1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada Tembilahan sebagai salah satu pelayanan
kesehatan berupaya untuk mewujudkan pelayanan kepada pasien dengan sebaik-baiknya.
Berbagai kasus penyakit yang memerlukan penanganan, tidak hanya berupa pelayanan
rawat jalan dan rawat inap, namun meliputi pula upaya tindakan bedah. Oleh karena itu
perlu dibentuk suatu unit pelayanan yang secara khusus merencanakan, melaksanakan, dan
menganalisis evaluasi kegiatan tindakan bedah tersebut.
Keberadaan Unit Instalasi kamar operasi Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada
Tembilahan sebagai pelaksana kegiatan operasi perlu ditetapkan pola dan mekanisme
melalui suatu pedoman berdasarkan Surat Keputusan Direktur. Pedoman ini meliputi
Struktur Organisasi, Visi, Misi, falsafah dan tujuan Kamar Operasi , Sumber Daya
Manusia, Sarana dan Prasarana, Kegiatan , Pencatatan dan Pelaporan , Evaluasi dan Audit.
Penetapan pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh komponen yang
terlibat dalam kegiatan operasi.
Pedoman ini pada dasarnya mengatur ketentuan, pola kerja, sistem manajerial dan sistem
evaluasi secara umum, yang tidak dapat dipisahkan dari kumpulan Prosedur Operasional
Standar (SOP – standard operating procedure) sebagai petunjuk teknis dan penjabaran dari
pedoman ini.
Dengan dilaksanakannya pedoman ini oleh seluruh komponen Unit Kamar Operasi,
diharapkan hasil kegiatan pelayanan operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada
Tembilahan dapat senantiasa diupayakan seoptimal mungkin, dan meminimalkan resiko
negatif yang mungkin ditimbulkannya.
C. DASAR KEBIJAKAN
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Kamar Operasi Rumah
Sakit.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis.
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada Tembilahan adalah Salah Satu Rumah Sakit
Kabupaten Indragiri Hilir yang terletak di Kota Tembilahan dengan luas lahan 3,2 Ha. Pada
12 Nopember 1984 diresmikan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Tipe D, oleh Gubernur
Propinsi Riau Imam Munandar, 23 Agustus 1994 dengan SK Bupati Kepala Daerah Tingkat
II Kabupaten Indragiri Hilir No KPTS.177/VIII/HK-1994, atas dasar persetujuan Menteri
Kesehatan dengan SK No 193/MENKES/SK/II/1993, 23 Februari 1993 ditetapkan menjadi
Rumah Sakit Umum Daerah Tipe C.
Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) melalui SK Bupati Indragiri Hilir No 194/IV/HK-2011, 11 April 2011
dengan status BLUD Bertahap.
Seiring dengan peningkatan volume aktivitas dan kinerja Rumah Sakit Umum Daerah
Puri Husada, maka pada tahun 2012 ditetapkan menjadi BLUD Penuh berdasarkan SK Bupati
Indragiri Hilir No 387/VIII/HK-2012, 15 Agustus 2012 tentang Penetapan Status Penuh
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Rumah Sakit Umum Daerah
Puri Husada telah mendapat sertifikat akreditas bersyarat tingkat dasar, tertanggal 9
Desember 2011. Saat ini RSUD Puri Husada sedang berbenah dalam menuju RSUD Tipe B.
4
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH DAN TUJUAN
6
BAB IV
DIREKTUR
dr.H.Irianto,Sp.PD
PENANGGUNG JAWAB
KEPALA UPF
ANASTESI - - - - - - - -
dr.Yasrul,Sp.B
dr.Diana,Sp.An
A. Dokter Anestesi
1. Mencatat anamnesis yang sesuai dengan kasus yang dihadapi
a. Anamnesis lengkap pada orang dewasa
b. Alloanamnesis/anamnesis lengkap pada anak sesuai dengan usia dan tahap
perkembangannya
c. Anamnesis yang dapat menggali etiologi/pathogenesis/patofisiologi penyakit
yang diduga:
1) Keluhan Utama, keluhan tambahan serta kuantitas dan kualitas tanda dan
gejala subyektif
2) Onset (awitan)
3) Faktor yang mendasari: faktor genetik, faktor predisposisi
4) Faktor yang mempengaruhi; memperberat, meringankan
5) Faktor pencetus
6) Sumber infeksi/narakontak
7) Cara penularan
8) Faktor lingkungan
9) Perjalanan penyakit dan pengaruh intervensi
d. Memanfaatkan sumber informasi sekunder dalam mengelola pasien
2. Mencatat pemeriksaan fisik yang didapat sesuai dengan kasus yang dihadapi
a) Pemeriksaan fisik lengkap: keadaan umum, tanda vital, denyut nadi, suhu badan,
tekanan darah, keadaan kulit, pemeriksaan kepala, mata, hidung, telinga,
tenggorok, dada, jantung, paru, payudara, abdomen, genitalia eksterna, pelvis,
rectum, prostat, musculoskeletal dan reflex neurologi lengkap.
b) Pemeriksaan status kejiwaan dengan obeservasi, percakapan ringan, riwayat
psikiatri dan uji formal
c) Pemeriksaan fisik anak
d) Pemeriksaan wanita hamil
e) Pemeriksaan terarah kasus emergensi: penurunan kesadaran, gawat napas, gawat
jantung, akut abdomen, fraktur
f) Memilih pemeriksaan khusus yang sesuai dengan diagnosis kerja berdasarkan
keluhan pasien, kepentingan pasien, urgensi dan kompleksitas masal.
8
Kewenangan Klinis
Dokter Spesialis Anastesi
Anestesia Umum
1. Anestesia Umum dengan Teknik inhalasi & Intravena
Anastesia Regional
2. Spinal
a. Lumbal
b. Kaudal
3. Teknik Blok dengan kateter kontinu
Monitoring secara invasive
4. Monitoring tekanan Arterial
5. Central Venous system Kanulasi
Anestesia pada bedah khusus
1). Bedah kebidanan dan ginekologi
2). Bedah anak (pediatrik)
a. Umur >1 Tahun
b. Infants (umur 1 bulan sampai 1 tahun)
c. Neotanus (lahir sampai 1 bulan,aterm)
d. Prematur
Nyeri pasca operasi
1. Block Spinal , epidural dan paraveltebral
2. Organization of Acute Pain Service (APS)
Anastesi Regional dan management nyeri
1. Diagnose dan penanganan nyeri akut, kronis dan nyeri kanker
2. Injeksi epiduralcervical untuk penanganan nyeri
3. Analgesia intratekal
Uraian Tugas :
1. Mengkoordinasi kegiatan pelayanan anastesi dan terapi intensive sesuai dengan
sumber daya manusia, sarana prasarana dan peralatan yang tersedia.
2. Melakukan koordinasi dengan bagian instalasi yang terkait
3. Pengembangan, implementasi, dan memelihara/ menegakkan kebijakan serta
prosedur yang ditetapkan dan dilaksanakan
9
4. Memelihara/ mempertahankan program pengembalian mutu yang di tetapkan dan
dilaksanakan
5. Merekomendasikan sumber luar untuk pelayanan anastesi (termasuk sedasi
moderat dan dalam) yang dilaksanakan dan di tetapkan,.
6. Memantau dan menelaah seluruh pelayanan anastesi (termasuk sedasi moderat
dan dalam) yang di tetapkan dan dilaksanakan
7. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan
tentang resiko, manfaat dan alternative anastesi.
5. Rektoskopi / Anuskopi
6. Laparoskopik diagnostik (darurat)
7. Reseksi dan anastomosis usus kecil dan besar
10
19. hemiotomi (inguinal, femoralis, umbilikal)
20. Hemoroiddektomi
21. Fistulektomi, Fistulotomi (Fisura ani)
22. Operasi Miles
23. Operasi Hartmann
24. Reseksi Anterior sigmoid
25. Pasang T tube saluran empedu
26. Rauxen Y anatomosis usus kecil
27. Bypass enterotomi (usus kecil dan besar)
11
18. Operasi Piloromiotomi
19. Operasi piloromiotomi
20. Spleenektomi (total dan parsial)
21. Detorsi torsi testis dan orkidopeksi
22. Anastomosis tarik trobos
23. Operasi kelainan umbilicus - hernia umbilicus
24. Eksisi higroma
25. Eksisi limpangioma
26. Appendektomi
12
Jenis Tindakan Dokter Spesialis Bedah Umum Bidang Bedah Kepala - Leher
1. Tindakan pada trauma jaringan lunak wajah (debridement, jahit, rekontruksi)
2. Trakheostomi
3. Repair Fraktur mandibula
4. Refair fraktur maksila
5. Repair fraktur zigoma
6. Refair fraktur nasal
7. Biosi Insional / biospy cubit (soft tissue)
8. Biospi kelenjar getah bening
9. Ekstirpasi kista duktus tireogiosus
10. Ekstirpasi tumor jinak parotis
11. strumektomi (lobectomy dan thyroidectomy)
12. Tiroidektomi pada Ca
13. Radikal neck dissection (RND) (classical )
14. Parotidektomi
15. Operasi tumor jaringan lunak (kista demoid, higroma leher, dll)
13
28. Insisi Flegmon dasar mulut
29. Eksisi makroglosia
30. Prenolektomi pada tongue tie
Jenis Tindakan Dokter Spesialis Bedah Umum Bidang Bedah Toraks Kardiak dan Vakular
1. Torakotomi (darurat)
2. Pemasangan WSD / drainase toraks
3. Perawatan trauma toraks konservatif
4. Rekonstruksi vascular perifer (trauma)
5. Perikardiosentesis terbuka (darurat )
6. Reseksi iga
7. Simpatektomi torakai
8. Simpatektomi tumbal / simpatektomi periarteral
9. Stripping varises, eksisi varises, ligasi , komunikan
10. Operasi A - V shunt (Brecia - Cimino)
11. Operasi jendela toraks
12. Perawatan varises non bedah (injeksi skieroterapi)
13. Operasi aneurisma perifer
14
5. Orkhidektomi
6. Ureterostomi eksterna (darurat)
7. Repair ruptur buli - buli
8. Vasektomi
9. Sistoskopik, endoskopik diagnostic
10. Section alta
11. Hidrokelektomi
12. Insisi infiltrate urin
13. Insisi perirenal abses
14. Drenase pionefrosis
15. Nefrostomi
16. Prostatektomi terbuka
17. Ligasi tinggi Varikokel
18. Nefrolitotomi
19. Pielolitotomi
20. Operasi Hipospadia
21. Repair Kriptorkhismus (orkhidopeksi)
22. Ureterolitotomi 1/ 3 tengah dan proximal
23. Urethraslitotomi
24. Urethrostomi eksterna
25. Uretero - ileo shunt
Jenis Tindakan Dokter Spesialis Bedah Umum Bidang Bedah Plastik, rekonstruksi dan Estetika
15
7. Eksisi keloid
8. Labioplasti
9. Palatoplasti
10. Operasi Hipospadia
11. Flat Kulit / otot
11. Plate dan Screw : Femur, tibia, radius ulna, humerus, clavisula
12. K. Wire : Tangan dan kaki (Carpalia ,Tarsalia, Phalanx)
13. Tension band wiring (tbw): Oleccranon, Patella, Ankle
14. Biopsi Tulang
15. Perawatan CTEW konservatif (serial gipa)
16. Sekwesterektomi / guttering
Jenis Tindakan Dokter Spesialis Bedah Umum Bidang Bedah Saraf Pusat dan Perifer
1. Boor Hole
2. Trepanasi trauma (fraktur eranium, EDH)
3. Reposisi fraktur impresi
4. Refair saraf perifer
16
5. Eksisi meningkoel dan mielokel (sederhana)
20. Plate dan Screw : Femur, tibia, radius ulna, humerus, clavisula
21. K. Wire : Tangan dan kaki (Carpalia ,Tarsalia, Phalanx)
22. Tension band wiring (tbw): Oleccranon, Patella, Ankle
23. Disartikulasi sendi besar = panggung, bahu, lutut
24. Tendon refair
25. Pemasangan traksi (skeletal, skin, Gilisson)
27. Trakheostomi
28. Repair Fraktur mandibula
29. Repair fraktur maksila
30. Repair fraktur zigoma
31. Reapir Fraktur nasal
32. Torakotomi
33. Fiksasi Internal iga
34. Pemasangan WSD / drainase toraks
35. Perawatan trauma toraks konservatif
36. Rekonstruksi vascular perifer
37. Perikardiosentesis terbuka
38. Debridement luka bakar
39. Operasi hernia diafragmatika traumatik (abdominal approach, thoracic
approach)
40. Boor Hole
41. Trepanasi trauma (fraktur eranium, EDH)
42. Fraktur reposisi impresi
43. Repair saraf perifer
44. Eksisi meningkoel dan mielokel (sederhana)
45. Kateterisasi / businasi
46. Nefrektomi
47. Repair urehtra, ureter, ginjal
48. Orkhidektomi
49. Ureterostomi eksterna
50. Repair ruptur buli - buli
51. . Sistostomi
Jenis Tindakan Dokter Spesialis Bedah Umum Bidang Bedah Yang Lain.
18
1. Pemasangan akses vena (antara lain CVP. Cut down incision, kamulasi
vena)
2. Pemasangan akses arteri (antara lain : kamulasi untuk hemodialisis, monitor
tekanan arteri.
3. Insisi abses (termasuk submandibular abses dll)
4. Perawatan sebulitis, infeksi jaringan lunak
5. Penanganan gigitan ular dan binatang yang lain
19
o Perjalanan penyakit dan pengaruh intervensi
o Memanfaatkan sumber informasi sekunder dalam mengelola pasien
4) Mencatat pemeriksaan fisik yang didapat sesuai dengan kasus yang dihadapi
5) Pemeriksaan fisik lengkap: keadaan umum, tanda vital, denyut nadi, suhu badan,
tekanan darah, keadaan kulit, pemeriksaan kepala, mata, hidung, telinga,
tenggorok, dada, jantung, paru, payudara, abdomen, genitalia eksterna, pelvis,
rectum, prostat, musculoskeletal dan reflex neurologi lengkap.
6) Pemeriksaan status kejiwaan dengan obeservasi, percakapan ringan, riwayat
psikiatri dan uji formal
7) Pemeriksaan fisik anak
8) Pemeriksaan wanita hamil
9) Pemeriksaan terarah kasus emergensi: penurunan kesadaran, gawat napas, gawat
jantung, akut abdomen, fraktur
10) Memilih pemeriksaan khusus yang sesuai dengan diagnosis kerja berdasarkan
keluhan pasien, kepentingan pasien, urgensi dan kompleksitas masalah
1. Tujuan Jabatan:
Tenaga perawat profesional yang bertanggung jawab dan berwenang dalam mengelola
dan mengkoordinir kegiatan pelayanan keperawatan di Instalasi Kamar Operasi
2. Tanggung Jawab dan Tugas:
a. Bertanggung jawab atas pemberian asuhan keperawatan Kamar Operasi
b. Bertanggung jawab atas ketersediaan tenaga perawat profesional di Kamar Operasi
c. Bertanggung jawab atas pembagian tugas dan pengaturan jadwal dinas perawat Kamar
Operasi
d. Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan pelayanan perawatan di Instalasi
Kamar Operasi.
e. Pengadaan alat instrument, bahan habis pakai dan obat –obatan di kamar operasi
f. Pengadaan barang – barang non medis
g. Merencanakan kebutuhan bahan medis dan non medis.
h. Mengambil barang – barang medis dan non medis yang diperlukan ke bagian
pengadaan dan gudang obat yang sudah di pesan.
20
i. Mencatat barang – barang medis dan non medis
j. Mengecek barang – barang medis dan non medis secara berkala
k. Melaksanakan fungsi perawatan meliputi :
1) Menyusun rencana kegiatan berdasarkan jenis, jumlah, mutu tenaga keperawatan
serta tenaga lainnya sesuai kebutuhan di Kamar Operasi.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawat yang berlaku tiap
minggu/bulan.
3) Membagi tugas harian dengan memperhatikan jumlah dan tingkat kemampuan
perawatan.
4) Merencanakan jumlah dan jenis peralatan di Kamar Operasi.
5) Menyusun program pengembangan staf di Kamar Operasi.
6) Bersama staf menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan di ruang perawatan
Kamar Operasi.
l. Melaksanakan fungsi penggerakan tenaga keperawatan meliputi :
1) Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan tugas yang dibebankan.
2) Mengadakan pelatihan untuk perawat dan tenaga lainnya secara
berkesinambungan.
3) Memberi orientasi kepada perawat/tenaga baru.
4) Melaksanakan kegiatan pengadaan, pemeliharaan dan penggunaan alat-alat
maupun obat-obatan.
5) Menciptakan suasana kerja yang harmonis.
6) Menilai hasil kerja pegawai dan memberikan penghargaan yang berprestasi baik.
m. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi :
1) Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai.
2) Mengawasi penggunaan alat-alat agar digunakan secara tepat
3) Mengawasi pelaksanaan sterilisasi alat dan ruang kamar operasi
4) Mengatur supaya alat-alat tetap dalam keadaan siap pakai.
5) Mengawasi pelaksanaan inventaris secara periodik.
3. Dimensi Kerja:
a. Sedikitnya 3 orang perawat Kamar Operasi dan 1 orang tenaga administrasi Kamar
Operasi
b. Pengelolaan peralatan medis dan obat-obatan di Kamar Operasi
c. Pengelolaan dan pelayanan sterilisasi
21
4. Hubungan Kerja:
a. Dengan kepala kamar operasi terkait terselenggaranya kegiatan pembedahan dan
penyediaan kelengkapan sarana dan prasarana di kamar operasi
b. Dengan Komite Keperawatan terkait pembinaan dan peningkatan ketrampilan perawat
di Kamar Operasi
c. Dengan kepala ruangan terkait kesinambungan pelayanan pasien di ruang rawat inap
5. Tantangan Terberat:
b. Menekan angka infeksi luka operasi
c. Kelengkapan berkas rekam medis pasien post operasi
d. Waktu tunggu operasi elektif ≤ 1 hari
e. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi
f. Tidak adanya kejadian operasi salah orang
g. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
h. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah
operasi
i. Komplikasi anestesi karena overdosis, reaksi anestesi, salah penempatan endo tracheal
tube
j. Tidak adanya kejadian kematian di meja operasi
6. Wewenang:
a. Membuat dan menetapkan jadwal dinas perawat Kamar Operasi
b. Mengajukan permintaan persediaan peralatan medis, bahan habis pakai, dan obat-
obatan di Kamar Operasi untuk disetujui oleh Kepala Kamar Operasi
7. Persyaratan dan Kualifikasi
a. Pendidikan Formal : S1/ D – III Keperawatan, berpengalaman sedikitnya 5 tahun.
b. Pendidikan Non Formal :
1) Memiliki Sertifikat Manajemen Keperawatan.
c. Pengalaman Kerja : sebagai perawat di Kamar Operasi minimal 5 tahun.
d. Ketrampilan : memiliki kemampuan dan kepemimpinan.
e. Usia : antara 26 – 58 Tahun
f. Berbadan sehat jasmani dan rohani
22
F. Penata/Perawat Anestesi
1. Tujuan Jabatan
Membantu terselenggaranya tindakan pembiusan di kamar operasi.
2. Tanggung Jawab
a. Menjamin terselenggaranya pelayanan anestesi di kamar operasi secara
efektif dan efisien.
b. Menjamin terselenggaranya pelayanan kamar operasi yang bermutu.
c. Bertanggung jawab terhadap tindakan anestesi yang dilakukan.
1) Sebelum pembedahan:
a. Melakukan kunjungan pra anestesi untuk menilai status fisik pasien
sebatas wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi.
c. Menyiapkan sistem gas medik dan mesin anestesi.
d. Menyiapkan kelengkapan formulir anestesi.
e. Menilai kembali fungsi dan keadaan mesin anestesi dan alat monitoring.
f. Menyiapkan kelengkapan meja operasi antara lain:
g. Pengikat meja operasi, standar tangan, kunci meja operasi, donat kepala
dan standar infus.
h. Menyiapkan botol suction.
i. Mengatur posisi meja operasi sesuai tindakan operasi.
j. Memasang infus / tranfusi darah kalau perlu.
k. Memberikan premedikasi sesuai program dokter anestesi.
l. Mengukur tanda vital dan menilai kembali kondisi fisik pasien.
m. Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh dan aspirasi.
n. Memindahkan pasien ke meja operasi dan memasang tali pengaman.
o. Menyiapkan obat – obat bius dan membantu dokter anestesi dalam proses
pembiusan.
2) Saat pembiusan:
23
(b) Memenuhi keseimbangan O2 dan CO2 dengan memantau flowmeter pada
mesin anestesi.
(c) Mempertahankan keseimbangan cairan dengan mengukur dan memantau
cairan tubuh yang hilang selama pembedahan .
(d) Mengukur tanda vital.
(e) Memberi obat – obatan sesuai progaram pengobatan dokter.
(f) Melaporkan hasil pemantauan kepada dokter anestesi/bedah.
(g) Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh.
(h) Menilai hilangnya efek obat anestesi pada pasien.
(i) Melakukan resusitasi pada henti jantung.
3) Setelah pembedahan:
(a) Mempertahankan jalan napas pasien.
(b) Memantau tanda – tanda vital untuk mengetahui sirkulasi pernapasan dan
keseimbangan cairan.
(c) Memantau tingkat kesadaran dan reflek pendeita.
(d) Menilai respon pasien terhadap efek obat bius.
(e) Memindahkan pasien ke ruang pemulihan bila kondisi stabil dan atas
instruksi dokter anestesi.
(f) Melengkapi catatan perkembangan pasien sebelum, selama dan sesudah
pembiusan.
(g) Mengembalikan dan merapikan alat – alat anestesi ke tempat semula agar
siap pakai.
(h) Membersihkan kamar operasi sesuai prosedur yang berlaku.
3. Dimensi Kerja
Terlaksananya pelayanan pembiusan dalam rangkaian tindakan operasi agar
tindakan yang diberikan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
4. Hubungan Kerja
Dengan perawat ruangan terkait kesinambungan pelayanan pasien di Kamar
Operasi
5. Tantangan Terberat
24
Kecermatan tindakan anestesi dan monitoring pasien selama pembedahan
berlangsung
6. Wewenang
Melakukan tindakan anestesi sesuai dengan program dokter.
7. Persyaratan dan kualifikasi
a. Pendidikan Formal :
Berijazah Keperawatan dari semua jenjang yang disyahkan oleh pemerintah
atau yang berwenang.
b. Pendidikan Non Formal : sertifikat penata anestesi, PPGD/GELS/BLS
c. Pengalaman Kerja : memiliki pengalaman kerja di bidang anestesi
d. Ketrampilan : memiliki bakat dan minat serta berdedikasi tinggi, berkepribadian
mantap dan emosional yang stabil.
e. Usia : antara 22 - 58 Tahun
f. Berbadan sehat jasmani dan rohani.
F. Perawat Asisten
1. Tujuan Jabatan
Tenaga perawat profesional yang bertanggung jawab dan berwenang dalam
mengelola dan mengkoordinir kegiatan pelayanan pembedahan di kamar operasi
2. Tanggung jawab dan Tugas
a. Sebelum Pembedahan
1) Melakukan serah terima pada waktu pergantian dinas.
2) Membuat laporan kegiatan keperawatan.
3) Bersama perawat instrumen melakukan kunjungan ke ruangan minimal 1
hari sebelum pembedahan.
4) Bersama perawat instrumen menyiapkan instrument steril sesuai rencana
tindakan pembedahan antara lain:jenis instrumen, alat / inplan, aksesori
meja operasi
5) Memeriksa kembali persiapan klien pre-operasi antara lain :rencana
tindakan pembedahan, kebersihan lokasi operasi, foto, dll sesuai diagnosa
pre-operative
6) Bersama perawat instrumen menyiapkan perlengkapan di kamar operasi
antara lain:bahan disinfektan, material, obat-obatan
25
b. Selama Pembedahan
1) Membantu mengenakan baju operasi dan sarung tangan untuk dokter
operator
2) Membantu dokter operator melakukan drapping.
3) Membantu dokter sebagai asisten bedah selama pembedahan berlangsung
c. Setelah Pembedahan
1) Membersihkan daerah sekitar luka operasi
2) Menutup luka dengan bethadin / daryantulle dan kasa steril.
3) Memfiksasi luka operasi, drain, dower catheter.
4) Membantu membersihkan ruangan kamar operasi setelah tindakan
pembedahan agar siap pakai.
5) Membantu mengepak instrumen dan mensterilkan dengan autoclave
6) Memeriksa kembali formulir catatan pasien selama di kamar operasi
2. Dimensi Kerja
Tersedianya kelengkapan peralatan untuk tindakan pembedahan dan kelancaran
kegiatan pembedahan
3. Hubungan Kerja
a. Dengan kepala kamar operasi terkait dengan kelengkapan pencatatan
kegiatan kamar operasi
b. Dengan kepala perawat kamar operasi terkait dengan terselenggaranya
kegiatan pembedahan
c. Dengan dokter operator terkait dengan berlangsungnya atau berjalannya
proses pembedahan
4. Tantangan terberat
a. Terlaksananya pelayanan keperawatan bedah dengan baik
b. Tersedianya kelengkapan peralatan untuk pembedahan
5. Wewenang
Bertanggungjawab atas kelancaran tindakan pembedahan
a. Persyaratan dan Kualifikasi
b. S1/D3 Keperawatan
c. Mengikuti Pendidikan ketrampilan kamar operasi
26
G. Perawat Instrumen
1. Tujuan Jabatan
Tenaga perawat profesional yang bertanggung jawab dan berwenang dalam mengelola
dan mengkoordinir kegiatan pelayanan pembedahan di kamar operasi
2. Tanggung jawab dan Tugas
Secara administrasi dan operasional bertanggung jawab kepada kepala perawat kamar
operasi.
a. Sebelum pembedahan
1) Melakukan kunjungan pasien yang akan dibedah minimal sehari sebelum
pembedahan untuk memberikan penjelasan.
2) Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai meliputi :
a) kebersihan kamar operasi
b) meja mayo/instrument
c) meja operasi lengkap
d) lampu operasi
e) suction pump
3) Menyiapkan set instrument steril sesuai jenis pembedahan.
4) Menyiapkan bahan desinfektan dan bahan lain sesuai keperluan
pembedahan.
5) Menyiapkan sarung tangan dan alat tenun steril.
b. Saat pembedahan
1) Memperingatkan “tim steril “ jika terjadi penyimpangan prosedur aseptik
2) Membantu mengenakan jas steril dan sarung tangan untuk ahli bedah
(operator dan asisten)
3) Menata instrument steril di meja mayo sesuai urutan prosedur
pembedahan.
4) Memberikan bahan desinfektan kepada operator untuk desinfeksi kulit
daerah yang akan disayat.
5) Memberikan laken steril untuk prosedur drapping.
6) Memberikan instrument kepada operator sesuai urutan prosedur dan
kebutuhan tindakan pembedahan secara tepat dan benar.
7) Menyiapkan benang jahitan sesuai kebutuhan dalam keadaan siap pakai.
27
8) Mempertahankan instrument selama pembedahan dalam keadaan tersusun
secara sistematis untuk memudahkan bekerja.
9) Membersihkan instrumen dari darah dalam pembedahan untuk
mempertahankan sterilitas alat dan meja mayo.
10) Menghitung kain kassa, jarum dan instrument.
11) Memberitahu hasil perhitungan jumlah alat, kain kassa dan jarum kepada
operator sebelum luka operasi ditutup lapis demi lapis.
12) Menyiapkan cairan untuk mencuci luka.
13) Membersihkan kulit sekitar luka setelah luka dijahit.
14) Menutup luka dengan kain kassa steril.
15) Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium/patologi.
c. Setelah Pembedahan
1) Memfiksasi drain dan catheter
2) Membersihkan daerah operasi dari bahan desinfektan dan memeriksa
kerusakan kulit bila ada pada daerah yang dipasang electrode.
3) Mengganti alat tenun dan penutup pasien dengan bersih serta
memindahkan pasien dari meja operasi ke kereta dorong.
4) Menghitung dan memeriksa semua instrumen yang telah dipakai sebelum
keluar dari kamar operasi.
5) Melengkapi lembaran pemakaian dan memeriksa ulang lembaran rekam
medik yang perlu diisi.
6) Membersihkan instrument bekas pakai.
7) Membungkus instrumen sesuai macam dan kegunaan, memasang label
nama alat, indicator autoclave dan instrumen siap disterilkan.
3. Dimensi Kerja
Tersedianya kelengkapan peralatan untuk tindakan pembedahan dan kelancaran
kegiatan pembedahan
4. Hubungan Kerja
a. Dengan perawat asisten terkait kelengkapan peralatan untuk kegiatan
pembedahan
28
b. Dengan kepala perawat kamar operasi terkait dengan kelengkapan berkas
rekam medis pasien
c. Dengan dokter operator terkait dengan rencana tindakan yang akan dilakukan
d. Dengan perawat anestesi terkait dengan persiapan pasien pre operasi
5. Tantangan terberat
a. Ketepatan inventarisasi atau penghitungan alat dan kasa sebelum digunakan
operasi
b. Ketepatan penghitungan alat dan kasa setelah pembedahan dilakukan
c. Terjaminnya sterilitas alat-alat yangakan digunakan untuk operasi
6. Wewenang
Bertanggung jawab atas kelancaran tindakan pembedahan
H. Perawat sirkuler
1. Tujuan Jabatan
Mempunyai wewenang dan tanggung jawab membantu kelancaran pelaksanaan
tindakan pembedahan.
2. Tanggung jawab dan Tugas
Secara administratif dan operasional bertanggung jawab kepada kepala seksi
kamar operasi
a. Pre operasi
1) Menerima pasien yang akan dilakukan pembedahan di ruang
persiapan
2) Memeriksa kesiapan fisik dan mental pasien
3) Melakukan serah terima pasien dan kelengkapan khusus dari perawat
ruangan
4) Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
persiapan pembedahan
b. Selama Pembedahan
29
1) Memantau dan mengkoordinir semua aktivitas selama tindakan
pembedahan Mengontrol suasana fisik dan emosi tim di kamar bedah
2) Sebagai advocator pasien
3) Mengaplikasikan asuhan keperawatan
4) Memfasilitasi komunikasi dengan tim bedah
5) Mengidentifikasi kemungkinan lingkungan yang berbahaya
6) Mencatat jumlah kassa, depper, darm kassa di formulir anasthesi
7) Mencatat pemasangan plate arde diathermi, antara lain : loksi yang
dipasang, memakai fiksasi atau tidak, nama petugas yang memasang
8) Menghubungi petugas penunjang medik ( radiologi, laboratorium )
bila diperlukan selama pembedahan
9) Menyiapkan bahan pemeriksaan PA dan mengisi formulir PA serta
mencatat buku ekspidisi PA
10) Menghitung jumlah ( kassa, depper, darm kassa ) yang kotor
sebelum hatching jaringan peritonium dan melaporkan jumlah
hitungan kpada perawat instrument
11) Mencatat kelengkapan jumlah ( kassa, depper, darm kassa ) di
formulir observasi anasthesi
12) Bersama perawat instrumen memeriksa kelengkapan instrumen, agar
tidak tertinggal dalam tubuh klien sebelum luka operasi ditutup
13) Membantu merawat bayi untuk kasus operasi section caesaria
14) Mencatat pemakaian ( material, obat ) di formulir pemakaian operasi
c. Post Operasi
Memastikan kembali kelengkapan semua instrument yang digunakan
sebelum pasien dipindahkan ke ruang pulih sadar
1) Mengganti alat tenun dan memindahkan pasien
2) Memastikan fungsi drain yang digunakan berjalan dengan baik
3) Mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan selama proses
pembedahan
4) Melakukan monitoring ABC, hemodinamik, kesadaran dan lain-lain
30
1. Dimensi Kerja
Terlaksanaya kegiatan pembiusan dan pembedahan dengan lancar
2. Hubungan Kerja.
a) Dengan perawat asisten terkait kelengkapan peralatan untuk kegiatan
pembedahan
b) Dengan kepala perawat kamar operasi terkait dengan kelengkapan
berkas rekam medis pasien
c) Dengan dokter operator terkait dengan rencana tindakan yang akan
dilakukan.
d) Dengan perawat anestesi terkait dengan persiapan pasien pre operasi
3. Tantangan terberat
a) Ketepatan inventarisasi atau penghitungan alat dan kasa sebelum
digunakan operasi
b) Ketepatan penghitungan alat dan kasa setelah pembedahan dilakukan
c) Terjaminnya sterilitas alat-alat yangakan digunakan untuk operasi
d) Membantu kelancaran tindakan pembiusan
4. Wewenang
Bertanggung jawab kelancaran selama jalannya kegiatan pembedahan
5. Persyaratan dan Kualifikasi
a) S1/ D3 Keperawatan
b) Telah mengikuti pelatihan ketrampilan kamar operasi/ sudah pernah
dikamar operasi selama kurang lebih 1 thn
c) Telah lulus pelatihan PPGD
I. Tenaga Administrasi
a. Tujuan Jabatan
Mengelola data keuangan dan anggaran yang berhubungan dengan pelayanan kamar
operasi.
b. Tanggung jawab dan Tugas
Membuat laporan bulanan, triwulan dan akhir tahun.
c. Dimensi Kerja.
Tersedianya laporann anggaran perbulannya
d. Hubungan Kerja
31
a. Dengan kepala perawat kamar operasi tentang tersedianya anggaran dana.
b. Dengan kepala kamar operasi tentang pelaporan kesesuaian pemasukan dan
pengeluaran.
e. Tantangan terberat
Tidak adanya penyelewengan dana dan data.
f. Wewenang
Memonitor seluruh kegiatan adsminitrasi
g. Persyaratan dan Kualifikasi
a. SMK/SMA
b. Mampu menggunakan microsotf office
32
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
33
g. Koordinasi persiapan pasien pre operasi rawat jalan dan rawat inap
3. Instalansi Pemeliharaan alat
1) Pemeliharaan alat rutin sesuai jadwal
2) Perbaikan alat apabila mengalami kerusakan sewaktu - waktu
4. Rekam medis
a. Penyerahan berkas pasien pasca operasi rawat jalan pasien poli dan pribadi
b. Penyerahan berkas laporan bulanan kamar operasi
5. Keuangan
a. Penyelesaian administrasi penderita rawat jalan/one day surgery
b. Penyerahan kuitansi sewa alat atau pemakaian protese pada pasien dari distributor
34
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONAL
A. Pola Ketenagaan
1. Tenaga Medis
I. Dokter Spesialis Bedah
1) Dokter Spesialis Bedah Umum
II. Dokter Spesialis Anestesi
III. Dokter Spesialis Lain
a) Spesialis Kebidanan dan Kandungan
b) Spesialis Penyakit Dalam
c) Dokter Spesialis THT
d) Dokter Spesialis Mata
e) Dokter Spesialis Paru
2. Tenaga Perawat
Ketenagaan di Kamar Operasi mengacu pada fungsi dan peran serta kompetensi,
dengan ketentuan yang dipersyaratkan, sesuai kualifikasi yang mendukung
terwujudnya fungsi pelayanan keperawatan kamar operasi yang berkualitas, efisien
dan efektif.Kebutuhan tenaga perawat di kamar operasi mengacu pada Kementerian
Kesehatan RI tahun 2011. Penghitungan itu berdasarkan :
a. Jumlah dan jenis operasi
b. Jumlah Ruang bedah
c. Pemakaian kamar bedah ( diprediksi 6 jam perhari) pada hari kerja
d. Tugas perawat di kamar bedah, instrumentator, perawat sirkulasi ( 2 orang/
tim)
e. Waktu ketergantungan pasien :
a) Operasi besar : 5 jam/ operasi
b) Operasi sedang : 2 jam/ operasi
c) Operasi kecil : 1 jam/ operasi
Rumus :
( ∑ jam perawatan / hari x ∑ operasi) x ∑ perawat dalam tim
Jam kerja efektif / hari
35
B. Pola ketenagaan dan Kualifikasi
a. Managerial
a. Pimpinan Unit / Kepala Kamar Operasi adalah seorang dokter umum atau dokter
spesialis bedah, yang memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan Pimpinan RS.
Tugas, wewenang dan tanggung jawab Pimpinan Unit Kamar Operasi diatur
dalam lampiran tersendiri.
b. Koordinator Perawat / Kepala perawat Kamar Operasi adalah perawat yang
berkompetensi, dengan kualifikasi pendidikan minimal DIII Keperawatan,
memiliki sertifikat pelatihan BLS, memiliki sertifikat Bedah Dasar dan
Manajemen Perawatan, serta berpengalaman bekerja di Kamar Operasi minimal
10 tahun. Mempunyai SIP dan SIK. Ditetapkan oleh Pimpinan RS.
b. Fungsional
a. Staf medis
a) Penempatan staf medis yang bekerja di Kamar Operasi melalui rekrutmen
dan Kredensial dari Komite Medik
b) Staf medis yang bekerja harus mempunyai Surat ijin kerja dari pimpinan
RS.
b. Perawat Kamar operasi.
Kualifikasi perawat yang bertugas di Kamar Operasi diatur dalam format uraian
tugas.
a) Perawat Instrumentaris (Scrub Nurse), adalah perawat yang berkompeten
dengan pendidikan minimal DIII Keperawatan, memiliki sertifikat bedah
dasar, dan BLS dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun. Mempunyai
SIP dan SIK.
b) Perawat Sirkuler, adalah perawat yang berkompeten, yang memiliki
sertifikat bedah dasar dan BLS, dengan pengalaman klinis di Kamar
operasi minimal 5 tahun, memiliki kemampuan kepemimpinan dalam
tindakan, mampu malakukan supervisi, saran dan bimbingan. Mempunyai
SIK dan SIP.
c) Perawat Assisten, adalah perawat yang berkompeten dengan pendidikan
minimal DIII Keperawatan, memiliki sertifikat bedah dasar, dan
pengalaman menjadi perawat instrumentaris ( scrub nurse ) di Kamar
operasi minimal 5 tahun. Memiliki SIP dan SIK.
36
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
A. DEFINISI
adalah orientasi kerja yang dilaksanakan terhadap karyawan baru, mutasi ke unit kerja
baru, maupun orientasi prosedur yang baru ditetapkan
B. PESERTA ORIENTASI
Peserta orientasi adalah pegawai baru yang sudah dinyatakan diterima sebagai pegawai
oleh Rumah sakit umum puri husada Tembilahan ,pegawai yang mutasi ke unit kerja baru.
C. KELENGKAPAN ORIENTASI
Kelengkapan orientasi yang harus dimiliki dan digunakan oleh peserta orientasi adalah
sebagai berikut :
a) Name Tag yang bertuliskan nama lengkap beserta keterangan Trainee di bawah nama.
b) Name Tag digunakan di baju peserta orientasi di dada kanan.
c) Peserta orientasi wajib menggunakan baju atasan hem putih polos dan bawahan
celana panjang kain berwarna hitam polos.
d) Peserta orientasi wajib menggunakan sepatu fantofel hitam selama masa orientasi.
E. KEGIATAN ORIENTASI
1. Orientasi Organisasi
a. Struktur organisasi dan tata laksana dalam kamar operasi
b. Visi, misi, prinsip dan tujuan organisasi dan pelayanan kamar operasi
c. Jenis-jenis pelayanan atau program yang tersedia atau dilaksanakan
d. Fasilitas-fasilitas yang ada di RS
37
e. Prosedur yang digunakan untuk pemeliharaan untuk pemeliharaan fasilitas-
fasilitas RS
f. Sistem pengamanan dan ketertiban termasuk peraturan di RS
2. Orientasi Kebijakan tentang manajemen SDM
a. Wewenang dan larangan
b. Hak dan kewajiban pegawai (contoh : insentif, libur, cuti, pensiun dan
kesejahteraan)
c. Sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment)
d. Sistem pengembangan staf
e. Sistem evaluasi kinerja staf
3. Orientasi lapangan
Pegawai baru tersebut diberikan orientasi langsung ke lapangan di semua ruangan di
lingkungan RS
4. Orientasi khusus (dimana mereka ditempatkan)
a. Organisasi dan tata ruang dari unit kerja
b. Fasilitas-fasilitas dan peralatan yang tersedia di unit kerja
c. Perkenalan dengan semua staf di unit kerja
d. Tugas dan tanggung jawab serta wewenangnya dalam unit kerja
e. Prosedur administrasi serta dokumen pendukungnya.
f. Model penugasan, tata cara kerja dan hal-hal lain yang berlaku
F. METODE
1. Penugasan
2. Diskusi
38
H. KEGIATAN
Program orientasi ini dilaksanakan selama 3 bulan dengan jadwal kegiatan sebagai
berikut:
NO WAKTU KEGIATAN PEMBIMBING
1 Bulan I 1. Perkenalan kepada seluruh staf ruangan Kepala
Minggu. 1 -2 2. Kebijakan dan Prosedur Instalasi Bedah
3. Struktur Organisasi Instal Bedah Anestesi Anestesi
4. Tujuan khusus ruangan
5. Sasaran Mutu
39
6. Bulan. III Fasilitas
Minggu. 1 - 2 1. Fasilitas Kamar
2. Perlengkapan Clean Utility, Dirty Utility
3. Inventaris Ruangan :
4. Alat Medik
5. Alat Keperawatan
6. Alat Rumah Tangga
I. EVALUASI ORIENTASI
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari jadwal
kegiatan . Jadwal tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu
tertentu), sehingga bila dari evaluasi dketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan
jadwal maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu program secara
keseluruhan. Karena itu, yang ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun
waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
Evaluasi dalam program orientasi merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan
hasill kerja klinis yang professional. Kepala ruangan bertanggung jawab terhadap proses
adaptasi serta perkembangan para karyawan baru baik dalam kemampuan dan
perilakunya. Evaluasi perlu dilakukan setiap minggu atau dua kali dalam seminggu untuk
kemajuan yang dihasilkan selama periode 3 bulan.Batas waktu diperlukan untuk
mendapatkan standar minimal dari kapabilitasnya dari setiap karyawan baru yang masih
dalam masa orientasi.Evaluasi dilakukan dengan menggunakan alat evaluasi (checklist)
sesuai kebutuhan dan dilpaorkan kepada yang berwenang.
40
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
Untuk mencapai mutu pelayanan Kamar Operasi , tim bedah , yang menjamin
kesinambungan pelayanan yang berkualitas dan efektif, maka diperlukan pertemuan rutin
maupun insidentil / berkala untuk membahas masalah - masalah aktual yang terjadi dan
sebagai evaluasi dari kinerja Kamar Operasi. Pertemuan yang dilakukan meliputi :
B. Pertemuan Isidentil
Merupakan pertemuan yang tidak terjadwal yang diselenggarakan untuk membahas
permasalahan khusus dan insidentil sesuai dengan kondisi di lapangan.Pertemuan
dipimpin oleh Kepala Instalasi Kamar operasi.
41
BAB XI
PELAPORAN
A. JENIS LAPORAN
1. Laporan Harian
Laporan Harian adalah satu kegiatan pelaporan yang rutin dilakukan setiap hari :
a. Pasien operasi hari ini
b. Tindakan operasi hari ini
c. Keselamatan pembedahan atau insiden yang terjadi hari ini
d. Kerusakan alat atau kekurangan material obat bila ada
2. Laporan Bulanan
a. Utilisasi Kamar Operasi
Laporan penggunaan Kamar Operasi dengan menggunakan data - data jumlah
pelayanan yang diberikan baik dalam angka maupun grafik serta dibedakan
dalam:
1) Jumlah pasien oprasi besar, sedang dan kecil.
2) Jumlah pasien bpjs dan umum.
3. Laporan Tahunan
a. Evaluasi kinerja staf
Evaluasi kinerja staf kamar operasi dilakukan setiap sekali dalam 1 tahun
a) Evaluasi Ketenagaan Kamar Operasi
b) Evaluasi Logistik dan Alat- alat Medis
c) Evaluasi Mutu Pelayanan Kamar Operasi
42
BAB XII
PENUTUP
Masukan dan evaluasi yang dilakukan secara terus menerus sangat diperlukan untuk
perbaikan dan penyempurnaan Pedoman ini.
Ditetapkan di Tembilahan
Pada tanggal 10 Mei 2017
DIREKTUR RSUD PURI HUSADA
TEMBILAHAN
43