Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“HAKEKAT IPA”

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2


NAMA MAHASISWA : EMIA AGISKA BR. GINTING (4203131060)
FIRSIL LIYA YOLANDA (4203331011)
JUAN ANDREAS GULTOM (4203131005)
SHAFIRA AWALIYAH (4201131020)
SHOFFIYAH AZNI (4203131052)
KELAS : REGULER C 2020
MATA KULIAH : DASAR DASAR PENDIDIKAN MIPA
DOSEN PENGAMPU : FREDDY TUA MUSA PANGGABEAN

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS NATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

i
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafa’atnya di akhirat.

Tidak lupa, Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah dengan judul
“Hakekat IPA”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yaitu khususnya kepada guru Bahasa
Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah kami dapa bermanfaat, sekian dan terima kasih.

Medan, 13 September 2020


Penyusun

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................................3
2.1 Hakekat IPA.........................................................................................................3
2.2 Kedudukan IPA sebagai Proses, Produk, Sikap, Teknologi................................4
2.3 Hubungan Produk, Proses, Sikap.........................................................................7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................8
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................8
3.2 Saran....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam. Menurut Fowler (Trianto, 2010), Ilmu Pengetahuan Alam
adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala
kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Sedangkan menurut
Wahaya (Trianto, 2010), mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-
gejala alam.
Ilmu pengetahuan alam diajarkan melalui kegiatan pembelajaran yang aktif dan
menekankan pada keterampilan proses. Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta
kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan
pembelajaran menurut Dimyani dan Mudjiono (Rahayu, 2014) siswa dapat dikatakan belajar,
apabila proses perubahan perilaku terjadi pada dirinya sebagai hasil dari suatu pengalaman.
Untuk itu, tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah secara
operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi dirinya sendiri. Pembelajaran tidak dapat
berlangsung dengan baik apabila siswa tidak memahami hakikat pembelajaran IPA itu
sendiri. Oleh sebab itu, guru harus menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA yang
meliputi devinisi, fungsi dan tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hingga ruang lingkup
pembelajaran IPA itu sendiri.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis akan memaparkan hakikat
pembelajaran IPA di Sekolah dasar. Hakikat pembelajaran IPA yang dimaksud yaitu terdiri
dari beberapa indikator yang telah disebutkan di atas. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami dan mengetahui hakikat pembelajaran IPA secara lebih mendalam sebelum
menjadi seorang guru dan mengajarkan mata pelajaran IPA kepada siswa di dalam kelas.

1.2 Rumusan Masalah


iv
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, adapun rumusan masalah yang diangkat
adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan apa konsep IPA?
2. Bagaimana hakikat pembelajaran IPA dari segi produk, proses, dan sikap ilmiah?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini ialah:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan hakikat pembelajaran IPA dari segi produk, proses, dan sikap
ilmiah.
2. Dapat menjelaskan apa konsep IPA
3. Dapat Menjelaskan apa Kedudukan IPA Sebagai Proses, Produk dan Sikap Ilmiah.

v
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat IPA

Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap
ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur.
Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang
alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil
proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah atau bahan
bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan
sebagai metodologi atau cara yang digunakan untuk mengetahui sesuatu yang lazim disebut
metode ilmiah (scientific methods) (Trianto, 2012: 137). Selain sebagai proses dan produk,
Daud Joeseof (dalam Trianto, 2012: 137) pernah menganjurkan agar IPA dijadikan sebagai
suatu “kebudayaan” atau suatu kelompok atau institusi sosial dengan tradisi nilai, aspirasi,
maupun inspirasi.
Menurut Patta Bundu (2006: 9), sains atau yang biasa diterjemahkan Ilmu
Pengetahuan Alam berasal dari kata “natural science”. Natural memiliki arti alamiah dan
berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Artinya, sains
dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam atau yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Dari apa yang dipelajari tersebut,
terlihat bahwa IPA memiliki objek dan persoalan yang holistik atau menyeluruh.

Menurut Puskur (2007: 6) menyebutkan bahwa hakikat IPA mengandung empat unsur
utama dalam IPA, dimana dari ke-4 unsur tersebut merupakan ciri utama yang utuh, yaitu
meliputi:
a. Sikap: misalnya rasa ingin tahu tentang fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan
sebab akibat yang mendasari masalah di alam yang dapat dipecahkan melalui prosedur
ilmiah.
b. Proses: prosedur atau cara pemecahan masalah melalui metode ilmiah.
vi
c. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
d. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan
sehari-hari.
Merujuk dari beberapa definisi di atas dapat disimpukan bahwa hakikat IPA adalah
ilmu pengetahuan yang disajikan secara menyeluruh untuk mempelajari alam dan gejala-
gelajanya atas dasar unsur sikap, proses, produk, dan aplikasi yang mana keempat unsur
tersebut merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu, siswa diharapkan memiliki pengetahuan
secara utuh dan mampu memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah
menggunakan proses ilmiah/ metode ilmiah sehingga kegiatan pembelajaran merupakan
proses yang bermakna dengan adanya integrasi nilai atas apa yang dipelajari.

2.2 Kedudukan IPA sebagai Proses, Produk, Sikap Ilmiah dan Teknologi

a. IPA Sebagai Proses IPA sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja untuk
memperoleh hasil (produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui
proses-proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah. Perwujudan proses-proses
ilmiah ini berupa kegiatan ilmiah yang disebut sebagai inkuiri/penyelidikan ilmiah. Sejumlah
proses IPA yang dikembangkan para ilmuwan dalam mencari pengetahuan dan kebenaran
ilmiah itulah yang kemudian disebut sebagai keterampilan proses IPA. Menurut Semiawan
(dalam Desstya, 2015) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mendasari bahwa
pendekatan keterampilan proses sains perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak
mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa; 2) Adanya
kecenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika
disertai dengan contoh yang konkret. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan kognitif dari
Piaget yang menyatakan bahwa anak Sekolah dasar berada pada tahap perkembangan
operasional konkret (7-12 tahun); 3) Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak bersifat mutlak 100%, tapi bersifat relatif; 4) Dalam proses belajar mengajar,
pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak
didik. Selama melakukan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains, siswa
akan mengalami proses belajarnya sendiri. Diharapkan, sikap ilmiah akan mulai muncul.
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh,
mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukumhukum dan teori
vii
sains. Dengan melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, siswa
diharapkan mampu mempertajam penguasaan konsep yang dimiliki siswa dalam
pembelajaran. Sehingga keterampilan proses sains dapat berpengaruh pada penguasaan
konsep siswa dalam ranah kognitif (Desstya, 2015).

b. IPA Sebagai Produk Penguasaan konsep hakikat sains diartikan sebagai kemampuan
menguasai terhadap produk, proses dan sikap ilmiah yang dikembangkan dalam IPA.
Khususnya penguasaan oleh siswa terhadap pembelajaran IPA sebagai sebuah kegiatan
pembelajaran di kelas. Penguasaan konsep hakikat sains oleh siswa diarahkan kepada
kemampuan intelektual siswa terhadap konsep hakikat sains yang mengandung unsur sains
sebagai produk, sains sebagai proses, dan sains sebagai sikap (Tursinawati, 2016). Produk
IPA adalah sekumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para
ilmuwan selama berabad-abad yang menghasilkan sebuah fakta, data, konsep, prinsip dan
teori teori. Jadi hasil yang berupa fakta yaitu dari sebuah kegiatan empire yang sesuai dengan
kenyataan sedangkan data, konsep, prinsip, dan teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan
analitik. Produk IPA adalah semua pengetahuan tentang gejala alam yang telah dikumpulkan
melalui observasi. Jadi dasar pembentukan produk IPA adalah data yang diperoleh melalui
observasi. Data adalah fakta yang telah diketahui kondisinya. Produk IPA yaitu : a. Fakta
ialah data dari hasil observasi berulang-ulang yang telah diketahui kondisinya. b. Konsep
adalah ide atau gagasan yang digeneralisasikan atau diabstraksikan dari pengalaman. Dari
pengaamatan sifat-sifat yang sama dari berbagai obyek seperti besi, tembaga, perak, emas
dan lain-lain timbul pengertian konsep logam. Logam merupakan suatu konsep. c. Prinsip
adalah generalisasi atau abstraksi dari konsep-konsep yang berhubungan. Misalnya semua
elektrolit dapat menghantarkaan arus listrik. Pernyataan ini mengandung tiga konsep :
elektrolit, menghantarkan dan arus listrik. d. Hukum adalah generalisasi dari konsep-konsep
yang berhubungan, yang digunakan untuk menjelaskan banyak gejala.

c. IPA Sebagai Sikap Ilmiah Sains sebagai proses adalah proses memperoleh ilmu pengetahun.
Kita mengetahui bahwa IPA diperoleh melalui metode ilmiah. Jadi yang dimaksud proses
IPA tidak lain adalah metode ilmiah. Dan sains sebagai sikap ilmiah adalah penanaman
sikap-sikap dalam diri siswa ilmuan ketika melaksanakan proses metode ilmiah penyelidikan)
dan proses pembelajaran IPA (Tursinawati, 2016). Selama melakukan metode ilmiah melalui
proses observasi, eksperimentasi, dan berpikir rasional diperlukan sikap ilmiah seperti : jujur,
viii
obyektif, terbuka, komunikatif, dan sebagainya, agar mencapai hasil/produk IPA yang benar.
Sikap-sikap ilmiah meliputi: a. Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala
sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang. b. Tidak tergesa-gesa
mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu. c. Berhati
terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan
tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain
memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu
menolak temuannya sendiri. d. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. e. Bersikap
hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang
didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur
yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan.
Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta
pendukung yang benar-benar akurat. f. Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan
(couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada
umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.

d. IPA Sebagai Teknologi Carin & Sund (dalam Umroh, 2018) menjelaskan dalam konteks
sains, sesuai hakikat pembelajarannya mengandung empat hal yaitu konten atau produk,
proses atau metode, sikap, dan teknologi. Sains sebagai produk yang dapat menghasilkan
faktafakta, konsep, prinsip, teori, dan hukum. Sains sebagai proses berarti bahwa sains
merupakan suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan. Sains sikap artinya dalam proses
mendapatkan produk terkadung sikap-sikap ilmiah dan sains sebagai teknologi berarti bahwa
sains mempunyai keterkaitan dengan perkembangan teknologi yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh
siswa bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa mengandung empat hal yaitu konten atau
produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi dengan tujuan memberikan pengetahuan,
memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman,
kebiasaan, serta apresiasi. Ariyanto (2018) mengungkapkan bahwa sains dan teknologi
adalah suatu bagian yang tak lepas dari kehidupan manusia dari awal peradaban sampai akhir
kehidupan manusia. Sains dan teknologi terus berkembang seiring perkembangan peradaban
manusia di dunia. Pada hakikatnya , Kemajuan sains dan teknologi adalah sesuatu yang tidak
dapat dipisahkan dalam kehidupan ini, karena kemajuan sains dan teknologi akan berjalan
sesuai dengan peningkatan kebutuhan manusia . Perkembangan sains dan teknologi dalam
ix
peradaban manusia tidak hanya memberikan dampak positif bagi manusia namun juga dapat
menimbulkan dampak negatif.
2.3 Hubungan antara Produk Proses dan Sikap Alamiah

Penelitian baru Proses Produk IPA


terhadap gejala alam IPA

Gejala atau fenomena Sikap dan Hasil IPA


alam berupa: Proses Fakta
ilmiah Konsep
- Obyek Prinsip
- Hubungan-
HUkum
hubungan
Teori

SIKAP
Proses
Hasrat ingin Tahu
Jujur, Tekun, Teliti Mengidentifikasi
Obyektif masalah
Keterbukaan Merumuskan masalah
Mawas diri Observasi
Komunikatif Merumuskan hipotesis
Dan Sebagainya Menganalisis
Meramalkan
EValuasi
Mengambil
Kesimpulan dsb

Hanifah. (2016). Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Keterampilan Proses Sains dan
Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 2 Berbah. Jurnal
Pendidikan Matematika Dan Sains, 5(5), 1–9.
x
BAB III
Kesimpulan dan saran

3.1 Kesimpulan
IPA secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam atau yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Srini M Iskandar, 1996/1997).
Sedangkan Patta Bundu (2006) menyatakan bahwa IPA adalah proses kegiatan yang
dilakukan para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan
tersebut. Hal ini mengandung makna bahwa IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan, tetapi
merupakan proses pencarian yang sistematis dan berisi berbagai strategi dimana
menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis.
Secara garis besar Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tiga komponen yaitu IPA
sebagai produk, IPA sebagai Proses, dan IPA sebagai sikap ilmiah. Hal tersebut sejalan
dengan fungsi dan tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang bukan hanya kumpulan
pengetahuan dan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan menggunakan
pikiran dan sikap dalam mempelajarinya sehingga dapat mengembangkan keterampilan
proses siswa untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

3.2 Saran
Berdasarkan penulisan makalah ini, maka penulis menyampaikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami hakikat IPA.
2. Mahasiswa sebaiknya mengambil materi dari sumer-sumber terpercaya baik berupa
buku, jurnal maupun website yang jelas dalam penulisan setiap makalah maupun
karya ilmiah lainnya.

xi
Daftar Pustaka :

Hanifah. (2016). Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Keterampilan Proses Sains dan
Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 2 Berbah. Jurnal
Pendidikan Matematika Dan Sains, 5(5), 1–9.
Darmawan, D. (2019). 済無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

xii

Anda mungkin juga menyukai