musik.

10. Musik Pelebur Emosi

Artinya menghancurkan atau membuyarkan emosi yang telah terbimbing dari adegan-
adegan sebelumnya, kemudian dilebur secara sengaja agar penonton sadar bahwa
yang mereka lakukan hanyalah sebuah sandiwara.

Musik tradisional sering dipakai untuk mengiringi pertunjukan teater, meskipun tidak
sesering pemakaian musik modern. Dalam pertunjukan teater tradisional, musik yang
biasanya digunakan untuk mengiringi pertunjukan tersebut adalah musik tradisional.
Contohnya dalam pertunjukan Arja (Bali), Lenong (Betawi), Ludruk (Jawa Timur), dan
Ketoprak (Jawa Tengah).

2.3 Konsep Dalam Pertunjukan Musik Tradisional

Seni Musik Tradisional adalah salah satu macam dari seni musik yang secara turun
temurun dan melekat sebagai sarana hiburan di kalangan masyarakat tertentu. Ketika
berbicara tentang seni musik tradisional maka kita tidak hanya berbicara tentang musik
tradisional Indonesia, karena setiap daerah di suatu negara memiliki ciri khas atau musik
tradisional masing-masing yang berkembang karena pengaruh kehidupan di masa lalu
atau lain sebagainya.

Pada umumnya, seni musik tradisional disusun atau dibuat berdasarkan gaya, tradisi
serta bahasa yang sesuai dengan daerahnya. Untuk itu tidak sulit mengenali dari mana
sebuah seni musik tradisional berasal. Misalkan ketika kita mendengar lantunan musik
‘Bubuy Bulan’ maka secara naluriah kita bisa mengenali bahwa musik tersebut berasal
dari tanah sunda karena dilantukan dengan bahasa sunda, serta memiliki ciri khas
sunda yang sangat kental.

Dilansir dari Ensiklopdi Nasional Indonesia ( 1990 : 413 ) disebutkan bahwa kata musik
berasal dari bahasa Yunani mousike yang diambil dari nama dewa dari mitologi Yunani
yaitu Mousa yakni yang memimpin seni dan ilmu. Sedangkan Tradisional berasal dari
bahasa latin yaitu Traditio yang artinya kebiasaan masyrakat yang sifatnya turun
temurun. Jadi dapat disimpulkan bahawa Seni Musik tradisional adalah sebuah seni
musik yang menggambarkan ciri khas dari kalangan masyarakat tertentu secara turun
temurun.

Ciri Khas Seni Musik Tradisional

Dipelajari Secara Lisan

Seperti sudah dikatakan sebelumnya bahwa musik tradisional adalah musik yang
diwariskan secara turun temurun, oleh karena itu dalam proses pembelajarannya pun
terbatas secara lisan. Ketika generasi sebelumnya hendah mewariskan sebuah seni
musik tradisional kepada generasi penerusnya, maka yang dilakukan adalah mengajari
para generasi muda secara langsung dari mulut ke mulut, begitupun ketika generasi
muda harus mewariskannya kembali kepada generasi mendatang, yang dilakukan
adalah pembelajaran secara lisan.

Demikian seterusnya sampai akhirnya kekayaan/warisan turun-temurun berupa seni


musik itu dikenal sebagai ciri khas masyarakt terssebut. Bagaimana mungkin dapat
menghafal secara lisan tanpa catatan atau apapun? Tentu saja prosesnya tidak mudah
dan tidak sebentar, setiap daerah memiliki budaya masing-masing dan pastinya proses
pembelajarannya dilakukan secara berkesinambungan atau terus-menerus.

Tidak Memiliki Notasi

Poin ini sangat relevan dengan poin nomor satu, dimana pembelajaran secara lsan
membuat para pelakunya tidak memiliki catatan apapun sehingga tidak ada notasi yang
tertuang di dalam kertas, partitur atau semacamnya. Dari kedua poin di atas kita harus
mengakui kehebatan orang-orang jaman dahulu yang tetap bisa mempertahankan
kesenian tradisional tanpa catatan yang seharusnya lebih bisa menunjang pembelajaran
dari satu generasi ke generasi lain.

Namun tentu saja tetap ada sisi buruknya, yiatu, jika suatu saat nanti suatu generasi
tidak mempau mengajarkan ayau mempertahankan kesenian tradisional mereka, maka
sudah bisa dipastikan hal yang telah dipertahankan dari masa ke masa itu bisa punah
seketika. Solusinya adalah mulai dibenahi informasi-informasi mengenai sejarah atau
seni musik tradisional sehingga kelak siapapun (terlepas dari daerah mana dia berasal)
orang akan bisa ikut melestarikannya.

Bersifat Informal

Kebanyakan dari seni musik tradisional yang ada hingga saat ini memiliki fungsi yang
tidak begitu serius atau formal, meski memang ada beberapa musik tradisional yang
digunakan untuk kegiatan beribadat sebuah suku. Namun kebanyakan bersifat informal
karena biasanya disebuah daerah yang menciptakan sebuah musik khas diinisialisasi
untuk hiburan atau seni karya yang dapat menghibur masyarakatnya.

Permainannya tidak Terspesialisasi

Pada umumnya, Pemain atau orang-orang yang memainkan musik tradisional biasaya
adalah orang-orang yang berasal dari daerah asal musik tradisional tersebut meski tidak
menutup kemungkinan orang lainpun dapat memainkannya. Dan biasanya juga orang-
orang tersebut tidak hanya mempelajari satu jenis alat musik atau satu jenis musik.
Banyak dari mereka yang mampu memainkan bermacam-macam alat musik. Misalkan
seorang sinden biasanya memiliki keterampilan lain selain bernyanyi yaitu memainkan
degung, dll.

Syair Lagu Berbahasa Daerah

Pada awal artikel ini sudah disebutkan bahwa seni musik tradisional pada umumnya
menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Namun tidak sebatas itu, Seni Musik
Tradisional biasanya turut menghadirkan melodi atau alunan musik yang sesuai dengan
karakter daerahnya. Seperti Syiar lagu jawa memiliki alunan musik yang mendayu-dayu
dan halus seperti karakter kebanyakan orang jawa. Dengan kata lain benar-benar
memberikan nuansa kedaerahan.

Lebih Melibatkan Alat Musik daerah

Pada umumnya, lagu-lagu daerah yang merupakan seni musik tradisional dibawakan
atau dimainkan dengan alat-alat musik tradisional daerah tersebut. Seperti pagelaran
musik sunda dimana penyanyinya membawakan lagu ‘bubuy bulan’ akan diiringi oleh
alat musik khas sunda seperti karinding, degung, dll.

Merupakan bagian dari budaya Masyarakat

Musik tradisional benar-benar penggambaran dari kebudayaan atau karakter suatu


daerah. Hal itu membuat siapa saja yang mendengarkan musik tradisional dapat
menebak dari mana adal daerah musik tradisional tersebut.

2.4 Bentuk Pertunjukan Musik Tradisional

1. Penyajian musik tunggal menampilkan seseorang dalam memainkan alat musik


tertentu. Misalnya penampilan piano tunggal, penampilan gitar tunggal, penampilan
organ tunggal, penampilan biola tunggal dan lainnya.

2. Penyajian kelompok music terbatas. Penyajian musik terbatas adalah penyajian


kelompok musik seriosa dalam bentuk duet alat musik, bentuk-bentuk trio, kuartet, atau
kuintet alat musick sampai dengan bentuk ensemble terbatas sifat penyajian musik
seperti ini tidak jauh berbeda dari penyajian musik sebelumnya, yakni terkesan formal
dan penonton harus benar-benar disiplin.
3. Penyajian musik orchestra. Meskipun masih memiliki sifat formal dan disiplin tinggi,
namun dihadiri oleh jumlah penonton yang jauh lebih besar daripada penyajian musik
lainnya. Untuk menampilkan bentuk penyajian musik seperti ini diperlukan ruang yang
cukup besar serta tata akustik gedung yang sangat baik.

4. Penyajian musik elektrik. Berbeda dari pertunjukkan musik lainnya yang ditampilkan
di dalam ruang tertutup, penyajian jenis musik dapat dilakuakn di uadar terbuka dengan
jumlah penonton yang bias mencapai tujuan ribuan orang. Sifat dari penyajian musik ini
tidak bersifat formal dan penonton boleh saja berteriak-teriak atau ikut menyanyi
bersama penyanyi yang sedang tampil diatas pentas.

2.5 Jenis Pertunjukan Musik Tradisional

1. Musik Gambang Kromong

Untuk awal awal kita membahas terlebih dahulu musik tradisional nusantara asal
Betawi, yaitu Gambang Kromong.

Musik ini asli dari daerah jakarta khususnya Betawi dan merupakan gabungan antara
musik betawi dengan Tionghoa. menggunakan 2 alat musik yaitu gamelan dan alat-alat
musik China.

Dua buah alat perkusi yaitu Gambang dan kromong merupakan asal dari nama jenis
musik tersebut.

Musik ini pertama kali diperkenalkan oleh Nie Hoe Kong seorang pemimpin komunitas
Tionghoa pada masa penjajahan belanda. Musik Gambang Kromong ini biasanya
menggunakan tangga nada Pentatonik China. Lagu-lagu yang sering dibawakan
biasanya bertema humor dan sindiran. Lagunya dibawakan oleh 2 orang yaitu laki-laki
dan perempuan dan dinyanyikan secara bergiliran.

Seiringnya zaman, musik Gambang Kromong juga mengalami perubahan. Yang


dulunya hanya menggunakan gamelan dan alat musik China sebagai pengiringnya,
sekarang juga ditambahkan dengan menggunakan alat musik modern seperti gitar,
drum, bas dan lainnya. Dengan banyaknya kombinasi tersebut sekarang banyak orang
yang menyebutnya “gambang kromong kombinasi”.

2. Musik Keroncong

Sebenarnya keroncong merupakan musik yang berasal dari Portugis, dibawa ke


Indonesia dan dimainkan di sana. Setelah Portugis meninggalkan Indonesia,
masyarakat pribumi tetap memainkannya dengan menambahkan beberapa instrumen
seperti seruling dan beberapa alat gamelan.

Untuk memainkan musik keroncong dibutuhkan beberapa alat diantaranya suling,


gendang, kontrabas, ukulele, biola, dll. Tokoh yang paling terkenal dan berpengaruh
adalah bapak Gesang, orang yang juga berjasa mengembangkan musik keroncong.
3. Musik Gong Luang

Musik Gong Luang adalah musik khas asli dari Bali. Musik ini awalnya adalah
peninggalan dari kerajaan majapahit di Jawa kemudian dibawa ke bali oleh beberapa
orang kerajaan.

Kata Gong Luang sendiri berasal dari kata “Luang” yang berarti kurang, karena memang
alat -alat gong yang dipakai tidak lengkap.
Musik Gong Luang hanya memakai 25-30 alat musik diantaranya Gangsa, Jublag,
Jegog, Saron, Trompong, Kendang, Suling, dan Riyong. Jumlah itu terkadang berbeda
tergantung daerahnya masing-masing.

Keunikan dari musik Gong Luang ini adalah memiliki 7 tangga nada yaitu ndang, ndaing,
nding, ndong, ndeng, ndeung, ndung. Untuk laras terdiri dari laras pelog, laras selendro,
dan laras keselendroan.

Musik Gong Luang ini biasanya untuk di Bali digunakan sebagai pengiring upacara adat,
selain itu juga digunakan untuk pengiring tari-tarian contohnya Tari Topeng, Tari Baris
Poleng, Tari Pendet, Tari Rejang dan lain sebagainya.

4. Musik Santi Swara dan Laras Madya

Jenis musik tradisional ini bisa kita temukan di daerah pinggiran Jawa Tengah.
Kemunculan awal jenis musik ini sudah ada semenjak abad 17, tepatnya di era
pemerintahan Paku Buwana ke-V.

Santi Swara berasal dari kata “Santi” yang artinya doa dan “Swara” yang berarti suara
atau senandung lagu, sedangkan Larasmadya memiliki arti irama (laras) dan bersahaja
(madya). Kalau digabungkan menjadi Santi Swara Laras Madya yang berarti doa yang
dilantunkan dalam senandung lagu dalam irama yang bersahaja.

Makanya musik ini membawakan lagu-lagu yang bernafaskan islam dengan diiringi tiga
alat musik utama yaitu kendang, bogem dan kemanak.

Tidak ada perbedaan kedua jenis musik tersebut untuk segi iramanya, namun yang
membedakannya hanyalah

Santi Swara membawakan lagu bersyair sholawat sedangkan Laras Madya


menggunakan tetembangan Macapat seperti pucung, Mijil, Gambuh, Kinanthi dan
lainnya

5. Musik Karang Dodou

Musik ini berasal dari daerah Kalimantan Timur, tepatnya di Tanah Siang, Barito Utara.
Orang sana biasanya menggunakan musik ini sebagai iringan ritual dan acara tertentu
seperti Noka Pati yaitu acara memandikan dan memberikan nama bayi dan acara
mengobati orang sakit. Lagu-lagu yang biasanya dibawakan adalah mantera mantera
berisi doa-doa.

6. Musik Tabuh Salimpat

Inilah musik tradisional khas dari daerah Jambi yang sampai sekarang masih ada dan
dimainkan di kalangan penduduk sana. Alat musik utamanya adalah kerenceng dan
gambus lunik dan diiringi dengan alat musik lainnya diantaranya alat musik tabuh seperti
rebana dan alaat musik petik seperti gitar.

7.Musik Tradisional Kombi

Musik Kombi adalah musik tradisional asli yang berasal dari Papua. Kombi berasal dari
kata nai krombi yang berarti memetik atau memainkan. Musik ini memiliki alat musik
utama, biasanya orang Papua di sana menyebutnya mbref atau gauto.

Mbref atau gauto terbuat dari seruas bambu dan dililit dengan rotan di kedua ujungnya
kemudian diberi penyangga sehingga bilah sayatan tersebut kencang bisa berbunyi
seperti senar, di bagian bawah bambu diberi lubang. Alat musik ini di mainkan secara di
pukul.

Musik Kombi sering digunakan sebagai pengiring acara-acara tertentu seperti untuk
hiburan, upacara adat dan upacara keagamaan.

8. Musik Senandung Jolo

Senandung Jolo merupakan musik yang berasal dari daerah Jambi khususnya di dusun
Tanjung. Senandung jolo memiliki arti yaitu senandung yang berarti nyanyian
sedangkan jolo berarti pantun. Makanya musik ini membawakan lagu yang berbentuk
pantun.

Lirik lagunya juga tidak sembarangan di buat karena ada strukturnya diantaranya pantun
pembuka – pantun spontan – pantun penutup.

Awalnya musik ini tidak ada alat musik untuk pengiringnya, namun dibuatkan alat musik
utama yaitu Gambang Kayu, alat musik yang terdiri dari 4 bilah kayu terbuat dari kayu
Marelang.

Seiring berjalannya waktu musik Senandung Jolo ditambahkan beberapa instrumen


musik lagi seperti Tetawak, Rebano, Gendang Panjang, Gong dan Beduk. Biasanya
musik tersebut digunakan untuk iringan acara nugal jolo yaitu acara sebelum
penanaman bibit bunga dan sebagai hiburan bagi ibu-ibu yang memasak di acara
perkawinan atau sunatan.

9. Musik Krumpyung

Musik yang berasal dari Yogyakarta ini dimainkan dengan alat musik yang terbuat dari
bambu atau biasa kita sebut angklung. Biasanya nada yang dihasilkan mirip dengan
gamelan jawa, tetapi dalam Krumpyung gongnya ditiup dan dipukul supaya berbunyi.
Lagu-lagu yang dibawakan lumayan bervariasi, bisa campur sari, uyon-uyon dan lagu
lainnya.

10. Musik Goong Renteng

Goong Renteng adalah musik tradisional khas dari Sunda yang memakai gamelan untuk
instrumen musiknya. Sebenarnya musik ini sudah lumayan tua, karena diperkenalkan di
abad 16. Goong Renteng memiliki dua arti, Goong artinya gamelan sedangkan renteng
berarti ngarenteng jika dalam bahasa sunda. Lagu dan nada yang biasa dipakai berasal
dari arab

Memiliki 2 irama yaitu Salendro dan Pelog. Alat musik Goong renteng terdiri dari alat
musik bilah, alat musik berpencon dan idiofon. Biasanya musik ini digunakan untuk
penyambutan tamu dan acara maulid nabi.

11. Musik Syair Telima

Musik Syair telima adalah musik khas dari kalimantan Barat, tepatnya di Tanah
Mandalam. Syairnya lumayan terkenal dan berisi tentang pesan kepada generasi muda.
Musik Syair Telima biasanya digunakan untuk acara resmi dan pertemuan para sesepuh
di Tanah Mandalam.

12. Musik Sasando Gong

Musik ini berasal dari Nusa Tenggara Timur, di pulau Rote. Alat musik utamanya adalah
sasando gong yang terbuat dari bambu, daun lontar dan kawat halus. Memiliki 2 tangga
nada yaitu pelog dan slendro. Biasanya Sasando Gong digunakan sebagai pengiring
acara penyambutan tamu dan hiburan bagi masyarakat di sana.

13. Musik Painting

Musik painting berasal dari Kalimantan Selatan. Painting sendiri memiliki arti, yaitu petik
(karena memang alat musiknya berupa senar yang disentilkan). Beberapa instrumen
yang biasa digunakan diantaranya painting, babaun, agung, marakas dan talinting.

14. Musik Gaghahanggase

Musik Gaghahanggase asli berasal dari daerah Sahinge Talaud. Sudah lama hidup dan
berkembang di sana, dan menjadi panduan untuk beberapa jenis alat musik yang
bersifat diatonis dan non diatonis.

Beberapa Instrumen musik Gaghahanggase diantaranya adalah musik bambu, seheng,


tambur, karoncongan, kentel, tateng korang, tangonggong, behohang dan kalikitong.
Biasanya lagunya adalah lagu-lagu daerah atau nasional serta dinyanyikan oleh vokal
laki-laki dan perempuan.

15. Musik Tradisional Huda


Inilah musik tradisional nusantara yang terakhir. Musik Huda adalah musik tradisional
nusantara yang berasal dari Minangkabau yang berkembang semenjak masuk islamnya
di tanah Sumatera. Musik Huda bernuansa islam dan merupakan gabungan dari 3 jenis
musik yaitu Dikil Rabaro, Salaulaik Dulang dan Dikil Mundan.

Dikil Rabaro lebih ke vokal dan diringi dengan rabaro, Dikil Mundan diringi mandai
sedangkan Salaulaik adalah musik asli minang yang masih tahan dan utuh.

2.6 Deskripsi Pertunjukan Tari Tradisional

Pertunjukan seni musik adalah suatu upaya untuk mengungkapkan perasaan melalui
komposisi keindahan suara manusia dan harmonisasi alat musik yang diciptakan oleh
para pencipta lagu untuk memuaskan selera populer masyarakat. Istilah lain dari
pagelaran adalah pertunjukan, yaitu suatu kegiatan yang mendapatkan tanggapan dan
penilaian.

Asal kata musik berasal dari bahasa Yunani yaitu mousike yang diambil dari nama dewa
dalam mitologi Yunani kuno yaitu Mousa yakni yang memimpin seni dan ilmu
(Ensiklopedi National Indonesia, 1990 : 413).

Sedangkan tradisional berasa dari kata Traditio (Latin) yang bermakna kebiasaan
masyarakat yang sifatnya turun temurun.

Kata tradisional sendiri merupakan sifat yang berarti berpegang teguh terhadap
kebiasaan yang turun temurun (Salim dan Salim, 1991 : 1636).

Menurut Sedyawati (1992 : 23) pengertian musik tradisional adalah musik yang dipakai
sebagai perwujudan dan nilai budaya yang sesuai dengan tradisi.

Musik tradisional menurut Tumbijo (1977 : 13) adalah suatu seni budaya yang sejak
lama turun temurun telah hidup dan berkembang pada daerah tertentu.

Maka bisa dijelaskan bahwa musik tradisional ialah musik masyarakat yang diwariskan
secara turun – temurun dan berkelanjutan dalam masyarakat suatu daerah.

Pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa pengertian musik tradisional adalah cetusan
perasaan atau ekspresi melalui nada atau suara dari alat musik sehingga mengandung
lagu atau irama yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi kegenerasi
berikutnya.

Jadi, pertunjukan musik tradisional adalah kegiatan pameran musik tradisional dalam
suatu keadaan, dimana pada saat itu objek pengamatan utama adalah tentang musik
tradisional

Anda mungkin juga menyukai