PEMBERDAYAAN DESA
“Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Perlis Untuk Menanggulangi Stunting
Dengan Usaha Budidaya Dan Produksi Kapsul Daun Kelor Sebagai Vitamin”
Oleh :
1. Khadijah Hairani 1802030027/2018
2. Andika Wahyu 1907220106/2019
3. Trisha Pratama 1909010028/2019
4. Desi Novianti 1805170101/2018
5. Jowanda Harahap 1805160281/2018
6. Rai Akbar Kan 1804290055/2018
7. Muwaffaq Fadilsyah Nst 1802070005/2018
8. Rizky Apriliani 1803100032/2018
9. Tengku Imam Wahyudi 1805160157/2018
10. Yudi Setiawan 1803110058/2018
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pemetaan partisipasi masyarakat ....................................................... 8
Tabel 2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Bina Desa ....................................... 12
Tabel 3. Rancangan Biaya Pengeluaran ........................................................... 13
Tabel 4. Rincian Biaya Bahan Baku habis Pakai ............................................ 13
Tabel 5. Rincian Biaya Pembelian Peralatan Penunjang ................................ 14
Tabel 6. Rincian Biaya Transportasi ................................................................ 14
Tabel 7. Rincian Biaya Publikasi .................................................................... 14
v
JUDUL
Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Perlis Untuk Menanggulangi Stunting
Dengan Usaha Budidaya Dan Produksi Kapsul Daun Kelor Sebagai Vitamin.
1
mengenai bagaimana cara mengasuh anak yang baik, pola hidup yang sehat membuat
banyak anak di desa perlis yang mengalami stunting. Dengan kesibukan Ayah
dengan aktivitasnya sebagai nelayan di laut, dan ibu sibuk dengan aktivitas rumah
tangganya sehingga anak sembarangan dalam memilih makanan dan kurangnya
pengetahuan dalam menjaga pola hidup sehat. Akibatnya anak yang ada di Perlis
mengalami pertumbuhan yang berbeda dari anak yang ideal seperti tinggi tubuhnya
yang lebih pendek dan kemampuan dalam berfikirnya lambat, di mana hal ini dikenal
sebagai stunting. Sampai saat ini ibu – ibu di desa Perlis tidak tahu bagaimana cara
mengenali anak terkena stunting atau tidak.
Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya waktu dalam mendampingi
anak menyebabkan kurang perhatian ibu pada pendidikan anak. Hal ini terjadi
karena kurangnya pengawasan dan pengarahan dari orang tua tentang pendidikan
bagi anak. Di samping itu, banyak remaja di desa Perlis yang menikah di usia dini
sehingga berdampak pada kesiapan dan pengetahuan mereka terhadap pengasuhan
anak belum baik.
Adapun kondisi desa Perlis dapat terlihat pada gambar-gambar berikut:
2
lebih lanjut untuk dijadikan lahan budidaya tanaman kelor sebagai penunjang
produksi kapsul daun kelor nantinya. Karena untuk mendukung ketersediaan
bahan baku kapsul kelor, kami memerlukan ketersediaan bahan baku yang cukup.
Dengan melakukan budi daya sendiri tanaman kelor, maka tentunya akan
menjamin ketersediaan bahan baku kelor tersebut. Potensi lainnya adalah wisata
yaitu desa terapung yang cukup bagus namun masyarakat disana tidak mampu
untuk mengelolanya sehingga potensi tersebut terpendam begitu saja. Wisatawan
yang berkunjung dari berbagai kalangan. Masyarakat Desa Perlis juga memiliki
produk olahan local, yaitu belacan atau terasi, di mana belacan atau terasi ini
identik dengan masyarakat Indonesia, namun sampai saat ini belum
dikomersialisasi lebih jauh dan belum ada memiliki brand tersendiri.
Sebagaimana wilayah lain Indonesia yang kaya dengan hasil laut, desa Perlis juga
memiliki potensi hasil laut yang menghasilkan berbagai macam jenis seperti ikan
segar, yang kemudian ada yang diolah menjadi ikan asin, dan ada yang diolah
menjadi belacan, di mana hal ini menjadi salah satu penunjang ekonomi
masyarakat desa Perlis. Namun, hasil laut tersebut tergantung musim, tak
selamanya selalu ada.
Berbicara tentang sumber daya manusia, masyarakat desa perlis yang
ramah dan tingkat keinginan belajarnya cukup tinggi mengakibatkan para
pendatang yang ingin memberikan edukasi yang baik untuk masyarakat disambut
dengan hangat. Kemudian lembaga di desa perlis seperti kepala desa sangat
mendukung semua aktivitas – aktivitas positif yang menunjang kemajuan di desa
tersebut dalam segi apapun baik itu pendidikan, ekonomi, lingkungan sampai
kesehatan.
PERUMUSAN MASALAH
1. Apa upaya yang dilakukan untuk memberdayakan masyarakat desa Perlis?
2. Apa upaya yang dilakukan sehingga berkurangnya penyakit stunting pada anak
di desa tersebut?
3. Bagaimana memberdayakan potensi alam dan masyarakat desa Perlis?
3
TUJUAN
1. Berkaitan dengan masalah stunting kami memberdayakan masyarakat
melalui budidaya dan memproduksi tanaman daun kelor sebagai vitamin
dalam bentuk kapsul, untuk anak-anak desa Perlis dan memasarkan lebih
jauh
2. Berkaitan dengan potensi wisata di desa Perlis kami memberdayakan
masyarakat dalam menata kembali desa tersebut melalui penyuluhan dan
identifikasi potensi desa
3. Berkaitan dengan potensi bahan makanan khas di desa Perlis yaitu belacan
kami akan memberdayakan masyarakat melalui Pelatihan pengemasan dan
promosi produk sehingga memiliki nilai jual
4. Sosialisasi dan mengedukasi pada ibu dan anak tentang mengenali dan
mencegah stunting dan memberikan buku panduan pencegahan stunting
4
4. Publikasi media sosial seperti instagram, Facebook, dan Whatsapps
b. Luaran Tambahan
1. Jurnal (publikasi ilmiah)
2. Publikasi media masa
3. Jejaring kemitraan yang terbentuk dengan kepala desa dan masyarakat
setempat
4. Buku Panduan Pencegahan Stunting
MANFAAT
1. Mampu membantu menanggulangi stunting pada desa tersebut.
2. Mampu membentuk pola hidup sehat pada masyarakat desa
3. Mampu membantu masyarakat dalam mengidentifikasi potensi wisata
pada desa dan menata desa tersebut, sehingga mampu meningkatkan
perekonomian
4. Mampu membantu masyarakat dalam meningkatkan nilai jual belacan/
terasi sebagai produk olahan lokal
5. Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah untuk
pemberdayaan masyarakat Desa Perlis.
5
melanjutkan SMP dan SMA masyarakat harus menyebrang laut dengan jarak
berkisar 3 KM.
6
memiliki jumlah stunting atau balita pendek yang banyak dikarenakan
pertumbuhan anak tidak sesuai dengan kriteria usia yang ditentukan
Kementerian Kesehatan. Di antara berapa desa tersebut terdapat Desa Perlis,
Desa Sematar, Desa Secanggang, Desa Kebun Kelapa, Desa Pematang Serai,
Desa Padang Tualang, Desa Paluh Manis, Desa Securai Utara dan Securai
Selatan, Desa Sei Meran.
Pendidikan yang rendah menyebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat
terhadap stunting dan di desa tersebut banyak anak yang menikah pada usia
dibawah 17 tahun. Pada usia tersebut anak di rasa belum siap mental dan
mampu menjadi orang tua sehingga menyebabkan kurang memperhatikan
pertumbuhan dan pola hidup sehat pada bayi mereka. Selain itu masyarakat di
desa perlis tidak mampu mengelola desa mereka yang cukup berpotensi seperti
lingkungan yang tak terawat, lahan kosong dibiarkan begitu saja, hasil laut
seperti udang yang di jadikan belacan tidak memilki komersial dan brand
tersendiri.
3. Dengan kondisi lahan di desa Perlis yang cukup luas dan ada beberapa titik
yang masih kosong dan tidak terawat kami tertarik untuk membuka lahan
tersebut untuk dijadikan lahan budidaya tanaman kelor sebagai penunjang
produksi kapsul daun kelor nantinya. Potensi wisata yaitu desa terapung yang
cukup bagus namun masyarakat disana tidak mampu untuk mengelolanya
sehingga potensi tersebut terpendam begitu saja. Wisatawan berkunjung dari
berbagai kalangan. Potensi lain dari desa perlis yaitu bahan makanan khas
buatan sendiri yaitu belacan yang identik dengan masyarakat indonesia, namun
sampai saat ini belum dikomersialisasi lebih jauh dan belum memiliki nilai jual
Sumber daya alam desa Perlis yang cukup bagus yaitu potensi lautnya yang
menghasilkan berbagai macam jenis seperti ikan segar kemudian ada yang di
olah menjadi ikan asin, udang dan ada yang diolah menjadi belacan yang bisa
menjadi penunjang ekonomi masyarakat desa Perlis. Namun, hasil laut tersebut
tergantung musiman tak selamanya selalu ada.
7
/////////
Gambar 6. Lahan Kosong tak terawat di desa perlis Gambar 7. Hasil Laut di desa perlis
8
METODE PELAKSANAAN
1. Roadmap Kegiatan Pelaksanaan PHP2D
September
November Menimbang berat anak setelah
Pendampingan lanjutan diberi kapsul
Menata lokasi wisata
Desember – Januari
Evaluasi seluruh program
2. Tahap-tahap Kegiatan
a. Identifikasi Potensi Dan Masalah
Dengan kondisi lahan di desa Perlis yang cukup luas dan ada beberapa titik
yang masih kosong dan tidak terawat, kami tertarik untuk membuka lahan
tersebut untuk dijadikan lahan budidaya tanaman kelor sebagai penunjang
produksi kapsul daun kelor dengan fungsi sebagai herbal yang dapat
menanggulangi permasalahan stunting.
Potensi wisata yaitu desa terapung yang cukup bagus namun masyarakat
disana tidak mampu untuk mengelolanya sehingga potensi tersebut terpendam
begitu saja. Wisatawan berkunjung dari berbagai kalangan.
Potensi lain dari desa Perlis yaitu bahan makanan khas buatan sendiri yaitu
belacan yang identik dengan masyarakat indonesia, namun sampai saat ini
belum dikomersialisasi lebih jauh dan belum ada memiliki brand tersendiri.
Sumber daya alam desa Perlis yang cukup bagus yaitu potensi lautnya yang
menghasilkan berbagai macam jenis seperti ikan segar kemudian ada yang di
olah menjadi ikan asin, udang dan ada yang diolah menjadi belacan yang bisa
menjadi penunjang ekonomi masyarakat desa Perlis. Namun, hasil laut tersebut
tergantung musiman tak selamanya selalu ada.
9
Dari survei awal yang telah dilaksanakan, tim mengidentifikasikan masalah
yang terjadi terhadap program yang dilaksanakan antara lain mengapa di Perlis
yang terlihat makanannya sehat yaitu ikan segar yang mengandung banyak
protein malah tingkat stuntingnya tinggi disana, lahan kosong yang tak terawat
dengan baik, potensi wisata tidak terkelola dengan baik, bahan makanan dari
hasil laut seperti belacan tidak memiliki brand tersendiri.
b. Proses dan hasil analisis kebutuhan masyarakat
Melalui wawancara kepada kelembagaan desa dan masyarakat setempat
sehingga dapat hasil kebutuhan masyarakat adalah Edukasi berupa bagaimana
mengenali stunting, menanggulangi stunting dan pola hidup yang sehat.
c. Penselerasan dengan kebijakan pembangunan wilayah setempat
Presiden telah menetapkan bahwa Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) akan bertindak sebagai penanggung jawab sekaligus
koordinasi dalam penanganan stunting di indonesia. Dengan hal tersebut
pemerintah setempat juga harus dapat mengidentifikasikan program dan
kegiatan apa yang masih diperlukan untuk mempercepat pencegahan stunting.
Kemudian pemerintah daerah setempat diwajibkan untuk menyiapkan
perangkat pendukung baik sumber daya dan kebijakan untuk menangani
stunting. Hal ini sangat memudahkan kami dalam menjalankan program yang
akan dicanangkan. Selain itu pemerintah juga membuat kebijakan dalam
mengeksplore wisata dan pengembangan pariwisata untuk mendukung
kemajuan desa yang berpotensi dijadikan tempat wisata.
d. Penyusunan program bersama masyarakat
1. Sasaran dari program dimulai dari menyusun dan menyesuaikan jadwal
program dengan agenda desa yang kemudian akan disosialisasikan kepada
masyarakat sasaran, yaitu masyarakat yang produktif.
2. Setelah itu dilakukan seminar dan edukasi pencegahan stunting kemudian
diberikan buku panduan pola hidup sehat, bebas dari stunting dan
bagaimana budidaya daun kelor yang baik.
3. Pelatihan pembuatan produk daun kelor yang akan dijadikan kapsul sesuai
dengan kadar kesehatan dan sudah diuji manfaatnya.
e. Penetapan Khalayak Sasaran
Sasaran dari program ini adalah masyarakat desa perlis baik itu anak –
anak yang berumur 0 – 12 tahun, remaja yang berumur 12 - 17 dan dewasa 18
dan seterusnya karena desa tersebut merupakan sumber tertinggi tingkat
stunting.
f. Perumusan Dan Pengukuran Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan program bina desa ini :
1. Berkurangnya kasus stunting di desa Perlis
2. Tumbuhnya kesadaran dan meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan
dan pola hidup sehat dan mampu menganggulagi stunting sebagai masalah
terbesar di desa tersebut.
10
3. Produksi daun kelor menjadi kapsul sebagai solusi penanggulangan
stunting.
4. Masyarakat merasakan dampak besar terhadap program yang dilakukan,
mulai dari ekonomi yang meningkat serta menurunnya tingkat stunting di
desa tersebut.
5. Terjalinya kerjasama antara mahasiswa dengan masyarakat Desa Perlis
dalam membudidayakan dan mengolah daun kelor dan kerjasama antara
Fakultas maupun Universitas dengan pemerintahan Desa Perlis
Kabupaten Langkat serta dinas-dinas yang terkait untuk proses
pendampingan dan pembinaan yang berkelanjutan.
g. Pelaksanaan Program
Program ini dilaksanaan selama 6 bulan dengan rincian yang terurai di Tabel
1. Inovasi yang dilakukan adalah memanfaatkan daun kelor untuk mengurangi
dan mencegah stunting di desa tersebut.
h. Penguatan dukungan desa terhadap pelaksanaan program
Keterbukaan kelembagaan desa terhadap program – program yang memberikan
dampak positif desanya menjadikan pijakan awal dan batu loncatan kami
dalam melaksanakan program ini.
i. Langkah – langkah pembinaan khalayak sasaran
1. kami akan proaktif dalam mengajak warga untuk turut ikut serta dalam
seluruh program.
2. Memberikan edukasi membudidayakan daun kelor dan pengolahan
pembuatan daun kelor menjadi kapsul.
3. Kami akan melakukan pendampingan pembudidayaan, pengolahan dan
pemasaran langsung dalam mengembangkan produk.
j. Analisis tingkat keberhasilan program (evaluasi diri) berdasarkan
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebagai dasar untuk
merintis jejaring kemitraan
Untuk melihat analisa tingkat keberhasilan yang akan kami lakukan dengan
mewancarai beberapa orang dari masyarakat mengenai program yang
dilaksanakan apakah sudah sesuai atau tidak dan dampak apa yang masyarakat
rasakan setelah melaksanakan program tersebut.
k. Perintisan kemitraan dengan berbagai pihak sejak awal penting untuk
direncanakan
Kemitraan PHP2D di Desa Perlis Kabupaten Langkat ini dimulai dengan
Persatuan Mahasiswa Bidik Misi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,
Pusat Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis UMSU. Kemudian seminim-
minimalnya dapat bekerjasama dengan Dinas Kesehatan kabupaten Langkat.
l. Penguatan jejaring koordinasi dan komunikasi antar kelembagaan lokal
sebagai wadah gotong royong untuk keberlanjutan program
11
Dengan terus membangun kedekatan dan kerjasama antara masyarakat,
kelembagaan desa dan mahasiswa membuat koordinasi dan komunikasi
semakin mudah.
m. Monitoring Dan Evaluasi Berdasarkan Indicator Keberhasilan Program
Monitoring dilakukan untuk memantau tindak lanjut dari budidaya dan
pengolahan daun kelor tersebut menjadi kapsul serta mengamati respon “pasar”
atas produk pengolahan daun kelor tersebut. Evaluasi dilakukan agar dapat
menetapkan langkah strategis dalam pengambilan keputusan, rencana kedepan
serta mengetahui kekuatan dan kelemahan dari produk yang dihasilkan untuk
mengembangkan produk daun kelor.
n. Lokakarya Hasil Dengan Menghadirkan Stakeholder Program
Tim pelaksana akan melakukan lokakarya dengan mengundang stakeholder
program, yaitu pihak Universitas, Pemerintah Desa Setempat, Jurnalis. Pada
kesempatan ini, tim akan memaparkan pelaksanaan program, rencana
keberlanjutan program dan bagaimana peran serta pemerintah daerah setempat
dalam mendukung keberlanjuta program.
o. Pelaporan
Pelaporan disusun setelah rangkaian kegiatan dilaksanakan dengan model
pengarsipan semua dokumen yang dibutuhkan sebagai pertanggungjawaban.
Setelah itu dilakukan revisi sehingga menjadi laporan yang layak dan siap
diberikan ke berbagai pihak. Dalam laporan akan diungkapkan tantangan dan
hambatan yang dialami selama pelaksanaan program, sehingga di masa yang
akan datang akan dapat melakukan langkah-langkah antisipas.
p. Pemutakhiran Data Sasaran Pasca Program Per 2 Bulan
Pemutakhiran data akan dilakukan setiap dua bulan sekali setelah program
selesai terlaksana. Untuk penanggulangan stunting, tim akan bekerja sama
dengan Posyandu, sehingga dapat secara rutin memperoleh informasi tentang
kondisi kesehatan anak-anak, di mana pemantauan dan penimbangan anak
pasca mengkonsumsi daun kelor.
Data lain yang akan dikumpulkan berupa peningkatan jumlah produk kapasitas
produksi kelor, peningkatan pendapatan nelayan, serta peningkatan pendapatan
dari potensi wisata
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Tabel 2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Bina Desa
Bulan Bulan Bulan Bulan ke- Bulan Bulan
No Kegiatan
ke-1 ke-2 ke-3 4 ke-5 ke-6
Menyusun
Dan
1 Menyesuaikan
Jadwal
Program
dengan
12
Bulan Bulan Bulan Bulan ke- Bulan Bulan
No Kegiatan
ke-1 ke-2 ke-3 4 ke-5 ke-6
Agenda Desa
Seminar
2 Edukasi
Pencegahan
Stunting
Pelatihan
3 Budidaya dan
pengolahan
daun kelor
Pelatihan
4 pengelolaan
wisata
Pelatihan
5 peningkatan
nilai jual
belacan
Terjalinnya
Kerjasama
7 Berkelanjutan
Ke Berbagai
Pihak yang
Terkait
Evaluasi
9 Produk di
Pasar
Pendampingan
10
Berkelanjutan
RANCANGAN BIAYA
Tabel 3. Rancangan Biaya Pengeluaran
No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan
1. Biaya Habis Pakai Rp. 4.045.000
2. Biaya Peralatan Penunjang Rp. 15.750.000
3. Biaya Transportasi Rp. 9.580.000
4. Biaya Publikasi Rp. 3.050.000
Total Rp. 32.425.000
Tiga Puluh Dua Juta Empat Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah
Rincian Biaya
1. Bahan Habis Pakai
Tabel 4. Rincian Biaya Bahan Baku habis Pakai
No Kegiatan Volume Rincian(@) Jumlah
(Rp) (Rp)
1 Daun Kelor Kering 25 Kg 24.000 600.000
13
2 Kertas 1 Rim 45.000 45.000
3 Cangkang Kapsul Kosong 0 8 bks 50.000 400.000
4 Bibit daun kelor 1000 20.000 2.000.000
Pohon
5 Pupuk Organik 10 Karung 100.000 1.000.000
Total 4.045.000
3. Biaya Transportasi
Tabel 5. Rincian Biaya Transportasi
No Kegiatan Volume Rincian Jumlah
(Rp) (Rp)
1. Pelatihan 16 Orang 400.000 6.400.000
2. Transportasi 3 Orang 500.000 1.500.000
Pembicara dan
Trainers
3. Evaluasi 16 Orang 40.000 640.000
4. Monitoring 16 Orang 40.000 640.000
5. Pemberian Laporan 16 Orang 25.000 400.000
Total Rp 9.580.000
4. Biaya Publikasi
Tabel 6. Rincian Biaya Publikasi
No Kegiatan Volume Rincian Jumlah
(Rp) (Rp)
1. Biaya Publikasi di 2 Media 1.000.000 2.000.000
Media Cetak
2. Biaya Publikasi 1 Jurnal 300.000 300.000
Jurnal Lokal
3. Biaya Publikasi 1 Jurnal 750.000 750.000
Jurnal Nasional
Total 3.050.000
Total Keseluruhan 1+2+3+4 32.425.000
Terbilang : Tiga Puluh Dua Juta Empat Ratus Dua Puluh Lima Ribu
Rupiah
14
15
16
17
Lampiran 2. List (daftar) Kegiatan yang Pernah Dilakukan Organisasi
No Jenis Kegiatan Lama Kegiatan Uraian Kegiatan
1 Musyawarah Besar 1 Hari Pemilihan kepengurusan
terbaru Permadiksi UMSU
2 Mengikuti kegiatan - Seminar, PKKMB, Pelatihan
internal dan – pelatihan.
ekstenal UMSU
18
19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Pelaksana PHP2D
20
Lampiran 5. Denah Lokasi Bina Desa
21
Lampiran 6. Struktur Organisasi Mahasiswa
22
23
24
25
26
27
28