Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RUTIN

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

O
L
E
H

KANISIUS SIHOTANG
NIM 3173131019

Dosen Pengampu :
Fitra Delita S.Pd, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pariwisata
Dalam UU No 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan telah dijelaskan
bahwa pengertian kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait
dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud setiap orang dan negara antara wisatawan dan mayarakat
setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Pengusaha.
UU No 10 tahun 2009 menjelaskan pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Dalam UU
No.10 tahun 2009, Pariwisata merupakan industri yang memiliki relasi kuat
dengan lingkungan hidup karena fitur alam sebagai atraksi, adanya aspek
lingkungan yang dibangun untuk kebutuhan fasilitas dan infrastruktur, serta
pembangunan pariwisata dan konsumsi wisatawan yang menghasilkan
dampak lingkungan.

2. Potensi Pariwisata
Daya tarik wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong
kehadiran wisatawan ke suatu daerah tertentu. Obyek dan daya tarik wisata
adalah yang menjadi sasaran perjalanan wisata. Hal-hal yang menarik bagi
wisatawan untuk berkunjung ke suatu tempat tujuan wisata menurut Marrioti
adalah benda-benda yang tersedia di alam semesta dan terbentuk dengan
alami, hasil ciptaan manusia yang berupa benda-benda bersejarah, kebudayaan
dan keagamaan, serta tata cara hidup masyarakat yang berupa kebiasaan yang
disebut dengan adat istiadat.
Potensi pariwisata adalah segala hal dan keadaan baik yang nyata dan
dapat diraba, maupun yang tidak dapat diraba, yang digarap, diatur dan
disediakan sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat atau dimanfaatkan atau
diwujudkan sebagai kemampuan, faktor dan unsur yang diperlukan atau
menentukan bagi usaha dan pengembangan kepariwisataan, baik itu berupa
suasana, kejadian, benda maupun layanan atau jasa. ( Damardjati, 2001)
Menurut J.S. Badudu, potensi adalah kemampuan yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kemampuan, kesanggupan
daya.( Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1995 ).

3. Strategi Pengembangan
Menurut Swastha dan Irawan (1990: 67) strategi merupakan suatu
rencana yang diutamakan untuk mencapai arah tujuan tersebut. Beberapa
obyek wisata mungkin mempunyai tujuan yang sama akan tetapi strategi yang
dipakai untuk mencapai tujuan tersebut belum tentu sama. Berdasarkan
definisi tersebut dapat diketahui bahwa strategi yang dibuat berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Rangkuti (2006 : 19) SWOT adalah singkatan dari
lingkungan internal strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) serta
lingkungan eksternal opportunities (peluang) dan threats (ancaman) yang
dihadapi di dunia bisnis. Analisis didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats).

4. Konsep Pengembangan
Pengembangan adalah suatu strategi yang dipergunakan untuk
memajukan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu
objek dan daya tarik wisata sehingga dapat dikunjungi wisatawan serta mampu
memberikan manfaat bagi masyarakat disekitar objek dan daya tarik wisata
maupun bagi pemerintah. Disamping itu pengembangan pariwisata bertujuan
untuk memberikan keuntungan bagi wisatawan maupun komunitas tuan
rumah. Dengan adanya pembangunan pariwisata diharapkan mampu
meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui keuntungan secara ekonomi
yang
Menurut Pitana (2005:56), pengembangan pariwisata adalah kegiatan
untuk memajukan suatu tempat atau daerah yang dianggap perlu ditata
sedemikian rupa baik dengan cara memelihara yang sudah berkembang atau
menciptakan yang baru. Sehingga pengembangan pariwisata merupakan suatu
rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai
sumber daya pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek diluar
pariwisata yang berkaitan secara langsung akan kelangsungan pengembangan
pariwisata.

5. Objek dan Daya Tarik Wisata


Dalam literatur kepariwisataan luar negeri tidak dijumpai istilah objek
wisata seperti yang biasa di kenal di Indonesia. Untuk pengertian objek wisata
mereka lebih banyak menggunakan istilah “ Tourist Attraction”, yaitu segala
sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah
tertentu (Yoeti, 1992). Selanjutnya Marrioti juga menjelaskan bahwa ada3
syarat yang harus dipenuhi suatu objek wisata yaitu:
1. Something to see
Daerah atau tempat tersebut harus ada objek dan daya tarik wisata
yang berbeda dengan yang dimiliki oleh daerah lain atau daya tarik khusus
untukdapat dilihat oleh wisatawan.
2. Something to do
Daerah atau tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan
disaksikan,harus pula disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat
mereka betahtinggal lebih lama di tempat tersebut.
3. Something to buy
Daerah atau tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja,
terutamabarang-barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk
dibawa pulang ke tempat daerah masing-masing.
Menurut Ridwan (2012:5) obyek wisata adalah segala sesuatu yang
memilik keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
tujuan kunjungan wisatawan.
Gamal Suwantoro (1997:19) menyebutkan obyek wisata merupakan
potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah.
Selanjutnya obyek wisata ini dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu :
a. Obyek wisata dan daya tarik wisata alam.
Obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan kekayaan
alam.
b. Obyek wisata dan daya tarik budaya.
Obyek dan daya tarik bersumber pada kebudayaan, seperti peninggalan
sejarah, museum, atraksi kesenian, dan obyek lain yang berkaitan dengan
budaya.

c. Obyek wisata dan daya tarik minat khusus.


Obyek wisata dan daya tariknya bersumber pada minat khusus
wisatawan itu sendiri, misalnya olahraga, memancing, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Undang-Undang No 10 tahun 2009


tentangkepariwisataan, Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang
memilikikeunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman budaya,
dan hasilbuatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan.

6. Pengunjung / Wisatawan
Menurut Komite Ahli Stastistik Persatuan Bangsa-Bangsa tahun
1937,wisatawan asing adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara,
dantinggal lebih dari 24 jam dalam negara tersebut. Orang-orang yang
dianggapsebagai wisatawan adalah sebagai berikut :

1. Seseorang yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan, alas an


keluarga, kesehatan dan sejenisnya.
2. Seseorang maupun kelompok atau sekelompok orang yang
mengadakan perjalanan untuk rapat, pertemuan dan sejenisnya (riset,
ketatausahaan, hubungan diplomatik, keagamaan dan lain sebagainya).
3. Orang-orang yang mengadakan perjalanan untuk alasan bisnis.
4. Orang-orang yang tinggal dalam pelayaran, walaupun mereka tinggal
kurang dari 24 jam
Sedangkan wisatawan domestik menurut tinjauan dari komisi Sumber
Daya Pariwisata Nasional yang diterbitkan tahun 1973, adalah :
“Wisatawan yang bepergian jauh dari rumah dengan jarak minimal
50mil (satu arah) untuk bisnis, kesenangan, keperluan pribadi, atau berbagai
tujuan lain kecuali untuk tujuan bekerja baik menginap ataupun kembali pada
hari yang sama. Dari beberapa pengertian tersebut maka yang dimaksud
dengan wisatawan adalah “orang maupun sekelompok orang yang
melaksanakan perjalanan dari satu tempat ketempatlain, tidak untuk mencari
nafkah atau mendapatkan pekerjaan ditempat yang dikunjungi, bersifat
sementara waktu dan tinggal sekurang-kurangnya 24 jam di tempat yang
dituju”.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian mengenai upaya pengembangan obyek wisata ini telah dilakukan
penelitian oleh para peneliti. Berikut ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat
dijadikan rujukan untuk memahami upaya pengembangan obyek wisata :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Asriandy (2016) tentang Strategi
Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Bissapu Di Kabupaten Bantaeng.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi pengembangan dan
implementasi strategi pengembangan yang teridentifikasi yang dilakukan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantaeng yang terdiri dari
beberapa dimensi-dimensi, yakni Tujuan, Kebijakan, dan Program yang akan
menghasilkan suatu strategi dari beberapa definisi strategi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan (2015) tentang Analisis Potensi Dan
Strategi Pengembangan Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh-Teroh Desa
Rumah Galuh Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk menganalisis potensi obyek wisata air
terjun Teroh-teroh di Desa Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten
Langkat, Sumatera Utara. (2) untuk menganalisis strategi pengembangan
obyek wisata air terjun Teroh-teroh di Desa Rumah Galuh, Kecamatan Sei
Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah
analisis SWOT. Dari hasil penelitian ini menunjukkan potensi yang
ditawarkan oleh obyek wisata air terjun Teroh-teroh adalah adanya flora dan
fauna, panorama alam yang indah, air terjun,sungai, sumber mata air, dan
hutan rakyat. Selain itu lokasi wisata dapat dijadikan tempat penelitian berupa
flora dan fauna bagi pelajar. Air Terjun Teroh-teroh memiliki potensi wisata
alam yang layak dikembangkan dengan persentasi kelayakan 67,15%. Pada
analisis SWOT, berada pada kuadran I yang menunjukkan bahwa kawasan
wisata ini berada pada situasi yang menguntungkan.
3. Yulius Gulo, 2017. Upaya Pengembangan Objek Wisata Pasir Merah di Desa
Ombolata Afulu Kabupaten Nias Utara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa keadaan sarana dan prasarana kepariwisataan di objek wisata Pasir
Merah di Desa Ombolata Afulu dalam keadaan sedang. Penerapan sapta
pesona di objek wisata Pasir Merah di Desa Ombolata Afulu masih kurang
baik. Dan upaya untuk pengembangannya adalah pihak dari pemerintah daerah
bahwa pada tahun 2017 mendatang akan di bangun pondok-pondok bagi
pengunjung. Selain itu, menjalankan rutin kegiatan kelompok sadar wisata
yang dibentuk oleh pemerintah daerah Kabupaten Nias Utara. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pemeliharaan, pengembangna objek wisata yang dapat menjadi motor
penggerak ekonomi masyarakat setempat.
C. Kerangka Berfikir

Potensi Wisata

Faktor Internal Faktor Eksternal

1. Aksesibilitas 1. Bisnis dan


2. Budaya dan ekonomi
sosial 2. Masyarakat
sekitar
3. Fasilitas
4. Kondisi alam 3. Pemerintah

Analisis SWOT

Strategi Pengembangan Obyek Wisata

Anda mungkin juga menyukai