Anda di halaman 1dari 27

Konsep Manusia Berdasarkan Makna Insan,

Basyar, Abdullah, Annas, dan Khalifah Fill


Ardhi
KELOMPOK 1
KELAS A

Elsa Fuastuti (2304026034)


Husnul Ma’rifah (2304026047)
Irfan Rizki M. (2304026051)
Lia Rahma (2304026055)
M. Azhar (2304026056)
Rahayu Komala Fitri (230402684)
Suni Aldita (2304026108)

APOTEKER UHAMKA ANGKATAN 40


Topik Pembahasan
01 02 03
Al-Insan Al-Basyar Abdullah

04 05
Annas Khalifah Fill
Ardhi
Konsep Manusia Berdasarkan
makna Al-Insan
Konsep Al-Insan
● Kata insan terambil dari kata uns yang berarti
jinak, lemah lembut, harmonis, tampak atau
pelupa (Sahabuddin, 2007).
● Dari akar kata naus yang berarti pergerakan
atau dinamisme.
● Sehingga dapat dipahami bahwa manusia pada
dasarnya memiliki potensi yang positif untuk
tumbuh serta berkembang secara fisik
maupun mental spiritual. Di samping itu,
manusia juga dibekali dengan sejumlah
potensi lain, yang berpeluang untuk
mendorong ia ke arah tindakan, sikap, serta
perilaku negative dan merugikan.
Al-Insan dihubungkan dengan keistimewaan manusia sebagai khalifah
dan pemikul amanah, yang dapat dipahami melalui:

Makhluk Makhluk Pemikul


Unggulan amanah

Makhluk yang
Makhluk Pemikul
dipengaruhi
Tanggungjawab
lingkungan
Makhluk Unggulan
 Manusia dipandang sebagai makhluk unggulan atau puncak penciptaan
Tuhan. Keunggulannya terletak pada wujud kejadiannya sebagai makhluk
yang diciptakan dengan sebaik-baik penciptaan yang berbeda dengan
hewan.

 Artinya: sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk


yang sebaik-baiknya (At-Tiin :4)
Makhluk Pemikul Amanah
 Manusia adalah makhluk yang mampu menemukan hukum alam,
menguasainya dan kemudian menggunakannya dengan inisiatif moral
insani, untuk menciptakan tatanan dunia yang baik.

 Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,


bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat
itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu
oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (Al-
Ahzab: 72).
Makhluk Pemikul Tanggungjawab
 Makna insan dalam Al-Qur'an juga dihubungkan dengan konsep tanggung
jawab. Manusia diwasiatkan untuk berbuat baik, amalnya dicatat dengan
cermat untuk diberi balasan sesuai dengan apa yang dikerjakannya.

 Artinya: Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja


(tanpa pertanggung jawaban). (Al-Ahzab: 39)
 Karena itu, insanlah yang dimusuhi setan dan ditentukan nasibnya di hari
Qiyamat.
Makhluk yang Dipengaruhi
Lingkungan
 Dalam menyembah Allah, insan sangat dipengaruhi lingkungannya. Bila ia
ditimpa musibah, ia cenderung menyembah Allah dengan ikhlas; bila ia
mendapat keberuntungan ia cenderung sombong, takabur, dan bahkan
musyrik.

 Artinya: Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami
dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan
bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat),
seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan)
bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui
batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan (Yunus: 12)
Konsep Manusia Berdasarkan
makna Al-Basyar
Konsep Al-Basyar
● Secara etimologi Al-Basyar diartikan
mulamasah, yaitu persentuhan kulit antara
laki-laki dan perempuan.
● Kata al-basyar menunjukkan makna manusia
dalam segi fisik atau biologis mengandung
pengertian bahwa manusia mengalami proses
reproduksi seksual dan akan selalu memenuhi
kebutuhan biologisnya, memerlukan waktu,
serta mengikuti setiap aturan dari Allah, Nabi,
maupun sesama manusia. Hal tersebut
merupakan konsekuensi logis dari konsep al-
basyar yang menunjukkan proses pemenuhan
kebutuhan manusia(Siregar 2017).
Hasan Langgulung, menjelaskan bahwa kata al-basyar
dapat diklasifikasikan menjadi 6 bagian yaitu:

 Menggambarkan dimensi fisik manusia Ada satu ayat yang menyebutkan


basyar dalam pengertian kulit manusia, yaitu (Neraka Saqar) akan
membakar kulit manusia/lawwahah li al-basyar (lihat Alquran Surat 74: 27-
29)
 Menyatakan Seorang Nabi adalah Basyar. secara lahiriah mempunyai ciri
yang sama yaitu makan dan minum dari bahan yang sama.
 Menyatakan tentang kenabian. “Tidak wajar bagi seorang manusia
(basyar) yang Allah berikan kepadanya al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu
ia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembahku,
bukan penyembah Allah.” (Ali-Imran: 79)
Cont…

 Menunjukkan persentuhan laki-laki dan perempuan. Maryam berkata:


“Bagaimana mung-kin akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang
tidak pernah seorang manusia (wa lam yamsasni basyar) pun menyentuhku,
dan akan bukan pula seorang pezina” (lihat Alquran Surat 19: 20, lihat juga
3: 47).
 Menggambarkan Manusia pada umumnya Alquran yang menggunakan
kata basyar dalam pengertian manusia pada umumnya sebanyak 5 ayat,
antara lain: “Ini tidak lain hanyalah perkataan manusia” (In hadza illa qawl
al-basyar (Alquran Surat 74: 25,)
 Menyatakan proses penciptaan dari tanah. Di antara tanda-tanda
kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba
kamu (menjadi) manusia yang berkem-bang biak/basyar tantasyirun
(Alquran Surat 30: 29.)
Konsep Manusia Berdasarkan
makna Abdullah
Konsep Abdullah

● Berasal dari suku kata ’abd dengan akar kata


‘abada-ya’budu-‘abdan, yang artinya ialah
“ibadah” yang memiliki konotasi tugas
terhadap kata “Allah”.
● Sehingga ‘abdullah diartikan sebagai hamba
Allah dengan menifestasi iman serta yakin,
akan peran sebagai hamba Allah dengan
tugasnya beribadah kepada Allah.
Cont…

● Keberadaan makhluk hidup sebagai hamba Allah dapat kita mengerti


bahwasanya liya’buduni “Semoga kalian mengabdi (menyembah) saya”
seperti terkandung pada QS : 51-56

● Artinya : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.
Bentuk-bentuk tanggungjawab sebagai Abdullah :

 Tanggung jawab kepada keluarga ialah perpanjangan atas sebuah


kewajiban dari seseorang untuk diri sendiri dan disebut quu anfusakum
waahliikum naaran yang terdapat pada Al-Qur’an yang berfungsi sebagai
perlindungan diri maupun keluarga yang terhindar dari neraka).

 Hamba Allah memiliki tanggung jawab untuk menguatkan suatu keadilan


yang baik untuk diri sendiri ataupun untuk keluarga. Seorang hamba Allah
menengakkan ajaran-ajaran Allah yang berusaha untuk menghindari hal-hal
yang tidak baik seperti kekejian moral maupun perbuatan yang jahat yang
berfungsi untuk mempersulit diri sendiri maupun kelurga. Maka dati itu
“Abdullah” wajib melakukan shalat agar terhindar dari hal hal yang tidak
baik.
Cont…

 Seorang hamba Allah yang berfungsi untuk menjadikan orang-orang


berbuat baik yang akan memberikan sebuah perintah untuk melaksanakan
hal-hal yang baik dan akan menjauhi hal-hal yang buruk (Al-Imran
(33):103). Maka dari itu kewajiban dari hamba Allah selalu patuh dan taat
dalam ajaran-ajaran Allah Swt.
Konsep Manusia Berdasarkan
makna Annas
Konsep Annas
● Kata An- Nas dalam AlQur’an umumnya
dihubungkan dengan fungsi manusia sebagai
makhluk sosial. Manusia diciptakan sebagai
makhluk bermasyarakat, yang berawal dari
pasangan laki-laki dan wanita kemudian
berkembang menjadi suku dan bangsa untuk
saling kenal mengenal “berinterksi”.
 Dalam alQur‟an kata al-Nas dipakai untuk menyatakan adanya sekelompok
orang atau masyarakat yang mempunyai berbagai kegiatan (aktivitas)
untuk mengembangkan kehidupannya. Penyebutan manusia dengan kata
Al-Nas tampak lebih menonjolkan bahwa manusia merupakan makhluk
sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan dan bersama-sama manusia
lainnya.
 Sebagai makhluk sosial manusia harus mengutamakan keharmonisan
bermasyarakat.

 Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.(Al-Hujurat : 13)
Konsep Manusia Berdasarkan
makna Khalifah Fill Ardhi
Konsep Khalifah Fill Ardhi
● Khalifah yaitu manusia yang secara silih
berganti sebagai wakil Allah yang memegang
kekuasaan di bumi untuk melaksanakan
hukum Allah dan menegakkan keadilan:
melalui para Nabi dan Rasul semenjak dari
Nabi pertama: Nabi Adam As. sampai Nabi
terakhir: Nabi Muhammad SAW. Allah telah
mempercayakan kebenaran, kemajuan,
kemakmuran pada manusia, dan mempercayai
manusia dapat memikul amanat kebenaran,
kemajuan, dan kemakmuran itu, sehingga
diberi posisi dan kedudukan sebagai khalifah.
(Umar Faruq, 2007).
Cont…

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya


aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami
Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"
Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui” (Q.S Al-Baqarah [2] ayat 30).
KESIMPULAN

Allah SWT menciptakan manusia sebagai al-insan dimana manusia diberikan akal
untuk menalar dan beradab. Allah SWT juga menciptakan manusia sebagai Al-
Bahsyar yang berarti manusia itu ada dengan wujud yang dilapisi oleh kulit. Allah
SWT juga menciptakan manusia sebagai Abdullah dimana manusia ditugaskan
untuk beriman dan beribadah hanya kepada Allah SWT. Manusia juga harus
memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusai sesuai dengan maknanya
dalam An-nas dimana nantinya manusia tersebut diharapkan mampun menjadi
pemimpin yang baik untuk menegakkan keadilan dan kebaikan dijalan Allah SWT
sesuai dengan ajaran khalifah sebelumnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai