Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN GEOGARFI


“Ketepatan Merancang Kajian Teori, Kerangka Berpikir
dan Hipotesa Penelitian Sesuai Topik Penelitian”
DOSEN PENGAMPU:
Fitra Delita, S.Pd., M.Pd

Oleh :

NAMA NIM
1. Elda Fidelia Sinaga 3181131017
2. Hillary Nainggolan 3181131010
3. Putri Eka Stepany Sidabutar 3183331027
4. Risky Moi Marganda Siregar 3183331024

KELAS D 2018
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nya

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah untuk pemenuhan tugas dalam mata kuliah Metode

Penelitian Pendidikan Geografi. Dengan tersusunnya tugas ini penulis berharap dapat bermanfaat

dalam proses belajar mengajar tidak hanya untuk penyusun tetapi juga para pembacanya selain

itu penyusun juga berharap memperoleh nilai yang baik untuk tugas ini. Penulisan juga bertujuan

untuk pemenuhan tugas mata kuliah oleh Ibu Fitra Delita,S.Pd., M.Pd.

Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

dosen kami yang telah membina dan mengarahkan penulis untuk dapat menyelesaikan tugas ini

dengan hasil yang baik dan penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam penyusunan karya tulis ini.

Mengingat bahwa manusia memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam mengerjakan

sesuatu hal, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari para

pembaca semua agar bisa lebih baik lagi dalam hal penulisan makalah selanjutnya.

Silaen, Oktober 2020

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

1.3 Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

2.1 Landasan Teori............................................................................................. 2

2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 4

2.3 Hipotesis ...................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 9

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 9

3.2 Saran ............................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam
penelitian adalah teori. Suatu kajian teori dari suatu penelitian tertentu atau karya ilmiah sering
juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh karya tulis yang
penting adalah tulisan itu berdasarkan riset. Melalui penelitian atau kajian teori diperoleh
kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, kemudian dirumuskan pada pendapat
baru.
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian
(kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil
penelitian yang dapat dijadikan sebagai kajian teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi
Suryabrata dalam Sugiyono, 2010:52). Kajian teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu
mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya
kajian teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilimiah untuk
mendapatkan data.
Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dipelajari.
Dengan penguasaan metode penelitian yang mantap, diharapkan para tenaga pengajar dapat
menyertakan metode-metode penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dalam
bidang yang sedang diajarkan. Dalam makalah ini disajikan bagian dari materi metode penelitian
tersebut, yakni tentang kajian teori kerangka pikir dan hipotesis penelitian sesuai dengan
proposal penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Landasan Teori?
2. Apa yang dimaksud dengan Kerangka Berpikir?
3. Apa yang dimaksud dengan Hipotesis?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui tentang Landasan Teori
2. Mengertahui tentang Kerangka Berpikir
3. Mengertahui tentang Hipotesis

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN TEORI
Landasan Teori sangat penting dalam sebuah penelitian terutama dalam penulisan peneliti
tidak bisa mengembangkan masalah yang mungkin di temui di tempat penelitian jika tidak
memiliki acuan landasan teori yang mendukungnya. Dalam sebuah penelitian, landasan teori
layaknya fondasi pada sebuah bangunan. Bangunan akan terlihat kokoh bila fondasinya kuat,
begitu pula dengan penulisan sebuah penelitian, tanpa landasan teori penelitian dan metode yang
digunakan tidak akan berjalan lancar. Peneliti juga tidak bisa membuat pengukuran atau tidak
memiliki standar alat ukur jika tidak ada landasan teori.Adanya landasan teoritis merupakan ciri
bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data. Setiap penelitian selalu
menggunakan teori. Beberapa pendapat menyatakan pengertian dari Teori:
a) Neumen (2003) menyatakan: Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan
proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi
hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena
b) Wiliam Wiersma (1986) menyatakan bahwa: Teori adalah generalisasi atau kumpulan
generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara statistik.
c) Cooper dan Schindler (2003) mengemukakan bahwa: Teori adalah seperangkat konsep,
definisi dan proporsi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk
menjelaskan atau meramal fenomena.
d) Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999) membedakan adanya tiga macam teori
yang berhubungan dengan data empiris.
 Teori yang Deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan, atau
pikiran spekulatis tertentu kearah data akan diterangkan
 Teori Induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist
 Teori fungsional: disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan
teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali
mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga pandangan ini dapat disimpulkan bahwa teori dapat dipandang
sebagai berikut:
 Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis.

2
 Suatu teori dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok
hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu.
 Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang
menggeneralisasi, disini biasnya terdapat hubungan yang fungsional antara dat dan
pendapat yang teoritis.
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam
penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori disini alan berfungsi
untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis dan sebagai
referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal
penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama digunakan
untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau konstruk variabel yang akan diteliti.
Fungsi teori yang kedua( prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta) adalah untuk
merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu
merupakan pertanyaan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ketiga (kontrol)
merupakan pertanyaan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ketiga (kontrol)
memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah. Dalam landasan teori perlu dikemukakan
deskripsi teori dan kerangka berfikir sehingga selanjutnya dapat merumuskan hipotesis dan
instrumen penelitian.
Berikut langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah:
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2. Mencari sumber-sumber bacaan ( buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmia, laporan
penelitian, sekripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan relevan
3. Lihatlah daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang
akan diteliti.
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan
antara satu sumber dengan umber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan
penelitian yang akan diadakan.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan
analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber
data yang dibaca.

3
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan
dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai
landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

2.2 KERANGKA BERPIKIR


Kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang
lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran
selanjutnya.
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010)
mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang
akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan
dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu
dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel
tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada
setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut
berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau
lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis
untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.
Penyusunan kerangka berpikir menurut Sugiyono:
 Menetapkan variabel yang diteliti
Berapa jumlah variabel yang diteliti dan apakah nama setiap variabel merupakan titik tolak
untuk menentukan teori yang akan digunakan
 Membaca buku dan hasil penelitian yang relevan
Buku yang dibaca dapat bebentuk buku teks, ensiklopedia dan kamus. Hasil penelitian yang
dapat dibaca adalah laporan penelitian, jurnal ilmiah, skripsi, tesis dan disertasi.
 Deskripsi teori dan hasil peneltian
Deskripsi teori berisi tentang definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian
rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang
lain dalam konteks penelitian itu.
 Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian

4
Peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dari hasil penelitian itu sesuai dengan obyek penelitian
atau tidak.
 Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori/hasil penelitian yang
satu dengan yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
 Sintesa kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan
dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau
kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan
mengahasilkan kerangka berpikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk menjelaskan
hipotesis.
 Kerangka berfikir
Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir asosiatif/hubungan maupun
komparatif / perbandingan. Kerangka berpikir asosiatif dapat menggunakan kalima: Jika
begini maka akan begitu, Jika komitmen kerja tinggi maka produktifitas lembaga akan tinggi
pula atau jika pengawas dilakukan dengan baik( positif) maka kebocoran anggaran akan
berkurang( negatif).
 Hipotesisis
Bila kerangka berfikir berbunyi “jika komitmen kerja tinggi maka produktivitas lembaga akan
tinggi” , maka hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang positif dan signifikan antara
komitmen kerja dengan produktivitas kerja”.
Selanjutnya Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa keragka berfikir yang baik memuat
hal- hal berikut :
 Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan
 Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan /
hubungan antar variabel yang diteliti dan ada teori yang mendasari.
 Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu
positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik).
 Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma
penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berfikir yang dikemukakan dalam
penelitian.
Jenis jenis kerangka berpikir:

5
2.3 HIPOTESIS
Hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu, Hypo (belum tentu benar) dan tesis (kesimpulan).
Jadi hipotesis adalah hasil atau kesimpulan yang ditentukan dari sebuah penelitian yang belum
tentu kebenarannya, dan baru akan menjadi benar jika sudah disertai dengan bukti-bukti. Adapun
definisi hipotesis menurut para ahli, yaitu:
1. Menurut sekaran mendefinisikan hipotesis sebagai hubungan yang diperkirankan secara
logis di antara dua atau lebih variable yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat
diuji. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Dalam hal ini
hipotesis sangat berkaitan dengan perumusan masalah, karena perumusan masalah
merupakan pertanyaan penelitian yang harus dijawab pada hipotesis, dan dalam menjawab
rumusan masalah dalam hipotesis haruslah berdasar pada teori dan empiris.
2. Menurut Atmadilaga penyusunan hipotesis berupa logika berpikir deduktif dalam rangka
mengambil kesimpulan khusus (hipotesis) dari kesimpulan umum berupa premis-premis.
Adapun kebenaran logika deduktif menganut asas koherensi. Artinya, mengingat bahwa
premis-premis itu merupakan sumber informasi yang tidak perlu diuji lagi kebenaran
ilmiahnya, maka dengan sendirinya hipotesis sebagai kesimpulan dari premis-premis itu
mempunyai kepastian kebenaran pula.
3. Fraenkel dan Wallen berpendapat bahwa hipotesis merupakan prediksi mengenai
kemungkinan hasil dari suatu penelitian.
4. Dalam Yatim Riyanto menyetakan bahwa hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya
sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis belum tentu
benar. Benar atau tidaknya suatu hipotesis tergantung pengujian dari dara empiris.
5. Suharsimi Arikunto mendefinisikan bahwa hipotesis sebagai alternatif dugaan jawaban yang
dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya.
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan sampai
terbukti melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan
penelitian dengan seksama dan menetapkan anggapan dasar maka ia perlu menguji, ini disebut
hipotesis.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan
hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja
menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini
disebut percobaan atau eksperimen

6
Secara garis besar, kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta yang kadangkala
hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi
ke dalam suatu kesatuan penting yang menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta.

Bentuk-bentuk Hipotesis :
 Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang
berkenaan dengan variabel mandiri.
 Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif.
Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda atau
keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
 Hipotesis Asosiatif
Hipotesis assosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah assosiatif, yaitu yang
menanyakan hubugan antara dua variabel atau lebih.
Sebagaimana dikemukakan oleh Donald Ary et al dan Yatim Riyanto bahwa untuk
menguji hipotesis, peneliti perlu:
 Menarik simpulan tentang konsekuensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis itu benar.
 Memilih metode penelitian yang akan memungkinkan pengamatan, eksperimentasi, atau
prosedur lain yang diperlukan untuk menunjukkan apakah akibat-akibat itu benar atau tidak.
 Mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut
didukung oleh data atau tidak.
Pengujian ini bertujuan sebagai penjajakan (eksplorasi), deskriptif, dan uji hipotesis.
Pengujian hipotesis merupakan proses yang cukup panjang dan memerlukan akurasi yang tepat
dan sistematis, apalagi data yang diteliti adalah data sampel yang merupakan bagian dari
populasi. Pengujian hipotesis ini adalah ekspektasi peneliti mengenai karakteristik tertentu
suatu populasi yang didukung dengan landasan konseptual tertentu untuk diuji kebenarannya.

7
Langkah selanjutnya yaitu membuat keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis yang
diajukan oleh peneliti tersebut.
Secara garis besar hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai berikut :
1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian.
2. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data.
3. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data.
4. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti
(diamati).
Dari hipotesis peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk yang masih sementara dan harus
dibuktikan kebenarannya (hipotesis) sebagai titik tolak atau arah dari pelaksanaan penelitian.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Landasan Teori sangat penting dalam sebuah penelitian terutama dalam penulisan peneliti
tidak bisa mengembangkan masalah yang mungkin di temui di tempat penelitian jika tidak
memiliki acuan landasan teori yang mendukungnya. Dalam sebuah penelitian, landasan teori
layaknya fondasi pada sebuah bangunan. Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua
peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah
jelas, karena teori disini alan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar
untuk merumuskan hipotesis dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh
karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang
akan dipakai.
kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang
baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara
teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian
ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut
dilibatkan dalam penelitian.
Hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu, Hypo (belum tentu benar) dan tesis (kesimpulan).
Jadi hipotesis adalah hasil atau kesimpulan yang ditentukan dari sebuah penelitian yang belum
tentu kebenarannya, dan baru akan menjadi benar jika sudah disertai dengan bukti-
bukti.Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan sampai
terbukti melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitian
dengan seksama dan menetapkan anggapan dasar maka ia perlu menguji, ini disebut
hipotesis.Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan
dengan hipotesis tersebut

3.2 Saran
Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih sangat banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sehingga makalah yang akan datang menjadi lebih baik lagi. Kami harap makalah ini
bisa bermanfaat bagi kita semua serta menambah pengetahuan kita.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://saifedia.blogspot.co.id/2018/01/definisi-keragka-berpikir-dalam.html

Nazir, Moh.2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta : Kencana

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung : Alfabeta

Sumardi Suryabrata. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

10

Anda mungkin juga menyukai