Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dini Alya Firda

Nim : A1D123042
Ruang : R002
Semester : 2 (Dua)

Tugas Resume
Krida Musik

A. Sejarah Musik di Indonesia

Sejarah musik Indonesia sangatlah panjang dan kompleks. Musik Indonesia sendiri
merupakan hasil dari pengaruh budaya-budaya luar yang masuk ke Indonesia, seperti India,
China, Arab, dan Eropa, yang kemudian dicampur dengan unsur-unsur musik tradisional
Indonesia.

Sebelum masa kolonial, musik Indonesia sudah berkembang dengan sangat pesat di
berbagai daerah. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas dan jenis musik yang
berbeda-beda, seperti gamelan di Jawa dan Bali, gending di Solo, tembang di Yogyakarta,
dan lain sebagainya.

Pada masa kolonial, musik Indonesia semakin dipengaruhi oleh budaya Barat, terutama
musik klasik Eropa. Hal ini terlihat dari adanya orkestra-orketra di kota-kota besar, seperti
Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Musik Barat juga mempengaruhi perkembangan musik
daerah seperti kroncong, yang merupakan campuran musik Portugis dan Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, musik Indonesia semakin berkembang dan terus mengalami
perubahan. Pada tahun 1960-an, muncul genre musik populer baru seperti pop dan rock.
Beberapa musisi terkenal pada saat itu adalah Titiek Puspa, Bing Slamet, dan Chrisye.

Pada tahun 1970-an, muncul genre musik dangdut yang sangat populer di Indonesia. Musik
dangdut merupakan campuran dari musik Melayu, India, dan Arab. Pada saat itu, musik
dangdut dianggap sebagai musik rakyat dan banyak diputar di stasiun radio dan televisi.

Pada tahun 1980-an, muncul juga genre musik rock alternatif yang populer di Indonesia,
seperti Boomerang dan God Bless. Kemudian, pada tahun 1990-an, muncul genre musik
baru seperti pop Melayu dan hip hop.

Di era 2000-an, musik Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan, terutama di


genre pop, rock, dan dangdut. Beberapa musisi dan grup musik Indonesia berhasil meraih
popularitas di dalam dan luar negeri.
Di awal tahun 2000-an, musik populer Indonesia didominasi oleh musik pop dan rock,
dengan munculnya beberapa musisi baru seperti Peterpan, Nidji, Gigi, Dewa 19, dan Slank.
Lagu-lagu mereka menjadi sangat populer dan sering diputar di radio dan televisi.

Pada pertengahan tahun 2000-an, musik dangdut kembali meraih popularitas, terutama
melalui artis-artis seperti Rhoma Irama, Inul Daratista, dan Siti Badriah. Musik dangdut
juga mengalami perubahan dan modernisasi, dengan munculnya sub-genre seperti dangdut
koplo dan dangdut remix.

Pada akhir tahun 2000-an, musik Indonesia semakin terbuka terhadap pengaruh musik luar
negeri, terutama musik barat dan korea. K-pop dan J-pop menjadi sangat populer di
kalangan anak muda Indonesia, dengan munculnya grup-grup musik seperti Super Junior,
Girls’ Generation, dan JKT48.

Pada dekade berikutnya, musik Indonesia semakin terbuka terhadap genre-genre baru
seperti EDM, hip hop, dan indie. Beberapa musisi indie yang populer di Indonesia adalah
Mocca, Efek Rumah Kaca, dan Payung Teduh. Sedangkan dalam genre hip hop, munculnya
musisi seperti Iwa K, Bondan Prakoso & Fade 2 Black, dan Rich Brian.

Selain itu, Indonesia juga semakin menjadi tuan rumah berbagai festival musik, seperti Java
Jazz Festival, We The Fest, dan Djakarta Warehouse Project, yang menampilkan musisi-
musisi terkenal dari dalam dan luar negeri. Hal ini membantu memperkenalkan musik
Indonesia ke dunia internasional dan semakin memperkaya perkembangan musik di
Indonesia.

Saat ini, musik Indonesia semakin beragam dan terus berkembang dengan munculnya
banyak genre musik baru, seperti indie, metal, dan EDM. Musik Indonesia juga semakin
dikenal di dunia internasional, seperti lagu-lagu dari grup musik seperti Gamelan Sekar Jaya
dan Balawan.

Sejarah musik Indonesia perlu dipelajari generasi kini agar dapat melestarikan kekayaan
budaya tanah air.

B. Perkembangan Musik di Indonesia

Mendengarkan musik setiap hari sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Ternyata dunia
musik juga mempunyai sejarahnya. Mari kita simak perkembangan musik di Indonesia
berikut ini!

1. Masa sebelum Hindu-Budha

Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha, musik digunakan sebagai bagian dari


kegiatan ritual masyarakat. Suara-suara yang dihasilkan dipercaya memiliki kekuatan
magis.
2. Masa setelah Hindu-Budha

Musik tidak hanya untuk ritual tetapi peran musik menjadi bagian dari kegiatan-kegiatan
istana, seperti menjadi hiburan untuk para tamu istana. Musik istana yang berkembang
pada masa itu adalah musik gamelan.

3. Masa Setelah Masuknya Pengaruh Islam

Kerajaan Islam tak hanya menyebarkan agama namun juga memberi pengaruh dalam
seni musik. Jenis musik yang diperkenalkan oleh para pedagang Arab masa itu berupa
alat musik gambus, rebana, dan rebab.

4. Masa Kolonialisme

Bangsa Kolonial memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka, seperti: biola,
cello, gitar, flute, dan ukulele. Pada era ini, Indonesia mengalami permulaan
perkembangan musik modern. Terjadi perpaduan musik barat dan Indonesia yaitu musik
Keroncong.

5. Masa Modern/Kontemporer

Arus globalisasi mengakibatkan budaya barat mulai masuk ke dalam negeri termasuk
berbagai aliran musik: pop, jazz, blues, rock dan R&B. Dari perkembangan ini, terjadi
perpaduan antara musik asing dengan musik nasional. Contohnya musik India dipadukan
dengan musik melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut.

Nah itulah perkembangan musik di Indonesia, meskipun musik yang kali ini kita nikmati
beragam, ternyata perkembangannya melalui proses yang tidak sebentar. Sebagai generasi
muda yuk kita tetap lestarikan musik nusantara.

C. Tokoh yang Berperan dalam Perkembangan Musik di Indonesia

Berikut tokoh - tokoh yang berperan dalam perkembangan music di Indonesia :

1. Wage Rudolf Supratman


Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan tokoh yang satu ini. Dia adalah Wage Rudolf
Supratman atau yang dikenal juga dengan W. R. Supratman. Dia adalah komponis
Indonesia yang sekaligus menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Melalui pena dan biolanya, W. R. Supratman turut berjuang mengangkat derajat bangsa
ini. Salah satu mahakaryanya adalah lagu kebangsaan Indonesia Raya yang pertama kali
dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 saat Kongres Pemuda Kedua.

Hingga saat ini, karya ciptaan W. R. Supratman menjadi lagu kebangsaan Indonesia yang
selalu kita nyanyikan ketika upacara bendera. Karya-karya terkenal lainnya dari W. R.
Supratman, seperti Di Timur Matahari, Ibu Kita Kartini, dan Pahlawan Merdeka.
2. Ismail Marzuki
Ismail Marzuki adalah salah satu komponis dan penyair Indonesia. Ia lahir di Kampung
Kwitang, Jakarta, pada 11 Mei 1914. Bakat musiknya diturunkan dari sang ayah,
Marzuki, yang merupakan seniman musik tradisional Arab.

Dari 1944 sampai 1948 merupakan periode istimewa. Pada periode itu, lagu-lagu yang
diciptakan mencerminkan kecintaan Tanah Air, perjuangan, persatuan, kebangsaan,
kepatriotan dan lain-lain dalam berbagai irama. Beberapa karyanya yang terkenal, seperti
Rayuan Pulau Kelapa, Halo-Halo Bandung, Gugur Bunga di Taman Bakti, Indonesia
Pusaka, dan masih banyak yang lainnya.

3. Kusbini
Kusbini dilahirkan di sebuah desa bernama Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur pada 1
Januari 1910. Masa kecil yang dialami oleh Kusbini membuatnya prihatin terhadap nasib
sesamanya.

Akhirnya, Kusbini menemukan jalan yang cocok baginya untuk menuangkan semangat
perjuangannya melalui dunia musik yang memang ia cintai sejak kecil. Bersama dengan
Ibu Sud, Kusbini mencipta lagu-lagu yang membangkitkan gairah, semangat, dan
kesadaran anak-anak Indonesia yang mencita-citakan kebebasan Tanah Air dan
bangsanya. Beberapa karya terkenalnya seperti Bagimu Negeri (1942), Bersatu (1942),
Nyanyian Bunga (1944), Cinta Tanah Air ( 1945), Pembangunan (1945), dan lain-lain.

4. Ibu Sud
Nama Sarijah Bintang Sudibyo mungkin kurang akrab terdengar di telinga Sobat
Medcom. Sarijah adalah nama dari tokoh seni dan komponis wanita asal Indonesia yang
lebih dikenal dengan nama Ibu Sud.

Wanita yang lahir pada 26 Maret 1908 di Sukabumi, Jawa Barat, ini memiliki pandangan
dinamis terhadap pelestarian kebudayaan nasional. Pengamatannya tajam dalam
mengenal bakat seniman-seniman musik. Dia telah melahirkan beberapa karya hebat,
seperti Merah Putih (1928), Tanah Airku Tiada Kulupakan (1940), Menanam Jagung
(1942), Berkibarlah Benderaku (1945), dan sebagainya.

5. Nahum Situmorang
Di daerah Tapanuli, Sumatera Utara, ada Nahum Situmorang yang menciptakan lagu
"Dago Inang Sarge" dan "Alu Siau" dan mendapatkan penghargaan Bintang Wijaya
Kusuma dari pemerintah Indonesia.

6. Nyi Tjondrolukito, Cakn Nun, Djadug Ferianto


Di Yogyakarta ada seniman musik Nyi Tjondrolukito dalam genre gamelan Jawa gaya
Yogyakarta, Manthous yang mempopulerkan musik gamela gaya baru yang dinamakan
Campursari yaitu karawitan gaya kontemporer yang dipadukan dengan alat musik
modern dengan salah satu lagu yang terkenal "Nyidam Sari". Budayawan Cak Nun
dengan grup musik Kyai Kanjeng yang mempopulerkan lagu-lagu Islami dengan musik
nuansa tradisional Jawa sebagai media dakwah, Djadug Ferianto sebagai seniman musik
tradisi Jawa gaya kontemporer.

7. Ki Nartosabdo
Di daerah Surakarta, Jawa Tengah dikenal senimal musik Ki Nartosabdo, R.M.T.
Wreksodiningrat, K.R.T. Wasitodiningrat, pesinden legendaris Waljinah yang
mempopulerkan musik gamelan gaya Surakarta dan keroncong. Lagunya yang terkenal
berjudul "Walang Kekek" dan "Kutut Manggung".

8. Benyamin. S
Di Jakarta ada seniman multitalenta Benyamin. S yang mengangkat dan ikut
melestarikan musik Gambang kromong dan keroncong tugu. Salah satu lagunya yang
terkenal adalah "Hujan Gerimis Aje".

9. Gede Manik dan I Lotring


Di Bali dikenal seniman musik Gede Manik dan I Lotring yang mempertahankan musik
tradisi yang masih asli, I Made Senen yang menemukan gaya musik Bali kreasi baru dan
Wayan Berata yang melanjutkan gaya kreasi baru yang lebih kompleks.

10. Melky Goeslaw


Di daerah Maluku ada tokoh seniman musik Melky Goeslaw dengan salah satu lagunya
yang terkenal "Sio Mama", Arie Sapulette dengan lagunya yang sangat terkenal "Poco-
poco".

11. Nyong Franco


Di daerah Nusa Tenggara Timur ada salah satu tokoh musik tradisional bernama Nyong
Franco yang lagunya saat ini sangat terkenal di setiap pelosok Indonesia, yaitu "Goyang
Maumere/Gemo Fa, Mi, Re".

12. R. Machyar Angga Kusumadinata


Di Jawa Barat ada tokoh musik bernama R. Machyar Angga Kusumadinata yang
menemukan serta mengembangkan sistem tangga nada pentatonis dan penulisan simbol-
simbol nada.

Anda mungkin juga menyukai