Di Susun Oleh :
Kanisius Sihotang
3173131019
Kelas C
Dosen Pengampu :
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
RahmatNya sehingga penulis dapat menyelaesaikan tugas makalah mata kuliah pendidikan
bahasa indonesia ini yang berjudul “Critical Book Report”. Penulis berterima kasih kepada
Bapak dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………….......................................... i
DAFTAR ISI……………...……………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..…………. .1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….…...1
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Tetapi walaupun survei itu menyatakan bahwa pada umumnya kita menggunakan waktu
buat menyimak hampit tiga kali sebanyak waktu untuk membaca, sedikit sekali perhatian
diberikan untuk melatih orang menyimak. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan
dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh
keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir: mula-mula
pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita membaca,
dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Sedangkan
membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya
merupakan satu kesatuan, merupakan catur tunggal.
Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses berpikir
yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
seseorang berbahasa, semakin cerah dan cerdas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat
diperoleh dan di kuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan
berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.
BAB II
PEMBAHASAN
Mendengarkan adalah proses yang melibatkan rangkaian proses aktif, yang berada di
bawah kendali pendengar, dan proses pasif, yang tidak.
1.1 Mendengar
Titik awal yang cocok untuk eksplorasi mendengarkan dalam pengajaran dan penelitian
bahasa adalah untuk mempertimbangkan sistem dan proses fisik dan kognitif yang terlibat.
Mendengar adalah sistem fisiologis utama yang memungkinkan penerimaan dan konversi
gelombang suara yang mengelilingi pendengar. Denyut listrik yang dikonversi ini ditransmisikan
melalui telinga bagian dalam ke korteks pendengaran otak.
Tetapi di luar proses konversi pasif, mendengar adalah perasaan yang sering
diidentifikasikan dengan pengalaman kami berpartisipasi dalam acara. Haering tidak seperti
indera kita yang lain, memiliki karakteristik pengamatan dan pemantauan yang unik yang dapat
disamakan dengan persepsi ritme kehidupan, dengan tempo waktu nyata dari interaksi manusia,
dan dengan perasaan kontak manusia dan komunikasi.
1.2 Kesadaran
Kesadaran adalah konsep yang paling mendasar ketika kita menganggap mendengarkan
sebagai proses yang aktif. Kita mungkin berpikir tentang kesadaran biasa sebagai berlangsung
ketika dua prosedur kognitif berpotongan: (1) Otak mengkodekan objek atau peristiwa luar
sebagai terdiri dari sifat independen dan (2) otak mengatur pendengar sebagai agen sentral yang
mengalami objek atau peristiwa ini . Kesadaran adalah fenomena mengalami integrasi ini.
Perhatian adalah pemusatan kesadaran pada suatu objek atau aliran pemikiran. Perhatian
dapat diarahkan baik secara eksternal maupun internal. Perhatian adalah awal dari keterlibatan,
yang merupakan perbedaan penting antara hanya mendengar dan mendengarkan.
Perhatian dilihat sebagai proses berjangka waktu yang membutuhkan tiga elemen
neurologis: gairah, orientasi, dan fokus.
Pemrosesan Linguistik
Pahami pembicaraan
Mengenali kata-kata
Mempekerjakan aturan fonotaktik
Menerapkan aturan tata bahasa
Mengelola bahasa lisan
Memanfaatkan fitur prosodis
Mengintegrasikan isyarat non-verbal
Bagian ini menguraikan beberapa pengaruh utama pada pengajaran mendengarkan yang
berasal langsung dari penelitian yang menggunakan bahasa.
Desain instruksional
Mendengarkan intensif mengacu pada mendengarkan suara, kata, frasa, unit tata bahasa dan unit
pragmatis yang tepat. Meskipun mendengarkan secara intensif tidak perlu dilakukan dalam
situasi sehari-hari, kemampuan untuk mendengarkan secara intensif kapan pun diperlukan
merupakan komponen penting dari kemahiran mendengarkan.
2. Mendengarkan selektif
Tugas mendengarkan selektif mendorong peserta didik untuk mendekati teks yang diucapkan asli
dengan mengadopsi strategi fokus informasi tertentu daripada mencoba untuk memahami dan
mengingat semuanya. Rekonstruksi materi yang diucapkan berdasarkan tugas mendengarkan
selektif dapat membantu siswa menghubungkan mendengarkan selektif dengan mendengarkan
global.
Kelemahan Buku
Pada buku Henry Guntur Tarigan, kajian konsep kata dan kalimat yang
disajikannya sulit dimengerti oleh pembaca atau tidak mudah dipahami saat
dibaca. Hampir banyak persaman-persamaan yang diulang-ulang. Dan kata-
katanya sangat baku.
Dalam buku Henry Guntur Tarigan, Ia menjelaskan materi secara berbelit-belit
dan membuat pusing pembaca.
Bahasa dan kalimat yang digunakan Henry Guntur Tarigan dalam bukunya
tersebut lumayan susah untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya tidak begitu
mudah untuk dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan berkonsentrasi
saat membacanya.
Buku Rost tidak secara mendalam membahas tentang listening atau menyimak,
kadang dia membahasnya terlalu jauh dan bahkan berbelit-belit karena jangkauan
berpikirnya sangat luas dan banyak sekali mengambil referensi-referensi dari
yang lain.
Kelebihan Buku
Sebenarnya buku Teaching and Researching Listening ini bagus, apalagi
dilengakapi/disertai dengan sedikit latihan. Menurut saya buku Teaching and Researching
Listening karangan Rost ini sangat bagus sekali karena materi-materi yang dibahas di
buatnya dengan sangat lengkap dan disertai juga dengan gambar. Buku ini juga terdapat
konsep-konsep dan kata kunci di setiap materinya yang dibahas.
Isi buku dan penjelasan dalam buku Henry Guntur Tarigan sudah lengkap, karena ia
mengupas tuntas semuanya dan Ia juga membahasnya semua satu per satu sehingga
pembaca dapat memilah-milah satu per satu dari materi tersebut.
Buku karya Michael Rost ini bisa menjadi buku pedoman yang baik bagi para mahasiswa
untuk menambah pengetahuan yang lebih baik lagi.
Sampul/cover yang digunakan pada buku Henry Guntur Tarigan kelihatan simple tetapi
tetap menarik dan sederhana.
Salah satu keunikan dari buku Henry Guntur Tarigan ini adalah disertai juga dengan gambar
ataupun diagaram yang dapat memperjelas pembahasan dan mudah diketahui secara
langsung dan singkat tanpa membaca lagi isi kalimat-kalimat itu lagi.
Buku ini cocok digunakan untuk mahasiswa sebagai panduan dan pedoman untuk
menambah pengetahuan tentang menyimak dan listening. Buku ini juga bisa dijadikan
sebagai dasar pengetahuan mahasiswa untuk melanjutkan perkuliahan disemester
berikutnya.
Perbedaan Kedua Buku
Beda kedua buku ini adalah tampak dari segi bahasa yang digunakan dalam membahas
dan menyajikan materi dan cakupan materi yang dibahas. Karena dalam buku Menyimak
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa materi yang dibahas berbeda cakupannya dengan apa
yang dibahas dalam buku Teaching and Researchig Listening yang lebih banyak membahas
semua secara mendalam.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya
dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita
melalui suatu hubungan urutan yang terakhir: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak
bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita membaca, dan menulis. Menyimak dan berbicara
kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah.
Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan
caturtunggal.
setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses berpikir yang
mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang
berbahasa, semakin cerah dan cerdas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh
dan di kuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti
pula melatih keterampilan berpikir.
SARAN
Didalam keempat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca, berbicara dan
menulis yang paling sering ataupun banyak dilakukan seseorang persenannya yang paling tinggi
dan paling banyak adalah menyimak. Hendaklah menyimak dijadikan sebagai keterampilan yang
bagus dan diadakan pelatihan juga. Agar setap orang bisa menyimak segala sesuatunya dengan
bagus sehingga tidak salah paham dan mengandung pengertian yang salah
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Rost, Michael. 2002. Teaching and Researching Listening. Great Britain: Longman.