Anda di halaman 1dari 17

BAB I. A.

PENGERTIAN MANUSIA
• Manusia adalah makhluk yang terdiri dari dari jasad dan ruh.
• Manusia menjadi sumber sejarah yang bergerak menuju suatu
tujuan, yang salah satu qodratnya adalah amanah.
• Manusia dapat dilihat dari berbagai sundut pandang dan
berbagai sisi. Yaitu; Makhluk homo faber (pengguna alat),
homo loquens (berkomunikasi), homo sosialis
(bermasyarakat), homo economicus (memenuhi kebutuhan),
homo delegens (tdk sendirian), homo legatus (berbudaya),
homo relegious (percaya kekuatan giab), homo educandum
(didik mendidik) serta homo sapiens (berfikir).
• Sisi lain manusia adalah manusia sering melakukan konflik,
ego, anarkis, dan bertindak tanpa pertimbangan.
• Keunikan sudut padang dan sisi yang dimiliki manusa
menjadikan bahan perdebatan yang tak kunjung usai,
bahkan sejak pra-kejadiannya, yaitu ketika Allah ingin
menjadikan manusia sebagai khalifah, para malaikat
memproptes dengan nada pesimis mereka khawatir
keberadaannya akan berbuat destruktif di bumi,
bersikap skeptis atas kemampuannnya dan akan
menunjukan egonya sebagai makhluk yang
disakralkan Allah. (Qs. 2:30)
‫وإذ قال ربك للمالئكة إني جاعل في األرض خليفة قالوا أتجعل فيها من‬
‫يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس لك قال إني أعلم ما‬
‫ال تعلمون‬
Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Term Manusia Dalam Al Qur’an
A. Dengan menggunakan huruf a-n-s
• Al Qur’an menyebut manusia dengan
menggunakan kata insan, ins dan uns yang
berarti jinak, harmonis, dan tumpah, ada
pendapat bahwa insan dari kata nasiya (lupa)
atau nasa-yanusu (guncang).
• Kata ini dengan segala derivasinya dlm al
Qur’an terulang 65 kali dapat dikelompokkan
menjadi tiga kategori
1. Insan dihubungkan dengan kata khalifah (pemikul amanah),
keistimewaan manusia sebagai wujud berbeda dengan yang lain.
Insan makhluk diberi ilmu diajari dengan pena, diajari sesuatu yang
tidak diketahui (Qs. Al Alaq 4-5), diajari al Qur’an dan al bayan (Qs.
Ar Rahman 1-3). Insan dihubungkan dengan kata nazhar
(mengamati) baik terhadap perbuatannya, karyanya maupun ciptaan
Tuhannya (Qs. At Thariq:5, An Nazi’at:35), insan sebagai penerima
amanah (Qs. Al Ahzab:72). Maka ketika Adam mengetahui nama-
nama (Qs.2:31) ia harus menggunakan inisiatif moral insaninya
untuk menciptakan tatanan yang baik dengan demikian amanah
merupakan predisposisi (isti’dad) untuk beriman dan mentaati ilahi
sebagai manifestasi kekhalifahannya. Karena manusia memikul
amanah maka kata insan diarhkan sikap tanggung jawab (Qs. Al
Qiyamah:36) dan berbuat baik (Qs.Al Ankabut:8) karena
perbuatannya akan dipertanggungjawabkan dalam pengabdian
kepada Allah (Qs. Al Qiyamah:12; Abasa:17; Al Muthaffifin:23),
manusia selalu dipengaruhi lingkungan sehingga ia merasakan
kesenangan dan kebencian yang mempengaruhai ketaatan dan
pengabdian kepada Allah (Qs. Yunus 13)
2. Kata insan yang dihubungkan dengan predisposisi negatif. Manusia
cenderung zalim (zhalim), kufur (Kufr) (Qs.Al Hajj:66), tergesa-gesa
(ajul) (Qs. Al Isra’:11), bakhil (qutur) (Qs. Al Isra’:100), bodoh (juhul)
(Qs. Al Ahzab:22), banyak membantah (jadl) (Qs. Al Kahfi:54), resah
gelisah dan engan menolong (Qs. Al Ma’arij:19-21), tidak berterima
kasih (kunud) (Qs. Al Adiyat:6), berbuat dosa (thagha) (Qs. Al
Alaq:6) dan meragukan hari akhirat (Qs. Maryam:66)
3. Kata insan yang dihubungkan dengan proses pencipaan, manusia
diciptakan dari tanah liat, saripati tanah dan tanah (Qs. Al
Mukminun 12-14), proses kejadian seimbang dan proposional sifat
psikologi dan spiritual
 Menurut Quraish Shihab, kata al-Ins atau al-Insan digunakan al-
Qur’an untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh
totalitasnya, jiwa dan raga manusia yang berbeda antara satu
dengan lainnya, akibat perbedaan fisik, mental dan kecerdasannya.
B. Menggunakan kata Basyar
• Kata basyar dalam Al Qur’an terulang 27 kali yang menunjukan identitas
biologis, seperti ungkapan Maryam
‫قالت رب أنى يكون لي ولد ولم يمسسني بشر قال كذلك هللا يخلق ما يشاء إذا قضى أمرا فإنما يقول‬
‫له كن فيكون‬
Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak,
padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun." Allah
berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan
apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan
sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu
jadilah dia.(Qs. Ali Imran:47)
• Kata basyar dalam kontek makan, minum, seks, berjalan di pasar dll. Oleh
karuna itu ungkapan “inni basyarun mitslukum” tidaklah identik dalam
berprilaku berbuat dosa karena hal tersebut tidak termasuk dalam
kategori biologis tetapi bersifat psikologis.
• Quraish Shihab, kata al-Basyar berasal dari kata yang pada mulanya
berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang
sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia dikatakan basyar
karena manusia itu berkulit lebih tampak jelas dibandingkan dengan
makhluk/binatang lainnya. Selain itu kata basyar juga bermakna
kedewasaan, yang merupakan syarat untuk dapat melakukan tugas
kekhalifahan dan reproduksi
C. Menggunakan Istilah al Anas
• Kata al Nas dalam Al Qur’an menunjuk manusia sebagai makluk
sosial, terulang 240 kali dalam ungkapan “wa min al nas, aktsaru al
nas, ya ayyuha al nas” yang menunjuk kepada kelompok sosial
dengan berbagai stratifikasinya (Qs. Al Hadid:25)
• ‫لقد أرسلنا رسلنا بالبينات وأنزلنا معهم الكتاب والميزان ليقوم الناس بالقسط وأنزلنا الحديد‬
‫فيه بأس شديد ومنافع للناس وليعلم هللا من ينصره ورسله بالغيب إن هللا قوي عزيز‬
• (An Nisa’:170)
• ‫يا أيها الناس قد جاءكم الرسول بالحق من ربكم فآمنوا خيرا لكم وإن تكفروا فإن هلل ما في‬
‫السماوات واألرض وكان هللا عليما حكيما‬
• Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu
kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka
berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu
kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikit pun) karena
sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan
Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
D. Menggunakan Istilah bani Adam
• Aspek penciptaannya manusia disebut bani Adam
(Qs. al A’raf:31)
• ‫يا بني آدم خذوا زينتكم عند كل مسجد وكلوا واشربوا وال تسرفوا‬
‫إنه ال يحب المسرفين‬
• Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di
setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah,
dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan.
E. Menggunakan Istilah Abdi/Hamba
• Aspek posisinya disebut ‘Abdun (hamba), kedudukannya
sebagai hamba Allah (Qs. Saba’ : 9)
‫أفلم يروا إلى ما بين أيديهم وما خلفهم من السماء واألرض إن نشأ نخسف بهم‬
‫األرض أو نسقط عليهم كسفا من السماء إن في ذلك آلية لكل عبد منيب‬
Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada
di hadapan dan di belakang mereka? Jika Kami
menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau
Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba yang
kembali (kepada-Nya).
REPRODUKSI MANUSIA
A. Persiapan Reproduksi
• Pemilihan calon istri
Rasul bersabda:
Perempuan dinikahi karena empat hal; kekayaannya, keturunannya, kecantikannya dan
agamanya. (HR. Al Bukhari, Abu Dawud dan Nasa’I dari Abu Hurairah)
• Pemilihan Calon Suami
Rasul Bersabda;
Jika kepadamu datang (meminang)seorang pemuda yang kamu senang akan agama
dan akhlaknya maka kawinkanlah putrimu dengannya. Jika kamu tidak melakukannya
maka akan terjadilah fitnah dan bencana yang banyak. (H.R Tirmidzi)
• Suami Istri berdoa sebelum melakukan hubungan
Artinya; Ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan itu dari anak yang
engkau anugrahkan sebagai rezeki kami. (HR. Bukhari dan Muslim)
• Etika berhubungan dan senantiasa berdoa setelah diketahui hamil
(Qs. Al A’raf ; 189)
‫هو الذي خلقكم من نفس واحدة وجعل منها زوجها ليسكن إليها فلما تغشاها‬
‫حملت حمال خفيفا فمرت به فلما أثقلت دعوا هللا ربهما لئن آتيتنا صالحا‬
‫لنكونن من الشاكرين‬
Ayat diatas ada 6 kata kunci sebagai
berikut:
• Min Nafsin Wahidah / dari jiwa yang satu, maksudnya adalah
Adam, kemudian Allah menjadikan pasangan bagi adam. Ini
memberi kesan bahwa pasangan suami istri hendaknya
menyatu menjadi satu jiwa, arah dan tujuan sehingga mereka
benar-benar sehidup semati bersama, karena jiwa suami
adalah jiwa istri.
• Liyaskuna ilaiha / agar ia merasa tenang kepadanya. Dari segi
redaksioal bermakna agar suami merasa tenang dan
cenderung hatinya kepada istrinya, tetapi hakekatnya sama
yakni istri tenang dan cenderung kepada suaminya . Makna
“sakana” adalah ketenangan yang didahuli kegelisahan.
Karena makna dasarnya adalah “memotong” yaitu
ketenangan memotong kegelisahan.
• Taghasysyaha / mencampurinya / bersetubuh. Ini bukan
makna sesungguhnya. Sebenarnya makna ghasyia adalah
menutup. Ini arti kiasan dari hubungan seksual yang
hendaknya dilakukan secara tertutup. Kata Aisyah: Rasul saw
tidak pernah melihat saya, saya pun tidak pernah melihatnya.

• Famarrat / maka ia berlalu, yakni tdk menghiraukan kehamilan,


akan tetapi ketika kehamilan sudah jelas maka senantiasa
berdoa kepada Allah agar diberikan anak yang shaleh dan /
atau shalihah. Anak merupakan harapan orang tua bahkan
bagian dari diri mereka.

• Syakirin / menggunakan nikmat Allah sesuai dengan


penganugrahannya. Menyukuri kehadiran anak adalah
mendidiknya dg mengembangkan potensi-potensinya.
Islam Dan Reproduksi
• Reproduksi
– Manusia (Adam) diinformasikan penciptaannya
dari tanah, namun tidak dijelaskan dlm Al Qur’an
tentang reproduksinya.
– Manusia setelah Adam diinformasikan
reproduksinya melalui wahyu
• Qs. Al Mukminun/23 : 12-14
• Qs. Al Sajadah; 7-9
Qs. Al Mukminun; 12-14
• Ayat di atas menggambarkan proses kejadian
manusia berjalan dalam 5 periode:
periode air mani membuahi ovum sampai menjadi
nuthfah
Periode nuthfah menjadi ‘alaqah
Periode ‘alaqah menjadi tulang belulang
Periode tulang belulang menjadi mudhgah
(dibungkuns dengan daging)
Periode mudhghah (berbungkus dengan daging dan
ruh) sampai dengan lahir.
PROSES KEHAMILAN
• Allah memberikan informasi tentang tahapan
kehamilan (manusia dalam perut ibunya) dalam Qs.
Al Zumar:6,

• artinya:
“Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian
demi kejadian dalam tiga kegelapan”
• Makna “tiga kegelapan” mnt Depag RI adalah
kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim dan
kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam
rahim. Penafsiran semacam ini tidak mendapat
dukungan dari dunia ilmu pengetahuan
Dukungan Ilmu Pengetahuan thd ayat ini
adalah :
• Elizabeth B. Hurlock (1980:38), menjelaskan bahwa
anak dalam kandungan mengalami tiga periode
perkembangan.
Periode zygote yang dimulai dari saat konsepsi atau
fertilizasi sampai dengan akhir minggu kedua
Periode embryo yang dimulai dari akhir minggu
kedua sampai dengan akhir bulan kedua (bln
qamariah)
Periode fetus yang dimulai dari akhir bulan
(qamariyah) kedua sampai dengan lahir.
Hadits Nabi memberikan penjelasan sebagai
berikut;
• Artinya: Abdullah berkata; Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya setiap orang dari kamu berkumpul
(masa) kejadianya di dalam perut ibunya 40 hari
dalam bentuk nuthfah, kemudian menjadi ‘alaqah
sama jumlah masanya dengan itu (40 hari) lalu
menjadi mudhghah sama jumlah masanya dengan itu
(40 hari). Kemudian diutus kepadanya malaikat lalu
dihembuskannyalah ruh kepadanya. (HR.
Bukhari dan Muslim)

Anda mungkin juga menyukai