Anda di halaman 1dari 18

JURNAL EKSPRESI SENI

Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni


ISSN: 1412–1662 Volume 16, Nomor1,Juni 2014,hlm. 1-167

Terbit dua kalisetahun pada bulan Juni dan November.Pengelola Jurnal Ekspresi Seni merupakan sub-
sistemLPPMPPInstitut SeniIndonesia (ISI) Padangpanjang.

Penanggung Jawab
Rektor ISI Padangpanjang
Ketua LPPMPP ISI Padangpanjang
Pengarah
KepalaPusat Penerbitan ISI Padangpanjang
Ketua Penyunting
Dede Pramayoza
TimPenyunting
Elizar
Sri Yanto
Surherni
Roza Muliati
Emridawati
Harisman
Rajudin
Penterjemah
Adi Khrisna
Redaktur
Meria Eliza
Dini Yanuarmi
Thegar Risky
Ermiyetti
Tata Letak danDesainSampul
Yoni Sudiani
Web Jurnal
Ilham Sugesti
______________________________________________._________________________________
Alamat Pengelola Jurnal Ekspresi Seni:LPPMPP ISI Padangpanjang Jalan Bahder JohanPadangpanjang
27128, Sumatera Barat; Telepon(0752) 82077 Fax. 82803; e-mail;red.ekspresiseni@gmail.com

Catatan.Isi/Materi jurnal adalah tanggung jawab Penulis.


Diterbitkan Oleh
Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang
JURNAL EKSPRESI SENI
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
ISSN: 1412–1662 Volume 16, Nomor1,Juni 2014,hlm. 1-167

DAFTAR ISI

PENULIS JUDUL HALAMAN

EnricoAlamo Sampuraga: Penciptaan Opera Batak 1-17

Eko Wahyudi Sasadu On The Sea Wacana Seni Budaya 18-36


dalam Festival Teluk Jailolo 2013

Yosi Ramadona & Pertunjukan Kompang Bengkalis: 37-48


Nursyirwan dari Arak-Arakan ke Seni Pertunjukan

IpongNiaga Membentuk Kemampuan Psikologikal 49-64


Dasar Calon Aktor dengan Metode Latihan
Bertutur

Nofrial Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi 65–85


Menuju Industri Kreatif

Elsa Putri E. Syafril Diaspora Sedulur Sikep dan Keseniannya di 86–97


Sawahlunto

Ranelis Seni Kerajinan Bordir Hj.Rosma: 98–115


Fungsi Personal dan Fisik

Maisaratun Najmi Produksi dan Penyiaran Program Seni dan 116–132


Budaya di Grabag Tv

Bahren, Herry Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan 133–155


Nur Hidayat, Sosial Budaya di Sumatera Barat
Sudarmoko,
Virtuous Setyaka

Zely Marissa Haque Perkembangan Musik Dol di Kota 156-167


Bengkulu

_______________________________________________________
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 49/Dikti/Kep/2011 Tanggal 15 Juni 2011 Tentang Pedoman Akreditasi
Terbitan Berkala Ilmiah. JurnalEkspresi SeniTerbitan Vol.16, No. 1 Juni 2014Memakaikan
Pedoman Akreditasi Berkala Ilmiah Tersebut.

i
PERKEMBANGAN MUSIK DOL
DI KOTA BENGKULU
Zely Marissa Haque
Program Studi Sendratasik
FKIP Universitas PGRI Palembang.
kazheya@gmail.com

ABSTRAK
Ensamble dol merupakan rangkaian musik untuk mengiringi dan sebagai
pelengkap dalam upacara tabot. Berdasarkan aktivitas dan interaksi masyarakat
Bengkulu mengenai peran musik dol tersebut, permasalahan untuk diteliti, yakni
bagaimana perkembangan musik dol di kota Bengkulu. Adapun metode dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif untuk membantu membahas masalah
tersebut dan memfokuskan deskripsi analisis. Perkembangan yang terjadi pada
musik dol setelah dilakukan penelitian yakni pertama : musik dol yang
sebelumnya sebagai media pendukung dalam suatu upacara, beralih fungsi
menjadi sebuah pertunjukan komposisi musik yang disajikan untuk mengisi
acara-acara umum di kota Bengkulu. Kedua : musik dol sebagai instrumen
pelengkap dalam komposisi garapan baru. Ketiga : musik dol juga dijadikan
sebagai bahan ajar di Sekolah dan Sanggar, hal ini berfungsi sebagai upaya
pewarisan terhadap generasi baru dan juga merupakan upaya mendapatkan
identitas kesenian tradisi kota Bengkulu serta menjadi aset bagi pariwisata kota
Bengkulu.

Kata Kunci : Tabot, Perkembangan Musik dol, Kota Bengkulu

ABSTRACT
Dol ensemble is a series of music to go along with the tabot ceremony. Based on
the activity and interaction of Bengkulu community about the role of dol music,
the problem to be research is the development of dol music in the town of
Bengkulu. The method used in this research was descriptive qualitative to help
with the discussion focussing on analysis description. There are three
developments occuring in dol music after the research was done. First, the dol
music which was previously used to support a ceremony has now become a
performance of music composition presented in general ceremonies in Bengkulu.
Second, dol music as a complementary instrument in new composition. Third, dol
music is also used as teaching material in schools and art groups, functioning as
heritage for the new generation and as an effort to get a new identity of
traditional art of Bengkulu and an asset for tourism in Bengkulu.

Keywords: tabot, dol music development, town of Bengkulu

156
Zely Marissa Haque, Perkembangan Musik Dol di Kota Bengkulu

PENDAHULUAN berdakwah menyebarkan agama Islam


Kota Bengkulu merupakan dan sebagian dari mereka juga
salah satu daerah di pulau sumatra melalukan perayaan atas wafatnya
yang penduduknya juga terbentuk atas husein. Hasil pencampuran dua budaya
latarbelakang budaya melayu. Bentuk tadilah yang dinamakan dengan
dari warisan budaya melayu yang upacara tabot.
berkembang dan dilestarikan tersebut Sebagai satu kesatuan upacara,
adalah upacara tabot. Upacara tabot upacara tabot dibentuk oleh bagian-
merupakan upacara tradisional bagian yang terangkai dalam bentuk
masyarakat Bengkulu yang tahapan-tahapan upacara. Beberapa
dilaksanakan setiap tahun, tepatnya tahapan tersebut ialah mengambik
pada tanggal 1-10 Muharram. Upacara tanah, duduk penja, arak penja, arak
ini bertujuan untuk mengenang jari-jari, menjara, meradai, arak
wafatnya Husein cucu Nabi sorban, tabot besanding dan tabot
Muhammad SAW dalam perang tak tebuang. Keseluruhan tahapan upacara
seimbang pada saat perang antara tersebut dilaksanakan sesuai dengan
kaum syi’ah dengan kaum Bani kelengkapan aspek-aspek
Umayah yang dipimpin oleh Yazid bin pendukungnya.
Muawiyah serta Ubaidillah bin Ziyad Adapun salah satu pendukung
di Padang Karbela wilayah Irak pada dalam pelaksanaan upacara tabot
tahun 61 Hijriah atau sekitar 680 M adalah musik dol. Musik dol (ensambel
(Badrul Munir, 1993 : 63). musik dol) terdiri dari dol, tassa dan
Pada awalnya upacara ini hanya seruling. Biasanya musik dol di
dilakukan oleh keluarga Tabot (sipai), gunakan pada upacara tahap ke empat
yakni masyarakat keturunan India yang yakni upacara menjara, namun upacara
datang ke Bengkulu dan bekerja pada ini juga kerap mengisi tahap upacara
pasukan Inggris sekitar tahun 1600-an yang lainnya seperti upacara arak jari-
untuk membangun benteng jari, arak sorban, tabot besanding dan
Marborought. Akhirnya para pekerja tabot tebuang.
tersebut berasimilasi dengan Sebaliknya tidak hanya
masyarakat Bengkulu sambil masyarakat Bengkulu yang

157
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

melaksanakan upacara tabot, Bengkulu, seperti acara penyambutan


masyarakat dari daerah lain juga tamu-tamu penting dan sebagainya.
merayakan tabot. Seperti daerah Aceh, Berdasarkan latar belakang
Sumatra Barat meliputi Pariaman dan masalah yang telah dijelaskan di atas,
Padangpanjang. Namun oleh karena dapat dirumuskan beberapa
pergerakan budaya sangat dinamis permasalahan yakni “Bagaimana
sehingga terjadilah perkembangan atau perkembangan musik dol di kota
kepunahan oleh masyarakat Bengkulu”. Maka penelitian ini
pendukungnya, maka yang hanya memiliki tujuan untuk mengetahui
melaksanakan perayaan tersebut hanya bagaimana perkembangan musik dol di
di Bengkulu dan Pariaman Sumatra kota Bengkulu.
barat. Bagi masyarakat Pariaman, Dalam penelitian ini, penulis
upacara tabot sering disebut dengan memilih penelitian deskriptif kualitatif
upacara Tabuik. Dalam upacara sebagai salah satu penelitian yang
tersebut, juga terdapat gandang dipandang baik untuk membantu
tambua yang menjadi salah satu aspek membahas masalah tersebut, dan
pendukung dalam memeriahkan memfokuskan deskripsi analisis
upacara tabuik (Asril Muchtar, 2002 : sebagai pilihan yang tepat yang
131). Pada dasarnya gandang tambua dipakai dalam karya ilmiah ini. Metode
dan dol mempunyai kesamaan fungsi deskripsi analisis yang dimaksudkan
dan kegunaan namun berbeda dalam dalam penelitian ini adalah
bentuk instrumen. menguraikan permasalahan setelah
Hal yang menarik terlepas dari melakukan pengumpulan data yang
konteks ritual upacara, bahwa dol juga diperoleh dari hasil penelitian maupun
digunakan sebagai kesenian tradisi hasil wawancara dilanjutkan dengan
masyarakat Bengkulu, sebagai mentranskripsikan serta menganalisa
instrument yang bisa dikembangkan dengan pendekatan teori yang
sesuai kebutuhan senimannya, serta berhubungan dengan tulisan ini,
sebagai instrumen yang digunakan kemudian menyusun dalam bentuk
pada setiap acara ceremonial di Kota tulisan ilmiah.

158
Zely Marissa Haque, Perkembangan Musik Dol di Kota Bengkulu

PEMBAHASAN dalam instrumen klasifikasi


Bentuk Musik Dol Di Kota Bengkulu membranophone yaang getaran suara
atau bunyinya berasal dari kulit (kulit
Seiring berjalan waktu, dol
lembu atau kerbau), dimainkan dengan
mencapai suatu proses pengembangan
cara dipukul dengan tangan kanan dan
dan penyelamatan identitas. Cara ini
kiri. Tampilan fisik luar dari dol
lah yang tepat, agar fungsi dan rasanya
diwarnai dengan corak warna-warna
masih tetap dirasakan oleh para
terang seperti merah, hijau dan kuning
penikmatnya. Dengan kata lain
menyala agar kelihatan lebih menarik.
dibutuhkan suatu pewarisan terhadap
Dalam upacara tabot ada tiga repertoar
generasi-generasi baru bahkan dengan
lagu dol yaitu motif Tamatam, Suwena
bentuk-bentuk yang baru dalam hal ini
dan Suweri. Ketiga repertoar lagu ini
bentuk instrument, melodi/ritme dan
berperan sebagai musik pengiring
bentuk pertunjukan serta
dalam upacara tabot khususnya
perkembangannya di Kota Bengkulu.
upacara menjara dan melengkapi
Dol adalah sejenis beduk yang
kebutuhan upacara lainnya.
terbuat dari bongkol tempat akar
kelapa yang ditutupi kulit lembu atau
kerbau, dan dibunyikan dengan
memakai alat pukul yang terbuat dari
kayu yang dilapisi kain. Gendang besar
ini dibawa oleh orang Benggali dari
India bersamaan dengan tabot.
Gambar 1.
Bentuknya seperti tempayan besar, Upacara beruji dol saat pelaksanaan menjara
dalam upacara tabot
dengan bagian atas dipotong rata dan (Foto: Zelly, 2009)

bagian bawahnya tidak berlubang.


Fungsi Dol di Kota Bengkulu
Bahannya terbuat dari bonggol kelapa
Dalam upacara tabot, dol
yang sudah tua, namun pada saat ini
digunakan sebagai musik pendukung
telah dipakai pula bonggol pohon
dalam upacara. Dol disajikan pada
nangka atau pohon cempedak (Manalu
upacara arak sorban, menjara, tabot
luhut Dkk, 1995 : 35). Dol termasuk
besanding dan tabot tebuang. Dalam

159
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

hal ini, dol merupakan bagian dari mengiring upacara, musik dol juga
prosesi upacara yang sangat penting berfungsi menghibur masyarakat kota
yang tak terpisahkan dari upacara Bengkulu yang mengikuti proses tabot
tabot, selain memenuhi kebutuhannya tebuang.
dalam mengiringi rangkaian upacara
agar rangkaian upacara tersebut Dol sebagai Media Seremonial di
Kota Bengkulu
menjadi lengkap. Fungsi pertama dol
dalam upacara tabot adalah mengiringi Dol di luar dari konteks upacara
proses kegiatan mengarak sorban. tabot, berfungsi sebagai musik yang
Fungsi dol yang kedua mengiringi digunakan untuk mengisi acara-acara
kegiatan upacara menjara. Fungsi yang yang bersifat umum di Kota Bengkulu.
ketiga adalah sebagai musik hiburan Adapun acara tersebut yakni acara
dalam upacara tabot besanding. penyambutan tamu-tamu penting, acara
Adapun bentuk acara yang dikonsep ulang tahun kota Bengkulu, acara
oleh panitia pelaksana, yakni berupa menyambut hari kemerdekaan
komposisi musik yang dikemas Republik Indonesia dan acara-acara
dengan reportoar lagu dol dipadu besar lainnya di kota Bengkulu.
dengan kesenian tradisi di kota Berdasarkan hasil pengamatan yang
Bengkulu. Sajian musik dol lainnya dilakukan, bahwa perkembangan dol
adalah musik iringan tari Melayu terus meningkat dan mengalami
Bengkulu, dalam hal ini dol hanya kemajuan. serta kehadirannya direspon
sebagai pelengkap media instrumen baik oleh pendukungnya. Dol sebagai
dan mengiringi musik dari tari-tarian musik tradisi yang berfungsi sebagai
tersebut. Fungsi yang terakhir adalah media seremonial dan menjelma
mengiringi upacara tabot tebuang. menjadi suatu identitas kesenian dari
Dalam hal ini musik dol digunakan daerah Bengkulu tersebut, telah
dalam bentuk arak-arakan oleh masing- mampu memberikan kekuatan musik
masing kelompok tabot. Mereka yang ekspresif dan dinamis dengan
mengarak tabot dengan diiringi motif- ritmenya yang menghentak-hentak
motif dol menuju tempat pembuangan sehingga mampu membangkitkan
tabot. Selain fungsinya untuk

160
Zely Marissa Haque, Perkembangan Musik Dol di Kota Bengkulu

emosi bagi siapa saja yang yang bersifat seremonial di kota


menyaksikannya. Bengkulu. Agar aktifitas kesenian
Adapun bentuk penyajian tradisi itu terus berjalan, maka
musik dol sebagai sebuah kebutuhan dibutuhkan suatu pewarisan terhadap
acara yang bersifat seremonial generasi-generasi baru yang nantiya
biasanya tidak terlepas dari reportoar akan mewarisi kesenian tradisi
lagu yang digabung dengan repertoar tersebut.
musik tradisi lainnya seperti gendang Adapun bentuk pengembangan
serunai dan musik gamat melayu. dol saat ini adalah digunakan untuk
Misalnya pada perayaan ulang tahun bahan ajar mata pelajaran kesenian dan
kota Bengkulu, oleh para seniman pelajaran ektrakurikuler SMP dan
tradisi yang berasal dari kota SMA di kota Bengkulu. Dalam hal ini,
Bengkulu, musik dol dikemas dalam penulis mengambil contoh salah satu
bentuk komposisi musik yang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
berangkat dari reportoar lagu yang kota Bengkulu. Adapun proses yang
dipadu dengan kesenian tradisi lainnya. diajarkan adalah sebagai berikut.
Dalam hal ini agar tercipta sebuah a. Mengenai latar belakang sejarah
komposisi musik dengan suasana dan upacara tabot, prosesi upacara tabot,

konsep yang berbeda dari sebelumnya. maksud dan tujuan upacara tabot,
waktu dan tempat penyelenggaraan
Selain itu, sebagai upaya pelestarian
upacara tabot.
kesenian tradisi musik dol agar dapat
b. Mengenai persiapan dan
bermanfaat dan dilestarikan oleh
perlengkapan upacara tabot.
masyarakat Bengkulu.
c. Siswa mempelajari tari-tarian
dalam upacara tabot
Dol Sebagai Materi Pembelajaran di
Sekolah dan Sanggar d. Siswa mempelajari motif dol
dalam upacara tabot beserta
Seiring berjalannya waktu, dol
lagunya (Tamatam, Suwena,
mencapai suatu proses perkembangan
Suweri) dan memainkan melodi
berdasarkan fungsi dalam
dan ritmenya.
kebutuhannya sebagai musik upacara
dan sebagai musik pelengkap acara

161
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

e. Membuat kerajinan tangan berupa Aktivitas yang dilakukan oleh sanggar


bangunan tabot dan yang tersebut adalah berlatih memainkan dol
berhubungan dengan upacara dan melatih tari-tarian dari daerah
tabot. Bengkulu. Salah satu contoh sanggar
Sebagai hasil dari proses yang masih eksis dan sedang gencar-
belajar, biasanya setiap akhir gencarnya mempromosikan kesenian
pergantian kenaikan kelas diadakan tradisi dol dan kesenian tradisi lainnya
Pentas Seni atau Pensi. Tujuan dari di kota Bengkulu adalah sanggar
acara ini adalah untuk melihat sejauh Mayangsari. Dari beberapa sanggar
mana para siswa memahami dan yang ada di kota Bengkulu sanggar
menguasai budaya tabot. Isi dari acara Mayangsari memang sedang mendapat
pentas seni adalah para siswa perhatian khusus dari pemerintah kota
mempraktekkan bagaimana cara Bengkulu. Prestasi yang telah
bermain dol dan mempraktekkan tari- diperoleh oleh sanggar Mayangsari
tarian tabot yang mereka dapatkan di yakni mampu memperkenalkan dol
sekolah. kepada masyarakat luar Bengkulu
Berdasarkan penjelasan di atas, untuk dipelajari sebagai wawasan seni
pengembangan dol pada hakekatnya dan sebagai tontonan dari sebuah
adalah upaya pelestarian budaya agar pertunjukan seni. Proses yang
terus hidup dan berkembang. Musik dilakukan oleh sanggar Mayangsari
dol sebagai bahan ajar di Sekolah tersebut, juga merupakan cara
adalah usaha untuk mempertahankan mempertahankan dan mengembangkan
kesenian tradisi upacara tabot agar kesenian tradisi musik dol agar tidak
dikenal oleh generasi muda dan punah.
generasi baru berikutnya.
Bentuk lain dari pengembangan Dol sebagai Sumber Garapan
Komposisi Baru
musik dol lainnya adalah kegiatan
sanggar atau komunitas yang berada Dalam kurun waktu yang lama
dalam wilayah pariwisata kota musik dol mengalami perkembangan
Bengkulu dan yang berdiri sendiri sesuai dengan kebutuhannya. Adanya
tanpa campur tangan pemerintah. proses perkembangan itu disebabkan

162
Zely Marissa Haque, Perkembangan Musik Dol di Kota Bengkulu

oleh perubahan kebudayaan yang mengiringi ritme dalam komposisi dol.


berarti (William Haviland, 1988 : 263). Perkembangan yang terjadi terhadap
Maksud dari perubahan dalam tulisan instrumen dalam komposisi dol yakni
ini adalah perkembangan yang berarti adalah penambahan instrumen baru
bagi para pendukungnya agar kesenian seperti seperangkat dol kecil, gendang
ini dapat terus bertahan dan bermanfaat buatan yang berasal dari pipa paralon
bagi kesenian itu sendiri. Dol sama dan berukuran kecil. Sehingga dalam
dengan musik tradisi lainnya juga penambahan instrumen tersebut, fluit
harus dapat menyesuaikan dengan yang biasanya digunakan untuk
lingkungan sekitarnya, sehingga memberikan aba-aba, tidak lagi
nantinya musik tradisi ini akan terus digunakan dalam komposisi dol.
berkembang dengan baik. Sumber daya manusia yang
Berdasarkan pemahaman di dapat bergerak melalui ruang dan
atas, dol sebagai alat musik tradisi, waktu, dan bertindak sebagai pelaku
juga mengalami perkembangan yang seni atau seniman. Dalam sebuah
akhirnya mengikuti fungsi dan bentuk pertunjukan seni, pemain adalah faktor
yang terjadi pada gandang tambua di pendukungnya. Pemain dapat
Pariaman Sumatra Barat. Adapun merasakan adanya kontak batin
bentuk-bentuk perkembangan musik terhadap sistem norma dan nilai dari
dol di kota Bengkulu dapat dilihat dari suatu kebudayaan serta subjek yang
konsep musik, instrumen, pemain dan sedang dilakukannya maka pemain
tempat penyajiannya. Dalam akan melakukannya berdasarkan proses
komposisi, konsep utama musik dol yang terus berlangsung dari generasi
adalah tiga lagu dalam reportoar sebelumnya hingga generasi
upacara tabot yang kemudian berikutnya.
berkembang sesuai dengan konsep dan Dalam proses tersebut budaya
keinginan komposer. Pengembangan pun berubah oleh karena budaya
yang terjadi, berada pada wilayah ritme bersifat dinamis, maka pemain
yakni adanya penambahan motif-motif mengikuti alur yang telah terjadi di
baru dalam ketiga lagu dol dan sekelilingnya. Perubahan ini adalah
penambahan melodi yang bersifat salah satu cara agar suatu kebudayaan

163
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

itu akan terus hidup dan berkembang Berdasarkan pengamatan yang terjadi,
maka pemain atau sebagai pelaku harus hal ini mengundang para perempuan
mengikuti alur sesuai dengan untuk dapat memainkan dan
kebutuhan komposisi dol. mengaplikasikan musik tradisi
Sesuai dengan kebutuhannya, tersebut.
dewasa ini bentuk perkembangan
dalam segi pemain musik dol, adalah
anak-anak dan remaja. Anak-anak dan
para remaja lebih menguasai dan
mengekspresikan gaya dalam bermain
dol. Sementara orang yang telah
berumur hanya bertindak sebagai
pelatih atau bertindak sebagai pengajar.
Gambar 2.
Hal ini dapat dilihat pada saat Anak-anak dalam permainan beruji dol
ketika upacara tabot
permainan dol sedang berlangsung, (Foto: Zelly, 2009)
anak-anak sangat agresif dan
Pertunjukan dol biasanya dapat
bersemangat dan lebih ekspresif dari
dinikmati ketika adanya perayaan
pada orang-orang dewasa pada
upacara tabot oleh karena fungsinya
umumnya, yang terkesan monoton dan
dol sebagai pelengkap dan pendukung
biasa-biasa saja. Umumnya anak-anak
dari proses upacara tersebut.
yang bermain dol, adalah pelajar dan
Contohnya pada saat menjara, yang
anggota sanggar. Setiap akhir pekan
intinya adalah acara bertanding dol.
mereka berlatih menabuh dol untuk
Adapun Bentuk pertunjukan dol pada
mengikuti acara atau festival kesenian
saat upacara tersebut yakni saling
di dalam maupun di luar kota
mengarak atau saling berkunjung
Bengkulu. Setelah ditelusuri lebih jauh
antara kelompok tabot yang paling tua
dorongan semangat yang diciptakan
dan kelompok tabot yang paling muda.
atas pukulan-pukulan yang dinamis
Dalam kompetisi ini, mereka saling
akhirnya mengundang para perempuan
memperlihatkan ketangguhan dalam
yang bergelut di dunia seni untuk ikut
bermain dol. Pertunjukan dol tersebut
memeriahkan pertunjukan tersebut.

164
Zely Marissa Haque, Perkembangan Musik Dol di Kota Bengkulu

biasanya diadakan di lapangan terbuka komposisi dol tersebut. Pada saat itu
di Kota Bengkulu ( lapangan merdeka juga tampak adanya bentuk
Bengkulu). perkembangan pada instrumen dol
Namun kurun waktu sepuluh yakni terdapat dol yang ukurannya
tahun ini, dol menjelma menjadi kecil dan berfungsi sebagai pelengkap
instrument yang lebih berenergi dan dalam komposisi dol bentuk garapan
sangat agresif. Hal ini tampak jelas baru.
pada acara festival music di solo Pada akhirnya dol yang tadinya
berapa tahun yang lalu. Ketika digunakan sebagai media spritual
instrument ini bergabung dengan music untuk mendukung upacara tabot,
yang lebih bersifat popular seperti beralih fungsi untuk mengisi acara-
music pop dan music jazz. Pertunjukan acara yang sifatnya ceremonial dan
komposisi dol tersebut diringi oleh sebagai hiburan. Hal ini tidak jauh
gitar elektrik, gitar bass serta bedanya dengan gandang tambua yang
seksophone. Dalam pertunjukan berada di Pariaman yang sudah sejak
tersebut juga diisi dengan atraksi lama beralih fungsi sebagai kesenian
angkat dol. Maksudnya adalah tradisi masyarakat Pariaman khususnya
beberapa pemain menabuh dol dengan dan Sumatra barat pada umumnya.
cara mengangkatnya. Hal ini sungguh Sehingga makna dan fungsi yang
berbeda dari biasanya dan tak tampak awalnya sebagai ekpresif dari perang
bahwa instrumen tersebut berasal dari yang terjadi di karbela telah berubah
upacara ritual. menjadi fungsi hiburan bagi
Pertunjukan dol dengan masyarakat pendukungnya.
kemasan yang lebih menarik tersebut
ternyata juga diikuti oleh regenerasi PENUTUP
baru (anak-anak). Mereka bermain Hasil dari pembahasan
pada acara festival anak Nusantara di Perkembangan Musik Dol di Kota
Taman Mini Indonesia. Permainan Bengkulu, melahirkan berbagai makna
motif ritme dan pukulan dol yang yang terkonteks dalam perilaku-
bersifat dinamis dan bersemangat juga perilaku budaya. Hal ini disebabkan
canda tawa mereka menambah natural oleh suatu perubahan yang

165
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014

menginginkan musik tradisi itu pengembangan musik tradisi. Sehingga


berkembang sesuai dengan terwujudnya pelestarian dan
kebutuhannya. Untuk melihat pengembangan budaya agar kesenian
perkembangan terhadap prilaku tradisi tersebut dapat terus bertahan.
tersebut, maka dapat disimpulkan Selain itu dapat diketahui
berdasarkan fungsi dan bentuknya. bahwa perkembangan yang terjadi
Antara lain sebagai berikut. pada dol bisa membawa dampak positif
1. Musik dol digunakan sebagai sarana dan membuka peluang yang bagus bagi
ritual para seniman untuk lebih bebas dalam
2. Musik dol sebagai presentasi estetis berkarya. Walaupun tadinya dol hanya
dan pengikat solidaritas antar digunakan pada acara ritual, namun
sesama masyarakat di kota dengan perkembangan tersebut dapat
Bengkulu serta sebagai upaya mencegah adanya penurunan atau
pewarisan. krisis kepunahan terhadap instrumen
3. Musik dol sebagai media seremonial atau kesenian tradisi.
di kota Bengkulu
KEPUSTAKAAN
4. Musik dol sebagai materi
pembelajaran di Sekolah dan Asril. 2002. Pertunjukan Gandang
Tambua dalam Upacara Ritual
Sanggar Tabuik di Pariaman Sumatra
Barat. Tesis, Yogyakarta:
5. Musik dol sebagai sumber garapan Universitas Gadjah Mada.
komposisi baru
Asril, Muctar . 2004. Upacara Tabuik dari
Ritual Heroik ke Pertunjukan
Perkembangan yang terjadi pada dol Heriok dalam Seni Tradisi
Menantang Perubahan.
akhirnya mencapai suatu kepuasan Padangpanjang: Bunga Rampai
bagi pemerintah kota Bengkulu, dan STSI.

bagi masyarakat pada umumnya. Hal Hadi Y, Sumandyio. 2006. Seni Dalam
Ritual Agama. Yogyakarta:
ini dapat dilihat dari unsur-unsur
Pustaka.
estetisnya dan pengikat solidaritas
Hanefi. 2002. Buku Ajar Musikologi
antar masyarakat kota Bengkulu serta Nusantara III. Padangpanjang:
Sekolah Tinggi Seni Indonesia
sebagai musik dan instrumen yang (STSI).
memberikan warna baru terhadap

166
Zely Marissa Haque, Perkembangan Musik Dol di Kota Bengkulu

Haviland, William diterjemahkan oleh R.G Pohan, Ronald dkk. 1995. Studi
Soekadijo. 1988. Antropologi Komparatif Musik Dol Band Salah
Edisi ke Empat Jilid 2. Satu Pengolahan Musik Dol
Yogyakarta: Erlangga. dalam Upacara Tabot di Kota
Koenjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Bengkulu Propinsi Bengkulu.
Antropologi. Jakarta : Rineka Bengkulu: Depdikbud Taman
Cipta. Budaya.

Martani, Marjani dkk. 1976. “Ensklopedia Smith, Huston. 1996. Ensiklopedia Islam.
Musik dan Tari Daerah Sumatra Jakarta: Raja Grafindo.
Barat Padang,” dalam Studi
Komparatif Musik Dol dalam Soedarsono. 2002. Seni Pertunjukan
Upacara Tabot Dikota Bengkulu Indonesia di Era Globalisasi.
oleh Luhut Manalu DEPDIKBUD. Yogyakarta: Gadjah Mada
Bengkulu: Taman Budaya. University Press.
Munir, Badrul. 1991. Tabot di Kotamadya Suka, Harjana. 2002. Coret-coret Musik
Bengkulu. Direktorat Sejarah dan Kontemporer Dulu dan Kini.
Nilai Tradisional Bengkulu: Jakarta: MSPI.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

167
EKSPRESI SENI
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni

Redaksi menerima naskah artikel jurnal dengan format penulisan sebagai berikut:
1. Jurnal Ekspresi Seni menerima sumbangan artikel berupa hasil penelitian
atau penciptaan di bidang seni yang dilakukan dalam tiga tahun terakhir,
dan belum pernah dipublikasikan di media lain dan bukan hasil dari
plagiarisme.
2. Artikel ditulis menggunakan bahasa Indonesia dalam 15-20 hlm (termasuk
gambar dan tabel), kertas A4, spasi 1.5, font times new roman 12 pt,
dengan margin 4cm (atas)-3cm (kanan)-3cm (bawah)-4 cm (kiri).
3. Judul artikel maksimal 12 kata ditulis menggunakan huruf kapital (22 pt);
diikuti nama penulis, nama instansi, alamat dan email (11 pt).
4. Abstrak ditulis dalam dua bahasa (Inggris dan Indonesia) 100-150 kata
dan diikuti kata kunci maksimal 5 kata (11 pt).
5. Sistematika penulisan sebagai berikut:
a. Bagian pendahuluan mencakup latar belakang, permasalahan,
tujuan, landasan teori/penciptaan dan metode penelitian/penciptaan
b. Pembahasan terdiri atas beberapa sub bahasan dan diberi sub judul
sesuai dengan sub bahasan.
c. Penutup mengemukakan jawaban terhadap permasalahan yang
menjadi fokus bahasan.
6. Referensi dianjurkan yang mutakhir ditulis di dalam teks, footnote hanya
untuk menjelaskan istilah khusus.
Contoh: Salah satu kebutuhan dalam pertunjukan tari adalah
kebutuhan terhadap estetika atau sisi artistik. Kebutuhan
artistik melahirkan sikap yang berbeda daripada pelahiran
karya tari sebagai artikulasi kebudayaan (Erlinda,
2012:142).
Atau: Mengenai pengembangan dan inovasi terhadap tari
Minangkabau yang dilakukan oleh para seniman di kota
Padang, Erlinda (2012:147-156) mengelompokkan hasilnya
dalam dua bentuk utama, yakni (1) tari kreasi dan ciptaan
baru; serta (2) tari eksperimen.
7. Kepustakaan harus berkaitan langsung dengan topik artikel.
Contoh penulisan kepustakaan:
Erlinda. 2012. Diskursus Tari Minangkabau di Kota Padang:
Estetika, Ideologi dan Komunikasi. Padangpanjang: ISI
Press.
Pramayoza, Dede. 2013(a). Dramaturgi Sandiwara: Potret Teater
Populer dalam Masyarakat Poskolonial. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.
_________. 2013(b). “Pementasan Teater sebagai Suatu Sistem
Penandaan”, dalam Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian &
Penciptaan Seni Vol. 8 No. 2. Surakarta: ISI Press.
Simatupang, Lono. 2013. Pergelaran: Sebuah Mozaik Penelitian Seni
Budaya. Yogyakarta: Jalasutra.
Takari, Muhammad. 2010. “Tari dalam Konteks Budaya Melayu”,
dalam Hajizar (Ed.), Komunikasi Tradisi dalam Realitas
Seni Rumpun Melayu. Padangpanjang: Puslit & P2M ISI.
8. Gambar atau foto dianjurkan mendukung teks dan disajikan dalam format
JPEG.

Artikel berbentuk soft copy dikirim kepada :


Redaksi Jurnal Ekspresi Seni ISI Padangpanjang, Jln. Bahder Johan. Padangpanjang
Artikel dalam bentuk soft copy dapat dikirim melalui e-mail:
red.ekspresiseni@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai