Dia (Allah) menjadikan manusia dari tanah liat (shal-shal) seperti tembikar (fakhkhar =
tanah yang dibakar).
Yang dimaksudkan dengan kata shal-shal di ayat ini ialah: tanah kering atau setengah
kering yakni zat pembakar atau oksigen (O), sedangkan kata fakhkhar, ialah zat
arang atau atom karbon (C).
2. QS. Al Hijr (15) ayat 28:
Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat; sesungguhnya Aku (Allah)
hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah liat (shal-shal) dan lumpur
hitam (hamaa-in) yang berbentuk (berupa).
Di ayat ini kata shal-shal yang bermakna oksigen (O), sedangkan kata hamaa-in ialah
zat lemas atau nitrogen (N).
3. QS. As Sajadah (32) ayat 7:
Dia (Allah) menjadikan Adam dari tanah (turab) kemudian Allah berfirman kepadanya
Jadilah engkau, lalu berbentuk manusia.
Yang dimaksud dengan kata turab(tanah) di ayat ini ialah unsur-unsur zat asli yang
terdapat di dalam tanah yang dinamai zat-zat anorganis.
6. QS. Al Hijr (15) ayat 29:
Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya
(Ruh daripada-Ku).
Di ayat ini, menerangkan tentang proses terakhir kejadian manusia, yaitu melalui
ditiupkannya ruh. Proses yang melibatkan campur tangan MAHA PENCIPTA ini, menjadi
pembeda antara Kaum Beriman dengan Kaum Atheis. Pihak Atheis menolak, proses
munculnya kehidupan yang datangnya dari ALLAH, sementara mereka sendiri
kebingungan untuk menjawab, darimana datangnya asal kehidupan itu?
Pada ke-enam ayat Alquran ini Allah telah menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi
Adam sehingga berbentuk manusia, lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga manusia
bernyawa (bertubuh jasmani dan rohani).
Sebagaimana disebutkan pada ayat yang ke-lima tentang kataturab (tanah) ialah zatzat asli yang terdapat di dalam tanah yang dinamai zat anorganis. Zat anorganis ini baru
terjadi setelah melalui proses persenyawaan atom.
Jelasnya adalah Persenyawaan antara fakhkhar (atom karbon (C) = zat arang), shal-shal
(atom oksigen (O)= zat pembakar),hamaa-in (atom nitrogen (N) = zat lemas) dan thien
(atom hidrogen (H) = zat air), kemudian bersenyawa dengan laazib yang merupakan
hasil persenyawaan besi (Ferrum/Fe), Yodium, Kalium, Silika, dan Mangaan.
Dalam proses
persenyawaan tersebut,
lalu
terbentuklah Turab
(zat-zat
anorganis) dalam QS. Ali Imran (3) ayat 59. Dan salah satu di antara zat-zat
anorganisyang penting ialah Zat Kalium/Ca yang banyak terdapat dalam jaringan
tubuh, terutama di dalam otot-otot. Zat Kalium ini dianggap terpenting karena
mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus.
Dengan berlangsungnya aktivitas proteinisasi berlanjut kepada proses penggantian
yang
disebut substitusi.
Setelah
selesai
mengalami substitusi,
lalu
menggempurlah elektron-elektron kosmik yang mewujudkan sebab pembentukan
(formasi), dinamai juga sebab wujudatau Causa Formatis.
Adapun sinar kosmik merupakan sinar yang mempunyai kemampuan untuk mengubah
sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar kosmik dapat
mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah),
yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya.
WaLlahu alamu bishshawab
Adalah Aki Tirem, penghulu atau penguasa kampung setempat yang akhirnya menjadi
mertua Dewawarman ketika puteri Sang Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pwahaci
Larasati diperisteri oleh Dewawarman. Hal ini membuat semua pengikut dan pasukan
Dewawarman menikah dengan wanita setempat dan tak ingin kembali ke kampung
halamannya.
Dinasti Pallawa:
Berdasarkan tulisan yang berjudul Origins of the Pallava Dynasty, Dinasti Pallawa,
memiliki keterikatan historis dengan Bangsa Persia dan Dinasti Maurya
The word Pallava meaning branch or twig in Sanskrit is delivered as Tondaiyar in Tamil
language
But scholars rebuff this view since it is a later usage of the term and consequently
cannot be confirmed to have given rise to the family name Pallava. Some feel that the
Pallavas are connected with primordial Pulindas, who were the same as the Kurumbas of
Tondamandlam. Tondamandlam was a province under Maurya Emperor Ashoka in third
century BCE and was later detained by the Satavahanas and thus Tondamandlam
became a feudatory to the Satavahanas After collapse of Satavahanas in about 225 AD,
the Pallavas of Tondamandlam became autonomous and prolonged to the Krishna River.
There have been several conjectures concerning the origin of the Pallavas. There are
certain claims based on historical, anthropological, and linguistic proof signifying that the
Pallavas were related to the Pahlavas of Iran. It is probable that a wave of
Pahlava/Kambhoja tribes of Indo-Iranian descent migrated Southward and first settled in
Krishna river valley of present day coastal Andhra Pradesh
Some scholars think that the Pahlavas migrated from Persia to India and established the
Pallava dynasty of Kanchi, whereas, some say that they were immigrants from north, or
from Konkan, Tenugu and Anarta into Deccan. They came into south India through
Kuntala
or
Vanvasa.
Source : http://www.indianetzone.com/19/origiva_dynasty.htm
http://fabpedigree.com/s076/f199897.htm
Melalui Jalur Vishtaspa I (suami Pouru Chishti, di dalam catatan genealogy lainnya,
suaminya bernama Jamaspa, yang merupakan adik dari Vishtaspa I)
Silsilah Atossa of Pesia binti Cyrus II The Great sampai kepada Kuras
http://fabpedigree.com/s097/f472176.htm
Silsilah Kuras sampai kepada Vishtaspa I (adiknya yang bernama Jamaspa)
http://fabpedigree.com/s026/f207564.htm
Silsilah Vishtaspa I (adiknya yang bernama Jamaspa) sampai kepada Kay Apiveh
http://fabpedigree.com/s064/f284112.htm
Silsilah Kay Apiveh sampai kepada Dora Sharoob bin Midian bin Nabi Ibrahim
http://fabpedigree.com/s036/f931343.htm