Anda di halaman 1dari 35

Pengembangan ensiklopedia interaktif berbasis Contextual

Teaching and Learning (CTL) pada materi cahaya sebagai


penunjang pembelajaran siswa kelas VIII MTSN 4 Blitar

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh:
Roisatul Hasanah
12211193025

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu, perkembangan akan terus terjadi. Tak


terkecuali ilmu pengetahuan. Menurut Al-Nabhani, dalam buku yang berjudul
ilmu Pendidikan Islam, berpendapat bahwa ilmu adalah sebuah pengetahuan
(knowledge, ma’rifah) yang diperolah dengan metode pengamatan
(observation), percobaaan (experiment) serta penarikan kesimpulan melalui
fakta empiris (inference). Contoh dari ilmu yang dimaksud adalah fisika, kimia
serta ilmu yang bersifat eksperimental lainnya.buku tersebut juga
menyimpulkan pendapat tersebut dengan kesimpulan bahwa melalui metode
ilmiah yang memiliki asumsi dasar netral atau bebas nilai akan didapatkan
sebuah ilmu sehingga ilmu dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang bebas
nilai (value-free).1

Salah satu disiplin ilmu yang berkembang adalah disiplin ilmu yang
mengacu pada Pendidikan. Ilmu Pendidikan dianggap ilmu pengetahuan yang
empiris, rohani, normative dan sekaligus bersifat praktis. Selain daripada itu,
tanda utama dari sebuah peradaban yang besar yaitu pasti berkaitan dengan
regenerasi untuk terus bertahan dan berkembang. 2 Regenerasi disini diartikan
sebagai penggantian generasi tua ke generasi muda. 3 Oleh sebab itu karya
maupun penemuan baru, akan tetap ditunggu dan dinanti sebagai penerus
rangkaian estafet genrasi ke generasi karena proses yang dibutuhkan untuk
membentuk suatu peradaban membutuhkan waktu yang Panjang.
Pembentukanannya diawali dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai unsur budaya, serta kreaktivitas masyarakat. 4

1
Dr. H. Nur Efendi, M.Ag., Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Penebar Media Pustaka, 2019), hal. 2-3.
2
Prof. Dr. Jalaluddin, Psikologi Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018), hal. 14.
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional
Indonesia) 2014,
4
Prof. Dr. Jalaluddin, Psikologi Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018), hal. 14-15.
Untuk mencapai sebuah peradaban diperlukan persiapan yang terarah
dalam jangka Panjang yaitu dengan mempersiapkan warga masyarakat yang
terdidik. Seperti kutipan dari peribahasa Cina yang diambil oleh Prof. Khursid
Ahmad, yaitu: “Jika anda berencana satu tahun, tanamlah biji-bijian. Bila anda
berencana sepuluh tahun, tanamlah pepohonan. Jika anda berencana untuk
seribu tahun, tanamlah manusia.” Yang setelah itu ditegaskan dengan
penjelasan bahwa dengan Pendidikan manusia akan “ditanam” serta
dengannya pula masa depan dibangun. Selain itu Prof. Khursid Ahmad juga
mendefinisikan Pendidikan dan kebudayaan masyarakat tidak dapat
dipisahkan karena keduanya adalah alat untuk memajukan masyarakat. 5

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003


tentang Sistem pendidikan Nasional pasal 4 ayat 3 tertera bahwa pendidikan
diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Selain itu dalam ayat 5
menyebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan dengan
mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap
warga masyarakat.6 Maka dari itu pentingnya budaya membaca sangat
berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Membaca adalah sebuah
kebutuhan yang muncul dari dalam diri seseorang yang dilakukan dengan
senang hati dan bukan kewajiban dari datang luar yang harus dilakukan
dengan paksaan.7

Dalam jurnal pendidikan dan konseling oleh Fransiska Ayuka Putri


Pradana, Indonesia dinyatakan peraih peringkat ke-60 dari 61 negara
mengenai minat membaca oleh data riset dari UNESCO yang dilakukan oleh
Central Connecticut state University pada tahun 2016 tepatnya bulan maret
dengan tajuk world’s Most Literature Nations Ranked. UNESCO juga
menyebutkan bahwa Indonesia memiliki indeks minat baca 0,001, artinya dari

5
Ibid,. hal. 4-5.
6
Uud republic indo
7
Zulkifli dkk, Pengaruh Fasilitas Perpustakaan Terhadap Budaya Baca, Jambura Economic Educational
Journal, Volume. 2, Nomor 1, Tahun 2020, hal. 20.
tiap 1.000 penduduk hanya ada satu penduduk yang memiliki minat baca. 8
Dalam jumpa pers pada 30 November 2021 UNESCO menyatakan
rendahnya prestasi membaca siswa yang ditunjukkan dengan siswa yang
tidak bisa menemukan informasi dari teks kecuali jika muncul sangat
mencolok.9

Ilmu pengetahuan Alam dalam jurnal pembelajaran fisika oleh Rini


Puspitasari diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala alam serta
menggunakan perumusan kebenaran secara empiris. Ilmu ini selain
membahas tentang penguasaan konsep, fakta dan prinsip juga membahas
tentang suatu proses penemuan. Pada umumnya IPA dibagi menjadi tiga
bagian yaitu Fisika, Biologi dan kimia. 10 Dalam buku Belajar Fisika Tanpa
Stres, pada bagian Sanwacana, tersebut bahwa banyak peserta didik yang
mempertanyakan alasan mempelajari ilmu fisika. Jika ada kata fisika, hal
pertama yang dipikirkan adalah rumus Panjang, soal yang rumit, kalimat yang
membingungkan, bahkan membuat begadang semalam suntuk karena
memikirkan fisika.11

Dalam pembelajarannya materi IPA khususnya fisika dianggap sulit


oleh peserta didik. Hal ini sesuai dengan analisis kebutuhan yang sudah
dilakukan di MTSN 4 Blitar. Analisis kebutuhan diperoleh dengan wawancara
guru IPA serta observasi pembelajaran yang menghasilkan data bahwa
mayoritas siswa memiliki anggapan bahwa materi fisika itu sulit,
membingungkan, soal yang rumit, dan terlalu banyak rumus Panjang. Salah
satu materi yang dianggap sulit adalah materi Cahaya dan alat optik. Cahaya
merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik yang transversal
sehingga untuk perambatannya tidak memerlukan medium rambatan. Dalam
8
Fransiska Ayuka, Pengaruh Budaya Literasi Sekolah Melalui Pemanfaatan Sudut Baca Terhadap
Minat Membaca Siswa di Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan dan Konseling, Volume. 2, Nomor. 1, Tahun 2020,
hal. 81-85.
9
unesco
10
Rini Puspitasari, Pengaruh model pembelajaran POE (Prediction, Observation and Explanation)
disertai media audiovisual terhadap keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA-
Fisika di SMP, Jurnal Pembelajaran Fisika, Volume. 4, Nomor. 3, Tahun 2015, hal. 211.
11
Taofik Jasalesmana, Belajar Fisika Tanpa Stres, (Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok
Gramedia, 2014), hal, vi.
buku Ilmu pengetahuan Alam oleh Lilis Karlina disebutka bahwa kita dapat
melihat semua benda yang ada di alam maupun lingkungan sekitar itu karena
adanya suatu pantulan entah itu terpantul maupun dipantulkan oleh benda-
benda tersebut.12

Mayoritas apa yang kita lihat dan apa yang kita kenal sebagai dunia
dapat kita pelajari dengan melihat pasti menggunakan cahaya. Jika saja
didunia ini tidak ada cahaya maka niscaya kita tidak bisa melihat apa-apa. Hal
ini sesuai dengan yang tercantum pada buku Ilmu Pengetahuan oleh Lilis
Karlina, S.Pd yang menyatakan jika seseorang masuk dalam ruangan yang
walaupun didalam ruangan tersebut ada banyak sekali benda namun jika
ruangan tersebut tanpa cahaya atau gelap, maka benda-benda yang ada
tersebut tidak akan bisa dilihat. Pada pembahasan materi cahaya selalu
berkaitan dengan alat optik. Alat optik merupakan alat yang bekerja
berdasarkan sifat optik. Diantara alat optic seperti kacamata, lup, mikroskop,
teleskop, kamera, mata.13 Makadari itu penelitian mengenai materi cahaya
sangat diperlukan karena selain fungsi diatas juga karena dengan memahami
konsep cahaya kita diharapkan menemukan penemuan terbaru yang
mendukung kemajuan peradaman kedepannya.

Dari hasil analisis kebutuhan kesulitan utama dalam pembelajaran


materi cahaya terdapat pada konsep yang kurang bisa dipahami sehingga
terjadi miskonsepsi. Miskonsepsi atau kesalahpahaman konsepsi adalah
kesalahpahaman antara materi yang telah diajarkan dengan materi yang
dipahami peserta didik.14 Selain itu penyebab lain dari miskonsepsi adalah
kurang mengertinya implementasi terhadap kehidupan, sehingga dibutuhkan
penunjang pembelajaran yang menarik yang dapat mengatasi segala
masalah yang telah dipaparkan diatas. Makadari itu perlu adanya penunjang
seperti ensiklopedia yang memuat banyak gambar supaya menarik perhatian
12
Lilis Karlina, S.Pd, Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTS Kelas VIII Semester 2 Kurikulum 2013,
(Colomadu: Anggota IKAPI Nomor 119/JTE/08), hal. 66-67.
13
Ibid, hal. 66.
14
Muhammad Azzarkasy, dkk, Potensi Miskonsepsi Pada Pembelajaran Fisika Dasar Selama Masa
Pandemic Covid-19, jurnal biology education, volume. 8, nomor. 2, tahun 2020. Hal 132.
peserta didik selain itu juga impplementasi kepada kehidupan dan alam
sekitar juga dapat beradaptasi dalam semua keadaan seperti dapat
digunakan dalam keadaan online maupun dalam bentuk cetak.

Ensiklopedia interaktif berbasis Contextual Teaching and Learning


(CTL) hadir untuk menjasi solusi penunjang pembelajaran sebagai jalan cepat
mengatasi permasalahan yang diatas. Ensiklopedia dalam jurnal yang
berjudul pengembangan Ensiklopedia digital teknologi listrik berbasis
contextual teaching and learning oleh jules diartikan suatu daftar subjek yang
disertai keterangan-keterangan tentang definisi, latarbelakang, dan data
bibliografisnya disusun secara alfabetis dan sistematis. Pengertian ini dikutip
dari pendapat suwarno.15 Ensiklopedia ini tersusun atas materi yang
didalamnya nanti akan banyak mengandung gambar dengan penjelasan
maupun keterangannya menggunakan basis Contextual Teaching and
Learning (CTL) supaya lebih nyata untuk dipahami. Selain itu untuk menarik
perhatian peserta didik, ensiklopedia ini akan dilengkapi dengan barcode
yang terhubung dengan video youtube, hal ini sesuai dengan hasil analisis
kebutuhan yang menyebutkan bahwa siswa akan lebih bersemangat belajar
apabila menggunakan video pembelajaran. Ensiklopedia ini tersedia secara
online dan offline, hal ini akan memudahkan penggunaannya.

Berdasarkan keterangan tersebut, maka diperlukan penelitian dengan


judul Pengembangan ensiklopedia interaktif berbasis Contextual Teaching
and Learning (CTL) pada materi cahaya sebagai penunjang pembelajaran
siswa kelas VIII MTSN 4 Blitar. Pengembangan ini menghasilkan penunjang
pembelajaran yaitu berupa ensiklopedia interaktif berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL) pada materi cahaya untuk siswa kelas VIII
MTSN 4 Blitar. Untuk mengetahui tingkat kelayakan serta efektifitas dari
ensiklopedia akan dibuat dalam versi cetak atau offline.

B. Rumusan Masalah

15
Jules Nurhatmi, dkk, pengembangan Ensiklopedia digital teknologi listrik berbasis contextual
teaching and learning, Edu-Sains, Volume. 4, nomor. 1, tahun 2015, hal. 38.
1. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
a) Identifikasi Masalah
Berdasarkan serangkaian latarbelakang yang telah dijelaskan maka
dapat di identifikasi masalah yang muncul, diantaranya:
1) Pendidik masih menggunakan pembelajaran dengan cara
ceramah konvensional yang kurang .
2) Dalam pembelajaran belum menggunakan penunjang
pembelajaran, dikarenakan untuk membuat suatu penunjang
pembelajaran membutuhkan suatu keterampilan dan
keuletan.
3) Belum ada penunjang pembelajaran yang menggunakan
ensiklopedia interaktif berbasis Contextual Teaching and
Learning (CTL) yang tersedia secara online maupun offline.
4) Belum ada penunjang pembelajaran yang dapat membuat
pesertadidik terpisah dari anggapan sulit dalam fsika.
b) Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pemahaman, menghindari perluasan
masalah serta supaya penelitian dapat dilakukan dengan lebih
mendalam, maka tidak semua masalah yang telah di identifikasi
akan diteliti. Untuk itu peneliti memberikan Batasan dalam
pembahasan, sebagai berikut:
1) Penunjang pembelajaran yang dikembangkan peneliti adalah
pengembanan ensiklopedia interaktif berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL).
2) Pendekatan yang digunakan adalah Contextual Teaching
and Learning (CTL).
3) Materi pada ensiklopedia interaktif yaitu cahaya.
4) Penunjang pembelajaran berupa ensiklopedia interaktif
digunakan untuk kelas VIII siswa MTSN 4 Blitar.
5) Penunjang pembelajaran berupa ensiklopedia interaktif yang
dikembangkan meneliti tentang kelayakan, keterbacaan dan
efektifitas.

2. Pertanyaan Penelitian
a.) Bagaimanakah pengembangan ensiklopedia interaktif berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai penunjang
pembelajaran pada materi cahaya untuk siswa kelas VIII MTSN 4
Blitar?
b.) Bagaimanakah Kelayakan ensiklopedia interaktif berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL) sebagai penunjang pembelajaran pada
materi cahaya untuk siswa kelas VIII MTSN 4 Blitar?
c.) Bagaimanakah keterbacaan ensiklopedia interaktif berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL) sebagai penunjang pembelajaran pada
materi cahaya untuk siswa kelas VIII MTSN 4 Blitar?
d.) Bagaimanakah efektivitas ensiklopedia interaktif berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL) sebagai penunjang pembelajaran pada
materi cahaya untuk siswa kelas VIII MTSN 4 Blitar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemaparan mengenai focus penelitian, maka tujuan dari
penelitian ini sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pengembangan ensiklopedia interaktif berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai penunjang
pembelajaran pada materi cahaya untuk siswa kelas VIII MTSN 4
Blitar.
2) Untuk mengetahui Kelayakan ensiklopedia interaktif berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai penunjang
pembelajaran pada materi cahaya untuk siswa kelas VIII MTSN 4
Blitar.
3) Untuk mengetahui keterbacaan ensiklopedia interaktif berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai penunjang
pembelajaran pada materi cahaya untuk siswa kelas VIII MTSN 4
Blitar.
4) Untuk mengetahui efektivitas ensiklopedia interaktif berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai penunjang
pembelajaran pada materi cahaya untuk siswa kelas VIII MTSN 4
Blitar.
D. Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan berupa ensiklopedia interaktif.
Ensiklopedia interaktif ini menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) yang nantinya materinya bersifat kontekstual sehingga dapat
digunakan sebagai penunjang pembelajaran dikelas maupun pembelajaran
mandiri selain itu juga supaya dapat langsung di implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari untuk mengurangi kemungkinan miskonsepsi pada
peserta didik. Ensiklopedia interaktif ini akan dilengkapi fitur barcode yang
dapat di scan sehingga akan terhubung dengan video youtube yang
diharapkan bisa memicu semangat belajar peserta didik untuk terus belajar.
Gambar menjadi fokus utama dalam produk ini, dikarenakan untuk
mengurangi kesan monoton pada produk. Produk ini tersedia dalam bentuk
online maupun offline berupa enslikopedia cetak. Hal ini diterapkan supaya
dapat digunakan dalam berbagai situasi dan kondisi sesuai dengan objek
pembelajarn. Jika objek pembelajaran terletak dipedalaman yang jauh dari
teknologi, bisa menggunakan ensiklopedia cetak, begitupun sebaliknya dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Ensiklopedia interaktif berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL) ini diluncurkan dalam materi
Cahaya.
E. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis
Harapan dilakukannya pengembangan ensiklopedia interaktif berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai penunjang
pembelajaran pada materi cahaya adalah memberikan sumbangsih
informasi mengenai pengembangan produk khususnya pada bidang
pendidikan sebagai penunjang pembelajaran yang related terhadapan
perkembangan zaman.
2. Kegunaan praktis
a.) Bagi siswa
Penelitian ini dapat menjadi jembatan peserta didik dalam
menambah pengetahuan, wawasan serta diharapkan dapat
meningkatkan minat serta motivasi belajar peserta didik dalam
mempelajari materi cahaya.
b.) Bagi guru
Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam pemilihan
penunjang pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.
c.) Bagi peneliti
Proses dan hasil dari penelitian ini dapat menambah
pengetahuan serta memberikan pengalaman berharga bagi peneliti
mengenai penunjang pembelajaran sebagai bekal menghadapi
dunia Pendidikan kedepannya.
d.) Bagi sekolah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
penunjang pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
F. Penegasan Istilah
1. Penegasan Operasional
a.) Ensiklopedia
Ensiklopedia diartikan sebagai sebuah sistem yang merangsang otak
untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. 16
b.) Interaktif

16
Elaine B. Johnson, Ph.D., Contextual Teaching and Learning (CTL), (Bandung: Mizan Learning Center:
2007), hal.57.
Interaktif diartikan berkaitan dengan dialog antara computer dan
terminal atau antara computer dan komputer. Atau arti lainnya
menyebutkan bersifat saling melakukan aksi. 17
c.) Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) diartikan sebagai sebuah
sistem dengan sifatnya yang menyeluruh sehingga menyerupai cara
alam untuk bekerja.18
d.) Cahaya
Cahaya merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik yang
transversal sehingga untuk perambatannya tidak memerlukan medium
rambatan.19
2. Penegasan Konseptual
a.) Ensiklopedia
Ensiklopedia merupakan sebuah sistem pengajaran yang sesuai
dengan otak sehingga dapat menghasilkan makna dengan cara saling
menghubungkan antara muatan akademis dengan konteks kehidupan
sehari-hari peserta didik.20
b.) Interaktif
Interaktif adalah suatu proses pemberdayaan siswa untuk
mengendalikan lingkungan belajar.21
c.) Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) diartikan sebagai suatu
konsepsi yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

17
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional
Indonesia) 2014,
18
Elaine B. Johnson, Ph.D., Contextual Teaching and Learning (CTL), (Bandung: Mizan Learning Center:
2007), hal.32.
19
Lilis Karlina, S.Pd, Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Smp/Mts Kelas Viii Semester 2 Kurikulum 2013,
(Colomadu: Anggota IKAPI Nomor 119/JTE/08), hal. 66-67.
20
Elaine B. Johnson, Ph.D., Contextual Teaching and Learning (CTL), (Bandung: Mizan Learning Center:
2007), hal.57.
21
Ali shofyan, Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan Magnet Elektronik,
jurnal edukasi, volume. 5, nomor.1, tahun 2009, hal. 14.
menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.22
d.) Cahaya
Cahaya merupakan salah satu materi IPA yang memiliki karakteristik
abstrak, yang membutuhkan media untuk mempelajarinya dengan
maksimal.
G. Sistematika Pembahasan
1. Bagian Awal
a. Halaman sampul depan
Berisi tentang: judul skripsi, tulisan skripsi, logo UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung, nama penulis, nama instansi, dan tahun
penyelesaian skripsi.
b. Halaman judul
Memuat: judul skripsi, tulisan skripsi, maksud pengajuan skripsi,
nama dan NIM, logo UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung,
nama instansi, dan tahun penyelesaian skripsi.
c. Persetujuan
Memuat tanda tangan persetujuan pembimbing untuk diuji,
setelah skripsi selesai dibimbing.
d. Pengesahan
Memuat tanda tangan para pembimbing, tim penguji, dan ketua.
e. Pernyataan Keaslian
Memuat pernyataan penulis, bahwa skripsi yang ditulis adalah
murni karya sendiri.
f. Motto
g. Persembahan
h. Prakata
i. Daftar Isi

22
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progesif, Dan Kontekstual, (Jakarta: PT Kharisma
Putra Utama, 2017), hal. 140.
Memuat gambaran secara menyeluruh tentang isi skripsi dan
sebagai petunjuk bagi pembaca yang ingin langsung melihat suatu
bab atau sub bab judul. Daftar isi juga memuat urutan judul, sub
judul, dan anak sub judul disertai dengan nomor halamannya.
j. Daftar Tabel
Berisi tentang daftar urutan judul tabel beserta nomor
halamannya. Judul tabel ditulis dengan huruf kapital.
k. Daftar Gambar
Berisi uraian judul gambar dan nomor halamannya.
l. Daftar Lambing dan Singkatan
m. Daftar Lampiran
Berisi uraian judul gambar dan nomor halamannya.
n. Pedoman Transliterasi
o. Abstrak
Abstrak ditulis dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia,
bahasa Inggris, dan bahasa Arab. Isinya merupakan uraian singkat
yang lengkap tentang alasan mengadakan penelitian, tujuan
penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, serta kesimpulan dan
saran. Abstrak umumnya hanya terdiri dari beberapa alinea saja
dan panjangnya tidak boleh lebih dari satu setengah halaman,
dengan spasi tunggal.
2. Bagian Inti Pada bagian inti meliputi :
a. Bab I Pendahuluan
Bab ini merupakan bab pertama dari skripsi, yang berfungsi
mengantarkan pembaca untuk dapat mengetahui apa yang diteliti,
bagaimana dan mengapa penelitian itu dilakukan.
b. Bab II Landasan Teori
Pada bagian disajikan mengenai kajian teori tentang penelitian
yang dilakukan mulai teori dasar hingga teori skunder.
c. Bab III Metodologi
Penelitian Pada bagian ini disajikan tentang metode penelitian
yang meliputi: model dan eksperimen, sampling dan sampel penelitian,
populasi, sumber data, variabel penelitian, metode pengumpulan data
dan instrumen penelitian serta teknik analisis data.
d. Bab IV Hasil Penelitian
Bagian ini berisi deskripsi data, analisis data serta pemaparan
uji-uji yang dilaukan oleh peneliti.
e. Bab V Pembahasan Hasil Penelitian
Bagian ini berisi pembahasan hasil dari data yang telah
dianalisis.
f. Bab VI Penutup
Bagian ini merupakan kesimpulan yang menjawab hipotesis
yang diajukan peneliti serta saran dari peneliti.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir dari skripsi memuat daftar rujukan, lampiran-
lampiran dan daftar riwayat hidup.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengembangan Ensiklopedia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengembangan di
artikan sebagai sebuah proses, cara, perbuatan mengembangkan. 23
Pengembangan diartikan sebagai sebuah proses mengartikan rancangan
yang telah dibuat dengan cara melakukan uji coba untuk meningkatkan
esensi serta mutu dari sebuah produk. 24 Definisi lain menyebutkan bahwa
pengembangan merupakan sebuah langkah kerja yang sistematis yang
digunakan sebagai pengidentifikasi serta pengembangan untuk bisa
melakukan evaluasi dari bebrapa strategi maupun materi untuk mencapai
suatu tujuan dari pembelajaran.25
Sedangkan ensiklopedia diartikan sebagai suatu daftar subjek yang
disertai keterangan-keterangan tentang definisi, latarbelakang, dan data
bibliografisnya disusun secara alfabetis dan sistematis. Pengertian ini
dikutip dari pendapat suwarno. 26 Sehingga dapat kita simpulkan bahwa
pengembangan ensiklopedia merupakan suatu proses untuk
mengembangkan sebuah sebuah ensiklopedia untuk menunjang proses
pembelajaran.
2. Ensiklopedia Interaktif
Berdasarkan kamus istilah karya tulis ilmiah oleh Komaruddin dkk,
menjelaskan bahwa ensiklopedia berasal dari kata en, kuklos dan paidea
dari bahasa Yunani, yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai
encyclopedia. Yang kemudian diartikan sebagai sebuah karya universal
dan koprehensif yeng memiliki susunan informasi serta uraian mengenai

23
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional
Indonesia) 2014, hlm. 201
24
Alan Januzweki dkk, Technology: A Definition With Commentary, (New York: Routledge) 2001,
hlm.3.
25
Mudhofir, Teknologi instruksional (Bandung: PT. Remaja Rosdakaya), 1999, hlm. 29.
26
Jules Nurhatmi, dkk, pengembangan Ensiklopedia digital teknologi listrik berbasis contextual
teaching and learning, Edu-Sains, Volume. 4, nomor. 1, tahun 2015, hal. 38.
berbagai cabang ilmu pengetahuan maupun dalam bidang ilmu
pengetahuan tertentu yang umumnya tersusun berdasarkan abjad dari
subjek yang muatannya berupa susunan dalam bentuk artikel yang
terpisah-pisah.27
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ensiklopedia
merupakan buku maupun serangkaian buku yang menghimpun
keterangan maupun uraian semua hal yang mencangkup bidang seni dan
ilmu pengetahuan dengan susuan sesuai dengan urutan abjad. 28 Dalam
penggunaannya ensiklopedia biasanya dijadikan sebagai sumber rujukan
dari sebagai tempat mencari informasi mengenai berbagai hal yang dapat
mencakup berbagai macam ilmu tertentu seperti biologi, fisika, kimia, serta
alat dan bahan laboratorium. Selain itu ensiklopedia juga dijadikan
sebagai sumber informasi dari suatu disiplin ilmu tertentu seperti
ensiklopedia linguistik. 29
3. Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan sebuah sistem
berdasarkan filosofi yang mengungkapkan bahwa peserta didik mampu
menyerap ilmu dari pembelajaran jika peserta didik dapat menangkap
makna dari sebuah materi yang disampaikan oleh pendidik, serta dapat
menangkap makna yang ada dalam tugas-tugas sekolah apabila peserta
didik dapat mengaitkan informasi tersebut dengan pengalaman serta
pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki. 30 Ensiklopedia diartikan
sebagai sumber belajar yang dapat digunakan secara mandiri. 31 Dalam
jurnal yang berjudul pengembangan Ensiklopedia digital teknologi listrik
berbasis contextual teaching and learning oleh jules Ensiklopedia diartikan

27
Komaruddin dkk, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: Pradnja Paramita) 2006, hlm.67.
28
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional
Indonesia) 2014,.
29
Endang Septriana, Pengembangan Media Pembelajaran Berupa Ensiklopedia Fisika Berbasis
Etnosains Budsys Lampung Pada Konsep Fisika, (Lampung: UIN Raden Lintang) 2022, hlm. 11-12.
30
Elaine B. Johnson, Ph.D., Contextual Teaching and Learning (CTL), (Bandung: Mizan Learning Center:
2007), hal.32.
31
Robiah adawiyah, Pengembangan Ensiklopedia IPA Berbasis Integrasi-Interkoneksi Islam-Sains
Sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah, Edusains, 13 (1), 2020, hal .35-45.
sebagai suatu daftar subjek yang disertai keterangan-keterangan tentang
definisi, latarbelakang, dan data bibliografisnya disusun secara alfabetis
dan sistematis. Pengertian ini dikutip dari pendapat suwarno. 32
4. Cahaya
Cahaya merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik yang
transversal sehingga untuk perambatannya tidak memerlukan medium
rambatan. Dalam buku Ilmu pengetahuan Alam oleh Lilis Karlina
disebutkan bahwa kita dapat melihat semua benda yang ada di alam
maupun lingkungan sekitar itu karena adanya suatu pantulan entah itu
terpantul maupun dipantulkan oleh benda-benda tersebut. 33
Di sekitar kita, ada banyak sekali benda yang memancarkan cahaya.
Benda yang dapat memancarkan cahaya dinamakan sumber cahaya. Ada
dua macam sumber cahaya, yaitu sumber cahaya alami dan sumber
cahaya buatan. Sumber cahaya alami merupakan sumber cahaya yang
menghasilkan cahaya secara alamiah dan setiap saat, contohnya
matahari dan bintang (Gambar 1) Sumber cahaya buatan merupakan
sumber cahaya yang memancarkan cahaya karena dibuat oleh manusia,
dan tidak tersedia setiap saat, contohnya lampu senter, lampu neon, dan
lilin. Sebagaimana salah satu bentuk gelombang, cahaya memiliki sifat-
sifat gelombang, diantaranya cahaya merambat lurus, cahaya dapat
dipantulkan dan dapat dibiaskan. Untuk membuktikan bahwa cahaya
merambat lurus dapat dilakukan eksperimen sederhana sebagaimana
ditunjukkan pada gambar berikut. (Gambar 2)

32
Jules Nurhatmi, dkk, Pengembangan Ensiklopedia Digital Teknologi Listrik Berbasis Contextual
Teaching And Learning, Edu-Sains, Volume. 4, nomor. 1, tahun 2015, hal. 38.
33
Lilis Karlina, S.Pd, Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTS Kelas VIII Semester 2 Kurikulum 2013,
(Colomadu: Anggota IKAPI Nomor 119/JTE/08), hal. 66-67.
(Gambar 1)

(Gambar 2)

Pada saat kita berada di suatu ruangan, cahaya dari lampu akan
menerangi ruangan tersebut dan merambat lurus dari sumbernya. Ketika
ada sebuah penghalang yang menghalangi cahaya yang datang, maka
akan terbentuk daerah gelap di tempat dimana cahaya terhalang. Daerah
itu dinamakan daerah bayangan. Apabilla sumber cahaya cukup besar,
terkadang terbentuk dua bagian bayangan (Gambar 3). daerah dimana
sumber cahaya terhalang seluruhnya dinamakan umbra dan daerah
dimana cahaya terhalang sebagian dinamakan penumbra. Benda-benda
gelap yang menghalangi cahaya dinamakan opaque atau benda tidak
tembus cahaya
(Gambar 3)

Tidak semua benda dapat menghalangi cahaya. Benda-benda bening


bahkan dapat ditembus cahaya. Misalnya, kaca jendela rumah kita.
Pantulan sinar matahari dapat masuk ke ruang tamu rumah kita sehingga
ruang tamu tersebut menjadi terang, walaupun ketika itu lampu tidak
dinyalakan. Benda-benda bening ini biasanya dinamakan benda
transparans. Ada benda lain yang dapat meneruskan sebagian cahaya
yang datang dan menyebarkan sebagian cahaya yang lainnya. Benda
seperti ini dinamakan benda transluens atau benda tembus cahaya.
Contohnya kain gorden tipis, dan beberapa jenis plastik. Sifat cahaya
lainnya yaitu cahaya dapat dipantulkan. Ketika cahaya mengenai
permukaan yang datar dan licin, cahaya akan dipantulkan secara teratur,
atau dinamakan pemantulan teratur (Gambar 4). Misalnya, ketika cahaya
mengenai sebuah cermin. Seseorang dapat melihat bayangannya melalui
sebuah cermin karena cahaya dipantulkan oleh cermin tersebut.
(Gambar 4)

Pemantulan oleh sebuah cermin datar memiliki sifat bayangan yang


berukuran sama besar dengan ukuran bendanya. Pemantulan oleh cermin
cekung memiliki sifat bayangan yang ukurannya lebih besar daripada
ukuran bendanya, sedangkan pemantulan oleh cermin cembung memiliki
sifat bayangan yang ukurannya lebih kecil daripada ukuran bendanya.
Pemantulan juga tidak selalu mengenai permukaan yang licin dan datar.
Adakalanya cahaya dipantulkan oleh permukaan yang kasar, atau
biasanya dinamakan pemantulan baur (Gambar 5). Walaupun pemantulan
baur tidak dikehendaki ketika kita berniat untuk melihat bayangan diri kita,
akan tetapi pemantulan baur juga sangat berguna dalam kehidupan. Anda
perhatikan bahwa pada sebuah ruangan, meskipun lampu pada ruangan
tersebut tidak dinyalakan, tetapi ruang tersebut cukup terang pada siang
hari. Ini disebabkan cahaya matahari dipantulkan oleh benda-benda di
sekitar ruangan tersebut.

(Gambar 5)
Selain dipantulkan, cahaya dapat pula mengalami pembiasan.
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa pembelokan cahaya ketika
merambat dari suatu medium ke medium lain yang memiliki indeks bias
yang berbeda. Pembiasan cahaya terjadi karena adanya perubahan
kelajuan gelombang cahaya ketika gelombang cahaya tersebut merambat
diantara dua medium berbeda. (Gambar 6) menunjukkan salah satu
contoh pembiasan cahaya.

(Gambar 6)

B. Penelitian Terdahulu

No Judul Perbedaan Persamaan


1. Pengembangan Dalam jurnal ini yang Persamaan dari jurnal
Ensiklopedia IPA dibahas mengenai ini adalah sam-sama
Berbasis Integrasi- materi umum dan menggunakan
Interkoneksi Islam- penggunaan ensiklopedia dengan
Sains Sebagai Sumber kesinambungan juga objek penelitian
Belajar Mandiri Peserta dengan sains dan adalah peserta didik
Didik Madrasah islam. kalangan madrasah
Tsanawiyah, 2020. tsanawiyah.
2. Pepengembangan Perbedaannya Persamaannya
media pembelajaran terletak pada basis terletak pada
berupa ensiklopedia yang digunakan yaitu ensiklopedia yang
fisika berbasis etnosains, selain itu digunakan dalam
etnosains budaya berkaitan dengan fisika.
Lampung pada konsep islam juga dibuktikan
Fisika, 2021 dengan adanya ayat
di dalam karya.
3. Pengembangan Perbedaannya adalah Kesamaannya
ensiklopedia alat optik basis yang digunakan terletak pada
berbasis problem based yaitu problem based penggunakan
learning, 2018 learning. ensiklopedia serta
materi yang dijadikan
objek masih dalam
lingkup cahaya
4. Pengembangan Perbedaannya adalah Persamaannya
ensiklopedia digital penggunaan materi terletak pada
teknologi listrik berbasis yaitu teknologi listrik. penggunaaan
Contextual Teaching Selain itu ensiklopedia ensiklopedia dengan
and Learning (CTL) yang tersedia basis Contextual
hanyalah berbentuk Teaching and
digital. Learning (CTL).
5. Ensiklopedia fikih Perbedaannya adalah Persamaan disini
indonesia 3: shalat, bentuk dari karya terletak pada
2019 adalah buku, selain itu penggunaan
materi yang ensiklopedia sebagai
digunakan juga produk utamanya.
mengenai fikih.

C. Alur Berfikir
Sebuah pembelajaran merupakan proses yang sanagt penting dalam
dunia pendidikan, karena dalam proses pembelajaran itulah pengetahuan dan
pondasi pertama bagi peserta didik dalam mengahadapi dunia pendidikan
kedepannya, yang menjadi acuan untuk bisa menjadi yang lebih baik serta
merubah dari awalnya belum tahu dan belum bisa, menjadi tahu dan bisa.
Pendidikan sangat terikat dengan lingkungan, cara berpikir serta apapun yang
terjadi dilingkunngan sekitar, sehingga jika mengiginkan tujuan pendidikan
yang sukses, lingkungan yang baik diperlukan penunjang dalam proses
sebuah pembelajaran.
Penunjang pembelajaran yang bisa beradaptasi dalam segala situasi
sangatlah dibutuhkan untuk jaman yang sekarang ini. Estafet menuju tujuan
pendidikan pun juga perlu untuk terus dikembangkan agar yang awalnya
peserta didik hanya menggunakan buku pegangan dalam pembelajaran,
sekarang sudah mengguankan esiklopedia yang bisa digunakan dalam
keadaan online maupun offline. Dengan begitu diharapkan peserta didik
dapat lebih bersemangat untuk terus mempelajari ilmu pengetahuan, dalam
konteks ini khususnya materi cahaya.
Oleh karena alasan yang telah dipaparkan diatas maka sangat
diperlukan penunjang yang dapat sesuai dengan kebutuhan dan tuntuan
jaman. Dengan alasan tersebut juga peneliti mengembangkan ensiklopedia.
Dalam proses sebelumnya sudah ada beberapa yang meneliti mengenai
ensiklopedia, namun belum ada yang menggabungkan antara ke interaktifan,
basis Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam sebuah produk
ensiklopedia sebagai penunjang pembelajaran. Peneliti menggunakan
ensiklopedia interaktif dengan basis Contextual Teaching and Learning (CTL)
ini dalam materi cahaya pada peserta didik siswa Sekolah Menengah
Pertama (SMP).
Hasil Observasi Awal
1. Pada saat pembelajaran guru menggunakan metode ceramah
konvensional yang disisipi tanya jawab, namun kebanyakan siswa
pasif saat pembelajaran.
2. Tidak setiap kelas disertai dengan LCD Proyektor.
3. Darihasil wawancara, siswa lebih suka materi yang banyak gambar
daripada kebanyakan tulisan.
4. Dari hasil wawancara siswa sangat menyukai video.
5. Belum pernah ada yang mengembangkan penunjang pembelajaran di
MTSN 4 Blitar.

Permasalahan
1. Siswa kurang bersemangat dan pasif saat pembelajaran.
2. Siswa sulit memahami penerapan materi pada kehidupan sehari-hari.
3. Anggapan sulit karena banyaknya tulisan rumus yang monoton
membuat takut siswa.
4. Belum ada penunjang pembelajaran yang menarik.

Solusi
Ensiklopedia yang lebih memuat gambar dengan penjelasan ringkas.
Ensiklopedia ini juga memuat barqode yang terhubung pada video youtube
yang menarik dan interaktif sehingga lebih bisa membuat siswa semangat
dalam belajar. Selain itu bahasan pada ensiklopedia ini juga menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) supaya lebih
memahamkan siswa atas materi cahaya dan memahaminya dalam
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Produk
Pengembangan ensiklopedia interaktif berbasis Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada materi cahaya sebagai penunjang pembelajaran siswa
kelas VIII MTSN 4 Blitar

Validasi dan Uji Coba


Validasi akan dilakukan oleh ahli materi serta ahli media. Selain itu uji coba
yang dilakukan yaitu uji coba skala kecil serta uji coba skala besar.

Revisi
Akan dilakukan tahap revisi produk

Hasil Produk
Ensiklopedia interaktif berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL)
pada materi cahaya sebagai penunjang pembelajaran siswa kelas VIII MTSN
4 Blitar.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian ini mengguankan jenis metode penelitian Research and
Development. Dalam buku berjudul metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan
R&D, Prof. Dr. Sugiyono mendefinisikan metode penelitian dan
pengembangan atau yang dalam bahasa Inggrisnya Research and
Development sebagai metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
suatu produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. 34
Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian kali ini
mengacu pada model ADDIE yang memiliki beberapa tahapan seperti
Analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Pengambilan
model ADDIE didasarkan pada kelebihan yang rasional serta lebih mendalam
dalam pengembangan sebuah prosuk. Model ini dikembangkan oleh Dick and
Carry. Penjelasan mengenai tahapan dari model ini sebgai berikut:
1. Tahap Analysis
Tahap analisis digunakan saat kita mencari tahu kebutuhan
serta permasalahan peserta didik biasanya disebut dengan analisis
kebutuhan. Analisis ini juga digunakan untuk mengetahui karakter
dari peserta titik yang dijadikan objek penelitian. Selain itu juga ada
analisis konsep yang digunakan untuk mengetahui konsep yang
akan digunakan.
2. Tahap Design
Tahap desain ini biasa disebut juga dengan perancangan yang
meliputi pemilihan format, desain awal dari ensiklopedia serta
produk dari ensiklopedia itu sendiri.
3. Tahap Development

34
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatid Dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta) 2022,
hlm. 297.
Tahap ini biasanya meliputi kegiatan realisasi dari rancangan
desain produk. Jadi pada tahap ini dilakukan pengembangan
kerangka konseptual hingga produk siap untuk di I plementasikan.
4. Tahap Implementation
Tahap ini biasanya disebut dengan uji coba, uji coba terbatas
dan revisi produk, uji coba luas dan akhirnya akan didapatkan
sebuah produk endiklopedia. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
keterbacaan serta kelayakan produk.
5. Tahap Evaluation
Tahap ini dilakukan dengan menggunakan hasil dari tahap
implementasi sesuai dengan rancangan dan metode yang telah
ditentukan. Setelah itu barulah dilakukan evaluasi untuk
memberikan umpan balik kepada siswa.
B. Metode Penelitian Tahap 1
1. Populasi Dan Sampel
a. Populasi yang digunakan yaitu peserta didik MTSN 4 Blitar yang
sudah menerima materi cahaya. Nantinya akan diambil 10 siswa
secara acak.
b. Sampel disini adalah kelas IX MTSN 4 Blitar. Siswa dari tiap kelas
yaitu kelas A, B, C, D dari setiap kelas akan diambil 2 siswa.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tahap ini
adalah angket. Serta uji yang digunakan adalah uji validasi dan uji
keterbacaan.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah angket yang berupa pengujian
kevalidan serta pengujian keterbacaan. Untuk instrumen sebagai berikut:
a. Uji Validasi
Uji validasi pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan
data dari para validator. Validator dalam penelitian ini yaitu ahli
materi, ahli bahasa dan ahli keterbacaan. Untuk tabel instrumennya
sebagai berikut.

No Aspek Sub Aspek Jumlah Nomor


Butir Butir
1 Kelayakan 1. Kesesuaian materi 3 1-3
2. Kebenaran konsep
3. Kecakupan materi
2 Katerbacaan 1. Kemenarikan 3 4-6
2. Kekonsistenan
3. Pemunculan hubungan
kontekstual
3 Kebahasaan 1. Penggunaan kaidah EYD 4 7-11
yang benar
2. Penggunaan bahasa yang
komunikatif
3. Penggunaan kalimat yang
efektif dan efisien
4. Kesesuaian penggunaan
istilah

b. Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan pada penelitian ini digunakan untuk
mendapatkan penilaian awal. Penilaian awal tersebut akan
digunakan terhadap produk pengembangan yang akan diujikan.
Untuk tabel uji keterbacaan sebagai berikut.

No Aspek Sub Aspek Jumlah Nomor


Butir Butir
1 Materi 1. Kesesuaian materi 3 1-3
2. Kebenaran konsep
3. Kecakupan materi
2 Katerbacaan 1. Kemenarikan 3 4-6
2. Kekonsistenan
3. Pemunculan hubungan
kontekstual
3 Kebahasaan 1. Penggunaan kaidah EYD 4 7-11
yang benar
2. Penggunaan bahasa yang
komunikatif
3. Penggunaan kalimat yang
efektif dan efisien
4. Kesesuaian penggunaan
istilah

4. Teknik Analisis Data


Teknik analisi data yang digunakan yaitu dengan teknik analis
kevalidan serta teknik analis keterbacaan.
Analisis kuantitatif didapatkan dari data yaitu dengan menganalisis
data kuantitatif yang diperoleh dari angket lembar observasi. Data
kuantitatif disusun dengan skala checklist dengan interval 1 sampai 4.
Analisis data kuantitatif ini dilakukan dengan cara menghitung skor rata-
rata dari data yang telah terkumpul dengan persamaan:

∑x
x=
n
Dengan
x = rata-rata skor
∑x = jumlah skor dari validator
n = jumlah validator

Setelah mendapatkan skor rata-rata, kemudian dikonversikan kedalam


nilai skala 4 aeperti berikut:

Rumus Rentang skor Nilai Kategori


x ≥ M i + I . S Bi x≥3 A Sangat Baik
M i + I . S Bi > x M i 3> x ≥2,5 B Baik
M i > x ≥ M i−I . S Bi 2,5> x ≥2 C Kurang
x ¿ M i−I . S Bi x <2 D Sangat Kurang

5. Perencanaan Desain Dan Pengembangan Produk


Langkah awal yang digunakan yaitu perencanaan materi yang akan
dijadikan objek penelitian. Kali ini materi yan digunakan yaitu materi
cahaya. Selanjutnya peneliti akan mendesain gambar untuk
ensiklopedianya. Selanjutnya dilakukan proses pembuatan ensiklopedia.
Yang terkhir yaitu proses cetak jika akan digunakan dalam pembelajaran
offline.
6. Uji Coba Produk Skala Kecil
Uji coba produk skala kecil ini dilakukan dengan siswa kelas VIII dari
MTSN 4 Blitar.
7. Revisi Produk
Setelah melalui tahapan yang telah dijabarkan diatas akan dilakukan
sebuah revisi produk untuk melakukan tahap uji coba yang kedua
selanjutnya.
C. Metode Penelitian Tahap 2
1. Desain Eksperimen Untuk Menguji
Mengenai tahap ini ada kelas yang dijadikan sebagai kelas eksperimen
serta kelas kontrol dan akan mendapatkan perlakuan dengan
menggunakan penunjang ensiklopedia dan yang satunya tidak.
2. Populasi Dan Sampel
a. Populasi yang digunakan yaitu peserta didik yang sedang
mengampu materi cahaya. Nantinya akan diambil 10 siswa.
b. Sampel yang digunakan adalah beberapa kelas dari kelas VIII
MTSN 4 Blitar. Siswa dari tiap kelas yaitu kelas A, B, C, D dari
setiap kelas akan diambil 2 siswa.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan yaitu tes, serta
dokumentasi. Tes disini akan digunakan sebagai acuan apakah penunjang
pembelajaran ini dapat berpengaruh terhadap keaktifan serta semangat
siswa dalam mempeljarai IPA khususnya materi cahaya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk membuat soal tes
akan disesuaikan dengan indikator pencapaian yang telah ada. Untuk
kisis-kisi dari tes sebagai berikut:

Indikator soal Bentuk soal Nomor soal


Disajikan teks nonfiksi, Pilihan ganda 1
siswa dapat
menemukan informasi
yang sesuai dengan
tepat
Disajikan teks nonfiksi, Pilihan ganda 2
siswa dapat
mengkorelasikan
pertanyaan yang sesuai
dengan tepat
Disajikan teks nonfiksi, Pilihan ganda 3
siswa dapat menyeleksi
informasi yang tidak
sesuai dengan benar
Disajikan gambar contoh Pilihan ganda 4
sifat-sifat cahaya, siswa
dapat mengaitkannya
dengan kegiatan yang
memanfaatkan sifat-sifat
cahaya serupa
Disajikan gambar contoh Pilihan ganda 5
sifat cahaya, siswa
menyimpulkan sifat-sifat
cahaya
Disajikan kasus, siswa Uraian 6
dapat menganalisis
hubungan antara sifat-
sifat cahaya dengan
penglihatan
Disajikan daftar sifat- Uraian 7
sifat cahaya, siswa
dapat memilih sifat
cahaya yang sesuai
dengan suatu alat
Disajikan kasus, siswa Uraian 8
dapat memecahkan
masalah berkaitan
dengan sifaa-sifat
cahaya
Disajikan teks nonfiksi, Uraian 9
siswa dapat
menemukan informasi
yang sesuai dengan
tepat
Disajikan teks nonfiksi, Uraian 10
siswa dapat
menyimpulkan isi cerita

5. Teknik Analisis Data


Teknik analisi data yang akan digunakan yaitu Uji Normalitas dan uji T.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan sebagai prasyarat
untuk melakukan analisis data. Uji normalitas dilakukan sebelum data
diolah berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji
normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam satu
variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan
layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data
distribusi normal. Uji normalitas yang digunakan adalah uji
Kolmogorov-Smirnov. Rumus Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai
berikut:

C=1,36
√n 1+ n2
n1 n2

Keterangan:

KD = jumlah Kolmogorov-Smirnov

n1 = jumlah sampel yang diperolah

n2 = jumlah sampel yang diharapkan

Data dikatakan normal, apabila nilai signifikan lebih besar 0,05


pada (P>0,05). Sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05
pada (P¿0,05). Maka dikategorikan tidak normal.

b. Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk memperlihatkan bahwa dua
atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki
variasi yang sama. Uji homogenitas dikenakan pada data hasil post-
test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk mengukur
homogenitas varians dari dua kelompok data, digunakan rumus uji F
sebagai berikut:
Varian terbesar
F=
varian terkecil

Taraf signifikasi yang digunakan adalah α = 0,05. Uji


homogenitas menggunakan SPSS dengan kriteria yang digunakan
untuk mengambil kesimpulan apabila F hitung lebih besar dari F tabel
maka memiliki varian yang homogeny. Akan tetapi apabila F hitung
lebih besar dari F tabel, maka varian tidak homogen

Anda mungkin juga menyukai