PENDIDIKAN IPA SD
“Hakikat Pendidikan IPA SD”
Dosen Pengampu :
Dra. Zuryanty, M.Pd
Oleh
Kelompok 2
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kita dapat meyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hakikat Pendidikan IPA di
SD” ini dengan tepat waktu. Adapaun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari dosen pengampu Ibuk Dra. Zuryanty, M.Pd pada mata kuliah
PENDIDIKAN IPA SD. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk manambah wawasan dan
pengetahuan kita tentang bagaimana pendidikan IPA tersebut di SD.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibuk Dra. Zuryanty, M.Pd selaku dosen
Pendidikan IPA SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang di tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah membagikan sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
meyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3
BAB l PENDAHULUAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan pondasi awal dalam menciptakan
siswa-siswa yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah. Pembelajaran
IPA diarahkan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya merupakan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari
diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berimplikasi pada kegiatan
pembelajaran IPA di sekolah. Pembelajaran IPA akan sangat bermakna ketika proses
pembelajaran itu dimengerti dan dipahami oleh siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat dari pendidikan IPA di SD ?
2. Apa saja fungsi dan tujuan dari pembelajaran IPA ?
3. Apa saja ruang lingkup dalam pembelajaran IPA SD?
4. Bagaimana karakteristik serta prinsip dalam pembelajaran IPA tersebut?
C. Tujuan
Mengetahui dan memahami bagaimana hakikat pendidikan IPA di sekolah dasar, baik
itu dari segi fungsi dan tujuan, ruang lingkup, karakteristik serta prinsip dari pembelajaran
IPA tersebut.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pada kurikulum merdeka pembelajaran IPA dan IPS digabungkan menjadi IPAS,
dengan alasan :
1. Anak SD Melihat Sesuatu Secara Utuh dan Terpadu
Dalam “Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka” alasan penggabungan kedua
mata pelajaran – IPA dan IPS- berdasarkan latar belakang anak usia SD yang
memiliki kecenderungan untuk melihat permasalah utuh dan terpadu.
2. Memicu Berpikir Holistik Alam dan Sosial
Dalam “Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka”, anak SD berada dalam tahap
berpikir konkret/sederhana, holistik, dan komprehensif, namun tidak
detail.Penggabungan pelajaran IPA dan IPS menjadi IPAS diharapkan dapat memicu
anak untuk dapat mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan.
3. Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Pada penerapan Kurikulum Merdeka, terdapat pembelajaran berbasis proyek untuk
penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun
ajaran.Dikutip dari laman Dirjen PAUD Dikdasmen, hal ini berkaitan dengan
kebutuhan SD untuk penguatan kompetensi yang mendasar dan pemahaman
logistik.Untuk memahami lingkungan sekitar, mata pelajaran IPA dan IPS
digabungkan sebagai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS).
Jadi dapat kita simpulkan bahwa, pendidikan IPA pada hakikatnya adalah
membelajarkan peserta didik untuk memahami hakikat sains (proses dan produk serta
aplikasinya) mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar
akan nilainilai yang ada di dalam masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap
yang positif.
6
B. Fungsi Pembelajaran IPA
1. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan
lingkungan buatan dalam kaitannya bagi kehidupan sehari-hari.
Berbagai masalah yang dapat diperoleh dari lingkungan buatan misalnya pada
lingkungan rumah. Gejala-gejala sains yang dapat dipelajari dari lingkungan misalnya
deterjen sebagai pelarut lemak, pemuaian dan penyusutan, penyemprotan nyamuk,
pupuk buatan, dan berbagai makanan. Sifat benda tersebut perlu dipelajari siswa
dengan cara mengaitkan hal-hal yang tidak kita inginkan.
2. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling
mempengaruhi antara kemajuan sains dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari hari.
3. Mengembangkan keterampilan proses.
Keterampilan proses yang dimaksudkan adalah keterampilan fisik maupun
mental yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan sains maupun
pengembangannya. Beberapa contoh keterampilan yang diharapkan berkembang pada
siswa ialah keterampilan mengamati, menggolonggolongkan, menerapkan konsep,
meramalkan, menafsirkan, menggunakan alat, mengkomunikasikan, mengajukan
pertanyaan, merencanakan penelitian atau percobaan.
4. Mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang berguna bagi siswa untuk
meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
7
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, serta
melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai
satu ciptaan tuhan.
8
2. Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara atau teknik
misalnya, observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi.
3. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat terutama untuk membantu pengamatan.
Hal ini dilakukan karena kemampuan alat indera manusia itu sangat terbatas.
Selain itu ada hal-hal tertentu bila data yang kita peroleh hanya berdasarkan
pengamatan dengan indera akan memberikan hasil yang kurang obyektif, sementara
itu IPA mengutamakan obyektivitas. Misalnya, pengamatan untuk suhu benda
diperlukan alat bantu pengukur suhu yaitu thermometer. Alat ini membantu ketetapan
pengukuran dan data pengamatannya dapat dinyatakan sebagai kuantitatif.jika
pengukuran dilakukan berulang-ulang dengan tingkat ktelitian yang sama maka data
yang diperoleh akan sama, jika dilakukan dengan panca indera saja maka yang
diperoleh akan berbeda-beda dan datanya bersifat kualitatif karena didasarkan pada
hal-hal yang dirasakan orang yang melakukan pengukuran.
4. Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah ( seminar,
konferensi atau symposium), studi kepustakaan mengunjungi suatu objek, penyusunan
hipotesis dan yang lainnya.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka untuk memperoleh pengakuan
kebenaran, temuan yang benar-benar obyektif. Contoh, sebuah temuah ilmiah baru
untuk memperolah pengakuan kebenaran, temuan tersebuat harus dibawa
kepersidangan ilmiah lokal, regional nasional atau bahkan sampai tingkat
internasional untuk dikomunikasikan dan dipertahankan dengan menghadirkan
ahlinya.
5. Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan suatu yang harus siswa
lakukan, bukan suatu yang dilakukan untuk siswa.
Dalam belajar IPA siswa mengamati objek dan peristiwa,mengajukan
pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyususn penjelasan tentang gejala alam,
menguji penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda dan mengkomunikasikan
gagasana dengan pihak lain. Keaktifan dalam belajar IPA terletak pada dua segi yaitu
aktif bertindak secara fisik dan aktif berfikir.
9
melibatkan siswa dalam penyelidikan yang berorientasi inkuiri, dengan interaksi
antara siswa dengan guru dan siswa yang lain.
Melalui kegiatan penyelidikan, siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan pengetahuan ilmiah yang ditemukannya pada berbagai
sumber, siswa menerapkan materi IPA untuk mengajukan pertanyaan,siswa
menggunakan pengetahuannya dengan pemecahan, perencanaan, membuat keputusan,
diskusi kelompok dan siswa memperoleh evaluasi yang konsisten dengan suatu
pendekatan aktif untuk belajar. Dengan demikian, pembelajaran disekolah yang
berpusat pada siswa dan menekankan pentingnya belajar aktif berarti mengubah
persepsi tentang guru yang selalu memberikana informasi dan menjadi sumber
pengetahuan bagi siswa.
10
Implikasi prinsip keaktifan atau aktivitas bagi guru di dalam proses pembelajaran
adalah:
a. Memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk
berkreativitas dalam proses pembelajarannya.
b. Memberikan kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri
dan eksperimen.
c. Memberikan tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru.
d. Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan
respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
e. Menggunakan multi metode dan multi media di dalam pembelajaran.
2. Prinsip Pembelajaran Berkesinambungan
Seorang guru hendaknya mengetahui apa yang telah diketahui siswanya, sebab
pengetahuan dasar siswa akan dijadikan sebagai jembatan untuk memberi mereka
pengetahuan yang baru. Untuk menyempurnakan prinsip ini, data minat siswa baik
perorangan maupun secara berkelompok dapat menjadi modal dalam mengatasi
hambatan yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
3. Prinsip Motivasi
Motivasi dalam pembelajaran IPA dapat diartikan sebagai dorongan untuk
belajar IPA. Dorongan itu dapat bersumber dari kebutuhan kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa cipta, kebutuhan rasa cinta, kebutuhan akan
pengakuan atas kemampuannya untuk melakukan sesuatu, termasuk kemampuan
untuk berhasil dalam cita-citanya.
4. Prinsip Multi Metode
Didasari bahwa daya serap tiap siswa berbeda-beda, demikian pula jenis
metode pembelajaran yang disenangi juga berbeda. Tugas guru adalah
mengorganisasi belajar sedemikian rupa sehingga siswa tidak merasa bosan dan dapat
menangkap materi pelajaran yang diberikan.
5. Prinsip Penemuan
Prinsip ini perlu diterapkan dalam pembelajaran IPA karena pada dasarnya
anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, sedang alam sekitar penuh dengan fakta
atau fenomena yang dapat merangsang siswa ingin tahu lebih banyak. Penemuan
diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan bermakna
untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian,
11
pengetahuan dan keterampilan yang diperolah siswa tidak dari hasil mengingat
seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya.
6. Prinsip Totalitas
Prinsip totalitas bertolak dari paham bahwa siswa belajar dengan segenap
kemampuan yang ia miliki sebagai makhluk hidup, yaitu panca inderanya, perasaan
dan pikirannya. Dalam proses belajar siswa tidak hanya tergantung pada materi yang
diajarkan, tetapi semua faktor-faktor atau kondisi yang berada disekitarnya turut
menjadi penentu akan keberhasilan belajar yang dilakukan. Faktor atau kondisi yang
dimaksud termasuk guru, metode, fasilitas, lingkungan, teman-temannya,
pencahayaan, bahkan semua yang dapat mempengaruhi jiwa raganya ikut
mempengaruhi keberhasilannya.
7. Prinsip Perbedaan Individu
Prinsip ini dimaksudkan agar siswa dapat memperoleh kesempatan belajar
sesuai dengan kapasitas dan minatnya. Untuk melaksanakan prinsip tersebut, maka
perlu diupayakan kesempatan belajar IPA melalui pengalaman lapangan, karena
dengan menjadikan alam sebagai objek dalam belajar IPA maka kesempatan untuk
memperoleh variasi sasaran belajar lebih banyak, yang dapat dipilih oleh siswa sesuai
minat dan kapasitasnya. Penggunaan media dan hasil tekhnologi juga dapat
menambah variasi sasaran belajar yang dilakukan, misalnya pemutaran video, film,
gambar, buku, alat-alat peraga, pameran, kompuer, dan sebagainya.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan IPA pada hakikatnya adalah membelajarkan peserta didik untuk
memahami hakikat sains (proses dan produk serta aplikasinya) mengembangkan sikap
ingin tahu, keteguhan hati, dan ketekunan, serta sadar akan nilainilai yang ada di dalam
masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap yang positif. Nah salah satu fungsi
dan tujuan pembelajaran IPA ini adalah memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis
dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya bagi kehidupan
sehari-hari serta mengembangkan pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Jhon S.Richardson ada tujuh prinsip dalam proses belajar mengajar agar
pembelajaran IPA dapat berhasil, antara lain adalah prinsip keterlibatan siswa secara
aktif, prinsip belajar berkesinambungan, prinsip motivasi, prinsip multi metode, prinsip
penemuan, prinsip totalitas, dan prinsip perbedaan individu.
B. Saran
Penulis berharap setelah pembaca membaca makalah ini , pembaca dapat mengetahui
tentang hakikat dari pendidikan IPA di SD serta segala hal yang berkaitan dengannya
seperti fungsi, tujuan, prinsip, karakteristik dan lain sebagainya dalam pembelajaran IPA
SD, sehingga menambah pengetahuan pembaca dan penulis terhadap bidang studi yang
sedang ditekuni.
13
DAFTAR RUJUKAN
Mariana, I. M. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Jakarta: PPPPTK IPA.
Sayekti, I. C. (2019). Analisis Hakikat IPA pada Buku Siswa Kelas IV Sub Tema 1 Tema 3 Kurikulum
2013. Jurnal Profesi Pendidikan Dasar, Vol 6 No 2 hlm 129.
Sutrisna, N. (2022). Pengembangan Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Materi IPA untuk Siswa Kelas
VIII SMP. Jurnal Inovasi Penelitian, Vol.2 No.8 hlm 2860.
Silvinia, dkk. (1996). Bahan Ajar Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Padang: FIP IKIP
Padang
Tim PLPG. (2012): Bahan Ajar Bidang Studi Untuk Guru Kelas Sekolah Dasar. Padang:
UNP
14
Contoh Soal
1. Kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan metode ilmian
dan prosedur seperti yang dilakukan dahulu oleh penemunya, berdasarkan pernyataan
tersebut merupakan….
a. IPA mempunyai nilai ilmiah
b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis.
c. IPA merupakan pengetahuan teoritis.
d. IPA merupakan rangkaian konsep
2. Ilmu yang mempelajari zat yang membentuk alam semesta adalah pengertian dari...
a. Observasi
b. Ilmu hayati
c. Fisika
d. Ilmu Alam
3. Setelah mengikuti pembelajaran IPA, anak juga akan secara tidak langsung memiliki
sikap ilmiah. Salah satu contoh sikap ilmiah pada pembelajaran IPA adalah
a. Bertanggung jawab
b. Melakukan eksperimen
c. Mengajukan hipotesis
d. Membuat kesimpulan
4. Yang menjadi penentuan apakah pengetahuan itu bersifat ilmiah atau tidak ilmiah
adalah
a. Telah diakui oleh masyarakat luas
b. Telah diuji kebenarannya menurut para ilmuan
c. Telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah
d. Telah teruji kebenarannya melalui seleksi alam
5. Tujuan dari pembelajaran IPA adalah..
a. Mengembangkan keterampilan proses.
b. Mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang berguna bagi siswa untuk
meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
c. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahan, serta keteraturan alam.
d. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam
dan lingkungan buatan dalam kaitannya bagi kehidupan sehari-hari.
15
6. Karakteristik pembelajaran IPA adalah…
a. Melibatkan indra peraba dan penglihatan
b. Hanya menggunakan teknik observasi
c. Melibatkan kegiatan kegiatan ilmiah
d. Merupakan proses pasif
7. "Mengamati suatu fakta yang ada di alam" merupakan arti dari salah satu komponen
proses IPA,yaitu...
a. Observasi
b. Percobaan
c. Memprediksi
d. Mengukur
8. Berdasarkan dari beberapa definisi hakikat IPA , maka dapat disimpulkan bahwa IPA
adalah....
a. Ilmu Alam
b. Ilmu yang mempelajari tentang bumi
c. Ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam melalui serangkaian
proses yang dikenal dengan proses ilmiah
d. Salah satu ilmu dalam bidang sains
9. Prinsip Pembelajaran IPA salah satunya adalah…Kecuali
a. Prinsip Berkesinamabungan
b. Prinsip Motivasi
c. Prinsip Perbedaan Individu
d. Prinsip Pembelajaran pasif
10. Implikasi prinsip keaktifan atau aktivitas bagi guru di dalam proses pembelajaran
adalah
a. Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan
respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
b. Pemberian tugas hanya dengan control orangtua
c. Menggunakan satu metode pembelajaran
d. Kesempatan terbatas dalam berkreativitas pada pembelajaran
16