Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Musik adalah hal yang sangat dekat dengan kehidupan manusia.
Suasana ruang batin seseorang dapat dipengaruhi dengan musik disaat suasana
batin sedang sedih maupun bahagia. Musik dapat memberi semangat pada jiwa
yang lelah, resah, apalagi bagi seseorang yang sedang jatuh cinta. Musik
menjadi seni yang mewarnai kehidupan manusia. Tanpa musik, dunia akan
sepi, hampa dan terasa monotone, karena musik dapat mencairkan suasana
manusia, merelaksasikan hati dan pikiran serta mampu memberikan makna
untuk membangkitkan gairah dan semangat hidup dan lebih memaknai hidup.
(Widyatama, 2012).
Melodi Melayu yang pertama kali muncul pada tahun 1940 merupakan
sumber musik dangdut yang pertama kali muncul sebagai musik populer
Indonesia. Pada awalnya lagu ini tidak begitu terkenal dan disebut sebagai
dangdut. Musik pop melayu berkembang menjadi cikal bakal dangdut. Saat
beberapa orkestra melayu tampil bersama Ellya Khadam yang sempat
mendulang popularitas luar biasa dengan lagu "Boneka India", lagu dangdut
pertama mulai terbentuk. (Ismail, p. 2019)
Menurut sumber-sumber tersebut di atas, Orkestra Melayu yang
membawakan lagu-lagu India terjemahan merupakan awal mula genre dangdut
mulai terbentuk pada tahun 1960-an. Akhirnya Orkes Melayu (OM) hadir
sebagai prototipe musik dangdut yang populer saat ini. Awal dangdut pada
masa itu dari Orkestra Melayu.
(Rahmanda, 2018) Dangdut koplo merupakan salah satu genre musik
dangdut yang berkembang pesat dari waktu ke waktu dan telah menyentuh
berbagai kalangan usia, mulai dari remaja hingga orang tua. Orang-orang
sekarang menjadi kecanduan bentuk musik dangdut ini. Musik dangdut kini
banyak diputar di berbagai tempat, antara lain diperkantoran, restoran. Musik
dangdut dipilih karena dapat menghibur pendengarnya dan menghilangkan
stress mereka.

10
Selanjutnya (Rahmanda, 2018) mengatakan manfaat mendengarkan
musik dangdut antara lain menenangkan perasaan, rileks, membantu seseorang
pulih dari depresi, gembira, dan bersyukur saat mempelajari lirik yang sesuai.
Selain itu, bahasa yang digunakan lugas, lirik yang sesuai menyampaikan pesan
moral, dan belajar menjadi pribadi yang kuat. Adapun kerugian dari memutar
musik dangdut antara lain resiko gangguan pendengaran akibat terlalu sering
mendengarkan musik, kecemasan yang ditimbulkan dari lirik yang tidak
mendukung, potensi kecelakaan akibat hanya fokus pada musik, faktanya
bahwa tidak semua menyukai musik dangdut, dan berpotensi mengganggu
orang lain jika memainkan musik terlalu keras.
Dangdut pada kenyataanya mengalami sebuah perkembangan, salah
satu fenomenanya ialah melalui dangdut koplo. Jawa Timur menjadi basis
kemunculan dari Dangdut Koplo. Kehadiran sub genre tersebut menambah
khasanah dari musik dangdut itu sendiri. Pada awalnya memang populer secara
regional saja, yakni seputar wilayah Jawa Timur (terutama daerah pantai utara
(Pantura), Jawa Tengah, Madura, dan sekitarnya. Namun, munculnya
pedangdut Inul Daratista membuat Dangdut Koplo menjadi populer dalam
skala nasional.
Vera (2017) mengungkapkan bahwa lirik lagu dangdut di tanah air
dinilai kurang sopan, terbukti dalam kehidupan sehari-hari anak-anak mampu
menari dan menyanyikan lagu-lagu dangdut koplo. Mereka tampil terampil dan
mampu menyanyikan lagu yang mereka inginkan. Sangat disayangkan lagu-
lagu dangdut koplo ini seringkali memiliki bahasa yang menyinggung atau
kotor liriknya. Anak-anak dapat dengan mudah jatuh cinta pada liriknya dan
menghafalkannya di hati karena liriknya sederhana dan mudah diingat. Lagu
yang spontan muncul dari mereka adalah lagu dangdut. Lirik lagu dangdut
koplo tentunya bermacam-macam. Ada lirik yang sopan dan dapat diterima,
ada juga lirik yang vulgar.Lirik tersebut oleh anak-anak diterima mentah-
mentah,sehingga anak – anak tersebut menirukan lirik yang senonoh. Anak –
anak seusia itu sebaiknya menyanyikan lagu dolanan, ketimbang menyanyikan
lagu dangdut koplo.(Damariswara dan Kurnia, 2017).

11
Seringkali, ditemukan anak-anak dengan mudah menangkap apa yang
mereka lihat atau dengar, baik di televisi maupun dari orang dewasa di
lingkungan terdekat mereka (Pangastuti, 2015). Masyarakat umum sangat
familiar dengan jenis musik dangdut. Hadirnya dangdut tidak lepas dari sosok
Rhoma Irama sebagai penciptanya. Tema dan lagu dangdut selalu mengalami
perkembangan jika dilihat dari periode awalnya (Hidayatullah, 2015).
Perjuangan Rhoma Irama dalam industri rekaman di Indonesia dengan aksinya
memasarkan musik dangdut bersama film, menjadikan masyarakat mengingat
dan menerima musik dangdut sama halnya musik lainnya.
Pandu Rizki Alfian (2014). Dalam penelelitiannya yang berjudul Musik
Dangdut Koplo Menurut Persepektif Teori Simulacra Jean Baudrillard
menjelaskan bagaimana populasi yang tertarik mendengarkan musik dangdut
tidak serta merta mengalami hiburan tetapi mampu menghasilkan simulacrum
atau praktik yang tidak konvensional. Hasil temuan penelitian ini menjelaskan
bahwa penduduk Indonesia tidak hanya memandang musik tradisional sebagai
suatu bentuk hiburan tetapi juga sebagai sarana untuk mengekspresikan
identitas diri, rasa kebersamaan, dan cara hidup di era modern. Hal ini karena
mereka mulai percaya bahwa musik tradisional dapat berfungsi sebagai katalis
untuk perkembangan ini.
Moh. Muttaqin (2006) mengatakan bahwa musik dangdut masih ada di
masyarakat dan berkembang menjadi semacam hiburan bagi masyarakat
Indonesia. Jurnal ini juga mengklaim bahwa seiring berkembangnya dangdut,
terbentuklah subgenre lain seperti dangdut disko, dangdut reggae, dagdut rock,
dan dangdut jaipong yang memiliki status yang sama dengan genre musik
lainnya. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa musik dangdut
yang populer di Jawa Tengah khususnya masih ada dan dapat diterima oleh
masyarakat Indonesia.
Anak-anak di sekolah dasar senang meniru kata-kata yang jarang
digunakan baik di kelas maupun di rumah. Anak-anak pada usia ini belum
dapat membedakan antara tindakan yang benar dan salah yang harus dilakukan
atau tidak dilakukan, terutama dalam mendengangarkan lirik musik dangdut
koplo (Herdyansyah, 2019). Terlepas dari dampak positif atau negatif dari hal-

12
hal yang mereka konsumsi, mereka percaya itu menjadi sesuatu yang menarik
dan menyenangkan bagi mereka. Anak-anak di sekolah dasar perlu ditanamkan
akhlak mulia. Menurut Khaerunnisa, Faznur, dan Meilinda (2021), moralitas
adalah pilihan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.
Endraswara (2009) juga berpendapat bahwa lagu anak merupakan lagu
yang bersifat riang dan mencerminkan etic luhur, lagu anak biasanya
dinyanyikan oleh anak anak yang mencerminkan hal-hal yang sederhana yang
mereka lakukan. Namun seperti yang pernah dengar banyak anak anak sekarang
yang kebanyakan menyanyikan lagu dangdut yang tidak sepantasnya
dinyanyikan oleh anak anak. Banyak orang tua yang tidak sadar akan resiko jika
anak sering mendengarkan lagu lagu orang dewasa, seharusnya anak di
kenalkan dengan lagu lagu yang layak di konsumsi sesuai usia anak guna
meningkatkan memori pada anak agar nantinya tidak terjadi hal hal yang tidak
di inginkan. Jika anak anak sering mendengarkan lagu dangdut maka anak
tersebut akan dewasa sebelum waktunya. Hal inilah yang dapat mempenaruhi
kemampuan interaksi sosial anak.
Manusia sebagai makhluk pribadi mempunyai kehendak untuk melakukan
hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan manusia sebagai makhluk sosial
yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain dalam menjalani
kehidupannya, tentu saja mempunyai keinginan untuk melakukan hubungan
dengan orang lain yang pada akhirnya akan memunculkan terjalinnya
komunikasi dan interaksi sosial. Soerjono Soekanto (2000) dalam Tara Lioni
dkk. (2013-2014) menyatakan bahwa “interaksi sosial merupakan dasar proses
sosial yang terjadi karna adanya hubunganhubungan sosial yang dinamis
mencakup hubungan antar individu, antar kelompok atau antar individu dengan
kelompok.
Berdasarkan hasil pengmatan di desa Sendangcoyo, musik dangdut
sudah menjadi budaya untuk melangsungkan acara seperti pesta pernikahan,
ulang tahun, dan pertandingan olahraga. Seperti yang terjadi saat
melangsungkan acara biasanya pantia menyiapkan seperangkat alat sound dan
memutar lagu dangdut untuk merayakan setiap acara yang dilakukan di desa

13
Sendangcoyo. Musik dangdut digemari para warga sedangcoyo termasuk anak-
anak usia 7-10 tahun.
Selanjutnya berdasarkan pengamatan sekumpulan anak laki-laki kelas
SD berusia 9 tahun Di Desa Sendangcoyo yang sedang bermain pasir di
halaman rumah, anak tersebut bermain dan menyanyi lagu dangdut yang
berjudul “Bojo galak dan Konco mesra”.Menurut Kepala Desa di Desa
Sendang coyo kecamatan Lasem Kabupaten Rembang bahwa memang di
setiap kegiatan di Desa Sendang coyo tidak terlepas dari musik dangdut dan
memang beberapa anak di Desa sendang coyo suka memutar musik dangdut
dan menyanyikan bahkan setiap pertunjukan dangdut anak anak ikut berjoget
dengan orang orang dewasa, kepala desa mengatakan juga di setiap dukuh
setiap ada pertunjukan musik dangdut pasti melihat anak anak di dukuh
tersebut berjoget.
Berdasarkan penelitian (Pangastuti, 2015) dengan Judul “ Pengaruh
Musik Dangdut Terhadap Perkembangan Bahasa Anak di TK Dharma Wanita
Madiun 2014 / 2015 “ yang menyebutkan bahwa dangdut merupakan lagu
orang yang dapat menumbuh kembangkan penguasaan bahasa oleh anak-anak
di Desa.
Menurut (Antoro, 2016) dengan Judul “ Fenomena Lagu Dangdut
Dewasa Di SD Tamansari 2 Yogjakarta” menyebutnya bahwa siswa yang suka
lagu dangdut kemampuan interaksi sosialnya baik, berani berargumen atau
membuat alasan, peka ceria bergairah tetapi emosional, suka melangar aturan,
kemandirian dan kesadaran beragama membutuhkan pengawasan.
Merujuk paparan di atas, terdapat kesenjangan bahwa disatu sisi lagu
dangdut dapat menumbuhkembangkan penguasaan bahasa pada anak,
sementara pada sisi lain, lagu dangdut dapat meningkatkan kemampuan
interaksi sosial dengan tujuan iringan, emosional, suka langgar aturan. Atas
dasar itu penulis tertarik untuk meneliti kembali minat anak-anak terhadap lagu
dangdut dan interaksi sosialnya di RT2 RW 2 Desa Sendangcocoyo.

14
1.2 Rumusan Masalah
1.Bagaimana minat musik dangdut koplo Anak –anak usia 7- 10 Tahun di RT
02 RW 02 Desa sedangcoyo
2. Bagaimana kemampuan interaksi sosial anak-anak usia 7-10 di RT 02 RW
02 Desa Sendangcoyo.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menngetahui :
1. minat musik dangdut koplo Anak –anak suai 7-10 Tahun di RT 02 RW 02
Desa sedangcoyo
2. kemampuan interaksi sosial anak-anak usia 7-10 Tahun di RT 02 RW 02
Desa Sendangcoyo
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian tersebut dapat memberikan bukti adanya
pengaruh musik dangdut terhadap kemampuan interaksi sosial bagi anak-
anak usia 7-10 Tahun RT 02 RW 02 Desa Sendangcoyo,.

1.4.2 Manfaat Praktis


1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengetahuan bagi peneliti serta sebagai
bahan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang minat mendengarkan
musik dangut dan kemampuan interaksi anak
2. Progdi Bimbingan Konseling
Hasil penelitian diharapkan sebagai pengetahuan dan bahan untuk
menambah materi tentang minat musik mendengarkan musik dangdut dan
kemampuan interaksi anak.

3. Bagi Desa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan
memberi masukan untuk memperhatikan kemampuan interaksi sosial
anak bagi anak anak penggemar musik dangdut.

15
1.5 Sistematika Penulisan

BAB I – Pendahuluan Meliputi : latar belakang, rumusan masalah,tujuan


penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II – Kajian Teori meliputi : kajian teori music dangdut, kajian teori music
dangdut koplo, kajian teori minat,kajian teori kemampuan interaksi sosial,
Kajian penelitian yang relevan, kerangka berpikir

BAB III – Metode Penelitian meliputi : Pendekatan Penelitian, Lokasi


Penelitian, Subyek Penelitian, Fokus Penelitian, Sumber Data Penelitian,
Teknik Pengumpulan Data, Keabsahan Data, dan Analisis Data

BAB IV - Hasil dan Penelitian meliputi : keadaan subyek peneliti, hasil


penelitian, pembahasan

BAB V – Penutup meliputi : simpulan , saran ( bagi progdi bimbingan


konseling, bagi peneliti selanjutnya , bagi pemerintah desa.)

16

Anda mungkin juga menyukai