Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK TERPADU


MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE DEBATE KELAS V SDN 10
LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

Disusun Oleh :
Anisa Yuliasati 21129166

Dosen Pengampu :
Dr. Darnis Arief, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran tematik terpadu merupakan sebuah pendekatan yang

secara sengaja mengaitkan beberapa aspek mata pelajaran, sehingga peserta

didik baik individu maupun kelompok aktif mencari, menggali dan

menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik atau menyeluruh

(Sukerti, 2015). Demi terciptanya pembelajaran secara holistik dan bermakna

pada peserta didik, maka guru dituntut untuk lebih profesional dan mampu

dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan efektif bagi peserta

didik, agar terciptanya peserta didik lebih aktif, kreatif dan nyaman dalam

belajar, sehingga nantinya proses pembelajaran akan lebih menarik dan

menyenangkan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran tematik guru harus

mempersiapan perencanaan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran

lebih terarah dengan menggunakan model yang tepat, sehingga mencapai

hasil belajar yang optimal. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Mulyasa

(2018), menjelaskan bahwa sebagai seorang guru yang profesional harus

mampu mengembangkan rencana pembelajaran yang logis, dan sistematis

agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, selain itu persiapan dari

perencanaan tersebut mengemban “profesional accountability”.


Perencanaan pembelajaran yang matang jika didukung dengan

pelaksanaan pembelajaran yang baik akan mampu mewujudkan proses

pembelajaran yang baik pula. Pada proses pembelajaran tematik kegiatan

pembelajaran berpusat pada peserta didik dan peserta didik terlibat aktif

dalam proses pembelajaran. Menurut Prastowo (2013), pembelajaran tematik

lebih melibatkan peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran,

sehingga peserta didik memperoleh pengalaman langsung dan terlatih unuk

dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarainya.

Selanjutnya, pembelajaran tematik terpadu tampak lebih menekankan pada

keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran, dimana peserta didik

terlibat dalam proses pembelajaran untuk membuat keputusan (Faisal, 2014).

Sejalan dengan hal tersebut menurut Kurniawan (2014) “pembelajaran

terpadu: tematik, memiliki karakteristik berpusat pada anak, memberi

pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak jelas. Penyajian

berbagai konsep mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran, fleksibel,

hasil belajar dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan anak”. Oleh

karena itu, Guru harus mampu memperkenalkan konsep-konsep yang

berhubungan dengan kehidupan masyarakat dengan menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan yaitu susasana yang dapat menarik minat siswa

untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran agar dapat membawa siswa
pada pengalaman nyata serta mengkaitkannya dengan pengalaman yang telah

siswa peroleh sebelumnya (Desyandri & Miaz, 2018).

Pada pelaksanaan pembelajaran tematik ini sendiri mengalami beberapa

permasalahan. Misalnya saja dapat dilihat pada jurnal Iasha (2018)

permasalahan yang muncul yaitu: 1) Saat guru melaksanakan proses

pembelajaran tematik terpadu masih terlihat pemisah dalam pemisahan

muatan pembelajaranya. 2) Guru cenderung lebih aktif dibandingkan peserta

didik. 3) Proses pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik tidak

terlihat. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Rumini (2016) terdapat

permasalahan yaitu: 1) Dalam pelaksaan pembelajaran, penyajian materi

masih terlihat terpisah-pisah, 2) Proses pembelajaran masih berpusat pada

guru dan peserta didik tidak berani untuk bertanya tentang pembelajaran yang

diajarkan, 3) Pembelajaran tidak didesain dengan menggunakan pendekatan.

Kemudian, Penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2016) menyatakan bahwa

permasalahan yang terjadi ketika proses pembelajaran tematik terpadu yaitu:

1) Suasana pembelajaran yang kurang kondusif, 2) Beberapa peserta didik

yang duduk dibagian belakang masih bermain dengan temannya dan

membicarakan di luar konteks pelajaran yang sedang dipelajari, 3) Peserta

didik cenderung tidak memperhatikan pelajaran guru, 4) Komunikasi yang

dilakukan guru juga masih satu arah yaitu dari guru ke peserta didik, sehingga

peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru.


Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 21-23

September 2021 di kelas V SDN 10 Lubuk Begalung Kota Padang pada Tema

3 (Makanan Sehat) Subtema 2 (Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh)

Pembelajaran 1. Peneliti menemukan beberapa permasalahan yang terjadi dari

aspek guru, diantaranya : 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

dirancang oleh guru belum optimal dan perlu diperbaiki, contohnya dalam

penurunan Kompetensi Dasar ke Indikator yang penggunaan Kata Kerja

Operasional (KKO) kurang optimal. 2) Guru belum menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi serta belum menggunakan media pembelajaran.

3) Guru belum memberikan stimulus atau ransangan pada saat proses

pembelajaran kepada siswa dengan masalah-masalah nyata yang ada di

lingkungan siswa.

Pembelajaran yang seperti ini tentu berdampak pula pada hasil belajar

peserta didik, dimana seperti yang terlihat peserta didik kurang tertarik

mengikuti pembelajaran, peserta didik kurang memahami apa yang diajarkan

gurunya, saat guru bertanya tentang pembelajaran yang sedang dilakukan

peserta didik terlihat bingung, pembelajaran terasa membosankan sehingga

peserta didik tidak menaruh minat pada materi yang diajarkan, Peserta didik

hanya sebatas melihat,mendengar dan menghafal materi yang diterangkan,

sehingga menyebabkan hasil belajar rendah dan belum memuaskan. Hal ini
dapat dilihat dari perolehan PH (Penilaian Harian) Tema 3 yang ditunjukkan

oleh tabel berikut:


PENILAIAN HARIAN TEMA 3
KELAS V SDN 10 LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

N KODE NILAI PESERTA DIDIK TOTAL RATA- TUNTAS TIDAK


O PESERTA RATA TUNTA
DIDIK PAI PPKN B.I MTK IPA IPS SBdP PJOK BAM S
1 AF 88 68 80 24 20 67 44 79 45 515 57,2 √
2 AJD 76 40 70 56 47 35 64 83 65 536 59,6 √
3 AKP 80 73 84 62 70 77 59 81 87 673 74,8 √
4 AAF 70 83 60 72 56 77 71 73 65 627 69,7 √
5 AYA 72 63 80 70 61 78 82 80 57 643 71,4 √
6 DJ 70 35 66 34 32 52 87 80 63 519 57,7 √
7 FNK 76 55 83 54 63 67 74 82 55 609 67,7 √
8 FTK 78 66 70 52 45 67 44 88 73 583 64,8 √
9 FF 66 42 82 32 45 53 78 81 76 555 61,7 √
10 GRS 86 80 84 70 54 78 82 74 87 695 77,2 √
11 GAR 76 58 84 80 45 68 82 70 63 626 69,6 √
12 HRK 80 52 70 56 55 62 65 72 73 585 65 √
13 IA 70 52 80 58 39 45 47 75 67 533 59,2 √
14 JSP 88 88 85 64 59 73 62 70 73 662 73,6 √
15 MDA 84 82 80 68 58 78 86 70 83 689 76,6 √
16 MA 36 68 70 20 29 57 71 81 43 475 52,8 √
17 MAP 68 70 80 68 54 68 65 87 55 615 68,3 √
18 MFS 52 88 85 42 60 75 44 87 53 587 65,2 √
19 MGM 65 53 80 60 60 57 81 90 47 593 65,9 √
20 MZ 92 82 80 88 79 90 74 80 90 755 83,9 √
21 NLK 90 90 85 90 97 59 84 78 85 758 84,2 √
22 NSB 76 70 80 42 28 45 77 89 57 564 62,7 √
23 QA 55 38 85 36 24 63 67 83 55 506 56,2 √
24 RNA 71 67 80 58 72 78 91 84 67 668 74,2 √
25 RAP 71 68 72 68 65 85 88 81 70 668 74,2 √
26 RAT 76 75 55 58 75 73 59 88 55 614 68,2 √
27 SAH 65 43 82 44 53 63 81 78 73 582 64,7 √
28 SU 81 85 82 70 58 92 82 84 87 721 80,1 √
29 YH 65 46 68 46 83 63 63 72 63 569 63,2 √
30 YH 70 68 66 52 40 55 64 74 65 554 61,6 √
Sumber: Data Sekunder Diperoleh dari Guru Kelas V SD Negeri 10 Lubuk Begalung
Padang.
Keterangan :
1. KKM = 70
2. Merah = Tuntas
3. Hitam = Tidak tuntas
Dari permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran

tematik di atas dapat dilihat bahwa peserta didik kelas V SDN 10 Lubuk

Begalung Padang tercatat peserta didik berjumlah 30 orang, dengan

rincian 14 orang peserta didik laki-laki dan sebanyak 16 orang peserta

didik perempuan. Dari tabel disajikan perolehan rata-rata nilai PH 3

peserta didik dari gabungan mata pelajaran yakni Pendidikan Agama

Islam (PAI), Pendidikan Kewarganegaraan (PPkn), Bahasa Indonesia,

Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA), SBdP, PJOK dan BAM. Kriteria ketuntatasan minimal (KKM)

yang ditetapkan sekolah tersebut adalah 70. Sementara hanya 10 dari 30

peserta didik yang memenuhi KKM selebihnya memperoleh nilai dibawah

KKM yang artinya tingkat ketuntasan PH 3 pada kelas V SDN 10 Lubuk

Begalung hanya sekitar 33%.

Dalam mengatasi permasalahan yang telah peneliti kemukakan di

atas, peneliti tertarik untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V

SDN 10 Lubuk Begalung dengan menggunakan model kooperatif tipe

active debate. Model Active debate merupakan kegiatan adu pendapat atau

argumentasi dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun

kelompok dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah serta

perbedaan (Wijayanto, dkk, 2017). Penggunaan model active debate ini

dapat meningkatkan aspek aktivitas belajar peserta didik dalam aktivitas

lisan dan aktivitas mental. seperti penelitian yang dilakukan oleh


Hendrizal (2017) model active debate dapat meningkatkan kemapuan

aktivitas lisan peserta didik; yakni aktivitas peserta didik pada saat

mengajukan pertanyaan pada guru, aktivitas peserta didik saat menjawab

pertanyaan pada temannya; aktivitas mental peserta didik; yakni aktivitas

peserta didik dalam mengambil keputusan dan dapat meningkatkan

pemahaman peserta didik.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas peneliti

tertarik ingin memperbaiki proses pembelajaran tersebut dengan

melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil

Belajar Tematik Terpadu Menggunakan Model Active Debate Kelas V

SDN 10 Lubuk Begalung Kota Padang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti kemukakan

di atas, maka rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini adalah

“Bagaimanakah Peningkatan Hasil Belajar Tematik Terpadu Dengan

Menggunakan Model Active debate Di Kelas V SDN 10 Lubuk Begalung

Kota Padang ?”.

Rumusan masalah secara khusus dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah rencana pelaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model active debate untuk meningkatkan hasil belajar

tematik terpadu di kelas V SDN 10 Lubuk Begalung Kota Padang?


2. Bagaimanakah pelaksanaan proses pembelajaran tematik terpadu dengan

menggunakan model active debate untuk meningkatkan hasil belajar

tematik terpadu di kelas V SDN 10 Lubuk Begalung Kota Padang?

3. Bagaimanakah hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tematik

terpadu menggunakan model active debate di kelas V SDN 10 Lubuk

Begalung Kota Padang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

secara umum adalah untuk mendeskripsikan penggunaan model active

debate untuk meningkatkan hasil belajar tematik terpadu di kelas V SDN

10 Lubuk Begalung Kota Padang. Sedangkan tujuan penelitian ini secara

khusus yaitu untuk mendeskripsikan:

1. Rencana pelaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model

active debat untuk meningkatkan hasil belajar tematik terpadu di kelas

V SDN 10 Lubuk Begalung Kota Padang.

2. Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan

model active debate untuk meningkatkan hasil belajar tematik terpadu

di kelas V SDN 10 Lubuk Begalung Kota Padang

3. Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tematik terpadu

menggunakan model active debate di kelas V SDN 10 Lubuk

Begalung Kota Padang.


D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang

dapat dijadikan acuan bagi pengajar pada umumnya dan khususnya

berkaitan dengan meningkatkan hasil belajar menggunakan Model Active

Debate.

2. Secara Praktis :

a. Bagi peneliti, sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar

sarjana pendidikan srata satu dan dapat menambah pengetahuan serta

wawasan penulis dalam memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar

tematik terpadu dengan menggunakan model active debate di kelas V

Sekolah Dasar.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan, menambah wawasan dan

pengetahuan dalam penggunaan model active debate dalam

pembelajaran.

c. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang

baik untuk mengadakan pembaharuan bagi sekolah dalam upaya

meningkatkan kualitas peserta didik dan guru dalam pembelajaran


dengan menggunakan model active debate di kelas V SDN 10 Lubuk

Begalung.

d. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah khasanah dan wawasan

tentang pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dengan

menggunakan model active debat.


Hasil Analisis

A. Pilihan Kata

Pemborosan kata

1. kalimat tidak efektif : Mampu dalam menciptakan suasana belajar yang

kondusif dan efektif bagi peserta didik.

Kalimat efektif : Mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan

efektif bagi peserta didik.

2. Kalimat tidak efektif : Pelaksanaan pembelajaran yang baik akan mampu

mewujudkan proses pembelajaran yang baik pula.

Kalimat efektif : Pelaksanaan pembelajaran yang baik akan mewujudkan

proses pembelajaran yang baik pula.

3. Kalimat tidak efektif : Dimana seperti yang terlihat peserta didik kurang

tertarik mengikuti pembelajaran.

Kalimat efektif : Dimana peserta didik kurang tertarik mengikuti

pembelajaran.

B. Ide Pokok Paragraf

1. Paragraf 1 : Pembelajaran tematik terpadu hasil belajar yang optimal.

Sejalan dengan hal tersebut, menurut Mulyasa (2018), menjelaskan bahwa

sebagai seorang guru yang profesional harus mampu mengembangkan

rencana pembelajaran yang logis, dan sistematis agar dapat melaksanakan

pembelajaran dengan baik, selain itu persiapan dari perencanaan tersebut

mengemban “profesional accountability”.

Ide pokok : Pembelajaran tematik terpadu


Kata kunci : Pembelajaran tematik

2. Paragraf 2 : Guru harus mampu memperkenalkan konsep-konsep yang

berhubungan dengan kehidupan masyarakat dengan menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan yaitu suasana yang dapat menarik minat

siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran agar dapat

membawa siswa pada pengalaman nyata serta mengkaitkannya dengan

pengalaman yang telah siswa peroleh sebelumnya (Desyandri & Miaz,

2018).

Ide Pokok : Menciptakan suasana pembelajaran yang mengaitkan dengan

pengalaman peserta didik.

Kata kunci : Suasana pembelajaran

3. Paragraf 3 : Kemudian, Penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2016)

menyatakan bahwa permasalahan yang terjadi ketika proses pembelajaran

tematik terpadu yaitu: 1) Suasana pembelajaran yang kurang kondusif, 2)

Beberapa peserta didik yang duduk dibagian belakang masih bermain

dengan temannya dan membicarakan di luar konteks pelajaran yang

sedang dipelajari, 3) Peserta didik cenderung tidak memperhatikan

pelajaran guru, 4) Komunikasi yang dilakukan guru juga masih satu arah

yaitu dari guru ke peserta didik, sehingga peserta didik hanya

mendengarkan penjelasan guru.

Ide Pokok : Permasalahan saat proses pembelajaran

Kata Kunci : Permasalahan


4. Paragraf 4 : Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal

21-23 September 2021 di kelas V SDN 10 Lubuk Begalung Kota Padang

pada Tema 3 (Makanan Sehat) Subtema 2 (Pentingnya Makanan Sehat

Bagi Tubuh) Pembelajaran 1.

Ide Pokok : Observasi pada tema 3 subtema 2

Kata kunci : Tema

5. Paragraf 5 : Pembelajaran yang seperti ini tentu berdampak pula pada

hasil belajar peserta didik, dimana seperti yang terlihat peserta didik

kurang tertarik mengikuti pembelajaran, peserta didik kurang memahami

apa yang diajarkan gurunya, saat guru bertanya tentang pembelajaran

yang sedang dilakukan peserta didik terlihat bingung, pembelajaran terasa

membosankan sehingga peserta didik tidak menaruh minat pada materi

yang diajarkan, Peserta didik hanya sebatas melihat,mendengar dan

menghafal materi yang diterangkan, sehingga menyebabkan hasil belajar

rendah dan belum memuaskan.

Ide Pokok : pembelajaran berdampak pada hasil belajar peserta didik

Kata kunci : Pembelajaran

6. Paragraf 6 : Dari permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan

pembelajaran tematik di atas dapat dilihat bahwa peserta didik kelas V

SDN 10 Lubuk Begalung Padang tercatat peserta didik berjumlah 30

orang, dengan rincian 14 orang peserta didik laki-laki dan sebanyak 16

orang peserta didik perempuan. Dari tabel disajikan perolehan rata-rata

nilai PH 3 peserta didik dari gabungan mata pelajaran yakni Pendidikan


Agama Islam (PAI), Pendidikan Kewarganegaraan (PPkn), Bahasa

Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA), SBdP, PJOK dan BAM. Kriteria ketuntatasan minimal

(KKM) yang ditetapkan sekolah tersebut adalah 70.

Ide Pokok : Permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran

tematik pada kelas V SDN 10 Lubuk Begalung Padang

Kata kunci : Permasalahan

7. Paragraf 7 : Dalam mengatasi permasalahan yang telah peneliti

kemukakan di atas, peneliti tertarik untuk meningkatkan hasil belajar

siswa di kelas V SDN 10 Lubuk Begalung dengan menggunakan model

kooperatif tipe active debate.

Ide Pokok : Solusi dari permasalahan yang terjadi saat proses

pembelajaran

Kata kunci : Model kooperatif tipe active debate

8. Paragraf 8 : Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas

peneliti tertarik ingin memperbaiki proses pembelajaran tersebut dengan

melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil

Belajar Tematik Terpadu Menggunakan Model Active Debate Kelas V

SDN 10 Lubuk Begalung Kota Padang”.

Ide Pokok : Peningkatan Hasil Belajar Tematik Terpadu Menggunakan

Model Active Debate Kelas V SDN 10 Lubuk Begalung Kota Padang

Kata kunci : Peningkatan hasil belajar


C. Paragraf

1. Paragraf pertama merupakan paragraf campuran, karena pada paragraf ini

terdapat penjelasan berupa pernyataan umum, dan pada bagian akhir

terdapat konjungsi antarkalimat oleh sebab itu.

2. Paragraf kedua merupakan paragraf induktif, karena pada paragraf ini

terdapat konjungsi antarkalimat oleh sebab itu.

3. Paragraf ketiga merupakan paragraf induktif, karena pada paragraf ini

terdapat kesimpulan dari permasalahan tersebut.

4. Paragraf keempat merupakan paragraf deduktif, karena pada paragraf ini

terdapat kata ganti orang berupa peneliti.

5. Paragraf kelima merupakan paragraf deduktif, karena pada paragraf ini

terdapat repetisi kata peserta didik pada kalimat 1 dan kalimat 2.

6. Paragraf keenam merupakan paragraf deduktif, karena pada paragraf ini

terdapat repetisi kata peserta didik pada kalimat 1 dan kalimat 2.

7. Paragraf ketujuh merupakan paragraf deduktif , karena pada paragraf ini

terdapat repetisi kata peserta didik pada kalimat 1 dan kalimat 2.

8. Paragraf kedelapan merupakan paragraf deduktif, karena terdapat repetisi

kata peneliti pada kalimat 1 dan 2, dan menggunakan kata ganti orang.

D. Tanda Baca

1. Peserta didik hanya sebatas melihat,mendengar dan menghafal materi yang

diterangkan.

Terdapat kesalahan, setelah koma (,) penulis tidak menggunakan spasi


E. Ringkasan

Pembelajaran tematik terpadu merupakan sebuah pendekatan yang secara

sengaja mengaitkan beberapa aspek mata pelajaran, sehingga peserta didik

baik individu maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan

konsep serta prinsip keilmuan secara holistik atau menyeluruh (Sukerti,

2015). Guru harus mampu memperkenalkan konsep-konsep yang

berhubungan dengan kehidupan masyarakat dengan menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan yaitu susasana yang dapat menarik minat siswa

untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran agar dapat membawa siswa

pada pengalaman nyata serta mengkaitkannya dengan pengalaman yang telah

siswa peroleh sebelumnya (Desyandri & Miaz, 2018). Kemudian, Penelitian

yang dilakukan oleh Ayu (2016) menyatakan bahwa permasalahan yang

terjadi ketika proses pembelajaran tematik terpadu yaitu: 1) Suasana

pembelajaran yang kurang kondusif, 2) Beberapa peserta didik yang duduk

dibagian belakang masih bermain dengan temannya dan membicarakan di luar

konteks pelajaran yang sedang dipelajari, 3) Peserta didik cenderung tidak

memperhatikan pelajaran guru, 4) Komunikasi yang dilakukan guru juga

masih satu arah yaitu dari guru ke peserta didik, sehingga peserta didik hanya

mendengarkan penjelasan guru. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan

pada tanggal 21-23 September 2021 di kelas V SDN 10 Lubuk Begalung Kota

Padang pada Tema 3 (Makanan Sehat) Subtema 2 (Pentingnya Makanan

Sehat Bagi Tubuh) Pembelajaran 1. Pembelajaran yang seperti ini tentu

berdampak pula pada hasil belajar peserta didik, dimana seperti yang terlihat
peserta didik kurang tertarik mengikuti pembelajaran, peserta didik kurang

memahami apa yang diajarkan gurunya, saat guru bertanya tentang

pembelajaran yang sedang dilakukan peserta didik terlihat bingung,

pembelajaran terasa membosankan sehingga peserta didik tidak menaruh

minat pada materi yang diajarkan, Peserta didik hanya sebatas

melihat,mendengar dan menghafal materi yang diterangkan, sehingga

menyebabkan hasil belajar rendah dan belum memuaskan. Dari permasalahan

yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran tematik di atas dapat dilihat

bahwa peserta didik kelas V SDN 10 Lubuk Begalung Padang tercatat peserta

didik berjumlah 30 orang, dengan rincian 14 orang peserta didik laki-laki dan

sebanyak 16 orang peserta didik perempuan. Dari tabel disajikan perolehan

rata-rata nilai PH 3 peserta didik dari gabungan mata pelajaran yakni

Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Kewarganegaraan (PPkn),

Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA), SBdP, PJOK dan BAM. Kriteria ketuntatasan

minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah tersebut adalah 70. Dalam

mengatasi permasalahan yang telah peneliti kemukakan di atas, peneliti

tertarik untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN 10 Lubuk

Begalung dengan menggunakan model kooperatif tipe active debate:

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas peneliti tertarik

ingin memperbaiki proses pembelajaran tersebut dengan melakukan

Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Tematik


Terpadu Menggunakan Model Active Debate Kelas V SDN 10 Lubuk

Begalung Kota Padang”.

Anda mungkin juga menyukai