Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Semester V
Program Studi Sarjana Terapan Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Disusun Oleh
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT proposal Pendirian
Laboratorium Klinik Medika Pratama Gamping dapat diselesaikan. Proposal ini disusun
untuk dapat memperoleh bantuan sarana dan prasarana peralatan laboratorium dalam
dalam mengikuti perkembangan suatu penyakit dan membantu dokter dan klinisi lain dalam
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah berperan
Gamping, terutama kepada Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam
segala petunjuk dan arahan yang telah disampaikan mendapat balasan yang setimpal dari
Allah SWT.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar................................................................................................................ i
BAB 1 PENDAHULUAN
Penutup............................................................................................................... 25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Sleman terletak diantara 110° 33′ 00″ dan 110° 13′ 00″ Bujur Timur,
7° 34′ 51″ dan 7° 47′ 30″ Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman sebelah
utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten
Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota
Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi
D.I.Yogyakarta. Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82
Km2 atau sekitar 18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta 3.185,80
Km2,dengan jarak terjauh Utara – Selatan 32 Km,Timur – Barat 35 Km. Secara
administratif terdiri 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun.
1
Kecamatan Gamping memiliki Sarana Kesehatan yang berupa Kantor
Pelayanan Kesehatan Kecamatan yang terdiri dari 5 Kantor Pembantu yang terletak
di masing-masing kelurahan. 6 Apotek, dan 2 Laboratorium Klinik. Jumlah ini
dirasa masih sangat kurang untuk melayani puluhan ribu jiwa yang membutuhkan
pelayanan kesehatan. dengan memperbanyak fasilitas kesehatan diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2
b. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 yang mengatur tentang
pembagian urusan antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota.
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan perlu disesuaikan
dengan semangat otonomi daerah. Oleh karena itu, perlu dibentuk kebijakan
umum kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh semua pihak dan sekaligus
dapat menjawab tantangan era globalisasi dan dengan semakin kompleksnya
permasalahan kesehatan.
d. Laboratorium klinik adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitologi klinik, imunologi klinik, atologi anatomi dan atau bidang lain
yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
364/MENKES/SK/III/2003).
BAB II
ISI
5
c) Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran.
d) Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang
harus dilaksanakan oleh semua kelompok staf medis di
Klinik.
3) Fungsi Bendahara/Keuangan
Fungsi dari Bendahara adalah:
a) Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi
keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan
perusahaan secara akurat dan tepat waktu.
b) Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan
pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat
waktu, dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
c) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kas
perusahaan (cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang,
sehingga memastikan ketersediaan dana untuk operasional
perusahaan dan kesehatan kondisi keuangan.
d) Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran
perusahaan, dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk
memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam
menunjang kegiatan operasional perusahaan.
e) Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan
prosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya
untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan
dengan tertib dan teratur, serta mengurangi risiko keuangan.
f) Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa
keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi
pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik
untuk kebutuhan investasi, ekspansi, operasional maupun kondisi
keuangan lainnya.
g) Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh
perusahaan untuk memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan
terhadap peraturan perpajakan.
h) Membuat laporan dan pembayaran gaji seluruh karyawan
perusahaan.
4) Manajer Klinik
Fungsi dari Manajer Kinik adalah:
a) Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) di Klinik.
b) Pengelolaan sarana dan prasarana di Klinik.
c) Pengelolaan sediaan alat medis dan perbekalan kesehatan.
6
d) Pengelolaan administrasi di Klinik.
5) Fungsi Dokter Spesialis
Fungsi dari Dokter Spesialis adalah:
a) Melakukan pemeriksaan dan pengobatan serta konsultasi spesialis
medis pada pasien di Klinik.
b) Memberikan pelayanan rujukan medis serta surat-surat yang
berhubungan dengan hasil pemeriksaan kesehatan.
c) Bertanggung jawab dan melaporkan kegiatan pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan kepada Manajer Klinik.
d) Melaksanakan tugas spesialis lainnya yang diberikan atasan sesuai
ketentuan perundangan yang berlaku.
6) Fungsi Laboratorium
Fungsi dari Laboratorium adalah:
a) Menyediakan layanan pemeriksaan laboratorium untuk menunjang
pengobatan dan penegakan diagnosa dokter.
b) Pelayanan pemeriksaan terdiri dari: pemeriksaan gula darah, asam
urat, kolesterol total.
7) Fungsi Marketing
Fungsi dari Marketing adalah:
a) Mempromosikan produk-produk layanan yang ada di Klinik
Medika Pratama Gamping.
b) Menjalin kerjasama dengan rekanan, yang terdiri dari: asuransi,
perusahaan perusahaan yang ada di sekitar klinik, dan tenaga
kesehatan yang lain di sekitar klinik.
c) Marketing memiliki tugas untuk menyerap informasi dan
menyampaikan kepada perusahaan tentang segala sesuatu yang
bermanfaat untuk mendukung peningkatan kualitas dan penjualan
produk.
8) Fungsi Analis Kesehatan
Fungsi dari Analis adalah:
a) Melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam
bidang analis kesehatan.
b) Membantu pimpinan laboratorium dalam perencanaan laboratorium
kesehatan.
c) Mengawasi pelaksanaan kegiatan laboratorium dalam komponen
yang menjadi wewenangnya.
d) Memberikan bimbingan dan pengawasan kepada tenaga kesehatan
laboratorium yang terkait dengan teknik pemeriksaan laboratorium
kesehatan.
e) Memberikan penerangan/penyuluhan kepada masyarakat tentang
manfaat pemeriksaan laboratorium.
7
f) Membantu pelaksanaan penelitian dalam bidang yang berkaitan
dengan pemeriksaan laboratorium.
9) Fungsi CRO/AO
Fungsi dari CRO (Customer Relationship Officer) adalah : Mencari dan
menjalin hubungan dengan customer (pasien) tanpa perlu turun langsung
kelapangan. Cara kerjanya melalui telepon, internet, dan alat komunikasi
lainnya.
10) Fungsi dari AO (Account Officer) adalah:
a) Memiliki tanggungjawab saat menjalin kerjasama dimulai dari
kontrak pertama hingga pelaksanaan dan pengawasan untuk
kelancaran proses kerjasama yang sedang berlangsung.
b) Berperan dalam menunjang perkembangan klinik dan dapat
meningkatkan kemampuan sektor riil dalam penyerapan tenaga
kerja.
11) Fungsi Dokter Umum
Fungsi dari Dokter Umum adalah:
a) Melakukan pemeriksaan dan pengobatan serta konsultasi medis
pada pasien di Klinik.
b) Memberikan pelayanan rujukan medis serta surat-surat yang
berhubungan dengan hasil pemeriksaan kesehatan.
c) Bertanggung jawab dan melaporkan kegiatan pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan kepada Manajer Klinik.
d) Membina pengelolaan yang berkaitan dengan obat-obatan.
e) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan sesuai
ketentuan perundangan yang berlaku.
5. Penanggungjawab
Penanggungjawab Teknis Laboratorium Klinik Umum Pratama Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
411/Menkes/Per/III/2010 pasal 14 tentang Laboratorium Klinik sekurang-
kurangnya ditanggungjawabi oleh Seorang Dokter dengan sertifikat pelatihan
teknis dan manajemen laboratorium kesehatan sekurang-kurangnya 3 (tiga)
bulan, yang dilaksanakan oleh organisasi profesi patologi klinik dan institusi
pendiidkan kesehatan bekerjasama dengan kementerian kesehatan.
6. Tenaga Kesehatan
a. 1 orang dr. Umum/Sp.PK sebagai Penanggung Jawab
b. 2 orang D4 Analis Kesehatan sebagai Kordinator atau Manager
c. 2 tenaga petugas pelayanan minimal lulusan D3 Analis Kesehatan
d. 2 orang Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan yang terdiri
dari 1 orang D3 Kesehatan Lingkungan dan 1 orang D3 Tehnik
Kimia.
8
e. 1 orang Administrasi
f. 1 orang Keamanan/Security
g. 1 orang Cleaning service
7. Syarat Menjadi Pekerja/pegawai
a. Persyaratan Pendidikan
1) S1 Pendidikan dokter
2) Pendidikan dokter Sp.PK
3) S1 Manajemen/Akuntansi
4) S1 Ilmu Komunikasi
5) D3 Kesehatan Lingkungan
6) D3 Teknik Kimia
7) D3 Analis Kesehatan
8) D4 Analis Kesehatan
b. Persyaratan Umum
1) Usia maksimal 28 tahun
2) IPK minimal 2.75 untuk negeri dan 3.00 untuk swasta
3) Bisa bekerja dengan tim/kelompok
c. Persyaratan Administrasi
1) FC Ijazah yang telah dilegalisir
2) FC STR yang masih berlaku minimal 1 per April 2019 untuk
Tenaga Kesehatan
3) Kartu AK
4) Surat bebas narkoba
5) Pas foto warna terbaru 4 x 6 sebanyak 3 lembar
6) FC KTP
7) FC NBM (bila ada)
8) CV
8. Rancangan pembiayaan
a. Biaya dasar
9
4 Setrategi pemasaran Promosi langsung Rp. 500.000
Koran dan radio Rp. 1.000.000
Brosur Rp. 200.000
Spanduk Rp. 500.000
Total Rp.143.200.000
b. Biaya peralatan
1.
Hematology Analyzer KX-21 Sysmex 1 173.242.600
2. Gesunde
Autoclave medical 1 21.910.000
3.
Bunsen burner 2 270.000
4. Botol wash
polyethylene 2 40.000
5.
Pengaduk Pundak 1 15.000
6.
Kamar hitung Neubauer 1 600.000
7.
Kapiler Hematokrit Marienfeld 1 70.000
10
8.
Lancet Renoma 2 20.000
9. General
Autoklick Care 1 58.500
10.
Ose 2 40.000
11.
Rak Pengecetan 1 275.000
12.
Rak tabung reaksi 50.000
13.
Timer 30.000
15.
Jas Laboratorium 4 520.000
17.
Handy Tally Counter 19.000
18. KJMR-
Roler mixer 11 Onelab 1 2.300.000
19.
Mikroskop CX-21 Olympus 2 30.000.000
11
288
21.
Sentrifuge Gemmy 2 4.000.000
22. Dragon
Mikropipet Adjustable Med 3 3.300.000
23. Zenix-
Urin Analyzer 120 Zenix 1 15.000.000
24.
Kulkas Sharp 1 1.500.000
25.
AC 1 PK Panasonic 2 7.600.000
26.
Tabung Westegreen Pirex 10 1.200.000
27.
Rak LED 1 250.000
28.
Yelow tip One Lab 1000 50.000
29.
Blue Tip One Lab 500 55.000
30.
Tabung Reaksi Pirex 200 700.000
31.
Feses cup 100 500.000
32.
Sputum cup Onemed 200 610.000
12
33.
Urin cup 100 150.000
34.
Botol sampel 50 250.000
35. General
Objek glass 7101 Care 360 100.000
36.
Deck glass Duran 500 222.000
37.
Alat-alat gelas lainnya Pirex 20 1.000.000
Jumlah
293.327.100
7 Aquadest 2.000.000
8 Spuit 2.340.000
13
9 Sarung tangan 1.200.000
10 Kapas 200.000
11 Alkohol 180.000
12 Masker 930.000
Total 106.831.000
9. Dana/Biaya
Biaya yang dibutuhkan untuk mendirikan Laboratorium Umum sebanyak Rp
543.358.100. Biaya tersebut bersumber dari dana investor serta dana pribadi
kelompok pendiri laboratorium.
B. Jenis Pemeriksaan Laboratorium
1. Bidang Patologi Klinik
a. Hematologi
1) Hematologi Lengkap
2) Morfologi darah tepi
b. Kimia Klinik
1) Pemeriksaan diabetes
2) Pemeriksaan fungsi ginjal, meliputi : Ureum, kreatinin, asam urat
3) Pemeriksaan fungsi hepar, meliputi :
a) SGOT dan SGPT
b) Bilirubin total, direk, indirek
c) Protein total, albumin, dan globulin
4) Pemeriksaan fungsi jantung, meliputi :
a) CPK dan CKMB
b) LDH
5) Pemeriksaan profil lemak, meliputi :
a) Kolesterol total
b) Trigliserid
c) HDL kolesterol
d) LDL kolesterol
e) Lipoprotein
6) Urinalisa lengkap
7) Analisa sperma
2. Bidang Mikrobiologi dan Reagensia
a. Mikrobiologi
1) Bakteriologi
Pemeriksaan mikroskopis, GO, BTA, push, secret vagina, swab tenggorok,
seket uretra, cairan pleura, cairan cerebrospinal dan bakteri lainnya dengan
pengecatan gram.
2) Parasitologi
14
Identifikasi parasit dari preparat direk (amuba, cacing, plasmodium malaria,
trikomonas, jamur).
b. Bidang Immunologi
1) Pemeriksaan hepatitis, meliputi :
a) HB sAg
b) Anti HBs
c) Anti HBc
d) Anti HVC
2) Pemeriksaan STD (Sexual Transmited Disease), meliputi :
a) Anti HIV
b) TPHA
c) VDRL
3) Pemeriksaan rematik dan protein spesifik lainnya, meliputi :
a) RF (kualitatif dan semi kuantitatif)
b) CRP (kualitatif dan semi kuantitatif)
c) ASTO (kualitatif dan semi kualitatif)
4) Pemeriksaan infeksi lain, meliputi :
a) Widal
b) Dengue dengan metode HI
5) Pemeriksaan hormone dan endokrin, meliputi :
a) Pemeriksaan kehamilan
3. Bidang Kimia Kesehatan
1) Kimia Lingkungan
a) Pemeriksaan kimia terhadap kualitatif air minum, air bersih, air kolam
renang, air laut, pemandian umum, dll
b) Pemeriksaan kualitatif makanan, minuman, dan bahannya.
c) Pemeriksaan kualitas limbah cair bagi pelayanan kesehatan.
2) Toksikologi
a) Pemeriksaan toksikologi logam berat dalam specimen manusia
b) Pemeriksaan toksikologi obat dalam specimen manusia meliputi :
narkotika, alkohol, psikotropika, zat aditif lainnya.
C. Pengolahan Limbah Laboratorium Klinik Medika Pratama Gamping
15
Air limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan
medis, Laboratorium, sterilisasi, riset, dll
b. Jenis Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair infeksius dan non infeksius yaitu :
1) Pelayanan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) pasien berupa limbah cair
dalam kamar mandi dan pencucian peralatan yang digunakan.
2) Laboratorium klinis, berupa air limbah dari pencucian peralatan
laboratorium dan sejenisnya.
3) Pengobatan/ perawatan klinis, terutama berasal dari kegiatan
pencucian ginjal dan pencucian peralatan.
4) Ruang operasi.
5) Laundry dan pembersihan ruang infeksi.
6) Emergency (Rawat Darurat).
7) Radiologi.
c. Sifat Limbah yang dibuang ke saluran
Menurut Dirjen PPM & PL serta Pelayanan Medik Depkes RI (2002) dalam
Buku Pedoman Sanitasi di Indonesia, sifat ukuran, fungsi dan kegiatan
Laboratorium mempengaruhi kondisi air limbah yang dihasilkan.
d. Pengolahan Air Limbah Laboratorium :
a. Pengolahan Biologi Aerobik dan Biologi Anaerobik.
1) Pengolahan Biologi Aerobik
Pengolahan Biologi Aerobik adalah pengolahan air limbah yang
memerlukan oksigen untuk memetabolisme bakteri.
2) Pengolahan Biologi Anaerobik
Beberapa teknologi pengolahan limbah cair yang sering digunakan di
Laboratorium yaitu proses lumpur aktif (active sludge proces), reaktor
putar biologis (rotating biological contactor/RBC), proses aerasi
kontak, proses pengolahan dengan biofilter “up flow”, dan pengolahan
dengan sistem “biofilter anaerob-aerob”.
b. Pengolahan sekunder dengan Lumpur Aktif (Actived Sludge).
c. Pengolahan dengan sistem Kolam Oksidasi.
d. Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biofilter "Up Flow".
e. Proses Pengolahan Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob.
f. Pengolahan dengan Sistem Aerasi Kontak.
g. Pengolahan air limbah dengan proses aerasi kontak terbagi dua, yaitu:
1) Pengolahan Primer,
2) Pengolahan Sekunder.
h. Pengolahan dengan Sistem Kolam Aerasi atau Kolam Stabilisas.
i. Anaerobic Filter Treatment System.
e. Persyaratan Limbah Cair
16
Menurut Kepmenkes RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan
kesehatan lingkungan :
1) Limbah cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang sesuai dengan
karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur
penanganan dan penyimpangannya.
2) Saluran pembungan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup,
kedap air dan limbah harus mengalir dengan lancar serta terpisah
dengan saluran air hujan.
3) Laboratorium harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri
atau bersama-sama secara kolektif dengan bangunan disekitarnya yang
mememnuhi persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau
sistem pengolahan air limbah perkotaan.
4) Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit
harian limbah yang dihasilkan.
5) Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air
limbah harus dilengkapi/ditutup dengan grill.
6) Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus
dikelola sesuai kebutuhan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak
lain atau pihak yang berwenang.
7) Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent) dilakukan
setiap bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
8) Laboratorium yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau
terkena zat radioaktif, pengelolaanya dilakukan sesuai ketentuan
BATAN
9) Parameter radioaktif diperlukan bagi Laboratorium sesuai dengan bahan
radioaktif yang dipergunakan oleh Laboratorium yang bersangkutan.
f. Limbah Cair
Pengolahan limbah cair akan dilakukan menggunakan sistem pengolahan
aerob. Pengolahan limbah cair ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
1) Air limbah yang berasal dari ruangan dan kamar dialirkan pada bak
kontrol yang terdapat di depan maupun belakang kamar dan ruangan
tersebut.
17
2) Semua air limbah yang berasal dari bak kontrol tersebut terhubung dan
dialirkan pada bak pertama yang menggunakan sistem endapan
selanjutnya air limbah tersebut akan mengalir melewati bak kedua,
ketiga, keempat, kelima dan keenam.
3) Di bak keenam air limbah ini akan dialirkan pada bak pertama yang
berukuran besar dengan menggunakan sistem aerob.
4) Setelah melewati bak pertama air limbah selanjutnya dialirkan pada bak
kedua.
5) Kedua bak ini memiliki ukuran yang sama dengan panjang ± 3m dan
diameter ± 100cm. Masing-masing bak memiliki skat yang berfungsi
sebagai penghubung dan bila mana terjadi kerusakan pada skat pertama
maka perbaikan hanya dilakukan pada skat tersebut, tanpa harus
membongkar dua skat yang lainnya.
6) Pada pipa yang mengalirkan air limbah menuju bak masing-masing
memiliki tanda panah, hal ini berfungsi bila mesin berhenti beroprasi
atau bak penuh, maka air limbah akan di back wass atau dilairkan
kembali pada bak pertama.
7) Air limbah yang bersal dari bak tersebut selanjutnya dialirkan dengan
menggunakan bantuan sinar ultraviolet yang berfungsi sebagai
pembunuh kuman.
8) Air limbah selanjutnya difiltrasi dan dialirkan pada kolam ikan dengan
menggunakan bak yang berisi arang sebagi perantara.
9) Ikan berfungsi untuk memakan bakteri berbahaya pada air limbah
tersebut.
10) Sebagian air limbah yang berasal dari kolam ikan dialirkan pada empat
bak yang selanjutnya akan mengalir ke lingkungan masyarakat.
2. Limbah Medis Padat
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 menyatakan bahwa limbah padat medis adalah limbah
yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
a. Klasifikasi Limbah Medis Padat
1) Kelolmpok A : Perban bekas pakai sisa lap/tissue, sisa potongan
tubuh manusia dan benda lain yang terkontaminasi.
2) Kelompok B : spuit bekas, jarum suntik bekas, pecahan kaca dan
lain – lain.
18
3) Kelompok C : bahan, atau sisa obat – obatan bahan kimia.
4) Kelompok D : Perlak, tempat penampungan urine, tempat
penampungan muntah, bantal dan lain – lain yang dibuang.(Depkes RI,
1998 Dalam Andi Ruhban 1998
b. Limbah Bahan Beracun dan Beracun ( B3 )
Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, adalah
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau
jumlahnya,baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup,dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hiduplain.
Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup
reduksi, penyimpanan, pengumpulan,pengangkutan,pemanfaatan,
pengolahan, dan penimbunan limbah B3 (Kepmenkes RI 1999).
c. Jenis Limbah Medis Padat
Berdasarkan potensi bahaya yang terkandung dalam limbah medis padat
dapat digolongkan sebagai berikut :
1) Limbah benda tajam,dapat berupa jarum, pipet, pecahan kaca dan
pisau bedah. Benda-benda ini mempunyai potensi menularkan
penyakit.
2) Limbah Infeksius, dapat dihasilkan oleh laboratorium, kamar isolasi,
kamar perawatan, dan sangat berbahaya karena bisa juga
menularkan penyakit.
3) Limbah jaringan tubuh, berupa darah, anggota badan hasil
amputasi, cairan tubuh, dan plasenta.
4) Limbah Farmasi, berupa obat-obatan atau bahan yamg telah
kadaluarsa, obat-obat yang terkontaminasi, obat yang dikembalikan
pasien atau tidak digunakan.
5) Limbah Kimia, dapatberbahaya dan tidak berbahaya dan juga
limbah yang bisa meledak atau yang hanya bersifat korosif.
6) Limbah Radioaktif, merupakan bahan yang terkontaminasi dengan
radio-isotof. Limbah ini harus dikelola sesuai dengan peraturan
yang diwajibkan.
d. Sistem Pengelolaan Limbah Medis Padat
1) Pemilahan
19
Dalam hal pemilahan limbah medis dan limbah padat non medis ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu sebagai berikut :
a) Limbah harus dipisahkan dari sumbernya.
b) Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas.
c) Dipilah antara limbah medis padat yang digunakan kembali dengan
limbah medis padat yang akan dmusnahkan atau dibuang.
2) Pewadahan
Limbah medis padat yang ditimbulkan dari kegiatan di
Laboratorium, ditampung ke dalam wadah tertentu. Untuk
menampung limbah tersebut harus disediakan wadah limbah yang
bentuk, ukuran, dan jumlahnya disesuaikan dengan jenis dan
banyaknya limbah yang dihasilkan.
3) Pengumpulan
Pengumpulan limbah medis padat merupakan proses pengambilan
limbah dari tempat penampungan limbah masing – masing
unit/ruangan ke tempat pembuangan akhir dengan menggunakan
kereta atau troli.
4) Penanganan Akhir
a) Incenerasi
Incinerator merupakan alat yang digunakan untuk memusnahkan
limbah dengan membakar limbah tersebut dalam satu tungku
pada suhu 1500-1800 oF (800 oC – 1000 oC ) dan dapat mengurangi
limbah 70 %.
b) Autoclave
Autoclaving sering dilakukan untuk perlakuan limbah infeksius.
Limbah dipanasi dengan uap di bawah tekanan. Namun dalam
volume yang besar saat dipadatkan, penetrasi uap secara lengkap
pada suhu yang diperlukan sering tidak terjadi dengan demikian
tujuan autoclaving (sterilisasi) tidak tercapai.
Kode standar hanya diusulkan untuk 3 golongan sampah yang paling
berbahaya yaitu:
1) Sampah Infeksius : Kantong berwarna kuning dengan symbol
biohazard yang telah dikenal secara internasional berwarna hitam.
2) Sampah citotoksik : Kantong berwarna ungu dengan symbol limbah
citotoksik (berbentuk cell dalam telo plasma).
3) Sampah radioaktif : Kantong berwarna merah dengan symbol
radioaktif yang telah dikenal secara internasional.
20
BAB III
PENUTUP
Gamping ini dibuat, dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan. Kami harap
Bapak/Ibu dapat mempertimbangkan lebih lanjut permohonan ini yang juga merupakan
dengan rencana baik ini akan mewujudkan hasil yang baik pula. Sebagaimana yang kita
harapkan dalam meningkatan mutu layanan kesehatan dan menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas, sehat jasmani rohani yang ditunjang oleh sarana dan prasarana
yang memadai.
Akhir dari penulisan proposal imi kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah ikut membantu. Serta memohon maaf bila terdapat kesalahan dalam
pembuatan proposal ini. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
21
22