1
Miftahul Huda, “Pembelajaran Mata Pelajaran Al- Qur’an Hadits Di Madrasah Aliyah Miftahul Huda,”
2022, 37–42.
tafsir ayat atau menganalisa hubungannya dengan fenomena kekinian yang berkembang di
masyarakat. Kejadian semacam ini penulis sebut sebagai “mis konsepsi materi”.2
Dalam artikel ini akan dimuat beberapa sub bahasan yang berkaitan dengan relevansi
metodelogi pembelajaran Islam yang diterapkan terhadap mata pelajaran Al Qur’an Hadis pada
Madrasah Aliyah. Diantara sub bahasan yang dimuat adalah :
a. Relevansi Metode Al Khiwar Al Qur’any Wa Annabawy untuk pembelajaran materi Al-
Qur’an Hadis Pada Madrasah Aliyah
b. Relevansi Metode Al-Qasas Al Qur’aniyah Wa Annabawiyah untuk pembelajaran materi
Al-Qur’an HadisPadaMadrasah Aliyah
c. Relevansi Metode Al Amtsal Al Qur’aniyah Wa Annabawiyah untuk pembelajaran
materi Al-Qur’an Hadis Pada Madrasah Aliyah
d. Relevansi Metode Al-Qudwah untuk pembelajaran materi Al-Qur’an Hadis Pada
Madrasah Aliyah
e. Relevansi Metode Al Mumarotsah Wal Amal untuk pembelajaran materi Al-Qur’an
Hadis Pada Madrasah Aliyah
f. Relevansi Metode Al Ibrah Wa Al Mau’idzoh untuk pembelajaran materi Al-Qur’an
Hadis Pada Madrasah Aliyah
g. Relevansi Metode At Targhib Wa At Tarhib untuk pembelajaran materi Al-Qur’an Hadis
Pada Madrasah Aliyah
KAJIAN TEORI
Motode Pendidikan Islam Menurut Abdurrahman Annahlawi
Metode Al Qurany Wa Annabawy
A. Metode Dialog Qur’ani dan Nabawi
Dialog yang dapat diberikan pengertian sebagai pembicaraan antara dua orang atau lebih
yang memiliki respon dan timbal balik dan tujuan pembicaraan. Dengan adanya dialog
tersebut dapat menjadi penghubung antara pemikiran seseorang dengan pemikiran orang lain.
Dengan demikian dialog Qur’ani dan Nabawi dapat menghubungkan antara Allah dengan
hamba-Nya .Dialog Qur’ani dan Nabawi memiliki beberapa macamdiantaranya :
2
ابوعلیMahbub, Muhammad سیناet al., “Analisa Materi Qur’an Hadis Madrasah Aliyah Dengan Pendekatan
Interdisipliner,” Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 2021, 1–5
1. Dialog KhitabidanTa’abuddi
Dialog Khitabi dan Ta’abuddi lebih cenderung menjadi dialog sepihak. Walaupun pihak
yang pertama menjadi yang paling aktif, namun pihak kedua akan memberikan respon
yang realistis melalui perasaan, emosi, dan pikirannya. Contohnya Islam memandang
bahwasanya setiap peserta didik atau setiap pribadi yang beribadah melalui pembacaan
dan kajian Al-Qur’an akan terasa seperti benar-benar diseru oleh berbagai jenis seruan
dan pertanyaan Al-Qur’an. Pihak kedua pun akan memberikan respon dari seruan
tersebut melalui pikiran dan perasaannya ketika ia menghadirkan hati dan pikirannya saat
membaca Al-Qur’an dan mendirikan shalat. Sehingga dialongKhitabi dan Ta’abuddi ini
terjadi antara Allah dengan hamba Nya. Dialog ini memeliki dampak edukatif terhadap
pembaca atau peserta didik :
a. Mendorong untumerenungkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Al-Qur’andan
menjawabnya sesuai bisikan nurani.
b. Merasakan Pengaruh dan makna-maknayang tersirat didalam Al-Quran
terhadapemosionalitas dan kehidupan pribadi.
c. Mengarahkan perilaku san perbuatan yang sesuai dengan tuntunan Al-Qurran
d. Membina peserta didik untuk sadar terhadap keagungan, keimanan dan
kedudukannya disisi Allah melalui bacaan Al-Qur’an
2. Dialog Deskriptif
Dialog deskriptif merupakan deskripsi aatau gambaran orang-orang yang tengah
melakukan kegiatan berdialog. Penggambaran tersebut meliputi kondisi hidup dan
kondisi psikologis orang-orang yang sedang berdialog sehingga memberikan pemahaman
kepada pembaca tentang kondisi baik atau buruknya para pelaku kegiatan berdialog.
Penggambaran tersebut juga dapat memberikan pengaruh mentalitas seseorang sehingga
dapat mengembangkan dan meningkatkan perasaan ketuhanan yaitu keimanan terhadap
kebenaran yang diberikan Allah melalui Al-Qur’an. Dialog ini juga memiliki dampak
edukatif bagi pembaca atau peserta didik yaitu :
a. Membantu dalam pengembangan perasaan ketuhanan kepada para pembaca.
b. Mengembangkan emosi dan perasaan anak didik dari Pemahamanayat.
c. Mengembangkan perasaan keimanan dan gambaran deskripsi penghuni surga
danneraka.
3. Dialog Naratif
Dialog Naratif disajikan dalam bentuk episode kisah dengan bentuk dan alur cerita yang
jelas sehingga menjadi bagian dari unsur cerita dalam Al-Qur’an. Dialog naratif dapat
mempengaruhi penalaran, mentalitas dan perasaan seseorang. Sehingga Dialong naratif
memiliki dampak edukatif yaitu:
a. Memberikan dampak yang bertumpu pada sugesti, sehingga mengarahkan perasaan
dan penalaran pembaca atau peserta didik.
b. Membina perasaan keimanan seperti cinta karena Allah, gemar berdakwah dan berani
membela kehormatan nabi-nabi Allah
c. Menyajikan hujjah para nabi melalui kisah-kisah yang mencerminkan penalaran
keimanan dan mengalahkan hujjahatas orang-orang yang dzalim.
d. Memiliki kesimpulan yang jelas sehingga dapat memberikan pandangan hidup terkait
kehidupan, komunikasi sosial, hak dan kewajiban manusia di alam semesta.
4. Dialog Argumentatif
Dalam Dialog Argumentatif akan ditemukan diskusi dan perdebatan yang diarahkan
kepada penguatan hujjah untuk meyakinkan kaum musyrikin agar mengakui pentingnya
keimanan dan pengesaan kepada Allah, dan mengakui kerasulan nabi Muhammad SAW
serta mengakui kebatilan tuhan-tuhan mereks. Dialog Argumentatif juga disajikan dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan kepada kaum musyrikin yang memiliki pesan tersirat
untuk membandingkan kebenaran berita langit yang disampaikan Rasulullah dengan
pandangan sesat kaum musyrikin. Dengan demikian Dialog argumentatif memiliki
dampak edukatif berikut ini:
a. Membina semangat dan membela hak, memilih kebenaran dan selalu mencari
argumentasi yang kuat dalam setiap pernyataan keimanan.
b. Melalu sugesti dalam dialog argumentatif akan mendidik peserta didik untuk
membenci kebatilan dan kemusyrikan
c. Membina akal dan penalaran agar dapat berpikir sehat dalam mencapai kebenaran.
5. Dialog Nabawi
Rasulullah SAW sudah memberikanbentuk dan macam-macam dialog Qur’ani sebagai
pedoman dalam melaksanakan metode dan pengajaran beliau. Kemudian metode
pengajaran beliau merupakan praktik yang dinamis dan manusiawi dari ayat-ayat Allah
yang juga digunakan dalam praktik metode pendidikan. Sehingga dialog Nabawi ini
memili 3 macam yaitu
a. Dialog dalam pola pendidikan Rasulullah
Salah satu hal yang disukai Rasulullah dari para sahabatnya adalah antusias para
sahabat dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada beliau, dengan demikian
beliau juga sangat antusias mendidik para sahabatnya melalui metode dialog.
Persoalan Pendidikan yang terpenting dalam konsep dialog ini adalah
1) Syariat yang mendorong para pelajar untuk menyukai sistem dialog yang
melibatkan niat dan keinginan mereka sehingga mereka dengan mudah menyerap
pelajaran.
2) Percontohan dialog dilakukan di hadapan para peserta didik, sehingga mereka
dapat langsung menyerap pelajaran yang tersirat dari dialog tersebut.
Metode perumpamaan adalah metode yang banyak dipergunakan dalam al-Quran dan
hadis untuk mewujudkan akhlak mulia. Untuk memperjelas hal-hal yang masih samar bagi para
sahabat, Rasulullah saw. menggunakan analogi dan memberi analisis hukum serta
menyampaikan perumpamaan kepada mereka.Perumpamaan di dalam Al-Quran memiliki
maksud-maksud tertentu dan yang terpenting adalah : 1) menyerupakan suatu perkara, yang
hendak dijelaskan kebaikan dan keburukannya, dengan perkara lain yang sudah wajar diketahui
secara umum kebaikannya dan keburukannya, seperti menyerupakan kaum musyrikin yang
mengambil pelindung selain Allah dengan sarang laba-laba yang rapuh dan lemah. 2)
menceritakan suatu keadaan dari berbagai keadaan dan membandingkan keadaan itu dengan
keadaan yang lain, yang sama-sama memiliki akibat dari keadaan tersebut. Seperti dalam Q.S
Muhammad ayat 1-3 menggambarkan tentang penjelasan orang kafir yang dihapus amalnya dan
orang mukmin yang diampuni kesalahannya. persamaan antara keduanya dapat ditunjukkan pada
kesamaan mereka sebagai manusia yang telah diberi akal dan diberi petunjuk berupa rasul-rasul
Allah. Sikap mereka terhadap akal dan rasulnya yang memisahkan mereka sehingga menjadi
bahan perbandingan. perbedaan dapat dilihat dari bagaimana mereka menyikapi akal dan utusan
Allah sehingga keduanya menempuh jalan dan sarana yang berbeda. Allah menjadikan mereka
sebagai perbandingan antara kebaikan dan keburukan.
1. Memudahkan manusia memahami mengenai suatu konsep. untuk memahami makna spiritual
suatu perkara, manusia cenderung menyukai perumpamaan persoalan abstrak pada perkara-
perkara yang konkret.
2. Mempengaruhi emosi yang sejalan dengan konsep yang diumpamakan dan untuk
mengembangkan berbagai perasaan ketuhanan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ustadz
Muhammad Abduh dipilihnya kata adh adh-dharb untuk mengumpamakan suatu karena kata
tersebut mampu mempengaruhi dan mengobarkan emosi sehingga dapat bertindak sebagai
kekuatan yang menembus kalbu dan bermuara di dalam jiwa.
3. Membina akal untuk terbiasa berpikir secara valid dan logis.
4. Mampu menciptakan motivasi yang menggerakkan aspek emosi dan mental manusia untuk
berbuat kebaikan dan menjauhi kemungkaran.
Metode Al-Qudwah
Sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya,dan aku adalah paling
baik dalam memperlakukan keluargaku.(HR. ibnuHibban)
Pada dasarnya,islam merupakan agama yang bertumpu pada hubungan erat antara
manisia dengan Rabb pencipta alam semesta.Islam merupakan agama yang menuntut kita
melakukan perbuatan yang realistis dan amal sholeh yang diridhoi oleh Allah.Dengan demikian,
amal manusia menempati posisi utama dan menentkan keselamatan manusia dari siksa Allah di
hari perhitungan nanti.Pada dasarnnya,pendidikan dan pengajaran yang dilakukan melalui
praktik atau terjun langsung akan membiaskan kesan khusus dalam diri anak didik sehingga
kekokohan ilmu pengetahuan dalam jiwanya akan terjamin.Dari gambaran tersebut, dijelaskan
bahwa seorang pendidik harus mengarahkan anak didikknya pada kebulatan tekad untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajarinya.Pendidik ditutut untuk memantau praktik ilmu
pada setiap siswanya.
Fase E : kelas X MA
Materi pelajaran Ilmu Al-Quran pada siswa kelas X Ma adalah Peserta didik dapat
menganalisis hal ihwal ilmu Al-Qur'an yang meliputi; pengertian Al-Qur'an menurut pendapat
para ulama', sejarah turun dan kodifikasinya, bukti-bukti keautentikan, kemukjizatan, pokok-
pokok kandungan, dan struktur Al-Qur'an, untuk meyakini kebenaran Al-Qur'an dan
mengamalkan pesan Al-Qur'an dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.3
Materi pelajaran lmu Hadis pada siswa kelas X Ma adalah Peserta didik mampu
menganalisis hal ihwal tentang ilmu hadis yang meliputi; perbedaan hadis, sunah, khabar, dan
asar, sejarah kodifikasi dan perkembangan hadis, unsur-unsur hadis, kedudukan dan fungsi hadis
terhadap ayat Al-Qur'an, pembagian hadis, serta tokoh-tokoh ulama hadis untuk meyakini
kebenaran hadis-hadis tersebut bersumber dari Rasulullah saw., baik secara sanad dan matan
maupun kualitas kesahihannya serta menggunakan ilmu hadis agar selektif terhadap hadis yang
dijadikan dasar beramal, sebagai sarana menanamkan sikap kritis dalam menerima dan merespon
berita di masyarakat dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.4
Materi pelajaran Ilmu Al-Quran pada siswa kelas XII Ma adalah Peserta didik mampu
menganalisis dan menyajikan kandungan ayat-ayat Al- Qur'an tentang manusia sebagai khalifah
Allah, perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, menghindari perbuatan keji, toleransi,
kewajiban menuntut ilmu pengetahuan dan pengembangannya, tanggung jawab manusia,
3
Moh.Isom, “Capaian Pembelajaran PAI Dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka Pada Madrasah,” 2022.
4
Moh.Isom, 56.
berkompetisi dalam kebaikan, menyikapi kehidupan dunia yang sementara dan akhirat yang
kekal, makanan yang halal dan baik, kewajiban bersyukur, pola hidup sederhana, sabar
menghadapi cobaan, pelestarian lingkungan, kewajiban dakwah, amar makruf nahi munkar,
musyawarah dan demokrasi, serta bersikap jujur dan adil, dan mengamalkannya dalam konteks
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.5
Materi pelajaran lmu Hadis pada siswa kelas XII Ma adalah Peserta didik mampu
menganalisis dan menyajikan kandungan hadis tentang manusia sebagai khalifah Allah, perintah
berbuat baik kepada kedua orang tua, perbuatan keji, toleransi, kewajiban menuntut ilmu
pengetahuan dan pengembangannya, tanggung jawab manusia, berkompetisi dalam kebaikan,
menyikapi kehidupan dunia sementara dan akhirat yang yang kekal, makanan yang halal dan
baik, kewajiban bersyukur, pola hidup sederhana, sabar menghadapi cobaan, pelestarian
lingkungan, kewajiban dakwah, amar makruf nahi munkar, musyawarah dan demokrasi, serta
bersikap jujur dan adil, dan mengamalkannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.6
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Relevansi Metode Al Khiwar Al Qur’any Wa Annabawy untuk pembelajaran materi Al-Qur’an
Hadis Pada Madrasah Aliyah
Relevansi Metode Al-Qasas Al Qur’aniyah Wa Annabawiyah untuk pembelajaran materi Al-
Qur’an HadisPadaMadrasah Aliyah
Relevansi Metode Al Amtsal Al Qur’aniyah Wa Annabawiyah untuk pembelajaran materi Al-
Qur’an Hadis Pada Madrasah Aliyah
Relevansi Metode Al-Qudwah untuk pembelajaran materi Al-Qur’an Hadis Pada Madrasah
Aliyah
5
Moh.Isom, “Capaian Pembelajaran PAI Dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka Pada Madrasah.”
6
Moh.Isom.
Relevansi Metode Al Mumarotsah Wal Amal untuk pembelajaran materi Al-Qur’an Hadis Pada
Madrasah Aliyah
Relevansi Metode Al Ibrah Wa Al Mau’idzoh untuk pembelajaran materi Al-Qur’an Hadis Pada
Madrasah Aliyah
Relevansi Metode At Targhib Wa At Tarhib untuk pembelajaran materi Al-Qur’an Hadis Pada
Madrasah Aliyah
Dst
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA