Anda di halaman 1dari 33

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Tenaga Kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan kesehatan
secara nasional merupakan salah satu elemen penting dalam mewujudkan Indonesia
Sehat.Pendidikan Tenaga Kesehatan bertujuan menghasilkan tenaga kesehatan yang
professional dalam jumlah dan jenis sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan
untuk mencapai Indonesia Sehat.Untuk mewujudkan Indonesia Sehat telah ditetapkan
misi dan strategi yang meliputi pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan
yang dilandasi pandangan sehat,professional,Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (JPKM),dan desentralisasi.
Keempat strategi tersebut sangat relevan dengan perkembangan yang terjadi di
tanah air kita.Kaitannya dengan institusi pendidikan tenaga kesehatan mempunyai
peranan yang sangat strategi dalam menyiapkan/mendidik tenaga kesehatan yang
bermutu.Sesuai tugas dan fungsinya,Pendidikan Tenaga Kesehatan mempunyai misi
antara lain meningkatkan mutu lulusan Diknakes dalam melaksanakan pendidikan
tenaga kesehatan.
Dalam pelaksanaan pendidikan,proses pembelajaran yang terjadi tidak terbatas
dalam kelas saja.Pengajaran yang berlangsung dalam pendidikan ini lebih ditekankan
pada pengajaran yang menerobos di luar kelas bahkan di luar institusi pendidikan
seperti lingkungan kerja,alam,atau kehidupan masyarakat.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal pengalaman kepada
peserta didik adalah mengikutsertakan siswa/siswi dalam Praktik Kerja Lapangan
(PKL).Hal ini dipilih karena Praktik Kerja Lapangan dianggap cara terbaik untuk
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan.
Selain itu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan merupakan sarana pengenalan lapangan
kerja bagi peserta didik karena peserta didik dapat melihat,mengetahui,menerima dan
2

menyerap teknologi kesehatan yang ada di masyarakat,sehingga hal tersebut menjadi


orientasi bagi peserta didik sebelum langsung bekerja di masyarakat.

B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Adapun beberapa tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan yaitu
antara lain :
a. Mampu menerapkan teori yang telah diperoleh selama proses belajar
mengajar berlangsung dan dapat menerapkannya dalam dunia kerja.
b. Menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian yang mencakup bidang
pengetahuan,ketrampilan,dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan
dunia kerja.
c. Menjalin kerja sama anatar sekolah dengan dunia kerja kelak melatih
mental dan kepribadian siswa-siswi agar dapat menjadi tenaga kesehatan
yang memiliki sifat jujur dan dapat bekerja keras.

C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan


a. Mampu memperoleh pembelajaran yang nyata dalam dunia kerja yang
sesungguhnya.
b. Memperoleh bekal pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola
rumah sakit atau tempat kerja lainnya.
c. Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian
professional,dengan memiliki keterampilan,pengetahuan,serta etos kerja
yang sesuai dengan tuntutan zaman.
d. Membentuk pola pikir siswa-siswi agar terkonstruktif baik serta
memberikan pengalaman dalam dunia kerja.
e. Mengasah keterampilan yang di berikan sekolah menengah kejuruan
(SMK).
3

BAB II
DESKRIPSI LOKASI PRAKTIK

A. Pengertian Tempat Praktik Kerja Lapangan


Praktik Kerja Lapangan atau yang biasa di sebut dengan PKL adalah salah
satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkron antara program
pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh
melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat
keahlian tertentu. Disamping dunia usaha, Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat
memberikan keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu sekolah, karena
keahlian yang tidak diajarkan di sekolahan bias didapat didunia usaha, sehingga
dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat meningkatkan mutu dan
relevensi Pendidikan Menengah Atas yang dapat diarahkan untuk
mengembangkan suatu system yang mantap antara dunia pendidikan dan dunia
usaha.

B. Sejarah Tempat Praktik Kerja Lapangan


15 Desember 1976 BKIA Siti Aminah berdiri atas tanah wakaf Hj. Aminah
dengan luas 515 m2 SK. Bupati Brebes No.128/XX/Kesra B/1976 tanggal 15
Desember 1976 Kepala : H. Nashuha Marzoeki.
03 Mei 1994 Rumah Bersalin (RB) – Balai Pengobatan (BP) dan Klinik KB
RB No.77/Kanwil/RB/V/1994 – 3 Mei 1994 BP NBo. 11.13.024 – 3 mei 1994
Kepala : H. Nashuha Marzoeki.
15 Desember 1998 Pengajuan permohonan menjadi Rumah Sakit ke
Gubernur c/q Dinas Kesehatan Wilayah Jawa Tengah.
05 April 1999 Ijin Sementara No.445/185.13/1999/1.1 Direktur : dr. Hadi Setyo,
Sp.OG.
05 Oktober 1999 Ijin Sementara No.445/185.28/1999/1.1 Direktur : dr. Hadi
Setyo, Sp.OG.
05 April 2000 Ijin Sementara No.445/185.28/2000/1.1 Direktur : dr. Hadi
4

Setyo, Sp.OG.
13 Oktober 2000 Pembelian tanah untuk pengembangan Rumah Sakit di
Desa Jatisawit Luas : 7.610 m2 dengan harga Rp.875.000.000,-
11 Januari 2001 Ijin Uji Coba selama 2 tahun oleh Dirjen Pelayanan Medis
Departemen Kesehatan lewat Departemen Jawa Tengah No.YM 02.04.2.255
Direktur : dr. Hadi Setyo, Sp.OG.
11 Januari 2003 ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit oleh Bupati Brebes
selama 5 tahun No.440/118/RS/I/2003 Direktur : dr. Hadi Setyo, Sp.OG.
24 Mei 2003 Mulai dibangunnya Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Siti
Aminah Bumiayu dilokasi baru desa Jatisawit Dengan infrastruktur Bangunan 1
Lantai (Periode 1).
1 November 2001 Pergantian Direktur dari dr. Hadi Setyo, Sp.OG Menjadi
dr. Ali Imron Maskuri.
6 Mei 2010 Perubahan Status Rumah Sakit menjadi Klinik Rawat Inap
Pelayanan Medik Dasar dan Praktek Berkelompok Dokter Spesialis arena
peraturan Baru Luas Lahan yang kurang.
6 Mei 2010 Perubahan Status Rumah Sakit menjadi Klinik Rawat Inap
Pelayanan Medik Dasar dan Praktek Berkelompok Dokter Spesialis arena
Peraturan Baru Luas Lahan yang kurang memenuhi syarat Klinik Rawat Inap =
Ijin Nomor :449/1902 tahun 2010 Penanggung Jawab : dr. Ali Imron Maskuri
Praktek Berkelompok Dokter Spesialis = Ijin Nomor : 503.10/KPPT/239/II/2011
Penanggung Jawab : dr. H. M. Fathulloh Imamuddin.
19 Oktober 2010 Melanjutkan Pembangunan (Periode 2) RSU
Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu di lokasi Desa Jatisawit (Ketua Panitia
Pembangunan : H. Soeprapto).
05 Maret 2012 Pemindahan lokasi Operasional Rumah Sakit lama ke lokasi
baru. Pada 19 Maret 3013 Ijin Operasional Sementara Nomor:
503.10/KPPT/007/III/2012 Direktur : dr.Ali Imron Maskuri.
14 Mei 2013Ijin Operasional Sementara Nomor: 503.10/KPPT/012/V/2013.
12 Desember 2013 Penetapan Rumah Sakit Kelas D dari Kementrian Kesehatan
5

Republik Indonesia Nomor : HK.02.03/I/2262/2013 Direktur : dr. Ali Imron


Maskuri.
03 Maret 2014 Ijin Operasional Tetap Nomor: 503.10/KPPT/00594/III/2014
Direktur : dr. Ali Imron Maskuri. Juni 2014 Pergantian Direktur RSU
Muhammadiyah Siti Aminah Direktur : dr. H.M.Chanifudin, M. H. Kes.

C. Lokasi RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu


Jl. P Diponegoro,Jatisawit,Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah.
Telpon : 0289-4322-09
Fax : 0289-4306-83
Email : rsm.sitiaminah@gmail.com.
6

D. Struktur Organisasi RSU Muhamadiyah Siti Aminah Bumiayu

DIREKTUR
dr.H.M. Chanifudin, MH. Kes

SATUAN PEMERIKSAAN INTERNAL

dr

KOMITE KOMITE TIM


MEDIS KEPERAWATAN TIM INFORMASI, PEMASARAN INFORMATIKA &
dr. Rahmat Santoso, Sp. PD Berlian Ayu Rakhmawati, S.Kep, Ners BPJS KESEHATAN DAN HUMAS TEKNOLOGI
WAKIL DIREKTUR
dr. Gigin Bian Rosmila

MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER


PELAYANAN MEDIS DAN PENUNJANG MEDIS UMUM & SDI KEUANGAN& AKUNTANSI AL ISLAM &
KEPERAWATAN Noviyanti, SKM. MMR Andri Gunawan, A.Md. TMK Dhiana Wijayanti, SE KEMUHAMMADIYAHAN
Soeharsono, SP
dr. Chandrayani Arfeni

KEPALA INSTALASI SUPERVISOR STAFF STAFF KEUANGAN STAFF BINROH


GAWAT DARURAT & HCU STAFF KEPALA INSTALASI SDI & KESEKRETARITAN - SDI
IGD STAFF - KESEKRETARIATAN
dr. Hendra Hermawan FARMASI Wakhyu Afiyati, SP
HCU FARMASI - DIKLAT
Anna Sofia, S.Farm.Apt

KEPALA INSTALASI STAFF


RAWAT JALAN RAJAL SUPERVISOR STAFF
Lina Yuliastuti, AMd. Kep KEPALA INSTALASI STAFF INSTALASI - KESLING & K3
LABORATORIUM, -LABORATORIUM - LOUNDRY
PEMELIHARAAN SARANA
RADIOLOGI & -RADIOLOGI
-FISIOTERAPI PRASARANA - LOGISTIK UMUM
KEPALA INSTALASI STAFF FISIOTERAPI M. Khanif Al Fadilah, S.Pd - KEBERSIHAN
RAWAT INAP 1 RANAP I Aeni Marliyah, S.Tr. AK - SARAN PRASARANA
Esti Sudinah, AMd Kep
- ANGKUTAN
- KEAMANAN
KEPALA INSTALASI KEPALA INSTALASI
STAFF GIZI STAFF
RAWAT INAP 2 RANAP II GIZI
Pravita Rakkhmawati, AMd. Keb Yordhanias Vibrian, AMd. Gz

KEPALA INSTALASI
STAFF
BEDAH SENTRAL & STERILISASI
IBS KEPALA INSTALASI
dr. R.Sri Triyono, Sp.B &CSSD STAFF
REKAM MEDIK
Frishia Estiari Rahayu, REKAM MEDIK
KEPALA INSTALASI A.Md.RM
STAFF
HEMODIALISA HEMODIALISA
Aman Nurjaman, AMd. Kep

SUPERVISOR STAFF
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Dyah Sriwigati, S.Kep. Ns

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI LABORATORIUM


RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu

KEPALA INSTALASI LABORATORIUM

STAF INSTALASI LABORATORIUM


7

E. Bidang Usaha
 Pelayanan Medis
 Bedah :
o Umum
o Orthopedi
 Anak
 Kebidanan dan Kandungan
 Penyakit Dalam
 THT
 Mata
 Syaraf
 Kulit dan Kelamin
 Pelayanan Penunjang
 Farmasi
 Radiologi :
o Radiodiagnostik
o USG
 Laboratorium
 Diagnostik Elektromedik :
o EKG
 Gizi
 Fisioterapi
8

BAB III
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
I. Definisi Analis Kesehatan
Analis Kesehatan adalah profesi yang bekerja pada sarana kesehatan
yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan, pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit,
kondisi kesehatan atau factor-faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat.
Menurut KEPMENKES RI NOMOR 370/MENKES/SK/III/200,
Analis Kesehatan atau disebut juga Ahli Teknologi Laboratorium
Kesehatan adalah tenaga kesehatan dan ilmuan berketerampilan tinggi
yang melaksanakan dan mengevaluasi prosedur laboratorium dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya.
Sarana kesehatan ini berbentuk Laboratorium Kesehatan seperti
Laboratorium Patologi Klinik yang memeriksa sampel berupa cairan-
cairan tubuh manusia seperti darah, sputum, faeces, urine, liquor cerebro
spinalis (cairan otak), dan lain-lain untuk mendapatkan data atau hasil
sebagai penegakan diagnose terhadap suatu penyakit. Cakupnya juga
luas meliputi pemeriksaan mikrobiologi (bakteri), parasitologi (fungi,
protozoa, cacing), hematologic (sel-sel darah serta plasma), imunologi
(antigen, antibody), kimia klinik (hormon, enzim, glukosa, lipid, protein,
elektrolit, dll).
II. Tugas Pokok Analis Kesehatan
Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunologi serologi, toksikologi,
kimia lingkungan, kimia makanan minuman, kimia air, patologi anatomi,
biologi dan fisika.
9

III. Fungsi Analis Kesehatan


1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses specimen.
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan specimen.
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrument laboratorium.
4. Mengevaluasi data laboratorium.
5. Mengevaluasi teknik instrument, dan prosedur baru laboratorium secara
efektik dan efisien.
6. Merencanakan, mengatur, melaksankan, dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium.
7. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik
kelaboratoriuman.
8. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium
kesehatan.
IV. Peran Analis Kesehatan
1. Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan.
2. Penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.
3. Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan (Promotion Health
Laboratory).
V. Kewajiban Analis Kesehaatan
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses specimem.
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap specimen, yang
berkisar dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks.
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan laboratorium dari yang sederhana
sampai dengan yang canggih.
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur
pengendalian mutu dan mengembangkan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan data hasil uji.
5. Mengevaluasi teknik, instrument, dan prosedur baru untuk menentukan
manfaat kepraktisannya.
10

6. Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium


untuk memastikan seleksi yang efektik dan efisien terhadap uji laboratorium
dalam meginterpretasi hasil uji.
7. Merencakan, mengukur, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium.
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik ke
laboratoriuman.
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium
kesehatan.
VI. Kemampuan Yang Harus Dimiliki Analis Kesehatan
1. Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan fungsinya di laboratorium
kesehetan.
2. Keterampilan dan pengetahuan dalam pengambilan specimen, termasuk
penyiapan pasien (bila diperlukan), labelling, penanganan, pengawetan, atau
fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman specimen.
3. Ketrampilan dalam melaksanakan prsedur laboratorium.
4. Ketrampilan dalam melaksanakan metode pengujian dan pemakaian alat
dengan benar.
5. Ketrampilan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi
dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan.
6. Ketrampilan daalam pembuatan uji kualitas media dan reagen untuk
pemeriksaan laboratorium.
7. Pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan
prosedur laboratorium.
8. Kewaspadaan terhadap factor yang mempengaruhi hasil uji.
9. Ketrampilan dalam mengakses dan menguji keabsahan hasil uji melalui
evaluasi mutu specimen, sebelum melaporkan hasil uji.
10. Ketrampilan dalam menginterpretasi hasil uji.
11. Kemampuan merencanakan kegiatan laboratorium sesuai dengan jenjangnya.
11

VII. Pengertian Laboratorium Kesehatan


Laboratorium klinik atau laboratorium medis adalah laboratorium dimana
berbagai tes dilakukan pada specimen biologi untuk mendapatkan informasi tentang
kesehatan pasien. Laboratorium terdiri dari berbagai jenis pemeriksaan, dalam buku
Parasitologi Klinik diantaranya adalah Mikrobiologi : menerima usapan tinja, air
seni, darah, specimen ini dikultur untuk memeriksa mikroba patogen. Hematologi
menerima keseluruhan darah dan plasma untuk perhitungan darah. Kimia klinik
biasanya menerima serum untuk menguji komponen-komponen yang berbeda.
Imunologi menguji antibodi.
VIII. Klasifikasi Laboratorium Kesehatan
Laboratorium Kesehatan merupakan sarana penunjang upaya pelayanan
kesehetan, khususnya bagi kepentingan preventif dan kuratif, bahkan promotif dan
rehabilitatif. Laboratorium Kesehatan adalah tempat memeriksa, menganalisa,
menguraikan, mengidentifikasi material-material (baik yang berasal dari manusia
dan lingkungan).
IX. Jenis-jenis Laboratorium Kesehatan meliputi :
1. Laboratorium yang bertindak dalam kegiatan diagnose, contohnya :
 Penunjang kuratif, misalnya laboratorium klinik dirumah sakit, balai
pengobatan, rumah bersalin, dan tempat praktik dokter.
 Penunjang kuratif dan preventif yaitu Balai Laboratorium Kesehatan
(BLK), Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), dan Laboratorium
Kesehatan Swasta (LKS).
 Penunjang preventif yaitu Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL).
2. Laboratorium yang bertindak dalam kegiatan pemeriksaan dan
pengawasan,meliputi :
 BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan).
 PPOM (Pusat Pengawasan dan Makanan).
3. Laboratorium yang bertindak dalam kegiatan penelitian
 Pusat penelitian penyakit menular.
 Pusat penelitian dan pengembangan farmasi.
12

Sedangkan Laboratorium Swasta terdiri atas:


 Laboratorium Klinik Umum (pratama dan utama).
 Laboratorium Klinik Khusus (Mikrobiologi dan Patologi
Anatomi).
 Laboratorium Kesehatan Masyarakat (pratama dan utama).
X. Manajemen Laboratorium
Manajemen menurut Mulyono (2006), adalah kemampuan atau
keterampilan memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan
melalui kegiatan orang lain. Dalam pelaksanaannya, manajemen
didasarkan atas tujuan menyeluruh yang hendak dicapai dan
kebijakan umum yang mengikat.
Menurut Mulyono (2006), keseluruhan kegiatan manajemen
dilaksanakan dalam organisasi, dimana organisasi mengandung arti
wadah kerjasama sejumlah orang yang secara formal terikat untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, kegiatan
di dalam laboratorium dilaksanakan dalam wadah organisasi. Hampir
semua ahli manajemen berpendapat bahwa dalam manajemen selalu
dimulai dengan perencanaan dan penorganisasian laboratorium.

 Tahapan pemeriksaan laboratorium


 Pra Analitik
 Pendaftaran
 Pasien datang ke laboratorium dengan membawa slip pendaftaran
dan persyaratan jaminan khusus untuk pasien.
 Membawa blanko permintaan pemeriksaan laboratorium yang
ditandatangani oleh dokter.
 Petugas administrasi laboratorium mengimput data.
13

 Pasien mengantri untuk pengambilan sampel sesuai nomor urut yang


tertera pada blanko pemeriksaan yang diberikan oleh petugas
administrasi.
 Pengambilan Sampel
a) Pengambilan darah vena
Prosedur :
 Persiapkan alat dan bahan yang diberikan seperti : spuit,
kapas ,alcohol, tourniquet, plester, dan tabung.
 Lakukan pada pasien dengan tenang dan ramah.
 Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan lembar
permintaan.
 Verifikasi keadaan pasien,missal puasa atau mengkonsusmsi
obat.
 Minta pasien meluruskan lengannya,pilih lengan yang
melakukan banyak aktivitas.
 Minta pasien mengepalkan tangan.
 Pasang tourniquet kira-kira 2 jengkal di atas lipat siku.
 Pilih bagian vena median cubiti ,melakukan perabaan atau
palpasi untuk memastikan posisi vena.
 Bersihkan kulit dengan kapas alcohol dan biarkan kering.
 Tusuk bagian vena deengan posisi lubang jarum menghadap
ke atas.
 Ambil darah sesuai dengan kebutuhan,lepaskan tourniquet
dan tarik jarum kemudian bekas tusukan di plester.
b) Pengambilan darah kapiler Bleeding Time (BT) metode Duke
Prosedur :
 Bersihkan bagian cubing telinga dengan kapas alcohol.
 Tusuk bagaian cubing telinga dengan lancet sedalam 2mm.
 Jalankan stopwatch ketika darah sudah mulai keluar.
14

 Hapus tetes darah pertama dengan kertas saring atau tisu dan
hapus tetesan darah selanjutnya tiap 30 detik.
 Hentikan stopwatch jika darah tidak keluar lagi.
c) Pengambilan sampel sputum
Sampel sputum terdiri dari sputum sewaktu, sputum pagi.
d) Pengambilan sampel urine.
Prosedur:
 Petugas membrikan pot urine yang sudah diberi nama pasien.
 Pasien diminta untuk kencing di pot urine dan diberikan
kepada petugasnya.
e) Pengambilan sampel feses.
Permintaan pemeriksaan feses kebanyakan adalah pasien
rawat inap sehingga proses pengambilan feses dilakukan di ruang
bangsal masing-masing dan segera dikirim ke laboratorium untuk
diperiksa.
 Analitik
1. Pemeriksaan yang dilakukan di instalasi Laboratorium
a) Pemeriksaan Hematologi darah lengkap, meliputi :
 Hemoglobin (Hb)
 Trombosit
 Leokosit
 Hematokrit (Ht)
 Diffcount
 Eritrosit
 Laju Endap Darah (LED)
 Morfologi Darah Tepi
 Malaria
 Mikrofilaria
b) Pemeriksaan Kimia Klinik, meliputi :
15

 Glukosa Darah Puasa


 Glukosa Darah 2 Jam Post Pandrial
 Glukosa Darah Sewaktu
 Cholestrol
 HDL
 LDL
 Trigliserida
 SGOT, SGPT
 Bilirubin Total
 Bilirubin Indirect
 Bilirubin Direct
 Total Protein
 Albumin
 Globulin
 Ureum
 Kreatinin
 Kalium
 Natrium
c) Pemeriksaan Urinalisa, meliputi :
 Urine Lengkap : (SG, Glukosa, Protein, Nitrogen,
Leukosit, Ph, Keton, Uribilinogen, Bilirubin, Eritrosit,
Hemoglobin)
 Sedimen Urine
 Tes HCG
d) Pemeriksaan Imunoserologi, meliputi :
 Widal
 HbSAg
 Anti HCV
 Anti HIV
 Dengue IgG dan IgM
16

 IgM Salmonella
 IgM Tuberculosis
e) Pemeriksaan Mikrobiologi,meliputi:
 BTA Sputum
 Gram
 Kerokan
 Sekret Vagina
f) Pemeriksaan Faeceas,meliputi :
 Faeces rutin
 Reduksi
 Lemak dan darah samar

2. Alat-alat Laboratorim
a. Hematology Analyzer
Yaitu suatu alat untuk mengukur sampel berupa darah lengkap dengan
cara menghitung dan mengukur sel darah meliputi pemeriksaan
hemoglobin, hitung sel leukosit, dan hitung jumlah sel trombosit. Secara
otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas. Cahaya
terhadap sel-sel yang dilewatkan. Alat ini biasa digunkakan dalam
bidang kesehatan dan dapat membantu mendiagnosis penyakit yang
diderita seorang pasien seperti kankker, diabetes, dan lain-lain.
a) Autoanalyzer
Merupakan salah satu alat laboratorium canggih yang dilengkapi
dengan sistem sequensia multiple analysis. Alat ini mempunyai
kemampuan pemeriksaan yang lebih banyak untuk analisa kimia secara
otomatis. Alat ini mampu menggantikan prosedur-prosedur analisis
manual dalam laboratorium, rumah sakit, dan industri. Autoanalyzer
biasanya juga digunakan untuk mengukur kadar zat-zat yang terkandung
dalam darah, contohnya adalah glukosa, asam urat, SGOT, SGPT,
cholesterol, trigliserida, albumi, dsb.
17

b) Elektrolit Analyzer
Elektrolit analyzer merupakan alat yang digunakan untuk
pemeriksaan kimia klinik. Elektrolit analyzer dapat mendeteksi ion gram
anorganik, ion natrium, ion khlorida, ion magnesium, ion kalium sampel
bahan kecil dll. Elektrolit analyzer telah menggunakan metode ion
elektroda selektif untuk mencapai pengukuran tepat dari pengujian.
c) Urinalyzer
Urinalyzer adalah alat semi otomatis untuk pengecekan yang
dilakukan di luar tubuh untuk mendapatkan hasil pengecekan urin
dengan hasil yang tepat. Urinalyzer digunakan untuk membaca dan
mengevaluasi hasil urin test strip. Strip test urin ini digunakan untuk strip
multi parameter penentuan berat jenis, ph, leukosit, nitrit, protein,
glukosa, keton, urobilinogen, bilirubin, dan darah dalam urin. Urinalyzer
adalah alat fotometer reflektansi. Urinalyzer membaca strip test urin pada
kondisi standart menyimpan hasil ke memori dan menampilkan hasil
melalui printer.
d) Alat Imunokromaografi
Imunokromatografi Rapid test yang terdiri dari beberapa
pemeriksaan contohnya, HBsAg, Anti HCV, Anti HIV, Dengue IgG dan
IgM. Pemeriksaan imunokromatografi rapid test adalah salah satu
metode pemeriksaan yang digunakan sebagai screening test diagnosa
secara kualitatif. Dikatakan kualitatif karena hasilnya hanya tertulis
positif dan negatif saja. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
adanya antibody spesifik secara kualitatif terhadap infeksi viru dalam
serum penderita.
 Pasca Analitik
Tahap pasca analitik meliputi pencatatan dan pelaporan. Pencatatan
meliputi pencatatan kegiatan pelayanan, pencatatan keuangan, pencatatan
logistik, pencatatn kepegawaian, dan pencatatan pemantapan mutu
internal dan keamanan kerja. Pelaporan meliputi laporan kegiatan rutin
18

harian/mingguan/bulanan/triwulan/tahunan, laporan khusus (misalnya


KLB, HIV), dan laporan pemeriksaan.
I. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah peyampaian atau interaksi dari pihak analis
dengan klinis maupun klien tentang hal-hal yang berhubungan dengan
hasil pemeriksaan laaboratorium.Pada abad informasi ini personil
laboratorium ini dituntut untuk mampu mengubah/menerjemahkan
angka-angka yang diperoleh dari data test menjadi informasi klinik yang
penting.
II. Keamanan dan Keselamatan Kerja
Keamanan dan Keselamatan Kerja laboratorium menurut Mukartipah
(2005) adalah bagian dari upaya keselamatan laboratorium yang
bertujuan melindungi personil laboratorium dan orang-orang
disekitarnya dari resiko terkena gangguan kesehatan yang ditimbulkan
dari laboratorim, seperti :
 Petugas Laboratorium bekerja sesuatu yang tidak diketahui.
 Keinginan memperoleh hasil yang cepat, beban kerja yang berlebihan
dan rutinitas pekerjaan yang mendorong kearah situasi yang
membahayakan karena pada umunya tidak mengindahkan pedoman kerja
yang benar.
 Masih ada laboratorium yang belum atau tidak memperhatikan
persyaratan keamanan kerja.
 Kurangnya kesadaran bahwa aktifitas laboratorium dapat berpotensi
menjadi agen berbahaya bagi lingkungan.\

B. Hasil Observasi
Pada bulan pertama di RSU Muhammadiyyah Siti Aminah Bumiayu kami
langsung di percaya untuk melakukan pemeriksaan di laborat seperti:
19

1. PEMERIKSAAN HEMATOLOGY ANALYZER


Pengertian : Hematology Analyzer adalah alat yang digunakan
untukmemeriksa darah lengkap dengan cara mengukur serta
menghitung sel dengan cara otomatis berdasarkan impedansi
aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilalui.
Alat ini juga digunakan untuk pemeriksaan hematologi rutin yang
meliputi hitung sel leukosit, hitung jumlah trombosit, dan
pemeriksaan hemoglobin.
Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untukmengoprasikan
alat Hematology Analyzer yangdigunakan untuk pemeriksaan
darah lengkap maupun darah rutin.
Prosedur kerja :
a. Persiapan
1) Sambungkan kabel power pada stabilito.
2) Nyalakan alat (saklar on/off).
3) Alat akan beroperasi sendiri, tulisan seperti “please wait” akan tampi
pada layar display.
4) Secara otomatis alat akan melakukan pengoperasian otomatis
kemudian pemeriksaan latar belakang.
5) Pastikan alat berada pada posisi siap.
b. Melaksanakan Pemeriksaan
1) Sampel darah yang akan digunakan harus dipastikan sudah homogen
dengan menggunakan anikoagulan.
2) Tekan tombol Whole Blood “WB” pada layar monitor.
3) Tekan tombol ID dan masukkan nomor sampel yang akan digunakan,
lalu tekan “Enter”.
4) Tekan bagian atas dari tempat sampel dan letakkan sampel ke dalam
adaptor.
5) Tutup tempat sampel hingga rapat kemudian tekan “Run”
6) Secara otomatis hasil akan muncul pada layar.
20

7) Mencatat hasil dari pemeriksaan.


c. Hal-hal yang harus diperhatikan
1) Selau periksa reagen Rinse, Diluent, Minilyse Minidil, dll.
2) Pastikan tidak ada sampel darah yang menggumpal.
3) Periksa suhu ruang memenuhi suhu kisaran 18-20 ºC.
4) Periksa penyimpanan serta lama penyimpanan.
5) Lakukan homogenisasi sebelum melakukan pengukuran
minimal 5 menit.

2. PEMERIKSAAN ELEKTROLIT ANALYZER


Pengertian : Elektrolit Analyzer merupakan alat yangdigunakan untuk
pemeriksaan ion didalam tubuh .
Prinsip : Sampel akan ditarik oleh elektroda yang sensitif
terhadap ion-ion tersebut. Kemudian digunakan
elektroda reference untuk membandingkan naik
turunnya potensial.
Tujuan : Untuk mengetahui kadar ion dalam tubuh.
Cara Kerja :
a. Prosedur Penggunaan Alat (SOP)
1) Hidupkan power on yang ada dibelakang alat.
2) Proses inisialisasi alat-alat dalam stand by.
3) Lakukan proses CAL 2 alat dalam kondisi ready.
4) Insert sampel/serum (automatic sampeling) tarik tangkai jarum.
5) Ada suara BIB, dilap ujung jarum menggunakan tisue, dan masukkan
kembali jarumnya.
6) Proses meginstrumen.
7) Tunggu hasilnya.

3. PEMERIKSAN KIMIA KLINIK SECARA OTOMATIS (AUTO ANALYZER)


a. Prinsip : Melakukan prosedur pemeriksaan kimia klinik
21

secara otomatis mulai dari pemipetan sampel, panambahan


reagen, inkubasi, serta pembacaan serapan cahayanya.
b. Tujuan : Untuk mengukur kadar zat-zat yang terkandung dalam
darah seperti Glukosa, Asam Urat, SGOT, SGPT, Cholesterol,
Triglyserida, Gamma GT, Albumin, dsb.

c. Cara Kerja :
1) Posisikan alat dalam kondisi ON.
2) Lakukan kalibrasi Internal.
3) Cek Reagen yang ada didalam alat tersebut.
4) Tulis identitas pasien serta jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
5) Masukkan sampel/serum kedalam tempat yang sudah disediakan.
6) Tekan “Run” dan tunggu hasilnya.

4. PEMERIKSAAN GLUKOSA ATAU GULA DARAH (STIK)


a. Metode : Strip Merk ( Essaytouch )
b. Prinsip : Strip diletakkan pada alat, ketikadarah diteteskan pada
zona reaksi tes strip, katalisator glukosa akan bereaksi.
Intensitas dari elektron yang terbentuk dalam alat strip
setara dengan konsentrasi pemeriksaan tersebut.
c. Tujuan : Untuk mengetahui Glukosa Gula darah pada
pasien.
d. Alat dan Bahan : - Lanset
- Kapas alkohol
- Pena Accu Check Soft Click
- Strip gula darah
- Alat pemeriksaan

e. Cara kerja :

1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


22

2) Masukkan strip pada alat gds stik sampai muncul gambar darah.
3) Di desinfektan jari pasien menggunakan kapas alkohol.
4) Ditusukan lanset pada jari pasien.
5) Diteteskan darah pada strip yang telah terpasang pada Accu Check.
6) Di baca hasilnya.

NILAI NORMAL : < 200 mg/dl

5. PEMERIKSAAN HBsAg
a. Judul : Pemeriksaan HbsAg Rapid test
b. Metode : Imunokromatografi.
c. Tujuan : Untuk mengetahui adanya virus hepatitis B dalam
Serum.
d. Prinsip :Imunokromatografi dengan prinsip serum yang
diteteskan pada bantalan sampel bereaksi dengan partikel
yang telah dilapisi oleh anti Hbs (antibodi). Campuran
ini selanjutnya akan bergerak sepanjang strip membran
untuk berikatan dengan antibodi spesifik. Pada daerah
tes, sehingga akan menghasilkan garis warna.
e. Dasar teori : HbsAg merupakan suatu tahap secara kualitatif
yang menggunakan serum atau plasma dimana bertujuan
untuk mendeteksi adanya HbsAg dalam serum atau
plasma membran yang dilapisi dengn anti HbsAg antibody
pada daerah garis test selama proses pemeriksaan, sampel
serum atau plasma bereaksi dengn partikel yang ditutupi
dengan anti HbsAg antibodi, campuran tersebut akan
meresap sepanjang membran kromatografi dengan anti
HbsAg, anti pada membran dan menghasilkan suatu hasil
positif pada daerah test, jika tidak menghasilkan garis
yang berwarna pada daerah test menunjukkan hasil yang
negatif.
23

f. Alat dan Bahan : - Tabung Reaksi


- Serum
- Strip HbsAg atau strip ACON
g. Cara Kerja :
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Siapkan serum dalam tabung reaksi.
3) Keluarkan strip HbsAg dari kemasannya.
4) Celupkan kedalam serum, biarkan selama 15 menit.
5) Amati hasil test yang terjadi.

INTERPRETASI HASIL :
Positif (+) : Terdapat 2 garis pada daerah control dan test.
Invalid : Tidak terjadi garis merah pada control test.
Negatif (-) : Terdapat satu garis pada control..

6. PEMERIKSAAN HIV
a. Metode : Imunokromatografi
b. Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya virus Human
Immuno Deficiency Virus pada serum pasien.
c. Prinsip : Ultra Rapid Tes Device (serum/plasma) adalah
bersifat kualitatif selapitnya memiliki kekebalan dengan
sistem antigen ganda untuk mendeteksi antibodi terhadap
antibodi HIV dalam serum atau plasma.
d. Dasar Teori : HIV aadalah agen penyebab Acquired Immuno
Deficiency Syndrome(AIDS). Virus ini berkembang
lewat lapisan luar lipid yang dibawa dari membran sel
inang. Beberapa virus gliko protein menempati lapisan
luar tersebut. Setiap virus memiliki 2 salinan anti positif
genomic RNA. HIV 1 terisolasi dari pasien dengan AIDS
24

dan hubungan kompleks dan dari orang sehat potensi


resiko yang tinggi untuk mengembangkan AIDS. HIV 2
terisolasi dari pasien-pasien AIDS di afrika Barat dan
dari individu-individu yang tidak memiliki gejala sero
positif. Keduanya HIV 1 dan HIV 2 mendatangkan suatu
respon kekebalan. Pemeriksaan antibodi HIV dalam
serum/plasma merupakan cara yang umum yang lebih
efisien untuk menentukan apakah seseorang tak
terlindungi dari HIV dan melindungi darah dan elemen-
elemen yang dihasilkan darah untuk HIV. Perbedan
dalam sifat biologis, aktivitas serologis, dan deretan
genom, HIV 1 dan 2 positif sera dapat diidentifikasi
dengan menggunakan tes serologis dasar HIV.
e. Alat dan Bahan :- Pipet tetes
- Strip HIV
- Tabung reaksi
- Serum
- Reagen HIV/Buffer HIV
f. Cara Kerja :
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Ditulis identitas pasien pada tes device.
3) Diteteskan serum 10 ul dan 3 tetes buffer.
4) Ditunggu selama 20 menit.
5) Diamati ada tidaknya garis 1 atau 2 pad tes device tersebut.

INTERPRETASI HASIL :
Intensitas dari warna merah garis daerah test (T) akan berubah
tergantumg dari konsentrasi antibodi HIV yang ada pada sampel. Oleh karena
itu adanya beberapa bayangan garis merah di daerah test dapat diperiksa
positif.
25

7. PEMEIKSAAN URINE LENGKAP


a. Metode : Carik celup
b. Prinsip : Strip dicelupkan ke dalam urine, warna strip untuk
setiap kategori akan berubah sesuai kandungan zat yng
ada dalm urine dan menunjukkan keberadaan zat yang
diperiksa atau tinggi rendahnya zat dalam urine tersebut.
c. Tujuan : Untuk mengetahui kandungan zat dalam urine.
d. Alat dan bahan :- Wadah carik celup sebagai standar warna
- Urine kontrol level 1 dan 2
- Sampel urine
- Reagen carik celip tujuh inikator
e. Cara kerja :
1) Basahi seluruh permukaan reagen carik celup dengan sampel urine
dengan sampel urine dan tarik celup segara, kelembaban urine
diketukkan pada bagian bibir bawah urine.
2) Kelebihan urine pada bagian belakang carik dihilangkan dengan cara
menyimpan carik tersebut pada kertas agar menyerap urine dibagian
tersebut.
3) Peganglah carik secara horizontal dan bandingkan dengan standar
warna yang terdapat pada label wadah carik dan catat hailnya dengan
waktu seperti yang tertera pada standar carik.

INTERPRETASI HASIL : - Leukosit : Negative


- Nitrit : Negative
- Urobillinogen : Negative
- Protein : Negative
- PH : Negative
- Darah : Negative
- Berat jenis : 1.000-1.030
26

- Keton : Negative
- Billirubin : Negative
- Glukosa : Negative

8. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS URINE


a. Prinsip : Urine dimasukkan kedalam tabung lalu
dipusingkankedalam centrifuge menggunakan kecepatan
1500-2000 rpm elama 5-10 menit kemuian diambil
endapannya.
b. Alat dan bahan :- Tabung reaksi
- Urine segar 5 ml dan
- Tabung reaksi
- Objek glass
- Cover glass
- Pipet tetes
- Sentrifugator
- Mikroskop
c. Cara kerja :
1) Dipusingkan 10 ml urine dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama 5-
10 menit.
2) Dibuang bagian atas hingga tersisa filtrate sebanyak 0,5 ml,
selanjutnya kocok dengan hati-hati dan jangan ada gelembung
udaranya.
3) Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x untuk
melihat unsur sedimen.

NILAI NORMAL : - Leukosit : 1-2/ LPK


- Eritrosit : 0-1/ LPK
- Sel epitel : 5-10/ LPK
- Kristal : Negative
27

- Amorf Urat : Negative


- Bakteri : Negative
- Tripel phospat : Negative

9. PEMERIKSAAN HCG ( Human Chorionic Gonadotrophin)


a. Metode : Test Pack ( Strip )
b. Prinsip : Immunokromatografi HCG di dalam urin
akan berkaitan dengan anti HCG ( anti HCG ini terikat
dengan koloid kompleks berwarna pink).
c. Tujuan : Untuk mengetahui adanya hormone HCG di dalam
urin untuk tes kehamilan dengan teknik imunologik.

d. Alat dan Bahan : - Strip Test


- Tempat urin
- Urin
e. Cara Kerja :
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Dibuka sachet dan keluarkan strip test,.
3) Dicelupkan strip test ke dalam tempat urine sampai batas max, jangan
melebihi garis maksimal, tunggu sekitar 30 – 60 detik.
4) Diangkat strip test, ditunggu 1 – 2 menit sampai terlihat garis merah
pada strip.
5) Dibaca hasil pada strip test.

INTERPRETASI HASIL :
(+) : Jika ada dua garis merah pada strip test pada control band
dan test band.
(-) : Jika hanya ada satu garis merah pada strip test yaitu pada
control band.
28

10. PEMERIKSAAN WIDAL


a. Metode : Slide Aglutinasi
b. Prinsip : Antibodi salmonella dalam serum/ plasma bereaksi
dengan dengan antigen salmonella membentuk kompleks
yang dilihat berupa adanya aglutinasi.
c. Tujuan : Untuk mengetahui adanya kuman salmonella typhi
dalam serum/plasma.
d. Alat dan Bahan : - Slide Aglutinasi
- Pipet tetes
- Mikropipet + Tip
- Batang pengaduk
- Serum/plasma
e. Reagensia : - Salmonella Typhi O
- Salmonella Typhi H
- Salmonella Typhi AH
f. Cara kerja :
1) Diteteskan 1 tetes S. Typhi O dan 20 ul serum/plasma pada slide putih.
2) Diteteskan 1 tetes S. Typhi H dan 20 ul serum/plasma pada slide putih.
3) Diteteskan 1 tetes S. Typhi AH dan 20 ul serum/plasma pada slide putih.
4) Dihomogenkan dan digoyang goyang selama 5 menit, diamati terjadinya
aglutinasi.
5) Ditulis hasil berdasarkan titer terbesar terjadinya aglutinasi.

INTERPRESTASI HASIL :
1/80 : Aglutinasi Halus
1/160 : Aglutinasi Agak Kasar
1/320 : Aglutinasi Kasar

11. PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH


a. Metode : Aglutinasi
29

b. Prinsip : Adanya aglutinasi pada sel darah.


c. Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah pada sampel.
d. Alat dan Bahan : - Kartu Golongan Darah
- Pipet tetes
- Batang pengaduk
- Darah
e. Reagensia : - Anti A
- Anti B
- Anti D/Rh
f. Cara kerja :
1) Diteteskan masing masing 1 tetes reagen Anti A, Anti B, Anti AB, Anti
D pada setiap kolom.
2) Diteteskan 1 tetes darah pada kolom Anti A, Anti B,Anti AB, Anti D
pada kertas golongan darah.
3) Dihomogenkan dan digoyang-goyangkan.
4) Diamati berdasarkan terjadinya aglutinasi.

INTERPRESTASI HASIL :
ANTI A ANTI B ANTI AB
Terjadi Tidak terjadi Terjadi
A
Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi
Tidak terjadi Terjadi Terjadi
B
Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi
Terjadi Terjadi Terjadi
AB
Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi
Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
O
Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi
30

RHESUS :
Negatif (-) : Anti D tidak terjadi Aglutinasi
Positif (+) : Anti D terjadi Aglutinasi

12. PEMERIKSAAN BTA (BASIL TAHAN ASAM)


a. Metode : Pewarnaan Ziehl Neelsen
b. Prinsip : Sputum dibuat sedian pada objek glass dan
dilakukan pengecetan ziehl neelsen. Pewarnaan ziehl
Neelsen akan menampakkan bakteri tahan asam yang
berwarna merah dengan latar berwarna biru.
c. Tujuan : Untuk mengetahui adanya bakteri basil tahan asam
pada sputum.
d. Alat dan Bahan : - Objek Glass
- Pipet tetes
- Ose
- Api spirtus
- Mikroskop
- Minyak Imersi
- Penjepit preparat
- Sputum / Dahak
e. Reagensia : - Basic Fuchin 1 %
- Asam Alkohol 3 %
- Methylen Blue 0,1 %
f. Cara Kerja :
1) Diambil sputum dengan ose dan dibuat sediaan pada objek glass
dengan bentuk sesuai pola dengan ukuran 2 x 3 cm
2) Buat kuil kecil mengelilingi olesan agar dahak menyebar secara
merata, preparat / sediaan dikeringkan.
3) Digenangi seluruh permukaan sediaan dengan Basic Fuchin.
31

4) Dipanasi sediaan dengan api spirtus sampai keluar uap, jangan sampai
mendidih, lalu di diamkan 5 menit.
5) Dibilas sediaan dengan air mengalir.
6) Digenangi seluruh permukaan sediaan dengan Asam Alkohol sampai
tidak tampak warna merah Basic Fuchin.
7) Digenangi seluruh permukaan sediaan Methylene Blue selama 20 – 30
detik.
8) Dibilas sediaan dengan air mengalir, lalu keringkan.
9) Dibaca pada mikroskop dengan pembesaran 100 X pada 100 lapang
pandang.

INTERPRETASI HASIL :
Negatif Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang
Scanty Ditemukan 1 – 9 BTA dalam 100 lapang pandang

1 Ditemukan 10 – 99 BTA dalam 100 lapang pandang

2 Ditemukan 1 – 10 BTA dalam 1 lapang pandang


3 Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandang

13. PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)


a. Metode : Westergreen
b. Prinsip : Pengenceran darah dengan Na.Citrat 3,8 % diukur
kecepatan pengendapan sel-sel darah atau eritrosit dalam
satuan waktu tertentu
c. Tujuan : Untuk mengetahui kecepatan pengendapan sel-sel
darah atau eritrosit dalam satuan Jam.
d. Alat dan Bahan : - Tabung Westergreen
- Rak Westergreen
- Pipet hisap
- Tissue
32

- Darah
e. Reagensia : Na.Citrat 3,8 %
f. Cara Kerja :
1) Diencerkan darah dengan Na.Citra 3,8 % dengan perbandigan 4
bagian darah dan 1 bagian Na.Citrat 3,8 % (1,6 ml darah dan 0,4
Na.Citrat 3,8 %) di dalam tabung pengencer.
2) Dihisap hasil pengenceran dan dimasukkan ke dalam tabung
westergreen sampai batas garis 0 mm.
3) Dipasang tabung westergreen pada rak westergreen.
4) Diamkan sampai 1 jam, dan dibaca hasilnya dalam satuan mm/jam.

NILAI NORMAL : (P) : 0 – 15 mm/jam


(L) : 0 – 10 mm/jam
33

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengikuti dan menyaksikaan laangssung Praktik Kerja
Lapangan di RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu penulis
merasaakan banyak manfaat serta masukan yang di dapatkan dari praktik
kerja lapangan selama 4 minggu (1 bulan), terutama dalam ilmu
pengetahuan, baik yang berupa teori maupun praktik kerja di lapangan, yang
tidak didapatkan penulis saat di SMK.
Dari pengalaman yang penulis dapatkan selama Praktik Kerja Lapangan
(PKL), penulis coba menyimpulkan bahwa menjadi seorang Laborat yang
baik dan profesional, seorang lulusan Teknologi Laboratorium Medik (TLM)
harus berusaha mencari ilmu dari luar, khususnya informasi mengenai
teknologi yang semakin pesatnya perkembangan di dalam alat-alat
kesehatan.

B. Saran
Berdasarkan pengamatan penulis setelah mengikuti PKL di RSU
Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu yaitu terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti ketika sedang melakukan pemeriksaan harusnya
memakai APD lengkap.

Anda mungkin juga menyukai