Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MATERI IPA MI/SD

“Memahami Pengertian Materi IPA SD/MI dan Karakteristiknya yang di


Lakukan Secara Terpadu dan Tematik”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah materi IPA MI/SD
yang diampu oleh :
IDA FITERIANI, M.PD

Disusun Oleh :
Kelompok 2
AHMAT LUKMANUL HAKIM 2011100330
LAILI SAFITRI 2011100078
PUTRI RAHAYU 2011100135
SHINTYA ANDINI 2011100159
KELAS C – SEMESTER 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat ALLAH S.W.T yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat
merampungkan penyusunan makalah Materi IPA MI/SD dengan judul “ Memahami
Pengertian Materi IPA SD/MI dan Karakteristiknya Yang Dilakukan Secara
Terpadu dan Tematik” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin saya upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyusunannya. Untuk itu
tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Dari keinginan tahu saya tentang Ilmu Materi IPA MI/SD dan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Materi IPA MI/SD , pada makalah ini saya akan
membahas lebih luas lagi tentang Memahami Pengertian Materi IPA SD/MI dan
Karakteristiknya Yang Dilakukan Secara Terpadu dan Tematik.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada saya membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Tulang Bawang, 27 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
C. Tujuan .................................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4
A. Pembelajaran Tematik Terpadu dalam Kurikulum 2013 di SD/MI................ 4
B. Karakteristik Mata Pelajaran IPA di SD/MI ..................................................... 7
C. Pembelajaran IPA di SD/MI ................................................................................ 7
1. Pengertian IPA .................................................................................................... 7
2. Tujuan Pembelajaran IPA ................................................................................... 9
3. Pembelajaran IPA di SD ..................................................................................... 9
D. Karakteristik Materi IPA di SD/MI .................................................................. 12
1. IPA sebagai Produk........................................................................................... 12
2. IPA sebagai Proses ............................................................................................ 12
3. IPA sebagai Pemupuk Sikap ............................................................................. 13
BAB III............................................................................................................................. 14
PENUTUP........................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 14
B. Saran .................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang


fenomena alam. IPA atau sains (dalam arti sempit) sebagai “suatu deretan konsep
serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan ada yang tumbuh
sebagai hasil eksperimentasi dan observasi serta berguna untuk diamati dan
dieksperimentasikan lebih lanjut”. Kemudian A.N. Whitehead menyatakan bahwa
sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama didasarkan
pada hasil observasi terhadap gejala/fakta, dan orde kedua didasarkan pada konsep
manusia mengenai alam semesta.1
Dengan demikian IPA berupaya membangkitkan minat manusia agar dapat
meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh
dengan rahasia yang tidak ada habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia
alam itu satu per satu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkan jangkauan sains
makin luas dan lahirlah sifat terapannya yaitu teknologi.
Dari waktu ke waktu jarak tersebut makin lama makin sempit sehingga
semboyan “sains hari ini adalah teknologi hari esok” merupakan semboyan yang
berkali-kali dibuktikan kebenarannya oleh sejarah. Bahkan kini ilmu pengetahuan
dan teknologi telah manunggal menjadi budaya IPTEK yang saling mengisi. Jelas
bahwa IPA termasuk mata pelajaran yang harus ditekuni dan dikuasai oleh para
pemuda (siswa dan mahasiswa) karena merupakan fondasi teknologi.
Pendidikan IPA selain terkait dengan berbagai permasalahan yang ada di
lapangan juga harus mampu mengantisipasi masa depan yang senantiasa berubah
dan berkembang. Keeton menyatakan bahwa perubahan lingkungan yang terjadi
sebagai akibat perkembangan IPTEK akan memberi umpan balik kepada

1
Sumaji, dkk, Pendidikan Sains yang Humanistis (Yogyakarta: KANISUS, 1998), hal 31.

1
perkembangan budaya manusia, dan dalam kenyataannya evolusi kultural manusia
melaju lebih cepat daripada evolusi biologisnya. Pendidikan IPA berkewajiban
membiasakan anak didik menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari IPA.
Metode ilmiah merupakan gabungan antara pendekatan induktif-empirik dengan
pendekatan deduktif-rasional. Kebenaran ilmiah bukan merupakan kesimpulan
rasional yang koheren dengan sistem pengetahuan yang berlaku, melainkan juga
harus sesuai dengan kenyataan yang ada.2
Dari keseluruhan uraian di atas, jelas IPA bukan hanya berisi rumus atau teori
melainkan suatu proses dan sikap ilmiah untuk mendapatkan konsep-konsep ilmiah
tentang alam semesta. Dalam lingkup pembelajaran IPA di SD/MI mencakup
materi antara lain: Pertama, makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia,
hewan, tumbuhan dan interaksi dengan lingkungan serta kesehatan. Kedua, benda
atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat dan gas. Ketiga, energi
dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat
sederhana. Keempat bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya dan
benda-benda langit lainnya.
Berdasarkan hal tersebut makalah ini dibuat untuk mengetahui memahami
pengertian materi IPA SD/MI dan karakteristiknya yang dilakukan secara terpadu
dan tematik. Diharapkan dengan makalah ini wawasan mahasiswa PGMI sebagai
calon guru Madrasah Ibtidaiyah memiliki kemampuan dan kapasitas sebagai guru
mata pelajaran IPA di MI yang memiliki konsep pembelajaran yang baik dan benar
serta dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar di sekolah.

2
Sumaji, dkk, Pendidikan Sains yang Humanistis (Yogyakarta: KANISUS, 1998), hlm. 38.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang akan dikaji dan


dipelajari dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013?
2. Bagaimana Karakteristik Mata Pelajaran IPA di SD/MI?
3. Bagaimana Pembelajaran IPA di SD/MI?
4. Bagaimana Karakteristik Materi IPA di SD/MI?

C. Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya dari penulisan makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013.
2. Untuk mengetahui karakteristik Mata Pelajaran IPA di SD/MI.
3. Untuk mengetahui pembelajaran IPA di SD/MI.
4. Untuk mengetahui karakteristik Materi IPA di SD/MI?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Tematik Terpadu dalam Kurikulum 2013 di SD/MI

Pembelajaran tematik terpadu yang diterapkan di SD dalam kurikulum 2013


berlandaskan pada Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyebutkan, bahwa “Sesuai dengan
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka prinsip pembelajaran yang
digunakan dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.” Pelaksanaan
Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan
tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI.

1. Pendekatan pembelajaran tematik terpadu diberikan di sekolah dasar mulai dari


kelas I sampai dengan kelas VI.
2. Pendekatan yang dipergunakan untuk mengintegrasikan kompetensi dasar dari
berbagai mata pelajaran yaitu; intra-disipliner, inter-disipliner, multi-disipliner
dan trans-disipliner. Intra Disipliner adalah Integrasi dimensi sikap, pengetahuan
dan keterampilan secara utuh dalam setiap mata pelajaran yang integrasikan
melalui tema. Inter Disipliner yaitu menggabungkan kompetensi dasar-
kompetensi dasar beberapa mata pelajaran agar terkait satu sama lain seperti
yang tergambar pada mata pelajaran IPA dan IPS yang diintegrasikan pada
berbagai mata pelajaran lain yang sesuai. Hal itu tergambar pada Struktur
Kurikulum SD untuk Kelas I-III tidak ada mata pelajaran IPA dan IPS tetapi
muatan IPA dan IPS terintegrasi ke mata pelajaran lain terutama Bahasa
Indonesia. Multi Disipliner adalah pendekatan tanpa menggabung-kan
kompetensi dasar sehingga setiap mapel masih memiliki kompetensi dasarnya
sendiri. Gambaran tersebut adalah IPA dan IPS yang berdiri sendiri di kelas IV-
VI. Trans Disipliner adalah pendekatan dalam penentuan tema yang mengaitkan

4
berbagai kompetensi dari mata pelajaran dengan permasalahan yang ada di
sekitarnya.
3. Pembelajaran tematik terpadu disusun berdasarkan gabungan berbagai proses
integrasi berbagai kompetensi.
4. Pembelajaran tematik terpadu diperkaya dengan penempatan mata pelajaran
Bahasa Indonesia sebagai penghela/alat/media mata pelajaran lain
5. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator masing-masing
Kompetensi Dasar dari masing-masing mata pelajaran
Pembelajaran tematik terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran yang terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) KI-3 dan juga
keterampilan yang tergambar pada KD KI-4 dalam suatu proses pembelajaran.
Implementasi KD KI-3 dan KD KI-4 diharapkan akan mengembangkan berbagai
sikap yang merupakan cerminan dari KI-1 dan KI-2. Melalui pemahaman
konsep dan keterampilan secara utuh akan membantu peserta didik dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran tepadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok
pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Penggunaan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di
antaranya:
1. Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
2. Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.
3. Peserta didik memahami materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4. Peserta didik dapat dapat memiliki kompetensi dasar lebih baik, karena
mengkaitkan mata pelajaran dengan pengalaman pribadi peserta didik.
5. Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena
materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

5
6. Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata
pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara
tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga
pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial,
pemantapan, atau pengayaan. Secara pedagogis pembelajaran tematik
berdasarkan pada eksplorasi terhadap pengetahuan dan nilai-nilai yang
dibelajarkan melalui tema sehingga peserta didik memiliki pemahaman yang
utuh. Peserta didik diposisikan sebagai pengeksplorasi sehingga mampu
menemukan hubungan-hubungan dan pola-pola yang ada di dunia nyata
dalam konteks yang relevan. Pembelajaran tematik dimaksudkan untuk
mengembangkan berbagai kemampuan, keterampilan dan sikap yang
diperoleh melalui proses pembelajaran tematik terpadu ke dalam konteks
dunia nyata yang di bawa kedalam proses pembelajaran secara kreatif.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran tematik terpadu
memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Peserta didik mencari tahu, bukan diberi tahu.
2. Pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu nampak. Fokus
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan kompetensi melalui tema-tema
yang paling dekat dengan kehidupan peserta didik.
3. Terdapat tema yang menjadi pemersatu sejumlah kompetensi dasar yang
berkaitan dengan berbagai konsep, keterampilan dan sikap.
4. Sumber belajar tidak terbatas pada buku.
5. Peserta didik dapat bekerja secara mandiri maupun berkelompok sesuai dengan
karakteristik kegiatan yang dilakukan
6. Guru harus merencanakan dan melaksanakan pembelajaran agar dapat
mengakomodasi peserta didik yang memiliki perbedaan tingkat kecerdasan,
pengalaman, dan ketertarikan terhadap suatu topik.
7. Kompetensi Dasar mata pelajaran yang tidak dapat dipadukan dapat diajarkan
tersendiri.

6
8. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik (direct experiences)
dari hal-hal yang konkret menuju ke abstrak.

B. Karakteristik Mata Pelajaran IPA di SD/MI

Materi IPA di SD kelas I sd III terintegrasi dalam mata pelajaran Bahasa


Indonesia dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pembelajaran
dilakukan secara terpadu dalam tema dengan mata pelajaran lain. Untuk SD kelas
IV sd VI, IPA menjadi mata pelajaran tersendiri namun pembelajaran dilakukan
secara tematik terpadu. Ruang lingkup materi mata pelajaran IPA SD mencakup
Tubuh dan panca indra, Tumbuhan dan hewan, Sifat dan wujud benda- benda
sekitar, Alam semesta dan kenampakannya, Bentuk luar tubuh hewan dan
tumbuhan, Daur hidup makhluk hidup, Perkembangbiakan tanaman, Wujud benda,
Gaya dan gerak, Bentuk dan sumber energi dan energi alternatif, Rupa bumi dan
perubahannya, Lingkungan, alam semesta, dan sumber daya alam, Iklim dan cuaca,
Rangka dan organ tubuh manusia dan hewan, Makanan, rantai makanan, dan
keseimbangan ekosistem, Perkembangbiakan makhluk hidup, Penyesuaian diri
makhluk hidup pada lingkungan, Kesehatan dan sistem pernafasan manusia,
Perubahan dan sifat benda, Hantaran panas, listrik dan magnet, Tata surya,
Campuran dan larutan.

C. Pembelajaran IPA di SD/MI

1. Pengertian IPA

IPA merupakan singkatan dari “Ilmu Pengetahuan Alam” yang


merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “Natural Science”. Natural berarti
alamiah atau berhubungan dengan alam. Science berarti ilmu pengetahuan. Jadi

7
menurut asal katanya, IPA berarti ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa di alam. 3
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta
dengan segala isinya.4 Menurut Nash IPA adalah cara atau metode untuk
mengamati alam yang sifatnya analisis, lengkap, cermat serta menghubungkan
antara fenomena alam yang satu dengan fenomena alam yang lainnya. Sedangkan
menurut Powler5 IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala
alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur dan berlaku umum
berupa kumpulan hasil observasi dan eksperimen.
IPA sering disebut juga dengan sains. Sains merupakan terjemahan dari kata
science yang berarti masalah kealaman (nature). Sains adalah pengetahuan yang
mempelajari tentang gejala-gejala alam.6 Sains adalah pengetahuan yang
kebenarannya sudah diujicobakan secara empiris melalui metode ilmiah.7 Sains
merupakan cara penyelidikan untuk mendapatkan data dan informasi tentang
alam semesta menggunakan metode pengamatan dan hipotesis yang telah teruji.
8

Berdasarkan pengertian-pengertian IPA/sains di atas dapat disimpulkan


bahwa pada hakikatnya IPA terdiri atas 3 unsur utama. Ketiga unsur tersebut yaitu
produk, proses ilmiah, dan pemupukan sikap. IPA bukan hanya pengetahuan
tentang alam yang disajikan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip atau hukum (IPA
sebagai produk), tetapi sekaligus cara atau metode untuk mengetahui dan
memahami gejala-gejala alam(IPA sebagai proses ilmiah) serta upaya pemupukan
sikap ilmiah (IPA sebagai sikap).

3
Srini M. Iskandar, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, (Bandung: CV. Maulana, 1996), hlm. 2.
4
Hendro Darmojo dan Jenny R. F. Kaligis, Pendidikan IPA II, (Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, 1992). hlm. 3.
5
H. Udin. S. Winta putra, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1992). hlm.
122.
6
Usman samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2010). hlm. 19.
7
Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Andrian Rustaman, Membangun Literasi Sains Peserta Didik,
(Bandung: Humainora, 2011). hlm. 26.
8
Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Andrian Rustaman, Membangun Literasi Sains Peserta Didik,
(Bandung: Humainora, 2011). hlm. 27.

8
2. Tujuan Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA di SD ditujukan untuk memberi kesempatan siswa


memupuk rasa ingin tahu secara alamiah, mengembangkan kemampuan bertanya
dan mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan bukti, serta
mengembangkan cara berpikir ilmiah. Tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI
berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah :
a. memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya,
b. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
c. mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, teknologi dan masyarakat,
d. mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan,
e. meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam,
f. meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan
g. memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.9

3. Pembelajaran IPA di SD

Sesuai dengan tujuan pembelajaran dan hakikat IPA, bahwa IPA dapat
dipandang sebagai produk, proses dan sikap, maka dalam pembelajaran IPA di
SD harus memuat 3 dimensi IPA tersebut. Pembelajaran IPA tidak hanya
mengajarkan penguasaan fakta, konsep dan prinsip tentang alam tetapi juga

9
Mulyasa, Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 111.

9
mengajarkan metode memecahkan masalah, melatih kemampuan berpikir kritis
dan mengambil kesimpulan melatih bersikap objektif, bekerja sama dan
menghargai pendapat orang lain. Model pembelajaran IPA yang sesuai untuk anak
usia sekolah dasar adalah model pembelajaran yang menyesuaikan situasi belajar
siswa dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat. Siswa diberi kesempatan
untuk menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungannya dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.10
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri dan berbuat untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam dan menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah.11 Jadi, pembelajaran IPA di
SD/MI lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung sesuai kenyataan
di lingkungan melalui kegiatan inkuiri untuk mengembangkan keterampilan proses
dan sikap ilmiah. Keterampilan proses IPA yang diberikan kepada anak usia
SD harus dimodifikasi dan disederhanakan sesuai tahap perkembangan
kognitifnya. Struktur kognitif anak berbeda dengan struktur kognitif ilmuwan.
Proses dan perkembangan belajar anak Sekolah Dasar memiliki kecenderungan
belajar dari hal-hal konkrit, memandang sesuatu yang dipelajari sebagai satu
kesatuan yang utuh, terpadu dan melalui proses manipulatif. Oleh karena itu,
keterampilan proses IPA yang diberikan kepada anak usia SD harus dimodifikasi
dan disederhanakan sesuai tahap perkembangan kognitifnya. Keterampilan proses
IPA yang harus dikembangkan meliputi:
a. Observasi
b. Klasifikasi
c. Interpretasi
d. Prediksi
e. Hipotesis

10
Usman Samatowa, Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas, 2006),
hlm. 11.
11
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 110-111.

10
f. mengendalikan variabel
g. merencanakan dan melaksanakan penelitian
h. inferensi
i. aplikasi
j. komunikasi.12

Menurut Rezba13 keterampilan dasar proses sains untuk tingkat sekolah


dasar meliputi keterampilan mengamati (observing), mengelompokkan
(clasifying), mengukur (measuring), mengkomunikasikan (communicating),
meramalkan (predicting), dan menyimpulkan (inferring). Sedangkan menurut
Paolo Marten 14 mendefiniskan keterampilan proses anak- anak adalah mengamati,
mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk
meramalkan apa yang akan terjadi dan menguji kebenaran ramalan tersebut.
Aspek penting yang harus diperhatikan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA di SD adalah melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Pembelajaran IPA
dimulai dengan memperhatikan konsepsi/pengetahuan awal siswa yang relevan
dengan apa yang akan dipelajari. Selanjutnya aktivitas pembelajaran dirancang
melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam. Kegiatan pengalaman nyata dengan
alam ini dapat dilakukan di kelas atau laboratorium dengan alat bantu pelajaran
maupun dilakukan langsung di alam terbuka. Melalui kegiatan nyata dengan alam
inilah, siswa dapat mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah seperti
mengamati, mencoba, menyimpulkan hasil kegiatan dan mengkomunikasikan
kesimpulan kegiatannya. Kegiatan pembelajaran IPA juga dirancang sebanyak
mungkin memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Dengan bertanya

12
Hendro Darmodjo dan Jenny RE Kaligis, Pendidikan IPA 2, (Jakarta: Depdikbud, 1993), hlm. 11.
13
Patta Bundu, Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran SAINS,
(Jakarta: Depdiknas, 2006), hlm. 12.

14
Usman Samatowa, Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas, 2006),
hlm. 12.

11
anak akan berlatih mengemukakan gagasan dan respon terhadap permasalahan
yang dihadapinya sehingga dapat mengembangkan pengetahuan IPA. Di samping
bertanya, siswa juga diberi kesempatan untuk menjelaskan suatu masalah
berdasarkan pemikirannya.

D. Karakteristik Materi IPA di SD/MI

Adapun hakekat pembelajaran IPA dewasa ini mencakup tiga aspek yaitu :

1. IPA sebagai Produk

Istilah produk yang diterapkan pada prinsip, hukum dan teori di dalam IPA
menyatakan bahwa pengetahuan, prinsip, hukum atau teori itu adalah hasil rekaan
atau buatan manusia dalam rangka memahami dan menjelaskan alam dengan
berbagai fenomena yang terjadi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa IPA
adalah suatu sistem yang dikembangkan oleh manusia untuk mengetahui keadaan
diri dan lingkungannya. IPA sebagai suatu produk keilmuan mencakup konsep,
hukum dan teori yang dikembangkan sebagai pemenuhan rasa ingin tahu manusia
dan untuk keperluan praktisnya. Dalam pengajaran IPA, aspek produk tampil dalam
bentuk pokok bahasan yang seringkali disajikan sebagai suatu pengetahuan atau
teori yang sudah jadi tanpa penjelasan bagaimana teori atau hukum itu diperoleh.

2. IPA sebagai Proses

Aspek kedua IPA adalah aspek proses, yaitu metode memperoleh


pengetahuan. Metode ini dikenal sebagai metode keilmuan yang saat ini merupakan
hasil perkembangan sebelumnya. Metode keilmuan memiliki kerangka dasar
prosedur yang dapat dijarkan dalam enam langkah : (1) sadar akan adanya masalah
dan perumusan masalah, (2) pengamatan dan pengumpulan data yang relevan, (3)
penyusunan atau klasifikasi data, (4) perumusan hipotesis, (5) deduksi dan

12
hipotesis, (6) tes dan pengujian kebenaran hipotesis. Dalam pengajaran IPA aspek
proses ini muncul dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Ada tidaknya aspek
proses dalam pengajaran tergantung pada guru. Suatu teori yang tertulis dalam buku
pelajaran dapat diajarkan begitu saja, namun dapat pula diajarkan dengan membawa
persoalan secara konkret dengan melakukan berbagai aktivitas baik fisik maupun
mental sampai akhirnya merumuskan kembali teori yang sudah tertulis.

3. IPA sebagai Pemupuk Sikap

Pemupuk sikap adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus
dipertahankan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru
diantaranya tanggung jawab, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, jujur dan terbuka
terhadap pendapat orang lain. Dawson menyatakan sikap dapat diklasifikasi dalam
dua kelompok yaitu seperangkat sikap yang bila diikuti akan membantu proses
pemecahan masalah dan seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu
terhadap IPA sebagai suatu cara memandang dunia serta berguna bagi
perkembangan karir di masa depan. Dalam pembelajaran IPA aspek pemupuk sikap
merupakan hal yang penting Guru secara sadar dan terus-menerus memperhatikan,
mengarahkan, menegur dan menunjukkan sikap pada murid. Sikap-sikap yang
positif dapat didukung perkembangannya misalnya rasa tanggung jawab, bekerja
sama, tekun, toleran, jujur, tidak putus asa dan memiliki rasa percaya diri.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari pembahasan adalah sebagai berikut :


1. Pembelajaran tematik terpadu yang diterapkan di SD/MI dalam kurikulum
2013 dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu
dari Kelas I sampai Kelas VI.
2. Materi IPA di SD kelas I sd III terintegrasi dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, pembelajaran
dilakukan secara terpadu dalam tema dengan mata pelajaran lain.
3. Materi IPA di SD kelas IV sd VI, IPA menjadi mata pelajaran tersendiri
namun pembelajaran dilakukan secara tematik terpadu.
4. IPA berisi ilmu pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta
dengan segala isinya, IPA menjadi cara atau metode untuk mengamati alam
yang sifatnya analisis, lengkap, cermat serta menghubungkan antara
fenomena alam yang satu dengan fenomena alam yang lainnya.
5. IPA bukan hanya pengetahuan tentang alam yang disajikan dalam bentuk
fakta, konsep, prinsip atau hukum (IPA sebagai produk), tetapi sekaligus cara
atau metode untuk mengetahui dan memahami gejala-gejala alam(IPA
sebagai proses ilmiah) serta upaya pemupukan sikap ilmiah (IPA sebagai
sikap).
6. Pembelajaran IPA di SD/MI lebih menekankan pada pemberian pengalaman
langsung sesuai kenyataan di lingkungan melalui kegiatan inkuiri untuk
mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
7. Pembelajaran IPA tidak hanya mengajarkan penguasaan fakta, konsep dan
prinsip tentang alam tetapi juga mengajarkan metode memecahkan masalah,
melatih kemampuan berpikir kritis dan mengambil kesimpulan melatih
bersikap objektif, bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain.

14
8. Model pembelajaran IPA yang sesuai untuk anak usia sekolah dasar adalah
model pembelajaran yang menyesuaikan situasi belajar siswa dengan situasi
kehidupan nyata di masyarakat.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi pembaca
semuanya, dengan memahami pengertian materi IPA SD/MI dan karakteristiknya
yang dilakukan secara terpadu dan tematik, diharapkan para guru dan calon guru
SD/MI bisa menerapkan dan mengaplikasikan pembelajaran IPA secara terpadu
dan tematik di SD/MI dengan baik dan benar.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran SAINS. Jakarta: Depdiknas. Hlm. 12.

Darmojo, Hendro. Jenny RE Kaligis. 1993. Pendidikan IPA 2. Jakarta: Depdikbud.


Hlm. 11.

Hendro Darmojo dan Jenny R. F. Kaligis. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta:
Depdikbud, Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Hlm.
3.

Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Hlm. 110-
111.

Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.


Hlm. 19.

Srini M. Iskandar. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV.


Maulana. Hlm. 2.

Sumaji, dkk. 1988. Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: KANISUS.


hlm. 31 dan 38.

Usman Samatowa. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.


Jakarta: Depdiknas. Hlm. 11-12.

iii
Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Andrian Rustaman. 2011. Membangun Literasi
Sains Peserta Didik. Bandung: Humainora. Hlm. 26-27.

Winata Putra, H. Udin. S. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas


Terbuka. Hlm. 122.

iv

Anda mungkin juga menyukai