Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 5

Rika Sri Mulyani Dewi 201410157


Nia Kurniasih 201410163
Rif’atul Lailah 201410169
Nadiya Rizqi Qonita Iskandar 201410177
Diva Azzahra Maharani 201410184
Ulpiyatun Nupus 201410191
A. Definisi Industri, Halal serta Kosmetik

1. Industri
Merujuk pada penelitian (Arif Rahman Hakim) Dalam industri
kosmetik terdapat empat kegiatan pendukung yang biasanya
dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan ini meliputi pembelian,
infrastruktur perusahaan, manajemen pengembangan manusia,
pengembangan teknologi. Dalam pemenuhan bahan baku
perusahaan dapat juga memenuhinya melalui supplier ataupun
melalui agen importir dari luar negeri. Dalam proses pembelian
bahan baku, hendaknya perusahaan mengedepankan kualitas
dimana dapat menjaga kepercayaan konsumen nantinya. Dengan
alternative tercantumnya perusahaan ini di Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.
Fungsi dan tujuan industri Halal adalah untuk melaksanakan
Undang-Undang Jaminan Produk Halal No. 33 Tahun 2014.
Adanya undang-undang bertujuan antara lain untuk melindungi hak
istimewa setiap masyarakat untuk memeluk agamanya masing-
masing, dan pemerintah wajib mempresentasikan penjagaan dan
agunan kehalalan produk. Namun tidak semua produk nan
menyebar di khalayak merupakan produk yang terjaga
kehalalannya, sehingga diperlukan ketentuan hukum dalam
peraturan untuk menciptakan undang-undang jaminan produk halal
(Abu Bakar, 2021).
2. HALAL
Secara etimologi halal berarti melepaskan, melarutkan, melepaskan dan
membiarkan. Pada saat yang sama, kata "halal" dalam terminologi adalah
sesuatu yang dengannya ikatan yang berbahaya dilepaskan dan Allah
mengizinkan hal ini dilakukan. Halal pun bisa ditafsirkan sebagai sesuatu
yang tidak berisi material yang diharamkan bagi umat Islam.
UU No. 33/2014 Jaminan Produk Halal berisi beberapa definisi yang
bisa dijadikan acuan dalam manafsirkan produk Halal. Produk merupakan
barang dan/atau jasa yang kompleks dengan hidangan, farmasi, kosmetik, zat
kimia, zat biologi, zat genetik dan barang atau disimpan oleh khalayak umum.
Sedang produk Halal ialah produk yang sudah dijelaskan Halal menurut
Syariat Islam
Berdasarkan keterangan dari Alquran dan Hadits,
kehalalan suatu produk bisa dilihat dari 3 (tiga) segi, yaitu
jenis bahan atau zat, cara pembuatan serta usaha yang
dilakukan untuk memperolehnya. Makanan nabati dijamin
kualitasnya Halal, sedangkan titik kritis Halalitas adalah
media dan material yang ditaruh selama pemrosesan dan
pengemasan.
3. Kosmetika

Kosmetika sebagai produk untuk menjaga kecantikan meningkat


dengan berkembangnya bioteknologi. Berdasarkan peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tahun 1976, kosmetik merupakan bahan atau
campuran dari bahan-bahan yang dirancang guna menggosok, membetulkan,
menuangkan, memercikkan atau menyemprotkan, mengoleskan dan
membersihkan tubuh manusia. , diawetkan, menambah pesona dan
mengubah penampilan dan bukan termasuk dalam delegasi obat.
Zat ini tidak diperbolehkan mempengaruhi kulit dan kesehatan
tubuh secara umum. Menurut penjelasan ini, kosmetik diaplikasikan baik
secara eksternal ataupun internal oleh tubuh manusia. Menurut Islam, ada
dua hal yang perlu diamati saat menggunakan produk kosmetik: kesucian
dan kebersihan. Artinya kosmetik wajib halal dan suci.
B. Perkembangan Industri Halal Kosmetik Di Indonesia

Produk kosmetik sekarang semakin diminati ketika memiliki


label Halal. Umat ​Islam Indonesia enggan mengkonsumsi produk
tersebut jika mengandung zat yang haram. Sertifikat halal untuk
bermacam produk kosmetik memberikan keyakinan kepada pembeli
bahwa kosmetik tersebut memakai bahan baku yang aman.
Perusahaan kecantikan menganjurkan peluang yang
menguntungkan tidak hanya melalui harga tinggi dan merek mewah,
tetapi juga melalui peningkatan kualitas. Produk perawatan kulit
diperkirakan akan tumbuh sekitar 31 persen antara tahun 2017 dan
2022. Saat ini india memiliki konsumsi kosmetik terbesar kedua
setelah India.Pada tahun 2023, pangsa pasar kosmetik diperkirakan
tumbuh sebesar 6,9 persen menjadi $90 miliar.
Kosmetika adalah perseroan yang ditentukan oleh Kementerian
Perindustrian dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, produsen kecantikan Indonesia juga mulai
memproduksi dan mendaftarkan produknya untuk sertifikasi Halal. Ini
jelas merupakan perkembangan positif bagi industri kosmetik Halal.
Perkembangan industri halal positif dari tahun ke tahun. Tidak hanya dari
industri pariwisata, tetapi juga dari kosmetik. Saat ini, Indonesia berada di
urutan kesembilan di sektor farmasi dan kosmetik berdasarkan Indikator
Ekonomi Global. Hal itu disampaikan Direktur Pusat Pendaftaran dan
Sertifikasi Halal BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal).
BPJPH mempromosikan kehalalan produk kosmetik di
Indonesia dengan membangun merek halal, meningkatkan jumlah
Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) untuk memeriksa dan mensertifikasi
halal produk, memperluas kerjasama internasional, dan menciptakan
sistem sertifikasi halal yang terintegrasi.
KESIMPULAN

Dalam industri kosmetik terdapat empat kegiatan pendukung yang


biasanya dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan ini meliputi pembelian,
infrastruktur perusahaan, manajemen pengembangan manusia,
pengembangan teknolologi. Halal diartikan sebagai sesuatu yang tidak
mengandung bagian-bagian yang tidak boleh digunakan oleh umat Islam.
Berdasarkan informasi dari Alquran dan Hadits, kehalalan suatu produk
dapat dilihat dari 3 (tiga) segi, yaitu jenis bahan atau zat, cara pembuatan
dan usaha yang dilakukan untuk memperolehnya. Kosmetika adalah
perseroan yang ditentukan oleh Kementerian Perindustrian dalam Rencana
Induk Pembangunan Industri Nasional. Dalam beberapa tahun terakhir,
produsen kecantikan Indonesia juga mulai memproduksi dan
mendaftarkan produknya untuk sertifikasi Halal. Ini jelas merupakan
perkembangan positif bagi industri kosmetik Halal.

Anda mungkin juga menyukai