Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN


Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah “Penelitian
Pendidikan”

Dosen Pengampu :
Masniladevi, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok I
1. Ade Pirlo 21129332
2. Khairiatun Nafizah 21129057
3. Khanifa Intan Yunia 21129059
4. Mifta Hurrahmi 21129245
5. Nadya Adilla Fitri 21129258
6. Nur Amiroh Ifada Harahap 21129447
7. Radhiatun Mardhiah 21129460
8. Sukma Rabbani 21129486

Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat dan hidayat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hipotesis dan Metode Penelitian”
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari ibu Masniladevi, S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Penelitian Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu selaku dosen dan semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Batam, 1 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1 Hipotesis ............................................................................................................. 3
A. Pengertian Hipotesis .......................................................................................... 3
B. Syarat-Syarat Hipotesis .................................................................................... 4
C. Bentuk-Bentuk Hipotesis .................................................................................. 6
D. Rumusan Hipotesis ............................................................................................ 8
E. Rumusan Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 9
2.2 Metode Penelitian ............................................................................................ 11
A. Hakikat Metode Penelitian ............................................................................. 11
B. Jenis Penelitian ................................................................................................ 12
C. Populasi ............................................................................................................ 25
D. Sampel .............................................................................................................. 26
E. Teknik Sampling .............................................................................................. 27
BAB III ............................................................................................................................ 34
PENUTUP ....................................................................................................................... 34
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 34
3.2 Saran ................................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 36

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika peneliti merumuskan masalah, maka terdapat berbagai dugaan-
dugaan yang muncul yang kemungkinan akan menjawab hasil penelitian. Misalnya
peneliti melakukan studi terhadap perbedaan tekanan darah karyawan sebelum dan
sesudah diberikan intervensi senam tiap jam 10.00 dan jam 15.00. Peneliti sudah
menduga bahwa akan terjadi perbedaan tekanan darah setelah melakukan senam.
Dugaan-dugaan yang muncul ini disebut dengan hipotesis, yang berasal dari
kata ‘hypo’ artinya lemah, dan ‘thesis’ yang artinya teori/pendapat. Jadi hipotesis
merupakan pendapat/dugaan yang masih lemah dan harus diputuskan menerima atau
menolak hipotesa tersebut dengan uji hipotesis. Hipotesis berguna dalam menuntun
atau mengarahkan penelitian selanjutnya. Dalam proposal penelitian, hipotesis
penelitian memiliki keterikatan yang kuat dengan permasalahan penelitian, kerangka
teori, kerangka konsep, sample dan analisis data.
Oleh karena itu, perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah
penelitian. Tujuan penelitian ilmiah secara umum adalah untuk memecahkan
masalah melalui metode ilmiah sehingga diperoleh pengetahuan baru yang ilmiah
(ilmu). Sebelum proses pemecahan masalah tersebut dilakukan, seorang peneliti
mempunyai berbagai alternatif-alternatif pemecahan yang bersifat dugaan atau ada
unsur ketidakpastian. Dugaan-dugaan tersebut selanjutnya akan dibuktikan secara
empiris dengan menggunakan metode ilmiah.9

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan hipotesis?
b. Bagaimana syarat-syarat sebuah hipotesis?
c. Bagaimana bentuk hipotesis?
d. Bagaimana rumusan dari hipotesis?
e. Bagaimana pertanyaan penelitian?
f. Apa hakekat metode penelitian?
g. Apa saja jenis-jenis penelitian?

1
h. Apa yang dimaksud dengan populasi?
i. Apa yang dimaksud dengan sampel?
j. Bagaimana teknik sampling?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hipotesis?
b. Untuk mengetahui bagaimana syarat-syarat sebuah hipotesis?
c. Untuk mengetahui bagaimana bentuk hipotesis?
d. Untuk mengetahui bagaimana rumusan dari hipotesis?
e. Untuk mengetahui bagaimana pertanyaan penelitian?
f. Untuk mengetahui apa hakekat metode penelitian?
g. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis penelitian?
h. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan populasi?
i. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sampel?
j. Untuk mengetahui bagaimana teknik sampling?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hipotesis
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya perlu diuji. Nasir (1990) menyatakan bahwa hipotesis tersusun
berdasarkan teori, maka belum tentu isinya selalu mutlak benar. Untuk itulah
diperlukan data empiris untuk menguji apakah jawaban yang tertera dalam
hipotesis itu masih relevan kebenarannya. Hampir senada dengan pernyataan di
atas, Margono (1997:80), mengemukakan bahwa "Hipotesis merupakan suatu
kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan, dan ini merupakan dugaan'
yang bijaksana dari si peneliti yang diturunkan dari teori yang telah ada". Seiring
dengan itu, Sugiyono, (1994:39), juga mengungkapkan bahwa "Hipotesis
merupakan jawaban teoritis, karena belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Sehubungan dengan posisi hipotesis dalam penelitian, Tuckman (1999)
menyatakan bahwa tanpa adanya hipotesis tak akan ada progress dalam wawasan
atau pengertian ilmiah dalam pengumpulan fakta ernpiris. Sedangkan Kerlinger
(1980) berpendapat bahwa hipotesis dapat diajukan apabila peneliti akan
rnenghubungkan atau membandingkan dua atau beberapa variabel. Oleh karena
itu penelitian yang tidak menghubungkan atau membandingkan variable-variabel,
sebaiknya menggunakan pertanyaan penelitian. Ini berarti bahwa tidak semua
penelitian harus mencantumkan hipotesis.
Menurut Kerlinger (Riduan, 2010:35) hipotesis ini ditafsirkan yakni
sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau juga lebih. Sedangkan
menurut Sudjana (Riduan, 2010:35) ini mengartikan hipotesis ini adalah asumsi
atau juga dugaan tentang suatu hal yang dibuat untuk dapat menjelaskan hal itu
yang sering dituntut untuk bisa melakukan pengecekannya.
Dari definisi ahli di atas ini bisa atau dapat disimpulkan bahwa hipotesis
ini merupakan sebuah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kembali
kebenarannya itu dengan melalui penelitian ilmiah.

3
Para peneliti akan membuat hipotesa dalam penelitiannya, yang bertujuan
untuk menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar
dapat membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukannya.
Penelitian kuantitatif pasti membutuhkan hipotesa penelitian. Sedangkan
penelitian kualitatif belum tentu mempunyai hipotesa penelitian. Kalaupun ada,
dalam penelitian kualitatif, hipotesa yang dibuat adalah hipotesa tentative atau
disebut juga dengan hipotesa kira-kira.
Dalam penelitian kuantitatif, keberadaan hipotesis dipandang sebagai
komponen penting dalam penelitian. Oleh karena itu sebelum terjun ke lapangan
hendaknya peneliti telah merumuskan hipotesis penelitiannya. Pentingnya
hipotesis dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Hipotesis yang mempunyai dasar yang kuat menunjukkan bahwa peneliti telah
mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian pada bidang
tersebut.
b. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data.
c. Hipotesis merupakan petunjuk tentang prosedur apa saja yang harus diikuti
dan jenis data apa saja yang harus dikumpulkan.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penelitian.

B. Syarat-Syarat Hipotesis
Syarat-Syarat Pengujian Hipotesis Hipotesis merupakan suatu pernyataan
yang penting kedudukannya dalam penelitian. Oleh karena itulah, maka dari
peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan
jelas.
Borg dan Gall (dalam buku Arikunto,2006: 73) mengajukan adanya persyaratan
untuk hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas. Harus dinyatakan
secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan hipotesis harus
bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna tidak boleh menimbulkan
penafsiran lebih dari satu makna. Jika hipotesis dirumuskan secara umum,
maka hipotesis tersebut tidak dapat diuji secara empiris. Harus dapat diuji
secara empiris, maksudnya ialah memungkinkan untuk diungkapkan dalam

4
bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan
secara empiris.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau
lebih variabel. Maksudnya dalam merumuskan hipotesis seorang peneliti harus
setidak-tidaknya mempunyai dua variable yang akan dikaji. Kedua variable
tersebut adalah variable bebas dan variable terikat. Jika variabel lebih dari dua,
maka biasanya satu variable terikat, dua variabel bebas.
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli
atau hasil penelitian yang relevan. Ada dua jenis hipotesis yang digunakan
dalam penelitian:
a. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternative, disingkat Ha.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y,
atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Rumusan hipotesis kerja:
1) Jika……………………maka…………… Contoh: Jika orang banyak
makan, maka berat badannya akan naik.
2) Ada perbedaan antara……… ….dan Contoh: Ada perbedaan anatar
penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian.
3) Ada pengaruh………………terhadap………… Contoh: Ada
pengaruh makanan terhadap berat badan.
b. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis nol sering juga
disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang
bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol
menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya
pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Pemberian nama “hipotesis nol”
atau “hipotesis nihil” dapat dimengerti dengan mudah karena tidak ada
perbedaan antara dua variabel. Dengan kata lain, selisish verbal pertama
dengan variabel kedua adalah nol atau nihil.
Rumusan hipotesis nol:
1) Tidak ada perbedaan antara…………..dengan……….. Contoh: Tidak
ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswatingkat II
dalam disiplin kuliah.
2) Dalam pembuktian hipotesis alternative (Ha) diubah menjadi Ho, agar
peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur,

5
tidak terpengaruhi pernyataan Ha. Kemudian dikembangkan lagi ke Ha
pada rumusan akhir pengetesan hipotesis.

C. Bentuk-Bentuk Hipotesis
1. Hipotesis Deskriptive
Hipotesis deskripsif dapat diartkan: sebagai dugaan atau jawaban
sementara terhadap masalah deskriptif yang berhubungan dengan variabel
tunggal.
Contoh: Anda meneliti apakah sebuah merk minuman soda mengandung
alkohol. Maka anda membuat rumusan masalah: apakah benar sebuah merk
minuman soda mengandung alkohol? Maka hipotesis penelitian anda adalah:
Ho: sebuah merk minuman soda mengandung alkohol.
H1: sebuah merk minuman soda tidak mengandung alkohol.

2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif dapat diartikan: sebagai dugaan atau jawaban
sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan perbandingan
(komparasi) antara dua variabel penelitian.
Contoh: Anda meneliti apakah ada perbedaan hasil belajar antara metode
pembelajaran pedagogi dan metode pembelajaran konvensional pada siswa
kelas 6 sekolah B. Maka anda membuat rumusan masalah: adakah perbedaan
hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan metode pembelajaran
konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B? Maka hipotesis penelitian anda
adalah:
Ho: Tidak ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi
dan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B.
H1: Ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan
metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B.

3. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban
sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan antara
dua variabel penelitian.

6
Contoh: Anda akan meneliti apakah ada hubungan musim panen tembakau di
desa A dengan jumlah penjualan toko B. Maka rumusan masalah yang anda
buat adalah: adakah hubungan musim panen tembakau di desa A dengan
jumlah penjualan toko B? Maka hipotesis penelitian anda adalah:
Ho: Tidak ada hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah
penjualan toko B.
H1: Ada hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah penjualan
toko B. Demikian sekilas perihal macam-macam hipotesis penelitian. Semoga
mudah anda pahami.

4. Hipotesis Kausal
Hipotesis kausal dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan pengaruh faktor prediktor
terhadap variabel respon.
Contoh: Anda akan meneliti apakah KB Hormonal ada pengaruh terhadap
kejadian kanker leher rahim. Maka rumusan masalah yang anda buat adalah:
adakah pengaruh KB Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim? Maka
hipotesis penelitian anda adalah:
Ho: Tidak ada pengaruh KB Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim.
H1: Ada pengaruh KB Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim.

Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam


mempelajari, hipotesis dapat diklasifikasikan berdasarkan rumusannya dan
proses pemerolehannya.
a. Ditinjau dari rumusannya, hipotesis penelitian dibedakan menjadi :
• Hipoteis kerja, yaitu hipotesis “yang sebenarnya” yang merupakan
sintesis dari hasil kajian teoritis. Hipotesis kerja biasanya disingkat
H1 atau Ha.
• Hipotesis nol atau hipotesis statistik, merupakan lawan dari
hipotesis kerjadan sering disingkat Ho.
Ada kalanya peneliti merumuskan hipotesis dalam bentuk H1 dan Ho
untuk satu permasalahan penelitian. Hal ini didasari atas pertimbangan

7
bahwa Ho „sengaja” dipersiapkan untuk ditolak, sedangkan H1
“dipersiapkan” untuk diterima (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 171).

b. Ditinjau dari proses pemerolehannya, hipotesis penelitian dibedakan


menjadi:
• Hipotesis induktif, yaitu hipotesis yang dirumuskan berdasarkan
pengamatan untuk menghasikan teori baru (pada penelitian
kualitatif)
• Hipotesis deduktif, merupakan hipotesis yang dirumuskan
berdasarkan teori ilmiah yang telah ada (pada penelitian
kuantitatif).
Hubungan antara hipotesis dengan observasi dan teori ilmiah pada
hipotesis induktif dan deduktif dapat divisualisasikan sebagai berikut
(Trochim, 2005).

D. Rumusan Hipotesis
Menurut Narbuko (2013), hipotesis dapat bersumber dari pengalaman-
pengalaman praktek, teori-teori, kesan-kesan hasil diskusi, pembahasan-
pembahasan dalam perpustakaan, dan sebagainya. Merumuskan hipotesis
sebenarnya tidak ada aturan umum, namun hipotesis dapat dikatakan baik apabila
memenuhi empat buah kriteria, Suharsimi (2010) mengemukakan sebagai berikut:
1. Hipotesis hendaknya menyatakan rumusan tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih.
2. Hipotesis hendaknya dirumuskan sacara jelas, singkat, dan padat
3. Hipotesis mungkin untuk diuji. Hipotesis dirumuskan hendaknya disertai
dengan alasan atau dasar-dasar teoritik, dan dinyatakan dalam kalimat
pernyataan.
Hipotesis penelitian sebelum diuji secara statistik, harus terlebih dahulu
ditulis dalam bahasa matematika yang disebut dengan hipotesis statistik. Ketut
(2002) menyebutkan “Hipotesis statistik adalah dugaan tentang parameter suatu
populasi”.

8
E. Rumusan Pertanyaan Penelitian
Salah satu persoalan mendasar dan menjadi bagian penting yang tak
terpisahkan dalam penelitian adalah rumusan pertanyaan penelitian. Sebab,
kualitas penelitian salah satunya sangat ditentukan oleh bobot atau kualitas
pertanyaan yang diajukan. Tetapi kenyatannya berdasarkan pengalaman mengajar
matakuliah metodologi penelitian, membimbing dan menguji skripsi, tesis, dan
disertasi selama ini, masih terdapat banyak persoalan terkait rumusan pertanyaan
penelitian.
Banyak pertanyaan yang diajukan tidak jelas dan tidak layak sebagai
pertanyaan penelitian. Terkesan remeh dan tidak menarik, sehingga membuat
orang tidak tertarik membacanya. Betapapun menariknya tema atau topik yang
akan diteliti, tetapi jika pertanyaannya tidak dirumuskan dengan baik, penelitian
tersebut tidak menarik minat orang. Jika ini terjadi, hasil penelitian tidak banyak
memberikan nilai guna karena tidak dibaca orang. Padahal, salah satu syarat
penelitian yang baik adalah memberikan nilai guna, baik secara teoretik maupun
praktis.
Research questions (pertanyaan penelitian) disebut juga sebagai research
problem (masalah penelitian), diartikan sebagai suatu rumusan yang
mempertanyakan suatu fenomena, baik kedudukannya sebagai fenomena mandiri,
maupun sebagai fenomena yang saling terkait antara fenomena satu dengan yang
lainnya, baik sebagai penyebab maupun akibat. Baik penelitian kuantitatif atau
kualitatif selalu diawali dari masalah. Terdapat perbedaan mendasar antara
“masalah” dalam penelitian kuantitatif dengan kualitatif. Kalau penelitian
kuantitatif, “masalah” harus ditulis dengan jelas, spesifik dan konstan (tidak bisa
berubah). Apabila penelitian kualitatif “masalah” bersifat tentatif (sementara),
akan berkembang bahkan berubah setelah peneliti berada di lapangan.
Menyesuaikan masalah yang sudah berubah tersebut. Antara “masalah”
dengan “rumusan masalah” ada perbedaan yang mendasar. Masalah adalah
terjadinya penyimpangan antara yang kondisi seharusnya dengan kondisi
sebenarnya. Namun rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang telah
disusun sesuai dengan masalah yang telah ditetapkan dan harus dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam usulan penelitian, seharusnya

9
masalah diperlihatkan dengan data. Sebagai contoh, kualitas SDM rendah, maka
perlu ditunjukkan data tentang kualitas SDM.
Rumusan masalah yang sudah ditetapkan oleh peneliti harus dijawab dalam
bentuk analisis pembahasan dan kesimpulan. Rumusan masalah dibuat dan disusun
untuk menunjang usaha penemuan dan penyusunan teori substantive, yaitu teori
yang bersumber dari data. Menurut Sugiyono, berdasarkan level of explanation
suatu gejala, maka secara umum terdapat (3) tiga bentuk rumusan masalah, yaitu:
a. Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan
diteliti secara menyuluruh, luas dan mendalam. Contoh:
- Bagaimanakah iklim kerja atau suasana kerja pada organisasi tersebut?

b. Rumusan masalah komparatif


Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk membandingkan antara konteks social atau domain satu
disbandingkan dengan yang lain. Contoh:
- Apakah kinerja bank Syariah Berkah berbeda dengan bank Syariah Halal?

c. Rumusan masalah asosiatif


Rumusan masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk mengkontruksi hubungan antara situasi social atau
domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif dibagi menjadi
tiga, yaitu:
a) Hubungan simetris, adalah hubungan suatu gejala yang munculnya
bersamaan sehingga bukan merupakan hubungan sebab akibat atau
interaktif.
b) Hubungan kausal, adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
c) Hubungan reciprocal atau interaktif, adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang diamati atau
ditemukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.
Contoh: - Bagaimanakah model koordinasi, kepemimpinan, dan supervise
yang dijalakan dalam organisasi itu?

10
d. Rumusan masalah komparatif-asosiatif
Rumusan masalah komparatif-asosiatif adalah rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk menemukan perbandingan hubungan atau pengaruh
situasi social satu dengan situasi social pada tempat atau waktu yang berbeda.
Contoh:
- Apakah kepemimpinan kepala desa di desa A lebih mampu meningkatkan
partisipasi masyarakat bila dibandingkan dengan kepemimpinan di desa
B?
Pertanyaan penelitian atau rumusan masalah atau lebih dikenal
dengan fokus penelitian dalam penelitian kualitatif, berbeda sama sekali
dengan penelitian kuantitatif. Daftar pertanyaan atau focus penelitian tidak
berdasarkan pada definisi operasional dari variable penelitian. Rumusan
penelitian dibuat dan disusun dengan maksud dan tujuan untuk memahami
gejala/fenomena yang kompleks di lapangan, interaksi social yang terjadi dan
kemungkinan ditemukannya hipotesis atau teori baru.

2.2 Metode Penelitian


A. Hakikat Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Pada dasarnya penelitian diadakan untuk
membuktikan suatu kebenaran dengan cara tertentu dan sesuai dengan aturan yang
ada sehingga dapat diterima. Dan pada dasarnya manusia mempunyai sifat ingin
tahu akan suatu hal yang ada. Dan cara pembuktiannya dengan menggunakan
metode penelitian.
Metode berasal dari kata “methodos”. Secara etimologis “methodos”
berasal dari akar kata: metha dan hodos. Metha artinya: “dilalui” dan “hodos”
berarti “jalan”. Metode adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai
suatu tujuan. Jadi, “metode penelitian” adalah suatu jalan atau cara yang mesti
dilalui untuk melakukan kegiatan penelitian. Sedangkan, metodologi penelitian
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang cara-cara yang mesti dilalui dalam
melakukan kegiatan penelitian.

11
Menurut Pasaribu dan Simanjutak (1982), mengatakan bahwa metode
adalah cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Menurut Noeng
Muhadjir metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan
prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga
merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian
merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah
pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk
menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.
Dalam pelaksanaan suatu metode penelitian dibutuhkan cara atau
pelaksanaan kegiatan yang tepat sesuai aturan yang ada. Dan yang paling penting
harus paham mengenai metode penelitian yang baik dan benar. Bukan hanya
sekedar melaksanakan kegiatan dalam pengujian kebenaran akan tetapi tidak
paham mengenai penelitian itu sendiri.
Oleh sebab itu dalam makalah ini banyak membahas mengenai metode
penelitian yang benar yang bertujuan agar setiap orang yang melakukan penelitian
harus sesuai dengan aturan yang berlaku dan dapat diterima oleh semua kalangan.

B. Jenis Penelitian
Ada beberapa jenis-jenis penelitian yang dapat digunakan bagi peneliti,
berikut adalah uraian jenis-jenis penelitian dengan contohnya masing-masing.
1. Penelitian Berdasarkan Jenis dan Analisisnya
a. Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif menurut Robert Donmoyer (dalam Given, 2008:
713) adalah pendekatan-pendekatan terhadap kajian empiris untuk
mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk
numeric dari pada naratif. Sedangkan menurut Cooper dan Schindler
(2006:229), riset kuantitatif mencoba melakukan pengukuran yang akurat
terhadap sesuatu.
Contoh: Penelitian untuk mengetahui perbedaan efektivitas model
pembelajaran konvensional dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa MTsN Ma’rang Kabupaten Pangkep.

12
b. Penelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai
suatu fenomena serta menemukan atau mengonstruksi suatu teori terkait
suatu fenomena.
Contoh: Penelitian mengenai kemampuan siswa kelas IX MTsN Ma’rang
dalam memahami dan mengaplikasikan konsep geometri.

c. Penelitian Gabungan
Penelitian Gabungan merupakan jenis penelitian dengan
mengkombinasikan penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif.
Contoh: Penelitian yang berupa data yang dikumpulkan dan dinyatakan
dalam bentuk-bentuk angka-angka, selain itu juga berupa data kualitatif
sebagai pendukungnya, seperti kata-kata atau kalimat yang tersusun dalam
angket, kalimat hasil konsultasi atau wawancara antara peneliti dan
informan.

2. Penelitian Berdasarkan Metode/Teknik yang Digunakan


a. Penelitian Sejarah (historis)
Penelitian Sejarah (historis), berkenaan dengan analisis yang logis
terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu. Sumber
datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian
itu, atau sumber- sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian
itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian
masa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan,
evaluasi, verifikasi, dan sintesa data diperoleh, sehingga ditetapkan fakta-
fakta untuk membuat suatu kesimpulan.
Contoh: Studi rekonstruksi pengajaran ejaan di Amerika Serikat selama
lima puluh tahun terakhir; menguji hipotesis bahwa Francis Bacon adalah
penulis sebenarnya dari karya-karya William Ahakespeare (Isacc and
Michael, 1982;42-43).

13
b. Penelitian Survey
Penelitian Survey adalah penelitian yang dilakukan pada popolasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang
diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian
relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosilogis maupun
psikologis.
Contoh: Penelitian mengenai tingkat prestasi belajar oleh siswa di
sekolah MAN PANGKEP

c. Penelitian Ex.Post Facto


Penelitian Ex.Post Facto yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti
peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
Contoh: Penelitian mengenai faktor menurunnya hasil belajar
matematika bagi siswa di SD 4 TALAKA.

d. Penelitian Eksperimen
Penelitian Eksperimen yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh
peneliti.
Contoh: Penelitian untuk membandingkan hasil belajar matematika siswa
di kelas unggulan dengan kelas biasa pada penggunaan model
pembelajaran kooperatif.

e. Penelitian Naturalistik
Penelitian Naturalistik, metode penelitian ini sering disebut dengan
metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek alami (sebagai lawannya) dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci.
Contoh: Sesaji terhadap keberhasilan bisnis.

14
f. Policy Research
Policy Research yaitu suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau
analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga
temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk
bertinak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
Contoh: Penelitian mengenai kebijakan guru mengenai disiplin positif
dan konsekuensi logis terhadap siswa.

g. Action Research (Penelitian Tindakan)


Action Research merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya
produksi dapat ditekan dan produktifitas lembaga dapat meningkat.
Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah: 1) situasi, 2) perilaku, 3)
organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja, dan pranata.
Contoh: Penggunaan metode Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar
siswa

h. Penelitian Evaluasi
Penelitian Evaluasi merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan,
yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan
standar dan program yang telah ditetapkan.
Contoh: Penelitian mengenai kualitas guru anatar sebelum dan setelah
mengikuti program profesi.

3. Penelitian Berdasarkan Tujuan


a. Basic Research (Penelitian Dasar)
Basic Research (Penelitian Dasar) disebut juga pure research (penelitian
murni) atau fundamental research (penelitian pokok), di mana merupakan
penelitian yang diperuntukan bagi pengembangan suatu ilmu pengetahuan
serta diarahkan pada pengembangan teori-teori yang ada atau menemukan
teori baru. Penelitian dasar lebih diarahkan untuk mengetahui,
menjelaskan, dan memprediksikan fenomena-fenomena alam dan sosial.

15
Hasil penelitian dasar mungkin belum dapat dimanfaatkan secara
langsung akan tetapi sangat berguna untuk kehidupan yang lebih baik.
Tujuan penelitian dasar adalah untuk menambah pengetahuan dengan
prinsip-prinsip dasar, hukum-hukum ilmiah, serta untuk meningkatkan
pencarian dan metodologi ilmiah (Sukmadinata, 2005).
Contoh: Penelitian dasar yang terkait erat dengan bidang pendidikan
adalah penelitian dalam bidang psikologi, misalnya penelitian tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perikalu manusia. Hasil
penelitian tersebut sering digunakan sebagai landasan dalam
pengembangan sikap untuk merubah perilaku melalui proses
pembelajaran/pendidikan.

b. Applied Research (Penelitian Terapan)


Penelitian Terapan adalah satu jenis penelitian yang hasilnya dapat secara
langsung diterapkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah serta mengetahui
hubungan empiris dan analisis dalam bidang-bidang tertentu.
Contoh: Penelitian pendidikan yang berkaitan tentang bagaimana
meningkatkan minat baca siswa, penelitian yang berkaitan dengan factor-
faktor yang mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar

c. Penelitian Evaluatif
Penelitian Evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian
terapan namun tujuannya dapat dibedakan dari penelitian terapan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program,
produk atau kegiatan tertentu (Danim, 2000). Penelitian ini diarahkan
untuk menilai keberhasilan manfaat, kegunaan, sumbangan dan
kelayakan suatu program kegiatan dari suatu unit/ lembaga tertentu.
Penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang kegiatan dan
dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta
membantu para pimpinan untuk menentukan kebijakan (Sukmadinata,
2005). Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu pengukuran

16
atau pengambilan data dan membandingkan hasil pengukuran dan
pengumpulan data dengan standar yang digunakan.
Contoh: Penelitian mengenai kualitas guru anatar sebelum dan setelah
mengikuti program profesi.

4. Penelitian Berdasarkan Sifat Permasalahannya


a. Penelitian Historis
Penelitian historis bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau,
secara sitematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverifikasi, dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta-
fakta-fakta dan bukti-bukti guna memperoleh kesimpulan yang akurat. Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini sukar dikendalikan. Maka tingkat
kepastian pemecahan permasalahan dengan metode ini adalah paling
rendah. Contoh: Studi rekonstruksi pengajaran ejaan di Amerika Serikat
selama lima puluh tahun terakhir; menguji hipotesis bahwa Francis Bacon
adalah penulis sebenarnya dari karya-karya William Ahakespeare (Isacc
and Michael, 1982;42-43)

b. Penelitian Deskriktif
Penelitian Deskriktif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat
fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Tujuan penelitian deskriptif
adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam
anti ini penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara
deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling
berhubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan
makna dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk
menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode deskriptif.
Contoh: Penelitian untuk mengetahui seberapa besar tingkat kebutuhan
pendidikan keterampilan di Daerah Pangkep.

17
c. Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan menyelediki pola dan proses pertumbuhan atau
perubahan sebagai fungsi dari waktu. Tujuan penelitian perkembangan
adalah untuk menyelediki pola dana perurutan pertumbuhan dan/atau
perubahan sebagai fungsi waktu.
Contoh: Pengembangan sistema penerimaan siswa baru MAN PANGKEP
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas siswa baru serata efisiensi
keterlibatan sumber daya sekolah.

d. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan (Case study and Field


Research)
Penelitian Kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif
dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang
dipermasalahkan. Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah
untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang,
dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga,
atau masyarakat. Penelitian ini bersifat mendalam tentang suatu unit sosial
tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisir.
Contoh:
➢ Studi Kasus tentang pola konsumsi dan pola kehidupan masyarakat
kota.
➢ Studi Lapangan tentang tingkatan hasil belajar masyarakat terpencil

e. Penelitian Korelasional
Penelitian Korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau
lebih berdasarkan koefisien korelasinya.
Ciri penelitian korelasional meliputi:
1. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel yang diteliti rumit
dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak
dapat dimanipulasikan.
2. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan
saling berhubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.

18
3. Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling
hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
4. Hal ml berbeda misalnya dengan pada penelitian eksperimental, yang
dapat memperoleh hasil mengenai ada atau tidak adanya efek
tertentu.

Contoh: Penelitian tentang hubungan antara pola bejalar siswa dengan


prestasi belajar siswa.

f. Penelitian Kausal Komparatif


Penelitian Kausal Komparatif bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan
sebab akibat terjadinya suatu fenomena. Penyebab gejala yang diselidiki
dapat dilakukan dengan cara: berdasar atas pengamatan terhadap akibat
yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui
data tertentu. Hal ini berlainan dengan metode eksperimental yang
mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol.
Contoh: Penelitian tentang sikap siswa dalam kegiatan belajar yang
menyebabkan banyaknya lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat
lapangan kerja.

g. Penelitian Tindakan
Penelitian Tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan baru atau cara-cara pendekatan guru dan untuk memecahkan
masalah dengan cara penerapan langsung di dunia kerja atau dunia actual
yang lain.
Contoh: Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan motivasi
belajar pada siswa kelas XI MAN PANGKEP dengan menggunakan kuis
dan teka-teki matematika.

h. Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimental merupakan Penelitian dengan melakukan
percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen. Kepada tiap
kelompok ekspremen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan

19
kondisi-kondisi yang dapat dikontrol. Data sebagai hasil pengaruh
perlakuan terhadap kelompok ekspremen diukur secara kuantitatif
kemudian dibandingkan.

Contoh: Penelitian tentang keefektifan metode-metode mengajar.


Penerapan tiap metode dicobakan terhadap kelompok-kelompok coba. Pada
akhir percobaan prestasi belajar tiap kelompok dievaluasi. Penelitian
eksperimental dibagi menjadi dua yaitu Penelitian Eksperimental
Sungguhan dan Penelitian Eksperimental semu.
• Penelitian Eksperimental Sungguhan
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan
kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi
perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih
kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Contoh:
- Penelitian untuk menyelidiki pengaruh dua metode mengajar
sejarah pada murid-murid kelas XII SMA sebagai fungsi ukuran
kelas (besar dan kecil) dan taraf inteligensi murid (tinggi, sedang,
rendah), dengan cara menempatkan guru secara random
berdasarkan inteligensi, ukuran kelas, dan metode mengajar.

• Penelitian Eksperimental-Semu (quasi-experimental research)


Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat
diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang
tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi semua
variabel yang relevan
Contoh:
- Penelitian pendidikan yang menggunakan pre test-post test, yang
di dalamnya variabel seperti kematangan, efek testing, regresi
statistik, atrisi selektif, dan adaptasi tidak dapat dihindari atau
justru terlewat dan penelitian.

20
5. Penelitian Berdasarkan Tingkat Eksplanasi
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain.
Contoh: Penelitian mengenai penggunaan teknologi komputer di
beberapa SD di Kab. Pangkep Kec. Ma’rang.

b. Penelitian Komparatif
Penelitian Komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat
membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian varabel
mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang
berbeda.
Contoh: Penelitian mengenai kualitas prestadi belajar di pedesaan
dibandingkan di perkotaan.

c. Penelitian Assosiatif
Penelitian Assosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Dengan penelitian
ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Contoh: Penelitian mengenai hubungan kelengkapan media
pembelajaran dengan motivasi belajar siswa di sekolah MAN PANGKEP

6. Penelitian Berdasarkan Jenis Data


a. Penelitian Primer
Penelitian Primer membutuhkan atau mengumpulkan data dari sumber
pertama yang biasanya diperoleh dengan menggunakan metode kuesioner
atau metode wawancara. yang termasuk dalam kategori ini adalah : studi
kasus (menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studi dan
biasanya bersifat longitudinal), survei (studi yag bersifat kuatitatif untuk
meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu,yang menganut

21
aturan pendekatan kuantitatif yaitu semakin besar sampel semakin
mencerminkan populasi) dan Riset eksperimental (pada umumnya
menggunakan 2 atau lebih kelompok sebagai objek studi yang bertujuan
untuk melakukan perbandingan hasil, yang menggunakan desain yang
sudah baku, terstruktur dan spesifik)
Contoh: Studi Kasus tentang pola belajar siswa kelas X MIA 1 di MAN
PANGKEP

b. Penelitian Skunder
Penelitian ini menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama
sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi yang menggunakan
studi kepustakaan yang biasanya digunakan oleh para peneliti yang
menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan dari suatu lembaga
survey, perpustakaan atau lembaga2 negara yang memiliki pustaka data
yang update.
Contoh: Penelitian mengenai kemampuan siswa kelas IX MTsN Ma’rang
dalam memahami dan mengaplikasikan konsep geometri.

7. Penelitian Berdasarkan Tempat atau Latar


a. Penelitian Laboratorium
Penelitian laboraturium ini biasanya dilakukan dalam bidang ilmu eksakta
misalnya penelitian kedokteran, elektro, sipil, biologi, dll
Contoh: Penelitian dibidang Biologi tentang alat pernapasan untuk
beberapa jenis hewan.

b. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan biasanya dilakukan oleh ilmuwan sosial dan ekonomi
dimana lokasi penelitiannya berada di masyarakat atau kelompok manusia
tertentu dan objek tertentu.
Contoh: Penelitian tentang tingkat pemahaman studi matematika bagi
masyarakat Kec. Ma’rang Kabupaten Pangkep.

22
c. Penelitian Perpustakaan
Penelitian Perpustakaan biasanya melakukan kajian terhadap literature,
penelitian yang dilaksanakan sebelumnya, jurnal dan sumber-sumber
lainnya yang ada diperpustakaan.
Contoh: Penelitian tentang isi jurnal yang berkaitan dengan model
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran.

8. Penelitian Rekayasa
Penelitian rekayasa (termasuk penelitian perangkat lunak) adalah penelitian
yang menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu rancangan guna
mendapatkan kinerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Rancangan
tersebut merupakan sintesis unsur-unsur rancangan yang dipadukan dengan
metode ilmiah menjadi suatu model yang memenuhi spesifikasi tertentu.
Penelitian berawal dari menentukan spesifikasi rancangan yang memenuhi
spesifikasi yang ditentukan, memilih alternatif yang terbaik, dan membuktikan
bahwa rancangan yang dipilih dapat memenuhi persyaratan.
Contoh: Penelitian mengenai perangkat lunak computer

9. Penelitian Berdasarkan Bidang yang Diteliti


a. Penelitian Sosial
Penelitian Sosial adalah penelitian yang secara khusus meneliti bidang
social, seperti ekonomi, pendidikan, hukum dan sebagainya.
Contoh: Penelitian tentang pengaruh status sosial terhadap sikap toleransi
sesama warga masyarakat di daerah Kab. Pangkep Kec. Ma’rang.

b. Penelitian Eksakta
Penelitian Eksakta adalah penelitian yang secara khusus meneliti bidang
eksakta, seperti kimia, fisika, dan sebagainya.
Contoh: Penelitian dibidang Biologi tentang perkembangbiakan makhluk
hidup jenis reptilian.

23
10. Penelitian Berdasarkan Keilmiahannya
a. Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dalam pelaksanaannya
menggunakan kaidah-kaidah ilmiah, artinya pokok pikiran yang
dikemukakan, disimpulkan melalui suatuprosedur yang sistematis dengan
menggunakan pembuktian yang menyakinkan (ilmiah).

b. Penelitian Non Ilmiah


Penelitian non ilmiah adalah penelitian yang dalam pelaksanaannya tidak
menggunakan metode atau kaidah-kaidah yang ilmiah.

11. Penelitian Berdasarkan Bidang (Ilmu) Garapannya


a. Penelitian Bisnis
Penelitian bisnis adalah penelitian yang dilaksanakan bidang bisnis, seperti
berikut:
Contoh:
Penelitian tentang:
Akunting, seperti prosedur, praktik, dan sistem pengendalian anggaran,
metode pembiayaan, inventori, depresiasi dan sebagainya.
Keuangan, seperti operasi lembaga keuangan, rasio-rasio keuangan,
merger dan akuisisi dan sebagainya.
Manajemen, seperti sikap dan prilaku karyawan, manajemen SDM,
manajemen produksi/operasi, perumusan strategi, sistem informasi dan
sebagainya.
Pemasaran, contohnya citra produk, periklanan, distribusi, penentuan
harga, kemasan, preferensi konsumen, pengembangan produk baru dan
sebagainya.

b. Penelitian Komunikasi
Penelitian komunikasi adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang
komunikasi.
Contoh: Penelitian tentang komunikasi massa, komunikasi bisnis,
kehumasan dan periklanan.

24
c. Penelitian Hukum
Penelitian hukum adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang
hukum. Contoh: Penelitian tentang hukum perdata, hukum pidana, hukum
tata Negara, dan hukum internasional.

d. Penelitian Pertanian
Penelitian Pertanian adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang
pertanian.
Contoh: Penelitian tentang agrobisnis, budidaya tanaman, hama tanaman,
dan agronomi.

e. Penelitian Ekonomi
Penelitian Ekonomi adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang
ekonomi.
Contoh: Penelitian tentang ekonomi mikro, ekonomi makro dan ekonomi
pembangunan.

C. Populasi
Populasi dan sampel adalah unit-unit atau kelompok yang memiliki bentuk atau
karakter tertentu yang sengaja dipilih, agar dapat diambil data yang dapat digunakan
dalam penelitian yang telah dirancang. Populasi dan sampel merupakan salah satu
bagian penting dalam penelitian yang harus ditentukan sejak awal. Dengan penentuan
jenis objek penelitian ini, peneliti bisa menentukan metode penelitian yang lebih sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan.
Lalu apa perbedaan dari populasi dan sampel? Populasi adalah keseluruhan dari
kelompok yang akan diambil datanya. Sementara sampel adalah sebagian dari populasi
yang memiliki karakter yang sama dengan populasi. Untuk lebih jelasnya, berikut
adalah penjelasan mengenai pengertian dari populasi, sampel, berbagai teknik
sampling, serta cara pengambilan sampel menurut para ahli.
Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang
menjadi pusat perhatian dan menjadi sumber data penelitian. Objek penelitian dapat

25
berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan
sebagainya.
Menurut Margono (2017) Populasi adalah keseluruhan data yang menjadi pusat
perhatian seorang peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan.
Populasi berkaitan dengan data-data, jika seorang manusia memberikan suatu data,
maka ukuran atau banyaknya populasi akan sama banyaknya manusia.
Menurut Margono, populasi dibagi menjadi dua, yaitu populasi teoritis
(theoretical population) dan populasi tersedia (accessible population). Populasi
teoritis merupakan populasi yang batasannya telah ditetapkan secara kualitatif; seperti
populasi guru yang ditetapkan berusia 24 tahun sampai dengan 44 tahun,
berpendidikan sarjana, dan lain-lain. Populasi tersedia merupakan populasi yang
secara kualitatif bisa dinyatakan dengan tegas dan tepat. Misalnya, sebanyak 350 guru
di kota Medan memiliki karakteristik yang sesuai dengan populasi teoritis yang telah
ditetapkan.

D. Sampel
Menurut Sugiyono (2018) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi tersebut harus
betul-betul representatif atau mewakili populasi yang diteliti. Pengertian sampel
menurut para ahli lainnya dalam hal ini yakni Arikunto (2019) menyatakan bahwa
sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.
Menurut Sujarweni (2015), sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik
yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Sampel juga diambil dari
populasi yang benar-benar mewakili dan valid yaitu dapat mengukur sesuatu yang
seharusnya diukur.
Ibrahim dan Nana Sudjana (2004) menjelaskan bahwa sampel memungkinkan
sebagian populasi untuk di jangkau dan mempunyai sebuah karakteristik yang sama
dengan populasi di mana sampel akan diambil. Menurut Gulo (2010) sampel
merupakan himpunan bagian/subset dari suatu populasi, sampel memberikan gambaran
yang benar mengenai populasi.
Berdasarkan pada pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa sampel
merupakan perwakilan atau baian dari sebuah populasi yang telah dihilangkan dengan

26
metode tertentu. Sampel atau sampling, juga memiliki beberapa tujuan dan tahapan.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
• Tujuan Pengambilan Sampel
a. Keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.
b. Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak
memungkinkan untuk dilakukan pengambilan data pada seluruh posisi.
c. Adanya asumsi bahwa semua populasi seragam atau sama, sehingga dapat
diwakili oleh sampel.

• Tahapan Pengambilan Sampel


1. Menentukan kerangka sampel dan mengumpulkansemua peristiwa
2. Mendefinisikan populasi yang akan diamanati atau diteliti
3. Menentukan metode atau teknik sampling yang tepat
4. Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
5. Melakukan koreksi atau pemeriksaan ulan pada saat proses sampling

E. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah kegiatan mengambil sebagian dari populasi yang akan
diteliti dengan cara tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan supaya sebagian yang
diambil mewakili ciri populasinya. Menurut Supranto (1992: 3), sampling adalah cara
pengumpulan data atau penelitian kalau hanya elemen sampel (sebagian dari elemen
populasi) yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2016:81) teknik sampling
merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian sampling, kesimpulan didasarkan atas
hasil penelitian sampel sebagai data perkiraan, kemudian kesimpulan dibuat mengenai
karakteritik populasi dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian berdasarkan
kemungkinan.
Sampling adalah salah satu bagian dari proses penelitian yang mengumpulkan
data dari target penelitian yang terbatas. Bila data penelitian dikumpulkan dari seluruh
populasi target maka penelitiannya disebut sensus, sedang bila data penelitian
dikumpulkan dari sebagian saja dari populasi target maka penelitian disebut survei.
Dapat diambil kesimpulan bahwa sampling dilakukan pada jenis penelitian survei yang
mengandalkan penelitian atas data yang diambil dari sampel.

27
Teknik sampling merupakan cara pengambilan sebagian dari populasi
sedemikian rupa sehingga walau sampel namun dapat menggeneralisasi atau mewakili
populasi. Terdapat dua pendekatan dalam teknik sampling yaitu probability sampling
dan non probability sampling. Sampel yang disusun dengan pendekatan probability
sampling dapat mewakili populasi dan sebaliknya tidak berlaku dengan pendekatan
non probability sampling. Pendekatan probability sampling menggunakan teori
probabilitas dan teori statistika yakni setiap unit analisa dalam populasi memiliki
peluang sama terpilih menjadi anggota sampel.
Tujuan pengambilan sampel (sampling) adalah untuk memperoleh gambaran
deskriptif tentang karakteristik unit observasi yang termasuk di dalam sampel, dan
untuk melakukan generalisasi serta memperkirakan parameter populasi. Hal ini
dilakukan karena peneliti tidak dapat melakukan pengamatan secara langsung pada
semua unit analisis atau individu yang berada dalam populasi penelitian. Peneliti
mengambil data dari sebagian populasi yang disebut sampel untuk mewakili populasi.
Dalam memilih metoda sampling yang akan digunakan, perlu dipertimbangkan
anggaran biaya penelitian, batasan waktu penelitian, ketersediaan pengetahuan tentang
populasi, informasi ukuran populasi, aksesibilitas terhadap unit observasi, tingkat
generalisasi yang ingin dicapai, dan ketersediaan fasilitas pendukung. Penggunaan
kombinasi beberapa metoda pengambilan sampel sangat umum digunakan dalam suatu
penelitian guna mencapai tujuan penelitian dan memberikan hasil penelitian yang
berkualitas, akurat, memenuhi kriteria, dapat dipercaya dan diandalkan.
Terdapat 4 faktor untuk menentukan sample size sehingga dapat
merepresenasikan populasinya yakni: (1). Derajat keragaman: makin seragam populasi
makin kecil diperlukan sampel; jika populasi seragam sempurna, sampel cukup satu
unit: dan jika populasi tidak seragam sempurna, sampel sensus. Penjelasan tentang
Presis; (2). Presisi yang diinginkan: makin tinggi presisi makin besar ukuran sampel
diperlukan; makin dekat estimasi dengan true value, maka makin besar sampel, presisi
sensus mutlak, dan jika makin besar sampel, maka makin kecil kesalahan: (3) rencana
analisis: Sampel cukup untuk presisi yang diharapkan tetapi kebutuhan analisis dapat
meminta sampel lebih besar, begitu juga dengan analisis statistik yang rumit, misalnya
regresi. dan (4). Tenaga, biasa, dan waktu.

28
Macam-macam Teknik Sampling
Terdapat berbagai macam cara untuk mengambil sampel, tergantung pada jenis
penelitian yang dilakukan. Namun secara garis besar, metode pengambilan sampel
terdiri dari 2 macam yaitu:
1. Probability Sampling (Sampel Acak)
Probability sampling merupakan metode pengambilan sampel dengan cara
random atau acak. Dengan menggunakan cara pengambilan sampel ini, seluruh
anggota populasi diasumsikan memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi sampel penelitan. Kemudian metode ini juga terbagi ke dalam beberapa
macam yang lebih spesifik, diantaranya yaitu:
a. Systematic Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Sistematis)
Cara menggunakan metode pengambilan acak sistematis, yaitu dengan
menggunakan interval dalam memilih sampel penelitian. Misal sebuah
penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100 orang, maka jumlah kelompok
intervalnya 100/10 =10. Kemudian responden dibagi ke dalam masing-masing
kelompok, dan diambil secara acak setiap kelompoknya. Contoh systematic
random sampling adalah pengambilan sampel pada setiap orang atau pasien ke-
10 yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang pada urutan 10,
20, 30, dan seterusnya, maka itulah yang dijadikan sebagai sampel penelitian.
b. Simple Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Sederhana)
Simple random sampling atau yang dapat diartikan sebagai
pengambilan acak sederhana. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan metode ini, dapat memberikan peluang atau kesempatan yang
sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara
pengambilannya yaitu dengan menggunakan nomor undian. Namun ada dua
pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana ini. Pendapat
pertama menyatakan bahwa, setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan
lagi agar setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang sama. Kemudian
pendapat yang kedua yaitu, tidak diperlukan pengembalian nomor pada
pengambilan sampel dengan menggunakan metode ini. Namun, metode atau
cara yang sering digunakan adalah simple random sampling dengan
pengembalian.
Kelebihan dari metode satu ini adalah, dapat mengurangi bias serta
dapat mengetahui standard error penelitian. Sementara kekurangannya adalah,

29
tidak adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-benar dapat
merepresentasikan populasi yang dimaksud. Contoh simple random sampling:
Di dalam sebuah penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi
penelitiannya berjumlah 100 orang. Maka peneliti membuat undian untuk bisa
mendapatkan sampel pertama. Kemudian setelah mendapatkan sampel
pertama, nama yang telah terpilih dikembalikan lagi agar populasi tetap utuh.
Sehingga probalitas responden berikutnya tetap sama dengan responden yang
pertama. Langkah tersebut terus dilakukan hingga jumlah sampel sudah
memenuhi kebutuhan penelitian.
c. Cluster Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area)
Cluster Random Sampling atau pengambilan sampel acak berdasar
area, merupakan teknik sampel secara berkelompok. Pengambilan sampel
dengan metode ini dilakukan berdasar pada kelompok atau area tertentu.
Sehingga tujuan dari metode cluster random sampling antara lain yaitu, untuk
meneliti mengenai suatu hal pada bagian- bagian yang berbeda di dalam suatu
instansi. Contoh cluster random sampling: Penelitian mengenai kepuasan
pasien di sebuah ruang rawat inap, ruang IGD, ruang poli di RS Anak dan lain
sebagainya.
d. Stratifed Random Sampling (Pengambilan SampelAcak Bertingkat)
Metode stratifed random sampling atau pengambilan sampel acak
berstrata, yaitu mengambil sampel berdasarkan tingakatan tertentu. Misalnya
penelitian tentang motivasi kerja pada manajer tingkat bawah, manajer tingkat
menengah, dan manajer tingkat atas. Proses pengacakan diambil dari masing-
masing kelompok tersebut.
e. Multi Stage Sampling (Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat)
Pengambilan sampel multi-tahap adalah proses perpindahan dari
sampel yang luas ke sampel yang sempit, dengan menggunakan proses langkah
demi langkah. Tujuan utama dari multi-stage sampling adalah untuk memilih
sampel yang terkonsentrasi di beberapa wilayah geografis. Contoh: Kecamatan
-> Gugus -> Desa -> RW -> RT

2. Non-Probability Sampling (Non-Random Sample)


Non-Probability Sampling adalah teknik sampling yang memberikan
kesempatan atau peluang yang tidak sama bagi setiap anggota populasi atau setiap

30
unsur untuk dipilih sebagai sampel. Eleman-elemen sampel dipilih berdasarkan
kebijaksanaan peneliti sendiri. Dalam non probability sampling, tiap-tiap elemen
tidak diketahui apakah mempunyai kesempatan menjadi elemen-elemen sampel
tersebut ataukah tidak. Dalam sampel jenis ini, tidak seluruh elemen memiliki
peluang untuk terpilih menjadi sampel, dengan begitu temuan hasil studi yang
memakai sampling jenis ini tidak bisa langsung digeneralisasikan sebagai sebuah
hasil penelitian terhadap populasi.
Tujuan dari peneliti memakai sampling ini yaitu untuk generalisasi terhadap
populasi yang tidak begitu penting, dibanding dengan penemuan yang diperoleh
ketika melakukan sebuah penelitian, atau peneliti mempunyai hambatan-hambatan
sehingga melakukan penghematan sumber daya yang ia miliki. Menurut Riduwan
(2015) Non-Probability Sampling adalah teknik sampling yang tidak memberikan
peluang atau kesempatan pada setiap anggota populasi untuk dijadikan sebagai
anggota sampel. Metode ini juga terbagi ke dalam beberapa macam yang lebih
spesifik, diantaranya yaitu:
a. Pengambilan Sampel Kebetulan
Metode accidental sampling atau yang dapat disebut sampel tanpa
sengaja ini, peneliti akan mengambil sampel yang kebetulan ia temukan pada
saat itu. Metode penelitian ini sangat cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit
langka yang sampelnya sangat sulit untuk ditemukan. Contoh dari penggunaan
metode ini adalah, peneliti akan meneliti mengenai penyakit yang di alami
seorang Steven Johnson Syndrom. Yakni penyakit yang dapat merusak seluruh
mukosa atau lapisan tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik. Kasus yang
dialami oleh Steven Johnson Syndrom ini cukup langka dan sangat sulit untuk
dapat menemukan kasus seperti itu. Dengan demikian, peneliti langsung
mengambil sampel pada saat itu juga, saat mengetahui dan menemukan kasus
tersebut. Kemudian peneliti akan melanjutkan pencarian sampel hingga periode
tertentu yang telah ditentukan sendiri oleh peneliti. Teknik pengambilan sampel
dengan metode ini juga sangat cocok untuk meneliti sesuatu yang bersifat
umum. Misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan kota Depok,
kemudian ia menanyakan tentang kebersihan kota Surabaya kepada warga
Depok yang ia temui saat itu juga.

b. Pengambilan Sampel Purposif

31
Purposive sampling, yaitu teknik atau metode sampel yang cukup
sering digunakan. Metode ini menggunakan kriteria yang sudah dipilih oleh
peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan ini terbagi ke dalam kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi.
Kriteria inklusi adalah, kriteria sampel yang diinginkan peneliti
berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan kriteria ekslusi adalah, kriteria
khusus yang menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria inklusi
harus dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon responden
mengalami penyakit gangguan psikologis yang bisa mempengaruhi hasil
penelitian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien
diabetes mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi
yang dipakai antara lain:
1) Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
2) Usia 18-59 tahun
3) Bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi:
1) Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya
seperti gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
2) Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.

c. Pengambilan Sampel Bola Salju


Snowball sampling, merupakan teknik atau metode pengambilan
sampel berdasarkan korespondensi atau wawancara. Teknik atau metode ini
mengambil informasi dari sampel pertama agar bisa mendapatkan sampel
berikutnya. Demikian secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel
penelitian dapat terpenuhi. Teknik pengambilan sampel snowball atau yang
bisa disebut bola salju ini sangat cocok untuk digunakan penelitian mengenai
hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi. Misalnya tentang
penelitian penderita HIV, ataupun kelompok khusus lainnya.

d. Pengambilan Sampel Kuota


Teknik atau metode quota sampling, yaitu mengambil jumlah sampel
sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti. Kelebihan dari metode

32
atau teknik ini adalah praktis, karena sampel penelitian sudah diketahui
sebelumnya. Sedangkan kekurangannya adalah, bias dari penelitian cukup
tinggi apabila menggunakan metode ini. Teknik pengambilan sampel dengan
metode ini, umumnya digunakan pada penelitian yang memiliki jumlah sampel
terbatas. Misalnya penelitian pada pasien lupus atau penderita penyakit
tertentu. Di dalam suatu area atau daerah terdapat 10 penderita penyakit lupus,
maka populasi tersebut dapat dijadikan sampel secara keseluruhan, inilah yang
disebut dengan total quota sampling.

e. Teknik Sampel Jenuh


Teknik sampel jenuh adalah penentuan sampel yang menjadikan semua
anggota populasi sebagai sampel, dengan syarat populasi yang ada kurang dari
30 orang.

33
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hipotesis merupakan sebuah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji
kembali kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Pentingnya hipotesis dalam penelitian
ialah untuk memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran dan memberikan
kerangka untuk melaporkan kesimpulan penelitian.
Borg dan Gall (dalam buku Arikunto, 2006: 73) mengajukan adanya persyaratan
untuk hipotesis diantaranya: hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas,
hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih
variabel, dan hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli
atau hasil penelitian yang relevan. Adapun bentuk-bentuk hipotesis yaitu: hipotesis
deskriptive, hipotesis komparatif, hipotesis asosiatif, dan hipotesis kausal.
Menurut Narbuko (2013), hipotesis dapat bersumber dari pengalaman-
pengalaman praktek, teori-teori, kesan-kesan hasil diskusi, pembahasan-pembahasan
dalam perpustakaan, dan sebagainya.
Research questions (pertanyaan penelitian) disebut juga sebagai research
problem (masalah penelitian), diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan
suatu fenomena, baik kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun sebagai
fenomena yang saling terkait antara fenomena satu dengan yang lainnya, baik sebagai
penyebab maupun akibat. Rumusan masalah yang sudah ditetapkan oleh peneliti harus
dijawab dalam bentuk analisis pembahasan dan kesimpulan.
Pada dasarnya penelitian diadakan untuk membuktikan suatu kebenaran dengan
cara tertentu dan sesuai dengan aturan yang ada sehingga dapat diterima. Dan cara
pembuktiannya dengan menggunakan metode penelitian.
Menurut Margono (2017) populasi adalah keseluruhan data yang menjadi pusat
perhatian seorang peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan.
Populasi berkaitan dengan data-data, jika seorang manusia memberikan suatu data, maka
ukuran atau banyaknya populasi akan sama banyaknya manusia. Menurut Margono,
populasi dibagi menjadi dua, yaitu populasi teoritis (theoretical population) dan populasi
tersedia (accessible population).

34
Menurut Sugiyono (2018) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi tersebut harus
betul-betul representatif atau mewakili populasi yang diteliti.
Teknik sampling adalah kegiatan mengambil sebagian dari populasi yang akan
diteliti dengan cara tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan supaya sebagian yang
diambil mewakili ciri populasinya. Sedangkan menurut Sugiyono (2016:81) teknik
sampling merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian.
Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari 2 macam yaitu:
probability sampling (sampel acak) dan non-probability sampling (non-random sample).
Probability sampling merupakan metode pengambilan sampel dengan cara random atau
acak. Sedangkan non-probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan
kesempatan atau peluang yang tidak sama bagi setiap anggota populasi atau setiap unsur
untuk dipilih sebagai sampel.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan kepada pembaca agar lebih memahami
mengenai hipotesis dan metode ilmiah sehingga meningkatkan rasa penasaran dan rasa
ingin tahu pada diri pembaca untuk mempelajari lebih dalam lagi. Selain itu, penulis juga
berharap agar pembaca sekalian memberikan masukan dan saran terhadap makalah yang
penulis tulis.

35
DAFTAR PUSTAKA

Aksara, Sulistiyono Basuki. (2010). Metode Penelitian. Cet 2. Jakarta: Penaku.


Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.
Firmansyah, D. (2022). Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian:
Literature Review. Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik (JIPH), 1(2), 85-114.
Nana Syaodih (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.
Narbuko Cholid, H. Abu Achmadi. (2007). Metodeologi Penelitian. Cet 8. Jakarta: Bumi
Sukmadinata.
Nasution, Ahmadriswan. (2020). BAHAN AJAR FSA ANGKATAN KE-21 TAHUN 2020.
Pengujian Hipotesis.
Nirmala, Deli. Hendro, Eko Punto. (2021). "Petunjuk Praktis Perumusan Masalah Penelitian
Kebahasaan Bagi Pemula". Jurnal Harmoni, vol 5, no 2, hal 52-57
Nurdiani, N. (2014). Teknik sampling snowball dalam penelitian lapangan. ComTech:
Computer, Mathematics and Engineering Applications, 5(2), 1110-1118.
Samsuri, T. (2003). Kajian, Teori, Kerangka Konsep dan Hipotesis dalam Penelitian.
Suryani, Rina W. Pengertian Metode dan Metodologi Penlitian.
Sumargo, B. (2020). Teknik sampling. Unj press.
Susanti, R. (2005). Sampling Dalam Penelitian Pendidikan. Jurnal Teknodik, 187-208.
Ul’fah Hernaeny, M. P. (2021). Populasi Dan Sampel. Pengantar Statistika, 1, 33.
Zaki M, Saiman. (2021). "Kajian tentang Hipotesis Statistik Dalam Pengujian Hipotesis
Penelitian". Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, vol 4, no 2, hal 115-118.

36

Anda mungkin juga menyukai