Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

HAKIKAT IPA

Mata Kuliah: Pendidikan IPA di SD

Dosen Pengampuh: Muhammad Amran, S.Pd., M.Pd.

Di Susun Oleh:

Kelompok 1

FAQIH NUR SABILAH (220407552010)

ASHAOLIYA (220407551015)

FITRIANI (220407551059)

MULTIANI (220407552031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

KAMPUS V UNIVERSITAS NEGERI MAKSSAR

KOTA PARE-PARE 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hakikat IPA” untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPA di SD.
Sholawat serta salam tak lupa kita kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW,
sahabat sahabiyah, tabi`in, tabi`ut tabi`in serta orang sholaweh yang senantiasa
istiqomah di jalan Allah hinggah yaumil akhir.

Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehinggah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat
waktu.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk khalayak


ramai khususnya untuk program studi Pendidikan guru sekolah dasar.

Pare-pare, 28 Agustus 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………...……………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………...………………………ii
BAB I PENDAHULUAN……………………….………………………………..
1
1.1 Latar Belakang…………………………...………………………………..1
1.2 Tujuan penulisan……………………….………………………………….1
1.3 Capaian perkuliahan……………………………………………………….1
1.4 Indikator…………………………………………………………………...2

BAB II ISI…………………………………………………………………………
3
2.1 hakikat pembelajaran IPA dari segi produk, proses, dan sikap
ilmiah……..3
2.2 Fungsi dan tujuan IPA di sekolah dasar……………………………………
9
2.3 Rambu-rambu dan ruang lingkup pembelajaran IPA di sekolah
dasar………………………………………………………………………....15

BAB III PENUTUP…...…………………………………………………………


18

3.1 Simpulan………………………….………………………………………
18

3.2 Saran…………………………….………………………………………..19

DAFTAR PUSTAKA………………..………………………………………….20

RANGKUMAN…………………………………………………………………21

GLOSARIUM…………………………………...………………………………23

SOAL LATIHAN……………………………………………………………….24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sains adalah ilmu pengetahuan yang sangat erat kaitannya dengan


kehidupan manusia dan merupakan salah satu aspek yang dapat mewujudkan
tujuan Pendidikan nasional. Ada beberapa aspek tentang kajian IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) yaitu sebagai bangunan ilmu, cara penyelidikan, cara berpikir,
serta kaitannya dengan teknologi dan masyarakat. IPA merkandung serangkaian
proses ilmiah, yang sering dikenal dengan metode ilmiah. IPA sebagai bangunan
ilmu meliputi serangkaian konsep, hokum, prinsip, dan teori. Bangunan ilmu ini
kemudian dikonstruksi melalui proses ilmiah. Setiap konten materi IPA memiliki
karakteristik ciri khas yang mencerminkan cara perolehan dan cara
menyajikannya kepada peserta didik sehingga ksarakteristik setiap konten materi
tersebut erat kaitannya dengan bagaimana cara untuk membelajarkan IPA kepada
peserta didik.

Penyajian pembelajaran IPA tercermin secara spesifik dalam perangkat


pembelajaran yang telah dirancang oleh seorang guru IPA. Ilmu pengetahuan
alam diajarkan melalui kegiatan yang menarik dimana Subjectnya berkaitan
dengan sasaran materi yang akan disampaikan yaitu IPA yang terintegrasi pada
tema atau pokok bahasan tertentu dan juga Spesific yang berarti berlaku khusus
untuk materi yang akan diberikan.

1.1 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran IPA dari segi produk, proses, dan
sikap ilmiah.
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan IPA di sekolah dasar.
3. Untuk mengetahui rambu-rambu dan ruang lingkup pembelajaran IPA di
sekolah dasar.
1.2 Capaian Perkuliahan
1. Mampu Menjelaskan hakikat pembelajaran IPA dari segi produk, proses,
dan sikap ilmiah.
2. Menjelaskan fungsi dan tujuan IPA di sekolah dasar.
3. Memahami rambu-rambu dan ruang lingkup pembelajaran IPA di sekolah
dasar.
1.3 Indikator
1. Menjelaskan hakikat pembelajaran IPA dari segi produk, proses, dan sikap
ilmiah.
2. Menjelaskan fungsi dan tujuan IPA di sekolah dasar.
3. Memahami rambu-rambu dan ruang lingkup pembelajaran IPA di sekolah
dasar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran IPA Dari Segi Produk, Proses Dan Sikap Ilmiah
a. Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA atau dikenal dengan istilah Sains adalah
suatu ilmu pengetahun yang memiliki sifat yang sistematis dan disusun dengan
menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada
hasil pengamatan. Sains atau Scientia berasal dari Bahasa latin yang memiliki arti
“saya tahu” dan dalam Bahasa inggris memiliki arti pengetahuan (Juhji, 2015).

Menurut Pratiwi (2021), IPA merupakan cerminan dari hubungan antara


metode ilmiah, produk pengetahuan dan nilai sikap yang ada di dalam proses
pencarianya. Hal ini juga sejalan dari hakikat Ilmu Pengetahuan Alam yang bukan
hanya kumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi memiliki proses aktif
untuk menemukan, menggunakan pikiran serta sikap dalam mempelajarinya.

Menurut Trianto (Dewi, dkk 2021) mengemukakan bahwa pada


hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap
ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai suatu proses, sebagai produk, dan
sebagai prosedur. Sebagai suatu proses diartikan sebagai semua kegiatan ilmiah
untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun menemukan
pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa
pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah atau bahan bacaan
untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai suatu prosedur
dimaksudkan sebagai metodologi atau cara yang dapat digunakan untuk
mengetahui sesuatu yang lazim disebut metode ilmiah. Selain sebagai proses dan
produk pernah menganjurkan agar IPA dijadikan sebagai suatu "kebudayaan" atau
suatu kelompok atau institusi sosial dengan tradisi nilai, aspirasi, maupun
inspirasi.

Menurut Bundu (Dewi, dkk 2021) mengemukakan bahwa sains atau yang
biasa diterjemahkan Ilmu Pengetahuan Alam berasal dari kata "natural science".
Natural berarti alamiah dan memiliki hubungan dengan alam, sedangkan science
berarti ilmu pengetahuan. Artinya, sains dipandang sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang alam dan mempelajari peristiwa yang terjadi di alam.
Maka, terlihat bahwa IPA memiliki objek dan persoalan yang holistik atau
menyeluruh.

Menurut Trianto (Dewi, dkk 2021) mengemukakan bahwa Ilmu


Pengetahuan Alam (IPA) secara umum meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu
fisika, biologi, dan kimia. Pada hakikatnya IPA merupakan produk, proses, dan
aplikasi. Sebagai suatu produk IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan
sekumpulan konsep serta bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan
proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan
mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori IPA akan
melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.
Sedangkan Supriyadi (Dewi, dkk 2021) menngemukakan bahwa sains adalah
suatu cara berpikir untuk memahami suatu gejala alam, suatu cara untuk
memahami gejala alam, dan sebagai batang tubuh keilmuan yang diperoleh dari
suatu penyelidikan. Dalam Sains terkandung nilai- nilai ilmiah, dalam usaha
dalam membaca alam untuk menjawab hubungan sebab akibat, sains memiliki
berpotensi dalam pengembangan nilai-nilai individu.
IPA pada awalanya merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan suatu percobaan (Induktif) dan pada perkembangan selanjutnya IPA
dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Dua hal penting yang tidak bias
dilepaskan oleh IPA adalah IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang
merupakan pengetahuan factual, konseptual, metakognitif dan procedural dan IPA
sebagai proses yakni kerja ilmiah. Namun saat ini objek kajian IPA sudah sangat
meluas dan meliputi proses, nilai, konsep IPA, sikap ilmiah, kreativitas,
pengaplkasian IPA dalam kehidupan sehari hari. Belajar IPA berarti mempelajari
kelima objek kajian tersebut (Wisudawati & Sulistyowati, 2014).
Menurut Indriani (2015) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi antara peserta didik dan pendidik (guru) pada suatu lingkungadn
Pendidikan dan ilmu pengetahuan alam merupakan kumpulan pengetahuan yang
disusun secara sistematis dan penggunaannya secara umum terbatas oleh gejala-
gejala alam serta perkembangannya yang tidak hanya ditandai dengan kumpulan
fakta namun didukung oleh metode ilmiah dan sikap ilmiah yang melengkapinya.
Menurut Purwanti, dkk 2019 mengemukakan bahwa Karakteristik yang
membedakan Ilmu pengetahuan alam dengan ilmu lain adalah:
a. Ilmu pengetahuan alam adalah cabang ilmu dasar yang bersifat umum
tentu memiliki makna dan arti yang bernilai ilmiah yang artinya
kebenaran yang dapat dibuktikan menggunakan cara dan prosedur
yang sama dengan penelitian sebelumnya.
b. Ilmu pengetahuan alam selalu berkembang dan dibuktikan dengan
banyaknya fakta-fakta, penemuan yang lebih baik daripada
sebelumnya, baik dari segi data maupun metode.
c. Ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan konsep dan teoritis,
keduanya saling behubungan sehingga hasil penelitian percobaan
maupun eksprimen sangat bermanfaat bagi peneliti lainnya untuk
mencoba.
d. Kajian ilmu pengetahuan alam ada empat. Yang pertama adalah sikap
rasa ingin tahu, kedua adalah proses, ketiga adalah aplikasi dan kerja
konsep IPA

2.2 Hakikat IPA dari segi Produk, proses dan sikap Ilmiah
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan kumpulan dari pengetahuan yang
berisi tentang teori-teori mengenai peristiwa yang terjadi di alam dan
kebenarannya telah diuji melalui suatu proses metode ilmiah dari studi,
pengamatan, serta pengalaman yang di dalamnya terdapat sikap ilmiah.
Komponen-komponen yang terdapat dalam Ilmu Pengetahuan Alam secara garis
besar ada 3 yaitu:
1. IPA sebagai produk,
Menurut Dewi (2021) mengemukakan bahwa sebagai produk IPA adalah
kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan para ilmuan dalam
bentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, serta teori-teori yang dapat
memahami dan menjelaskan alam serta berbagai fenomena yang ada di dalamnya.
Lebih lanjut menurut (Sayekti, dkk 2019) mengemukakan bahwa Hakikat ilmu
pengetahuan sebagai produk ialah hasil penelitian yang dikumpulkan oleh ilmuan
dalam membentuk konsep yang telah di pelajari dari kegiatan analitis dan
eksprimen dan berwujud sebagai suatu produk yang terdiri dari hukum, fakta,
prinsip serta teori Ilmu pengetahuan alam. Segi produk, siswa diharapkan mampu
untuk memahami konsep-konsep Sains yang berupa fakta, konsep, hukum,
prinsip maupun teori dan kaitannya dalam kehidupan sehari-hari; dari proses,
speserta didik diharapkan memiliki kemampuan dalam proses untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang telah
diperolehnya untuk menjelaskan masalah serta memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari; dari segi sikap dan nilai siswa diharapkan mempunyai
minat dalam mempelajari benda-benda di lingkungannya, mawas diri, tekun,
bersikap ingin tahu, kritis, bertanggungjawab serta dapat bekerja sama dan
mandiri kemudian memupuk rasa cinta terhadap alam sekitarnya.

2. IPA sebagai Proses


Dalam hal ini adalah proses mendapatkan ilmu pengetahuan alam melalui
suatu metode ilmiah. Dalam sekolah dasar metode ilmiah yang dimaksud dalam
pembelajaran IPA adalah metode yang dikembangkan dan diajarkan secara
bertahap dan berkesinambungan, sehingga siswa nantinya mampu untuk
melakukan penelitian sederhana. IPA merupakan proses keterampilan yang
berguna untuk mengkaji fenomena alam sebagai proses Sains untuk mendapatkan
pengetahuan Sains. Jadi, dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan alam pada
hakikatnya diperlukan beberapa keterampilan seperti kemampuan observasi,
klasifikasi, kuantifikasi, inferensi, komunikasi, interpretasi, prediksi, hipotesis,
mengendalikan variabel, serta merencanakan dan melaksanakan penelitian (Dewi,
2021).
Menurut Narut & Supardi (2019) mengemukakan bahwa Proses pada sains
merujuk pada proses mental dalam menyelesaikan masalah yang melibatkan suatu
jawaban seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta memberikan
kesimpulan. Dalam proses sains kemampuan yang diuji adalah:
a. Mengenali pertanyaan ilmiah
b. Mengidentifikasi bukti
c. Menarik kesimpulan
d. Mengkomunikasikan kesimpulan
e. Pemahaman konsep

Menurut (Wisudawati & Sulistyowati, 2014) mengemukakan bahwa cara


Penyelidikan yang dilakukan dalam IPA yakni:

a. Observasi
Para ahli yang ingin mengerti alam dan mengetahui hokum alam harus
melakukan observasi untuk mengetahui objek-objek dan kajian-kajian
sehingga diperoleh fakta dan rekaman fakta yang berupa data yang
kemudian di olah menjadi hasil observasi.
b. Eksprimen
Eksprimen merupakan hal yang yang sangat penting di dalam metode
ilmiah agar dapat menguak rahasia gejala alam. Eksprimen harus memiliki
data observasi yag cermat dan teliti agar diperoleh data yang akurat.
c. Matematika
Matematika dangat bergunakan untuk menyatukan antar variable dalam
hokum dan teori. Matematika juga penting dalam membangun suatu
model.
3. IPA sebagai sikap ilmiah
Sebagai Sikap Ilmiah, IPA ditunjukan untuk mencari dan mengembangkan
pengetahuan dari objektif terhadap fakta secara kritis, hati-hati, dan sebagainya.
Hal ini menekankan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya tentang
kumpulan pengetahuan fakta untuk yang dihafal, tetapi ada proses aktif penemuan
yang menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya. Menurut Wynne
Harlen (Dewi, 2021) sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia
Sekolah Dasar setidaknya ada 9 aspek, yakni:
a. Sikap ingin tahu (curiousity), yakni suatu sikap yang selalu ingin
mendapatkan jawaban yang konkret dari objek yang di lihatnya.
b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality), yakni sikap
yang bertitik tumpu pada kesadaran bahwa jawaban yang diperoleh dari
rasa ingin tahu tidak bersifat mutlak, namun bersifat sementara.
c. Sikap kerja sama (cooperation), yakni sikap untuk memperoleh
pengetahuan yang banyak secara bersama-sama atau berkelompok.
d. Sikap tidak putus asa (perseverance), yakni sikap ini yang perlu
ditanamkan kepada siswa Sekolah Dasar agar tidak mudah putus asa
apabila mengalami kegagalan dalam menggali ilmu.
e. Sikap terbuka dalam menerima (open-mindedness)
f. Sikap mawas diri (self critism), yakni sikap seorang ilmuwan sangat
menjunjung tinggi kebenaran. Objektivitas tidak hanya ditunjukkan diluar
dirinya tetapi juga dalam dirinya sendiri. sikap ini haruslah
dikembangkan sejak dini khususnya pada siswa Sekolah Dasar agar dapat
memiliki sikap jujur tehadap dirinya sendiri, berani mengoreksi diri
sendiri serta menjunjung tinggi kebenaran.
g. Sikap bertanggung jawab (responsibility), yakni harus berani
mempertanggungjawabkan apa yang sudah diperbuat. sikap ini harus
dikembangkan sejak usia SD misalnya seperti membuat dan melaporkan
hasil pengamatan kerja yang telah dilakukan secara jujur.
h. Sikap berpikir bebas (independence in thinking), sikap ini diperlukan
dalam ilmu pengetahuan karena objektifitas merupakan salah satu kriteria
kebenaran dalam suatu ilmu pengetahuan.
i. Sikap kedisiplinan (selfdiscipline), kedisiplinan diri diartikan sebagai
kemampuan dalam mengontrol atau mengatur dirinya sendiri menuju
tingkah laku yangbaik, dikehendaki dan diterima oleh masyarakat.

Hal ini menekankan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya kumpulan
pengetahuan fakta yang dihafal, namun ada proses aktif menemukan sesuatu
menggunakan pikiran dan sikap untuk mempelajarinya. Dengan demikian,
pembelajaran IPA di tingkat Sekolah Dasar, berorientasi pada pencapaian Sains
dari produk, proses dan sikap keilmuannya.

Menurut Purwanti, dkk 2019 mengemukakan bahwa penjabaran sikap ilmiah


yang ditekuni oleh orang-orang yang berjiwa ilmiah untuk mencapai tujuan
tertentu yakni:

1. Objektif pada suatu fakta yang artinya bahwa tidak mengikut sertakan
peerasaan diri sendiri.
2. Berhati-hati dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil suatu kesimpulan
apabila dating yang diperoleh belum terlalu mendukung.
3. Berperasaan dan berfikir terbuka berarti tidak menutup diri untuk
menerima saran dan masukan dari orang lain.
4. Tidak mencampuradukkan fakta dan pendapat diri sendiri
5. Berhati-hati saat melakukan proses kegiatan.
6. Memiliki sikap ingin tahu yang tinggi.
B. Fungsi Dan Tujuan IPA Di Sekolah Dasar.
a. Fungsi IPA di Sekolah Dasar

Menurut Pratiwi (2021) Ilmu Pengetahuan Alam tidak serta merta diajarkan di
sekolah tanpa ada alasan yang jelas. Berbagai alasan yang digunakan agar ilmu itu
dimasukan ke dalam kurikulum dan mata pelajaran. Alasannya dapat digolongkan
menjadi empat golongan yaitu:

1. Bahwa sains bermanfaat bagi suatu bangsa


2. Apabila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan
suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis bagi
peserta didik
3. Apabila mengajarkan sains kepada anak melalui percobaan sendiri maka
sains tidaklah menjadi mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka.
4. Nilai-nilai Pendidikan terdapat pada mata pelajaran ini yang memiliki
potensi untuk membentuk kepribadian anak secara menyeluruh.

Sains melatih anak berpikir kritis dan objektif. Obyektif artinya sesuai
dengan obyeknya, sesuai dengan kenyataan, atau sesuai dengan pengalaman
pengalaman melaui panca indra. Oleh sebab itu, pengajaran ilmu pengetahuan
alam di Sekolah Dasar memiliki fungsi dan tujuan tertentu sehingga dijadikan
mata pelajaran dan dimasukkan kedalam kurikulum di sekolah.

1. Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud 1993) Mata Pelajaran IPA


di sekolah dasar berfungsi untuk:
a. Memberikan ilmu tentang berbagai jenis dan keadaan lingkungan
buatan dan lingkungan alam dan kaiatannya terhadap pemanfaatannya
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan keterampilan proses, wawasan, sikap serta nilai yang
berguna bagi siswa dalam meningkatkan kualitas kehidupan.
c. Menumbuhkan kesadaran tentang adanya kaitan yang saling
mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan
lingkungan di sekitarnya serta pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-
hari.
d. Menumbuhkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta keterampilan dalam berkehidupan sehari-hari maupun
untuk melanjutkan Pendidikan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi

Menurut Sumadji (Pratwi, 2021) mengemukakan bahwa Adapun secara rinci


fungsi mata pelajaran IPA antara lain ialah:
a. Memberi bekal pengetahuan dasar untuk dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi ataupun diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Mengembangkan keterampilan dalam mmengembangkan dan menerapkan
konsep-konsep Ilmu pengetahuan alam.
c. Menanamkan sikap ilmiah serta melatih siswa dalam menggunakan
metode ilmiah untuk pemecahan masalah yang dihadapi.
d. Menyadarkan siswa tentang keteraturan alam dan keindahanya sehingga
peserta didik terdorong untuk mencintai serta mengagungkan Pencipta
Nya.
e. Memupuk daya inovatifdan kreatif.
f. Membantu siswa untuk memahami gagasan atau informasi baru dalam
bidang IPTEK sehingga dapat mengembangkan minat siswa terhadap IPA

Menurut Dewi, dkk (2021) Pendidikan IPA di Sekolah Dasar diharap mampu
menjadi wahana bagi siswa dalam mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.
Penekanan dalam Pendidikan IPA dilakukan secara langsung agar siswa mampu
mengembangkan potensi dirinya dan mampu memahami dan menjelajahi alam
sekitarnya secara ilmiah. Ilmu Pengetahuan Alam membantu siswa dalam
memperoleh pemahaman yang lebih dalam karena Pendidikan IPA diarahkan
untuk “mencari tahu” serta “berbuat” sehingga siswa memhami lebih dalam
tentang alam sekitarnya.
Dalam penyajian Pendidikan IPA menerapkan pendekatan paduan antara
pemahaman produk, proses IPA dan teknologi IPA dalam bentuk pengalaman
secara langsung yang memiliki dampak pada sifat siswa dalam memepelajari Ilmu
Pengetahuan Alam.
Dalam Depdiknas (2004) Fungsi pelajaran IPA adalah sebagai berikut:
 Dapat meningkatkan kesadaran dan rasa ingin tahu tentang
berbagai jenis lingkungan buatan dan lingkungan alam dalam
hubungannya dengan pemanfaatanya bagi kehidupan sehari-hari
dalam kehidupan manusia.
 Dapat mengembangkan keterampilan proses siswa sehingga siswa
mampu untuk memecahkan masalah melalui “doing science”
 Dapat menegmbangkan kemampuan siswa dalam menerapkan IPA,
teknologi serta keterampilan yang dapat berguna bagi kehidupan
sehari-hari maupun melanjutkan Pendidikan ke tingkat yang lebih
tinggi.
 Dapat mengembangkan sikap, nilai dan wawasan yang berguna
serta kaitannya dengan kemajuan IPTEK, Pelestarian lingkungan
dan keadaanya yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan IPA di Sekolah Dasar


Menurut (Yeni, dkk 2020) mengemukakan bahwa Tujuan dari
pembelajaran IPA di SD adalah mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai
pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan, dengan
begitu peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahamannya
terkait konsep-konsep Ilmu pengetahuan alam yang bermanfaat dan dapat pula
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa mata
pelajaran IPA itu sendiri memiliki kedudukan yang penting. Pada pembelajaran
IPA khususnya subtema Kekayaan Sumber Energi di Indonesia, Pemanfaatan
Kekayaan Alam di Indonesia, dan Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di
Indonesia. Siswa belum menguasai materi tersebut, sehingga menunjukkan hasil
belajar siswa yang masih rendah dalam pembelajaran IPA.

Menurut Kumala (2016), mengemukakan bahwa Setiap pembelajaran


dalam suatu mata pelajaran pasti memiliki tujuan untuk mengembangkan ketiga
aspek hasil belajar. menurut BSNP (2013) tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan
alam adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa


berdasarkan keberadaan, keteraturan ciptaa-Nya, dan keindahan-Nya.
2. Mengembangkan pemahaman dan pengetahuan konsep IPA yang
bermanfaat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Menumbuhkan rasa ingin tahu, kesadaran, dan sikap positip akan adanya
hubungan timbak balik antara IPA, teknologi, lingkungan, dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses dalam menyelidiki alam sekitar
untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan
5. Meningkatkan kesadaran untuk ikut berperan serta dalam menjaga,
memelihara, dan melestarikan lingkungan alam.
6. Menumbuhkan kesadaran agar dapat menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan yang maha esa.
7. Memperoleh bekal konsep, pengetahuan, serta keterampilan IPA sebagai
dasar yang bermanfaat untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Berdasarkan tujuan diatas maka dapat diketahui bahwa pada pembelajaran


ilmu pengetahuan alam, hasil belajar yang ingin dikembangkan terdapat tiga
macam, yakni dari pengetahuannya, sikap yang biasa disebut dengan sikap ilmiah
dan keterampilan yang banyak dikenal dengan keterampilan proses dalam
pembelajaran IPA. Diharapkan unsur-unsur ini dapat muncul pada diri peserta
didik, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh
sehingga mampu untuk memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan
masalah, metode ilmiah dan meniru sikap ilmuwan bekerja dalam menemukan
fakta baru. Arti dari peran siswa bekerja seperti ilmuan yakni dalam proses
pembelajaran IPA menggunakan metode pendekatan keterampilan proses dasar
IPA. Keterampilan proses IPA digolongkan menjadi dua bagian yaitu
keterampilan integrasi dan keterampilan dasar. Pada siswa sekolah dasar
diharapkan minimal keterampilan proses dasar IPA siswa wajib dikembangkan
dalam proses pembelajaran IPA (Kumala, 2016).

C. Rambu-Rambu Dan Ruang Lingkup Pembelajaran IPA Di Sekolah


Dasar.

Menurut Pratiwi (2021) Pembelajaran IPA sebagai media pengembangan


potensi siswa SD seharusnya didasarkan pada karakteristik psikologis anak,
memberikan kesenangan bermain dan kepuasan intelektual bagi mereka dalam
membongkar misteri, teka-teki, seluk beluk fenomena alam yang ada di sekitar
dirinya, memperbaiki konsepsi mereka yang masih keliru tentang fenomena alam
mengembangkan potensi saintis yang ada, sambil membekali keterampilan pada
siswa dan membangun konsep-konsep baru yang dikuasainya. Selain itu,
penilaian dalam pengajaran sains harus dengan menggunakan sistem penilaian
(asesmen) yang proporsional, adil, transparan, dan komprehensif bagi setiap aspek
dari proses hasil belajar siswa.

Berdasarkan karakteristik perkembangan intelektual siswa SD maka


penyajian konsep dan keterampilan dalam proses pembelajaran sains harus
dimulai dari mudah ke sukar, dari yang nyata (konkrit) ke abstrak, dari sederhana
ke rumit, dan dari dekat ke jauh. Sehingga, mulailah dari apa yang ada optimalkan
suasana bermain tersebut dalam kelas sehingga menjadi media yang efektif untuk
pembelajaran IPA di sekolah dasar siswa. pembelajaran IPA di SD justru tidak
boleh mengabaikan apalagi menghilangkan dunia bermain anak (Pratiwi, 2021).

Pembelajaran IPA berlangsung efektif jika kegiatan belajar mengajarnya


mampu mencitrakan kepada siswa bahwa kelas adalah tempat untuk bermain,
aman dari segala bentuk ancaman dan hambatan psikologis, sertamemfasilitasi
siswa untuk secara lugas mengemukakan dan mencoba ide-idenya (Pratiwi, 2021).

Di samping pemahaman dan pengimplementasian karakteristik psikologis


siswa pada pada pembelajaran IPA, kejelasan wawasan guru tentang ruang
lingkup IPA juga sangat menentukan kualitas pengajaran IPA di Sekolah Dasar.

1. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam di SD


Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu
kerja ilmiah dan pemahaman konsep.
1) Kerja Ilmiah
Menurut Effendi dan Maliha (2007) pendidikan IPA menekankan
pada pemberian pengajaran secara langsung. Dalam pembelajaran IPA
siswa dapat mengembangkan beberapa keterampilan proses dan sikap
ilmiah dalam memperoleh pengetahuan tentang dirinya dan lingkungan
alam sekitarnya. Lingkup kerja ilmiah yaitu meliputi kegiatan
penyelidikan, berkomunikasi, pengembangan kreativitas, memecahan
masalah, sikap, dan nilai ilmiah.
 Penyelidikan/Penelitian
Siswa dapat menggali pengetahuan yang berkaitan dengan produk
teknologi dan alam melalui analisis dan refleksi untuk merencanakan,
mengumpul, mengolah, serta menafsirkan data, mengkomunikasikan
kesimpulan, dan menilai rencana prosedur.
 Berkomunikasi Ilmiah
Siswa mengkomunikasikan hasil temuan pengetahuan ilmiahnya
dan mengkajinya kepada bebarapa kelompok sasaran untuk berbagai
tujuan.
 Pengembangan Kreatifitas dan Pemecahan Masalah
Siswa mampu memecahkan masalah serta membuat keputusan
dengan berkreasi menggunakan metode ilmiah.
 Sikap dan Nilai Ilmiah
Siswa mengembangkan sikapingin tahu yang tinggi, jujur, tidak
percaya tahayul, dalam menyajikan data faktual, kreatif dalam
menghasilkan karya ilmiah, terbuka pada pikiran dan gagasan baru, peduli
terhadap makhluk hidup dan lingkungan, serta tekun dan teliti.

b. jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Lingkup


pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama yang sebelumnya
digunakan. Secara rinci lingkup materi pemahaman konsep yang terdapat dalam
Kurikulum KTSP yakni:
 Proses kehidupan makhluk hidup, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan dan serta kesehatan.
 Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: gas, padat dan
cair.
 Energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana.
 Bumi dan alam semesta meliputi: tanah,

Menurut Pratiwi (2021), Ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar


mencakup berbagai topik dasar yang membantu siswa memahami alam sekitar
mereka. Beberapa ruang lingkup ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar
meliputi:

1. Sistem Tata Surya: Pembelajaran tentang planet-planet, matahari, bulan,


dan benda langit lainnya di tata surya.
2. Ekosistem: Memahami hubungan antara makhluk hidup dan
lingkungannya, seperti hutan, sungai, dan laut.
3. Biologi Dasar: Pengenalan terhadap konsep-konsep dasar seperti
tumbuhan, hewan, manusia, dan siklus hidup.
4. Fisika Dasar: Konsep dasar seperti gerak, gaya, energi, dan sifat-sifat
materi.
5. Kimia Dasar: Pengenalan terhadap unsur-unsur kimia, reaksi kimia
sederhana, dan materi serta perubahannya.
6. Geologi: Pengetahuan tentang jenis-jenis batuan, proses pembentukan
bumi, dan fenomena geologi seperti gempa bumi dan gunung berapi.
7. Pengamatan Alam: Pengembangan keterampilan pengamatan dan
eksperimen sederhana untuk memahami alam.
8. Konservasi Alam: Kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan dan
sumber daya alam.

Menurut Dewi, dkk (2021) megemukakan bahwa berdasarkan Permendiknas


No.22 tahun 2006 tentang standar isi, ruang lingkup bahan kajian IPA di SD/MI
meliputi aspek-aspek berikut:
1. Makhluk hidup dan proses kehidupannya yaitu meliputi: mansia, tumbuhan,
hewan, dan interaksinya terhadap lingkungan dan kesehatan.
2. Sifat-sifat dan kegunaan benda/materi meliputi: padat, cair, gas.
3. Energi dan Perubahannya meliputi: panas, bunyi, gaya, cahaya, magnet,
listrik dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta yang meliputi: tata surya, bumi, tanah serta benda-
benda langit lainnya.

Ruang lingkup IPA yang dikaji meliputi sebagai berikut:


1. Alat Indra Manusia
2. Rangka Manusia
3. Penggolongan hewan
4. Daur hidup hewan
5. Bagian tumbuhan dan fungsinya
6. Gaya
7. Sifat dan perubahan wujud benda
8. Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya
9. Bentuk energi dan penggunaannya
10. Pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan
11. Perubahan kenampakan benda langit dan permukaan bumi
12. Hubungan lingkungan, sumber daya alam, masyarakat dan tekhnlogi

Berdasarkan diatas maka dapat dikatan bahwa IPA memiliki tujuan untuk
menanamkan sikap ilmiah kepada peserta didik dan nilai positif melalui
pemecahan masalah dalam pembelajaran IPA yang dilakukan oleh siswa. Siswa
akan selalu merasa tertarik dengan linkungan dan akan menjadikan lingkungan
sebagai sumber belajaran untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Demikian pula
dalam diri peserta didik akan mengembangkan pemikiran melalui lingkungan
yang banyak memberikan pelajaran dan pengalaman terhadap diri peserta didik
karena berinteraksi langsung yang dapat dapat dirasakan oleh siswa. Lebih lanjut
menurut Indriani (2015) mengemukakan bahwa pembelajaran Ilmu pengetahuan
Alam di Sekolah Dasar menurut Sandall memiliki tujuan untuk membangun rasa
ingin tahu, menyediakan dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengkomunikasikan metode ilmiah serta mempraktekkannya, membangun
ketertarikan siswa tentang dirinya dan alam.
Menurut (Dewi, dkk 2021) mengemukakan bahwa pembelajaran IPA
seharusnya memberikan pengalaman kepada peseta didik agar mereka kompeten
dalam melakukan pengukuran, menamkan pentingnya pengamatan emperis dalam
pengujian suatu karya ilmiah dimana hipotesisnya bias berasal dari kehidupan
sehari-hari dan memang membutuhkan pembuktian ilimiah, melatih berfikir
kuantitatif yang dapat membantu dalam pelajaran matematika yaitu menerapkan
matematika pada masalah-masalah nyata yang memiliki kaitan dengan alam,
melalui kegiatan kreatif guru memperkenalkan tekhnologi dalam penjelasan,
perancangan, dan membuat alat-alat sederhana serta menjawab berbagai masalah.
Ilmu pengetahuan alam telah melalui uji metode imiah sehingga dikatakan
pengetahuan ilmiah, yang memiliki ciri; metodik, objektif, sistematis, tentative
dan universal. Pokok bahasan dalama ilmu pengetahuan alam adalah alam dan
segalanya yang terkandung di dalamnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan
sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai suatu proses, sebagai produk,
dan sebagai prosedur.

produk IPA adalah kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang
dilakukan para ilmuan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
serta teori-teori yang dapat memahami dan menjelaskan alam serta berbagai
fenomena yang ada di dalamnya. Proses pada sains merujuk pada proses mental
dalam menyelesaikan masalah yang melibatkan suatu jawaban seperti
mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta memberikan kesimpulan.
Sebagai Sikap Ilmiah, IPA ditunjukan untuk mencari dan mengembangkan
pengetahuan dari objektif terhadap fakta secara kritis, hati-hati, dan sebagainya.
Hal ini menekankan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya tentang
kumpulan pengetahuan fakta untuk yang dihafal, tetapi ada proses aktif penemuan
yang menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya.

Fungsi mata pelajaran IPA antara lain ialah memberi bekal pengetahuan dasar
untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
ataupun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan keterampilan
dalam mmengembangkan dan menerapkan konsep-konsep Ilmu pengetahuan
alam, menanamkan sikap ilmiah serta melatih siswa dalam menggunakan metode
ilmiah untuk pemecahan masalah yang dihadapi, menyadarkan siswa tentang
keteraturan alam dan keindahanya sehingga peserta didik terdorong untuk
mencintai serta mengagungkan Pencipta Nya, memupuk daya inovatifdan
kreatif,Membantu siswa untuk memahami gagasan atau informasi baru dalam
bidang IPTEK sehingga dapat mengembangkan minat siswa terhadap IPA.

Tujuan dari pembelajaran IPA di SD adalah mata pelajaran IPA mempunyai


nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak secara
keseluruhan, dengan begitu peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan dan
pemahamannya terkait konsep-konsep Ilmu pengetahuan alam yang bermanfaat
dan dapat pula diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan karakteristik perkembangan intelektual siswa SD maka penyajian


konsep dan keterampilan dalam proses pembelajaran sains harus dimulai dari
mudah ke sukar, dari yang nyata (konkrit) ke abstrak, dari sederhana ke rumit, dan
dari dekat ke jauh. Sehingga, mulailah dari apa yang ada optimalkan suasana
bermain tersebut dalam kelas sehingga menjadi media yang efektif untuk
pembelajaran IPA di sekolah dasar siswa.Ruang lingkup IPA yang dikaji meliputi
Alat Indra Manusia, Rangka Manusia, Penggolongan hewan, Daur hidup hewan,
Bagian tumbuhan dan fungsinya,Gaya, Sifat dan perubahan wujud benda,
Hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya, Bentuk energi dan
penggunaannya, Pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan,
Perubahan kenampakan benda langit dan permukaan bumi, Hubungan lingkungan,
sumber daya alam, masyarakat dan tekhnlogi

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan, maka dari itu kami memohon masukan dan sarannya agar
makalah ini bias lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Putu Yulia, Kusumawati Naniek, Erida Nur Pratiwi. 2021. Teori dan
Aplikasi Pembelajaran IPA SD/MI. Aceh: Yayasan Penerbit Muhammaad
Zaini.

Indriani, Fitri. 2015. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Mengelola


Pembelajaran IPA di SD dan MI. Jurnal Fenomenal. Vol.7.1:19-20.

Juhji. 2015. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran IPA di Madrasah


Ibtidaiyah. Jurnal Primary. Vol. 7.01:45.

Kumala, Farida Nur. 2016. Pembelajaran IPA SD. Malang: Penerbit Ediide
Infografika.

Mariana, Made Alit, Praginda Wandy, 2009. Hakikat IPA dan Pendidikan IPA.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Ilmu Pengathuan Alam.
Naruf, Yosef Firman, Kanisius Supardi. 2019. Literasi Sains Peserta didik dalam
Pembelajaran IPA di Indonesia. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar. Vol. 3.1:
64.

Pratiwi, Indah. 2021. IPA untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Medan: Umsu
Press.

Sayekti, Ika Candra, Ika Fajar Rini & Fauziah Hardiyansyah. 2019. Analisis
Hakikat IPA pada Buku Siswa Kelas IV Sub Tema I Tema 3 Kurikulum
2013. Jurnal Profesi Pendidikan Dasar. Vol. 6.2:131.

Wisudawati, Asih Widi & Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Yeni, Hilda Oktri, Cilvia Anggraini & Fitria Meiliana. 2020. Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan
Menggunakan Media Visual pada Siswa Kelas IV SDN 002 Tebing
Kabupaten Karimun Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Pendidikan MINDA.
Vol.1.2:11.

RANGKUMAN

 Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan
sikap ilmiah.
 Produk IPA adalah kumpulanbentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-
prinsip, serta teori-teori yang dapat memahami dan menjelaskan alam serta
berbagai fenomena yang ada di dalamnya.
 Proses pada sains merujuk pada proses mental dalam menyelesaikan masalah
yang melibatkan suatu jawaban seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi
bukti serta memberikan kesimpulan.
 Sikap Ilmiah, IPA ditunjukan untuk mencari dan mengembangkan
pengetahuan dari objektif terhadap fakta secara kritis, hati-hati, dan
sebagainya. Hal ini menekankan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya
tentang kumpulan pengetahuan fakta untuk yang dihafal, tetapi ada proses
aktif penemuan yang menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya.
 Fungsi mata pelajaran IPA antara lain; memberi bekal pengetahuan dasar
untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
ataupun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; mengembangkan
keterampilan dalam mmengembangkan dan menerapkan konsep-konsep Ilmu
pengetahuan alam, menanamkan sikap ilmiah serta melatih siswa dalam
menggunakan metode ilmiah untuk pemecahan masalah yang dihadapi;
menyadarkan siswa tentang keteraturan alam dan keindahanya sehingga
peserta didik terdorong untuk mencintai serta mengagungkan Pencipta Nya;
memupuk daya inovatifdan kreatif; membantu siswa untuk memahami
gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK sehingga dapat
mengembangkan minat siswa terhadap IPA.
 Tujuan dari pembelajaran IPA di SD adalah membentuk kepribadian anak
secara keseluruhan, dengan begitu peserta didik dapat mengembangkan
pengetahuan dan pemahamannya terkait konsep-konsep Ilmu pengetahuan
alam yang bermanfaat dan dapat pula diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
 Berdasarkan karakteristik perkembangan intelektual siswa SD maka penyajian
konsep dan keterampilan dalam proses pembelajaran sains harus dimulai dari
mudah ke sukar, dari yang nyata (konkrit) ke abstrak, dari sederhana ke rumit,
dan dari dekat ke jauh.
 Ruang lingkup pembelajaran IPA di Sd
1. Sistem Tata Surya: Pembelajaran tentang planet-planet, matahari,
bulan, dan benda langit lainnya di tata surya.
2. Ekosistem: Memahami hubungan antara makhluk hidup dan
lingkungannya, seperti hutan, sungai, dan laut.
3. Biologi Dasar: Pengenalan terhadap konsep-konsep dasar seperti
tumbuhan, hewan, manusia, dan siklus hidup.
4. Fisika Dasar: Konsep dasar seperti gerak, gaya, energi, dan sifat-sifat
materi.
5. Kimia Dasar: Pengenalan terhadap unsur-unsur kimia, reaksi kimia
sederhana, dan materi serta perubahannya.
6. Geologi: Pengetahuan tentang jenis-jenis batuan, proses pembentukan
bumi, dan fenomena geologi seperti gempa bumi dan gunung berapi.
7. Pengamatan Alam: Pengembangan keterampilan pengamatan dan
eksperimen sederhana untuk memahami alam.
8. Konservasi Alam: Kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan
dan sumber daya alam.

GLOSARIUM

Aspirasi adalah keinginan yang kuat untuk mencapai sesuatu yang dipandang
lebih tinggi dan bernilai.

Fenomena adalah kejadian atau peristiwa yang dapat di amati.

Hipotesis adalah anggapan dasar atau jawaban sementara yang masih bersifat
dugaan.

Ilmiah adalah segala sesuatu yang didasarkan pada keilmuan.

Inferensi adalah kesimpulan


Inspirasi ide atau pemikiran spontan sehingga orang merasa terdorong untuk
melakukan sesuatu.

Interpretasi adalah proses komunikasi dengan dua latar belakang Bahasa yang
berbeda.

Klasifikasi adalah pembagian antar kelompok atau kelas.

Kuantifikasi adalah suatu penyataan jumlah dalam angka.

Mawas Diri adalah mengoreksi diri sendiri secara jujur

Observasi adalah aktivitas mengamati suatu objek.

Refleksi adalah kembali untuk merenungi hal yang sudah dilakukan atau sudah
terjadi.

Sistematis adalah keteraturan sevaik-baiknya.

SOAL LATIHAN

1. Kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan para ilmuan
dalam bentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, serta teori-teori
yang dapat memahami dan menjelaskan alam serta berbagai fenomena
yang ada di dalamnya, merupakan pengertian dari….
a. IPA
b. PRODUK
c. ALAM
d. OBSERVASI
2. Yang manakah termasuk dalam rambu-rambu penyajian pembelajaran IPA
di sekolah dasar?
a. Disampaikan dengan baik
b. Menggunakan media yang menarik
c. Disampaikan dari yang nyata (konkrit) ke abstrak
d. Disampaikan dari yang Abstrak ke konkrit
3. Memberikan ilmu tentang berbagai jenis dan keadaan lingkungan buatan
dan lingkungan alam dan kaiatannya terhadap pemanfaatannya dalam
kehidupan sehari-hari.Hal ini merupakan?
a. Fungsi IPA
b. Tujuan IPA
c. Manfaat IPA
d. Landasan IPA
4. Berdasarkan Permendiknas yang termasuk ke dalam ruang lingkup IPA
adalah….
a. Alat Indra Manusia
b. Rangka Manusia
c. Penggolongan hewan
d. Semua Benar
5. Dibawahini yang tidak termasuk ke dalam sikap ilmiah adalah..
a. Sikap ingin tahu
b. Sikap banyak mau
c. Sikap ingin mendaptkan banyak hal baru
d. Sikap kerja sama

Anda mungkin juga menyukai