Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

4.1 Biografi Tulus

Muhammad Tulus Rusydi atau yang biasa dipanggil Tulus lahir di bukittinggi,

Sumatra Barat pada tanggal 20 Agustus 1987. Ia terlahir bukan dari orang tua mencintai

dunia musik. Ayah Tulus bekerja sebagai kontraktor, sedangkan ibunya sebagai ibu

rumah tangga. Ia merupakan keturunan Tionghoa, Minangkabau, Melayu. Sejak dari

SD, Tulus gemar bernyanyi. Hal itu diungkapkan oleh guru SD nya yang bernama Bu

Nur. Ia mendapatkan keparcayaan diri menjadi penyanyi ketika semasa kecil. Dimana

semasa kecil ia pernah bernyanyi di hadapan para guru. Setelah selesai bernyanyi,

beliau menangis sambil berkata bahwa suara Tulus bagus dan dia bisa bernyanyi.

Selain kenangan indah semasa kecil tersebut, ternyata Tulus juga punya kisah

yang pilu. Dimana sejak kecil ia kerap di Bully karena ukuran badannya yang diatas

rata-rata. Tulus sering dipanggil Gajah. Tapi, siapa sangka justru Bully an itu yang

membuatnya maju dan membuktikan diri bahwa sang Gajah tersebut adalah orang yang

hebat dan kuat. Pada akhirnya Gajah ini pun dijadikan album kedua Tulus pada tahun

2013.

Tulus mengambil kuliah pada bidang Arsitektur dan seorang arsitek lulusan

Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Di masa remajanya, ia sudah sering

bernyanyi pada acara-acara komunitas klub jazz dan kampus-kampus di kota Bandung

dan ketika kuliah ia bergabung dalam Sikuai Band. Dalam studinya di bidang

46
arsitektur, Ia menemukan dirinya memiliki ikatan yang sangat kuat terhadap musik itu

sendiri. Kendati terlihat kontradiktif, bagi Tulus, musik dan arsitektur memiliki banyak

kesamaan yang tidak banyak orang ketahui. Dalam dunia musik, Tulus mempelajari

tentang bagaimana ia mengapresiasikan sebuah bentuk keindahan sembari

mempertahankan struktur dan fungsi dari musik itu sendiri. Begitu juga dalam

arsitektur, di mana ketiga aspek diatas (keindahan, struktur, dan fungsi) adalah fondasi

utama dalam pekerjaan yang bersifat arsitektural.

Setelah matang dalam karirnya di dunia musik, di bulan September 2011, Tulus

merilis album perdananya yang bertajuk “Tulus”. Kemudian ia merilis album

pertamanya tersebut bersamaan dengan konser pertamanya yang bertajuk “Tulus: An

Introduction” di Auditorium Centre Culturel Francais de Bandung (CCF) yang saat ini

berganti nama menjadi Institut Francais d’Indonesie (IFI). Album “Tulus” merupakan

kantung album musik pertama Tulus yang diproduseri oleh Ari Renaldi. Pada konser

perdananya tersebut, Tulus telah sukses menjual 1000 keping CDnya. Ia juga

menciptakan seluruh lagu dalam album perdananya tersebut. Selain itu ia juga

bertindak sebagai composer sekaligus koproduser, sedangkan kakak kandungnya Riri

Muktamar merupakan produser eksekutif. Lagu-lagu dalam album tersebut pun sukses

merajai chart - chart di radio - radio seluruh Indonesia. Bersama kakaknya, Riri

Muktamar, ia menjalankan sebuah perusahaan label musik Independen bernama Tulus

Company ditahun 2010.

Pada akhir tahun 2013, Tulus akhirnya menyelesaikan proses rekaman untuk

kantung album kedua-nya. Setelah hampir dua tahun menjelajahi industri musik

47
Indonesia, Tulus memilih untuk kembali memperkenalkan karya musiknya yang

terbaru pada awal tahun 2014. Sekitar 30.000 keping kantung album Tulus “Gajah”

diproduksi kurang dari 15 hari setelah album tersebut dirilis. Album Tulus “Gajah”

juga merupakan satu-satunya album musik yang berbahasa Indonesia yang masuk ke

dalam Top 10 album musik yang penjualan terbanyak di iTunes Asia. Judul dari album

ini ialah Gajah, dipilih berdasarkan sejarah masa kecil dari Tulus sendiri. Temannya

memanggilnya dengan sebutan ‘Gajah’ sebagai sebuah nama panggilan. Gajah juga

merupakan judul dari salah satu lagu yang ada di dalam album ini. Melalui kantung

album kedua-nya, Tulus berharap ia dapat membagikan berbagai macam cerita kepada

pendengarnya. Cerita - cerita dikemas dengan indah dalam eksplorasi instrumental

yang baru, yang disampaikan secara elegan dengan vokalnya yang mempesona. Lagu-

lagu seperti Tanggal Merah, Satu hari di Bulan Juni, Bumerang, Gajah dan beberapa

lainnya merupakan karya-karyanya yang dapat anda temukan di dalam album kedua

tersebut.

Setelah menghasilkan 2 kantung album musik “Tulus” dan “Gajah”, pada 10

Oktober 2015 Tulus meluncurkan sebuah lagu berjudul “Kutsu” yang berarti “Sepatu”

dalam Bahasa Indonesia. Lagu tersebut dirilis resmi via iTunes Jepang. Bingkai cerita

yang unik lewat lagu “Sepatu” dirasa tepat sebagai pembuka langkah perjalanan musik

Tulus berikutnya. Lagu Sepatu diterjemahkan oleh penerjemah profesional, Hiroaki

Kato yang juga seniman asal Jepang bertempat tinggal di Indonesia.

Dibawah naungan TulusCompany, tepat pada 3 Agustus 2016, Tulus merilis

kantung album ketiga bertajuk Monokrom secara independen. Album ini dicanangkan

48
sebagai salah satu album musik terbaik 2016 versi majalah Rolling Stone Indonesia.

Seluruh lagu ditulis sendiri oleh Tulus dan dibantu oleh Ari Renaldi selaku produser

untuk membangun aransemen musiknya.

Sebagai seorang penyanyi, Tulus telah mengisi banyak panggung - panggung

di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri. Di mulai dari Java Jazz, Music Matters

Singapore, International Jazz in Hamamatsu, hingga ke penampilannya yang terbaru di

Melbourne Town Hall, Australia. Ia telah membuktikan dirinya sebagai penampil yang

disiplin dan luar biasa. Tulus telah melakukan 6 konser solo dalam kolaborasi dengan

Event Organizer lokal di Indonesia. Tulus Production (Tulus Pro.) adalah tim yang

berdedikasi dibawah naungan Tulus Company yang bertugas mengembangkan

produksi live performance dari Tulus. Konser - konser tersebut berjudul Tulus: An

Introduction (2011), Tulus: Beyond Sincere (2012), Tulus: Konser Diorama (2013),

Tulus: Konser Gajah Bandung (2014), Tulus: Konser Gajah Jakarta (2014) dan Tulus:

Konser Gajah Yogyakarta (2015).

Selain itu, dalam karirnya Tulus juga telah banyak menerima berbagai

penghargaan dari dunia musik. Salah satunya baru baru ini Tulus berhasil membawa

pulang tiga piala di ajang NET Indonesian Choice Awards 2017. Ketiga piala tersebut

untuk Kategori Male Single of The Year, Album of The Year dan Music Video of The

Year. Kemenangan Tulus sebagai Male Singer of The Year di NET Indonesian Choice

Awards memang bukan yang pertama kalinya. Di tahun 2014 dan 2016 lalu, Tulus juga

berhasil dinobatkan untuk kategori yang sama. Berikut merupakan penghargaan yang

telah diraih oleh tulus :

49
Tahun 2013:

1. Rookie Of The Year – Majalah Rolling Stone Indonesia

2. Lagu-lagu yang paling sering diputar selama 2013 – Ardan Radio Networks

Group

Tahun 2014:

1. Male Singer of The Year – Indonesia Choice Awards (ICA) Netmediatama

2. Male Artist of The Year – Anugerah Planet Muzik

3. Best Song & Album of The Year – Majalah HAI

4. Best Male Singer of The Year – Majalah HAI

5. Top 9 Best Album of The Year – Majalah TEMPO

6. Best Album of The Year – Rolling Stone Indonesia

7. The Shinning Star of 2014 – Bintang Indonesia

Tahun 2015:

1. Video Klip ter-Dahsyat – Dahsyat Awards RCTI Indonesia

2. Best Musician of The Year – Java Jazz Festival

3. Penyanyi Pop Pria Terbaik – AMI Awards Indonesia

4. Penulis Lagu Pop Terbaik – AMI Awards Indonesia

5. Album Pop Terbaik – AMI Awards Indonesia

6. Produksi Musik Best of The Best – AMI Awards Indonesia

7. Album Best of The Best – AMI Awards Indonesia

50
8. The Best Collaboration (Song) (Lagu Kolaborasi Terbaik) – Anugerah

Planet Muzik Asia Tenggara

9. Male Singer of The Year – HAI Readers Poll Award

10. Top 10 Song Path 2015 untuk “1000 Tahun Lamanya”

Tahun 2016:

1. Video Klip ter-Dahsyat untuk “Jangan Cintai Aku Apa Adanya”– Dahsyat

Award 2016

2. Male Singer of The Year – Indonesia Choice Awards (ICA) Netmedia

3. Penyanyi Pop Pria Terbaik – AMI Awards Indonesia

4. Male Singer “Prominent Figure with Positive Sentiment in Social Media”,

Social Media Awards Majalah Marketing

5. Top Male Artist 2016 – Spotify Indonesia

6. Video Klip Terpilih untuk “Ruang Sendiri” – Piala Maya 2016

7. Peringkat 10 Album Musik Terbaik 2016 – Rolling Stone Indonesia

Tahun 2017:

1. OZclusive Ter-Friendly di OZ Radio Bandung Friendly Music Award 2017

2. “Pamit” sebagai Lagu Ter-Friendly di OZ Radio Bandung Friendly Music

Award 2017

3. Favorite Male Singer di JawaPos.com Reader Choice

4. Penyanyi Favorit di Indonesia Kids Choice Awards 2017 Global TV

5. Male Singer of The Year– Indonesia Choice Awards (ICA) Netmedia

51
6. Album Monokrom sebagai Album of The Year– Indonesia Choice Awards

(ICA) Netmedia

7. Video Musik Monokrom sebagai Music Video of The Year– Indonesia Choice

Awards (ICA) Netmedia

8. Video Musik Manusia Kuat sebagai Best Pop Music Video – Cornetto Pop

Awards

9. Favorite Pop Male Singer di Cornetto Pop Awards

10. Monokrom sebagai Album Terbaik – Terbaik di AMI Awards 2017

11. Lagu “Monokrom” sebagai Karya Produksi Terbaik-Terbaik di AMI Awards

2017

12. Produser Album Rekaman Terbaik di AMI Awards 2017

13. Artis Pria Soul/R&B/Urban Terbaik di AMI Awards 2017

14. Monokrom sebagai Album Soul/R&B/Urban Terbaik di AMI Awards 2017

15. Tim Produksi Suara Terbaik di AMI Awards 2017 untuk Monokrom

16. Video Klip Terpilih untuk “Manusia Kuat” – Piala Maya 2017

4.2 Video Klip Teman Hidup

Video klip teman hidup oleh Tulus dirilis pada tanggal 23 september 2011

bertepatan dengan album perdana Tulus. Sedangkan video klipnya sendiri baru

dipublish setahun setelahnya yaitu tanggal 23 September 2012 melalui kanal youtube.

Video klip ini disutradarai oleh Lukman Hakim, sedangkan Tulus berperan sebagai

penulis lagu, komposer hingga koproduser. Tulus sendiri mempunyai perusahaan label

52
musik independen yang dibantu oleh kakaknya Riri Muktamar bernama Tulus

Company. Ada dua lokasi yang dipilih untuk shooting video klip “Teman Hidup”

pertama berlangsung di dalam sebuah rumah, kedua berada di area keraton Yogyakarta.

Yang menarik disini ialah Tulus tidak terlibat langsung sebagai aktor dari video klip

tersebut. Seperti pada video klip lainnya Tulus yang selalu menjadi aktor utama. Pada

video klipnya kali ini ia menunjuk keluarga abdi dalem keraton yogyakarta sebagai

objek yang diperankan di video klip tersebut. Pada video klip Tulus mengulas tentang

pasangan hidup melalui kebudayaan Jawa.

Dalam video klip teman hidup Tulus menyajikan potret kecil sebuah keluarga

di Yogyakarta. Sepanjang video klip menceritakan tentang keseharian dari seorang

bapak yang bekerja sebagai abdi dalem Keraton Yogyakarta. Sebuah profesi klasik dan

biasanya turun menurun di lingkungan keraton yogyakarta. Dalam setiap

kesehariannya, sang istri selalu setia mendampingi dan mempersiapkan segalanya bagi

suami. Hingga kini video klip lagu “Teman Hidup” sudah ditonton oleh 15 juta viewers

di Youtube dan menempatkannya sebagai lagu dengan viewers terbanyak dibandingkan

dengan semua lagu milik Tulus lainnya.

Detail yang ada dalam setiap sequence yang diambil oleh kameramen,

membawa dampak dalam dari lirik yang terlontar. Misalnya ketika salah satu lirik

berbunyi “bila didepan nanti, ada cobaan untuk kita kisah kita, jangan cepat menyerah,

kau punya aku kupunya kamu selamanya akan begitu”, gambar yang disajikan ia

kondisi kehidupan dari keluarga mereka yang cukup sederhana, hingga kesederhanaan

itulah yang membuat mereka bahagia.

53
4.2.1 Lirik Lagu

Dia indah, meretas gundah, Dia yang selama ini kunanti Membawa sejuk, memanja

rasa Dia yang selalu ada untukku, Di dekatnya Aku lebih tenang Bersamanya jalan

lebih terang Ohhh Ohhh …

Reff :

Tetaplah bersamaku jadi Teman Hidupku Berdua kita hadapi dunia Kau Milikku

Milikmu, Kita satukan tuju Bersama arungi derasnya waktu

Kau Milikku Ku Milikmu Kau Millikku Ku Milikmu

Di dekatnya Aku lebih tenang Bersamanya Jalan lebih terang

Back to Reff

Bila di depan nanti Banyak cobaan untuk kisah cinta Kita Jangan cepat menyerah

Kau punya Aku Ku punya Kamu Selamanya akan begitu

4.2.2 Tim Produksi

Excecutive produser : Ari Renaldi

Sutradara : Lukman Hakim

DOP : Lukman Hakim

Produced by Tulus Company

54

Anda mungkin juga menyukai