Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN KHUSUS PENGGUNAAN ALKOHOL

DALAM SEDIAAN KOSMETIK DARI ASPEK


SYARIAH

Dosen : Anang Rohwiyono, MAG

Disusun Oleh : Kelompok 9

1. Dini Aprilianti 2304026031


2. Ervina Wulandari 2304026035
3. Hazelia Liyandary 2304026045
4. Suci Fitriani Gunawan 2304026106
5. Marina Berthy Sofhiani 2304026058
6. Monika Maulita Safitri 2304026063
Definisi kosmetik sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
RI No 23 Tahun 2019 adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian
luar tubuh manusia seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar, atau gigi
dan membrane mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik.

Kosmetik Halal adalah produk yang bersumber dari bahan-bahan halal dan diproduksi dengan
sistem halal yang ditujukan untuk digunakan pada bagian tubuh tertentu, baik sebagai pembilas
maupunn dengan tujuan untuk mempercantik, membersihkan, melindungi. Kosmetik terdiri dari
banyak sekali bahan termasuk air, minyak, surfaktan, polimer, pelarut organik, pewarna, protein,
vitamin, ekstrak tumbuhan, pengawet, dan antioksidan (Sugibayashi, dkk 2019).
3
DEFINISI ALKOHOL DAN KHAMR

Alkohol merupakan salah satu bahan campuran yang


dipakai dalam memproduksi makanan, minuman,
obat, dan kosmetika. Bahkan pemakaiannya bisa
dikatakan kebutuhan, karena cukup banyak produk
makanan dan minuman yang mengandung etanol,
karena dibuat melalui proses fermentasi.
Khamr adalah setiap minuman yang memabukkan,
baik yang terbuat dari anggur atau bahan lainnya yang
melalui proses pengolahan (dimasak) ataupun tidak
dimasak.
PENGGUNAAN ALKOHOL DALAM
KOSMETIK

Pada sediaan kosmetik (termasuk parfum) pada umumnya


adalah sebagai pelarut dan digunakan diluar tubuh.

Fungsi alkohol dalam produk kosmetik sepeti skincare


biasanya berperan sebagai pelarut, pengemulsi
(mencampurkan dua bahan supaya bekerja lebih baik),
antiseptik (membunuh bakteri), pengawet (meminimalisir
pertumbuhan bakteri), dan membantu agar penyerapan
produk ke dalam kulit lebih maksimal.
AYAT ALQURAN YANG TERKAIT DENGAN KHAMR

Al Baqarah : 219

Artinya: “Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, Pada
keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar
daripada manfaatnya.” Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka
infakkan. Katakanlah, “Kelebihan (dari apa yang diperlukan).”
6

90. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu).
PRODUK KOSMETIKA YANG
MENGANDUNG ALKOHOL MENURUT
MUI NOMOR 11 TAHUN 2018

a) Bahwa kosmetika yang digunakan oleh setiap muslim


harus berbahan halal dan suci.
b) Bahwa perkembangan teknologi telah mampu
menghasilkan berbagai produk kosmetika yang
menggunakan berbagai jenis bahan, salah satunya
etanol sebagai bahan baku, bahan tambahan.
c) Oleh karena itu dipandang perlu adanya fatwa tentang
produk kosmetika yang mengandung alkohol/etanol
untuk dijadikan pedoman.
HUKUM PENGGUNAAN ALKOHOL
DALAM INDUSTRI

❑ Penggunaan alkohol/etanol hasil industri khamr untuk


produk makanan, minuman, kosmetika, dan obat-obatan,
hukumnya haram.

❑ Penggunaan alkohol/etanol hasil industri non khamr (baik


merupakan hasil sintesis kimiawi ataupun hasil industri
fermentasi non khamr) untuk proses produksi produk
makanan, minuman, kosmetika, dan obat-obatan, hukumnya:
mubah, apabila secara medis tidak membahayakan tetapi jika
secara medis membahayakan maka hukumnya haram.
9
PERSYARATAN PENGUNAAN ALKOHOL
DALAM KOSMETIK HALAL

Menurut Majelis Ulama Indonesia, nomor 11 tahun 2018 :

1. Produk kosmetika dalam, yang mengandung alkohol yang berasal dari


hasil fermentasi tanaman yang bukan termasuk Khamr dengan kadar
dibawah 0,5 % adalah halal apabila secara medis tidak membahayakan.
2. Produk kosmetika luar, yang mengandung alkohol yang berasal dari hasil
fermentassi tanaman yang bukan termasuk Khamr adalah halal apabila
secara medis tidak membahayakan.
10

Kosmetika dan obat yang mengandung alkohol hukumnya


halal, boleh digunakan. Namun akan lebih baik jika
menggunakan kosmetika dan obat yang bebas dari alkohol
untuk menghindari mudaratnya.

Alkohol yang digunakan sebagai campuran minuman keras


sudah jelas haramnya. Sedangakan alkohol dalam obat dan
kosmetik berfungsi sebagai zat penolong untuk meningkatkan
kelarutan bahan aktif bukan sebagai zat yang sengaja kita
gunakan muntuk memperoleh efek memabukkan.
11
STANDAR KEHALALAN
KOSMETIK

1 2 3

• Penggunaan kosmetika untuk


kepentingan berhias hukumnya • Penggunaan kosmetika dalam • Penggunaan kosmetika luar
boleh dengan syarat: (untuk dikonsumsi/masuk ke (tidak masuk ke dalam tubuh)
✓ Bahan yang digunakan adalah dalam tubuh) yang yang menggunakan bahan yang
halal dan suci; menggunakan bahan yang najis najis atau haram selain babi
✓ Ditujukan untuk kepentingan atau haram hukumnya haram. dibolehkan dengan syarat
yang dibolehkan secara syar’i; dilakukan penyucian setelah
dan pemakaian (tathhir syar’i).
✓ Tidak membahayakan.
LANJUTAN… 12

4 5 6

• Produk kosmetika yang • Produk kosmetika yang • Produk kosmetika yang


mengandung bahan yang dibuat menggunakan bahan (bahan menggunakan bahan dari
dengan menggunakan mikroba baku, bahan aktif, dan/atau produk mikrobial yang tidak
hasil rekayasa genetika yang bahan tambahan) dari turunan diketahui media pertumbuhan
melibatkan gen babi atau gen hewan halal (berupa lemak atau mikrobanya apakah dari babi,
manusia hukumnya haram. lainnya) yang tidak diketahui harus dihindari sampai ada
cara penyembelihannya kejelasan tentang kehalalan dan
hukumnya makruh tahrim, kesucian bahannya.
sehingga harus dihindari
13

❖ Kosmetika yang dianjurkan sesusai Fatwa MUI Nomor 26


Tahun 2013 tentang Standar Kehalalan Produk Kosmetika dan
penggunaannya, membolehkan penggunaan kosmetika dengan
syarat yakni harus memastikan dengan jelas unsur yang
terkandung dalam bahan kosmetika tersebut harus bebas dari
najis dan bahan-bahan yang diharamkan.

❖ Produk kosmetika dalam, yang mengandung alkohol yang


berasal dari hasil fermentasi tanaman yang bukan termasuk
Khamr dengan kadar dibawah 0,5 % adalah halal apabila secara
medis tidak membahayakan.

Anda mungkin juga menyukai