Anda di halaman 1dari 32

HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Penelitian Pendidikan
Diampu oleh Arwin, S.Pd,.M.Pd

OLEH KELOMPOK 7

Dwi Latifah (21129190)


Farel Adamarta (21129203)
Lisa Novianti Gultom (21129416)
Nadilla Putri Didriantosi (21139440)
Nadya Putri (21129259)
Zahra Aulia (21129512)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami kirimkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Hipotesis dan Metode Penelitian ” dengan tepat waktu.
Makalah ini berisikan uraian secara tuntas Hipotesis dan Metode Penelitian.
Semoga makalah ini bisa menjadi inspirasi bagi para pembaca. Dalam penyelesaian
makalah ini, penulis banyak mendapatkan dorongan serta bimbingan dari berbagai
pihak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
karenanya saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan
pembuatan makalah selanjutnya.
Terima kasih,

Lima Puluh Kota, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
D. Manfaat 1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Hipotesis 2
B. Metode Penelitian 9
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan 28
B. Saran 28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan
dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati
berbagai tahapan. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni
menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang
dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat
tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis
dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang
digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan
akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis
dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar. Ketiga, hipotesis
adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat
ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk
menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat
peneliti yang menyusun dan mengujinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hipotesis?
2. Apa itu metode penelitian?
C. Tujuan
1. Apa itu hipotesis?
2. Apa itu metode penelitian?
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu agar pembaca bisa terbantu dalam
memahami dan menambah wawasan tentang Hipotesis dan Metode Penelitian.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. HIPOTESIS
1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa yunani yaitu hypo : dibawah, dan thesis :
pendirian, pendapat yang ditengakkan atau diartikan sebagai kepastian. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya perlu
diuji. Nasir (1990) menyatakan bahwa hipotesis tersusun berdasarkan teori;maka
belum tentu isinya selalu mutlak benar: Untuk itulah diperlukan data empiris untuk
menguji apakah jawaban yang tertera dalam hipotesis itu masih relevan
kebenanarannya. Hampir senada dengan pernyataan di atas, Margono (1997:80),
mengemukakan bahwa "Hipotesis merupakan suatu kemungkinan jawaban dari
masalah yang diajukan, dan ini merupakan dugaan' yang bijaksana dari si peneliti
yang diturunkan dari teori yang telah ada". Seiring dengan itu, Sugiyono, (1994:39),
juga mengungkapkan bahwa "Hipotesis merupakan jawaban teoritis, karena belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Sehubungan dengan posisi hipotesis dalam penelitian, Tuckman (1999)
menyatakan bahwa tanpa adanya hipotesis tak akan ada progress dalam wawasan atau
pengertian ilmiah dalam pengumpulan fakta ernpiris. Sedangkan Kerlinger (1980)
berpendapat bahwa hipotesis dapat diajukan apabila peneliti akan rnenghubungkan
atau membandingkan dua atau beberapa variabel. Oleh karena itu penelitian yang
tidak menghubungkan atau membandingkan variable-variabel, sebaiknya
menggunakan pertanyaan penelitian. Ini berarti bahwa tidak semua penelitian harus
mencantumkan hipotesis.Secara garis besar, keguanaan hipotesis dalam penelitian
adalah sebagai berikut :
a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan dan kerja penelitian.
b. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antara fakta yang
kadang kala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.

2
c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai
tanpa kodisi dalam satu kesatuan.
d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian fakta dan antar fakta.
Menurut Mardalis (1995:49), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengemukakan hipotesis diantaranya adalah:
1) Hipoteisi hendaknya dikemukakan dalam bentuk kalimat pernyataan, bukan
dalam kalimat Tanya.
2) Hipotesis hendaknya dirumuskan secara jelas dan padat.
3) Hipotesis hendaknya menyatakan berhubungan atau perbedaan antara dua atau
lebih variable.
4) Hipotesis hendaklah dapat diuji, yaitu dengan tersedianya data yang akan
dikumpulkan untuk mengujinya.
Menemukan suatu Hipotesis memerlukan kemampuan peneliti dalam mengaitkan
masalah-masalah dengan variabel-variabel yang dapat diukur dengan menggunakan
suatu analisa yang dibentuknya. Menggali dan merumuskan hipotesis dapat
memfokuskan perrnasalahan sehingga hubungan-hubungan yang terjadi dapat diterka.
2. Syarat-syarat Hipotesis
Untuk membuat sebuah Hipotesis diperlukan beberapa persyaratan. Persyaratan
tersebut yaitu :
a. Kalimat yang tersurat dan tersiratdi dalam sebuah Hipotesis secara konseptual
harus jelas.
b. Hipotesis tersebut tidak dibuat secara logika atau perenungan saja, tetapi juga
harus memiliki referensi empirik yang jelas.
c. Hipotesis harus dibuat se-spesifik mungkin, tujuannya adlah untuk
menghindari terjadinya tumpang tindih (over laping) dari variabel-variabel
yang diujikan.
d. Hipotesis yang dibuat harus cocok dengan teknik analisa yang akan digunakan
dalam penelitian tersebut.
e. Bentuk hipotesis (deduksi) yang merupakan dugaan hubungan antar variabel
yang digunakan haruslah berdasarkan teori.

3
Selain adanya persyaratan khusus untuk membuat sebuah hipotesis seperti
yang sudah dibahas diatas. Maka juga terdapat persyaratan logika yang harus
dipenuhi oleh seorang peneliti ketika membuat sebuah hipotesis. Untuk membuat
sebuah hipotesis agar memenuhi persyaratan logika maka hipotesis tersebut harus
berasaskan hukum logika. Beberapa persyaratan logika yang terpenting yang
berhubungan dengan hipotesis yaitu seperti :
a. Hipotesis harus dapat menjelaskan kenyataan yang menjadi masalah sebagai
dasar dari hipotesis yang dibuat tersebut.
b. Hipotesis harus mengandung kemungkinan.
c. Hipotesis harus dapat menemukan hubungan kusa-prima (sebab-akibat) dengan
argumentasi yang tepat bila dilihat dari sudut logika.
d. Sebuah hipotesis harus dapat diuji baik kebenarannya maupun kesalahannya.
3. Bentuk Hipotesis
Hipotesis juga terdiri dari berbagai macam bentuk. Ada empat macam bentuk
dari hipotesis yaitu hipotesis kerja, hipotesis deskriptif, hipotesis nol atau yang
dikenal juga dengan nama hipotesis statistik, yang keempat adalah hipotesis
argumentatis.
a. Hipotesis kerja (hipotesa Alternatif)
Yaitu sebuah hipotesis yang dipakai dalam penelitian dengan tujuan untuk
meneka atau menjelaskan akibat-akibat dari suatu variabel yang menjadi
penyebabnya. Hipotesis ini menjelaskan ramalan tentang perubahan-perubahan
variabel.
b. Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif disebut juga hipotesis lukisan, yaitu dugaan sementara
tentang bagaimana objek (benda-benda, perstiwa, atau variabel terjadi).
c. Hipotesis Nol (hipotesis statistik)
Hipotesis nol, hipotesis statistik, hipotesis matematika yang disebut juga
dengan hipotesis pembanding, yaitu dibuat untuk diuji secara statistik. Disebut
hipotesis nol kerna dirumuskan secara negatif dan dimaksudkan untuk ditolak.
Hipotesis nol bertujuan untuk memeriksa ketidakbenaran sebuah dalil (teori) yang

4
selanjutnya setelah melalui uji statistik atau bukti-bukti sah akan ditolak. Disebut
hipotesis statistik atau hipotesis matematika karena pembuktiannya diterima
ditolaknya hipotesis tersebut berdasarkan hasil perhitungan statistik (matematika).
d. Hipotesis Argumentatif
Hipotesis argumentatif disebut jga hipotesis “penjelasan” yaitu hipotesis yang
menunjukkan dugaan sementara mengapa objek (benda-benda, peristiwa, varibael-
variabel) itu terjadi.
4. Rumusan Hipotesis
Dalam merumuskan suatu hipotesis, penting untuk di ketahui alasan hipotesis
tersebut harus di buat, ada dua alasannya yaitu:
a. Hipotesis yang mempunyai dasar yang kuat menunjukkan bahwa peneliti
telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian di bidang
tersebut
b. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data, hipotesis
dapat menunjukkan kepada prosedur apa yang harus di ikuti dan jenis data
apa yang harus di kumpulkan.
Dengan demikian dapat d icegah terbuang sia-sianya waktu dan jerih payah
peneliti. Perlu di tekankan bahwa hal ini berlaku bagi semua jenis studi penelitian,
tidak hanya yang bersifat eksperimen saja. Berdasarkan kajian teoretis dan hasil-hasil
penelitian yang relevan, maka tahap berikutnya peneliti menyusun kerangka berpikir
yang mengarahkan perumusan hipotesis. Dengan demikian produk akhir dari proses
pengkajian kerangka teoretis adalah perumusan hipotesis.
Secara ringkas, langkah penyusunan kerangka teoretis dan pengajuan
hipotesis dapat di bagi ke dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Pengkajian mengenai teori-teori ilmiah yang akan di pergunakan dalam
analisis.
b. Pembahasan mengenai penelitian-penelitian lain yang relevan.
c. Penyusunan kerangka berpikir dengan mempergunakan premispremis
sebagaimana yang terkandung dalam teori dan hasil penelitian tersebut dengan

5
menyatakan secara tersurat pernyataan, postulat, asumsi, dan prinsip yang di
pergunakan.
d. Perumusan hipotesis. Dalam merumuskan suatu hipotesis sering muncul
pertanyaan, dari mana peneliti mendapatkan hipotesis?.
Seperti yang telah di kemukan pada uraian sebelumnya, penyelidikan dapat
berasal dari masalah-masalah praktis, dari situasi tingkah laku yang di amati dan yang
memerlukan penjelasan, dari penelitian sebelumnya, atau yang lebih bermanfaat lagi,
dari teori pendidikan.
 Sumber-sumber untuk Menggali Rumusan Hipotesis
Hipotesis penelitian dapat di rumuskan melalui jalur:
1. Membaca dan menelaah ulang (review) teori dan konsep-konsep yang
membahas variabel-variabel penelitian dan hubungannya dengan proses berfikir
deduktif.
2. Membaca dan mereview temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan
dengan permasalahan penelitian lewat berfikir induktif.
Untuk itu, peneliti harus:
a. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin di pecahkan
dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya
dengan penelitian yang sedang di laksanakan.
b. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat,
objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena
yang sedang di selidiki.
c. Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan
lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang
bersangkutan.
d. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak
terbukti (pada akhir penelitian).
e. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda tanda bahwa data yang
terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian
berlangsung).

6
Good dan Scates memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesis:
a. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu
b. Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan
c. Imajinasi dan angan-angan
d. Materi bacaan dan literatur
e. Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang di selidiki.
f. Data yang tersedia
g. Kesamaan.
Sebagai kesimpulan, maka beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis
dapat di berikan sebagai berikut :
a. Hipotesis harus di rumuskan secara jelas dan padat serta spesifik.
b. Hypotesis sebaiknya di nyatakan dalam kalimat deklaraif dan berbentuk
pernyataan.
c. Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel
yang dapat di ukur.
d. Hendaknya dapat di uji
e. Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain:
a. Perlu di uji apakah ada data yang menunjuk hubungan variabel penyebab dan
variabel akibat.
b. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang di timbulkan
oleh penyebab itu.
c. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa
menimbulkan akibat tersebut.
5. Pertanyan Penelitian
Sesudah hipotesis di rumuskan, hipotesis tersebut kemudian du ji secara
empiris dan tes logika. Untuk menguji suatu hipotesis, peneliti harus:
a. Menarik kesimpulan tentang konsekuensi-konsekuensi yang akan dapat di
amati apabila hipotesis tersebut benar.

7
b. Memilih metode-metode penelitian yang mungkin pengamatan,
eksperimental, atau prosedur lain yang di perlukan untuk menunjukkan
apakah akibat-akibat tersebut terjadi atau tidak.
c. Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat di analisis untuk
menunjukkan apakah hipotesis tersebut di dukung oleh data atau tidak.
Prosedur pengujian hipotesis statistik adalah langkah-langkah yang di
gunakan dalam menyelesaikan pengujian hipotesis tersebut. Langkah-langkah
pengujiannnya adalah:
a. Menentukan Formulasi Hipotesis
Formulasi atau perumusan hipotesis statistik dapat di bedakan atas dua
jenis yaitu Hipotesis Nol (nihil) yang di singkat Ho, dan Hipotesis Alternatif
(tandingan) yang di singkat Ha.
b. Menentukan Taraf Nyata (Significant Level)
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan
hasil hipotesis terhadap nilai parameter popolasinya. Taraf nyata di simbol
dengan alfa, Semakin tinggi taraf nyata maka semakin tinggi tinggi pula
penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang di uji, padahal hipotesis nol
benar. Besarnya nilai taraf nyata tergantung pada keberanian pembuat
keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan yang akan di tolerir.
Nilai yang di pakai sebagai taraf nyata di gunakan untuk menentukan nilai
distribusi yang di gunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal,
distribusi t, dan distribusi chi kuadrat. Nilai ini telah di sediakan dalam table
yang di sebut nilai kritis.
c. Menentukan criteria pengujian
Kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam
menerima atau menolak hipotesis nol, dengan cara membandingkan table
distribusinya dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk
pengujiannya.

8
d. Menentukan nilai Uji Statistik
Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan
distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan
perhitungan untuk menduga parameter data sampel yang di ambil secara
random dari sebuah populasi.
e. Membuat kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal
penerimaan atau penolakan hipotesis nol (Ho), sesuai dengan kriteria
pengujiannnya.

B. METODE PENELITIAN
1. Hakekat Metode Penelitian
Metode penelitian terdiri dari dua kata yaitu “ metode” dan “penelitian”.
berikut ini penjelasan arti kata tersebut.
1) Metode
Kata metode berasal dari bahasa yunani yaitu methodos yang
artinya cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka
metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai
pengertian metode, antara lain :
a. Sulistyo, Basuki (2010 : 92)
Metode adalah setiap prosedur yang digunakan untuk mencapi tujuan akhir.
b. Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007 : 1)
Metode adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu.
c. Titus
Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk
menegaskan bidang keilmuan.
d. Drs. Agus M. Hardjana

9
Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak – masak dan dilakukan
dengan mengikutilangkah – langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak
dicapai.
e. Rosdy Ruslan
Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (
sistematis ) untuk memahami suatu subyek atau objek penelitian sebagai upaya
untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
dan termasuk keabsahanya.
2) Penelitian
Penelitian atau juga bisa disebut research yang berasal dari kata re dan to
search adalah mencari kembali karena sebelumnya sudah ada ( meneliti kembali atau
menyimpulkan kembali) yang sebelumnya ada prosenya yang tujuan untuk
mendapatkan data dengan tujuan serta kegunaan tertentu.
Pendapat beberapa ahli mengenai arti kata penelitian :
a. Suharsimi Arikunto (2010 : 1)
Penelitian adalah suatu kegiatan monopoli para ahli.
b. Sulistyo dan Basuki ( 2010 : 20 )
Penelitian adalah penyidikan khusus berencana, dan berstruktur terhadap
pengetahuan
c. Drs. Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu Achmad ( 2007 : 1 )
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan
menganalisis sampai menyusun laporannya.
d. Dr. Saifuddin Azwar, MA ( 2009 : 1 )
Peneliian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu
permasalahan.
e. Prof. Dr Nana Syaodih Sukmadinata ( 2010 : 5 )
Penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumlan dan analisis data yang
dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu.
3) Metode penelitian
Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian metode ilmiah diantaranya :

10
a. Nasir ( 1988 : 51)
Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk
mencapai tujuan dan menentukan jawaban atasmasalah yang diajukan.
b. Sugiyono ( 2004 : 1 )
Metodepenelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.
c. Winarno (1994)
Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik
yang teliti dan sistematik.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa metode penelitian adalah cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu atau cara dalam
mendapatkan suatu tujuan atau dalam membuktikan suatu kebenaran yang lebih
mengarah pada cara ilmiah.
2. Jenis Penelitian
Secara umum, memang jenis-jenis penelitian dibagi menjadi dua jenis yaitu
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Tapi berdasarkan metodenya,
penelitian
1) Penelitian Kualitatif
Jenis penelitian salah satunya penelitian kualitatif merupakan jenis-jenis
penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis yang
mendalam. Proses dan makna yang ditonjolkan dalam penelitian kualitatif ini
memiliki landasan teori yang dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan.
Jenis-jenis penelitian ini melibatkan peneliti di dalam peristiwa atau situasi
yang sedang diteliti. Oleh sebab itu, diperlukan kedalaman analisis oleh peneliti
ketika melakukan riset dan proses menemukan hasil penelitian. Karena secara umum,
penelitian kualitatif ini nantinya bertujuan memeroleh data utama dari wawancara dan
observasi.
Penelitian kualitatif merupakan filsafat postpositivisme, di mana peneliti akan
meneliti suatu kondisi objek yang alamiah dan peneliti menjadi instrumen kuncinya.

11
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian kualitatif dilakukan secara
triangulasi atau gabungan dan analisis datanya bersifat induktif atau kualitatif.
Penelitian kualitatif ini juga dibagi-bagi berdasarkan jenis-jenis penelitian lagi, di
antaranya sebagai berikut.
a. Fenomenologi.
Penelitian fenomenologi ini artinya peneliti yang melakukan penelitian akan
melakukan pengumpulan data melalui observasi partisipan untuk dapat mengetahui
fenomena esensial partisipan apa yang ada di dalam hidupnya atau sepanjang
pengalaman hidupnya.
b. Penelitian Grounded Theory.
Jenis penelitian selanjutnya adalah penelitian grounded theory yang mana
peneliti dapat menggeneralisasi apa saja yang ia amati atau ia analisis secara induktif.
Teori abstrak mengenai proses, tindakan, atau interaksi dapat dilakukan dan didapat
berdasarkan pandangan partisipan yang diteliti.
c. Penelitian Etnografi.
Di dalam jenis-jenis penelitian etnografi, peneliti akan melakukan studi
terhadap budaya suatu kelompok dalam kondisi yang alamiah dan dilakukan melalui
proses observasi dan atau wawancara.
d. Penelitian Studi Kasus.
Penelitian studi kasus di dalam jenis-jenis penelitian kualitatif ini akan
mengenal lebih dalam atau memahami secara mendalam mengenai alasan suatu
fenomena atau kasus tersebut bisa terjadi. Kemudian dari situ akan dikembangkan
menjadi riset selanjutnya. Jenis penelitian ini nantinya akan dijadikan bahan untuk
menguji hipotesis.
e. Penelitian Narrative Research.
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan sebuah studi terhadap seseorang
individu atau lebih untuk dapat mendapatkan data mengenai sejarah perjalanan
kehidupannya yang kemudian disusun menjadi laporan naratif yang
kronologis.Biasanya, penelitian ini mengangkat pola mengenai bagaimana situasi
atau kondisi tersebut bisa terjadi dan bagaimana upaya untuk menjaga atau

12
memperbaiki situasi yang terjadi tersebut dengan data yang valid dan disusun secara
ilmiah.
2) Penelitian Kuantitatif
Jenis-jenis penelitian yang selanjutnya adalah penelitian kuantitatif. Arti dari
jenis-jenis penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang merupakan investasi
sistematis mengenai sebuah fenomena atau situasi dengan mengumpulkan data yang
dapat diukur menggunakan teknik statistik, matematika, atau komputasi.
Pada jenis-jenis penelitian kuantitatif, peneliti memiliki tujuan untuk
mengembangkan dan menggunakan berbagai model sistematis, berbagai teori, dan
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam yang sedang terjadi. Pada intinya,
penelitian kuantitatif merupakan suatu proses pengukuran.Proses pengukuran yang
dilakukan dapat memberikan hubungan antara pengamatan empiris dan ekspresi
matematis dari adanya hubungan-hubungan kuantitatif. Biasanya penelitian
kuantitatif ini digunakan dan diterapkan baik dalam ilmu alam maupun ilmu fisika.
Berbeda dengan penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, penelitian kuantitatif ini berlandaskan filsafat positivisme yang
dipakai untuk meneliti sekumpulan populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data
yang dilakukan biasanya menggunakan alat ukur atau instrumen penelitian dan
analisis data yang bersifat kuantitatif atau statistik.Tujuan dilakukannya jenis-jenis
penelitian kuantitatif ini adalah agar peneliti dapat menguji dan membuktikan
hipotesis yang telah dibuat atau ditetapkan. Sama halnya seperti penelitian kualitatif,
penelitian kuantitatif juga dibagi menjadi beberapa jenis-jenis penelitian.
a. Metode Survei.
Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode penelitian survei yang artinya
metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan suatu data yang
terjadi, baik pada masa lampau atau saat ini mengenai keyakinan, pendapat,
karakteristik, dan hubungan variabel yang dapat digunakan untuk menguji beberapa
hipotesis.Biasanya, hipotesis yang diuji bisa berupa variabel sosiologis dan atau
psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu.Teknik pengumpulan data

13
yang digunakan melalui pengamatan yang diambil dari wawancara atau kuesioner
dan dari hasil penelitian yang cenderung digeneralisasikan.
b. Metode Eksperimen.
Jenis-jenis penelitian di dalam penelitian kuantitatif selanjutnya adalah metode
eksperimen. Di dalam metode eksperimen, metode penelitian kuantitatif yang
digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen yang berupa
treatment atau perlakuan terhadap hasil atau variabel dependen dan kondisi yang tak
terkendalikan. Agar kondisi hasil atau variabel dependen dapat dikendalikan, maka di
dalam penelitian eksperimen bisa menggunakan kelompok kontrol. Salah satu cara
yang sering dilakukan pada metode eksperimen ini adalah melakukan penelitian di
laboratorium.
c. Penelitian Eksperimen
Jenis-jenis penelitian yakni penelitian eksperimen adalah suatu kegiatan
pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan penyajian yang dilakukan dengan
metode percobaan yang bersistem dan terencana untuk membuktikan kebenaran suatu
teori dan lain sebagainya. Tujuan dilakukannya penelitian eksperimen ini adalah
untuk mengetahui sebab-akibat yang tercipta antarvariabel.Pada proses penelitian
eksperimen, peneliti akan meneliti mengenai bagaimana pengaruh suatu perlakuan
terhadap sebuah variabel dan kemudian akan dibandingkan dengan variabel yang lain
dengan perlakuan yang berbeda. Ada empat faktor utama di dalam penelitian
eksperimen, yaitu hipotesis, variabel independen, variabel dependen, dan subjek.
Sementara itu, hipotesis di dalam penelitian eksperimen merupakan keputusan
pertama yang ditetapkan oleh peneliti yang sudah diuji. Kemudian berdasarkan
hipotesis itu, selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan variabel independen dan
variabel dependen serta menentukan subjek yang digunakan untuk penelitian.
Penelitian eksperimen yang mungkin dilakukan, misalnya penelitian yang
dilakukan pada bidang pendidikan yang biasanya memiliki tujuan menilai sesuatu
atau membuktikan mengenai pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar
siswa dengan metode baru, dibandingkan dengan metode tradisional.

14
d. Penelitian Deskriptif
Jenis-jenis penelitian selanjutnya yakni penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif dilakukan menggunakan metode penelitian yang dalam proses
pengumpulan datanya memungkinkan peneliti untuk dapat menghasilkan deskripsi
mengenai fenomena sosial yang diteliti. Selanjutnya, melalui data deskriptif yang
didapat, peneliti dapat mengidentifikasi bagaimana fenomena tersebut terjadi. Tujuan
utama dilakukannya jenis-jenis penelitian deskriptif ini sebenarnya ada tiga, yang
pertama adalah mendeskripsikan, kemudian menjelaskan, dan memvalidasi data atau
temuan dari penelitian. Meskipun di dalam penelitian deskriptif ini memungkinkan
untuk melibatkan berbagai variabel, tetapi hanya ada satu variabel yang digunakan
untuk menjelaskan masalah.
Ciri-ciri penelitian deskriptif ini di antaranya adalah memiliki metode
penelitian yang berupa mendeskripsikan suatu variabel, memiliki hubungan sebab-
akibat, hasil penelitiannya disajikan sesuai data, kemudian data tersebut dapat
dikumpulkan pada periode tertentu, dan penelitian memiliki wilayah yang fleksibel
atau bisa dilakukan di manapun. Sementara itu, jenis-jenis penelitian deskriptif ini
memiliki kriteria tersendiri yang membedakan dengan jenis-jenis penelitian yang lain.
Kriteria tersebut di antaranya adalah di bawah ini.
a. Jenis masalah yang dirumuskan harus layak.
b. Tujuan dilakukannya penelitian tidak boleh terlalu luas, harus benar-benar
terfokus.
c. Data yang disajikan di dalam penelitian merupakan data berdasarkan fakta yang
diambil melalui referensi atau hasil observasi.
d. Jenis-jenis penelitian deskriptif ini harus memiliki pembanding untuk
melakukan validasi data.
e. Tempat dan waktu dilakukannya penelitian deskriptif harus jelas.
f. Hasil penelitian pada penelitian deskriptif harus dijelaskan dan disajikan secara
mendetail dan harus disajikan dalam gambaran mengenai objek penelitian.
Contoh yang biasa dilakukan pada penelitian deskriptif ini misalnya, pada
penelitian mengenai bagaimana motivasi perilaku membuat insta stories di Instagram.

15
Di dalam penelitian ini, peneliti bisa merancang berbagai variabel, tetapi hanya satu
variabel saja yang digunakan untuk melakukan penelitian, yaitu mengenai motivasi.
e. Penelitian Campuran
Jenis-jenis penelitian yang merupakan penelitian campuran ini sama seperti
namanya, yakni menggunakan dua jenis penelitian. Dua jenis-jenis penelitian yang
biasanya digunakan adalah penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Kedua
penelitian tersebut digunakan di dalam satu penelitian. Penggunaan dua jenis-jenis
penelitian ini dianggap akan mendapatkan hasil pemahaman yang lebih lengkap dan
mendetail mengenai sebuah masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Jenis penelitian
ini juga biasanya melibatkan berbagai asumsi filosofis, asumsi mengenai aplikasi
pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran kedua
pendekatan tersebut.Tercampurnya pendekatan atau penelitian kualitatif dan
kuantitatif di dalam satu penelitian akan menjadi lebih kompleks daripada hanya
sekadar mengumpulkan suatu data, karena kemudian, hasil analisis akan
mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data.
Dilakukannya penelitian campuran yang mengolaborasikan antara penelitian
kualitatif dan penelitian kuantitatif ini berfungsi untuk mengeksplorasi pandangan
partisipan melalui penelitian kualitatif yang kemudian digunakan untuk menganalisis
suatu sampel yang luas dengan penelitian kuantitatif.
Biasanya langkah pertama yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Setelah
melakukan penelitian kuantitatif, akan didapatkan data seputar interpersonal
difficulties. Selanjutnya dilanjutkan dengan langkah kedua yang menggunakan jenis-
jenis penelitian kualitatif untuk dapat memberi validasi mengenai penelitian
kuantitatif yang dilakukan. Langkah atau fase terakhir yang dilakukan pada penelitian
campuran ini adalah kembali menggunakan penelitian kuantitatif agar dapat
memberikan pengembangan hipotesis bagi penelitian kualitatif lebih lanjut.
Penelitian campuran atau yang juga disebut penelitian gabungan atau mixed
methods ini pada dasarnya terdiri atas penggabungan, perpaduan, hubungan, dan
kelekatan dari kedua penelitian yang digunakan. Penelitian ini jika dilihat dari
sejarahnya sudah mulai dikenal sejak tahun 1950-an ketika Campbell dan Fiske

16
menggunakan metode multimethods. Alasan dilakukan jenis-jenis penelitian
campuran ini di antaranya adalah yang akan dijelaskan di bawah ini.
a. Untuk dapat lebih memahami berbagai masalah penelitian dengan
mentriangulasi data kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif
yang berupa perincian-perincian deskriptif.
b. Jenis-jenis penelitian campuran atau penelitian gabungan ini dilakukan untuk
mengeksplorasi suatu pandangan partisipan secara kualitatif dan kemudian
dapat dianalisis kembali berdasarkan sampel yang luas yakni secara kuantitatif.
c. Agar hasil yang didapatkan kompleks, maka untuk memeroleh hasil-hasil
statistik yang kuantitatif dalam suatu sampel diperlukan tindak lanjut dengan
melakukan metode wawancara atau melakukan observasi terhadap sejumlah
individu agar dapat membantu menjelaskan lebih jauh mengenai hasil statistik
yang sudah diperoleh.
d. Terakhir, dilakukannya penelitian campuran atau penelitian gabungan ini guna
untuk mengungkap berbagai kecenderungan dan hak-hak dari suatu kelompok
atau individu-individu yang tertindas.
Sementara itu, tujuan keseluruhan penelitian campuran atau penelitian
gabungan yang terdapat pada jenis-jenis penelitian ini adalah meneliti secara
keseluruhan mengenai informasi yang meliputi berbagai unsur penelitian, baik
kualitatif dan kuantitatif dan ada alasan rasional mengapa dilakukan penelitian
campuran seperti yang sudah dijelaskan di atas. Untuk membedakan jenis-jenis
penelitian campuran dengan jenis-jenis penelitian yang lain, maka diperlukan
karakteristik atau ciri-ciri seperti di bawah ini.
– Peneliti harus mengungkapkan atau memberi kerangka dan alasan yang jelas
mengapa memilih desain penelitian campuran atau penelitian gabungan.
– Metode penelitian menggabungkan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif
sehingga datanya disajikan berupa data numerik dan data berupa teks atau kata-
kata dan gambar.
– Penentuan prioritas pada penelitian ini tergantung pada tujuan penelitian yang
akan dilakukan.

17
– Penggunaan jenis-jenis penelitian di dalam jenis-jenis penelitian campuran ini
memungkinkan adanya data pengurutan di dalam penggunaan kedua jenis data.
f. Penelitian Empiris
Jenis-jenis penelitian yang terakhir adalah penelitian empiris. Penelitian
empiris merupakan metode penelitian atau pengumpulan data yang dilakukan dengan
proses logis untuk dapat mendapatkan jawaban dari pertanyaan atau masalah yang
diajukan. Pengertian empiris sendiri merupakan suatu istilah dalam filsafat untuk
menjelaskan mengenai pengalaman atau sumber pengetahuan. Artinya, penelitian
empiris yaitu jenis-jenis penelitian yang pengumpulan datanya diambil dari data-data
lapangan sebagai sumber data utama, seperti hasil wawancara dan juga hasil
observasi. Penelitian empiris ini digunakan untuk menganalisis perilaku masyarakat
yang berpola dalam kehidupan sosial masyarakat yang selalu berinteraksi dan
berhubungan dengan masyarakat.
Selain itu, penelitian empiris ini juga digunakan untuk mengamati hasil dari
perilaku manusia yang berupa peninggalan baik peninggalan fisik maupun arsip.
Penelitian empiris ini juga biasanya menjelaskan tentang sebuah penelitian hukum
yang berfungsi dalam melihat hukum sebagai arti yang nyata dan meneliti cara kerja
di lingkungan masyarakat. Biasanya, jenis-jenis penelitian ini atau jenis penelitian
empiris ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara dalam. Sehingga tak heran
jika banyak orang menyebutnya sebagai hukum sosiologis. Penelitian empiris ini juga
biasanya diambil dari berbagai fakta yang ada di masyarakat, badan pemerintah, dan
di instansi lainnya. Untuk mengumpulkan data pada jenis-jenis penelitian empiris,
bisa dilakukan dengan tiga teknik yang bisa dilakukan sendiri-sendiri maupun
dilakukan bersamaan sekaligus. Ketiga teknik pengumpulan data yang bisa dilakukan
adalah melalui wawancara, angket atau kuesioner, atau observasi.
3. Populasi
Populasi adalah keseluruhan, totalitas atau generalisasi dari satuan, individu,
objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang akan
diteliti, yang dapat berupa orang, benda, institusi, peristiwa, dan lain-lain yang di
dalamnya dapat diperoleh atau dapat memberikan informasi (data) penelitian yang

18
kemudian dapat ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya orang atau makhluk hidup,
akan tetapi juga benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar
jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, akan tetapi meliputi semua
karakteristik, sifat-sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut. Bahkan satu
orang pun bisa digunakan sebagai populasi, karena satu orang tersebut memiliki
berbagai karakteristik, misalnya seperti gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan lain
sebagainya.
Dalam sebuah penelitian populasi harus didefinisikan dengan jelas; apa atau
siapa, dimana atau kapan. Apa atau siapa lebih kepada isi dari penelitian, sedangkan
dimana diartikan sebagai luasan penelitian, dan kapan dimaksudkan sebagai waktu.
Berikut definisi dan pengertian populasi penelitian dari beberapa sumber buku:
 Menurut Djarwanto (1994), populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-
satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti, dan
satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dapat berupa orang-orang,
institusi-institusi, benda-benda, dst.
 Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang
akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu
kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti.
 Menurut Ismiyanto (2003), populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas
subjek penelitian yang dapat berupa; orang, benda, suatu hal yang di
dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data)
penelitian.
 Menurut Sugiyono (2006), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas, obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
 Perbedaan Antara Populasi dan Sampel
Selain membahas tentang pengertian masing-masing, saat mempelajari
populasi dan sampel perlu juga mengetahui perbedaan antara keduanya. Mengingat
antara populasi maupuns ampel ini memang saling berhubungan dan bahkan

19
membahas objek yang sama, yaitu satu kesatuan dari objek penelitian, maka banyak
yang memberi definisi sama. Padahal keduanya berbeda, dan bisa dilihat dari definisi
yang sudah dijelaskan sebelumnya. Perbedaan populasi dan sampel adalah dari segi
jumlah. Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian sedangkan sampel adalah
sebagian kecil atau separuh dari objek penelitian tersebut. Berdasarkan jumlah,
jumlah populasi jauh lebih banyak dibandingkan dengan sampel. Misalnya saja,
peneliti perlu melakukan survei di desa A tentang tingkat kepuasan terhadap layanan
perusahaan X.
Berhubung jumlah masyarakat di desa tersebut mencapai 500 orang
(jumlah populasi). Maka peneliti mencoba melakukan efisiensi waktu dan tenaga
dengan mengambil sampel sebanyak 10 orang atau lebih dan bisa juga kurang. Angka
500 dari contoh ini adalah populasi, sedangkan angka 10 adalah sampel. Lalu,
bagaimana peneliti bisa mengambil kesimpulan? Saat mengumpulkan data dari
sampel maka hasilnya mewakili keseluruhan populasi tersebut. Supaya akurat,
kebanyakan peneliti mengambil sampel acak dengan menggunakan rumus
10:100.000.
 Pentingnya Menggunakan Sampel
Kegiatan penelitian pada dasarnya tidak selalu membutuhkan sampel,
sebab peneliti bisa melakukan survei dan mendapatkan data dari keseluruhan objek
penelitian (populasi). Hanya saja ada beberapa kondisi yang membuat penelitian
perlu mengambil sampel dari keseluruhan populasi tadi. Salah satu kondisi tersebut
yaitu , Ukuran Populasi Terlalu Besar . Kondisi yang pertama adalah karena ukuran
dari populasi yang terlalu besar. Misalnya dari jumlah masyarakat di sebuah desa
yang dijadikan objek penelitian. Jika jumlahnya sampai ratusan bahkan ribuan, maka
tidak mungkin peneliti melakukan penelitian ke ribuan penduduk tersebut. Sampel
kemudian diambil dan nantinya akan mewakili keseluruhan populasi. Data yang
didapatkan tetap akurat, karena memang penentuan objek penelitian sejak awal
disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Sehingga data tidak harus didpatkan dari
keseluruhan populasi, melainkan sebagian kecilnya saja.Istilah populasi dan sampel
tentu akrab di telinga saat menjalankan kegiatan penelitian. Bagi mahasiswa yang

20
dosen yang sering berhadapan dengan kegiatan penelitian, maka bisa membedakan
keduanya. Sekaligus menentukan mana yang populasi dan mana yang sampel dengan
sangat mudah. Sebagai istilah yang lebih familiar di dunia akademik, dalam hal
kegiatan penelitian. Sudah tentu tidak semua orang memahami betul pengertian
keduanya, apalagi sampai menentukan jenis-jenis atau anggota dari kedua istilah
tersebut. Mengenal dua istilah ini secara mendalam, maka berikut informasinya.
4. Sampel
Sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sama bersifat representatif dan menggambarkan populasi sehingga
dianggap dapat mewakili semua populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel
berguna untuk membantu para peneliti dalam melakukan generalisasi terhadap
populasi yang diwakili.Sampel merupakan sebagai bagian kecil dari anggota populasi
yang diambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel
digunakan jika populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
seluruh populasi. Kendala tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan biaya,
tenaga dan waktu yang di miliki peneliti. Sampel yang akan digunakan dari populasi
haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti.
Berikut definisi dan pengertian sampel penelitian dari beberapa sumber buku:
 Menurut Djarwanto (1994), sampel adalah sebagian dari populasi yang
karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat
dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang
dapat menggambarkan karakteristik populasi.
 Menurut Siyoto dkk (2015), sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari
anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat
mewakili populasinya.
 Menurut Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian
tersebut disebut penelitian sampel.

21
 Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001), sampel adalah sebagian dari populasi
terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.
 Alasan Pengambilan Sampel
Sampling adalah kegiatan menentukan sampel. Sebuah penelitian tidak perlu
melibatkan semua populasi. Dengan pertimbangan akademik dan non-akademik,
populasi dapat diwakili oleh sebagian anggotanya yang disebut sampel. Meskipun
demikian hasil penelitian tidak akan berkurang bobot dan akurasinya karena sampel
memiliki karakter yang sama dengan populasi sehingga informasi yang digali dari
sampel sama dengan karakter yang berlaku pada populasi.
Sampling tidak mengurangi bobot hasil penelitian. Bobot hasil penelitian akan
tetap terjamin asalkan sampling dilakukan dengan benar, sebagaimana diuraikan pada
bagian lain bab ini. Hal itu sejalan dengan pengertian bahwa sampel merupakan nilai-
nilai yang menggambarkan karakteristik sampel sebagai nilai statistik sampel itu. Hal
itu berarti bahwa hasil yang disimpulkan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
akan mewakili populasinya. Dengan kata lain, inferensi statistik akan menjamin
bobot hasil penelitian.
Menurut Winarno (2013), beberapa alasan pertimbangan penggunaan dan
pengambilan sampel penelitian adalah sebagai berikut:
a. Penghematan Biaya
Besaran jumlah anggota sampel dalam penelitian berimplikasi pada biaya.
Pelibatan jumlah anggota populasi yang besar memerlukan biaya yang lebih besar
dari pada pelibatan jumlah anggota populasi yang kecil. Dengan mengambil sebagian
anggota populasi, penghematan biaya dapat dilakukan. Makin sedikit jumlah anggota
yang diambil sebagai sampel, makin banyak penghematan yang dapat dilakukan.
b. Penghematan Waktu
Dengan sampling, waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian dapat
dihemat. Waktu yang digunakan dalam penelitian yang menggunakan sampel lebih
sedikit daripada waktu penelitian yang tidak menggunakan sampel. Hal itu juga
berarti bahwa makin sedikit sampel yang dilibatkan, makin banyak waktu yang dapat
dihemat.

22
c. Penghematan Tenaga
Dengan menggunakan sampling, maka tenaga yang dibutuhkan untuk penelitian
dengan sampling lebih sedikit dibandingkan dengan yang tanpa sampling. Makin
sedikit sampel yang dilibatkan, maka tenaga yang dibutuhkan juga makin sedikit.
d. Jaminan Ketelitian dan Bobot Hasil
Dalam kaitan dengan jaminan ketelitian, sampling memungkinkan hasil kerja
penelitian lebih intens dan lebih teliti dibandingkan dengan tanpa sampling. Kegiatan
penelitian dengan menjangkau subjek yang sedikit memungkinkan diperolehnya
banyak informasi yang relatif mendalam dibandingkan dengan subjek penelitian yang
besar.
 Proses Pengambilan Sampel
Proses pengambilan sampel berguna untuk membantu para peneliti dalam
melakukan generalisasi terhadap populasi yang diwakili sehingga sampel
didefinisikan sebagai bagian dari populasi dari mana data diambil secara langsung.
Generalisasi ialah penarikan kesimpulan dari suatu hal yang jumlah elemennya lebih
sedikit sampel, ke suatu hal yang jumlah elemennya lebih banyak atau lebih luas
populasi.
Menurut Handayani (2020), terdapat tiga tahap yang harus dilalui dalam
proses pengambilan sampel, yaitu sebagai berikut:
1. Definisikan populasi sasaran. Populasi sasaran seharusnya sudah ditemukan
oleh peneliti ketika menemukan masalah dan masalah penelitian. Populasi
sasaran adalah kumpulan atau elemen yang memiliki informasi penelitian.
Hasil penelitian dari populasi akan menghasilkan sebuah kesimpulan
inferensial bagi kumpulan atau populasi tersebut.
2. Tentukan bingkai sampel. Sample frame atau bingkai sampel merupakan
wakil dari kumpulan atau elemen populasi sasaran. Contohnya peta provinsi
dengan nama kabupaten atau daftar pustaka dengan judul buku dan
pengarangnya.
3. Tentukan jumlah sampel. Merupakan elemen yang akan dimasukkan dalam
sampel. Besaran jumlah sampel sangat dipengaruhi berbagai faktor,

23
diantaranya adalah tujuan penelitian. Jika penelitian itu bersifat deskriptif,
biasanya membutuhkan jumlah sampel yang besar. Namun jika hanya untuk
menguji hipotesis, jumlah sampelnya tidak perlu besar. Semakin besar jumlah
sampel maka akan semakin besar kekuatan statistiknya. Sebaliknya, semakin
kecil jumlah sampel tentunya akan semakin kecil kekuatan statistiknya
sehingga akan mempengaruhi hasil penelitian.
 Rumus dan Jumlah Pengambilan Sampel
Menurut Priyono (2016), terdapat beberapa hal yang memengaruhi berapa besar
sampel harus diambil, yaitu sebagai berikut:
1. Heterogenitas dari populasi. Semakin heterogen sebuah populasi, jumlah
sampel yang diambil pun harus semakin besar sehingga seluruh karakteristik
populasi dapat terwakili.
2. Jumlah variabel yang digunakan. Semakin banyak jumlah variabel yang ada,
jumlah sampel yang diambil pun harus semakin besar. Hal ini mengingat
adanya persyaratan pengujian hubungan (misalnya dengan chi_square test of
independent yang tidak memungkinkan adanya sel dengan nilai yang
diharapkan kurang dari 1 yang dalam perhitungannya dipengaruhi oleh
besaran sampel).
3. Teknik penarikan sampel yang digunakan. Jika kita menggunakan teknik
penarikan sampel acak sederhana, otomatis jumlah sampel tidak terlalu
berpengaruh dibandingkan dengan penggunaan teknik penarikan sampel acak
terlapis. Semakin banyak lapisan membutuhkan sampel yang lebih besar pula.
Rumus pengambilan sampel untuk populasi yang sudah diketahui jumlahnya
dapat menggunakan rumus Slovin (Priyono, 2016), yaitu:

24
Keterangan:
 n : Jumlah sampel.
 N : Jumlah populasi.
 E : Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel).
Contoh:
Populasi dalam suatu penelitian adalah keluarga yang memiliki kartu Sehat di
wilayah kerja puskesmas Baktijaya Depok yang berjumlah 1.087 keluarga. Dengan
menggunakan rumus Slovin dengan nilai kritis sebesar l0%, jumlah sampel yang
dibutuhkan adalah 91,57. Karena jumlah keluarga merupakan variabel diskret, maka
91,57 dibulatkan menjadi 92 keluarga.
Rumus di atas digunakan jika jumlah populasi sudah diketahui. Apabila
jumlah populasi tidak diketahui maka dapat digunakan rumus di bawah ini
(Handayani, 2020):

Keterangan:
•Z : Z tabel dengan tingkat signifikansi tertentu.
•P : Proporsi populasi yang diharapkan memiliki karakteristik tertentu.
•Q : Proporsi populasi yang diharapkan tidak memiliki karakteristik tertentu.
•d : Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir.
Contoh:
Dari studi penjajagan terhadap 100 konsumen diketahui bahwa 50%
berkeinginan membeli sampo dengan kemasan baru, perusahaan ingin meneliti
dengan jumlah yang lebih besar untuk memprediksi potensi konsumen. Jika
menggunakan tingkat signifikansi 5% dan tingkat kesalahan 5% maka ukuran sampel
yang dibutuhkan adalah:
n = (2,58)² {(50x50) / 5²
n = 1.849,15 = 1.850

25
5. Teknik sampling
Teknik sampling non probabilitas merupakan teknik pengambilan sampel
yang tidak memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi. Selain
itu, teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang gak bisa ditarik ke
populasi.
a. Convenience Sampling
Sesuai dengan namanya, convenience sampling merupakan teknik
pengambilan sampel yang dapat memudahkan atau membuat nyaman
peneliti.Misalnya, sedang meneliti wilayah DKI Jakarta, tetapi karena rumah di
daerah Jakarta Utara maka bisa menggunakan sampel yang berada di Jakarta Utara
saja. Jadi, tidak perlu repot-repot pergi ke Jakarta Selatan, Timur, ataupun Barat
hanya untuk mengumpulkan data.
b. Voluntary Response Sampling
Voluntary response sampling merupakan jenis sampling yang di mana subjek
penelitian sendirilah yang mendatangi si peneliti. Contohnya sebagai peneliti
menyebarkan kuesioner melalui media sosial, kemudian orang-orang yang tidak
sengaja melihat postingan kuesioner tersebut secara sukarela mengisinya.
c. Purposive Sampling
Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel di mana si peneliti
menentukan sendiri sampel berdasarkan tujuan dan penilaiannya. Contohnya kita
ingin melakukan penelitian terhadap adanya pengaruh antara ekskul dengan prestasi
di kelas. jika orang-orang yang dapat menggambarkan ekskul tersebut hanya orang-
orang yang memiliki jabatan saja seperti ketua, sekretaris, ataupun bendahara.
d. Snowball Sampling
Snowball sampling merupakan teknik pengambilan sampel di mana sampel
tersebut mengikuti pilihan/anjuran dari responden yang ada. Contohnya ketika ingin
melakukan penelitian tentang adanya pengaruh antara ekskul dan prestasi. Maka, kita
akan mencari salah satu ketua ekskul yang, kemudian untuk responden selanjutnya
merupakan anjuran dari responden sebelumnya.

26
 Teknik Sampling Probabilitas
Sampling probabilitas merupakan teknik sampling yang setiap anggota populasi
memiliki probabilitas atau peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Apabila
menggunakan teknik sampling probabilitas, maka hasil temuan ini dapat
merepresentasikan seluruh populasi.
1. Sampling Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Teknik sampling acak sederhana merupakan teknik pengambilan sampel dari
anggota populasi secara acak atau random. Contohnya, apabila ingin melakukan
penelitian terhadap populasi yang berjumlah 15 orang ibu hamil. Maka, untuk
menentukan sampelnya hanya perlu memilihnya secara acak saja.
2. Sampling Acak Sistematik (Systematic Random Sampling)
Teknik sampling acak sistematik merupakan sampel yang dipilih acak
berdasarkan interval tertentu. Misalnya, jika ingin melakukan penelitian terhadap 15
orang ibu hamil. Maka, pertama-tama tentukan terlebih dahulu interval yang elo
inginkan. Katakanlah, interval yang ditentukan adalah tiga, maka setiap kelipatan tiga
dapat dijadikan sebagai sampel.
3. Sampling Acak Bertingkat (Stratified Sampling)
Sampling acak bertingkat merupakan sampel yang diacak berdasarkan
pengelompokan tertentu. Misalkan, ada 15 orang anggota populasi, nah,kita hanya
perlu mengelompokkannya berdasarkan kategori yang diinginkan. Setelah terbagi
menjadi beberapa kategori,kita bisa mengambil sampel secara random dari masing-
masing kategori tersebut.
4. Sampling Acak Klaster (Cluster Sampling)
Teknik sampling acak klaster merupakan teknik pengambilan sampel
berdasarkan kesatuan kelompok yang diacak. Contohnya, membagi 15 orang anggota
populasi menjadi tiga kelompok yaitu A, B, dan C. Setelah itu, bisa memilih secara
acak dari tiga kelompok tersebut. Katakanlah, yang dipilih kelompok B, maka seluruh
anggota kelompok B dapat kita jadikan sampel.

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipotesis berasal dari bahasa yunani yaitu hypo : dibawah, dan thesis :
pendirian, pendapat yang ditengakkan atau diartikan sebagai kepastian. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya perlu
diuji. Nasir (1990) menyatakan bahwa hipotesis tersusun berdasarkan teori;maka
belum tentu isinya selalu mutlak benar: Untuk itulah diperlukan data empiris untuk
menguji apakah jawaban yang tertera dalam hipotesis itu masih relevan
kebenanarannya. Hampir senada dengan pernyataan di atas, Margono (1997:80),
mengemukakan bahwa "Hipotesis merupakan suatu kemungkinan jawaban dari
masalah yang diajukan, dan ini merupakan dugaan' yang bijaksana dari si peneliti
yang diturunkan dari teori yang telah ada".
Seiring dengan itu, Sugiyono, (1994:39), juga mengungkapkan bahwa
"Hipotesis merupakan jawaban teoritis, karena belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. metode penelitian adalah cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu atau cara dalam
mendapatkan suatu tujuan atau dalam membuktikan suatu kebenaran yang lebih
mengarah pada cara ilmiah.

B. Saran

Dari pembahasan di atas bahwa dalam memahami tentang Hipotesis dan


Metode Penelitian, karena hal ini dapat membantu kita dalam memahami pembuatan
skirpsi. Maka dari itu melalui makalah ini kami penulis berharap agar makalah ini
dapat membantu pembaca untuk lebih memahami tentang karakteristik seni dan
budaya . Karena penulis sadar bahwa makalah ini kurang sempurna, maka kami juga
meminta saran dari pembaca untuk kelengkapan makalah ini dikemudian hari.

28
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2005). Signifikan atau sangat signifikan. Buletin Psikologi UGM, 13(1),
38-44.
Cholid Narbuko, H. Abu Achmadi. Metodologi penelitian, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2007), hlm 1.
Moh. Nazir. Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003) .
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).
Nurul Zuriah. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,
2009).
Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi (Jakarta: Raja
Grafindo, 2006)
Samsuri, T. (2003). Kajian, Teori, Kerangka Konsep dan Hipotesis dalam Penelitian.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), hlm 3.
Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian . (Jakarta: Rajawali Pers, 2014).
Wardani, D. K. (2020). Pengujian Hipotesis (deskriptif, komparatif dan asosiatif).
LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah.

29

Anda mungkin juga menyukai