Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah materi IPA MI/SD
yang diampu oleh :
IDA FITERIANI, M.PD
Disusun Oleh :
Kelompok 2
AHMAT LUKMANUL HAKIM 2011100330
LAILI SAFITRI 2011100078
PUTRI RAHAYU 2011100135
SHINTYA ANDINI 2011100159
KELAS C – SEMESTER 4
Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat ALLAH S.W.T yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat
merampungkan penyusunan makalah Materi IPA MI/SD dengan judul “ Memahami
Pengertian Materi IPA SD/MI dan Karakteristiknya Yang Dilakukan Secara
Terpadu dan Tematik” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin saya upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyusunannya. Untuk itu
tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Dari keinginan tahu saya tentang Ilmu Materi IPA MI/SD dan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Materi IPA MI/SD , pada makalah ini saya akan
membahas lebih luas lagi tentang Memahami Pengertian Materi IPA SD/MI dan
Karakteristiknya Yang Dilakukan Secara Terpadu dan Tematik.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada saya membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Sumaji, dkk, Pendidikan Sains yang Humanistis (Yogyakarta: KANISUS, 1998), hal 31.
1
perkembangan budaya manusia, dan dalam kenyataannya evolusi kultural manusia
melaju lebih cepat daripada evolusi biologisnya. Pendidikan IPA berkewajiban
membiasakan anak didik menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari IPA.
Metode ilmiah merupakan gabungan antara pendekatan induktif-empirik dengan
pendekatan deduktif-rasional. Kebenaran ilmiah bukan merupakan kesimpulan
rasional yang koheren dengan sistem pengetahuan yang berlaku, melainkan juga
harus sesuai dengan kenyataan yang ada.2
Dari keseluruhan uraian di atas, jelas IPA bukan hanya berisi rumus atau teori
melainkan suatu proses dan sikap ilmiah untuk mendapatkan konsep-konsep ilmiah
tentang alam semesta. Dalam lingkup pembelajaran IPA di SD/MI mencakup
materi antara lain: Pertama, makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia,
hewan, tumbuhan dan interaksi dengan lingkungan serta kesehatan. Kedua, benda
atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat dan gas. Ketiga, energi
dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat
sederhana. Keempat bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya dan
benda-benda langit lainnya.
Berdasarkan hal tersebut makalah ini dibuat untuk mengetahui memahami
pengertian materi IPA SD/MI dan karakteristiknya yang dilakukan secara terpadu
dan tematik. Diharapkan dengan makalah ini wawasan mahasiswa PGMI sebagai
calon guru Madrasah Ibtidaiyah memiliki kemampuan dan kapasitas sebagai guru
mata pelajaran IPA di MI yang memiliki konsep pembelajaran yang baik dan benar
serta dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
2
Sumaji, dkk, Pendidikan Sains yang Humanistis (Yogyakarta: KANISUS, 1998), hlm. 38.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
berbagai kompetensi dari mata pelajaran dengan permasalahan yang ada di
sekitarnya.
3. Pembelajaran tematik terpadu disusun berdasarkan gabungan berbagai proses
integrasi berbagai kompetensi.
4. Pembelajaran tematik terpadu diperkaya dengan penempatan mata pelajaran
Bahasa Indonesia sebagai penghela/alat/media mata pelajaran lain
5. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator masing-masing
Kompetensi Dasar dari masing-masing mata pelajaran
Pembelajaran tematik terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran yang terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) KI-3 dan juga
keterampilan yang tergambar pada KD KI-4 dalam suatu proses pembelajaran.
Implementasi KD KI-3 dan KD KI-4 diharapkan akan mengembangkan berbagai
sikap yang merupakan cerminan dari KI-1 dan KI-2. Melalui pemahaman
konsep dan keterampilan secara utuh akan membantu peserta didik dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran tepadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok
pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Penggunaan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di
antaranya:
1. Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
2. Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.
3. Peserta didik memahami materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4. Peserta didik dapat dapat memiliki kompetensi dasar lebih baik, karena
mengkaitkan mata pelajaran dengan pengalaman pribadi peserta didik.
5. Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena
materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
5
6. Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata
pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara
tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga
pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial,
pemantapan, atau pengayaan. Secara pedagogis pembelajaran tematik
berdasarkan pada eksplorasi terhadap pengetahuan dan nilai-nilai yang
dibelajarkan melalui tema sehingga peserta didik memiliki pemahaman yang
utuh. Peserta didik diposisikan sebagai pengeksplorasi sehingga mampu
menemukan hubungan-hubungan dan pola-pola yang ada di dunia nyata
dalam konteks yang relevan. Pembelajaran tematik dimaksudkan untuk
mengembangkan berbagai kemampuan, keterampilan dan sikap yang
diperoleh melalui proses pembelajaran tematik terpadu ke dalam konteks
dunia nyata yang di bawa kedalam proses pembelajaran secara kreatif.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran tematik terpadu
memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Peserta didik mencari tahu, bukan diberi tahu.
2. Pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu nampak. Fokus
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan kompetensi melalui tema-tema
yang paling dekat dengan kehidupan peserta didik.
3. Terdapat tema yang menjadi pemersatu sejumlah kompetensi dasar yang
berkaitan dengan berbagai konsep, keterampilan dan sikap.
4. Sumber belajar tidak terbatas pada buku.
5. Peserta didik dapat bekerja secara mandiri maupun berkelompok sesuai dengan
karakteristik kegiatan yang dilakukan
6. Guru harus merencanakan dan melaksanakan pembelajaran agar dapat
mengakomodasi peserta didik yang memiliki perbedaan tingkat kecerdasan,
pengalaman, dan ketertarikan terhadap suatu topik.
7. Kompetensi Dasar mata pelajaran yang tidak dapat dipadukan dapat diajarkan
tersendiri.
6
8. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik (direct experiences)
dari hal-hal yang konkret menuju ke abstrak.
1. Pengertian IPA
7
menurut asal katanya, IPA berarti ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa di alam. 3
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta
dengan segala isinya.4 Menurut Nash IPA adalah cara atau metode untuk
mengamati alam yang sifatnya analisis, lengkap, cermat serta menghubungkan
antara fenomena alam yang satu dengan fenomena alam yang lainnya. Sedangkan
menurut Powler5 IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala
alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur dan berlaku umum
berupa kumpulan hasil observasi dan eksperimen.
IPA sering disebut juga dengan sains. Sains merupakan terjemahan dari kata
science yang berarti masalah kealaman (nature). Sains adalah pengetahuan yang
mempelajari tentang gejala-gejala alam.6 Sains adalah pengetahuan yang
kebenarannya sudah diujicobakan secara empiris melalui metode ilmiah.7 Sains
merupakan cara penyelidikan untuk mendapatkan data dan informasi tentang
alam semesta menggunakan metode pengamatan dan hipotesis yang telah teruji.
8
3
Srini M. Iskandar, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, (Bandung: CV. Maulana, 1996), hlm. 2.
4
Hendro Darmojo dan Jenny R. F. Kaligis, Pendidikan IPA II, (Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, 1992). hlm. 3.
5
H. Udin. S. Winta putra, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1992). hlm.
122.
6
Usman samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2010). hlm. 19.
7
Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Andrian Rustaman, Membangun Literasi Sains Peserta Didik,
(Bandung: Humainora, 2011). hlm. 26.
8
Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Andrian Rustaman, Membangun Literasi Sains Peserta Didik,
(Bandung: Humainora, 2011). hlm. 27.
8
2. Tujuan Pembelajaran IPA
3. Pembelajaran IPA di SD
Sesuai dengan tujuan pembelajaran dan hakikat IPA, bahwa IPA dapat
dipandang sebagai produk, proses dan sikap, maka dalam pembelajaran IPA di
SD harus memuat 3 dimensi IPA tersebut. Pembelajaran IPA tidak hanya
mengajarkan penguasaan fakta, konsep dan prinsip tentang alam tetapi juga
9
Mulyasa, Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 111.
9
mengajarkan metode memecahkan masalah, melatih kemampuan berpikir kritis
dan mengambil kesimpulan melatih bersikap objektif, bekerja sama dan
menghargai pendapat orang lain. Model pembelajaran IPA yang sesuai untuk anak
usia sekolah dasar adalah model pembelajaran yang menyesuaikan situasi belajar
siswa dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat. Siswa diberi kesempatan
untuk menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungannya dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.10
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri dan berbuat untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam dan menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah.11 Jadi, pembelajaran IPA di
SD/MI lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung sesuai kenyataan
di lingkungan melalui kegiatan inkuiri untuk mengembangkan keterampilan proses
dan sikap ilmiah. Keterampilan proses IPA yang diberikan kepada anak usia
SD harus dimodifikasi dan disederhanakan sesuai tahap perkembangan
kognitifnya. Struktur kognitif anak berbeda dengan struktur kognitif ilmuwan.
Proses dan perkembangan belajar anak Sekolah Dasar memiliki kecenderungan
belajar dari hal-hal konkrit, memandang sesuatu yang dipelajari sebagai satu
kesatuan yang utuh, terpadu dan melalui proses manipulatif. Oleh karena itu,
keterampilan proses IPA yang diberikan kepada anak usia SD harus dimodifikasi
dan disederhanakan sesuai tahap perkembangan kognitifnya. Keterampilan proses
IPA yang harus dikembangkan meliputi:
a. Observasi
b. Klasifikasi
c. Interpretasi
d. Prediksi
e. Hipotesis
10
Usman Samatowa, Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas, 2006),
hlm. 11.
11
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 110-111.
10
f. mengendalikan variabel
g. merencanakan dan melaksanakan penelitian
h. inferensi
i. aplikasi
j. komunikasi.12
12
Hendro Darmodjo dan Jenny RE Kaligis, Pendidikan IPA 2, (Jakarta: Depdikbud, 1993), hlm. 11.
13
Patta Bundu, Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran SAINS,
(Jakarta: Depdiknas, 2006), hlm. 12.
14
Usman Samatowa, Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas, 2006),
hlm. 12.
11
anak akan berlatih mengemukakan gagasan dan respon terhadap permasalahan
yang dihadapinya sehingga dapat mengembangkan pengetahuan IPA. Di samping
bertanya, siswa juga diberi kesempatan untuk menjelaskan suatu masalah
berdasarkan pemikirannya.
Adapun hakekat pembelajaran IPA dewasa ini mencakup tiga aspek yaitu :
Istilah produk yang diterapkan pada prinsip, hukum dan teori di dalam IPA
menyatakan bahwa pengetahuan, prinsip, hukum atau teori itu adalah hasil rekaan
atau buatan manusia dalam rangka memahami dan menjelaskan alam dengan
berbagai fenomena yang terjadi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa IPA
adalah suatu sistem yang dikembangkan oleh manusia untuk mengetahui keadaan
diri dan lingkungannya. IPA sebagai suatu produk keilmuan mencakup konsep,
hukum dan teori yang dikembangkan sebagai pemenuhan rasa ingin tahu manusia
dan untuk keperluan praktisnya. Dalam pengajaran IPA, aspek produk tampil dalam
bentuk pokok bahasan yang seringkali disajikan sebagai suatu pengetahuan atau
teori yang sudah jadi tanpa penjelasan bagaimana teori atau hukum itu diperoleh.
12
hipotesis, (6) tes dan pengujian kebenaran hipotesis. Dalam pengajaran IPA aspek
proses ini muncul dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Ada tidaknya aspek
proses dalam pengajaran tergantung pada guru. Suatu teori yang tertulis dalam buku
pelajaran dapat diajarkan begitu saja, namun dapat pula diajarkan dengan membawa
persoalan secara konkret dengan melakukan berbagai aktivitas baik fisik maupun
mental sampai akhirnya merumuskan kembali teori yang sudah tertulis.
Pemupuk sikap adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus
dipertahankan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru
diantaranya tanggung jawab, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, jujur dan terbuka
terhadap pendapat orang lain. Dawson menyatakan sikap dapat diklasifikasi dalam
dua kelompok yaitu seperangkat sikap yang bila diikuti akan membantu proses
pemecahan masalah dan seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu
terhadap IPA sebagai suatu cara memandang dunia serta berguna bagi
perkembangan karir di masa depan. Dalam pembelajaran IPA aspek pemupuk sikap
merupakan hal yang penting Guru secara sadar dan terus-menerus memperhatikan,
mengarahkan, menegur dan menunjukkan sikap pada murid. Sikap-sikap yang
positif dapat didukung perkembangannya misalnya rasa tanggung jawab, bekerja
sama, tekun, toleran, jujur, tidak putus asa dan memiliki rasa percaya diri.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
8. Model pembelajaran IPA yang sesuai untuk anak usia sekolah dasar adalah
model pembelajaran yang menyesuaikan situasi belajar siswa dengan situasi
kehidupan nyata di masyarakat.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi pembaca
semuanya, dengan memahami pengertian materi IPA SD/MI dan karakteristiknya
yang dilakukan secara terpadu dan tematik, diharapkan para guru dan calon guru
SD/MI bisa menerapkan dan mengaplikasikan pembelajaran IPA secara terpadu
dan tematik di SD/MI dengan baik dan benar.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran SAINS. Jakarta: Depdiknas. Hlm. 12.
Hendro Darmojo dan Jenny R. F. Kaligis. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta:
Depdikbud, Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Hlm.
3.
iii
Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Andrian Rustaman. 2011. Membangun Literasi
Sains Peserta Didik. Bandung: Humainora. Hlm. 26-27.
iv