Anda di halaman 1dari 10

Vol. 8 No. 2 November 2021 (pp. 159-168) DOI: 10.17509/t.v8i2.

39858
ISSN : 2580-6181 (Print), 2599-2481 (Online)
Available online at: https://ejournal.upi.edu/index.php/tarbawy/index

KONSEP MERDEKA BELAJAR


DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
(Sebuah Kajian Historis)

Anita Aprilia dan Betty Mauli Rosa

Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia


E-mail: Anita2008052026@webmail.uad.ac.id

Abstract. This article tries to explain in a simple way the concept of independent learning offered
by the Minister of Education, Culture, Research, Technology and Higher Education
(Menristekdikti) and will relate it to educational practices at the time of the Prophet Muhammad.
In this study, the author uses library research methods, or library research. By using literature related
to the concept of independent learning. While the research approach used is a qualitative approach
with a descriptive method. The results showed that the concept of independent learning promoted by
Nadiem Makarim was in line with the concept of Islamic education. The Prophet himself has
applied it when teaching many things to his students. In this case the Prophet created a fun learning
atmosphere or fun learning. Where one of the goals of the concept of independent learning is to create
a pleasant learning atmosphere.

Keywords: independent learning, Islamic education, Rasulullah (Pbuh.) Education.

Abstrak. Artikel ini mencoba memaparkan secara sederhana terkait konsep belajar mandiri yang
ditawarkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan Ristek dan Pendidikan Tinggi
(Menristekdikti) dan akan mengaitkannya dengan praktik pendidikan pada masa Nabi
Muhammad SAW. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan,
atau library research. Dengan menggunakan literatur yang berkaitan dengan konsep belajar
mandiri. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep belajar mandiri yang diusung oleh
Nadiem Makarim ini sejalan dengan konsep pendidikan Islam. Rasulullah sendiri telah
menerapkannya ketika mengajarkan banyak hal kepada murid-muridnya. Dalam hal ini
Rasulullah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan atau fun learning. Di mana salah
satu tujuan dari konsep belajar mandiri adalah untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan.

Kata Kunci: Merdeka belajar, pendidikan Islam, pendidikan Rasulullah SAW.

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 8 No. 2 (2021) | 159


Konsep Merdeka Belajar dalam Perspektif Pendidikan Islam
(Sebuah Kajian Historis)

PENDAHULUAN 'Memberikan kebebasan dan otonomi


kepada lembaga pendidikan, dan
Pendidikan merupakan aspek yang harus merdeka dari birokratisasi dosen, dosen
menjadi dan mendapat perhatian khusus dibebaskan dari birokrasi yang berbelit,
bagi seluruh pihak. Sebagaimana yang dan mahasiswa diberikan kebebasan
telah diatur dalam UU RI Nomor 22 memilih bidang yang disukai.' Ungkapan
tahun 2003, bab 2 pasal 3. Di dalamnya inilah yang kemudian muncul tajuk
berisi ungkapan, bahwasanya 'pendidikan 'Merdeka belajar-Kampus merdeka'.
nasional memiliki fungsi untuk Adapun tujuan dari merdeka
membangun kemampuan, dan belajar ini adalah meningkatkan
membentuk watak, serta peradaban yang kompetensi lulusan, baik itu soft skill
bermartabat. Dalam rangka maupun hard skill. Hal ini agar
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mahasiswa lebih siap menghadapi
untuk mengembangkan potensi peserta tuntutan dan kebutuhan zaman
didik agar bisa menjadi manusia yang (Sudaryanto, Wahyu Widayati, Risza
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, Amalia, 2020), hingga memiliki
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kepribadian yang unggul.
mandiri, kreatif, dan menjadi orang yang Adanya kebijakan pendidikan baru
bertanggung jawab'. Adapun isi dari yang telah dilakukan oleh Mendikbud RI,
undang-undang tersebut kemudian masih menjadi tanda tanya bagi sebagian
dijadikan sebagai acuan bagi praktisi orang. Hal ini karena informasi
pendidikan demi mencapai tujuan mengenai isi dan juga proses
pendidikan, tak terkecuali pendidikan pelaksanaannya masih terbilang sedikit
agama Islam. Dalam hal ini, pemerintah diketahui oleh masyarakat luas. Sehingga,
mengeluarkan kebijakan berupa physical masih lumayan banyak masyarakat yang
distancing atau menjaga jarak, demi belum memahami dengan detail
menekan penyebaran covid-19. mengenai konsep merdeka belajar hingga
Dengan konsekuensi membatasi ruang program pokok dari kebijakan tersebut
gerak aktivitas masyarakat, mulai dari (Naili Nur Fitrotun, Moh. Miftakhul
work from home, beribadah di rumah, Huda, Achmad Ali Fikri, 2019). Maka
hingga para peserta didik juga terpaksa dari itu, artikel ini mencoba menjabarkan
harus belajar daring, atau belajar dari secara sederhana terkait dengan konsep
rumah. Hal ini adalah respon dari merdeka belajar yang ditawarkan oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Mendikbud, dan akan menganalisisnya
(Kebudayaan, 2020). dengan analisis pendidikan Islam.
Selain itu, terdapat pula ungkapan
yang cukup menarik dari Nadiem Anwar METODE PENELITIAN
Makarim selaku Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Republik Dalam penelitian ini, penulis mengguna-
Indonesia. Di mana, ungkapan Nadiem kan metode penelitian library research,
Anwar Makarim ini berkaitan dengan ataupun penelitian kepustakaan. Yaitu
merdeka belajar. Ungkapannya berupa dengan menggunakan literatur yang

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 8 No. 2 (2021) | 160


Anita Aprilia dan Betty Mauli Rosa

berkaitan dengan konsep merdeka Konsep merdeka belajar yang dibuat


belajar. Sementara pendekatan penelitian oleh Nadiem Makarim, selaku Menteri
yang digunakan adalah pendekatan Pendidikan adalah konsep yang sangat
kualitatif dengan metode deskriptif. baik, dan dibuat sebagai upaya
Suharsimi dalam Aiman Faiz dan Imas memajukan dunia pendidikan Indonesia
Kurniawati (Aiman Faiz, Imas demi menghadapi revolusi 4.0. Di mana,
Kurniawaty, 2020)menyatakan, bahwa pada era revolusi 4.0 teknologi
pendekatan deskriptif adalah penelitian merupakan kebutuhan setiap individu.
yang dilakukan demi mendapatkan Masa ini juga disebut dengan era disrupsi,
informasi terkait dengan status atau yang ditandai dengan indikator lebih
gejala yang ada. Dalam hal ini, gejala murah, mudah, efisien, dan mudah
yang dimaksud adalah gejala yang dijangkau dalam banyak bidang
dimaksud oleh seorang peneliti. Adapun (Widaningsih, 2019). Maka, bisa
tujuan dari pendekatan ini ialah untuk dikatakan, bahwa konsep merdeka
melakukan pengamatan dengan seksama adalah solusi untuk menjawab tantangan
mengenai fenomena pendidikan, lalu yang ada di era revolusi 4.0.
dieksplor dan diinterpretasikan sesuai Sebagaimana yang diungkapkan
dengan kondisi di lapangan. oleh Mendikbud yang kurang lebihnya
Maka, dapat dikatakan, bahwa begini, 'Supaya anak-anak kita ketika
penelitian yang dilakukan oleh penulis keluar kampus tidak tenggelam di laut
mencoba mendeskripsikan fenomena terbuka, maka jangan hanya melatihnya
yang sangat berkaitan dengan kebutuhan di kolam renang saja, tapi ajaklah sesekali
pendidikan. Penulis mengumpulkan data ia berlatih di laut terbuka.' Lalu, beliau
dari berbagai sumber literatur yang ada. mengemukakan hal yang lebih kompleks,
Baik itu jurnal, tesis, atau penelitian lain. yakni menstimulasi kolam renang
Lalu, sumber data tadi akan direduksi menjadi sebuah tempat yang luasnya
sesuai topic pnelitian. Penulis mencoba seperti laut, yaitu dengan mengubah
mengeksplorasi, lalu memberikan bagian desainnya. Dengan ungkapan
pendapat yang masih berkaitan dengan tersebut, bisa dikatakan, bahwa konsep
keadaan pendidikan masa kini, dengan merdeka belajar merupakan konsep yang
analisis pendidikan Islam. Objek menyiapkan para siswa maupun
penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa untuk menjadi pribadi yang
pendidikan formal dan informal. siap dalam menghadapi berbagai badai
Pendidikan informal adalah sarana yang bisa saja terjadi di lautan, dalam
pendidikan yang di dalam prakteknya artian di lingkungan masyarakat maupun
meski melibatkan seluruh elemen. Baik di dunia kerja.
itu rumah tangga, keluarga, sekolah, Sehingga, dengan adanya konsep
hingga lingkungan masyarakat (Prayitno, ini, setiap siswa akan memperoleh
Manullang Belferik, 2011). pengalaman belajar yang sangat luas,
yakni dengan menerapkan strategi serta
HASIL PENELITIAN DAN metode pembelajaran yang jauh lebih
PEMBAHASAN menantang dan akan berpusat ke peserta
didik. Adapun contohnya adalah dengan

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 8 No. 2 (2021) | 161


Konsep Merdeka Belajar dalam Perspektif Pendidikan Islam
(Sebuah Kajian Historis)

menerapkan metode diskusi dan strategi Adapun konsep yang dicetuskan


pembelajaran dengan basis masalah. oleh Nadiem Makarim, selaku
Dengan demikian, anak akan mulai Mendikbud ini sejalan dengan konsep
terbiasa tanggap terhadap kondisi yang pendidikan yang diusung oleh Ki Hadjar
ada di sekitar, kemudian didukung Dewantara. Di mana, beliau menekankan
dengan praktek lapangan, misal KKN, akan pentingnya prinsip kemerdekaan
Magang, bakti social, mengerjakan bagi setiap peserta didik. Sehingga, yang
proyek desa, dan lain sebagainya. Hal ini dinamakan sebagai pendidikan bukan
sebagaimana yang disebutkan oleh sekedar menuangkan air ke dalam botol
Menteri pendidikan dan kebudayaan saja, melainkan juga memberikan
Indonesia (Nurhayani Siregar, Rafidatun kesempatan kepada mereka untuk
Sahirah, Arsikal Amsal Harahap, 2020). mengembangkan segala potensi yang
Merdeka belajar juga diciptakan terdapat dalam dirinya, dengan tetap
untuk menciptakan suasana belajar yang mendapatkan pantauan dari guru dan
menyenangkan dan bahagia. Sehingga, orangtua.
baik murid, guru, maupun orang tua Hal ini agar semua potensi yang
akan merasakan suasana bahagia. Karena ada tidak berbelok, atau mengarah ke
merdeka belajar merupakan proses sesuatu yang negatif. Para pendidik
pendidikan yang meski menciptakan rasa mempunyai peran sebagai fasilitator,
bahagia bagi semua pihak. Mulai dari bukan sebagai seseorang yang
guru, peserta didik, dan orang tua mengetahui segalanya. Di mana, seorang
(Syukri). Sistem pendidikan yang baru ini guru akan memberikan dan menerima
berangkat dari keinginan supaya output pengetahuan (Mualifah, 2013). Adapun
pendidikan di Indonesia bisa kesejalanan konsep merdeka belajar
menghasilkan kualitas terbaik dan unggul, dengan konsep pendidikan Ki Hadjar
bukan hanya sekedar menghasilkan dan Dewantara terdapat dalam tiga poin.
menciptakan generasi yang hanya Pertama adalah menjunjung tinggi yang
sekedar mahir dalam menghafal belaka. namanya kemerdekaan.
Tapi juga memiliki ketajaman Kedua, kemerdekaan meski
analisis, penalaran dan pemahaman yang diartikan sebagai swadisiplin atas dasar
komprehensif demi pengembangan diri. nilai hidup yang tinggi, baik itu sebagai
Maka, menurut Mendikbud, merdeka perorangan maupun sebagai anggota
belajar bisa diartikan dengan dalam masyarakat. Selain itu,
pengaplikasian kurikulum dengan kemerdekaan di sini juga berarti meski
memasukkan proses belajar yang menjadi dasar demi pengembangan
menyenangkan, kemudian ditambahkan pribadi yang kuat.
dengan pengembangan berpikir inovatif Dan terakhir adalah implement-
dari guru. Sehingga akan menumbuhkan tasinya. Bahwa dalam pendidikan,
kebahagiaan bagi para peserta didik, yang pengaruh pengajaran itu memerdekakan
akan membuatnya memiliki sikap positif manusia atas hidupnya secara lahir,
dalam menerima dan menanggapi sementara merdekanya hidup ialah dari
pelajaran (Saleh). pendidikan. Adapun bentuk atau wujud

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 8 No. 2 (2021) | 162


Anita Aprilia dan Betty Mauli Rosa

dari merdeka belajar, yang bisa Bapak Pendidikan Indonesia. Lantas,


diterapkan di kampus merdeka belajar bagaimana dengan pendidikan Islam?
adalah dengan adanya pertukaran Apakah pendidikan dalam Islam
mahasiswa, asistensi mengajar di satuan tidak menerapkan konsep merdeka
pendidikan, proyek kemanusiaan, belajar? Apakah pendidikan dalam Islam
penelitian, magang, kegiatan wirausaha, adalah pendidikan yang kaku? Terbatas?
membangun desa atau KKN tematik, Dan menegangkan? Sebagaimana
hingga proyek independen (Kebudayaan, diketahui, bahwasanya ayat pertama yang
2020). diturunkan Allah kepada Rasulullah
adalah 'Iqra' (Yamin, 2007), yang artinya
A. MERDEKA BELAJAR bacalah. Kegiatan ini menjadi hal yang
DALAM PERSPEKTIF sangat penting bagi maju mundurnya
PENDIDIKAN ISLAM sebuah bangsa. Bahkan, tingkat
membaca dijadikan sebagai salah satu
Dalam konsep merdeka belajar yang parameter kualitas sebuah bangsa. Dalam
diusung oleh Nadiem Makarim, anak hal ini, proses pendidikan tentu tidak
didik dijadikan sebagai focus. Di mana, bisa lepas dari kegiatan membaca
pendidikan tidak lagi sekedar menjadikan (Rohman, 2017)
kurikulum sebagai acuan. Melainkan Yusuf, dalam Nia Nuraida & Lilis
sebaliknya. Tentu, bagi praktisi Nurteti (Nurteti, 2016) menyebutkan,
pendidikan sudah mengetahui, bagi seorang Muslim, membaca menjadi
bahwasanya konsep atau ide baru ini makanan sehari-hari yang tidak boleh
bukanlah sesuatu yang benar-benar 'fresh'. ditinggalkan. Bahan bacaan yang dibaca
Hal ini dikarenakan sebelumnya, juga tidak terbatas pada al-Quran saja,
sudah ada yang menerapkan konsep ini melainkan juga membaca hadis, atau
dalam pendidikan. Salah satunya adalah ilmu pengetahuan. Bahkan, alampun
Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar diciptakan untuk dijadikan sebagai bahan
Dewantara. Sayangnya, konsep bacaan. Dengan demikian, sangat jelas,
pendidikan yang dibangun oleh pendiri bahwa dalam Islam, pendidikan adalah
taman siswa ini terus mengalami hal yang sangat penting.
perubahan, mengikuti perubahan, seiring Demi membangun dan
dengan pergantian menteri pendidikan. memperbaiki keadaan umat di
Dalam konsep merdeka belajar yang ada bumi. Dan sebenarnya, konsep merdeka
di 'Taman Siswa', sekolah sangat identik belajar ini sudah dipraktekkan sendiri
dengan tempat yang sangat nyaman, oleh Rasulullah saw. Karena beliau
segar, membahagiakan, sejuk, bagi mampu menciptakan sebuah suasana
siapapun yang ingin belajar. Dengan belajar yang menyenangkan bagi murid-
lingkungan yang demikian, sudah barang muridnya, yaitu para sahabatnya. Konsep
tentu akan membuat siapapun merasa merdeka belajar yang dipraktekkan oleh
nyaman, sehingga proses pembelajaran Rasulullah ketika mendidik para
berjalan maksimal. Selama ini, konsep muridnya cukup banyak. Tiga di
merdeka belajar kerap dikaitkan dengan antaranya adakah metode interaktif
dialogis, keteladanan, dan kisah.

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 8 No. 2 (2021) | 163


Konsep Merdeka Belajar dalam Perspektif Pendidikan Islam
(Sebuah Kajian Historis)

Dalam istilah pendidikan masa kini, peserta didik merupakan salah satu ciri-
Rasulullah telah menerapkan fun ciri bahwa kegiatan pembelajaran yang
learning, atau pendidikan yang berlangsung tidak menyenangkan dan
menyenangkan. Untuk saat ini, setiap tidak menarik. Sehingga, begitu usai
orang meksi memahami konsep fun mendapatkan pelajaran, para siswa
learning. Pembelajaran fun learning bisa dengan mudah melupakannya.
diperoleh dari berbagai pengalaman dan Untuk menciptakan suasana
suasana lingkungan belajar yang penuh belajar yang menyenangkan, dapat
dengan kegembiraan, ketenangan, dilakukan beberapa kegiatan. Seperti
kenyamanan, hingga rasa aman dan Menumbuhkan Rasa Senang Belajar,
saling percaya. Kata 'fun' dalam Memberikan penghargaan atas usaha
pendidikan bukan berarti kesenangan belajar, Keterlibatan langsung dan
yang rebut tanpa adanya tujuan yang jelas. membiarkan peserta didik melakukan
Karena istilah tersebut sama sekali tidak banyak hal, Mengajak berkarya dan show
berkaitan dengan kemeriahan yang tidak off hasil karya peserta didik, Luangkan
terkonsep. waktu untuk istirahat dan bermain, dan
Bahkan, Meirer dalam Aah Ahmad Membuat ruang kelas yang nyaman.
Syahid (Syahid, 2006), ia memberikan Apalagi saat ini, kata 'kelas' bukan lagi
batasan terhadap makna istilah 'fun' hanya sekedar ruangan belaka. Melainkan
dalam pendidikan. Ia menyatakan bahwa lebih luas dari itu. Kelas saat ini bisa
kata fun adalah mulai bangkitnya minat mencakup apapun. Mulai dari
peserta didik, mereka terlibat penuh perpustakaan, taman, museum, lab, pasar,
dalam proses pendidikan, menguasai dan lain sebagainya. Dan di antara
materi, nilai yang membahagiakan, beberapa kegiatan fun learning,
hingga terciptanya makna. Selain itu, fun Rasulullah sudah menerapkannya sendiri
learning juga merupakan pembelajaran ketika mengajar pada sahabatnya
yang dapat menggugah semangat para
peserta didik, menumbuhkan rasa Metode Interaktif Dialogis
keingintahuannya, agar semua potensi
dalam dirinya bisa dimaksimalkan. Metode pendidikan yang kerap
Di dalam buku yang membahas digunakan oleh Rasulullah adalah tanya
mengenai active learning, yang ditulis jawab. Hal ini guna memberikan kesan
oleh Siberman, ia menyatakan ungkapan, perhatian kepada seluruh muridnya.
bahwa kita bisa menceritakan sesuatu Sekaligus memberikan motivasi bagi jiwa,
kepada para peserta didik. Akan tetapi, akal, dan potensi demi memberikan
mereka bisa melupakannya lebih cepat. penjelasan bagi apa saja yang ingin
Ungkapan ini menjadi sebuah indikasi, diketahui oleh muridnya (Ghuddah,
bahwasanya seorang guru memang harus 2012). Tidak heran jika sampai saat ini
menciptakan suasana belajar yang metode tanya jawab kerap dilakukan oleh
menyenangkan supaya dapat direkam sebagian tenaga pendidik.
oleh para peserta didik. Sementara materi
yang dengan mudah dilupakan oleh para

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 8 No. 2 (2021) | 164


Anita Aprilia dan Betty Mauli Rosa

Karena ia bisa mengembangkan biasanya kisah memang sangat lekat di


keterampilan dan keberanian siswa untuk tiap otak manusia, dan nyaris tidak
bertanya dan menjawab. Metode ini juga terlupakan.
bisa mengurangi proses lupa (Yusuf, Sehingga di dalam al-Quran, ada
2002). Dengan menerapkan metode banyak sekali kisah-kisah yang bisa
interaktif dialogis, maka suasana belajar menjadi penghibur hati, kisah-kisah yang
akan lebih menyenangkan dan membuat memberikan pelajaran, memupuk tekad,
para siswa lebih antusias. Sebagaimana mengenang berbagai peristiwa, dan lain
yang disebutkan oleh Abdurrahman sebagainya (asy-Syalhub, 2018). Maka
Nahlawi dalam Hardivizon (Hardivizon, dalam mendidik para sahabatnya,
2017). Rasulullah kerap memberikan pelajaran
Melalui metode ini, maka dengan menceritakan kisah-kisah
semangat anak-anak akan bangkit, terdahulu, kejadian yang telah menimpa
perasaan dan emosinya juga berkobar. umat sebelumnya. Metode ini dianggap
Dialog akan memberikan ruang yang sangat baik, karena bisa memberikan
lebar bagi para murid untuk bertanya kesan tersendiri bagi para peserta didik,
mengenai apa saja yang belum dipahami. bisa menarik perhatian, hingga mudah
masuk ke dalam hati dan diterima
Keteladanan dengan baik. Sebenarnya, Allah telah
Salah satu metode pendidikan Rasulullah memberitahu metode ini melalui firman
yang paling menonjol adalah metode Nya dalam al-Quran yang terdapat di
keteladanan. Beliau adalah sosok yang dalam QS. Hud ayat 120.
luar biasa, memiliki budi pekerti agung. Yang artinya, Dan seluruh kisah
Sebelum memerintahkan orang lain rasul-rasul, kami ceritakan kepadamu
melakukan sesuatu, maka beliaulah yang Muhammad, supaya dengan kisah-kisah
akan melakukannya terlebih dahulu. Hal tersebut kami teguhkan hatimu, dan di
ini agar para sahabatnya, sekaligus dalamnya sudah diberikan semua
muridnya dapat mengikut beliau, kebenaran kepadamu, nasihat, dan
kemudian mengamalkannya seperti yang peringatan bagi yang beriman (RI, 2009).
telah dicontohkan oleh Rasulullah Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat
(Ghuddah, 2012). menyadari sifat alamiah manusia yang
menyenang kisah, dan memahami
Metode Kisah besarnya pengaruh kisah tersebut
Kisah mempunyai kemampuan yang terhadap perasaan manusia. Sehingga,
sangat luar biasa untuk menarik Islam dengan gambling mengeksploitasi
perhatian semua orang kepada yang kisah-kisah dalam al-Quran dan
berkisah. Karena memang secara alamiah, menjadikannya sebagai salah satu bagian
jiwa manusia sangat menyukai kisah- dari pendidikan (Sudiyono, 2009).
kisah. Yang di dalamnya terdapat Metode kisah adalah salah satu
berbagaI macam berita orang-orang metode untuk menarik focus peserta
sebelumnya, berbagai macam keanehan, didik, dan cukup disukai, terutama oleh
menyebutkan peristiwa, dan lain anak-anak. Metode satu ini juga sangat
sebagainya. Bukan hanya itu saja, efektif jika digunakan lintas usia (Putra,

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 8 No. 2 (2021) | 165


Konsep Merdeka Belajar dalam Perspektif Pendidikan Islam
(Sebuah Kajian Historis)

2016). Dengan beberapa metode yang menyenangkan kepada para


pendidikan ala Rasulullah yang dijadikan muridnya. Bahkan, Rasulullah mengajar
sebagai sebuah konsep dalam pendidikan di berbagai tempat. Mulai dari rumah,
Islam tersebut, tentu akan menghasilkan jalan, masjid, dan tempat lain (Hafiddin,
para peserta didik menyadari hakikat 2015). Dalam hal ini, Chatib menyatakan,
belajar, dan mendapatkan pendidikan bahwa tidak perlu mempersempit
yang bisa menjadikannya lebih baik. definisi kelas hanya sebatas ruang, karena
Bahkan, metode-metode tersebut masih sejatinya, ruang kelas itu seluas samudra.
sangat relevan untuk digunakan saat ini. Maka, lakukanlah proses pembelajaran
Apalagi dengan konsep merdeka belajar. yang menyenangkan, di manapun
Bahkan sangat tidak berlebihan jika (Chatib, 2013). Jadi sangat jelas, bahwa
dikatakan, bahwa konsep merdeka Rasulullah merupakan praktisi
belajar ini sudah dilakukan lebih dulu pendidikan yang luar biasa.
oleh Rasulullah dengan menggunakan Maka idealnya, pendidikan masa
beberapa metode. kini mengacu kepada konsep merdeka
Karena konsep pendidikan yang belajar dengan fun learning yang
dipraktekkan oleh Rasulullah bisa dicontohkan oleh Rasulullah. Karena
memberikan pengalaman belajar yang konsep yang diusung oleh Rasulullah
sangat luas bagi para siswa dengan masih sangat relevan jika diaplikasikan
kondisi belajar yang menyenangkan. saat ini. Selain itu, Rasulullah juga
Maka idealnya, konsep pendidikan menekankan dan mengutamakan aspek
merdeka belajar mengacu kepada konsep moral dan rohani, dengan
pendidikan yang sudah dicontohkan oleh tidak mengabaikan pendidikan mental,
Rasulullah, yang sangat sejalan dengan social, matematik, dan yang lainnya.
naluri manusia. Di masa Rasulullah, Sehingga dapat kita katakan, bahwa
memang belum ada lembaga pendidikan pendidikan ala Rasulullah adalah
resmi seperti saat ini. Sehingga beliau pendidikan komprehensif. Pendidikan
menjadikan rumah al-Arqam bin Abil Islam yang dilakukan Rasulullah juga
Arqam sebagai tempat mengajar. Rumah sangat memperhatikan bidang aqidah,
inilah yang menjadi sejarah pendidikan keimanan, dan pencapaian ilmu. Hal ini
Islam pertama dalam sejarah (Yunus, dikarenakan zat alamiah itu sendiri.
1992). Di tempat tersebut Rasulullah Bahkan di masa Rasulullah, karakteristik
mengajarkan pokok-pokok agama dan tersebut sudah ada, khususnya aspek
dasar-dasar agama Islam dengan ilmiah. Meskipun tidak setinggi
menerapkan metode pembelajaran fun pencapaian umat muslim setelahnya.
learning tadi.
Rasulullah kemudian mengajar di KESIMPULAN
kehidupan sekolah yang sangat luas,
tanpa bertabatas oleh dinding kelas. Konsep merdeka belajar yang diusung
Beliau memanfaatkan berbagai oleh Nadiem Makarim sejalan dengan
kesempatan untuk memberikan konsep pendidikan Islam. Rasulullah
pendidikan yang bermakna dengan cara sendiri telah menerapkannya ketika

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 8 No. 2 (2021) | 166


Anita Aprilia dan Betty Mauli Rosa

mengajarkan banyak hal kepada murid- M.L.Siberman. (2014). Active Learning;


muridnya. Dalam hal ini, Rasulullah 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
menciptakan suasana belajar yang Bandung : Nuansa.
menyenangkan, atau fun learning. Di Mualifah, I. (2013). ProgresivismeJohn
mana, salah satu tujuan dari konsep Dewey Dan PendidikanPartisipatif
merdeka belajar adalah menciptakan Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal
suasana belajar yang menyenangkan. Di Pendidikan Agama Islam Vol. 01,
antara beberapa kegiatan dalam fun No. 01 Mei 2013 , 102-121.
learning, terdapat banyak kegiatan yang Naili Nur Fitrotun, Moh. Miftakhul
sudah dipraktekkan oleh Rasulullah. Huda, Achmad Ali Fikri. (2019).
Salah satunya adalah dengan membuat Persepsi Calon Guru PAI terhadap
kegiatan pembelajaran yang Merdeka Belajar. Tadris: Jurnal
menyenangkan dengan banyak cara, Pendidikan Islam .
seperti berkisah, tauladan, dan dialog. Nurhayani Siregar, Rafidatun Sahirah,
Arsikal Amsal Harahap. (2020).
REFERENSI Konsep Kampu Merdeka Belajar
di Era Revolusi Industri 4.0 .
Aiman Faiz, Imas Kurniawaty. (2020). Fitrah: Journal of Islamic Education ,
Konsep Merdeka Belajar 152.
Pendidikan Bahasa Indonesia Nurteti, N. N. (2016). Fungsi Membaca
dalam Perspektif Filsafat dalam Konsep Pendidikan Islam.
Progresivisme. Konstruktivisme : Program Studi Pendidikan Islam Anak
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran , Usia Dini , 72.
158. Prayitno, Manullang Belferik. (2011).
asy-Syalhub, F. b. (2018). Begini Pendidikan Karakter dalam
Seharusnya Menjadi Guru. Jakarta: Pembangunan bangsa. PT Grasindo .
Darul Haq hlm. 123. Putra, S. R. (2016). Metode Pengajaran
Chatib, M. (2013). Kelasnya Manusia Rasulullah SAW. Yogyakarta: Diva
(Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar Press.
dengan Manajemen Display Kelas). RI, D. A. (2009). Al-Quran dan
Bandung: Mizan Pustaka. Terjemahan. Jakarta: Pustaka Al-
Ghuddah, A. F. (2012). 40 Metode Fatih .
Pendidikan dan Pengajaran Rasulullah Rohman, S. (2017). Membangun Budaya
SAW. Bandung : Irsyad Baitus Membaca pada Anak Melalui
Salam 106. Program Gerakan Literasi Sekolah.
Hafiddin, H. (2015). Pendidikan Islam Jurnal pendidikan dan Pembelajaran
pada Masa Rasulullah. Jurnal Dasar , 153.
Tarbiya . Saleh, M. (n.d.). Merdeka Belajar di
Hardivizon. (2017). Metode Tengah Pandemi Covid-19.
Pembelajaran Rasulullah Saw. http://proceedings.ideaspublishin
Jurnal Pendidikan Islam , 15. g.co.id/index.php/hardiknas/articl
Kebudayaan, D. J. (2020). Buku Panduan e/view/8/8.
Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 8 No. 2 (2021) | 167


Konsep Merdeka Belajar dalam Perspektif Pendidikan Islam
(Sebuah Kajian Historis)

Sudaryanto, Wahyu Widayati, Risza


Amalia. (2020). Konsep Merdeka
Belajar-Kampus Merdeka dan
Aplikasinya dalam Pendidikan
Bahasa (dan Sastra) Indonesia.
Kode Jurnal Bahasa , 79.
Sudiyono. ( 2009). Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta: Rineka Cipta.
Syahid, A. A. (2006). Gembira
bersekolah: memaknai fun learning
di sekolah dasar. Current Research in
Education: Conference Series Journal ,
2.
Syukri, B. (n.d.). Menakar Konsep
Merdeka Belajar.
(https://intens.news/menakar-
konsep-merdeka-belajar.
Widaningsih, I. (2019). Strategi dan Inovasi
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Era
Revolusi Industri 4.0. . Uwais
Inspirasi Indonesia.
Yamin, M. (2007). Kiat Membelajarkan
Siswa. Jakarta: Gaung Persada
Press.
Yunus, P. D. (1992). Sejarah Pendidikan
Islam,. Jakarta: PT. Hidakarya
Agung.
Yusuf. (2002). Penggunaan metode yang
efektif dalam pembelajaran. Jakarta:
Depdiknas.

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 8 No. 2 (2021) | 168

Anda mungkin juga menyukai