OLEH :
MUTHIA TRISDEATY
NIM : P031813411021
JURUSAN GIZI
PEKANBARU
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Proposal Tugas Akhir : Higiene Penjamah Dan Sanitasi Pengolahan Makanan Di
Instalasi Gizi Rumah Sakit Pertamina Kota Dumai
(RSPD)
Nama Mahasiswa : Muthia Trisdeaty
Nomor Induk Mahasiswa : P031813411021
Institusi : Poltekkes Kemenkes Riau
Program Studi : Diploma III Gizi
Proposal Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan
DOSEN PEMBIMBING
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
ii
5 Poltekkes Kemenkes Riau Pekanbaru 2018-
. Sekarang
iii
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN DIII GIZI
MUTHIA TRISDEATY
INTISARI
MUTHIA TRISDEATY
SUMMARY
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-nya seningga penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir yang
berjudul“Higiene Penjamah Dan Sanitasi Pengolahan Makanan Di Instalasi Gizi
Rumah Sakit Pertamina Kota Dumai (RSPD)”, yang diajukan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Riau.
Dalam penyusunan proposal tugas akhir ini penulis tidak terlepas dari
bimbingan,arahan,dan bantuan dari berbagai pihak, Untuk itu penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada:
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
2.7 Kerangka Konsep..................................................................................................16
BAB III.....................................................................................................................20
3.1 Jenis dan Desain Penelitian...................................................................................20
3.2 Waktu dan Tempat................................................................................................20
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian............................................................................20
3.3.1 Populasi..........................................................................................................20
3.3.2 Sampel............................................................................................................20
3.4 Jenis.......................................................................................................................20
3.4.1 Jenis Data.......................................................................................................20
3.4.2 Cara Pengumpulan Data.................................................................................21
3.5 Pengolahan dan Analisa Data...............................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................22
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Penjamah makanan adalah seorang tenaga kerja yang menjamah
makanan baik dalam mempersiapkan, hingga menyajikan makanan.
Pengetahuan, sikap dan praktek penjamah makanan mempengaruhi kualitas
makanan. Penjamah makanan yang kurang baik, penjamah makanan dapat
mendistribusikan atau sebagai sumber penyakit kepada konsumen.( Sari, M.
A,et al,2016)
2
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1096/
MENKES/PER/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga.
1.3 Tujuan
3
1.4 Manfaat Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
higiene sanitasi adalah suatu usaha manusia dalam merawat diri dan
menjaga lingkungan demi terciptanya kebersihan diri dan lingkungan.
(Faidah AL-Furoidah, Nurlaela, & Pd, 2019).Menurut Nurjanah,(2018)
Kegiatan higiene sanitasi makanan adalah upaya untuk menjamin kualitas
makanan dari pencemaran selama proses pengolahannya.
5
dihasilkan akan menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit bahkan
keracunan makanan.(Irawan, 2016).
6
Pelayanan makanan di rumah sakit merupakan bagian dari komponen
penunjang medik yang hasil layanannya tidak terlepas dari komponen lainnya,
yaitu : komponen pelayanan medik (dokter), paramedik (perawat) dan
penunjang medik, serta pelayanan obat dan makanan. Dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit, pelayanan gizi merupakan
bentuk pelayanan yang harus ada di rumah sakit (Nareswara, 2017).
1) Makanan dikemas
7
2) Makanan tidak dikemas
8
Tabel 2. 1 Suhu Penyimpanan Bahan Makanan
Sumber:Permenkes,2011
e. Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10 cm
9
2) Tenaga pengolah makanan/penjamah makanan
Tenaga pengolah makan/penjamah makanan di rumah makan
kesehatannya terjaga atau sehat dan tenaganya terampil mengolah
makanan lainnya tetapi untuk alatnya seperti celemek tidak
digunakannya.
3) Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan makanan di rumah makan ini cukup baik, tidak
terjadinya kerusakan-kerusakan pada makanan sebagai akibat cara
pengolahan yang salah.
4) Peralatan
Peralatan telah dicuci dahulu sebelum digunakan dalam setiap
pengolahan, peralatan selalu dibersihkan setelah digunakan, kadang
peralatan yang pecah sedikit di daerah ujung piring masih digunakan
tetapi untuk peralatan yang telah gompel atau retak tidak digunakan lagi
atau dibuang.(Hatta.et al, 2018)
a. Makanan tidak rusak, tidak busuk atau basi yang ditandai dari rasa,
bau, berlendir, berubah warna, berjamur, berubah aroma atau adanya
cemaran lain.
10
e.Tempat atau wadah penyimpanan harus terpisah untuk setiap jenis
makanan jadi dan mempunyai tutup yang dapat menutup sempurna
tetapi berventilasi yang dapat mengeluarkan uap air.
Suhu Penyimpanan
Disajikan Belum
Jenis Bahan dalam Akan segera segera
NO Makanan waktu lama disajikan disajikan
Sumber:Permenkes,2011
11
1) Uji organoleptik yaitu memeriksa makanan dengan cara meneliti
dan menggunakan 5 (lima) indra manusia yaitu dengan melihat
(penampilan), meraba (tekstur, keempukan), mencium (aroma),
mendengar (bunyi missal telur), menjilat (rasa). Jika secara
organoleptik baik maka makanan dinyatakan layak santap.
12
4) Dus (box) yaitu penyajian dengan kotak kertas atau kotak plastic
yang sudah berisi menu makanan lengkap termasuk air minum dan
buah yang biasanya untuk acara makan siang.
d. Prinsip penyajian
13
6) Handling yaitu setiap penanganan makanan maupun alat makan
tidak kontak langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan
bibir.
7) Endible part yaitu semua yang disajikan adalah makan yang dapat
dimakan, bahan yang tidak dapat dimakan harus disingkirkan.
14
2.6 Kerangka Teori
Hasil
Memenuhi Tidak
syarat memenuhi
15 syarat
2.7 Kerangka Konsep
16
2.8 Definisi Operasional
Tidak
Memenuhi
syarat = Tidak
sesuai dengan
permenkes
Nomor
1096/MENKES/
PER/VI/2011
dan Peremenkes
No.7 Tahun
2019.
Tidak
Memenuhi
syarat = Tidak
sesuai dengan
17
permenkes
Nomor
1096/MENKES/
PER/VI/2011
dan Peremenkes
No.7 Tahun
2019.
Tidak
Memenuhi
syarat = Tidak
sesuai dengan
permenkes
Nomor
1096/MENKES/
PER/VI/2011
dan Peremenkes
No.7 Tahun
2019.
18
syarat = Tidak
sesuai dengan
permenkes
Nomor
1096/MENKES/
PER/VI/2011
dan Peremenkes
No.7 Tahun
2019.
19
n Memenuhi
syarat = Tidak
sesuai dengan
permenkes
Nomor
1096/MENKES/
PER/VI/2011
dan Peremenkes
No.7 Tahun
2019.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan bulan Januari 2021 - Mei 2021 dan dilaksanakan di rumah
sakit Pertamina kota Dumai
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penjamah makanan di Rumah Sakit
Pertamina Kota Dumai sebanyak 8 orang
4.3.2 Sampel
Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah semua penjamah makanan yang
berkerja di Rumah Sakit Pertamina Kota Dumai sebanyak 8 orang
3.4 Jenis
a.Data Primer
b.Data Skunder
Data jumlah penjamah makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Pertamina Kota
dumai
21
3.4.2 Cara Pengumpulan Data
Data yang diperoleh,diolah,dianalisa secara manual dan disajikan dalam bentuk narasi
dan di bandingkan dengan persyaratan dan terori yang terdapat dalam Permenkes RI No.
1096/Menkes/Per/ VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga dan Permenkes No.7 Tahun
2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Higiene penjamah dan Sanitasi Pengolahan makanan meliputi :Pemilihan bahan
makanan,Penyimpanan bahan makanan,pengolahan bahan makanan,penyimpanan bahan
makanan jadi,pengangkutan bahan makanan jadi,dan penyajian makanan jadi
dikategorikan sebagai berikut :
a. Memenuhi syarat = Sesuai dengan permenkes Nomor
1096/MENKES/PER/VI/2011 dan Permenkes No.7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
b. Tidak Memenuhi syarat = Tidak sesuai dengan permenkes Nomor
1096/MENKES/PER/VI/2011 dan Permenkes No.7 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
c. Setelah data didapatkan lalu di cari hasil dengan rumus
Penilaian = Jumlah Jawaban Memenuhi syarat x 100%
Jumlah Item Keseluruhan
Dinyatakan Memenuhi syarat jika hasil Penilaian = 90,2%
22
DAFTAR PUSTAKA
Chantika, I., Sumardianto, D., & Sumaningrum, N. D. (2016). Higiene Penjamah Dan
Sanitasi Pengelolaan Makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran
Kota Kediri. Preventia : The Indonesian Journal of Public Health, 1(1), 7.
https://doi.org/10.17977/um044v1i1p7-13
Faidah AL-Furoidah, N., Nurlaela, P. L., & Pd, M. (2019). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Higiene Sanitasi Pada Pengolahan Dan Penyajian Nasi Boran Di
Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan, 8(3), 3–6.
Hatta, M., Erwindah, & Marahena, A. (2018). Gambaran Hygiene Sanitasi Pengelolaan
Makanan Di Reastoran Madura Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal
Mitrasehat, 8(2), 479–488.
Irawan, D. W. P. (2016). Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Kursus Hygiene
Sanitasi Makanan dan Minuman.
Juniati, N. G. K., & Andnyana, Y. (2017). Analisis Pelayanan Gizi Pada Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Sanjiwani Kabupaten Giznyar, 14(1), 15–22.
Kurnia, D. (2017). Food safety dan sanitasi higiene bidang jasa boga. Вестник
Росздравнадзора, 4, 9–15.
Nareswara, A. S. (2017). Hubungan Kepuasan Pasien dari Kualitas Makanan Rumah Sakit
dengan Sisa Makanan di RSUD Kota Semarang. Ilmu Gizi Indonesia, 01(01), 34–39.
Nurjanah, R., Raksanagara, A., & Wiwaha, G. (2018). Studi Kontaminasi Makanan di
Instalasi Gizi dan Kantin Rumah Sakit X Kota Bandung Tahun 2015-2017. HIGIENE:
Jurnal Kesehatan Lingkungan, 4(1), 20–25. Retrieved from http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/higiene/article/view/4392
Nurseha, E., Haryanto, I., & Torina, dian titis. (2016). Pelaksanaan Higiene Penjamah
Makanan Dan Sanitasi Lingkungan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Holistic Purwakarta
Tahun 2016. Journal of Holistic and Health Sciences, 1(1), 26–39.
Rahmadhani, D., & Sumarmi, S. (2017). Gambaran Penerapan Prinsip Higiene Sanitasi
Makanan Di PT Aerofood Indonesia, Tangerang, Banten. Amerta Nutrition, 1(4), 291.
https://doi.org/10.20473/amnt.v1i4.7141
Rahmayani, R. D., & Simatupang, M. M. (2019). Analisis Pengaruh Higiene Penjamah dan
Sanitasi Makanan Terhadap Kontaminasi E. Coli pada Jajanan Sekolah. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 3(2), 164–178. Retrieved from
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas/article/view/606/472%0D
23
Sari, R. Y. (2019). Penerapan Sanitasi Higiene Terhadap Prestasi Pengolahan Dan Penyajian
Makanan Peserta Didik Smkn 2 Godean. Pendidikan Teknik Boga, Universitas Negeri
Yogyakkarta, 1, 1–14.
Syafran Arrazy. (2020). Analisis Higiene Dan Sanitasi Pengolahan Makanan Di Pasar
Tradisional Kota Medan.
Wahyunanto. (2018). Penerapan Hygiene Dan Sanitasi Dalam Upaya Peningkatan Mutu
Kualitas Food And Baverage ( Studi Pada Pantai Konang Desa Ngelebeng Kecamatan
Panggul Kabupaten Trenggalek ). Jurnal Administrasi Bisnis, 58(2), 146–154.
24
LAMPIRAN
Kategori
No Kriteria Penilaian Memenuh Tidak Keterangan
i syarat memenuhi
syarat
Pemilihan Bahan Makanan
1 Kondisi bahan makanan secara fisik
memenuhi syarat:
a.Sayuran daun
- Daun tidak banyak
berlubang
- Daun segar/tidak layu
- Daun belum menguning
- Batang daun dapat
dipatahkan dengan mudah
b.Sayuran buah
- Buah tidak pecah/memar
- Buah tidak berair
- Buah tidak berbau busuk
- Tidak ada bekas gigitan dari
hewan/serangga
c.Buah-buahan
- Keadaan fisik baik, kulit tidak
rusak dan kotor
- Warna sesuai dengan warna
buah yang bersangkutan
- Tidak ada bau busuk atau bau
asam
- Tidak ada cairan yang keluar
dari buah kecuali getah
d.Biji-bijian
- Biji utuh, kering dan
berwarna mengkilat
- Permukaan biji tidak ada
noda, rusak dan jamur
25
- Tidak ada bekas jamahan
tikus dan serangga
- Tidak ada bau lain selain
bau biji yang bersangkutan
- Tidak tumbuh kecambah
- Biji tenggelam dalam air
e. Daging
- Warna cerah/tidak pucat
- Daging elastis jika dipegang
- Tidak berbau busuk dan
berlendir
f. Telur
- Tidak retak, pecah
- Kenampakannya bersih, tidak
ada kotoran atau noda
- Tidak berbau busuk
h. Air
- Jumlah air mencukupi
- Tidak berbau, berwarna dan
berasa
2 Pembelian bahan makanan ditempat
yang resmi dan berkualitas
3 Bahan makanan kemasan memiliki
label dan merek serta dalam
keadaan baik:
a. Tidak kadaluarsa
b.Kemasan tidak rusak/tidak
kembung
c. Mempunyai nomor pendaftaran
yang dikeluarkan BPOM dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
d.Kemasan digunakan hanya sekali
4 Bahan makanan yang tidak dikemas
harus dalam keadaan baik :
a.Baru dan segar
26
b.Tidak basi, busuk, rusak atau
berjamur
c.Tidak mengandung bahan
berbahaya
Penyimpanan Bahan Makanan
1 Tempat penyimpanan bahan
makanan dalam keadaan
a.Bersih
b.Bebas dari debu
c.Bebas dari bahan kimia berbahaya
d.Bebas dari serangga dan hewan
lain
2 Gudang bahan makanan berada di
bagian yang tinggi
3 Bahan makanan tidak diletak
dibawah saluran / pipa air (air bersih
maupun air limbah)
untukmenghindari terkena
kebocoran
4 Tidak ada drainase di sekitar gudang
makanan
5 Semua bahan makanan disimpan
pada rak – rak dengan ketinggian
rak terbawah yaitu
•30 cm dari lantai
•15 cm dari dinding
•50 cm dari langit-langit bangunan
6 Penempatan bahan makanan harus
rapi dan ditata tidak padat untuk
menjaga sirkulasi udara
7 Bahan makanan seperti buah,
sayuran dan minuman, disimpan
pada suhu penyimpanan sejuk
(cooling) 100 C – 150 C
8 Bahan makanan yang mengandung
protein dan akan segera diolah
kembali disimpan pada suhu
27
penyimpanan dingin (chilling) 40 C
– 100 C
9 Bahan makanan yang mengandung
protein dan mudah rusak untuk
jangka waktu sampai 24 jam
disimpan pada penyimpanan dingin
sekali (freezing) dengan suhu 00 C –
40 C
10 Bahan pangan berprotein yang
mudah rusak untuk jangka kurang
dari 24 jam disimpanan pada
penyimpanan beku ( frozen ) dengan
suhu < 0 °C
11 Pemeriksaan kulkas berkala
•Minimal 4 kali dalam setahun
12 Pangan berbau tajam harus tertutup
13 Pengambilan dengan cara FIFO
(First In First Out)
14 Suhu gudang bahan pangan kering
dan kaleng dijaga kurang dari 25 °C
sampai dengan suhu ruang yang
aman
15 Gudang dibangun anti tikus dan
serangga
16 Penyimpanan bahan pangan
dilakukan monitoring dan
pencatatan suhu minimal 2 kali per
hari
17 Food Bank Sampling yang disimpan
3 x 24 jam
Pengolahan Makanan
A. Tempat Pengolahan Makanan
1. Tempat pengolahan makanan selalu
dibersihkan dengan antiseptik setiap
sebelum dan sesudah kegiatan
2. Dilengkapi dengan sungkup dan
cerobong asap
3 Pintu masuk bahan pangan mentah
dan pangan terpisah
28
4 Pertemuan antara lantai dan dinding
harus lengkung
B Peralatan Masak
1 Mudah dibersihkan dan tidak boleh
melepas racun ke makanan (food
grade)
2 Tidak patah dan kotor, serta tidak
dicampur
3 Lapisan permukaan tidak terlarut
dalam asam/basa atau garam
4 Peralatan masak seperti talenan dan
pisau dibedakan untuk pangan
mentah dan pangan siap saji
5 Peralatan segera dicuci, didesinfeksi
(larutan kaporit 50 ppm atau air
80⁰C selama 2 menit) dan
dikeringkan
6 Peralatan bersih disimpan dalam
keadaan kering dan terlindung dari
vektor
7 Tempat cuci tangan minimal 1
(satu)
C Penjamah Makanan
1 Harus sehat dan terbebas dari
penyakit menular
2 Minimal 2 (dua) kali setahun
diperiksa kesehatannya oleh dokter
3 Harus menggunakan pakaian kerja
dan perlengkapan pelindung
pengolahan pangan dapur
seperticelemek, sarung tangan, dan
penutup mulut (masker)
4 Selalu mencuci tangan sebelum
bekerja dan sesudah keluar dari
kamar kecil
5 Tidak merokok selama bekerja
6 Tidak berkuku panjang
7 Tidak melakukan kebiasaan buruk
seperti meludah, menggaruk, dan
29
lain-lain
8 Tidak menggunakan perhiasan
Pengangkutan Makanan
1 Makanan diangkut menggunakan
kereta dorong yang tertutup dan
bersih dan dilengkapi pengatur Suhu
2 Tidak mengisi kereta dorong sampai
penuh
3 Memperhatikan jalur khusus yang
terpisah dengan jalur untuk
mengangkut bahan atau barang
Kotor
4 Tempat angkut makanan kedap air,
permukaan halus dan mudah
dibersihkan
Penyajian Makanan
1 Terhindar dari pencemaran dan
peralatan yang dipakai harus bersih
2 Makanan jadi yang disiap disajikan
harus memakai wadah dan tertutup
3 Wadah yang digunakan untuk
menyajikan makanan jadi harus
bersifat foodgrade dan tidak
menggunakan bahan polystyren
4 Makanan yang disajikan dalam
keadaan hangat ditempatkan pada
penghangat dengan suhu 60 °Cdan
40 °C
5 Perilaku penyaji yang sehat dan
berpakaian bersih
6 Pangan langsung disajikan
(Sumber: Hasanah, 2021)
30