Anda di halaman 1dari 11

PROSES PENCIPTAAN NABI ADAM, PERSENYAWAAN

ATOM DAN SINAR KOSMIK?


Di dalam tubuh manusia, 86%-nya terdiri dari 4 unsur dominan, yaitu:
- Oksigen (65%)
- Karbon (18%)
- Hidrogen (10%)
- Nitrogen (3%)
Hal ini, nampaknya bersesuaian dengan berita yang terkandung di dalam ayat-ayat Al
Quran, sebagaimana terdapat pada 6 (ayat) berikut:
1. QS. Ar Rahman (55) ayat 14:

Dia (Allah) menjadikan manusia dari tanah liat (shal-shal) seperti tembikar (fakhkhar =
tanah yang dibakar).
Yang dimaksudkan dengan kata shal-shal di ayat ini ialah: tanah kering atau setengah
kering yakni zat pembakar atau oksigen (O), sedangkan kata fakhkhar, ialah zat
arang atau atom karbon (C).
2. QS. Al Hijr (15) ayat 28:

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat; sesungguhnya Aku (Allah)
hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah liat (shal-shal) dan lumpur
hitam (hamaa-in) yang berbentuk (berupa).
Di ayat ini kata shal-shal yang bermakna oksigen (O), sedangkan kata hamaa-in ialah
zat lemas atau nitrogen (N).
3. QS. As Sajadah (32) ayat 7:

Dan (Allah) membuat manusia berasal dari pada tanah (thien).


Yang dimaksud dengan kata thien (tanah) di ayat ini ialah atom hidrogen (H).
4. QS. Ash Shaffaat (37) ayat 11:

Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia dari tanah liat (laazib).


Yang dimaksud dengan kata laazib (tanah liat) di ayat ini merupakan hasil
persenyawaan antara zat besi atau Ferrum (Fe) dengan Yodium, Kalium, Silika, dan
Mangaan.
5. QS. Ali Imran (3) ayat 59:

Dia (Allah) menjadikan Adam dari tanah (turab) kemudian Allah berfirman kepadanya
Jadilah engkau, lalu berbentuk manusia.
Yang dimaksud dengan kata turab(tanah) di ayat ini ialah unsur-unsur zat asli yang
terdapat di dalam tanah yang dinamai zat-zat anorganis.
6. QS. Al Hijr (15) ayat 29:

Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya
(Ruh daripada-Ku).
Di ayat ini, menerangkan tentang proses terakhir kejadian manusia, yaitu melalui
ditiupkannya ruh. Proses yang melibatkan campur tangan MAHA PENCIPTA ini, menjadi
pembeda antara Kaum Beriman dengan Kaum Atheis. Pihak Atheis menolak, proses
munculnya kehidupan yang datangnya dari ALLAH, sementara mereka sendiri
kebingungan untuk menjawab, darimana datangnya asal kehidupan itu?

Pada ke-enam ayat Alquran ini Allah telah menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi
Adam sehingga berbentuk manusia, lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga manusia
bernyawa (bertubuh jasmani dan rohani).
Sebagaimana disebutkan pada ayat yang ke-lima tentang kataturab (tanah) ialah zatzat asli yang terdapat di dalam tanah yang dinamai zat anorganis. Zat anorganis ini baru
terjadi setelah melalui proses persenyawaan atom.
Jelasnya adalah Persenyawaan antara fakhkhar (atom karbon (C) = zat arang), shal-shal
(atom oksigen (O)= zat pembakar),hamaa-in (atom nitrogen (N) = zat lemas) dan thien
(atom hidrogen (H) = zat air), kemudian bersenyawa dengan laazib yang merupakan
hasil persenyawaan besi (Ferrum/Fe), Yodium, Kalium, Silika, dan Mangaan.
Dalam proses
persenyawaan tersebut,
lalu
terbentuklah Turab
(zat-zat
anorganis) dalam QS. Ali Imran (3) ayat 59. Dan salah satu di antara zat-zat
anorganisyang penting ialah Zat Kalium/Ca yang banyak terdapat dalam jaringan
tubuh, terutama di dalam otot-otot. Zat Kalium ini dianggap terpenting karena
mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus.
Dengan berlangsungnya aktivitas proteinisasi berlanjut kepada proses penggantian
yang
disebut substitusi.
Setelah
selesai
mengalami substitusi,
lalu
menggempurlah elektron-elektron kosmik yang mewujudkan sebab pembentukan
(formasi), dinamai juga sebab wujudatau Causa Formatis.
Adapun sinar kosmik merupakan sinar yang mempunyai kemampuan untuk mengubah
sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar kosmik dapat
mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah),
yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya.
WaLlahu alamu bishshawab

Misteri Leluhur Bangsa Jawa


Di dalam Mitologi Jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur Bangsa Sunda (Jawa)
adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda, yang bermukim di Gunung Mahera.
Selain itu, nama Batara Brahma, juga terdapat di dalam Silsilah Babad Tanah Jawi. Di
dalam Silsilah itu, bermula dari Nabi Adam yang berputera Nabi Syits, kemudian Nabi
Syitsmenurunkan Sang Hyang Nur Cahya, yang menurunkan Sang Hyang Nur Rasa. Sang
Hyang Nur Rasa kemudian menurunkan Sang Hyang Wenang, yang menurunkan Sang
Hyang Tunggal. Dan Sang Hyang Tunggal, kemudian menurunkan Batara Guru, yang
menurunkan Batara Brahma.
Berdasarkan pemahaman dari naskah-naskah kuno bangsa Jawa, Batara Brahma
merupakan leluhur dari raja-raja di tanah Jawa.

Bani Jawi Keturunan Nabi Ibrahim


Di dalam Kitab al-Kamil fi al-Tarikh tulisan Ibnu Athir, menyatakan bahwa Bani Jawi
(yang di dalamnya termasuk Bangsa Sunda, Jawa, Melayu Sumatera, Bugis dsb),
adalah keturunan Nabi Ibrahim.
Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim, semakin nyata, ketika baru-baru ini, dari
penelitian seorang Profesor Universiti Kebangsaaan Malaysia (UKM), diperoleh data
bahwa, di dalam darah DNA Melayu, terdapat 27% Variant Mediterranaen (merupakan
DNA bangsa-bangsa EURO-Semitik).
Variant Mediterranaen sendiri terdapat juga di dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim yang
lain, seperti pada bangsa Arab dan Bani Israil.
Sekilas dari beberapa pernyataan di atas, sepertinya terdapat perbedaan yang sangat
mendasar. Akan tetapi, setelah melalui penyelusuran yang lebih mendalam, diperoleh
fakta, bahwa Brahma yang terdapat di dalam Metologi Jawa indentik dengan Nabi
Ibrahim.
Brahma adalah Nabi Ibrahim
Mitos atau Legenda, terkadang merupakan peristiwa sejarah. Akan tetapi, peristiwa
tersebut menjadi kabur, ketika kejadiannya di lebih-lebihkan dari kenyataan yang ada.
Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di Nusantara, boleh jadi merupakan
peristiwa sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim untuk berdakwah, dimana
kemudian beliau beristeri Siti Qanturah (Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi
leluhur Bani Jawi (Melayu Deutro).
Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim berasal dari bangsa Ibriyah, kata
Ibriyah berasal dari ain, ba, ra atau abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him
(alif ba ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim).
Beberapa fakta yang menunjukkan bahwa Brahma yang terdapat di dalam Mitologi Jawa
adalah Nabi Ibrahim, di antaranya:
1. Nabi Ibrahim memiliki isteri bernama Sara, sementara Brahma pasangannya
bernama Saraswati.
2. Nabi Ibrahim hampir mengorbankan anak sulungnya yang bernama Ismail, sementara
Brahma terhadap anak sulungnya yang bernama Atharva (Muhammad in Parsi, Hindoo
and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali).
3. Brahma adalah perlambang Monotheisme, yaitu keyakinan kepada Tuhan Yang Esa
(Brahman), sementara Nabi Ibrahim adalah Rasul yang mengajarkan ke-ESA-an ALLAH.

Ajaran Monotheisme di dalam Kitab Veda, antara lain:


Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah
dilahirkan, Dia yg berhak disembah
Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci
Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan
Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yg satu
Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan sembahlah Dia saja, Tuhan yang
sesungguhnya
Dalam Brahama Sutra disebutkan: Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yg kedua. Tuhan
tidak berbilang sama sekali.
Sumber:
http://rkhblog.wordpress.com/2007/09/10/hindu-dan-islam-ternyata-sama/
Ajaran Monotheisme di dalam Veda, pada mulanya berasal dari Brahma (Nabi Ibrahim).
Jadi makna awal dari Brahma bukanlah Pencipta, melainkan pembawa ajaran dari yang
Maha Pencipta.
4. Nabi Ibrahim mendirikan Baitullah (Kabah) di Bakkah (Makkah), sementara Brahma
membangun rumah Tuhan, agar Tuhan di ingat di sana (Muhammad in Parsi, Hindoo and
Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali).
Bahkan secara rinci, kitab Veda menceritakan tentang bangunan tersebut :
Tempat kediaman malaikat ini, mempunyai delapan putaran dan sembilan pintu
(Atharva Veda 10:2:31)
Kitab Veda memberi gambaran sebenarnya tentang Kabah yang didirikan Nabi Ibrahim.
Makna delapan putaran adalah delapan garis alami yang mengitari wilayah Bakkah,
diantara perbukitan, yaitu Jabl Khalij, Jabl Kaikan, Jabl Hindi, Jabl Lala, Jabl Kada, Jabl
Hadida, Jabl Abi Qabes dan Jabl Umar.
Sementara sembilan pintu terdiri dari : Bab Ibrahim, Bab al Vida, Bab al Safa, Bab Ali,
Bab Abbas, Bab al Nabi, Bab al Salam, Bab al Ziarat dan Bab al Haram.
Monotheisme Ibrahim
Peninggalan Nabi Ibrahim, sebagai Rasul pembawa ajaran Monotheisme, jejaknya masih
dapat terlihat pada keyakinan suku Jawa, yang merupakan suku terbesar dari Bani Jawi.
Suku Jawa sudah sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan
adanya Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi.
Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat Sunda
Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda Wiwitan. Mereka meyakini adanya
Allah Yang Maha Kuasa, yang dilambangkan dengan ucapan bahasa Nu Ngersakeun
atau disebut juga Sang Hyang Keresa.
Dengan demikian, adalah sangat wajar jika kemudian mayoritas Bani Jawi (khususnya
masyarakat
Jawa)
menerima Islam sebagai
keyakinannya.
Karena
pada hakekatnya, Islam adalah penyempurna dari ajaran Monotheisme (Tauhid) yang di
bawa oleh leluhurnya Nabi Ibrahim.

(Connection) Majapahit, Pallawa dan Nabi Ibrahim ?


Berdasarkan
penyelusuran Genealogy,
ada
keterkaitan
antara Dinasti
Majapahit dengan Nabi Ibrahim. Keterkaitan itu, berawal dari kehadiran Dewawarman I,
yang merupakan pendiriKerajaan Salakanagara
Sebagaimana kita ketahui, Dewawarman I berasal dari Dinasti Pallawa di India. Melalui
keberadaan Dinasti Pallawa inilah, pada akhirnya penyelusuran genealogy, sampai
kepada Nabi Ibrahim
Mari kita ikuti, silsilah berikut

Silsilah R. Wijaya (Pendiri Majapahit)


01. Raden Wijaya bin
02. Rakeyan Jayadarma bin
03. Prabu Guru Darmasiksa bin
04. Darma Kusuma bin
05. Rakeyan Jayagiri bin
06. Lalang Bumi bin
07. Darmaraja bin
08. (puteri Kahuripan) binti
09. Dharmawangsa Teguh bin
10. Sri Makuta Wangsa Wardhana bin
11. Sri Isyana Tunggawijaya bin
12. Mpu Sindok bin
13. (putera Mpu Daksa) bin
14. Mpu Daksa bin
15. Rakai Watuhumalang bin
16. Pramodawardani binti
17. Samaratungga bin
18. Samaragwira bin
19. Rakai Panangkaran bin
20. Sanjaya bin
21. Brata Senawa bin
22. (Prabu Galuh II) bin
23. Wretikandayun bin
24. (cicit Suryawarman) bin
25. (cucu Suryawarman) bin

26. (puteri Suryawarman) binti


27. Suryawarman bin
28. Candrawarman bin
29. Indrawarman bin
30. Wisnuwarman bin
31. Purnawarman bin
32. Dharmayawarman bin
33. Dewi Minawati (suaminya Dewi Minawati, bernama Jayasingawarman, pendiri
kerajaan Tarumanagara) binti
34. Sphatikarnawa Warmandewi binti
35. Dewawarman VII bin
36. Dewawarman VI bin
37. Mahisasura Mardini Warmandewi binti
38. Dewi Tirta Lengkara binti
39. Dewawarman III bin
40. Dewawarman II bin
41. Dewawarman I (menikah dengan puteri Pohaci Larasati binti Aki Tirem bin Ki Srengga
bin Nyai Sariti Warawiri binti Sang Aki Bajulpakel bin Aki Dungkul bin Ki Pawang Sawer
bin Datuk Pawang Marga bin Ki Bagang bin Datuk Waling bin Datuk Banda bin Nesan).
Berdasarkan penelitian sejarah, Pendiri kerajaan Salakanagara (Dewawarman I), yang
merupakan leluhur Raja Majapahit, berasal dari Dinasti Pallawa (Pallava) di India
Beliau datang ke Pulau Jawa, pada sekitar abad pertama masehi, dan memerintah
kerajaan Salanagara bersama isterinya Pohaci Larasati, pada tahun (130M-168M).
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Salakanagara
Pendiri Salakanagara, Dewawarman adalah duta keliling, pedagang sekaligus perantau
dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap karena menikah dengan puteri
penghulu setempat
Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, kota inilah yang
disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada
Pandeglang

Adalah Aki Tirem, penghulu atau penguasa kampung setempat yang akhirnya menjadi
mertua Dewawarman ketika puteri Sang Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pwahaci
Larasati diperisteri oleh Dewawarman. Hal ini membuat semua pengikut dan pasukan
Dewawarman menikah dengan wanita setempat dan tak ingin kembali ke kampung
halamannya.

Dinasti Pallawa:
Berdasarkan tulisan yang berjudul Origins of the Pallava Dynasty, Dinasti Pallawa,
memiliki keterikatan historis dengan Bangsa Persia dan Dinasti Maurya
The word Pallava meaning branch or twig in Sanskrit is delivered as Tondaiyar in Tamil
language
But scholars rebuff this view since it is a later usage of the term and consequently
cannot be confirmed to have given rise to the family name Pallava. Some feel that the
Pallavas are connected with primordial Pulindas, who were the same as the Kurumbas of
Tondamandlam. Tondamandlam was a province under Maurya Emperor Ashoka in third
century BCE and was later detained by the Satavahanas and thus Tondamandlam
became a feudatory to the Satavahanas After collapse of Satavahanas in about 225 AD,
the Pallavas of Tondamandlam became autonomous and prolonged to the Krishna River.
There have been several conjectures concerning the origin of the Pallavas. There are
certain claims based on historical, anthropological, and linguistic proof signifying that the
Pallavas were related to the Pahlavas of Iran. It is probable that a wave of
Pahlava/Kambhoja tribes of Indo-Iranian descent migrated Southward and first settled in
Krishna river valley of present day coastal Andhra Pradesh
Some scholars think that the Pahlavas migrated from Persia to India and established the
Pallava dynasty of Kanchi, whereas, some say that they were immigrants from north, or
from Konkan, Tenugu and Anarta into Deccan. They came into south India through
Kuntala
or
Vanvasa.
Source : http://www.indianetzone.com/19/origiva_dynasty.htm

Dinasti Maurya dan Cyrus II The Great :


Salah seorang anggota keluarga Dinasti Maurya yang populer adalah Sundari Maurya of
Magadha. Beliau terhitung sebagai salah seorang leluhur dari King George I of England
Silsilah Sundari Maurya sampai kepada Cyrus II The Great adalah
Sundari Maurya of Magadha binti (Princess of Avanti) binti Abhisara IV of Avanti bin
Abhisara III of Pancanada bin Abhisara II of Taxila bin Abhisara I of Taxila bin Rodogune
Achaemenid of Persia binti Artaxerxes II of Persia bin Darius II of Persia bin Artaxerxes I of
Persia bin Xerxes I The Great of Persia bin Atossa of Persia binti Cyrus II The Great of
Persia.
Silsilah Sundari Maurya (Magadha) sampai kepada Abhisara II (Taxila)
http://fabpedigree.com/s039/f742968.htm
Silsilah Abhisara II (Taxila) sampai kepada Darius II
http://fabpedigree.com/s080/f943746.htm
Silsilah Darius II sampai kepada Atossa of Persia binti Cyrus II The Great
http://fabpedigree.com/s012/f559022.htm
Dinasti Maurya sangat indentik dengan keturunan Cyrus II The Great di India.
Pertemuan kedua keluarga ini, dimulai jauh sebelum masanya Sundari Maurya (sekitar
200 SM).Interaksi antara kedua keluarga ini, diawali oleh pernikahan antara cucu Cyrus II
The Great yang bernama Candravarnna of Persia binti Atossa of Persia bin Cyrus II The
Great, dengan Maurya I of Taxila, pada sekitar tahun 500 SM.

http://fabpedigree.com/s076/f199897.htm

Cyrus II The Great dan Nabi Ibrahim :


Cyrus II The Great (590 SM-529 SM), adalah pendiri dinasti Achaemenid. Beliau berhasil
mempersatukan dua suku besar bangsa Iran : Media dan Persia. Beberapa ahli sejarah
berpendapat, bahwa Cyrus II The Great indentik dengan Zulqarnain (QS. Al Kahfi ayat
83-98)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Cyrus_the_Great_in_the_Quran
Melalui penyelusuran genealogy, diperoleh informasi, bahwa Cyrus II The Great
memiliki hubungan keluarga dengan Nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim, berdasarkan catatan ahli genealogy, menurunkan bangsa Media (Madyan),
melalui anaknya Midian (Madian) bin Nabi Ibrahim. Bangsa Media (Madyan) merupakan
bangsanya Nabi Syuaib, yang menjadi mertua Nabi Musa.
Beberapa catatan Genealogy, yang menghubungkan, Cyrus II The Great dengan Nabi
Ibrahim.

Melalui Jalur Pouru Chishti


Silsilah Atossa of Pesia binti Cyrus II The Great sampai kepada Kuras
http://fabpedigree.com/s097/f472176.htm
Silsilah Kuras sampai kepada Pouru Chishti
http://fabpedigree.com/s026/f207564.htm
Silsilah Pouru Chishti sampai kepada Vaedesht
http://fabpedigree.com/s065/f284112.htm
Silsilah Vaedesht sampai kepada Midian bin Nabi Ibrahim
http://fabpedigree.com/s020/f862707.htm

Melalui Jalur Vishtaspa I (suami Pouru Chishti, di dalam catatan genealogy lainnya,
suaminya bernama Jamaspa, yang merupakan adik dari Vishtaspa I)
Silsilah Atossa of Pesia binti Cyrus II The Great sampai kepada Kuras
http://fabpedigree.com/s097/f472176.htm
Silsilah Kuras sampai kepada Vishtaspa I (adiknya yang bernama Jamaspa)
http://fabpedigree.com/s026/f207564.htm
Silsilah Vishtaspa I (adiknya yang bernama Jamaspa) sampai kepada Kay Apiveh
http://fabpedigree.com/s064/f284112.htm
Silsilah Kay Apiveh sampai kepada Dora Sharoob bin Midian bin Nabi Ibrahim
http://fabpedigree.com/s036/f931343.htm

Nama Nabi Ibrahim (Abraham) di dalam naskah Persia Kuno


When the Persians will do such deeds, a man from among the Arabs will be born whose
followers shall overthrow and dissolve the kingdom and religion of the Persians.
And the arrogant people (Persians) will be subjugated.
Instead of the temple of fire and the house of idols they will see the House
of Abraham without any idols as their Qibla
Source : http://www.cyberistan.org/islamic/parsi1.html

Bangsa Persia sebagai keturunan Nabi Ibrahim


Rasulullah Saw bersabda, Apakah kalian pernah mendengar suatu kota yang terletak
sebagiannya di darat dan sebagiannya di laut? Mereka (para sahabat) menjawab: Pernah
wahai Rasulullah. Beliau Saw bersabda: Tidak terjadi hari kiamat, sehingga ia diserang
oleh
70.000
orang
dari
Bani
Ishaq
[HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyratus Saah]
Siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq pada riwayat di atas ?
Bani Ishaq adalah keturunan Al Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Pendapat ini dipilih oleh Al
Hafidz Ibnu Katsir [An Nihayah fil Fitan Wal Malahim]
Keturunan Aish ini, menyebar di wilayah Khurasan (Afghanistan, Pakistan, Kashmir, Iraq
dan Iran).
Imam Nawawi dalam syarahnya tentang 70 ribu Bani Ishaq berpendapat bahwa,
Penduduk (Farisi) Persia adalah orang-orang yang dimaksud dengan keturunan Ishaq.

Al-Masudi dalam kitabnya yang berjudul Muruj adz-Dzahab berpendapat, Orang-orang


yang mengerti tentang jalur-jalur nasab orang Arab dan para hukama menetapkan
bahwa asal-usul orang Persia adalah dan keturunan Ishaq putra Nabi Ibrahim.

Anda mungkin juga menyukai