Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN


(MENURUT M. KING)

Disusun Oleh:
Eva Kurnia Ulansari (210101230)
Gita Anita (210101231)
Lidya Ananta Septiandari (210101232)
Mayudhi Hizri (210101233)
Ria Permata Sari (210101234)

Dosen Pembimbing:
Ns. Destria Efliani, S. Kep,. MM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES AL-INSYIRAH PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penulis mengucapkan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah :
“Falsafah Dan Teori Keperawatan”

Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulisa harapkan
demi kesmpurnaan Tugas mata kuliah ini
Semoga penulisan ini memberikan informasi bagi pembacanya dan
bermanfaat untuk wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pekanbaru, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI :

KATA PENGANTAR................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................... 1

B. Tujuan ....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................ 3

A. Asumsi model konsep teori King.............................. 3

B. Model Konsep dan teori King................................... 4

C. Konsep Utama Paradigma Keperawatan................... 7

D. Teori King Dalam Keperawatan............................... 9

BAB III PENUTUP.................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa
secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan
yang pesat. Baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan.
Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi
sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah
dan landasan keilmuan yang kokoh.
Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan
adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk
menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi
teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan
serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of
Knowledge).
Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam
menyusun kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan
diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan
tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan
mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.
Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada
praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka
kerja teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu
dilakukan Theory Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai
prosedur antara lain origins, meaning, logical adequacy, usefulness,
generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui
kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat
dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi.
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of
Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971.

1
Teori pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis,
dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi,
transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner, A.
1986).
B. Perumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam memecahkan
masalah konsep keperawatan antara lain :
1. Bagaimana gambaran model konseptual keperawatan menurut Imogene M.
King ?
2. Apa saja asumsi model konsep keperawatan Imogene M. King?
3. Apa saja model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King?
4. Apa saja konsep paradigma keperawatan Imogene M. King?
5. Apa saja proses keperawatan menurut Imogene M. King?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan informasi tentang teori keperawatan menurut Imogene M.
King.
2. Mengetahui asumsi model keperawtan Imogene M. King.
3. Mengetahui model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King.
4. Mengetahui konsep paradigma Imogene M. King.
5. Mengetahui proses Keperawatan menurut Imogene M. King

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. ASUMSI MODEL KONSEP DAN TEORI IMOGENE M. KING


Imogene M. King mengasumsikan model konsep dan teori
keperawatan secara eksplisit maupun implisit.
1. Asumsi Eksplisit
a. Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan
lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia.
b. Individu adalah sosial, rasional, reaksi, penerimaan, kontrol,
berorientasi pada kegiatan waktu.
c. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai
klien serta perawat.
d. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yang
mempengaruhi kehidupannya, kesehatan, dan pelayanan komunitas
dan menerima atau menolak keperawatan.
e. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan
informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk
membantu mereka membuat atau mengambil keputusan.
f. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan
mungkin tidak sama.
2. Asumsi Implisit
a. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
b. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam
pembuatan atau pengambilan keputusan.
c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.

3
B. Model Konsep dan Teori Imogene M. King Terdiri dari Tiga Sistem
1. Sistem Personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka).
Untuk sistem personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception),
diri (self), pertumbuhan dan perkembangan (growth and development), citra diri
(body image), ruang (space), dan waktu (time).
a. Persepsi (perception)
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-
kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan hal ini
tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan
status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh
semua, selektif untuk semua orang, dansubjektif atau personal.
b.  Diri (self)
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan
orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”.
Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, sistem terbuka dan
orientasi pada tujuan.
c. Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia.
Perubahanini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat
diprediksiakan walaupun individu itu bervariasi, dan sumbangan fungsi
genetik, pengalaman yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat
didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang
dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.
d. Citra diri (body image)
King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang merasakan
tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
e. Ruang (space)
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal
atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya

4
dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada
persepsi individu terhadap situasi. Definisi secara operasioanal, ruang
meliputi ruang yang ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik
yang disebut territory dan perilaku orang yang menempatinya.
f. Waktu (time)
King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan
kejadian yang lain, merupakan pengalaman unik setiap orang
2. Sistem Interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antar manusia.
Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat
orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal adalah
interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress.
a.    Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua orang
atau lebih didalam hubungan timbal balik.
b.    Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang diberikan
dari satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya
melalui telepon, televisi atau tulisan. Ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non
verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju
dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan
maupun tertulis dalam menyampaikan ide-ide satu orang ke orang lain. Aspek
perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku
adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.
c.   Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal
berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai
pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.
d.    Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat
sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama
peran itu, peran berisi perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki

5
posisi di sistem sosial, prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan
kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan
antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
e. Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun
manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan
pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi
dan informsi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor.
Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-
menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada
dimensi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu,
individual, personal, dan subjektif.
3.   Sistem Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran
organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara
nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George,
1995). Konsep yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas,
kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.
a. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang
berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok
untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.
b.   Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses
transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari p
emegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam
organisasi sertaberhubungan dengan wewenang.
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial
dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan
orientasi pada tujuan.

6
d.   Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap
kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif,
situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.
e.    Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat diubah. King
mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok
dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali
bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.
Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan
pasien/klien. Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam
pemberian asuhan keperawatan, di mana proses interpersonal dinamis yang
ditampilkan oleh perawat dan pasien/klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan
yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan
perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu pasien/klien dalam
menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.
C.      Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King
1.      Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi
dengan lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan
leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem
interaksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika
hndividu ini bersatu dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem sosial
tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam
satu komunitas atau masyarakat.
Menurut Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok :
a) kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan dan dapat   
digunakan. 
b)    Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.
c)  Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat membantu/merawat diri
mereka sendiri.

7
2.  Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis,
yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan
eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber,sumber yang
dimiliki oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang
maksimal.
3.  Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat
yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan
kekuatan dinamis yang mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi, dan
kesehatan. Lingkungan merupakan suatu sistem terbuka yang menunjukkan
penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan manusia. Manusia
tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi
yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan melibatkan :
a) Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang untuk
menyesuaikan diri dengan terus menerus perubahan lingkungan eksternal. 
b) Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan informal. Perawat adalah
bagian dari lingkungan pasien.
4.      Konsep Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan
interaksi perawat dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi mereka
dalam situasi keperawatan. King menyampaikan pola intervensi keperawatanya
adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang
menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan
maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi.
Transaksi:
 Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi akan terjadi.
 Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis maka
tujuan tercapai.
 Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan keefisienan keperawatan tercapai.

8
 Jika interaksi  perawat dan pasien/klien berjalan baik maka
tumbuh kembang dapat ditingkatkan .
 Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka
transaksi terjadi.
 Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
 Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian tujuan
terjadi.
Selain itu King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat professional
1.      Tujuan perawat
Untuk membantu individu untuk menjaga kesehatan mereka, sehingga mereka
dapat berfungsi dalam peran mereka.
2.      Domain perawat
Termasuk mempromosikan, memelihara, dan memulihkan kesehatan, dan
merawat orang sakit, terluka dan sekarat. 
3.      Fungsi perawat professional
Untuk menginterpretasikan informasi dalam proses keperawatan untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi asuhan keperawatan. King
berkata dalam teori nya, seorang perawat profesional, dengan pengetahuan khusus
dan keterampilan, dan klien yang membutuhkan perawatan, dengan pengetahuan
tentang diri dan persepsi masalah pribadi, bertemu sebagai orang asing di
lingkungan alam. Mereka saling berinteraksi, mengidentifikasi masalah,
menetapkan dan mencapai tujuan.
D.   Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan
1.  Pengkajian
a. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa
pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa pengetahuan
tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
b. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien, diantaranya
adalah :
 Tingkat tumbuh kembang.
  Pandangan tentang diri sendiri.

9
  Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data
terhadap status kesehatan.Pola komunikasi diperlukan untuk
memferivikasi keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi.
 Sosialisasi
2.  Diagnosa Keperawatan
 Dibuat setelah melakukan pengkajian.
 Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
 Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa
keperawatan.
3.  Perencanaan
 Dibuat berdasarkan dengan keperawatan.
  Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah
tersebut dilakukan.
 Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan dan
membuat keputusan.
  Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan
ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.
4.  Implementasi
 Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktual untuk
mencapai tujuan.
  Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
5.  Evaluasi
 Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai.
 Dalam evaluasi membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses
keperawatan tersebut.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu
dan kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat
kesehatan dengan memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan
dan melakukan tindakan perawatan sehingga individu atau kelompok berprilaku
yang sesuai dengan kondisi keperawatan. Keperawatan berhubungan langsung
dengan lingkungan, tempat atau ruang dan waktu untuk membentuk suatu
hubungan menanggulangi status kesehatan dalam proses interpersonal reaksi
interaksi dan transaksi dimana perawat dank lien berbagi informasi mengenai
persepsinya dalam keperawatan
B. Saran
Kita sesama manusia harus saling berinteraksi agar mancapai tujuan bersama.

11
DAFTAR PUSTAKA

Murwani, Arnita, S.Kep. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit


Fitramaya: Yogyakarta.
Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit
Salemba Medika: Jakarta.
Perry, Potter. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik: Edisi
4,Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Taylor, Carol, dkk. 1993. Fundamentals of Nursing The Art and Science of
Nursing Care: 2nd Edition, J.B. Lippincott Co: Philadelphia.
Perry, Potter. 1992. Fundamentals of  Nursing –Concepts Process & Practice:
3rd Edition, Mosby Year Book: London.

12

Anda mungkin juga menyukai