Anda di halaman 1dari 31

BAB III

GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENGKAJIAN

3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit


3.1.1 Sejarah, Lokasi, Moto, Visi dan Misi, Rumah Sakit Bhayangkara
Pekanbaru
1. Sejarah
Pada tahun 1969 Polisi daerah Pekanbaru / Riau mendirikan

rumah sakit yang diberi nama Rumah Sakit KOMDAK Riau yang

berlokasi di jalan teratai. Sesuai dengan perkembangan zaman, maka

pada tahun 1975 Rumah Sakit KOMDAK Riau berpindah ke jalan

Kartini no 14 Pekanbaru dan terjadi perubahan nama menjadi Rumah

Sakit Polisi POLDA Riau. Tahun 1997 terjadi pemisahan pengelolaan

Rumah Sakit Polisi yang sebelumnya dipimpin oleh KADIS

DOKKES Polda Riau dengan penunjukkan Kepala Rumah Sakit oleh

Kepala Kepolisian Daerah Riau, seiring dengan perubahan nama

menjadi Rumah Sakit Bhayangkara TK IV POLDA Riau Pada bulan

Maret tahun 2015 Rumah Sakit Bhayangkara TK IV Pekanbaru Polda

Riau naik menjadi Rumah Sakit Bhayangkara TK III Pekanbaru.

Rumah Sakit Bhayangkara TK III Pekanbaru dibangun diatas tanah

seluas 2475 m² dan luas bangunan 2470 m².

2. Lokasi

Rumah Sakit Bhayangkara terletak jalan RA Kartini No.14 Simpang

Empat Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

10
11

3. Moto, Visi dan Misi Rumah Sakit

- Moto

Melayani dan Menolong dengan Sepenuh Hati.

- Visi

Menjadikan Rumah Sakit Bhayangkara TK III Pekanbaru sebagai

Rumah Sakit yang memiliki daya saing, kualitas, kemampuan, dan

menjadi salah satu Rumah Sakit pilihan dalam hal pelayanan kesehatan

di Provinsi Riau.

- Misi

1. Menyelenggarakan Kedokteran Kepolisian meliputi Kedokteran

Forensik (VER dan OTOPSI) , Rawat Tahanan, Institusi Penerima

Wajib Lapor, dan Pusat Pelayanan Terpadu.

2. Memberikan Pelayanan Kesehatan bagi Anggota POLRI, PNS

POLRI, Keluarga POLRI dan Masyarakat Umum dalam Kerangka

JKN melalui Kerjasama dengan BPJS Kesehatan dan BPJS

Ketenagakerjaan.

3. Menjadi Rumah Sakit Rujukan Pasien Kecelakaan Lalu Lintas

melalui MOU dengan Direktorat Lalu Lintas POLDA Riau dan

Jasa Raharja.

4. Rumah Sakit Bhayangkara TK III Siap Memberikan Pelayanan

dengan Unit Pelayanan Penunjang Terpadu.

5. Meningkatkan Kemampuan serta Ketrampilan Pegawai melalui

Pelatihan-Pelatihan Baik melalui Pelatihan Internal maupun


12

Eksternal POLRI Untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Rumah

Sakit.

6. Menyelenggarakan Kerjasama dengan Berbagai Pihak dalam

Meningkatkan Pelayanan Keseahatan

7. Mewujudkan Pengelolaan Anggaransecara Transparan, Akuntabel,

Efektif, Dan Lancar.

4. Sumber Daya Manusia

Tabel 3.1
Sumber Daya Manusia
N
JENIS PROFESI JUMLAH
O
1. Tenaga Medis
a. Dokter Umum 13
b. Dokter Gigi 2
c. Dokter Spesialis 22
2. Tenaga Perawat
a. SPK/SPR 3
b. DIII Keperawatan 32
c. S1 Keperawatan 22
d. S2 Keperawatan -
3.
Tenaga Kesehatan Seluruhnya
a. Sarjana Kesehatan Masyarakat 12
b. DIII Kebidanan 9
c. Gizi 1
d. Fisioterapi 2
e. Radiologi 3
f. Farmasi 13
g. Analis Labor 10
Jumlah 50
Sumber : Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru
13

5. Jenis Layanan

Rumah Sakit Bhayangkara terletak jalan RA Kartini No.14 Simpang

Empat Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru Provinsi Riau yang

merupakan Rumah Sakit TK III yang mempunyai tugas pokok memberikan

bantuan kesehatan berupa pelayanan kesehatan terhadap anggota POLRI,

PNS, dan Keluarga juga Masyarakat Umum.

1. Layanan dan Fasilitas Rumah Sakit

a. Rawat Jalan, Beberapa Poliklinik tersedia yaitu:

1) Poliklinik Umum

2) Poliklinik Gigi

3) Poliklinik Spesialis, antara lain:

- Poliklinik Spesialis Bedah Umum

- Poliklinik Spesialis Beda Orthopedi

- Poliklinik Spesialis Bedah Urologi

2. Gawat Darurat tersedianya pelayanan 24 jam dan alat Emergency yang

mendukung

3. Rawat Inap

4. Kamar Operasi

5. Intensif Care Unit (ICU) tersedianya 3 Tempat Tidur

6. Pelayanan Penunjang

a. Patologi Klinik

b. Patologi Anatomi
14

c. Radiologi

d. Farmasi (Apotik Dinas dan Apotik Penunjang)

e. Gizi

f. Rehabilitasi Medik

g. Rekam Medik

7. Kompartemen Kedokteran dan Kepolisian (DOKPOL)

a. Perawatan Pasien Tahanan

b. Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) korban kekerasan terhadap

perempuan dan anak

c. Pembuatan Visum Et Repertum

d. IPWL

8. Klinik VCT

9. TB DOT’S

10. Jasa Ambulance

11. Pelayanan Pasien Askes, Jamkesmas, Jamkesda, BPJS dan Umum

12. Laundry

13. Pemulasaran Jenazah

14. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana (IPRS).


15

6. Gambaran Umum Ruangan IGD Rumah Sakit Bhayangkara

a. Visi dan Misi Ruangan IGD Bhayangkara Pekanbaru

Visi dan Misi Ruangan sudah ada tetapi belum optimalnya penerapan

diruangan.

b. Struktur Organisasi Ruangan IGD Rumah Sakit Bhayangkara

Skema 3.1 Struktur Organisasi


KOORDINATOR DOKTER

dr. Widya Hastuty. S


Perawat Jaga IGD
Dokter Jaga IGD Artati Juliana, Amd. Keb
dr. Agika Luhut Frandika KOORDINATOR PERAWAT Baharudin Damanik, Amk
dr. Joster Hartanto S Ns. Fadli Susanto, S.Kep
dr. Rani Okta Sari Artati Juliana, Amd. Keb Ns. Adi Sandra, S.Kep
dr. Merry Zuhir M. Deski, Amk
dr. Putri Yanasari Anisa Susanti, Amk
KATIM
dr. Maiza Mujadilla Tita Andiana, Amk
dr. Andika Budhi R Baharudin Damanik, Amk Halfen Zaki, Amk
dr. Irian Danu Nugraha Ns. Gustria Karlina, S.Kep
Ns. Sartika, S.Kep
PENANGGUNG JAWAB TRIASE

Ns. Gustria Karlina, S.Kep

PENANGGUNG JAWAB OBSERVASI

Ns. Fadli Susanto, S.Kep

Penanggung Jawab
Penanggung Jawab Tindakan Penanggung Jawab Penanggung Jawab
Trauma Anisa Susanti, Amk Obat-Obatan Kebersihan
Ns. Sartika, S.Kep Halfen Zaki, Amk Ns. Adi Sandra, S.Kep Tita Andiana, Amk
M. Deski, Amk

Analisa: Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat didapatkan bahwa
16

struktur organisadiruang IGD saat ini adalah struktur yang lama.

c. Sumber Daya Manusia

Tabel 3.2 Perincian Tenaga Medis Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit
Bhayangkara Pekanbaru

NO Ketenagaan Jumlah

1 Tenaga Medis
a. Dokter Umum 8
b. Dokter Gigi 2
c. Dokter Spesialis 10
2 Tenaga Keperawatan
a. SPK/SPR 0
b. DIII Keperawatan 5
c. DIII Kebidanan 1
d. S1 Keperawatan & Profesi Ners 3
e. S2 Keperawatan
Jumlah 31

Keterangan
1. D III Keperawatan : 5 orang

2. S1 Keperawatan & Profesi Ners : 3 orang

Analisis : Jumlah tenaga perawat yang ada diruang IGD Rumah Sakit

Bhayangkara Pekanbaru adalah 5 orang DIII Keperawatan, S1

Keperawatan dan Profesi Ners sebanyak 3 orang.


17

a. Penampilan Kerja

Berdasarkan laporan IGD Rumah Sakit Bhyangkara Pekanbaru jumlah

pasien yang dirawat dalam 3 bulan terakhir

Tabel 3.3. jumlah Kunjunga Pertiga Bulan Terakhir


No Bulan Jumlah Kunjungan
1 Juni 475
2 Juli 542
3 Agustus 506
Jumlah 1.523
Analisis : Berdasarkan laporan indikator jumlah kunjungan Rumah Sakit

Pertiga bulan terakhir adalah 1.523 Kunjungan, jumlah ini berdasarkan

jumlah pasien kunjungan rawat jalan dan rawat inap.

3.2 Analisis Hasil Pengkajian Manajemen Ruangan dan Manajemen Pelayanan


dan Asuhan Keperawatan Di IGD Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru :
SWOT Analisis
1. Analisis SWOT
Faktor Internal

Tabel 3.4 Analisa SWOT Manajemen Ruangan


Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weeknes)

 Tidak ada lagi perawat tamatan  Terdapat Struktur organisasi

SPK di IGD digunakan masih struktur yang

 Sudah terdapat perawat dengan lama.

profesi Ners di IGD  Tenaga keperawatan dengan

 Ada uraian tugas organisasi yang latar belakang S1 keperawatan

jelas. dan profesi keperawatan masih

 Adanya SOP dan SAK di IGD terbatas dan pendidikan D3

 Prasarana yang memadai dalam yang dominan

memberikan pelayanan  Kompetensi Perawat

 Rumah Sakit sudah bekerja sama mengikuti pelatihan sebagian


18

dengan BPJS dan jasaraharja. akan memasuki batas akhir

sertifikat.

 Ruangan IGD kurang besar

dan kurangnya fasilitas untuk

Pasien.

 Alur Triase sudah ada tetapi

letaknya tidak sesuai SOP.

 Letak/Posisi Nurse Station

terlalu kecil dan tidak

memenuhi Standar PPI

Faktor Eksternal

Peluang (Oppurtunity) Ancaman (Threatened)

 Digunakan rumah sakit sebagai  Terlalu banyak saingan rumah

lahan praktek oleh berbagai sakit di pekanbaru dan rumah

institusi pendidikan (DIII sakit ber-type B

Keperawatan, SI Keperawatan,  Masyarakat beralih ke

Kebidanan, Gizi, Laboratorium, pengobatan alternatif dan

kedokteran) pengobatan tradisional karena

 Kerjasama yang baik antar unit mahalnya biaya

kerja  Adanyan UU perlindungan

 Adanya program akreditasi dan konsumen dan RS, serta

penilaian di setiap ruangan malpraktik

 Adanya program jaminan


19

kesehatan pemerintah (BPJS) dan

Jasaraharja

2. Pengkajian Manajemen Pelayanan Keperawatan

Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan Instalasi Gawat

Darurat tanggal 07 September 2021, diketahui bahwa Rumah Sakit

Bhayangkara kota Pekanbaru sudah melakukan akreditasi dengan hasil lulus

dan sudah dalam penerapan manajemen keperawatan, baik dalam fungsi

perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengendalian. Dimana fungsi

manajemen tersebut sudah dilaksanakan secara optimal. Pengkajian tanggal 05

Februari 2021 yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan

dengan aspek manajemen keperawatan melalui pendekatan pada aspek

manajemen pelayanan dan aspek manajemen asuhan keperawatan. Pengkajian

manajemen meliputi fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi

pengendalian. Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah studi

literatur dangan membaca laporan ruangan yang berkaitan dengan manajemen,

kemudian di konfirmasi dengan masalah-masalah yang dikemukakan oleh

responden, konfirmasi dilakukan melalui observasi, wawancara, dan

penyebaran kuisioner. Responden yang terlibat dalam pengsisian kuisioner 10

orang perawat pelaksana . Responden berasal dari ruangan Instalasi Gawat

Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru.

3. Analisis Hasil Pengkajian Manajemen di Ruangan Instalasi Gawat

Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru

Nama kepala ruangan : Artati Juliana, Amd. Keb


20

Pangkat / Golongan : IID / Pengatur TK.I

Pendidikan formal keperawatan : Sedang mengikuti pendidikan S1

Keperawatan

Pengalaman kerja di RS : 20 Tahun

Pengalaman sebagai Karu : ± 03 Tahun

Pelatihan yang pernah diikuti :

1. Pelatihan BTCLS

2. Pelatihan APN

3. Vaksinator

a. Fungsi Perencanaan

1) Visi, Misi Organisasi

Wawancaran : Menurut Kepala Ruangan IGD sudah memiliki visi

dan misi ruangan namun belum dipasang didinding

ruangan.

Observasi : Hasil pengamatan di ruangan IGD Rumah Sakit

Bhayangkara tidak terlihat visi dan misi yang

tertempel di ruangan sehingga tidak dapat diketahui

oleh orang lain.

Kuesioner :

Diagram 3.1
Penerapan Visi dan Misi
21

Penerapan Visi dan Misi


Tidak Pernah Jarang Sering Sangat Sering
10%

90%

Berdasarkan hasil Kuesioner terdapat sering 90 % perawat sering

bekerja berdasarkan visi dan misi dan 10% sangat sering bekerja

berdasarkan visi dan misi rumah sakit.

Masalah : Belum Optimalnya Penerapan Visi dan Misi di

ruang IGD Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru

2) Pelaksanaan SOP dan SAK

Wawancara : Menurut kepala ruangan asuhan keperawatan yang

diberikan sudah mengacu pada Standar Asuhan

Keperawatan (SAK) yang sudah diterapkan

Observasi : SOP dan SAK sudah ada.

Kuesioner:

Diagram 3.2
Pelaksanaan SAK

Pelaksanaan SAK
10%

90%

Tidak Pernah Jarang Sering Sangat Sering


22

Berdasarkan hasilKuesionersebanyak 90% perawat sering

melaksanakan SAK dan 10% perawat sangat sering melaksanakan

SAK.

Diagram 3.3
Pelaksanaan SOP
Pelaksanaan SOP
Sangat Sering
10%

Sering
90%

Berdasarkan hasilKuesionersebanyak 90% perawat sering

melaksanakan SOP dan 10% perawat sangat sering melaksanakan

SOP.

Masalah : Tidak ada masalah dalam pelaksanaan SOP dan SAK

b. Fungsi pengorganisasian

1) Struktur Organisasi

Wawancara : Menurut kepala ruangan didapatkan informasi bahwa

struktur organisasi di ruangan sudah ada dibuat dan

sudah dipasang di ruangan

Observasi : Adanya struktur organisasi yang di pasang didinding

ruangan IGD Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru

tetapi berdasarkan wawancara dengan perawat yang

lain didapatkan informasi bahwa Struktur Organisasi

yang terpasang masi Struktur yang lama


23

Masalah : Belum Optimalnya Penerapan Struktur Organisasi

yang Baru

2) Uraian Tugas

Wawancara : Menurut kepala ruangan sudah memiliki uraian tugas,

tetapi belum optimal pelaksanaan uraian tugasnya

Observasi : Berdasarkan observasi dari salah satu perawat

didapatkan uraian dan pembagian tugas tidak optimal

dalam pelaksanaan, dalam pelaksanaan pelayanan

dilakukan secara langsung oleh perawat yang dinas saat

itu.

Kuesioner :

Diagram 3.4
Pelaksanaan Uraian Tugas

Pelaksanaan Uraian Tugas


Tidak Pernah Jarang Sering Sangat Sering
9%

91%

Berdasarkan hasil Kuesioner terdapat 91% perawat sering

melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas dan 9% perawat

sangat sering melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas.

Masalah : Belum Optimalnya pelaksanaan Uraian Tugas

3) Pengembangan karier
24

Wawancara : Menurut Kepala Ruangan didapatkan informasi bahwa

system jenjang karir hanya untuk status bekerja

sebagai PNS dan untuk pelatihan kepala ruangan

mengatakan untuk perencanaan kepala ruangan belum

memiliki perencanaan.

Observasi : Berdasarkan pengamatan belum adanya perencanaan

pengembanagan SDM dalam bidang pelatihan bagi

perawat

Diagram 3.5
Pengembangan SDM
sangat Sering
13%

Sering Jarang
33% 54%

Tidak Pernah Jarang Sering sangat Sering

Berdasarkan hasil Kuesioner terdapat 54% perawat di IGD jarang

mendapatkan kejelasan tentang pengembangan Jenjang karir, 33%

perawat sangat sering mendapatkan kesempatan tentang

pengembangan Jenjang karir dan 13% sangat sering mendapatkan

kesempatan tentang pengembangan Jenjang karir.

Masalah : Belum Optimalnya Perencanaan Pengembangan SDM

dalam Bidang Pelatihan di Ruangan IGD Rumah

Sakit Bhayangkara Pekanbaru


25

4) Jumlah Ketenagaan

Wawancar : Menurut kepala ruangan didapatkan informasi bahwa

tenaga perawat yang ada sudah mencukupi

Observasi : Berdasarkan pengamatan terlihat adanya jumlah

tenaga IGD sudah mencukupi kebutuhan sesuai

dengan rumus formula PPNI yaitu:

Jumlah Perawat ×52 Minggu ×7 Hari × jumlah kunjungan ⋰ hari+10 %


41 Minggu× 40 jam dalam Seminggu

Jumlah Kunjungan/ Hari = 12

Jam Perawatan = 2.5

2.5 x 52 x 7 x 15+10 %
Kebutuhan Tenaga :
41 x 40
=9

Masalah : Tidak ada masalah dalam ketenagaan

c. Fungsi pengarahan

1) Motivasi kepada perawat

Wawancara : Menurut kepala ruangan pemberian Reward dengan

cara memberikan pujian kepada perawat yang telah

menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Observasi : Adanya apresiasi oleh karu terhadap perawat atas

pencapaian perawat dalam melakukan Asuhan

Keperawatan

Kuesioner : Berdasarkan hasil penyebaran Kuesioner sebanyak

10% perawat sangat sering diberikan penghargaan

sesuai kompetensi yang dimilikinya, dan sebanyak

40% perawat sering diberikan penghargaan dan 50%


26

jarang diberikan penghargaan. Sedangkan perawat

bekerja sesuai kompetensi yang dimilikinya

didapatkan 70% Perawat sering bekerja sesuai

Kompetensinya. Kemudian 60% perawat Jarang

merasa penilaian penampilan kerja mempengaruhi

motivasi bekerja dan 40% perawat sering merasa

penilaian penampilan kerja mempengaruhi motivasi

bekerja.

Masalah : Tidak ada masalah pada pemberian motivasi kepada

perawat ruangan IGD

d. Fungsi pengendalian / Controlling

1) Triase

Wawancara : Menurut kepala ruangan didapatkan informasi bahwa

IGD Rumah Sakit Bhayangkara memakai Sistim

ATS (Australian Triase Scale) dimana sistim ini

memakai kategori kelompok Resuscitasion,

Emergency, Urgent, Semi Urgen dan Non Urgent.

Observasi : Berdasarkan observasi didapatkan informasi bahwa

di Ruangan pelebelan udah ada tetapi warna

pelebelan Triase belum ada.

Masalah : Belum optimalnya pemberian label warna Triase

di Ruangan IGD Bhayangkara Pekanbaru.

2) Pre and Post Conference


27

Wawancara : Menurut kepala ruangan didapatkan informasi bahwa

Pre and Post Conference sudah pernah dilakukan

tetapi tidak optimal dalam pelaksanaannya.

Observasi : Berdasarkan observasi dan wawancara dengan salah

satu perawat didapatkan informasi bahwa pre and

post conference tidak dilaksanakan

Masalah : Belum optimalnya pelaksanaan Pre and Post

Conference di Ruangan IGD Bhayangkara

Pekanbaru.

3) Timbang Terima/ Hand Over

Wawancara : Menurut kepala ruangan didapatkan informasi bahwa

timbang terima sudah dilakukan dengan optimal

dimana timbang terima dilakukan di Nurse Station

antara perawat dengan perawat

Observasi : Berdasarkan observasi dan wawancara dengan salah

satu perawat didapatkan informasi bahwa Timbang

terima dilakukan antara perawat dengan perawat di

Nurse Station dengan pemberian RM Pasien dengan

catatan apa saja yang telah dilakukan kepada pasien

sebelumnya dan tindakan yang akan dilakukan.

Masalah : Tidak ada masalah pada Timbang Terima Pasien di

ruangan.

4) Discharge Planning

Wawancara : Menurut kepala ruangan didapatkan informasi bahwa

Discharge Planning sudah dilakukan dengan baik


28

dan pendokumentasian pindah ruangan ataupin

pasien Rawat Jalan sudah dilaksanakan

Observasi : Berdasarkan observasi dan wawancara dengan salah

satu perawat didapatkan informasi bahwa Discharge

Planning dilakukan dengan cara penjelasan kepada

pasiennya.

Masalah : Tidak ada masalah pada Discharge Planning Pasien di

ruangan.

5) Pelaksanaan Supervisi

Wawancara : Menurut kepala ruangan didapatkan informasi bahwa

Supervisi dilaksanakan oleh Bidang Keperawatan di

Ruang Instalasi Gawat Darurat kepada Kepala

Ruangan dan Ketua Tim yang ada di ruangan, dan

Ketua Tim secara langsung melakukan Supervisi

pada Perawat Pelaksana. Kemudian Ketua Tim

melaporkan hasil Supervisi pada Kepala Ruangan

dan Perawat Pelaksana (Supervisi tidak langsung)

dan hasil ini dijadikan Dokumentasi untuk Ruangan.

Observasi : Berdasarkan pengamatan bahwa perawat telah

memahami tentang Supervisi dan Pelaksanaan

Supervisi di Ruangan.

Masalah : Tidak ada masalah pada pelaksanaan Supervisi.

6) Penilaian mutu pelayanan keperawatan

Wawancara : Menurut kepala ruangan sudah ada kartu

pemeliharaan alat di setiap alat di IGD


29

Observasi : Dari hasil pengamatan di IGD sudah memiliki kartu

pemeliharaan alat yang digantungkan disetiap alat

yang ada di IGD

Masalah : Tidak ada masalah dalam pemeliharaan alat

7) Sistem penilaian kinerja

Wawancara : Menurut kepala ruangan untuk sistem penilaian

kinerja untuk formatnya sudah ada dan dilaksanakan

setiap 6 bulan sekali.

Observasi : Format penilaian sudah ada dan menurut wawancara

dengan salah satu perawat penilaian kinerja

dilaksanakan satu atau dua bulan sekali secara lisan

dan rapat bersama.

Masalah : Tidak ada Masalah dalam Penilaian kerja.

e. Identifikasi pasien safety

1) Ketepatan Identifikasi Pasien

Wawancara : Hasil wawancara dengan kepala ruangan mengatakan

bahwasanya saat overan karu selalu mengingatkan

stafnya untuk sebelum melakukan tindakan kepasien

agar mengidentifikasi pasien terlebih dahulu.

Observasi : Berdasarkan hasil observasi perawat selalu melakukan

ketepatan identifikasi pasien terlebih dahulu

Masalah : Tidak ada masalah identifikasi pasien

2) Peningkatan Komunikasi yang Efektif

Wawancara : Hasil wawancara dengan kepala ruangan mengatakan

bahwasanya iya selalu mengingatkan perawat untuk


30

selalu melakukan komunikasi yang efektif terutama

terkait dengan kondisi pasien

Observasi : Berdasarkan hasil observasi perawat telah mekakukan

komunikasi yang eektif

Masalah : Tidak ada masalah pada komunikasi pasien

3) Meningkatkan keselamatan penggunaan obat-obatan High Alert

Wawancara : Hasil wawancara dengan kepala ruangan mengatakan

bahwasanya obat-obatan High-alert medication di

ruangan diberi label dan pemberian obat high-alert

medications selalu dilakukan berdasarkan intruksi

dokter

Observasi : Berdasarkan hasil observasi perawat telah mekakukan

pelebelan Obat-obatan.

Masalah : Tidak ada masalah

4) Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur dan Tepat Pasien

Wawancara : Hasil wawancara dengan kepala ruangan mengatakan

bahwasanya tepat pasien, tepat loksi dan tepat

Prosedur sudah dilakukan

Observasi : Berdasarkan hasil observasi perawat telah mekakukan

sesuai tepat pasien, tepat lokasi, dan tepat tindakan..

Masalah : Tidak ada masalah

5) Pengurangan Resiko Infeksi

Wawancara : Hasil wawancara dengan kepala ruangan untuk

mengurangi resiko infeksi perawat mencuci tangan

sebelum atau sesudah bersentuhan dengan pasien,


31

sebelum melaksanakan tindakan aseptik, setelah

resiko terpapar cairan tubuh, setelah bersentuhan

dengan pasien, setelah bersentuhan dengan benda –

benda pasien.

Observasi : Berdasarkan hasil observasi terdapat watafel didekatat

Nurse Station

Masalah : Tidak ada masalah pada penerapan hand hygiene

6) Pengurangan resiko pasien jatuh

Wawancara : Hasil wawancara denga kepala ruangan menyatakan

selalu melakukan pengurangan resiko jatuh pasien,

Bed pasien pada umumnya sudah menggunakan

penyangga. Untuk pengkajian pasien resiko jatuh

sudah disiapkan oleh pihak managemen mulai dari

pengkajian resiko jatuh pada lansia dan dewasa,

kemudian pengkajian resiko jatuh pada anak – anak.

Penggunaan gelang-gelang dan tanda segitiga

kuning sudah dilakukan.

Observasi : Dari pengamatan untuk pengkajian sudah optimal,

semua perawat yang ada di ruangan sudah

melakukan pengkajian resiko jatuh terhadap semua

pasien. Tanda resiko jatuh di ruangan telah di

siapkan, jika ada pasien yang beresiko untuk jatuh

maka di pasang di penyanggah bed pasien tanda

segitiga kuning.

Masalah : Tidak ada masalah


32

f. Pelaksanaan PPI

1) Pemilihan kriteria sampah

Wawancara : Kepala ruangan mengatakan sudah ada perlabelan pada

setiap tong sampah infeksius, non infeksius dan benda

tajam, dibagian infeksius tertulis bahwa sampah yang

boleh dimasukkan hanya sampah yang terkena cairan

tubuh pasien dan bagian sampah nin infeksius hanya

boleh di masukkan benda – benda yang tidak terkena

cairan tubuh pasien sedangkan pada tempat sampah

benda tajam hanya dimasukkan sampah berupa ampul,

nal dan sejenis benda tajam lainnya.

Observasi : Berdasarkan dari pengamatan perawat sudah

melakukannnya sesuai dengan arahan dan peraturan

yang berlaku.

Masalah : Tidak ada masalah.

3.3 Prioritas Masalah dengan pendekatan PSBH / PSBN

Prioritas masalah dilakukan dengan teknik kriteria matrik dengan

memperhatikan aspek – aspek sebagai berikut :

1. Magnitude (Mg) : Yaitu kecendrungan dan seringnya masalah

Terjadi

2. Severity (Sv) : Yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan

3. Magnageability (Mn) : Yaitu menyelesaikan masalah – masalah

4. Nursing Concern (Nc) : Yaitu fokus pada keperawatan

5. Affordability (Af) : Yaitu ketersediaan sumber daya


33

Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1 – 5 dengan kriteria

sebagai berikut :

Nilai 1 : Sangat Kurang sesuai

Nilai 2 : Kurang sesuai

Nilai 3 : Cukup sesuai

Nilai 4 : Sesuai

Nilai 5 : Sangat Sesuai

Prio
No Masalah Mg Sr Mn Nc Af Skor
ritas
1 Belum Optimalnya Penerapan
Visi dan Misi di Ruang IGD
3 2 3 4 3 15 6
Rumah Sakit Bhayangkara
Pekanbaru.
2 Belum Optimalnya Penerapan
Struktur Organisasi yang
Baru Ruang IGD Rumah 4 3 3 4 3 17 5
Sakit Bhayangkara
Pekanbaru.
3 Belum Optimalnya
pelaksanaan Uraian Tugas
Perawat di Ruang IGD 4 3 3 4 4 18 4
Rumah Sakit Bhayangkara
Pekanbaru.
4 Belum Optimalnya 4 3 4 5 4 20 3
Perencanaan Pengembangan
34

SDM dalam Bidang Pelatihan


di Ruangan IGD Rumah Sakit
Bhayangkara Pekanbaru.
5 Belum optimalnya pemberian

label warna Triase di


5 5 4 5 4 23 1
Ruangan IGD Bhayangkara

Pekanbaru.

6 Belum optimalnya
pelaksanaan Pre and Post
5 4 4 5 4 22 2
Conference di Ruangan IGD
Bhayangkara Pekanbaru.

Dari tabel diatas maka prioritas masalah sebagai berikut :

1. Belum optimalnya pemberian label warna Triase di Ruangan IGD

Bhayangkara Pekanbaru.

2. Belum optimalnya pelaksanaan Pre and Post Conference di Ruangan IGD

Bhayangkara Pekanbaru.

3. Belum Optimalnya Perencanaan Pengembangan SDM dalam Bidang

Pelatihan di Ruangan IGD Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru.


35

1. Analisis Permasalahan Dengan Menggunakan Analisis SWOT


Tabel 3.6. Belum optimalnya pemberian label warna Triase di Ruangan IGD Bhayangkara Pekanbaru.
Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (Kesempatan) Threath (Ancaman)

1. Ketegasan dan kebijakan 1. Belum optimalnya pelebelan 1. Rumah Sakit Bhayangkara 1. Adanya tuntunan tinggi
Triase dan Nurse Station. Pekanbaru merupakan lahan dari masyarakat
Rumah Sakit cukup tinggi
2. Belum optimalnya pewarnaan praktek bagi mahasiswa terhadap peningkatan
2. Dukungan dari bidang
assessment Triase /Re-Triase kesehatan. pelayanan keperawatan
keperawatan cukup tinggi 2. Kelengkapan fasilitas dapat yang lebih professional.
meningkatkan minat pasien 2. Perawat kompeten
3. Dukungan kepala ruangan
dalam pengobatan ke Rumah sangat dibutuhkan di
cukup tinggi
Sakit Ruang IGD.
3. Kemajuan teknologi
yang pesat
menimbulkan tuntutan
fasilitas yang lebih baik
dari pelanggan
36

Tabel 3.7 Belum optimalnya pelaksanaan Pre and Post Conference di Ruangan IGD Bhayangkara Pekanbaru.
Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (Kesempatan) Threath (Ancaman)

1. Ketegasan dan kebijakan 1. Berdasarkan wawancara 1. Rumah Sakit Bhayangkara 1. Adanya tuntunan tinggi
dengan salah satu perawat Pekanbaru merupakan lahan dari masyarakat
Rumah Sakit cukup tinggi
Pre and Post Conference praktek bagi mahasiswa terhadap peningkatan
2. Dukungan dari bidang
tidak terlaksana dengan kesehatan. pelayanan keperawatan
keperawatan cukup tinggi optimal. 2. Pre and Post Conference yang lebih professional.
2. Pre and Post Conference bertujuan untuk menganalisis 2. Perawat kompeten
3. Dukungan kepala ruangan
dilakukan hanya di pagi mengidentifikasi masalah sangat dibutuhkan di
cukup tinggi
hari saja. pasien, merencanakan Asuhan Ruang IGD.
dan merencanakan evaluasi 3. Kemajuan teknologi
hasil, mempersiapkan hal-hal yang pesat
yang akan ditemui dilapangan menimbulkan tuntutan
dan memberikan kesempatan fasilitas yang lebih baik
untuk berdiskusi tentang dari pelanggan
keadaan pasien.
37

Tabel 3.8 Belum Optimalnya Perencanaan Pengembangan SDM dalam Bidang Pelatihan di Ruangan IGD Rumah Sakit
Bhayangkara Pekanbaru.
Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (Kesempatan) Threath (Ancaman)

1. Ketegasan dan kebijakan 1. Mahalnya biaya pelatihan 1. Rumah Sakit Bhayangkara 1. Adanya tuntunan tinggi
Pekanbaru merupakan lahan dari masyarakat terhadap
Rumah Sakit cukup tinggi sehingga minat perawat
praktek bagi mahasiswa peningkatan pelayanan
2. Dukungan dari bidang cukup rendah untuk
kesehatan. keperawatan yang lebih
keperawatan cukup tinggi mengikuti pelatihan. 2. Mengikuti pelatihan merupakan professional.
syarat utama untuk kerja di 2. Perawat kompeten sangat
3. Dukungan kepala ruangan 2. Lamanya hari pelatihan
rumah sakit dibutuhkan di Ruang IGD.
cukup tinggi sehingga menyita waktu
3. Dengan adanya perencanaan 3. Kemajuan teknologi yang
kerja kepala ruangan maka
pesat menimbulkan
diharapkan program pelatihan
tuntutan fasilitas yang
perawat terlaksana sebelum
habis masa kegunaan sertifikat lebih baik dari pelanggan
38

2. Prioritas Masalah Dengan Pendekatan PSBH / PSBN


Skema 3.2 Belum optimalnya pemberian label warna Triase di Ruangan IGD Bhayangkara Pekanbaru.

MATERIAL
MAN Belum optimalnya
pemberian label warna
Terpenuhinya pelebelan warna Triase di Ruangan IGD
Kepala ruangan belum optimal dalam triase Bhayangkara
pelebelan ruangan IGD Pekanbaru.
Pekanbaru

Pentingnya Kelengkapan sarana dan


prasarana rumah sakit dapat
meningkatkan kinerja perawat di
ruangan
Belum adanya anggaran

MONEY METHODE
39

Skema 3.3. Belum optimalnya pelaksanaan Pre and Post Conference di Ruangan IGD Bhayangkara Pekanbaru.

MATERIAL
Belum optimalnya
MAN
pelaksanaan Pre and
Post Conference di
Ruangan IGD
Katim dan Perawat Pelaksana belum Terlaksananya pemberian Asuhan
optimal dalam Pre and Post Conference Keperawatan
Bhayangkara
Pekanbaru.Pekanbar

Pre and Post Conference membantu untuk


menganalisis masalah-masalah pasien,
merencanakan Asuhan dan merencanakan
Belum adanya anggaran evaluasi hasil, mempersiapkan hal-hal yang
ditemui dilapangan dan memberikan diskusi
tentang keadan Pasien

MONEY METHODE
40

Skema 3.4 Belum Optimalnya Perencanaan Pengembangan SDM dalam Bidang Pelatihan di Ruangan IGD Rumah Sakit
Bhayangkara Pekanbaru.

MATERIAL
Belum Optimalnya
MAN Perencanaan
Pengembangan SDM
dalam bidang pelatihan di
Kepala ruangan belum merencanakan
terkait pengembangan jenjang karir Bekerjasama dengan pihak pelatihan Rumah Sakit
perawat untuk pengembangan karir Bhayangkara Pekanbaru
Pekanbaru

MONEY METHODE

Belum adanya anggaran Kepala ruangan bersama diklat


menyusun perencanaan terkait
pengembangan karir kepada perawat

MONEY METHODE

Anda mungkin juga menyukai