Disusun oleh:
1. Identifikasi
Merupakan penyakit protozoa sistemik. Stadium awal penyakit ditandai
dengan terbentuknya ulcus (Chancre) yang sakit sekali yang pada awalnya
berkembang dari papula menjadi nodula. Gejala-gejala ini ditemukan pada
tempat gigitan lalat tse tse. Gejala lain yang ditemukan adalah demam, sakit
kepala yang amat sangat, insomnia, pembengkakan kelenjar limfe tanpa
disertai rasa sakit, berat badan menurun, somnolen dan tanda-tanda lain SSP.
Penyakit gambiense bisa berlangsung bertahun tahun; sedangkan penyakit
rhodesiense lethal dalam beberapa minggu atau dalam beberapa bulan jika
tidak diobati. Kedua bentuk penyakit ini fatal jika tidak diobati.
Diagnosa ditegakkan dengan ditemukannya trypanosoma didalam
darah, cairan limfe atau LCS. Untuk penyakit jenis gambiense diperlukan
teknik konsentrasi parasit seperti sentrifugasi dengan tabung kapiler,
“Quantitative Buffy Coat” (QBC) atau dengan “minianion exchange
centrifugation”. Teknik-teknik ini jarang digunakan pada penyakit jenis
rhodesiense. 537 Untuk penyakit jenis rhodesiense terkadang digunakan teknik
inokulasi pada tikus percobaan. Spesimen yang diambil dari aspirat kelenjar
limfe membantu ditemukannya parasit. Antibodi spesifik dapat diketahui
dengan menggunakan teknik pemeriksaan ELISA, IFA dan tes aglutinasi. Titer
imunoglobulin yang tinggi terutama IgM umum ditemukan pada penderita
tripanosomiasis Afrika “Circulating antigen” dapat dideteksi dengan
menggunakan berbagai teknik pemeriksaan imunologis seperti dengan kartu
Tryp Tech CIATT, tes aglutinasi tidak langsung.
2. Diagnosa
Dikarenakan gejala klinis infeksi T. evansi tidak bersifat khas
(patognomonis), maka pemeriksaan gejala klinis sebaiknya juga ditunjang
dengan pengujian di laboratorium untuk konfirmasi agen penyebab. Uji
parasit, uji serologi dan uji molekuler merupakan teknik pengujian yang
digunakan untuk diagnosis konfirmatif di laboratorium.
Uji parasit diantaranya pemeriksaan haematologi (mikroskopik),
microhematocrit centrifugation technique (MHCT) dan mouse inoculation test
(MIT). Uji serologi dapat dilakukan dengan metode card agglutination test for
trypanosomes (CATT) dan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA),
sedangkan uji molekuler menggunakan polymerase chain reaction (PCR).
Pemeriksaan haematologi dengan teknik ulas darah tipis terkadang
mengalami hambatan karena agen T. evansi hanya dapat dideteksi pada saat
terjadi parasitemia yang tinggi. Sedangkan pada kasus infeksi yang berjalan
kronis, diperlukan pemeriksaan ulas darah tebal, MHCT dan MIT.
Untuk kepentingan diagnostik terhadap trypanosomiasis, pengujian
dengan teknik CATT memiliki sensitifitas lebih tinggi dibandingkan teknik MIT
dan MHCT. Disamping itu, teknik CATT dapat digunakan untuk melakukan uji
tapis (screening test) dan kemudian dapat dilanjutkan dengan uji PCR untuk
konfirmasi agen T. evansi.
a. Uji Parasit
Uji ini sangat bergantung pada jumlah parasittrypanosoma yang beredar
dalamsirkulasi darah. Dengan demikian, teknik ini paling baik digunakan pada infeksi
akutsaat terjadi parasitemia tinggi.Preparat Darah Segar. Satu tetes darah diletakkan
pada gelas objek. Kemudianditempelkan gelas penutup (cover glass) sehingga darah
akan tersebar merata padagelas objek. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan
mikroskop cahaya (200x)untuk melihat pergerakan (motilitas) trypanosoma yang
masih hidup.
Kesimpulan
https://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_tidur
http://civas.net/2014/02/25/trypanosomiasis-surra/
http://civas.net/2014/02/25/trypanosomiasis-surra/3/
http://alitbudiartawan.blogspot.com/2015/03/penyakit-surra-
atau-trypanosomiasis.html
https://www.scribd.com/doc/246099939/Definisi-Etiologi-
Epidemiologi-Tripanosomiasis
https://www.academia.edu/27815727/Penyakit_SURRA_Trypano
somiasis_dan_PENGENDALIANNYA