Anda di halaman 1dari 9

Journal of Education Science Vol. 4 No.

2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

PEMBELAJARAN IPA BERBASIS AL-QURAN DENGAN PENDEKATAN


ACTIVE LEARNING

Herawati 1
1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ubudiyah Indonesia. Jalan Alue Naga Desa
Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh 23114, Indonesia.
herawati@uui.ac.id

Abstrak

Al-Qur’an merupakan pedoman bagi umat manusia dalam setiap aspek kehidupannya, termasuk
pendidikan.Implementasi pendidikan Islam di sekolah disampaikan melalui sejumlah mata pelajaran
yang seharusnya pula menanamkan konsep-konsep pembelajaran dengan rujukan utamanya adalah al-
Qur’an.Banyak ayat al-Qur’an yang mengisyaratkan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi di alam
terutama IPA. Masalahnya paradigma umum yang berkembang sampai saat ini adalah “IPA
merupakan ilmu pengetahuan produk bangsa Barat non-muslim”, sehingga semakin memperluas
praktik dikotomi pendidikan yang mulai terindikasi sejak pertengahan abad ke-13 M. Dalam kasus ini,
pembelajaran berbasis al-Qur’an dijadikan sebagai salah satu upaya reformasi pendidikan Islam yang
hendaknya dapat diterapkan oleh setiap guru bidang studi dalam setiap KBM, demikian pula IPA.
Agar aplikasi pembelajaran berbasis al-Qur’an menjadi lebih menarik dan bermakna secara permanen,
maka setiap proses pembelajaran sepatutnya disajikan dengan pendekatan active learning. Teknis
penerapan pembelajaran IPA berbasis al-Qur’an dengan pendekatan active learning yang efektif,
meliputi: tahap perencanaan/persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Berdasarkan
permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut terkait Pembelajaran IPA Berbasis
Al-Qur’an dengan Pendekatan Active Learning ini guna memperoleh beberapa tujuan, yaitu: untuk
mengetahui: (1) teknis persiapan/perencanaan pembelajaran, (2) teknis pelaksanaan, (3) dan teknis
evaluasi pembelajaran IPA berbasis al-Qur’an dengan pendekatan active learning. Metode penelitian
bersifat kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara
dan penyebaran angket di lapangan.Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam tahap
perencanaan dilakukan beberapa bentuk persiapan, di antaranya; (1) pelatihan kurikulum pembelajaran
berbasis al-Qur’an (Fahmul Qur’an), (2) perancangan perangkat pembelajaran, dan (3) validasi
perangkat. Untuk tahap pelaksanaan pembelajaran dilakukan 5 fase, yaitu: fase 1; menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa, fase 2; menyajikan informasi dan menjelaskan ayat-ayat penunjang
materi, fase 3; mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar, fase 4; membimbing kelompok belajar
siswa, dan fase 5; evaluasi dan memberikan penghargaan. Sedangkan teknis evaluasi pembelajaran
mengacu pada konsep penilaian autentik.
Kata Kunci: Pembelajaran IPA, Berbasis Al-Quran, Pendekatan Active Learning

NATURAL SCIENCE LEARNING BASED ON AL-QUR'AN WITH THE ACTIVE


LEARNING APPROACH
Abstract
Al-Quran is a guide for mankind in every aspect of life, including education. Implementation of
Islamic education in schools is delivered through a number of subjects that should also instill the
concepts of learning with its main reference is the Qur'an. Many verses in the Qur'an that hinted
about science and technology in nature primarily Natural Sciences. The problem is a common
paradigm that developed to date is “Natural Sciences is a product of science non-Muslim
Westerners”, thus further expanding the practice of education ranging dichotomy indicated since the
mid 13th century AD. In this case, the Quran-based learning serve as one of the Islamic education
reform efforts that should be applied by any teacher in any field of study Teaching and Learning
Group, as well as Natural Sciences. For an application to the Koran-based learning becomes more
interesting and meaningful permanently, so any learning process duly served with the active learning

8
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

approach. Technical implementation based science learning Quran with an effective active learning
approach, include: the planning/preparation, implementation, and evaluation stages. Based on these
problems, the authors are interested to further explore relevant science teaching based on the Qur'an
with Active Learning approach is to obtain several objectives, namely: to know: (1) Technical
preparation/planning for learning, (2) technical implementation, (3) and technical evaluation based
science learning Quran with active learning approach. The study method is qualitative, ie by
describing the data obtained through observation, interviews and questionnaires in the field. The
study results show that, in the planning stage to do some form of preparation, including; (1) training
curriculum based learning the Quran (Fahmul Qur’an), (2) learning software design, and (3)
validation device. For the phase of learning is done five phases,: Phase 1; outlines the objectives and
motivate students, Phase 2; provide information and explain the verses supporting material, Phase 3;
organize the students in the study group, Phase 4; guiding the study group, and Phase 5; evaluation
and reward. While learning the technical evaluation refers to the concept of authentic assessment.
Keywords: Natural Sciences, Based on the Quran, Active Learning Approach

kerapkali manusia melupakan sisi al-Qur’an


PENDAHULUAN
tersebut, dan berasumsi bahwa al-Qur’an hanya
Provinsi Aceh telah menerapkan syari’at berguna sebagai kitab suci dan memiliki nilai
Islam sejak tahun 2001 dengan berlandaskan ibadah semata. Suatu pandangan yang keliru,
UU No. 44 Tahun 1999 dan UU No. 18 Tahun namun dalam beberapa kurun terakhir ini para
2001. Penerapan syari’at Islam tersebut ilmuwan dan cendekia muslim mulai bangkit
sejatinya diikuti oleh seluruh aspek kehidupan untuk mengulang kejayaan umat Islam melalui
masyarakat, tidak terkecuali pendidikan dan pendidikan dan ilmu pengetahuan seperti halnya
proses pembelajaran di sekolah. Al-Quran pada abad ke 8-12M (Purwanto, 2008 : 13).
merupakan pedoman umat Islam sepatutnya Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti
menjadi acuan dan basis dalam pelaksanaan berupaya memperkenalkan sistem pendidikan
proses pembelajaran itu sendiri, sebagai upaya integratif berbasis al-Qur’an sebagai salah satu
mensyari’ahkan pendidikan terutama IPA yang upaya reformasi pendidikan Islam yang
selama ini kerap dipandang sebagai ilmu seyogyanya diterapkan oleh guru dalam setiap
pengetahuan yang berawal dari kiprah dan jasa- proses pembelajaran agar dapat memutus mata
jasa ilmiah para ilmuwan Barat non Muslim. rantai pendidikan sekularistik dalam segala
Nasution (1975: 13) menegaskan bahwa pada bidang ilmu pengetahuan, salah satunyaIPA,
abad ke- 8-12M, dunia Islam mengalami sehingga generasi muslim mendatangmampu
supremasi kejayaan dan kemegahan peradaban, mengembangkan berbagai bidang ilmu
yang ditandai dengan maraknya kajian tentang pengetahuan sesuai tuntunan al-Qur’an dan al-
ilmu pengetahuan dan filsafat, sehingga Islam Hadith.Namun proses pembelajarannya tetap
saat itu menjadi mercusuar dunia, baik di mempertimbangkan pendekatan-
belahan Timur maupun Barat. Masa tersebut pendekatanactive learningagar menghadirkan
mampu memproduksi para saintis dan filosof suasanabelajar yang menyenangkan; aktif,
muslim kelas dunia di berbagai bidang ilmu kreatif, bebas mengekspresikan ide-ide dan
pengetahuan, baik bidang fiqh, filsafat, bahkan mandiri dalam menyelesaikan masalah melalui
di bidang sains, seperti: Ibnu Hayyam, al- eksplorasi, eksperimen, dan berkreasi dalam
Khawarizmi, al-Razi, al-Mas’udi, dan sejumlah kegiatan belajar secara mandiri serta memiliki
ilmuwan saintis lainnya. Dengan demikian jelas disiplin belajar yang tinggi. (PTC Learning
bahwa IPA (sains) bukanlah ilmu pengetahuan School, 2010: 6). Sehubungan dengan hal ini
yang diproduksi oleh Barat non-Muslim Jumsai W. Creswell dan V.L.P Clark (2007: 41)
sebagaimana kekeliruan pemahaman sebagian mengemukakan bahwa proses pembelajaran
besar manusia saat ini.Allah swt bahkan terintegrasi antara konsep dan aplikasi nilai
membimbing manusia untuk senantiasa menjadi dapat meningkatkan kebermaknaan bagi
saintis sejati di alam dan untuk itu manusia juga kehidupan seseorang. Selanjutnya,
dibimbing melalui isyarat yang terkandung Dwikomentari (2005: 76) dan Abdussalam
dalam setiap ayat terkait, untuk dapat melakukan (2011: 23) juga menyatakan bahwa, nilai
berbagai metode ilmiah yang memberi spiritual atau nilai ajaran merupakan salah satu
kemaslahatan bagi umat manusia.Namun kompetensi seorang tenaga pendidik.Dengan
9
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

demikian, kompetensi ini perlu dimiliki oleh 2. Wawancara dan angket. Wawancara, yakni
tenaga pendidik maupun peserta didik agar mengajukan sejumlah pertanyaan kepada
mereka lebih memahami keutamaan dan guru kelas dan kepala SD FHIBS Aceh,
manfaat IPA bagi kehidupan. terkait pembelajaran IPA berbasis al-Qur’an
Hasil observasi dan wawancara awal meliputi 3 aspek, yaitu: tahap
menunjukkan bahwa Fajar Hidayah Integrated persiapan/perencanaan, pelaksanaan dan
Boarding School (FHIBS) Aceh merupakan evaluasi dalam KBM.
salah satu lembaga pendidikan yang telah 3. Angket, yakni menyebarkan kuesioner yang
melakukan upaya reformasi pendidikan dengan memuat sejumlah pernyataan kepada siswa;
memprakarsai penerapan kurikulum integrasi al- sebagai data pendukung untuk mengetahui
Qur’an serta salah satu sekolah pelopor inovatif efektivitas dan respon siswa terhadap
pendidikan dalam pengembangan sains Islam pembelajaran IPA berbasis al-Qur’an yang
dan metode belajar active learning. Selain itu, diterapkan di kelas.
sekolah ini telah melatih sejumlah guru untuk Sedangkan analisis data dilakukan sesuai
kurikulum yang sama di kalangan guru Aceh, pernyataan Sugiyono (2008: 247-252), yakni
Jakarta, Sri Langka, Singapore, dan beberapa dengan caradatareduction (reduksi data), data
daerah lain di Indonesia.Oleh karena itu, peneliti display (penyajian data) dan conclusion drawing
tertarik untuk mengetahui lebih lanjut seputar (verification). Selanjutnya dipaparkan dengan
penerapan integrasi al-Qur’an di FHIBS Aceh, metodedeskriptif analisis kualitatif; yaitu
terutama pada bidang IPA menggunakan mendeskripsikan data-data yang diperoleh di
pendekatan active learning.Penelitian ini lapangan berupa hasil wawancara,
bertujuan untuk mengetahui: teknis pengamatan/observasi tindakan kelas serta
perencanaan/persiapan, pelaksanaan dan respon siswa sehingga menjadi sebuah narasi
evaluasi pembelajaran IPA berbasis al-Qur’an di yang menggambarkan pembelajaran IPA
SD FHIBS Aceh. Dengan harapan bermanfaat berbasis al-Quran dengan pendekatan active
sebagai salah satu referensi khazanah keilmuan learningdan mengacu pada tujuan penelitian.
terkait pembelajaran IPA berbasis al-Quran
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan menggunakan pendekatan active
learning, di samping membantu guru, dinas Teknis penerapan pembelajaran IPA
pendidikan dan pengambil kebijakan terkait berbasis al-Qur’an dengan pendekatan active
sebagai pola/metode dalam mengembangkan learning meliputi beberapa tahapan
efektivitas pembelajaran IPA dan mata pelajaran sebagaimana penerapan pembelajaran pada
lainnya. umumnya, terdiri dari: tahap
perencanaan/persiapan, tahap pelaksanaan dan
tahap evaluasi/penilaian proses pembelajaran
METODE
(Trianto, 2011: 201).
Penelitian dilaksanakan di SD Fajar
Hidayah IBS Aceh yang berlokasi di Desa Cot 1. Teknis perencanaan/persiapan
Monraya Kecamatan Blang Bintang Kabupaten a. Guru harus menyelaraskan tujuan penerapan
Aceh Besar.Sampel penelitian yang diambil kurikulum berbasis al-Qur’an dalam setiap
adalah seluruh guru kelas SDFHIBS Aceh yang proses persiapan perangkat dan
berjumlah 6 orang, kepala sekolah dan seluruh pelaksanaanpembelajaranserta kewajiban
siswa SD FHIBS Aceh sebanyak 30 memadukannya dengan pendekatan active
orang.Sedangkanteknik pengumpulan data yang learning. Tujuan aplikasi tersebut
dilakukan dalam penelitian ini adalah: diantaranya: agar siswa lebih mendalami
1. Observasi/pengamatan langsung di kelas seluk beluk pengetahuan al-Qur’an, dan lebih
yang dilakukan oleh dua orang pengamat; bersemangat dalam belajar serta
untuk mengetahui keselarasan hasil menanamkan pengetahuan bagi siswa bahwa
wawancara dengan realita pelaksanaan setiap bidang ilmu yang dipelajari bersumber
pembelajaran IPA berbasis al-Qur’an dengan dari al-Qur’an.
pendekatan active learning di kelas b. Guru memahami urgensi penerapan
menggunakan lembar observasi/pengamatan kurikulum berbasis al-Quran yangdikenal
yang telah disediakan. Fahmul Quran (FQ), antara lain: 1)
menanamkan konsep keilmuan Islam sejak

10
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

dini, 2) al-Quran sebagai pedoman kurikulum tahap perencanaan, para guru harus
dan konsep utama pembelajaran IPA salah mempersiapkan berbagai kelengkapan
satunya QS. An-Nur ayat 43, 3) membentuk perangkat pembelajaran, berupa:kurikulum
para intelektual muslim berwawasan Qur’ani integrasi al-Qur’an dan silabus, Rencana
dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
serta4) menumbuh kembangkan kebanggaan Kegiatan Siswa (LKS), instrumen penilaian
siswa terhadap al-Qur’an, sehingga proses dan hasil belajar, media pembelajaran,
senantiasa mencintainya dan menambah buku siswa, dan perangkat-perangkat lain
keyakinannya dalam mentauhidkan Allah yang dibutuhkan untuk menunjang
swt. kelancaran KBM, seperti: games, lagu, dsb.
c. Guru diberikan pelatihan khusus untuk e. Guru melakukan validasi perangkat
menjaga kualitas pembelajaran dan upaya pembelajaran (RPP, media pembelajaran dan
peningkatan keterampilan guru dalam alat evaluasi) untuk pengecekan kelayakan
penerapan kurikulum berbasis al-Qur’an perangkat. Tahapan-tahapan validitas yang
dengan Program Pelatihan Guru (PPG) harus dipenuhi oleh guru secara berturut:
selama 120 jam untuk program basic Tahap 1; diserahkan kepada guru senior
training, yang secara berkesinambungan dalam bidang IPA ( guru pendamping guru),
pelatihan tersebut dilaksanakan oleh Tim Tahap 2; diserahkan kepada koordinator
PTC Learning School dan Tim Fahmul pengembang mutu pendidikan (tim guru-guru
Qur’an, bahkan setelah dinyatakan senior dari setiap bidang studi, tim Fahmul
memenuhi standar pelatihan basic, setiap Qur’an dan tim ahli divisi keislaman
guru berhak mengikuti pelatihan lanjutan sekolah), Tahap 3; diserahkan kepada wakil
sehingga mencapai tahap pelatihan persiapan kepala sekolah bidang kurikulum, dan Tahap
trainer. 4; penentuan kelayakan perangkat buatan
guru. Bila perangkat dinyatakan valid, maka
Tabel 1. Program Basic Training Kurikulum dapat langsung dilakukan penandatanganan
Fahmul Quran RPP oleh kepala sekolah dengan memenuhi
№ Modul Jam beberapa kriteria, yaitu:tiga tahapan validitas
1 Bagaimana Anak Belajar 8 perangkat sertamengandung suplemen
2 Membangun Harga Diri Anak 4 pembelajaran (games, gerak/tari dan lagu)
3 Bermain 4 sebagai sarana ice breaker, media
4 Pembelajaran Bahasa 4 pembelajaran, alat penilaian dsb yang
5 Pembelajaran Matematika 4 digunakan secara variatif.
6 Pembelajaran Sains-IPA 4
7 Irama dan Gerak 4
8 Pembelajaran Seni 4 2. Teknis pelaksanaan
9 Pendekatan Pembelajaran al- 8 Pada tahapan ini beberapa hal yang harus
10 Qur’an 8 dilakukan guru dalam aplikasi pembelajaran IPA
11 Diniyah Islamiyah 8 berbasis al-Quran dengan pendekatan active
12 Tafsir al-Qur’an 8 learning meliputi:
13 Tahsin al-Qur’an 8 a. Mempersiapkan perangkat berupa:
14 Tahfidz al-Qur’an 8 kurikulum integrasi al-Qur’an, silabus, RPP,
15 Kurikulum Fahmul Qur’an 8
LKS, buku siswa, media pembelajaran,
16 (Kurikulum Berbasis al-Qur’an) 8
17 Pembelajaran Bahasa Arab 4
instrumen penilaian, dan komponen-
18 Manajemen Kelas 4 komponen penunjang pembelajaran lainnya;
19 Disiplin 4 seperti games, gerak (tari) dan lagu; yang
20 Menjadi Guru Profesional 8 sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai
Bekerjasama dengan Orangtua pilihan kegiatan ice breaker (aktivitas-
Micro Teaching aktivitas pemanasan) di sela-sela kegiatan
Total Jam 120 jam belajar, media pembelajaran, bahkan sebagai
salah satu alat penilaian alternatif.
d. Guru difasilitasi pelatihan berbagai b. Menyesuaikan pelaksanaan KBM dengan
keterampilan mengajar termasuk dalam hal perencanaan yang telah disusun dan
pengembangan perencanaan pembelajaran menginternalisasikan nilai-nilai keislaman
yang dilakukan setiap akhir pekan. Pada dalam setiap aktivitas belajar.

11
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338
c.
Memadukan pembelajaran dengan 1. Mengaitkan pengetahuan
penyampaian ayat-ayat penunjang materi; sebelumnya (apersepsi)
sesuai dengan metode pembelajaran aktif 2. Menginformasikan alat/bahan
yang digunakan dan menerapkan nilai-nilai yang dibutuhkan melalui
charta
keislaman lainnya, seperti membaca doa
3. Mendemontrasikan cara
sebelum dan sesudah belajar, penggunaan alat/bahan kepada
menginternalisasikan setiap penjelasan sesuai siswa
dengan kaca mata Islam, dan memantau 1. Menjelaskan kepada siswa
setiap perkembangan perilaku belajar siswa Fase-3 bagaimana membentuk
secara komprehensif. Mengorganisa kelompok belajar dan
d.
Melaksanakan KBM sesuai dengan skenario si siswa ke kerjasama dalam kelompok
pembelajaran yang telah disusun dalam RPP dalam belajar
IPA,disamping itu mengarahkan setiap kelompok- 2. Membagikan LKS dan
aktivitas belajar sesuai dengan nilai-nilai kelompok pedoman eksperimen kepada
Islam dan akhlak terpuji. belajar siswa
3. Membimbing Ice breaker (jika
e. Memperhatikan setiap perubahan kondisi
diperlukan)
belajar dalam KBM guna mensiasati 4. Membantu tiap kelompok agar
pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan melakukan transisi secara
kondisi yang dibutuhkan siswa, sehingga efisien
mereka merasakan pengalaman belajar yang Fase-4 1. Membimbing kelompok-
lebih bermakna dan menyenangkan. Membimbing kelompok belajar siswa dan
f. Menyampaikan ayat-ayat terkait dengan kelompok mengarahkan siswa dalam
materi pada setiap pertemuan melalui belajar siswa mengisi LKS dan eksperimen.
berbagai teknik penyampaian yang dan belajar 2. Mendorong dan melatih
melibatkan siswa secara aktif dengan keterampilan integrasi al-
aktivitas yang menyenangkan, sehingga Qur'an melalui pendekatan
active learning, sebagai
siswa yang belum mampu baca tulis al-
berikut:
Qur’an sekalipun, dapat memahami dan
 Menggunakan format
menghafalkannya.Untuk lebih rinci langkah- pencatatan kegiatan
langkah pelaksanaan pembelajaran IPA pembelajaran IPA berbasis
berbasis al-Qur’an dengan pendekatan active al-Qur'an dengan
learning telah dirangkum dalam tabel berikut pendekatan active learning
ini:  Menghargai kontribusi
 Mengambil giliran dan
Tabel 2.Langkah-langkah Pembelajaran IPA berbagi tugas
Berbasis Al-Qur’an dengan Pendekatan Active  Bertanya
Learning.  Memeriksa ketepatan
Fase Aktivitas Guru 3. Membimbing siswa dalam
mengisi LKS
1. Guru menyampaikan tujuan 4. Membimbing siswa dalam
Fase-1 pembelajaran membuat laporan hasil
Menyampaika 2. Memotivasi siswa dengan eksperimen
n tujuan dan aktivitas yang menarik dan Fase-5 1. Membimbing siswa dalam
memotivasi memancing rasa ingin tahu Evaluasi dan mempresentasikan hasil kerja
siswa siswa seperti: menampilkan memberikan masing-masing kelompok
magic sains box, sulap, dll. penghargaan belajar siswa
3. Mengajukan pertanyaan- 2. Membimbing siswa untuk
pertanyaan yang memotivasi menyimpulkan hasil presentasi
antusiasme siswa dalam belajar kelompok
Fase-2 1. Mempresentasikan konsep- 3. Mengevaluasi hasil belajar
Menyajikan konsep materi dan integrasi siswa tentang materi yang
informasi dan ayat-ayat al-Qur'an yang dipelajari
menjelaskan relevan dengan materi pada
ayat-ayat siswa melalui ceramah, diskusi
penunjang dan demonstrasi menggunakan
materi alat/media yang menarik

12
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

4. Menyimpulkan materi yang telah menjadi kebiasaan belajar siswa sehari-


telah dipelajari bersama siswa hari untuk semua mata pelajaran; 4) penilaian
dan mengecek pemahaman siswa bahwa penyampaian materi selalu
pembelajaran IPA berbasis al- dilakukan secara variatif menggunakan
Qur’an
metode pembelajaran yang beragam untuk
5. Mengumumkan pengakuan
dan penghargaan baik secara
setiap kali pertemuan, bahkan kegiatan
kelompok maupun individu. belajar lebih banyak dilakukan di luar kelas
dan laboratorium untuk dapat mengamati
objek yang dipelajari secara langsung.
g. Metode yang digunakan dalam pembelajaran
Sains-IPA berbasis al-Qur’an adalah Kesulitan hanya tampak bagi siswa yang
belum mampu baca-tulis latin dan al-
berbagai bentuk metode pembelajaran aktif,
Qur’an.Hal ini terlihat jelas pada saat siswa
seperti: metode eksperimen, tanya jawab,
diskusi kelas, demonstrasi, TI, web, tutorial, bersangkutan diminta untuk membuat
laporan hasil kerja/eksperimen, mengisi LKS
pemberian tugas, tematik, kontekstual,
dan menjawab soal-soal tertulis. Namun
berbasis masalah, e-learning, dll. Selain
demikian, siswa cukup mampu menjawab
ituSD FHIBS Aceh juga telah mengarahkan
soal-soal yang diajukan secara lisan dengan
setiap guru untuk menerapkan metode
perolehan nilai yang baik (nilai rata-rata
pembelajaran Multiple Intelligence (MI),
siswa).
yang tidak membatasi KBM hanya dengan
satu metode pembelajaran. Selain itu, j. Cara guru melatih keterampilan siswa dalam
pembelajaran IPA berbasis al-Qur’an dengan
kecerdasan siswa juga senantiasa
pendekatan active learning, sebagai berikut:
dikembangkan sesuai dengan konsep
1) membuat aktivitas belajar yang menarik
pembelajaran MI, sebagaimana filosofi dari
dan bervariasi agar memberikan
SIT Fajar Hidayah itu sendiri yang
menghargai variasi potensi kecerdasan siswa. pengalaman belajar yang berkesan dan
h. bermakna sesuai dengan kandungan
Media pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran IPA berbasis al-Qur’an dengan ayat IPA yang dipelajari dan
mengarahkan siswa sesuai dengan nilai-
pendekatan active learning, di antaranya:1)
nilai keislaman serta meninjau
media gambar, puzzle, dan kartu; 2) objek
langsung; seperti: tubuh manusia; 3) perkembangan perilaku mereka di
dalam dan luar kelas. Misalnya: setelah
multimedia atau teknologi informatika; 4)
media sederhana buatan guru (seperti: siswa mempelajari pokok bahasan
ekosistem, maka hendaknya siswa tidak
miniatur gunung berapi dari bahan bubur
akan melakukan kerusakan dan
kertas); 5) alam sekitar; 6) laboratorium, dll.
i. Kemampuan guru dalam menerapkan pencemaran di lingkungan sekitarnya
dalam keseharian, seperti: tidak
pembelajaran IPA berbasis al-Quran dengan
pendekatan active learning dinilai baik.Hal membuang sampah sembarangan,
bahkan diharapkan agar siswa
ini berdasarkan pada:1) nilai yang diperoleh
senantiasa mencintai kebersihan, tidak
dan antusiasme siswa dalam KBM; 2)
Penyampaian materi dimodifikasi dengan menebang pohon bahkan menggalakkan
program penghijauan di sekolah dan
metode-metode pembelajaran yang
lingkungan sekitar, dll.
melibatkan siswa secara aktif, media
2) membangun suasana belajar yang aktif
pembelajaran yang menarik, aktivitas belajar
dan kreatif, namun tetap menjaga nilai-
yang disesuaikan dengan usia siswa, serta
nilai keislaman dalam setiap aspek
mengoptimalkan keterlibatan fisik siswa
belajar (kognitif, afektif, dan
secara langsung, serta senantiasa diselingi
dengan sesi ice breaker,games, gerak (tari) psikomotor).
3) menanamkan pesan-pesan setiap ayat
dan lagu-lagu yang mengandung unsur
yang dipelajari terkait materi IPA
materi yang dipelajari; 3) sekitar 85% siswa
kepada siswa secara aktif dan variatif,
dapat menerima pembelajaran dengan baik,
sehingga tanpa mereka sadari telah
karena pembelajaran IPA berbasis al-Qur’an
selalu dipadukan dengan pembelajaran aktif. menanamkan pemahaman dan
mengamalkannya dalam kehidupan
Selain itu, pola belajar yang demikian juga
sehari-hari serta menambah kekaguman

13
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

siswa terhadap sains Islam yang termuat yang telah dipelajari sesuai dengan tujuan
di dalam al-Qur’an, pembelajaran. Selain itu diketahui pula berbagai
4) menampilkan ayat-ayat pembelajaran cara penilaian unik yang dilakukan guru dalam
yang relevan di depan kelas melalui menilai proses dan hasil belajar siswa, seperti:
layar, papan tulis, tulisan di karton, melakukan penilaian melalui games, teka-teki,
ataupun fotocopy bahan yang dibagikan matching card, dsb. Teknis penilaian yang
kepada masing-masing siswa serta diaplikasikan guru SD FHIBS Aceh sangat
memaparkan keterkaitan ayat dengan sesuai dengan paradigma penilaian autentik
materi secara jelas. yang dipaparkan Munif Chatib (2011:155),
5) mengutamakan kerja kelompok dalam yaitu: penilaian menekankan pada kompetensi
belajar, membentuk perilaku saling yang diajarkan, membantu siswa yang lemah
menghargai antara satu sama lainnya, untuk berkembang, penilaian kompetensi
memberdayakan dan menghargai cenderung membangun semangat kerjasama,
seluruh potensi siswa, membimbing Penilaian menitikberatkan pada tiga ranah, yaitu
sikap dan perilaku siswa dalam belajar kognitif (pengetahuan), psikomotor
maupun keseharian sesuai dengan ayat (keterampilan), dan afektif (sikap) serta
dan nilai-nilai Islam. pengumpulan informasi nilai dengan tes dan non
6) menjelaskan keterkaitan ayat dengan tes. Selanjutnya karakteristik penilaian autentik
materi dan selanjutnya diterapkan dalam tersebut, dapat disebutkan secara umum, yaitu:
seluruh aktivitas belajar, mengarahkan (1) melibatkan siswa dalam tugas yang penting,
kegiatan belajar sesuai dengan nilai- menarik, bermanfaat dan relevan dengan
nilai Islam dan ayat terkait, kehidupan nyata siswa, (2) tampak dan terasa
mengutamakan kerjasama dalam sebagai kegiatan belajar, bukan tes tradisional,
kelompok belajar dan inkuiri, serta (3) melibatkan keterampilan berpikir tingkat
sesekali membimbing siswa untuk tinggi dan mencakup pengetahuan yang luas, (4)
menemukan sendiri ayat-ayat terkait menyadarkan siswa tentang apa yang harus
materi dari al-Qur’an. dikerjakannya akan dinilai, (5) merupakan alat
penilaian dengan latar standar (standard
3. Teknik evaluasi setting), bukan alat penilaian yang
Teknik penilaian proses yang dilakukan distandarisasikan, (6) berpusat pada siswa
guru dalam pembelajaran IPA berbasis al- (student centered), dan (7) dapat menilai siswa
Qur’an meliputi berbagai instrumen penilaian yang berbeda kemampuan, gaya belajar dan latar
yang telah dipersiapkan sebelumnya, berupa:(a) belakang kulturalnya.
tes lisan maupun tulisan (objektif atau subjektif), Setelah pelaksanaan KBM dan proses penilaian
(b) pengamatan proses diskusi, (c) pengamatan pembelajaran IPA berbasis al-Qur’an dengan
proses presentasi hasil kerja, (d) pengamatan pendekatan active learning berlangsung, ada
perkembangan perilaku siswa, (e) pengamatan beberapa hal yang dilakukan guru, yaitu: (1)
aktivitas siswa dalam belajar, (f) observasi unjuk merangkum keseluruhan hasil belajar sebagai
kerja, dll.Sedangkan untuk cara pelaksanaan tes tolak ukur pelaksanaan pembelajaran
hasil belajar siswa dilakukan dengan berbagai selanjutnya; (2) mengecek ketercapaian tujuan
cara:1) memberikan quiz di awal pertemuan pembelajaran dan mengevaluasi KBM secara
untuk mengetahui pemahaman siswa tentang keseluruhan untuk memastikan kelemahan-
materi yang telah diajarkan pada pertemuan kelemahan dari komponen-komponen
sebelumnya; 2) melaksanakan pre-test dan post- pembelajaran yang telah diaplikasikan agar tidak
test untuk setiap kali pertemuan; 3) menilai terulang pada pertemuan selanjutnya; (3)
laporan hasil kerja siswa dan LKS; 4) menindaklanjuti setiap siswa yang berkesulitan
melaksanakan tes formatif dan sumatif; 5) belajar; dengan menjalin kerjasama dengan
memberikan project/tugas terstruktur maupun beberapa pihak terkait (wali kelas, guru BP dan
non terstruktur; dan 6) melakukan tanya jawab kepala sekolah); (4) melaksanakan remedial bagi
dan tes tertulis di akhir pembelajaran dalam siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar;
waktu singkat, dll. serta (5) senantiasa mempelajari hal-hal yang
Kesemua bentuk tes tersebut digunakan dapat mengembangkan potensi diri sebagai guru
untuk mengetahui prestasi hasil belajar siswa yang professional, dll.
dan kemampuan siswa dalam menguasai materi

14
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

SIMPULAN Purwanto, Agus. Ayat-ayat Semesta; Sisi Al-


Quran yang Terlupakan, Bandung: Mizan
Berdasarkan uraian pada bab-bab
Pustaka, 2008.
sebelumnya dan hasil penelitian yang diperoleh,
maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan,
Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam,
sebagai berikut:
Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
1. Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap
perencanaan/persiapan pembelajaran IPA Jumsai. W. Creswell, dan Clark, V. L.
berbasis al-Qur’an dengan pendekatan P,Designing and Conducting Mixed
active learning di SD FHIBS Aceh, di Method Research, London: Sage Publ,
antaranya: (1) pelatihan kurikulum 2007.
pembelajaran berbasis al-Qur’an (Fahmul
Qur’an), (2) perancangan perangkat Abdussalam, Suroso.Arah & Asas Pendidikan
pembelajaran, yang terdiri dari: kurikulum Islam, Bekasi: Sukses Publishing, 2011.
integrasi al-Qur’an dan silabus IPA, RPP,
LKS, instrumen penilaian, media, buku Dwikomentari, D. SoSQ (Solution Spiritual
siswa, dan komponen penunjang lain dalam Quotient), Jakarta: Pustaka Zahra, 2005.
kegiatan ice breaker (games, tari/gerak, dan
lagu), (3) validasi perangkat, melalui 4 Fajar Hidayah & PTC Learning School
tahap pengesahan: (a) guru pendamping, Indonesia, Materi Pelatihan Fahmul
(b) koordinator pengembang mutu Qur’an Tenaga Pendidik Provinsi Aceh,
pendidikan, (c) wakil kepala sekolah Jakarta: Fajar Hidayah, 2008.
bidang kurikulum, dan (d) kepala sekolah.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis al- PTC Learning School, Suplemen Modul
Qur’an dengan pendekatan active learning Pendekatan Active Learning Pelatihan
di SD FHIBS Aceh diaplikasikan dengan 5 Fahmul Quran, Jakarta: PTC Learning
fase, yaitu: fase 1; menyampaikan tujuan School Indonesia, 2010.
dan memotivasi siswa, fase 2; menyajikan
informasi dan menjelaskan ayat-ayat Profil Sekolah Islam Terpadu Fajar Hidayah,
penunjang materi, fase 3; mengorganisasi 2006.
siswa dalam kelompok belajar,fase 4;
membimbing kelompok belajar siswa, dan Silabus Integrasi, Kelas 1 - 6 Semester 2 SD
fase 5; evaluasi dan memberikan FHIBS Tahun Pelajaran 2015/2016.
penghargaan.
Teknik evaluasi pembelajaran IPA berbasis Yayasan Fajar Hidayah, Dokumentasi Fajar
al-Qur’an dengan pendekatan active Hidayah Integrated Boarding School
learning di SD FHIBS Aceh mengacu pada Aceh, FHIBS Aceh, 2007.
konsep penilaian autentik mencakup 3 (tiga)
ranah penilaian, yaitu: (1) kognitif Munif Chatib, Gurunya Manusia Menjadikan
(penilaian hasil belajar), di antaranya: tes Semua Anak Istimewa dan Semua Anak
lisan dan tulisan, dalam bentuk pre-test dan Juara, Bandung: Kaifa Learning, 2011.
post-tes, tes formatif, tes sumatif, dll, (2)
psikomotor (penilaian proses/keterampilan -------, Sekolahnya Manusia, Bandung: Kaifa,
belajar), antara lain: LKS, laporan kerja, 2011.
unjuk kerja, lembar pengamatan aktivitas
siswa dll, serta (3) afektif (penilaian Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang
perkembangan perilaku di dalam dan luar Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,
kelas), antara lain: lembar pengamatan 1995.
perkembangan perilaku siswa.
Zainal Abidin Bagir et al, Integrasi Ilmu dan
Agama; Interpretasi dan Aksi, Bandung;
DAFTAR PUSTAKA Mizan Pustaka, 2005.

15
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan dan Implementasinya pada Kurikulum


Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
2008. Jakarta: Kencana, 2011.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran


Inovatif-Progresif. Konsep, Landasan,

16

Anda mungkin juga menyukai