Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Menganalisis Kurikulum IPA SD”
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Barokah Isdaryanti, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Aldina Eka
Andriani, S.Pd., M.Pd. yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik. Kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan Permasalahan ........................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kurikulum IPA SD 2013 ..................................................................................... 5
2.2 Pendekatan Saintifik ............................................................................................ 8
2.3 Penilaian Otentik ................................................................................................. 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 30
B. Saran ................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 31
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dari masa ke masa kurikulum yang terdapat di setiap negera berubah yang ini
menurut sebagian pakar disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang berkembang
dan disamping itu kondisi dan tuntutan zamanpun berubah. Untuk menyesuaikan dengan
zaman, kurikulum pun mengalami perkembangan. Perkembangan itupun terjadi pada
kurikulum di NegaraIndonesia. Sebagai sebuah Negara yang memiliki tujuan berdiri,
kurikulum ini dirasa sangat penting untuk kemudian mengiringi kemajuan Negara.
Karenanya, perkembangan kurikulum ini dianggap menjadi penentu masa depan anak
bangsa. Pada tahun 2013/2014 kurikulum di Indonesia mengalami pergantian dari
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013. Kurikulum 2013
dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi untuk mengarahkan peserta didik
menjadi : (1) Manusia berkualitas yang mampu danproaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah. (2) Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan (3) Warga
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kurikulum 2013 memiliki arah yang
jelas untuk meningkatkan kompetensi yang seimbang antara sikap (attitude), keterampilan
(skill), dan pengetahuan (knowledge) sehingga peserta didik memiliki kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik (soft skills)dan manusia yang memilik kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills). (Kemendikbud,2012)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kurikulum IPA SD 2013?
2. Bagaimana Analisis Pendekatan Saintifik?
3. Bagaimana Analisis Pendekatan Otentik?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Kurikulum IPA SD 2013
2. Untuk Mengetahui Analisis Pendekatan Saintifik
3. Untuk Mengetahui Analisis Pendekatan Otentik
4
BAB II
PEMBAHASAN
7
1) Kurikulum 2013 menuntut kompetensi dan skill guru yang baik, terutama dalam
memadukan berbagai keterampilan (soft skill dan hard skill) dalam setiap
pembelajaran, keterampilan dalam memgembangkan matapelajaran berdasarkan
kompetensi yang ingin dicapai, melakukan penilaian otentik, dan yang paling
utama adalah keterbukaan dari guru.
2) Mengintegrasikan Matapelajaran IPA ke dalam matapelajaran Bahasa Indonesia
dan Kewarganegaraan di SD sudah dapat dipastikan akan terjadi pendangkalan
pemahaman materi IPA pada anak lulusan SD. Dalam hal ini pasti ada beberapa
materi IPA di SD yang akan direduksi atau dihilangkan sama sekali.
3) Pengintegrasian tersebut dikhawatirkan menimbulkan beberapa miskonsepsi dari
guru dan siswa, mengingat banyak istilah-istilah yang berbeda antara mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan Matapelajaran IPA. Juga dikhawatirkan akan
terjadi pengabaian materi-materi tertentu oleh guru jika guru tersebut merasa tidak
menguasai konsep IPA tentang bahasan yang sedang di bahas dalam
matapelajaran Bahasa Indonesia, dan guru lebih menekankan Bahasa Indonesia
dibandingkan IPA, yang seharusnya lebih proporsional.
Pendekatan saintifik telah dipergunakan dalam pendidikan di Amerika akhir abad ke-
19 di mana pada saat itu pembelajaran sains menekankan pada metode laboratorium
formalistik yang kemudian diarahkan pada fakta-fakta ilmiah. Pendekatan saintifik
sebenarnya sudah digunakan dalam kurikulum di Indonesia dengan istilah learning by doing
yang dikenal dengan cara belajar siswa aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang secara formal diadopsi dalam Kurikulum 1975.
8
belajar merupakan suatu kebutuhan, melatih peserta didik dalam mengemukakan ide-ide,
meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan mengembangkan karakter peserta didik.
9
Menurut Hosnan (2014), tujuan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik adalah
sebagai berikut:
10
jaringan (networking). Menurut Daryanto (2014), langkah-langkah pendekatan saintifik
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta
didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode
observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis
dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
seperti berikut ini:
1. Menentukan objek apa yang akan diamati.
2. Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan
diamati.
3. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diamati, baik primer
maupun skunder.
4. Menentukan dimana tempat objek yang akan diamati.
5. Menentukan secara jelas bagaimana proses pengamatan akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil pengamatan, seperti
menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-
alat tulis lainnya.
Kegiatan pengamatan dalam proses pembelajaran meniscayakan keterlibatan peserta
didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk keterlibatan peserta
didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk keterlibatan peserta
didik dalamproses pengamatan tersebut.
11
sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Mereka
juga tidak memiliki hubungan apapun dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.
Namun demikian berbeda dengan pengamatan biasa, pada pengamatan terkendali
pelaku atau objek yang diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yang
dikhususkan. Karena itu, pada pembelajaran dengan pengamatan terkendali termuat
nilai-nilai percobaan atau eksperimen atas diri pelaku atau objek yang diamati.
3. Pengamatan partispatif (participant observation). Pada pengamatan partisipatif,
peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku atau objek yang diamati.
Sejatinya, pengamatan semacam ini paling lazim dilakukan dalam penelitian
antropologi khususnya etnografi. Pengamatan semacam ini mengharuskan peserta
didik melibakan diri pada pelaku, komuntias, atau objek yang diamati. Di bidang
pengajran bahasa, misalnya dengan menggunakan pendekatanini berarti peserta didik
hadir dan “bermukim” lansung di tempat subjek atau komunitas tertentu pada waktu
tertentu pula untuk mempelajari bahasa atau dialek setempat, termasuk melibatkan
diri secara langsung dalam situasi kehidupan mereka (Kemendikbud, hal 5)
Praktik pengamatan dalam pembalajaran hanya akan efektif jika peserta didik dan guru
melengkapi diri dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti:
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan pengamatan,
dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal
record), catatan berkala dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa
suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek tau faktor faktor yang akan diamati.
Skala rentang, berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya.
Catatan anekdotal berupa catatan yang dibuat oleh peserta didik dan guru menganai
kelakuan kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diamati. Alat
mekanikal berupa alat mekanik yang dapat diapakai untuk memotret atau merekam peristiwa-
peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diamati.
12
b. Menanya
Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari siswa. Kegiatan belajar
menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati. Menanya menurut Kemendikbud mempunyai fungsi sebagai
berikut:
c. Mengumpulkan informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi adalah tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini
dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai cara. Peserta didik dapat membaca berbagai sumber, memperhatikan fenomena atau
objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen.
13
d. Mengasosiasikan/mengolah informasi
14
atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupannyata peserta
didik(Rusman, 2015).
Dengan penilaian autentik, peserta didik dilibatkan dalam tugas-tugas autentik yang
bermanfaat, penting, dan bermakna (Hart, 1994). Tugas yang diberikan dapat berupa replika
atauanalogi dari permasalahan yang dihadapi oleh orang dewasa atau profesional dalam
bidangnya. Seperangkat tugas yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan
dalam aktifitas-aktifitas pembelajaran: melakukan penelitian,menulis, merevisi dan
membahas artikel, memberikan analisa oral terhadap peristiwa politik terbaru; berkolaborasi
dengan siswa lain melalui debat, dan seterusnya. Singkatnya, penilaian autentik meminta
siswa untuk mendemonstrasikan keterampilan atau prosedur dalam konteks.
15
Setiap akhir semester pihak sekolah membagikan buku rapor. Buku ini sebagai laporan
sekolah kepada masing-masing orang tua peserta didik tentang prestasi belajar anaknya
selama satu semester yang baru saja dilampauinya. Nilai-nilai rapor hendaknya berdasarkan
penilaian autentik yang dilakukan secara cermat agar memberikan informasi secara berguna
bagi para orang tua peserta didik, sebagai bahan bimbingan dan pengarahan kepada anak-
anaknya.Penilaian autentik juga berfungsi sebagai penentuan kenaikan kelas dan tindak lanjut
ke studi yang lebih tinggi lagi. Sehingga penilaian autentik harus dilandasi pada informasi
yang tepat tentang kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. (3) Fungsi Bimbingan Di
samping sekolah memberikan serangkaian pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu
kepada peserta didik, sekolah pun perlu informasi tentang bakat-bakat khusus yang dimiliki
peserta didik. Informasi bakat ini dapat memberikan saran kepada orang tua tentang bidang
pelajaran atau bidang minat pekerjaan yang lebih sesuai dengan bakat peserta didik.
Keserasian antara bakat dan jenis pekerjaan merupakan salah satu unsur penting dari
keberhasilan seseorang dalam kehidupannya. Informasi tentang bakat khusus setiap peserta
didik dapat diperoleh dari penilaian khusus. Untuk melakukan penilaiannya diperlukan alat-
alat ukur khusus dan dengan cara khusus pula, bisa dengan orang-orang profesional saat
melakukan penilaian. Sekolah bisa meminta bantuan pada lembaga pengujian psikologis.
Berdasarkan informasi tentang bakat peserta didik tersebut, sekolah dapat memberikan
bimbingan dan pengarahan agar peserta didik dapat mengarahkan bakatnya secara maksimal,
sebagaimana yang diharapkan lembaga-lembaga pendidikan.
Tujuan Penilaian Autentik Menurut Mardiah Moenir dalam diklat PPG IPS dan PMP
Malang pada tahun 2006 penilaian autentik yang diharapkandapat digunakan guru sebagai
upaya pengembangan dibidang penilaian karena bertujuan untuk: (1) Menilai kemampuan
individual melalui tugas tertentu; (2) Menetukan kebutuhan pembelajaran; (3) Membantu dan
mendorong siswa; (4) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik; (5)
Menetukan strategi pembelajaran; (6) Akuntabilitas lembaga; dan (7) Meningkatkan kualitas
pembelajaran
18
dinyatakan pula bahwa cara-cara asesmen dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu
observasi, contoh-contoh perbuatan, serta tes dan prosedur serupa tes atau pengukuran
prestasi peserta didik pada suatu waktu maupun tempat tertentu.
c) Asesmen autentik memberikan kesatuan utuh tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang dijumpai dalam aktivitas pembelajaran
yang paling baik, seperti melakukan penelitian, menulis, merevisi, dan mendiskusikan
masalah. Asesmen autentik juga mengikuti apakah peserta didik dapat terampil
memberikan jawaban perbuatan atau produk yang seksama dan yang dapat
dipertanggungjawabkan. (Grant, 1990).
Strategi Penilaian Autentik
a) Penilaian kinerja (Performance assessment) yang dikembangkan untuk menguji
kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan pada berbagai situasi
nyata dan konteks tertentu.
b) Observasi sistematik atau investigasi jangka pendek (System Observation – short
investigation) yang bermanfaat untuk menyajikan informasi tentang dampak aktivitas
pembelajaran terhadap sikap siswa.
c) Pertanyaan terbuka. Sama halnya observasi sistematik, ia memberikan stimulus dan
bertanya kepada siswa untuk memberikan tanggapan. Tanggapan ini dapat berupa : (i)
suatu tulisan singkat atau jawaban lisan; (ii) suatu pemecahan matematik; (iii) suatu
gambar; (iv) suatu diagram, grafik.
d) Portofolio (Portfolio) adalah kumpulan dari berbagai keterampilan, ide, minat dan
keberhasilan/prestasi siswa selama jangka waktu tertentu (Hart, 1994). Koleksi
tersebut memberikan gambaran perkembangan siswa setiap saat.
e) Kajian/penilaian pribadi (self assessment). Siswa untuk mengevaluasi partisipasi,
proses dan produk mereka. Pertanyaan evaluatif merupakan alat dasar dalam kajian
pribadi.
f) Jurnal (Journal) merupakan suatu proses refleksi dimana siswa berpikir tentang proses
belajar dan hasilnya, kemudian menuliskan ide-ide, minat dan pengalamannya.
Dengan kata lain jurnal membantu siswa dalam mengorganisasikan cara berpikirnya
dan menuangkannya dalam bentuk gambar, tulisan dan bentuk lainnya.
19
Asesmen autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam
proses dan aspek- aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta
para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka
gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi
ini, guru dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja peserta didik baik dalam
bentuk laporan naratif maupun laporan kelas. Ada beberapa cara berbeda untuk
merekam hasil penilaian berbasis kinerja:
1) Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya
unsur-unsur tertentu dari indikator atau sub indikator yang harus muncul dalam
sebuah peristiwa atau tindakan.
2) Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan cara guru
menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik
selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan
seberapa baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan.
3) Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan skala
numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5=baik sekali, 4=baik, 3=cukup,
2=kurang, 1=kurang sekali.
4) Memori atau ingatan (memory approach). Digunakanoleh guru dengan cara
mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat
catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah
peserta didik sudah berhasil atau belum. Cara seperti tetap ada manfaatnya, namun
tidak cukup dianjurkan. Penilaian kinerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan
khusus. Pertama, langkah-langkah kinerja harus dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja yang nyata untuk suatu atau beberapa jenis kompetensi
tertentu. Kedua, ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja yang dinilai. Ketiga,
kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan oleh peserta didik untuk
menyelesaikan tugas- tugas pembelajaran. Keempat, fokus utama dari kinerja
yang akan dinilai, khususnya indikator esensial yang akan diamati. Kelima,
urutan dari kemampuan atau keterampilan peserta didik yang akan diamati.
Penilaian diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian
kinerja.Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran
20
tertentu.Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotor.
1) Penilaian ranah sikap. Misalnya, peserta didik diminta
mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
2) Penilaian ranah keterampilan. Misalnya, peserta didik diminta untuk
menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
3) Penilaian ranah pengetahuan. Misalnya, peserta didik diminta untuk
menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai
hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Teknik penilaian diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat
positif.Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.Kedua, peserta
didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya.Ketiga, mendorong,
membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur.Keempat,
menumbuhkan semangat untuk maju secara personal.
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas
yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.
Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik,
mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan
penyajian data.Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek
pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain
lain.Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.Karena itu,
pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus
dari guru.
1) Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi
yang diperoleh, dan menulis laporan.
2) Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
21
3) Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan,
pengerjaan, dan produk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus
dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian,
pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan.Penilaian proyek dapat
menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi.Laporan penilaian
dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah
proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.Penilaian produk dari
sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir
secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas
kemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti makanan, pakaian, hasil
karya seni (gambar, lukisan, patung, dan lain-lain), barang-barang terbuat dari
kayu, kertas, kulit, keramik, karet, plastik, dan karya logam. Penilaian secara
analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan
produk tertentu.Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan
secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
c. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan
kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio
bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara
berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa
dimensi.Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain
yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik
atau mata pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta
didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu.Penilaian
terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.Melalui penilaian
portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik.
Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat,
komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis,
dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan
22
perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.Penilaian portofolio dilakukan dengan
menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
2. Guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan
guru menyusun portofolio pembelajaran.
4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat
yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen
portofolio yang dihasilkan.
7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
d. Penilaian Tertulis
Meski konsepsi asesmen autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap
tes tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil
pembelajaran tetap lazim dilakukan.Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai
jawaban dan uraian.Memilih jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban
terdiri dari pilihan ganda, pilihanbenar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-
akibat.Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau
pendek, dan uraian.Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik
mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan,menerapkan, menganalisis,
mensintesis,
mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari.Testertulis berbentuk
uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.Pada tes tertulis berbentuk esai,
peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan
teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Misalnya, peserta
didik tertentu melihat fenomena kemiskinan dari sisi pandang kebiasaan malas bekerja,
rendahnya keterampilan, atau kelangkaan sumberdaya alam. Masing-masing sisi pandang
ini akan melahirkan jawaban berbeda, namun tetap terbuka memiliki kebenarann yang
sama, asalkan analisisnya benar. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua
jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas
(restricted-response).Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh
23
guru.Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar
peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.
S
N k Total
Indikator Deskriptor
o o Skor
r
24
d. Merumuskan hasil dari proses perubahan o 1
bjek yang diamati dengan benar.
1
1
a. Menunjukkan ciri – ciri suatu objek.
1
b. Menemukan perbedaan ciri –
ciri pada suatu objek dengan objek lainnya.
Keterangan :
25
<50 = tidak terampil
50 – 64 = kurang terampil
65 – 82 = cukup terampil
83 – 100 = terampil
Lembar Penilaian
Kelas : ________________________________
Skor
26
3. Mengumpulkan data
Keterangan :
Penenetuan kriteria :
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Latar belakang dibutuhkannya kurikulum pendidikan IPA SD adalah
pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulakan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Penilaian otentik merupakan suatu bentuk
penilaian yang para siswanya diminta untuk menampilkan tugas pada situasi
yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan
pengetahuan esensial yang bermakna.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya.
28
DAFTAR PUSTAKA
http://dyahayurofiah18.blogspot.com/2014/12/analisis-materi-ipa-sd-pada-kurikulum.html
https://www.kajianpustaka.com/2019/05/pengertian-prinsip-dan-langkah-pendekatan-
saintifik.html
https://widiyantoroagungpbsi05.wordpress.com/evaluasi-pembelajaran-bahasa/penilaian-
otentik/
http://husnaamatullah1919.blogspot.com/2015/05/penilaian-autentik-authentic-
assessment.html
29