Anda di halaman 1dari 16

”Penerapan Model PjBL (Project Based Learning)

Pada Pembelajaran IPA Kelas 6”

Makalah Ini Ditulis Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pembelajaran IPA SD ( Biologi-Fisika-Kimia)

Oleh

KELOMPOK 2

1. Amanda Ismi Puspitasari ( 2152000076 )


2. Annastasya Nuarizki Berliana ( 2152000082 )
3. Yayuk Sri Rahayu ( 2152000083 )
4. Akhtar Rahmatul Rizki ( 2152000088 )
5. Leony Sectio Caesarria ( 2152000091 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA

SUKOHARJO

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan YME atas rida dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Penerapan
Model PjBL (Project Based Learning) Pada Pembelajaran IPA Kelas 6”

Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nuratri Kurnia Sari,
M.Pd yang yang telah membimbing dan membantu kami dalam proses penyusunan
makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang
telah membantu baik secara moral maupun material sehingga karya tulis ilmiah ini
dapat terwujud.

Makalah ini akan menjelaskan tentang model pembelajaran Project Based


Learning dan penerapannya pada pembelajaran IPA di sekolah dasar.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam


makalah yang disusun. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan tersebut.
Kritik dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna meningkatkan
kualitas tulisan ke depannya.

Penulis,

Senin, 21 November 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Pembelajaran IPA..............................................................................................6

1. Pengertian Pembelajaran.............................................................................6

2. Hakikat IPA.................................................................................................6

3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD.................................................................6

B. Project Based Learning......................................................................................8

4. Pengertian Project Based Learning..............................................................8

5. Tujuan PjBL................................................................................................8

6. Langkah – Langkah PjBL............................................................................8

C. Penerapan Model PjBL (Project Based Learning) Pada Pembelajaran IPA


Kelas 6...............................................................................................................10

BAB III PENUTUP.............................................................................................................13

A. KESIMPULAN.................................................................................................13
B. SARAN..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sekarang ini pada proses pembelajaran di ruang kelas masih banyak
ditemukan siswa yang pasif dalam pembelajaran, sehingga guru menjadi pusat
pembelajaran. Siswa hanya duduk dan mendengarkan penjelasan materi dari guru
sehingga pembelajaran cenderung membosankan dan siswa pun terkadang tidak
memahami tentang materi yang dijelaskan oleh guru tersebut. Sebagai guru harus
menciptakan suasana yang aktif dan menyenangkan dalam pelaksanaan kegiatan
belajar di kelas. Guru juga harus kreatif dalam menyampaikan bahan ajar kepada
siswa sehingga pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa.
Dari segi efektifitas, seorang guru diharapkan mampu mengelola pembelajaran
dengan baik. Pembelajaran yang monoton tentunya akan berpengaruh terhadap
semangat belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Pemilihan strategi juga model
pembelajaran yang relevan dengan standar kompetensi juga dapat memacu
kemampuan serta minat belajar siswa demi tercapainya optimalisasi kualitas
pembelajaran dan pembelajaran yang bermakna. Tentunya disini guru sangat berperan
dalam merancang dan melaksanakan sebuah pembelajaran. Salah satunya adalah
dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek atau model Project Based
Learning (PJBL).
Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning). Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning) adalah model pembelajaran sistematik yang mengikut sertakan siswa
ke dalam pembelajaran teoritis dan keahlian yang kompleks, pertanyaan otentik dan
perancangan produk dan tugas. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang
amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat
bagi peserta didik. Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik terdorong lebih
aktif dalam belajar. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja
peserta didik yang ditampilkan dalam hasil proyek yang dikerjakan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan tentang pengertian pembelajaran
2. Menjelaskan tentang hakikat IPA

4
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran IPA di SD
4. Menjelaskan pengertian Project Based Learning
5. Menjelaskan tujuan PjBL
6. Menjelaskan langkah langkah PjBL
7. Mendeskripsikan penerapan model PjBL ( Project Based Learning ) pada
pembelajaran IPA kelas 6 materi rangkaian listrik paralel
C.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran IPA
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang
dalam bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere” yang berarti
menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah
menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui
pembelajaran . Kata pembelajaran mengandung makna yang lebih pro-aktif
dalam melaksanakan kegiatan belajar, sebab di dalamnya bukan hanya
pendidik atau instruktur yang aktif, tetapi peserta didik merupakan subjek
yang aktif dalam belajar.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur menusia, materi, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
mempengaruhi untuk mencapai tujuan .
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa pembelajaran
merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru untuk
menyampaikan pikiran atau ide yang tentukan kepada siswa dengan berbagai
fasilitas dan materi untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
2. Hakikat IPA
Usman Samatowa mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan alam atau
science ilmu tentang alam, yaitu ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam ini. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang
disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
Adapun Sri Sulistyorini (2007: 9-11) menyatakan bahwa pada
hakikatnya IPA dapat dipandang dari segi produk, proses dan dari segi
pengembangan sikap. Artinya, belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi
produk (hasil), dan dimensi pengembangan sikap ilmiah, yang ketiganya
saling terkait satu sama lain.
3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Maslichah Asy’ari (2006: 23) mengungkapkan secara rinci tujuan
pembelajaran IPA di SD, yaitu:

6
1) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA, teknologi dan
masyarakat,
2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan,
3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam,
5) Menghargai alam sekitar dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan21 .
Adapun Sri Sulistyorini (2007: 40) menyebutkan bahwa mata pelajaran
IPA di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya

Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai melelui pembelajaran IPA
yaitu

1) menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA, teknologi dan
masyarakat,
2) mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan membuat
keputusan,

7
3) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
4) ikut serta dalam memelihara, menjaga dan menjaga lingkungan alam
B. Project Based Learning
a. Pengertian Project Based Learning
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sadiki, A, Hakim N., 2017).
Model pembelajaran Project based learning atau pembelajaran berbasis
proyek yaitu proses pembelaran yang memberikan penekanan pada pemecahan
masalah sebagai usaha kolaboratif dalam periode pembelajaran tertentu.
Pembelajaran ini dilaksanakan dengan melibatkan siswa pada tuigas-tugas
kompleks dalam kelompok pembelajaran klooperatif. Dengan demikian, siswa
dimungkinkan untuk bekerja secara mandiri dalam membentuk
pembelajarannya dan memunculkannya dalam produk yang nyata (Nasrul
Hakim, 2015).
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis proyek adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas
siswa untuk dapat memahami suatu konsep dengan melakukan investigasi
mendalam tentang suatu masalah dan menemukan solusi dengan pembuatan
proyek.
b. Tujuan PjBL
Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan dalam penerapannya.
Tujuan project based learning, antara lain :
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah
proyek.
2. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran.
3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek
yang kompleks dengan hasil produk nyata.
4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek.
5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PjBL yang bersifat
kelompok.
c. Langkah-Langkah Project Based Learning (PjBL)

8
Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek. peserta didik
diberikan tugas dengan mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran
dengan melakukan kegiatan proyek yang realistik. Di samping itu, penerapan
pembelajaran berbasis proyek ini mendorong tumbuhnya kreativitas,
kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan
analitis pada peserta didik.
Secara umum, langkah-langkah Pembelajaran berbasis proyek (PjBP)
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan
yang dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas.
Pertanyaan disusun dengan mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia
nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pertanyaan yang
disusun hendaknya tidak mudah untuk dijawab dan dapat mengarahkan siswa
untuk membuat proyek. Pertanyaan seperti itu pada umumnya bersifat terbuka
(divergen), provokatif, menantang, membutuhkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi (high order thinking), dan terkait dengan kehidupan siswa. Guru
berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para siswa.
2. Menyusun perencanaan proyek (design project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa.
Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa memiliki atas proyek
tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang
dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara
mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun jadwal (create schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat
jadwal untuk menyelesaikan proyek, (2) menentukan waktu akhir
penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru,
(4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang cara pemilihan waktu. Jadwal yang telah disepakati harus disetujui

9
bersama agar guru dapat melakukan monitoring kemajuan belajar dan
pengerjaan proyek di luar kelas.
4. Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and
progress of project)
Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama
menyelesaikan proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi
siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi
aktivitas siswa. Agar mempermudah proses pemantauan, dibuat sebuah rubrik
yang dapat merekam keseluruhan kegiatan yang penting.
5. Penilaian hasil (assess the outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur
ketercapaian standar kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan
masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang
sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
6. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi
terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka
memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan
yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran

C. Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) Pada Pembelajaran IPA Kelas 6
Kompetensi Dasar 
Kompetensi Dasar (KD) :
3.4 Mengidentifikasi komponen-komponen listrik dan fungsinya dalam rangkaian
listrik sederhana
4.4 Melakukan percobaan rangkaian listrik sederhana secara seri dan parallel
Indikator
 Merancang model rangkaian listrik paralel.

10
 Menguji model rangkaian percobaan listrik paralel.
 Menyajikan laporan hasil percobaan rangkaian parallel.
Materi
Rangkaian Listrik Paralel
Alokasi Waktu 
1x  pertemuan (2 x 35 menit)
Penentuan Pertanyaan Mendasar
Peserta didik diminta untuk mengamati video/gambar tentang beberapa
penggunaan listrik dalam kehidupan sehari-hari, dan mengamati demonstrasi
tentang pembuatan rangkaian listrik paralel.
Peserta didik diminta membuat pertanyaan untuk mengemukakan rasa ingin
tahunya tentang  bel listrik misalnya:
–  Apakah kita dapat membuat rangkian listrik paralel secara sederhana?
Mendesain Perencanaan Proyek
Guru mengajak peserta didik untuk merencanakan sebuah proyek membuat
rangkaian listrik paralel.
Peserta didik mengumpulkan informasi tentang cara membuat rangkaian listrik
paralel dari berbagai sumber.
Peserta didik mengasosiasi informasi yang diperoleh sehingga dapat membuat
rancangan proyek membuat rangkaian listrik paralel secara kolaboratif dengan
pengajar agar mereka merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
Peserta membuat aturan penyelesaian proyek, misalnya:
1.  Dilakukan secara berkelompok
2.  Waktu kegiatan melakukan perancangan 
3.  Mempelajari bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat bel listrik
Menyusun Jadwal
Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek. Contoh jadwal dalam
kegiatan proyek pembuatan rangkaian listrik paralel sederhana.

11
Peserta didik mengomunikasikan hasil rancangan bel listrik dan jadwal proyek di
depan kelas. Guru memberikan masukan kepada peserta didik terhadap rancangan
proyek.
Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
a) Peserta didik melaksanakan proyek membuat rangkaian listrik paralel sesuai
rancangan bersama-sama kelompoknya. 
b) Peserta didik melakukan ujicoba. 
c) Peserta didik mencatat data hasil ujicoba.
d) Peserta didik mengolah data hasil ujicoba. Selama penyelesaian proyek, guru
memonitor aktivitas yang penting dari peserta didik, menanyakan masalah-
masalah yang ditemui pada saat membuat rangkaian listrik paralel. 
e) Peserta didik membuat laporan proyek
Menguji Hasil
a) Peserta didik mengomunikasikan  hasil proyek membuat rangkaian listrik
paralel dengan cara presentasi dan demonstrasi di depan kelas. 
b) Guru menilai laporan rancangan bel listrik, laporan hasil pembuatan rangkaian
listrik paralel sesuai rancangan. 
c) Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru berkaitan
dengan pembuatan bel listriknya.
d) Guru memberikan saran-saran untuk perbaikan pembuatan rangkaian listrik
paralel. 
Mengevaluasi Pengalaman
a) Peserta didik diminta untuk mengungkapkan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek. 

12
b) Pada akhir proses pembelajaran,  guru dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas selama merancang dan membuat rangkaian listrik paralel.
c) Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi untuk memperbaiki kinerja
selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan
baru (new inquiry) untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada tahap
pertama pembelajaran.

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Project Based Learning adalah pembelajaran yang menitikberatkan
pada aktifitas siswa untuk dapat memahami suatu konsep dengan melakukan
investigasi mendalam tentang suatu masalah dan menemukan solusi dengan
pembuatan proyek.
Langkah-langkah pembelajaran ini peserta didik diberikan tugas dengan
mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan
proyek yang realistik. Di samping itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini
mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan
diri, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik.
Pembelajaran ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan
seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis
Proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering
menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa
juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang
dewasa. Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar.
Ketika anak-anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari,
mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian
memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya. Antusias peserta didik
cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka pelajari, bukan
melupakannya secepat mereka telah lulus tes.
Dalam model pembelajaran ini, guru berperan merencanakan dan mendesain
pembelajaran, membuat strategi pembelajaran, menilai dan membimbing siswa
dalam pengerjaan proyek. Siswa dituntut menggunakan kemampuan bertanya dan
berpikir, melakukan riset sederhana, melakukan kegiatan kelompok, serta
menghasilkan sebuah produk dari proses pembelajaran.

B.SARAN

Bagi para guru, metode pembelajaran ini sebaiknya diterapkan karena


sangat cocok dengan kurikulum 2013. Guru juga harus dapat memfasilitasi
kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran, selalu membimbing dan memantau

14
aktivitas siswa dalam perencanaan proyek, membuat proyek, serta merancang
penilaian terhadap proyek yang dilakukan oleh siswa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: Raja Grafindo.

Hadiyanti, Lutfia. (2012). Project based learning. [Online]. Diakses dari


https://www.academia.edu/8055236/Project_Based_Learning.

Hakim, Nasrul. 2015. Penerapan Project-Based Learning dipadu Group


Investigation untuk Meningkatkan Motivasi, dan Hasil Belajar Mahasiswa
Pendidikan Biologi Universitas Muhammadyah Malang. Jurnal BIODIK,
Vol.1, No.1

Kemdikbud. 2013. Model Pengembangan Berbasis Proyek (Project Based


Learning). http//www.staff.uny.ac.id

Sutirman. 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

16

Anda mungkin juga menyukai