Abstrak
Al-Quran, sebagaimana dikemukakan para ahli ilmu (pengetahuan) merupakan salah
satu dari sumber ilmu (pengetahuan) dan kebudayaan. Al-Qur’an menjadi sumber
primer pendidikan (Islam), dimana seluruh isi al-qur’an merupakan materi Pendidikan,
sehingga Al-Qur’an dapat dikatakan sebagai kurikulum Pendidikan Islam, (al- manhaj
al-tarbawi). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis kurikulum Al-
Qur’an pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist kelas VIII dengan dilihat dari berbagai
perspektif diantaranya perspektif filosofis-teologis, psikologis, sosiokultural,
Perkembangan IPTEK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode deskriptif dengan Teknik penelitian kualitatif. Adapun hasil dari
penelitian ini bahwa materi Qur’an Hadist secara umum sudah baik dalam rangka
memberikan pemahaman dan pengetahuan dasar Quran-Hadits yang berkaitan dengan
nilai-nilai dasar tauhid.
Kata Kunci: Kurikulum, Al-Qur’an,
PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam, dan juga merupakan
pedoman hidup bagi setiap manusia. Al-Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk
tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia
dengan sesamanya, bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya dengan
demikian, untuk dapat memahami ajaran Islam secara sempurna, maka langkah pertama
yang harus dilakukan adalah memahami Al-Qur’an.
Al-Qur’an bagi kaum Muslimin adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril a.s. selama kurang lebih dua
puluh tiga tahun. Kitab suci ini memiliki kekuatan luar biasa yang berada di luar
kemampuan seluruh Makhluk Allah SWT. “Sekiranya kami turunkan Al-Qur’an ini
kepada sebuah gunung, maka kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah karena
takut kepada Allah SWT” (QS.al-Hasyr {59}: 21). Kandungan pesan ilahi yang
disampaikan oleh Nabi SAW dalam bentuk Al-Qur’an ini telah menjadi landasan
kehidupan individual dan sosial kaum Muslimin dalam segala aspeknya, bahkan
masyarakat Muslim mengawali eksistensinya dan telah memperoleh kekuatan hidup
dengan merespons dakwah Al-Qur’an. Itulah sebabnya Al-Qur’an berada di jantung
kehidupan umat muslim. Al-qur’an juga telah memperkenalkan dirinya dengan
berbagai ciri dan sifatnya, diantaranya bahwa ia merupakan kitab yang dijamin
keautentikannya.
Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti
jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Al-Quran,
sebagaimana dikemukakan para ahli ilmu (pengetahuan) merupakan salah satu dari
sumber ilmu (pengetahuan) dan kebudayaan. Kedudukan Al-Qur’an ini mendorong
para penafsir untuk melakukan ijtihad kreatif eksplorasi dan elaborasi kandungan ayat-
ayat Al-qur’an yang dapat dijadikan pijakan bagi pengembangan teori dan praktik
Pendidikan (Islam). Al-Qur’an dalam konteks ini menjadi sumber primer Pendidikan
(Islam). Dan Al-Qur’an dikatakan sebagai kurikulum Pendidikan (Islam), al- manhaj
al-tarbawi.
METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan
menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Adapun teknik penelitian yang
digunakan adalah teknik kualitatif. Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan
adalah penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh
seorang penulis dengan cara mengumpulkan data-data yang bersumber dari sebuah
buku, jurnal, kitab, artikel, dan tulisan tertentu (Rusdi Pohan, 2007:85). Penelitian
kepustakaan ini digunakan untuk mengurangi sedikit masalah yang terjadi di lapangan
khususnya di dunia Pendidikan yang mencakup aspek konseptual-teoritis, baik tentang
tokoh Pendidikan, atau konsep tertentu seperti ujian, metode, dan sebuah lingkungan
Pendidikan (Sarjono, dkk,2008).
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata Curir artinya pelari. Kata
Curere artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan jarak yang ditempuh oleh seorang
pelari. Pada saat itu kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh siswa atau murid untuk mencapai ijazah. Rumusan kurikulum tersebut
mengandung makna bahwa isi kurikulum tidak lain adalah sejumlah mata pelajaran
(subjek matter) yang harus dikuasai siswa, agar siswa memperoleh ijazah. Itulah
sebabnya kurikulum sering dipandang sebagai rencana pelajaran untuk siswa.
Pada awalnya “kurikulum” mulai dikenal sebagai istilah dalam dunia
pendidikan sejak kurang-lebih satu abad yang lalu. Istilah kurikulum muncul untuk
pertama kalinya dalam kamus Webster tahun 1856. Pada tahun itu kata kurikulum
digunakan dalam bidang olah raga, yakni suatu alat yang membawa orang dari start
sampai ke finish. Barulah pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang
pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran di suatu perguruan. Dalam kamus
tersebut kurikulum diartikan dua macam, yaitu:
Ada beberapa pandangan terkait kurikulum yaitu bahwa kurikulum hanya berisi
rencana pelajaran di sekolah disebabkan oleh adanya pandangan tradisional yang
mengatakan bahwa kurikulum memang hanya rencana pelajaran. Pandangan tradisional
ini sebenarnya tidak terlalu salah; mereka membedakan kegiatan belajar kurikuler dari
kegiatan belajar ekstrakurikuler dan kokurikuler. Kegiatan kurikuler ialah
kegiatan belajar untuk mempelajari matamata pelajaran wajib, sedangkan kegiatan
belajar kokurikuler dan ekstrakurikuler disebut mereka sebagai kegiatan penyerta.
Praktek kimia, fisika, atau biologi, kunjungan ke musium untuk pelajaran sejarah,
misalnya, dipandang mereka sebagai kokurikuler (penyerta kegiatan belajar
bidang studi). Bila kegiatan itu tidak berfungsi sebagai penyerta, seperti pramuka
dan olah raga (di luar bidang studi olah raga), maka yang ini disebut mereka
kegiatan di luar kurikulum (kegiatan ekstrakurikuler).
a. Untuk jasmani yang sehat dan kuat disediakan mata pelajaran dan kegiatan olah
raga dan kesehatan.
1
Mohammad Ahyan Yusuf Sya’bani, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif
Pendidikan Nilai, Jurnal TAMADDUN-FAI UMG.Vol. XIX. No. 2/Juli 2018.
b. Untuk otak yang cerdas dan pandai disediakan mata pelajaran dan kegiatan yang
dapat mencerdaskan otak menambah pengetahuan seperti logika dan berbagai sains.
c. Untuk hati yang penuh iman disediakan mata pelajaran dan kegiatan agama.
Jadi, inti kurikulum adalah kehendak Allah. Dengan ini maka kesatuan
pengetahuan dan pengalaman akan berpusat kepada Alaah, pengaturan kehidupan akan
sesuai dengan kehendak Allah. Kerangka kurikulum Islam sebagaimana dilukiskan di
atas adalah kerangka kurikulum yang umum, dapat dan harus dijadikan acuan oleh
orang Islam dalam mendesain kurikulum pendidikan di sekolah, di masyarakat, dan di
dalam rumah tangga. Kerangka kurikulum tersebut ialah tujuan, isi kurikulum (materi),
metode, dan evaluasi.
Hal diatas dirumuskan dari definisi landasan itu sendiri yang mengandung arti
sebagai suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang
mendasari, Contohnya seperti landasan kepercayaan agama, dasar atau titik tolak untuk
munculnya ketaatan dalam bentuk lahir yakni ibadah. Dengan demikian landasan
pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan, suatu asumsi, atau
prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam melakukam kegiatan
mengembangkan kurikulum.2
Landasan dimaksud yaitu: (1) landasan filosofis; (2) psikologis; (3) Sosiologis;
(4) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1. Landasan Filosofis
Filsafat atau pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok
masyarakat tertentu atau bahkan yang dianut oleh perorangan akan sangat
mempengaruhi tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Sedangkan tujuan pendidikan
2
Redja Mudyahardjo, 2001:8
3
Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan, Jakarta,Rosdakarya, 3-8
sendiri pada dasarnya merupakan rumusan yang komprehensif mengenai apa yang
seharusnya dicapai.
2. Landasan Psikologis
4
Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta:Rineka cipta,m 2001, 133-135
bahwa walaupun pendidikan dan pembelajaran adalah upaya untuk mengubah perilaku
manusia, akan tetapi tidak semua perubahan perilaku manusia/peserta didik mutlak
sebagai akibat dari intervensi program pendidikan.
5
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Jakarta:Sinarbaru Algesindo, 1988,14-
16
3. Landasan Sosial-Budaya
6
A.Hamid Syarief, Pengembanga Kurikulum, Bandung:...
• Menginterpretasi kebutuhan individu dalam kerangka kepentingan masyarakat.7
1) Mengajar keterampilan,
2) Mentransmisikan budaya,
3) Mendorong adaptasi lingkungan,
4) Membentuk kedisiplinan,
5) Mendorong bekerja berkelompok,
6) Meningkatkan perilaku etik,
7) Memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.
7
Abdullah Idi , Pengembangan Kurikulum, teori & praktek , yoyakarta, arr ruzz media,2007,77
8
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, Teoritis dan praktis, Bandung;Rosdakarya, 1995, 18-23
dapat hidup berintegrasi , berinteraksi dan beradaptasi dengan anggota masyarakat
lainnya serta meningkatkan kualitas hidupnya sebagai mahluk berbudaya. Hal ini
membawa implikasi bahwa kurikulum sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan bermuatan kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai-nilai, sikap-sikap,
pengetahuan, dan kecakapan.9
9
Ibid,
isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan
sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat
membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang
dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan
masalah pendidikan.
B. Deskripsi Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Quran
Al-Qur’an secara bahasa berasal dari bahasa Arab kata (qara’a – yaqrau-
Qur’anan) yang merupakan isim masdhar yaitu artinya bacaan. Menurut sebagian
ulama berpendapat bahwa walaupun kata Al-Qur’an adalah masdhar (bacaan), namun
Al-Qur’an bermakna maf’ul (yang dibaca). Al-Qur’an merupakan wahyu Allah SWT
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat yang di dalamnya
terkandung bacaan dan isi yang menarik untuk dijadikan studi sehingga melahirkan
beragai macam pengetahuan diantaranya adalah ‘Ulumul Qur’an.
Menurut para ulama Ushul, ulama Fiqh, dan ulama Bahasa, AlQur’an adalah
kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang lafadzh-lafadzhnya
mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara
mutawatir, dan ditulis pada mushaf, mulai dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas.
1. Menurut Imam Jalaluddin al-Suyuthy seorang ahli Tafsir dan Ilmu Tafsir di
dalam bukunya “Itmam al-Dirayah” menyebutkan: “Al-Qur’an ialah firman
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.untuk melemahkan pihak-
pihak yang menantang nya, walaupun hanya dengan satusurat saja dari
padanya”.
2. Muhammad Ali al-Shabuni menyebutkan pula sebagai berikut: “Al-Qur’an
adalah Kalam Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw. penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan malaikat
Jibril a.s dan ditulis pada mushaf- mushaf yang kemudian disampaikan kepada
kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan suatu
ibadah, yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-
Nas.
3. As-Syekh Muhammad al-Khudhary Beik dalam bukunya “Ushul al-Fiqh” “Al-
Kitab itu ialah al-Qur’an, yaitu firman Allah Swt. yang berbahasa Arab, yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. untuk dipahami isinya, untuk diingat
selalu, yang disampaikan kepada kita dengan jalan mutawatir, dan telah
tertulis didalam suatu mushaf antara kedua kulitnya dimulai dengan surat al-
Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas”.10
2. Al-Quran sebagai Kitab Kurikulum
10
Muhammad Yasir & Ade Jamaruddin. Studi Al-Qur’an, (Pekan Baru : CV. Asa Riau, 2016) h. 1
menjelaskan tentang dialog Allah dengan malaikat dan dialog Allah dengan Adam (Q.S
al-Baqarah/ 2:30), yang menurut Sebagian penafsir menjelaskan kelebihan Adam
daripada malaikat, justru penafsir lain menjelaskan ayat tersebut sebagai motivasi untuk
berkreasi dan berinovasi, yang keduanya merupakan fitrah Pendidikan. Firman Allah
dalam QS. al-fatihah / 1:5, iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, Sebagian sarjana
menjelaskan ayat tersebut sebagai landasan ibadah dan muamalah. Sementara itu,
sarjana lain memahaminya sebagai kewajiban dan hak manusia atas kreativitas dan
inovasinya. hal ini menjadi prinsip Pendidikan islam.
Firman Allah dalam QS. al-Alaq /99:1 mempertegas Al-Qur’an sebagai sumber
Pendidikan itu. Frasa iqra; yang diterjemahkan dengan membaca reflektif
mendelegsikan para pembacanya untuk melaksanakan Pendidikan. Pendidikan dapat
dimulai dari penelitian, kajian, pengamatan dan observasi.11
Istilah Filsafat merupakan istilah asing yang berasal dari Bahasa Yunani. Jika
istilah filsafat diartikan dengan makna cinta pada kebijaksanaan, maka dalam Alquran
istilah tersebut dikenal dengan kata al-hikmah. Kata tersebut menjadi ciri khusus dari
filsafat Islam dan berakar sama dengan sifat Allah al-Hakim (Maha Bijaksana).
Alquran sebagai sumber utama dan pertama dalam ajaran Islam. Sebagai ajaran
utama dan pertama, Alquran banyak mengajak manusia untuk berpikir, untuk
menggunakan akal. Berpikir tentu merupakan wilayah Filsafat.
Alquran adalah wahyu yang diberikan kepada Nabi dan Rasul, sedangkan
hikmah diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya (lihat Q.S. al-Baqarah: 269).
Hikmah dapat diperoleh manusia biasa dengan akalnya. Sebagai contoh, hikmah yang
terdapat dalam Alquran, ia akan diperoleh seorang manusia biasa jika ia mau
menggunakan akalnya dengan cara membaca dan memahaminya. Alquran sendiri
adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammd sebagai pedoman hidup. Ia
hanya memberikan garis besarnya saja; artinya, pedoman yang diberikannya tidak
11
Karman. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018) h. 7.
serinci yang dikehendaki manusia. Di sini, seseorang harus menggunakan akalnya
untuk memahami isinya. Salah satu contohnya adalah tentang bagaimana memahami
ayatayat muhkamat dan ayat-ayat mutashabihat (Q.S. Ali ‘Imran: 7).12
12
Ahmad Asmuni, Alquran dan Filsafat, Jurnal Diya al-afkar Vol.5, No. 1, Juni 2017.
Keputusan Dirjen Pendidikan Nasional No 481 Tahun 2015 Tentang Penunjuk
Madrasah Lanjut Kurikulum 2013; Keputusan Dirjen Pendidikan Nasional No 5114
Tahun 2015 tentang penetapan Madrasah Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran
2015/2016.
2. Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis MTs ini merupakan kelanjutan dan
kesinambungan dengan mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis pada jenjang MI dan MA,
terutama pada penekanan kemampuan membaca al-Qur'an-hadis, pemahaman surat-
surat pendek, dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Adapun tujuan mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis adalah:
a. Meningkatkan kecintaan siswa terhadap al-Qur'an dan hadis.
b. Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur'an dan hadis
sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan.
c. Meningkatkan kekhusyukan siswa dalam beribadah terlebih salat, dengan
menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat
pendek yang mereka baca (Agama, 2008).
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
Bahan pelajaran alquran hadits pada tingkat MTs merupakan pendalaman dan
perluasan dari bahan kajian yang terdapat pada jenjang pendidikan MI untuk diterapkan
di kehidupan sehari-hari, sebagai bekal ketika mengikuti pendidikan tingkat selanjutnya
(Fatoni, 2004). Adapun ruang lingkup mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah
Tsanawiyah adalah sebagai berikut,
Pertama, Membaca dan menulis ayat-ayat yang terdapat pada al-qur’an hadits
serta penerapan ilmu tajwid.Kedua, menerjemahkan ayat-ayat al-qur’an ataupun hadits
dengan metode penerjemahan per kata dan melakukan interpretasi ataupun penafsiran
ayat yang terdapat pada al-qur’an maupun hadits untuk memperkaya khazanah
intelektual. Ketiga, mengimplementasikan isi kandungan ayat-ayat dalam al-qur’an
maupun hadits yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari
(Agama, 2008).
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
Tabel berikut menerangkan tentang Kompetensi Inti (K.I) dan Kompetensi
Dasar (K.D) yang termuat dalam Mata Pelajaran Quran dan Hadits yang diajarkan di
Madrasah Tsanawiyah 9 Majalengka
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
KI 1 Sikap Spiritual
1. Menghargai dan menghayati Semester Ganjil
ajaran agama yang dianutnya 1.1.Mengamalkan membaca Al-
Qur‘an sesuai kaidah Ilmu
Tajwid.
1.2.Menghayati bahwa infak dapat
untuk menyucikan jiwa dan
menambah keberkahan
1.3.Menghayati keutamaan berinfak
sebagai manifestasi keimanan
seseorang
Semester Genap
1.4.Menghayati keutamaan membaca
al-Qur‘an sesuai kaidah Ilmu
Tajwid
1.5.Menerima kebenaran tentang
kehidupan akhirat lebih utama dari
pada kehidupan dunia
1.6.Menerima bahwa aktivitas
kehidupan dunia sebagai perantara
mencari bekal untuk kehidupan
akhirat
KI 2 Sikap Sosial
2. Menunjukkan perilaku jujur, Semester Ganjil
disiplin, tanggung jawab, peduli 2.1 Menjalankan sikap teliti dalam
(toleran, gotong royong),santun, bertindak dan berperilaku
percaya diri dalam berinteraksi 2.2 Menjalankan sikap peduli kepada
secara efektif dengan lingkungan sesama
sosial dan alam dalam jangkauan 2.3 Menjalankan sikap peduli kepada
pergaulan dan keberadaannya sesama
Semester Genap
2.4 Menjalankan sikap cermat dan
teliti dalam menjalankan
kewajiban
2.5 Menjalankan sikap tanggung
jawab dalam kehidupan sehari-hari
sebagai modal dasar pembentukan
sikap anti korupsi
2.6 Menjalankan sikap sungguh-
sungguh dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari diniatkan
juga ibadah untuk kebahagiaan
akhirat
KI 3 Pengetahuan
3. Memahami dan menerapkan Semester Ganjil
pengetahuan (faktual, konseptual, 3.1 Memahami ketentuan hukum
dan prosedural) berdasarkan rasa bacaan mad 'iwaḍ, mad layyin dan
ingin tahunya tentang ilmu mad 'ariḍ lissukun
pengetahuan, teknologi, seni, 3.2 Menganalisis isi kandungan QS.
budaya terkait fenomena dan Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-
kejadian tampak mata Baqarah (2): 254 dan 261 tentang
infaq di jalan Allah Swt.
3.3 Menganalisis isi kandungan hadis
riwayat Bukhari Muslim dari Abu
Hurairah
َما مِ ْن:َّللا ﷺ سول ه ُ قا َل َر:َعن أبي هُريرة قَال
فَيَقُو ُل،َّلن ِ َان يَ ْن ِز ِ يَ ْو ٍم يُصبِ ُح العِبادُ فِي ِه إِ هَّل َملَك
: َو َيقُو ُل اآلخ َُر، الله ُه هم أَعْطِ ُم ْن ِفقًا َخلَفًا:أ َ َحدُهُ َما
الله ُه هم أَعْطِ ُم ْم ِس ًكا تَلَفًاdan hadis riwayat
Bukhari dari Hakim bin Hizam
ِ ع ِن النهبِي َ ُع ْنه َ ُي هللا َ ض ِ ع ْن َح ِكي ِْم ب ِْن حِ زَ ٍام َر َ
َ ا َ ْل َيدُ ْالعُ ْل َيا َخي ٌْر مِ ن: سله َم قَا َل و ه
ِ
َ َ َ ي
ْ َ ل ع ُ هللا ى ه ل ص
َ
صدَقَ ِة َو َخي ُْر ال ه،ُ َوا ْبدَأْ بِ َم ْن تَعُ ْول،س ْفلَى ُّ ْاليَ ِد ال
َو َم ْن،ُِف يُ ِعفههُ هللا ْ َو َم ْن يَ ْست َ ْعف،ظ ْه ِر ِغنًى َ ع ْن َ
ْ ْ
ُيَ ْستَغ ِن يُغنِ ِه هللا
tentang infak di jalan Allah SWT.
Semester Genap
3.4 Memahami ketentuan hukum
bacaan mad ṣilah, mad badal, mad
tamkin, dan mad farqi dalam al-
Qur‘an surah pendek pilihan
3.5 Menganalisis isi kandungan Q.S.
Al A‘la (87): 14-19, Q.S. al-
Qashash (28): 77 dan Q.S. Ali
Imran (3): 148 tentang adanya
hubungan kehidupan dunia dan
akhirat
3.6 Memahami isi kandungan hadis
Riwayat Muslim dari Abu. Hurairah
ع َ ْن أ َب ِ ي ه ُ َر ي ْ َر ة َ ق َ ا لَ ك َ ا َن َر س ُ و ل ُ ه
ِ َّللا
ح ْ َ َّللا ُ ع َ ل َ ي ْ هِ َو س َ ل ه م َ ي َ ق ُ و ل ُ ال ل ه ه ُ م ه أ
ْ ِص ل صَ ل ه ى ه
ح
ْ ِص ل َ
ْ ص َم ة أ ْم ِر ي َو أَ ُ ْ ع ِ ل ِي ِد ي ن ِي ا ل ه ِذ ي ه ُ َو
ح ل ِي ْ ِص ل ْ َ ش ي َو أ ِ َ َ اي ا ل ه ت ِي ف ِي هَ ا
ا ع م َ َ ل ِي د ُ ن ْ ي
َح يَاة ْ
َ آخِ َر ت ِي ا ل ه ت ِي ف ِي هَ ا َم ع َ ا ِد ي َو ا ْج ع َ لْ ا ل
َ خ ي ٍْر َو ا ْج ع َ لْ ا ل ْ َم ْو
ت َ ِ ِز ي َ ا د َ ة ً ل ِي ف ِ ي ك ُل
ح ة ً ل ِي ِم ْن ك ُل ِ ش ٍَر َ َر ا
dan hadis Riwayat Muslim dari
Mustaurid bin Syaddad
: ع ْنهُ َقا َل َ ُشدها ٍد َر ِض َي هللا َ بنِ ست َ ْور ِد ْ َوع َْن ال ُم
َما ال ُّد ْنيَا: سله َم َ علَ ْي ِه َوَ َُقا َل َر س ُ و ل ُ هللاِ صَلى هللا
صبُ َعهُ فِي ا ْل َي ِم ُ م ك
ُ دح َ
ْ ْ ُ َ في اآلخِ َر ِة ِإاله مِ ثْ ُل َما َي ْج َع ُل
أ أ
ُ َف ْليَ ْن.
ظ ْر بِ َم يَ ْر ِج ُع؟
KI 4 Keterampilan
Semester Ganjil
4.1 Mempraktikkan hukum bacaan
mad 'iwaḍ, mad layyin dan mad
'ariḍ lissukun dalam al-Qur‘an
surah pendek pilihan
4.2.1 Mendemonstrasikan hafalan QS.
Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-
Baqarah (2): 254 dan 261
4.2.2 Menyimpulkan keterkaitan
kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-
18 dan QS. Al-Baqarah (2): 254
dan 261 dengan fenomena sosial
tentang infak dan sedekah dan
menyajikannya dalam bentuk
lisan atau tulisan
4.3 Menyajikan hasil analisis
tentangkeutamaan orang yang
berinfak sesuai pemahaman hadis
riwayat Bukhari Muslim dari Abu
Hurairah dan hadis Riwayat
Bukhari dari Hakim bin Hizam
4. Mengolah, menyaji, dan menalar
dalam ranah konkret
Semester Genap
(menggunakan, mengurai,
4.4 Mempraktikkan hukum bacaan
merangkai, memodifikasi, dan
mad ṣilah, mad badal, mad tamkin,
membuat) dan ranah abstrak
dan mad farqi dalam al-Qur‘an
(menulis, membaca, menghitung,
surah pendek pilihan
menggambar, dan mengarang)
4.5.1 Mendemonstrasikan hafalan Q.S.
sesuai dengan yang dipelajari di
Al-A‘la (87): 14-19, Q.S. Al-
sekolah dan sumber lain yang sama
Qaṣaṣ (28): 77 dan Q.S. Ali
dalam sudut pandang/teori
Imran (3): 148
4.5.2 Menyimpulkan keterkaitan
kandungan Q.S. Al-A‘la (87):
14-19, Q.S. Al-Qaṣaṣ (28): 77
dan Q.S. Ali Imran (3): 148
dengan kesalahan gaya hidup
materialistik,hedonis dan
konsumtif pada zamanakhir
4.6.1 Mendemontrasikan hafalan hadis
riwayat Muslim dari Abu
Hurairah dan hadis riwayat
Muslim dari Mustaurid tentang
adanya hubungan kehidupan
dunia dan akhirat
4.6.2 Mengomunikasikan kandungan
hadis riwayat Muslim dari Abu
Hurairah dan hadis riwayat
Muslim dari Mustaurid tentang
hubungan kehidupan dunia dan
akhirat
5. Analisis kurikulum Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas VIII di MTs 9
Majalengka
a. Analisis Urutan Materi
Secara umum urutan materi yang disajikan dalam buku pembelajaran Al-Quran
dan Al-Hadits kelas VIII Madrasah Tsanawiyah sudah cukup baik. Kronologi materi
tersusun dimulai dari yang umum ke yang khusus. Adapun rinciannya sebagai berikut
ini :
1) Materi pertama, membaca Al-Qur’an dengan tepat berdasarkan kaidah tajwid,
penjelasannya mencakup hukum bacaan mad iwaḍ, mad Layyin, dan mad 'ariḍ
lissukun.
2) Materi kedua, berkaitan dengan materi Infak dan Sedekah dengan Ikhlas,
penjelasannya mencakup isi kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-
Baqarah (2): 254 dan 261.
3) Materi ketiga, mengkuatkan iman melalui beramal saleh, penjelasannya
mencakup hadis riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah dan Hadis Riwayat
Bukhari dari Hakim Bin Hizam.
4) Materi keempat, membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar berdasar kaidah
Tajwid, penjelasannya mencakup, Hukum bacaan mad ṣilah, mad badal, mad
tamkin, dan mad farqi.
5) Materi kelima, meraih kehidupan akhirat dengan menjauhi gaya hidup
Materialistik, Hedonis, dan Konsumtif, penjelasannya mencakup Isi Kandungan
QS. Al-A‘la (87): 14-19, QS. Al-Qaṣaṣ (28): 77 dan QS. Ali Imran (3): 148.
6) Materi keenam, menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat dengan usaha
dan Ibadah, penjelasannya mencakup Hadis Riwayat Muslim dari Abu Hurairah
dan Hadis Riwayat Muslim dari Mustaurid.
b. Analisis Relevansi Materi Dengan Kompetensi Inti
Secara umum materi yang dirumuskan dalam kompetensi dasar sudah sesuai
dengan (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual, (KI-2) untuk Kompetensi Inti
sikap sosial, (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan (pemahaman konsep). Namun
menurut peneliti (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan belum tertuang dalam
kompetensi dasar, yaitu siswa diharapkan mampu membaca dengan baik dan
menghafal ayat-ayat pendek dan hadits terkait dengan materi yang disajikan yaitu
Hukum Bacaan Mad ‘Iwaḍ, Mad Layyin, dan Mad 'Ariḍ Lissukun, QS. Al-Fajr (89):
15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261, Hadis Riwayat Bukhari Muslim dari Abu
Hurairah dan Hadis Riwayat Bukhari dari Hakim Bin Hizam, Hukum bacaan mad ṣilah,
mad badal, mad tamkin, dan mad farqi, QS. Al-A‘la (87): 14-19, QS. Al-Qaṣaṣ (28):
77 dan QS. Ali Imran (3): 148, Hadis Riwayat Muslim dari Abu Hurairah dan Hadis
Riwayat Muslim dari Mustaurid.
c. Analisis Relevansi Materi dengan Kebutuhan Siswa
Materi yang disajikan dalam buku pembelajaran Al-Quran dan Al-Hadits untuk
siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah sudah sesuai dengan kebutuhan siswa di zaman
globalisasi saat ini. Sudah selayaknya remaja muslim diarahkan untuk memahami dan
membaca Al-Quran dengan ilmu tajwid, nilai-nilai islam melalui ayat-ayat Al-Quran
dan Hadits-Hadist Rasulullah SAW, memahami Al-Quran dengan membaca, bersikap
sosial terhadap sesama melalui infak, sedekah, mengajarkan keiklasan, mempertebal
keimanan, menjauhi gaya hidup materialistic, hedonis, konsumtif, adanya
keseimbangan antara dunia dan akhirat untuk menjadi dasar dalam mengarungi
kehidupan yang fana ini. serta aplikasinya dalam kehidupan bermasyarakat, juga
diarahkan agar mencintai Al-Quran dan Al-Hadits.
Namun demikian peniliti melihat bahwa alokasi waktu yang dikhusukan untuk
pembelajaran Al-Quran dan Al-Hadits pada kelas VIII Madrasah Tsanawiyah yang
hanya berdurasi 2 jam dalam seminggu [K1- 4], tidak cukup memenuhi kebutuhan
siswa untuk menguasai dan memahami materi-materi yang disampaikan dengan baik.
Menurut penulis siswa masih perlu mendapat tambahan jam pelajaran untuk mata
pelajaran Al-Quran dan Al-Hadits, terutama dalam memenuhi (KI-4) untuk kompetensi
inti keterampilan.
d. Analisis Ketepatan Materi Pokok dengan Materi Pendukung
Menurut peneliti materi pokok yang ada dalam buku pembelajaran Al-Quran
dan Al-Hadits untuk siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah sudah cukup baik. Seperti
pada pelajaran ketiga yang membahas ayat Al-Qur’an tentang Tauhid, di dukung
penjelasannya hadis yang riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah dan hadis riwayat
Bukhari dari Hakim Bin Hizam, membahas tentang penguatan tauhid dengan amal
shaleh dan di perkuat dengan Al-Quran dan sesuai dengan fenomena kehidupan
manusia.
e. Analisis terhadap Evaluasi Belajar
Instrumen evaluasi belajar yang disajikan dalam buku ini hanya soal dalam
bentuk pilihan berganda, kerja kelompok dan essay. Instrumen tersebut sudah cukup
bagus. Soal-soal tersebut kebanyakan ditujukan untuk mengingat kembali atau
mengenal kembali tentang nama, istilah, ide dan sebagainya tanpa mengaharap
kemampuan untuk menggunakannya. Namun begitu, ada beberapa soal yang ditujukan
mengukur kemampuan siswa sampai level sintesis.
SIMPULAN
1. Materi Quran-Hadits untuk kelas VIII Madrasah Tsanawiyah secara umum sudah
baik dalam rangka memberikan pemahaman dan pengetahuan dasar Quran-Hadits
yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar tauhid.
2. Khusus untuk Kompetensi Inti (KI-4) belum terpenuhi dalam rumusan pencapaian
kompetensi dasar mata pelajaran Quran-Hadits.
3. Alokasi waktu pembelajaran materi Quran-Hadits yang hanya 2 jam dalam
seminggu, belum cukup memenuhi kebutuhan siswa untuk menguasai dan
memahami dengan baik seluruh materi yang tercakup dalam mata pelajaran Quran-
Hadits
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Yasir & Ade Jamaruddin. 2016. Studi Al-Qur’an, Pekan Baru. CV. Asa
Riau.
Karman. 2018. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
A.Hamid Syarief, Pengembanga Kurikulum, Bandung:...
Abdullah Idi, 2007. Pengembangan Kurikulum, teori & praktek , yoyakarta, arr ruzz
media,
Ngalim Purwanto, 1995. Ilmu Pendidikan, Teoritis dan praktis, Bandung;Rosdakarya,
Mohammad Ahyan Yusuf Sya’bani, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam dalam Perspektif Pendidikan Nilai, Jurnal TAMADDUN-FAI
UMG.Vol. XIX. No. 2/Juli 2018.