BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Tenaga Kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan kesehatan
secara nasional merupakan salah satu elemen penting dalam mewujudkan Indonesia
Sehat.Pendidikan Tenaga Kesehatan bertujuan menghasilkan tenaga kesehatan yang
professional dalam jumlah dan jenis sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan
untuk mencapai Indonesia Sehat.Untuk mewujudkan Indonesia Sehat telah ditetapkan
misi dan strategi yang meliputi pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan
yang dilandasi pandangan sehat,professional,Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (JPKM),dan desentralisasi.
Keempat strategi tersebut sangat relevan dengan perkembangan yang terjadi di
tanah air kita.Kaitannya dengan institusi pendidikan tenaga kesehatan mempunyai
peranan yang sangat strategi dalam menyiapkan/mendidik tenaga kesehatan yang
bermutu.Sesuai tugas dan fungsinya,Pendidikan Tenaga Kesehatan mempunyai misi
antara lain meningkatkan mutu lulusan Diknakes dalam melaksanakan pendidikan
tenaga kesehatan.
Dalam pelaksanaan pendidikan,proses pembelajaran yang terjadi tidak terbatas
dalam kelas saja.Pengajaran yang berlangsung dalam pendidikan ini lebih ditekankan
pada pengajaran yang menerobos di luar kelas bahkan di luar institusi pendidikan
seperti lingkungan kerja,alam,atau kehidupan masyarakat.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal pengalaman kepada
peserta didik adalah mengikutsertakan siswa/siswi dalam Praktik Kerja Lapangan
(PKL).Hal ini dipilih karena Praktik Kerja Lapangan dianggap cara terbaik untuk
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan.
Selain itu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan merupakan sarana pengenalan lapangan
kerja bagi peserta didik karena peserta didik dapat melihat,mengetahui,menerima dan
2
BAB II
DESKRIPSI LOKASI PRAKTIK
Setyo, Sp.OG.
13 Oktober 2000 Pembelian tanah untuk pengembangan Rumah Sakit di
Desa Jatisawit Luas : 7.610 m2 dengan harga Rp.875.000.000,-
11 Januari 2001 Ijin Uji Coba selama 2 tahun oleh Dirjen Pelayanan Medis
Departemen Kesehatan lewat Departemen Jawa Tengah No.YM 02.04.2.255
Direktur : dr. Hadi Setyo, Sp.OG.
11 Januari 2003 ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit oleh Bupati Brebes
selama 5 tahun No.440/118/RS/I/2003 Direktur : dr. Hadi Setyo, Sp.OG.
24 Mei 2003 Mulai dibangunnya Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Siti
Aminah Bumiayu dilokasi baru desa Jatisawit Dengan infrastruktur Bangunan 1
Lantai (Periode 1).
1 November 2001 Pergantian Direktur dari dr. Hadi Setyo, Sp.OG Menjadi
dr. Ali Imron Maskuri.
6 Mei 2010 Perubahan Status Rumah Sakit menjadi Klinik Rawat Inap
Pelayanan Medik Dasar dan Praktek Berkelompok Dokter Spesialis arena
peraturan Baru Luas Lahan yang kurang.
6 Mei 2010 Perubahan Status Rumah Sakit menjadi Klinik Rawat Inap
Pelayanan Medik Dasar dan Praktek Berkelompok Dokter Spesialis arena
Peraturan Baru Luas Lahan yang kurang memenuhi syarat Klinik Rawat Inap =
Ijin Nomor :449/1902 tahun 2010 Penanggung Jawab : dr. Ali Imron Maskuri
Praktek Berkelompok Dokter Spesialis = Ijin Nomor : 503.10/KPPT/239/II/2011
Penanggung Jawab : dr. H. M. Fathulloh Imamuddin.
19 Oktober 2010 Melanjutkan Pembangunan (Periode 2) RSU
Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu di lokasi Desa Jatisawit (Ketua Panitia
Pembangunan : H. Soeprapto).
05 Maret 2012 Pemindahan lokasi Operasional Rumah Sakit lama ke lokasi
baru. Pada 19 Maret 3013 Ijin Operasional Sementara Nomor:
503.10/KPPT/007/III/2012 Direktur : dr.Ali Imron Maskuri.
14 Mei 2013Ijin Operasional Sementara Nomor: 503.10/KPPT/012/V/2013.
12 Desember 2013 Penetapan Rumah Sakit Kelas D dari Kementrian Kesehatan
5
DIREKTUR
dr.H.M. Chanifudin, MH. Kes
dr
KEPALA INSTALASI
STAFF
BEDAH SENTRAL & STERILISASI
IBS KEPALA INSTALASI
dr. R.Sri Triyono, Sp.B &CSSD STAFF
REKAM MEDIK
Frishia Estiari Rahayu, REKAM MEDIK
KEPALA INSTALASI A.Md.RM
STAFF
HEMODIALISA HEMODIALISA
Aman Nurjaman, AMd. Kep
SUPERVISOR STAFF
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Dyah Sriwigati, S.Kep. Ns
E. Bidang Usaha
Pelayanan Medis
Bedah :
o Umum
o Orthopedi
Anak
Kebidanan dan Kandungan
Penyakit Dalam
THT
Mata
Syaraf
Kulit dan Kelamin
Pelayanan Penunjang
Farmasi
Radiologi :
o Radiodiagnostik
o USG
Laboratorium
Diagnostik Elektromedik :
o EKG
Gizi
Fisioterapi
8
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
I. Definisi Analis Kesehatan
Analis Kesehatan adalah profesi yang bekerja pada sarana kesehatan
yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan, pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit,
kondisi kesehatan atau factor-faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat.
Menurut KEPMENKES RI NOMOR 370/MENKES/SK/III/200,
Analis Kesehatan atau disebut juga Ahli Teknologi Laboratorium
Kesehatan adalah tenaga kesehatan dan ilmuan berketerampilan tinggi
yang melaksanakan dan mengevaluasi prosedur laboratorium dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya.
Sarana kesehatan ini berbentuk Laboratorium Kesehatan seperti
Laboratorium Patologi Klinik yang memeriksa sampel berupa cairan-
cairan tubuh manusia seperti darah, sputum, faeces, urine, liquor cerebro
spinalis (cairan otak), dan lain-lain untuk mendapatkan data atau hasil
sebagai penegakan diagnose terhadap suatu penyakit. Cakupnya juga
luas meliputi pemeriksaan mikrobiologi (bakteri), parasitologi (fungi,
protozoa, cacing), hematologic (sel-sel darah serta plasma), imunologi
(antigen, antibody), kimia klinik (hormon, enzim, glukosa, lipid, protein,
elektrolit, dll).
II. Tugas Pokok Analis Kesehatan
Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunologi serologi, toksikologi,
kimia lingkungan, kimia makanan minuman, kimia air, patologi anatomi,
biologi dan fisika.
9
Hapus tetes darah pertama dengan kertas saring atau tisu dan
hapus tetesan darah selanjutnya tiap 30 detik.
Hentikan stopwatch jika darah tidak keluar lagi.
c) Pengambilan sampel sputum
Sampel sputum terdiri dari sputum sewaktu, sputum pagi.
d) Pengambilan sampel urine.
Prosedur:
Petugas membrikan pot urine yang sudah diberi nama pasien.
Pasien diminta untuk kencing di pot urine dan diberikan
kepada petugasnya.
e) Pengambilan sampel feses.
Permintaan pemeriksaan feses kebanyakan adalah pasien
rawat inap sehingga proses pengambilan feses dilakukan di ruang
bangsal masing-masing dan segera dikirim ke laboratorium untuk
diperiksa.
Analitik
1. Pemeriksaan yang dilakukan di instalasi Laboratorium
a) Pemeriksaan Hematologi darah lengkap, meliputi :
Hemoglobin (Hb)
Trombosit
Leokosit
Hematokrit (Ht)
Diffcount
Eritrosit
Laju Endap Darah (LED)
Morfologi Darah Tepi
Malaria
Mikrofilaria
b) Pemeriksaan Kimia Klinik, meliputi :
15
IgM Salmonella
IgM Tuberculosis
e) Pemeriksaan Mikrobiologi,meliputi:
BTA Sputum
Gram
Kerokan
Sekret Vagina
f) Pemeriksaan Faeceas,meliputi :
Faeces rutin
Reduksi
Lemak dan darah samar
2. Alat-alat Laboratorim
a. Hematology Analyzer
Yaitu suatu alat untuk mengukur sampel berupa darah lengkap dengan
cara menghitung dan mengukur sel darah meliputi pemeriksaan
hemoglobin, hitung sel leukosit, dan hitung jumlah sel trombosit. Secara
otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas. Cahaya
terhadap sel-sel yang dilewatkan. Alat ini biasa digunkakan dalam
bidang kesehatan dan dapat membantu mendiagnosis penyakit yang
diderita seorang pasien seperti kankker, diabetes, dan lain-lain.
a) Autoanalyzer
Merupakan salah satu alat laboratorium canggih yang dilengkapi
dengan sistem sequensia multiple analysis. Alat ini mempunyai
kemampuan pemeriksaan yang lebih banyak untuk analisa kimia secara
otomatis. Alat ini mampu menggantikan prosedur-prosedur analisis
manual dalam laboratorium, rumah sakit, dan industri. Autoanalyzer
biasanya juga digunakan untuk mengukur kadar zat-zat yang terkandung
dalam darah, contohnya adalah glukosa, asam urat, SGOT, SGPT,
cholesterol, trigliserida, albumi, dsb.
17
b) Elektrolit Analyzer
Elektrolit analyzer merupakan alat yang digunakan untuk
pemeriksaan kimia klinik. Elektrolit analyzer dapat mendeteksi ion gram
anorganik, ion natrium, ion khlorida, ion magnesium, ion kalium sampel
bahan kecil dll. Elektrolit analyzer telah menggunakan metode ion
elektroda selektif untuk mencapai pengukuran tepat dari pengujian.
c) Urinalyzer
Urinalyzer adalah alat semi otomatis untuk pengecekan yang
dilakukan di luar tubuh untuk mendapatkan hasil pengecekan urin
dengan hasil yang tepat. Urinalyzer digunakan untuk membaca dan
mengevaluasi hasil urin test strip. Strip test urin ini digunakan untuk strip
multi parameter penentuan berat jenis, ph, leukosit, nitrit, protein,
glukosa, keton, urobilinogen, bilirubin, dan darah dalam urin. Urinalyzer
adalah alat fotometer reflektansi. Urinalyzer membaca strip test urin pada
kondisi standart menyimpan hasil ke memori dan menampilkan hasil
melalui printer.
d) Alat Imunokromaografi
Imunokromatografi Rapid test yang terdiri dari beberapa
pemeriksaan contohnya, HBsAg, Anti HCV, Anti HIV, Dengue IgG dan
IgM. Pemeriksaan imunokromatografi rapid test adalah salah satu
metode pemeriksaan yang digunakan sebagai screening test diagnosa
secara kualitatif. Dikatakan kualitatif karena hasilnya hanya tertulis
positif dan negatif saja. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
adanya antibody spesifik secara kualitatif terhadap infeksi viru dalam
serum penderita.
Pasca Analitik
Tahap pasca analitik meliputi pencatatan dan pelaporan. Pencatatan
meliputi pencatatan kegiatan pelayanan, pencatatan keuangan, pencatatan
logistik, pencatatn kepegawaian, dan pencatatan pemantapan mutu
internal dan keamanan kerja. Pelaporan meliputi laporan kegiatan rutin
18
B. Hasil Observasi
Pada bulan pertama di RSU Muhammadiyyah Siti Aminah Bumiayu kami
langsung di percaya untuk melakukan pemeriksaan di laborat seperti:
19
c. Cara Kerja :
1) Posisikan alat dalam kondisi ON.
2) Lakukan kalibrasi Internal.
3) Cek Reagen yang ada didalam alat tersebut.
4) Tulis identitas pasien serta jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
5) Masukkan sampel/serum kedalam tempat yang sudah disediakan.
6) Tekan “Run” dan tunggu hasilnya.
e. Cara kerja :
2) Masukkan strip pada alat gds stik sampai muncul gambar darah.
3) Di desinfektan jari pasien menggunakan kapas alkohol.
4) Ditusukan lanset pada jari pasien.
5) Diteteskan darah pada strip yang telah terpasang pada Accu Check.
6) Di baca hasilnya.
5. PEMERIKSAAN HBsAg
a. Judul : Pemeriksaan HbsAg Rapid test
b. Metode : Imunokromatografi.
c. Tujuan : Untuk mengetahui adanya virus hepatitis B dalam
Serum.
d. Prinsip :Imunokromatografi dengan prinsip serum yang
diteteskan pada bantalan sampel bereaksi dengan partikel
yang telah dilapisi oleh anti Hbs (antibodi). Campuran
ini selanjutnya akan bergerak sepanjang strip membran
untuk berikatan dengan antibodi spesifik. Pada daerah
tes, sehingga akan menghasilkan garis warna.
e. Dasar teori : HbsAg merupakan suatu tahap secara kualitatif
yang menggunakan serum atau plasma dimana bertujuan
untuk mendeteksi adanya HbsAg dalam serum atau
plasma membran yang dilapisi dengn anti HbsAg antibody
pada daerah garis test selama proses pemeriksaan, sampel
serum atau plasma bereaksi dengn partikel yang ditutupi
dengan anti HbsAg antibodi, campuran tersebut akan
meresap sepanjang membran kromatografi dengan anti
HbsAg, anti pada membran dan menghasilkan suatu hasil
positif pada daerah test, jika tidak menghasilkan garis
yang berwarna pada daerah test menunjukkan hasil yang
negatif.
23
INTERPRETASI HASIL :
Positif (+) : Terdapat 2 garis pada daerah control dan test.
Invalid : Tidak terjadi garis merah pada control test.
Negatif (-) : Terdapat satu garis pada control..
6. PEMERIKSAAN HIV
a. Metode : Imunokromatografi
b. Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya virus Human
Immuno Deficiency Virus pada serum pasien.
c. Prinsip : Ultra Rapid Tes Device (serum/plasma) adalah
bersifat kualitatif selapitnya memiliki kekebalan dengan
sistem antigen ganda untuk mendeteksi antibodi terhadap
antibodi HIV dalam serum atau plasma.
d. Dasar Teori : HIV aadalah agen penyebab Acquired Immuno
Deficiency Syndrome(AIDS). Virus ini berkembang
lewat lapisan luar lipid yang dibawa dari membran sel
inang. Beberapa virus gliko protein menempati lapisan
luar tersebut. Setiap virus memiliki 2 salinan anti positif
genomic RNA. HIV 1 terisolasi dari pasien dengan AIDS
24
INTERPRETASI HASIL :
Intensitas dari warna merah garis daerah test (T) akan berubah
tergantumg dari konsentrasi antibodi HIV yang ada pada sampel. Oleh karena
itu adanya beberapa bayangan garis merah di daerah test dapat diperiksa
positif.
25
- Keton : Negative
- Billirubin : Negative
- Glukosa : Negative
INTERPRETASI HASIL :
(+) : Jika ada dua garis merah pada strip test pada control band
dan test band.
(-) : Jika hanya ada satu garis merah pada strip test yaitu pada
control band.
28
INTERPRESTASI HASIL :
1/80 : Aglutinasi Halus
1/160 : Aglutinasi Agak Kasar
1/320 : Aglutinasi Kasar
INTERPRESTASI HASIL :
ANTI A ANTI B ANTI AB
Terjadi Tidak terjadi Terjadi
A
Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi
Tidak terjadi Terjadi Terjadi
B
Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi
Terjadi Terjadi Terjadi
AB
Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi
Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
O
Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi
30
RHESUS :
Negatif (-) : Anti D tidak terjadi Aglutinasi
Positif (+) : Anti D terjadi Aglutinasi
4) Dipanasi sediaan dengan api spirtus sampai keluar uap, jangan sampai
mendidih, lalu di diamkan 5 menit.
5) Dibilas sediaan dengan air mengalir.
6) Digenangi seluruh permukaan sediaan dengan Asam Alkohol sampai
tidak tampak warna merah Basic Fuchin.
7) Digenangi seluruh permukaan sediaan Methylene Blue selama 20 – 30
detik.
8) Dibilas sediaan dengan air mengalir, lalu keringkan.
9) Dibaca pada mikroskop dengan pembesaran 100 X pada 100 lapang
pandang.
INTERPRETASI HASIL :
Negatif Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang
Scanty Ditemukan 1 – 9 BTA dalam 100 lapang pandang
- Darah
e. Reagensia : Na.Citrat 3,8 %
f. Cara Kerja :
1) Diencerkan darah dengan Na.Citra 3,8 % dengan perbandigan 4
bagian darah dan 1 bagian Na.Citrat 3,8 % (1,6 ml darah dan 0,4
Na.Citrat 3,8 %) di dalam tabung pengencer.
2) Dihisap hasil pengenceran dan dimasukkan ke dalam tabung
westergreen sampai batas garis 0 mm.
3) Dipasang tabung westergreen pada rak westergreen.
4) Diamkan sampai 1 jam, dan dibaca hasilnya dalam satuan mm/jam.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengikuti dan menyaksikaan laangssung Praktik Kerja
Lapangan di RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu penulis
merasaakan banyak manfaat serta masukan yang di dapatkan dari praktik
kerja lapangan selama 4 minggu (1 bulan), terutama dalam ilmu
pengetahuan, baik yang berupa teori maupun praktik kerja di lapangan, yang
tidak didapatkan penulis saat di SMK.
Dari pengalaman yang penulis dapatkan selama Praktik Kerja Lapangan
(PKL), penulis coba menyimpulkan bahwa menjadi seorang Laborat yang
baik dan profesional, seorang lulusan Teknologi Laboratorium Medik (TLM)
harus berusaha mencari ilmu dari luar, khususnya informasi mengenai
teknologi yang semakin pesatnya perkembangan di dalam alat-alat
kesehatan.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan penulis setelah mengikuti PKL di RSU
Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu yaitu terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti ketika sedang melakukan pemeriksaan harusnya
memakai APD lengkap.