Oleh :
Endys Permatasari Panjaitan
NIM. 5203240013
Pembimbing :
Yatty Destani Sandy, SST., M.Gz
OLEH
NIM. 5203240013
Medan,…..,….2023
NIP.
Ketua Jurusan
Nama
NIP.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Tempat Praktek
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pirngadi Kota Medan berada
di Jl. Prof. H. M. Yamin, SH No. 47, Kec. Medan Timur, Kel. Perintis.
Rumah Sakit ini adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang dimiliki
oleh pemerintah Kota Medan.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pirngadi didirikan pada
tanggal 11 Agustus 1928 oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama
“Gemente Zieken Huis”. Pada tanggal 10 April 2007 Badan Pelayanan
Organisasi Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan resmi menjadi Rumah
Sakit Pendidikan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
433/MENKES/SK/IV/2007.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pirngadi memiliki 17
standar pelayanan salah satunya standar pelayanan instalasi gizi yang
mengacu pada Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) yang
disesuaikan dengan kondisi Rumah Sakit. Instalasi gizi di Rumah Sakit
adalah unit yang mengelola pelayanan gizi di Rumah Sakit. Jumlah
ketenagaan di instalasi gizi RSUD Dr. Pirngadi ada 64 orang. Instalasi Gizi di
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki Visi, Misi, Falsafah, Tujuan, Tugas
Pokok dan Fungsi dalam menjalankan tugasnya. Instalasi gizi RSUD Dr.
Pirngadi memiliki banyak tugas salah satunya menyelenggarakan pelayanan
makanan.
Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan adalah kegiatan menyediakan makanan
berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan pasien dan memberikan
pelayanan yang memadai bagi pasien yang memerlukan. Kualitas pelayanan
gizi yang optimal akan berdampak positif pada kualitas layanan di Rumah
Sakit. Semakin baik layanan gizi di Rumah Sakit, semakin tinggi tingkat
kesembuhan pasien, semakin singkat waktu rawat inap dan semakin efisien
biaya perawatan yang dibutuhkan (Srinawati, 2018).
Penyelenggaraan makanan merupakan proses yang dimulai dari
perencanaan menu hingga penyaluran makanan kepada pasien dengan tujuan
untuk menyembuhkan pasien. Makanan yang disediakan oleh Rumah Sakit
telah dibuat sesuai dengan kondisi pasien ditinjau dari penyakit yang akan
diobati tujuannya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien selama masa
perawatan di Rumah Sakit (Trisnawati et al., 2018).
Bahan makanan yang berkualitas tinggi harus terhindar dari segala
bentuk kerusakan dan kontaminasi, termasuk pencemaran fisik, kimia (seperti
pestisida), dan biologis. Bahan makanan yang digunakan dalam produksi
makanan, baik sebagai bahan utama maupun bahan tambahan harus dijaga
kualitasnya, baik dalam penyimpanan dan pengolahannya (Jiastuti, 2018).
Kualitas makanan sangat dipengaruhi oleh cara pengolahannya.
Pengolahan makanan adalah kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan
mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk
dikonsumsi. Proses pengolahan makanan diterapkan sesuai pedoman menu
dan siklus menu yang telah ditetapkan dan tersedianya bahan makanan yang
akan dimasak. Pengolahan makanan dilakukan sesuai dengan menu yang
akan dibuat seperti proses menggoreng, menumis, mengukus, merebus dan
sebagainya. Selama proses pengolahan makanan, penting untuk menerapkan
langkah-langkah untuk mencegah kontaminasi, seperti penggunaan sarung
tangan plastik dan alat seperti sendok penjepit agar tidak ada kontak langsung
dengan tubuh pengolah makanan. Keberhasilan pengolahan makanan sangat
bergantung pada kemampuan pengolahan makanan, teknik pengolahan, dan
kondisi tempat pengolahan makanan (Safmila et al., 2022).
Pengolahan makanan yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak
negatif seperti menimbulkan penyakit dan keracunan akibat zat kimia,
mikroorganisme, dan juga dapat memicu reaksi alergi. Di Amerika Serikat
25% terjadi penyebaran penyakit melalui makanan disebabkan karena
pengolaan makanan yang tidak baik (Fatmawati et al., 2013).
Di Indonesia, terdapat tingkat kejadian penyakit yang cukup tinggi,
teritama pada penyakit infeksi seperti tipus, kolera, disentri dan tuberkolosis
(TBC). Lebih dari 90% kasus keracunan makanan ini disebabkan oleh
kontaminasi mikroba. Penelitian Trisnaini (2012), menemukan permasalahan
pengolahan makanan pada tahan penumisan yaitu pengolah makanan
menggunakan alat penggorengan yang baru selesai digunakan tanpa proses
pencucian terlebih dahulu, sehingga sisa-sisa makanan tertinggal pada alat
penggorengan. Sisa-sisa makanan tersebut dapat menempel pada makanan
baru pada saat pemasakan dan menjadi bahaya fisik yang dapat
mengontaminasi makanan tersebut. Permasalahan pengolahan makanan juga
ditemukan oleh Safmila, dkk (2022) yaitu petugas gizi tidak tegas dalam hal
pengolahan makanan karena tidak memperhatikan suhu air yang medium
pada dinding panci pemasakan.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
mengetahui sistem pengolahan makanan di instalasi gizi RSUD Dr. Pirngadi.
B. Tujuan PKL
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran umum penyelenggaraan
makanan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui sistem pengolahan makanan di Instalasi
Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.
C. Manfaat PKL
Hasil dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada berbagai pihak antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
Hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat menjadi pengalaman
untuk menambah ilmu penulis terutama pada sistem pengolahan
bahan makanan. PKL yang merupakan tugas penulis ini diharapkan
bisa membuat hubungan antara pengetahuan dan keterampilan yang
didapatkan melalui kegiatan praktik kerja lapangan. PKL ini juga
dapat menjadi peluang penulis untuk membangun jaringan
professional, mendapatkan wawasan tentang kemungkinan karier di
bidang sistem penyelenggaraan makanan Rumah Sakit.
2. Bagi Prodi Gizi
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat meningkatkan kerjasama prodi
gizi dengan instalasi Gizi di RSUD Dr. Pirngadi. PKL ini juga dapat
membantu prodi Gizi dalam memberikan kontribusi pada pemahaman
sistem pengolahan makanan yang baik di instalasi Gizi Rumah Sakit.
3. Bagi RSUD Dr. Pirngadi Medan
Hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan bisa menjadi
bahan masukan untuk instalasi Gizi di RSUD Dr. Pirngadi serta dapat
meningkatkan sistem pengolahan di masa yang akan datang.
BAB II LANDASAN TEORI