Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENELITIAN PENDIDIKAN

“FILOSOFI DASAR-DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN”


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Penelitian Pendidikan
Seksi : 202221290108
Dosen Pengampu : Drs. Arwin, M.Pd

Oleh Kelompok 1:
1. Ahmad Khairi Tsani 21129156
2. Aristi Fauziah 21129172
3. Hafizatul Wardiah 21129216
4. Lisa Oktariani 21129238
5. Nurul Fitri 21129274
6. Olsa Danya Fatma 21129275

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
mata kuliah Penelitian Pendidikan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa‟atnya kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “Filosofi Dasar-dasar Penelitian Pendidikan”
dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah yang
kami susun ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak yang membacanya. Selain
itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah
membaca makalah ini.
Penulis menyadari makalah Penelitian Pendidikan ini masih memerlukan
penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik
dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Penelitian
Pendidikan ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bukittinggi, 08 F e b r ua r i 2 0 2 3

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
A. Pengertian Pengetahuan ..................................................................................... 5
B. Cara Memperoleh Pengetahuan ......................................................................... 6
C. Hakikat Ilmu Pengetahuan (Ontologi, Epistemologi, Aksiologi) ...................... 7
D. Pengertian Dasar Keilmuan ............................................................................. 10
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 14

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan umum merupakan program pendidikan yang bersifat esensial
dan perlu didapat setiap orang. Ini berkenaan dengan pengembangan nilai- nilai,
sikap-sikap, pemahaman, dan kecakapan hidup yang harus dimiliki setiap orang
agar dapat hidup secara memuaskan dalam kedudukannya sebagai pribadi,
anggota keluarga, pekerja, sebagai warga negara dalam masyarakat yang
demokratis, dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Suatu masyarakat atau bangsa tentu memiliki kebudayaannya sendiri.


Dalam konteks ini, pendidikan umum merupakan suatu keniscayaan. Sebab,
dalam keragaman individu dan masyarakat, homogenitas dan konformitas di
dalam masyarakat yang bersangkutan hanya akan terbangun melalui
pendidikan umum. Pendidikan umum akan dapat mengintegrasikan masyarakat
yang multi etnis dan multi kultural. Walaupun masing- masing individu atau
kelompok masyarakat berbeda-beda, tetapi mereka tetap merasa satu dalam
kesatuan masyarakat atau bangsa (bhineka tunggal ika), memiliki nasionalisme,
patriotisme, dan jati diri bangsa. Lebih luas dari itu, pendidikan umum
diperlukan dalam rangka menjadikan manusia sebagai manusia secara
universal.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Pengetahuan
2. Cara Memperoleh Pengetahuan
3. Hakikat Ilmu Pengetahuan (Ontologi, Epistemologi, Aksiologi)
4. Pengertian Dasar Keilmuan

C. TUJUAN
Kelompok kami menyusun makalah ini agar para pembaca bisa mengetahui
tentang Filosofi Dasar Penelitan Pendidikan yang merupakan dasar pendidikan
sebagai pandangan bangsa indonesia yang sesungguhnya, dan dengan adanya
makalah ini juga di harapkan dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua.

4
BAB 2 PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGETAHUAN

Dalam bahasa inggris pengetahuan disebut knowledge. Adapun menurut


kamus terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, misalnya kepandaian, atau
segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal, contohnya mata pelajaran.
Pengetahuan juga bisa diartikan sebagai sebuah bentuk pengalaman ,
contohnya adalah suatu bentuk dimana akan ada pemikiran orang yang berasal
dari jaman dahulu dimana mempunyai sebuah pendapat jika dengan
mengoleskan sebuah daun yang sudah dikunyah atau dibasahkan dengan air
liur manusia, maka sebuah luka, maka luka tersebut akan menjadi lebih cepat
sembuh. Walaupun demikian, hal ini tentu belumlah bisa dibuktikan atau
dipastikan kebenarannya. Dengan begitu perlu diketahui apakah sembuhnya
dikarenakan ludah ataupun luka yang dideritanya tersebut sembuh hanya
karena sebuah kebetulan semata.

Pengetahuan juga bisa didefinisikan atau diberi batasan sebagaimana berikut:


1. Sesuatu yang ada atau dianggap ada
2. Sesuatu hasil persesuaian subjek dengan objek
3. Hasil kodrat manusia ingin tahu
4. Hasil persesuaian antara induksi dengan deduksi.

Selain definisi yang ada di atas, dalam kitab klasik ilmu logika,
Pengetahuan itu didefinisikan sebagai suatu gambaran objek-objek eksternal
yang hadir dalam pikiran manusia Sementara definisi pengetahuan ini
sebenarnya masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli sampai saat ini,
walaupun Plato sendiri sudah menyatakan sebagaimana ditulis Navel
Oktaviandry, bahwa pengetahuan itu sebagai “kepercayaan sejati yang
dibenarkan (valid)”/“justified true belief”. Sedangkan menurut Notoatmodjo
(2003), pengetahuan merupakan hasil dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi


pengetahuan adalah hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini
mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan
maupun melalui pengalaman. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah
ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar,
ataupun informasi yang diterima dari orang lain.

5
B. CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN

Pengetahuan dapat diperoleh melalui beberapa faktor yang dapat


digolongkan menjadi dua bagian yaitu cara tradisional dan cara modern
(Notoatmodjo, 2002).

a. Cara Tradisional
1) Cara coba–coba (Trial and error). Cara coba coba ini dengan
menggunakan kemungkinan dalam memecakan masalah, apabila
kemungkinan itu tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lain
(Notoatmodjo, 2002).

2) Cara kekuasaan atau otoritas. Prinsip ini adalah orang lain menerima
pendapat yang disampaikan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa
menguji atau membuktikan kebenarannya terlebih dahulu baik secara
empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri (Notoatmodjo, 2002).

3) Berdasarkan pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi dapat digunakan


sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam pemecahan
permasalahan yang dihadapi pada masa–masa yang lalu (Notoatmodjo,
2002).

4) Melalui Jalan Pikiran. Seiring dengan perkembangan kebudayaan umat


manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia
telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuan, baik melalui cara berpikir deduksi ataupun induksi
(Notoatmodjo, 2002).

b. Cara Modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian. Melalui metode
ini selanjutnya menggabungkan cara berpikir deduktif, induktif, dan verifikatif
yang selanjutnya dikenal dengan metode penelitian ilmiah (Notoatmodjo,
2002).

6
C. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN (ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI,
AKSIOLOGI)

Asal kata ilmu adalah dari bahasa Arab, „alama. Arti dari kata ini adalah
pengetahuan. Dalam bahasa Indonesia, ilmu sering disamakan dengan sains
yang berasal dari bahasa Inggris “science”. Kata “science” itu sendiri berasal
dari bahasa Yunani yaitu “scio”, “scire” yang artinya pengetahuan.
Ilmu pengeahun menurut beberapa ahli yakni :

1) Science (dari bahasa Latin “scientia”, yang berarti “pengetahuan” adalah aktivitas
yang sistematis yang membangun dan mengatur pengetahuan dalam bentuk
penjelasan dan prediksi tentang alam semesta1. Berdasarkan Oxford Dictionary, ilmu
didefinisikan sebagai aktivitas intelektual dan praktis yang meliputi studi sistematis
tentang struktur dan perilaku dari dunia fisik dan alam melalui pengamatan dan
percobaan”2.
2) Dalam kamus bahasa Indonesia ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan.
3) The Liang Gie (1987) mendefinisikan ilmu sebagai rangkaian aktivitas penelaahan
yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara
rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya dan keseluruhan
pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti
manusia.3
4) Lorens Bagus (1996) mengutip pendapat Arhur Thomson yang mendefinisikan ilmu
sebagai pelukisan fakta- fakta, pengalaman secara lengkap dan konsisten meski dalam
perwujudan istilah yang sangat sederhana4.
5) Bahm yang dikutip oleh Kunto Wibisono (1997) mendefinisikan ilmu pengetahuan
memiliki enam komponen yaitu masalah (problem), sikap (attitude), metode
(method), aktivitas (activity), kesimpulan (conclution), dan pengaruh (effect)5.

Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu- ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu bukan sekedar


pengetahuan (knowledge), tetapi merupakan rangkuman dari sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati / berlaku umum dan diperoleh
melalui serangkaian prosedur sistematik, diuji dengan seperangkat metode yang
diakui dalam bidang ilmu tertentu.

7
Ilmu pengetahuan sebagai produk kegiatan berpikir yang merupakan obor
peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup lebih
sempurna. Bagaimana masalah dalam benak pemikiran manusia telah mendorong
untuk berfikir, bertanya, lalu mencari jawaban segala sesuatu yang ada, dan akhirnya
manusia adalah makhluk pencari kebenaran. Pada hakikatnya aktifitas ilmu
digerakkan oleh pertanyaan yang didasarkan pada tiga masalah pokok yakni: Apakah
yang ingin diketahui, bagaimana cara memperoleh pengetahuan dan apakah nilai
pengetahuan tersebut. Kelihatannya pertanyaan tersebut sangat sederhana, namun
mencakup permasalahan yang sangat asasi. Maka untuk 36 Sulesana Volume 8
Nomor 2 Tahun 2013 menjawabnya diperlukan sistem berpikir secara radikal,
sistematis dan universal sebagai kebenaran ilmu yang dibahas dalam filsafat
keilmuan. 1 Oleh karena itu, ilmu tidak terlepas dari landasan ontologi, epistemologi
dan aksiologi. Ontologi membahas apa yang ingin diketahui mengenai teori tentang “
ada “ dengan perkataan lain bagaimana hakikat obyek yang ditelaah sehingga
membuahkan pengetahuan. Epistemologi membahas tentang bagaimana proses
memperoleh pengetahuan. Dan aksiologi membahas tentang nilai yang berkaitan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Dengan membahas ketiga unsur
ini manusia akan mengerti apa hakikat ilmu itu. Tanpa hakikat ilmu yang
sebenarnya, maka manusia tidak akan dapat menghargai ilmu sebagaimana mestinya.

Berdasarkan uraian teroretis di atas, maka penulis akan membahas pengertian


Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi serta segala permasalahannya sebagai unsur
yang sangat penting dalam filsafat ilmu yang dipandang sebagai satu kesatuan yang
tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.

 Pengertian Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi


Kata Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi menurut bahasa berasal dari
bahasa Yunani. Kata Ontologi berasal dari kata “Ontos” yang berarti “berada
(yang ada)”. Kata Epistemologi berasal dari bahasa Yunani artinya knowledge
yaitu pengetahuan.3 Kata tersebut terdiri dari dua suku kata yaitu logia artinya
pengetahuan dan episteme artinya tentang pengetahuan.4 Jadi pengertian
etimologi tersebut, maka dapatlah dikatakan bahwa epistemologi merupakan
pengetahuan tentang pengetahuan. Dan kata Aksiologi berasal dari kata “Axios”
yang berarti “bermanfaat”. Ketiga kata tersebut ditambah dengan kata “logos”
berarti”ilmu pengetahuan, ajaran dan teori”.5 Menurut istilah, Ontologi adalah
ilmu hakekat yang menyelidiki alam nyata ini dan bagaimana keadaan yang
sebenarnya. 6 Epistemologi adalah ilmu yang membahas secara mendalam
segenap proses penyusunan pengetahuan yang benar.7 Sedangkan Aksiologi
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang ditinjau dari sudut
kefilsafatan.8 Dengan demikian Ontologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti

8
segala sesuatu yang ada. Epistemologi adalah ilmu yang membahas tentang teori,
sedangkan Aksiologi adalah kajian tentang nilai ilmu pengetahuan.

a) Ontologi
Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan
bagian dari metafisika, dan metafisika merupakan salah satu bab dari
filsafat. Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu
perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara
universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang
meliputi segala realitas dalam semua bentuknya. Setelah menjelajahi
segala bidang utama dalam ilmu filsafat, seperti filsafat manusia, alam
dunia, pengetahuan, kehutanan, moral dan sosial, kemudian disusunlah
uraian ontology

b) Epistemologi
Kajian epistemologi membahas tentang bagaimana proses
mendapatkan ilmu pengetahuan, hal- hal apakah yang harus diperhatikan
agar mendapatkan pengetahuan yang benar, apa yang disebut kebenaran
dan apa kriterianya. Objek telaah epistemologi adalah mempertanyakan
bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana
kita membedakan dengan lainnya, jadi berkenaan dengan situasi dan
kondisi ruang serta waktu mengenai sesuatu hal.

Jadi yang menjadi landasan dalam tataran epistemologi ini adalah


proses apa yang memungkinkan mendapatkan pengetahuan logika, etika,
estetika, bagaimana cara dan prosedur memperoleh kebenaran ilmiah,
kebaikan moral dan keindahan seni, apa yang disebut dengan kebenaran
ilmiah, keindahan seni dan kebaikan moral. Dalam memperoleh ilmu
pengetahuan yang dapat diandalkan tidak cukup dengan berpikir secara
rasional ataupun sebaliknya berpikir secara empirik saja karena keduanya
mempunyai keterbatasan dalam mencapai kebenaran ilmu pengetahuan.
Jadi pencapaian kebenaran menurut ilmu pengetahuan didapatkan melalui
metode ilmiah yang merupakan gabungan atau kombinasi antara
rasionalisme dengan empirisme sebagai satu kesatuan yang saling
melengkapi.

c) Aksiologi
Yang menjadi landasan dalam tataran aksiologi adalah untuk apa
pengetahuan itu digunakan? Bagaimana hubungan penggunaan ilmiah
dengan moral etika? Bagaimana penentuan obyek yang diteliti secara
moral? Bagimana kaitan prosedur ilmiah dan metode ilmiah dengan
9
kaidah moral? Demikian pula aksiologi pengembangan seni dengan
kaidah moral, sehingga ketika seni tari dangdut Inul Dartista
memperlihatkan goyangnya di atas panggung yang ditonton khalayak
ramai, sejumlah ulama dan seniman menjadi berang. Dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penemuan nuklir dapat
menimbulkan bencana perang, penemuan detektor dapat mengembangkan
alat pengintai kenyamanan orang lain, penemuan cara-cara licik ilmuan
politik dapat menimbulkan bencana bagi suatu bangsa, dan penemuan
bayi tabung dapat menimbulkan bancana bagi terancamnya perdaban
perkawinan.

D. PENGERTIAN DASAR KEILMUAN

1. Fakta
Menurut Oxford advanced learne's dictionary of current english (200 : 449-450)
(dalam Supardan, 2011 : 49), yang dimaksud fakta adalah :
● Sesuatu yang digunakan untuk memacu pada situasi tertentu atau khusus
● Kualitas atau sifat aktual (nyata)
● Sesuatu hal yang dikenal sebagai yang benar-benar ada dan terjadi
● Hal yang terjadi dapat dibuktikan oleh hal-hal yang benar
● Suatu penegasan, pernyataan atau informasi yang berisi atau berarti
mengandung sesuatu yang memiliki kenyataan objektif

Menurut Djojosuroto dan Sumaryanto (2003 : 17), fakta adalah :


Suatu hal yang ada atau sesuatu hal yang benar terjadi, sesuatu yang merupakan
kebenaran atau kenyataan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, fakta adalah suatu hal yang
benar-benar ada dan terjadi yang memiliki kenyataan yang objektif dan dapat
dibuktikan kebenarannya.

Contoh :
● Jakarta adalah ibukota negara Indonesia.

2. Konsep
Menurut Schwab (1969: 12-14) (dalam Supardan, 2011: 52), konsep merupakan
abstraksi, suatu konstruksi logis yang terbentuk dari kesan, tanggapan, dan
pengalaman-pengalaman kompleks.

Menurut James A. Banks (1977: 85) (dalam Supardan, 2011: 52) konsep adalah
suatu kata abstrak atau frase yang bermanfaat untuk mengklasifikasikan atau
menggolongkan suatu tempat berbagai hal, gagasan, atau peristiwa.

Menurut Sudaryono dkk(2013:16)


10
● Konsep merupakan sejumlah ciri yang berkaitan dengan suatu objek.
● Konsep diciptakan dengan menggolongkan dan mengelompokkan objek-
objek tertentu yang mempunyai ciri-ciri yang sama.

Jadi, dari pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan
pemberian nama terhadap suatu benda baik konkrit maupun abstrak untuk
membedakannya.

Contoh konsep yaitu :


● Kepuasan karyawan dan kepuasan konsumen digeneralisasikan menjadi
kepuasan
● Liter, kubik, galon digeneralisasikan menjadi volume
● Merah, biru, kuning digeneralisasikan menjadi warna
● Membaca buku, mendengarkan sesuatu, mengerjakan tugas digeneralisasikan
menjadi belajar.

3. Prinsip
Menurut KBBI, prinsip adalah asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir,
bertindak) dasar; deskripsi asas perbedaan.

Prinsip adalah sebuah konsepsi nilai- nilai yang melekat dalam kehidupan diri. Ketika
tidak memiliki prinsip maka seseorang akan mudah diombang ambing oleh respon
dan stimulus yang hadir setiap saat.(Kompasiana, 2015)

Adapun contoh prinsip, yaitu:


● Prinsip Hidup Seseorang: Tidak Mengumbar Keburukan Seseorang Kepada
Orang Lain.
● Prinsip Ekonomi: Pemerintah Meningkatkan Kinerja Pasar.

Jadi, berdasarkan beberapa pendapat beserta contoh tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa prinsip adalah suatu konsepsi nilai- nilai yang ada pada subjek,
yang mana jika berbeda subjeknya maka akan berbeda pula prinsipnya, yang menjadi
pegangan untuk mencapai suatu tujuan.

4. Teori
Menurut Djojosuroto dan Sumaryati (2003: 17) teori adalah serangkaian asumsi,
konsep, Konstruk, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara
sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.

Menurut Sudaryono dkk(2013:15) dalam buku Pengembangan Instrumen Penelitian


Pendidikan, menyatakan beberapa pendapat para ahli :
● Kerlinger: Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi.
● Cooper dan Schindler (2003): "a theory is a set of systematically interrelated
concepts, definition, and proposition that are advanced to explain and predict
phenomena
11
"Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun secara
sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena.

Jadi, dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa teori adalah suatu
konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh
melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat memandang gejala yang
dihadapi dari sudut pandang yang berbeda-beda, misalnya dapat dengan
menerangkan, tetapi juga dengan menganalisis dan menginterpretasi secara
generalisasi.

5. Hukum
Menurut Van Doorn(dalam Rahardjo, 2007 : 4) menyebutkan bahwa : “Hukum
adalah skema yang dibuat untuk menata(perilaku) manusia, tetapi manusia itu sendiri
cenderung terjatuh diluar skema yang diperuntukkan baginya. Hal ini disebabkan
oleh pengalaman, pendidikan, tradisi, dan lain- lain yang mempengaruhi dan
membentuk perilakunya”.

Menurut Handoyo (2008 : 8) “hukum” jika ditinjau dari sudut kefilsafatan adalah
mempelajari tingkah laku manusia, yaitu tingkah laku (atau perbuatan manusia)
dalam kehidupan antar pribadi yang akibatnya diatur oleh hukum dengan menitik
beratkan pada tujuan keserasian antara ketertiban dengan kebebasan/ketentraman dan
dalam pergaulan hidup itu tercakup pula dalam aspek pemenuhan kedamaian.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hukum adalah suatu skema yang dibuat untuk
mempelajari dan menata tingkah laku manusia agar terciptanya kedamaian.

12
BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari makalah yang telah dibuat tadi dapat di simpulkan bahwa
pengetahuan mempunyai arti sangat penting bagi kehidupan masyarakat bangsa
indonesia, pengetahuan mempunyai nilai- nilai positif bagi kehidupan kita.
Disamping itu banyak langkah - langkah yang harus kita ambil untuk
menjalankan atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan kita.

B. SARAN
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui
bahwa pengetahuan pada dasarnya sangat penting bagi kehidupan kita dan agar
pembaca dapat melaksanakan atau bisa menerapkan pengetahuannya di masyarakat.
Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena
kami masih dalam proses pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya
makalah ini, dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi
saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Djojosuroto, Kinayati dan M. L. A. Sumaryati. 2004. Prinsip-Prinsip Dasar dalam


Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung: Penerbit Nuansa.

Handoyo, B. HestuCipto. 2008. Hukum Tata Negara Indonesia. Yogyakarta: Cahaya Atma
Pustaka.

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Meliono. 2007. MPKT modul 1. Jakarta: Lembang penerbitan FEUI.

Mubarak, Wahid Iqbal,dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Metode Pengantar Proses
Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Noerhadi. T. H. (1998). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Pascasarjana Universitas


Indonesia.

Ridwan, M., Syukri, A., & Badarussyamsi, B. (2021). Studi Analisis Tentang Makna
Pengetahuan Dan Ilmu Pengetahuan Serta Jenis Dan Sumbernya. Jurnal Geuthèë:
Penelitian Multidisiplin, 4(1), 31-54.

Sumarna, Cecep. (2007). Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta : Bumi
Aksara, p. 56

14

Anda mungkin juga menyukai