Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TEORI DAN FALSAFAH KEPERAWATAN

“TEORI KING”

OLEH :
KELOMPOK V

1. PUTRI PATRICIA ABD. LATIF (841422175)


2. FIRNA NAPU (841422179)
3. YUSRIL D. LATINAPA (841422181)
4. TIARA MAGFIRAH YUSUF (841422155)
5. SASKIA FAZYSMAWANTI ALULU (841422184)
6. INDRA WAHYU PRATAMA DAI (841422165)
7. HASRI AINUN DAALIUWA (841422189)

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM NON REGULER


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan
kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.

Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pengampuh mata kuliah
Teori dan Falsafah Keperawatan atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan
kepada kami. Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya dan insya Allah sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula
kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus


pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.

Gorontalo, Oktober 2022


Penyusun

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
2.1 Sejarah Teori King..........................................................................................2
2.2 Definisi Teori King..........................................................................................3
2.3 Konsep-Konsep Teori King.............................................................................5
2.4 Asumsi-asumsi Teori King..............................................................................6
2.5 Aplikasi Teori King.........................................................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................12
3.2 SARAN............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya
ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan jaman. Demikian
juga dengan pelayanan keperawatan di indonesia, kedepan diharapkan harus mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan
ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori adalah
sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang di dasari fakta-fakta yang telah
diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung. Yang dimaksud teori
keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model
konsep dalam keperawatan dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan
model praktek keperawatan.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Sejarah Teori King
2. Untuk Mengetahui Definisi Teori King
3. Untuk Mengetahui Konsep-Konsep Teori King
4. Untuk Mengetahui Aplikasi Teori King

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Teori King
Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yang terdiri atas
3 (tiga) sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir dari King
memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-personal, interpersonal, dan sosial
yang mengarah pada perkembangan teori pencapaian tujuan (King,1981 dalam
Christensen J.P, 2009).
Konsep yang ditempatkan dalam sistem personal karena mereka terutama
berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkan dalam sistem
interpersonal karena menekankan pada interaksi antara dua orang atau lebih. Konsep
yang ditempatkan dalam sistem sosial karena mereka menyediakan pengetahuan
untuk perawat agar berfungsi di dalam sistem yang lebih besar (King, 1995, p.18-19
dalam Tomey & Alligood, 2006). Dalam interpersonal sistem perawat-klien
berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King, intensitas dari interpersonal
system sangat menentukan dalam menetapkan pencapaian tujuan keperawatan.
Adapun beberapa karakteristik teori Imogene King (Christensen & Kenney,
1995):
1. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai sistem terbuka,
mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan lingkungannya.
Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional, dan
kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol, mempunyai maksud-maksud
tertentu sesuai dengan hak dan respon yang dimilikinya serta berorientasi pada
tindakan dan waktu. Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan
konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan
perkembangan, waktu dan jarak.
2. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi.
Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konsep tentang peran,
interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.
3. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan
lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat,
interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial dapat mengantarkan organisasi
kesehatan dengan memahami konsep organisasi, kekuatan, wewenang, dan
pengambilan keputusan.

2
2.2. Definisi Teori King
King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework)
sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian
tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa
manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten
berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus
pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk
membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal
dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals),
interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri,
organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dan lain-lain).
Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial,
perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada
waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat asumsi
tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat–klien:
1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhandan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi
interaksi.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi.
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan
kesehatan dapat berbeda.
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai 9
(sembilan) konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam
setiap situasi praktek keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi:
1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan
komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu
dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal
dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan
dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latar

3
belakang pendidikan.
3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang
kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam
pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari
interaksi manusia dengan lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya
dalam sistem sosial. Tolak ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan
posisinya.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia
dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara
manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh
kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk
membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang.
Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai
pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama.
Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien. Konsep
hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen:
a. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam
memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang
digambarkan melalui hubungan perawat dan klien untuk melakukan kontrak
untuk pencapaian tujuan.
b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi dan
merupakan respon individu.
c. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara
perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
d. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan
(Murwani A, 2009).

4
2.3. Konsep-konsep Teori King
a. Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi
dengan lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi dan informasi
dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi 3 (tiga)
sistem interaksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal,
ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem
sosial tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama
dalam satu komunitas atau masyarakat.
Menurut Imogene M. King, manusia memiliki 3 (tiga) kebutuhan pokok:
1. Kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan
dan dapat digunakan.
2. Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.
3. Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat membantu/merawat

diri mereka sendiri.

b. Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang
dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor
internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan
sumber,sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu untuk mencapai
kehidupan sehari-hari yang maksimal.
c. Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat
yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan
kekuatan dinamis yang mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi, dan
kesehatan. Lingkungan merupakan suatu sistem terbuka yang menunjukkan
penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan manusia. Manusia
tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi
yang diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan
melibatkan:
1. Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang untuk
menyesuaikan diri dengan terus menerus perubahan lingkungan eksternal.

5
2. Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan informal. Perawat
adalah bagian dari lingkungan pasien.
d. Konsep Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan
interaksi perawat dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi mereka
dalam situasi keperawatan. King menyampaikan pola intervensi
keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi
dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan,
menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan
membuat transaksi.

2.4. Asumsi-Asumsi Teori King


a. Asumsi Eksplisit, meliputi:
1. Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungan dengan
tujuan kesehatan untuk manusia.
2. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional,dan
kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol, mempunyai maksud-
maksud tertentu sesuai dengan hak dan respon yang dimilikinya serta
berorientasi pada tindakan dan waktu.
3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-tujuan, kebutuhan,
dan nilai-nilai antara perawat-klien.
4. Klien memiliki hak azazi dalam menerima informasi, berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan, kesehatan, dan
pelayanan kesehatan namun klien juga berhak untuk menolaknya.
5. Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada individu mencakup
semua aspek termasuk dalam keputusan memberi informasi.
6. Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima pelayanan
kesehatan.
b. Asumsi Implisit, meliputi:
1. Klien ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan.
2. Klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasidalam pengambilan
keputusan.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak kesehatan.

6
2.5. Aplikasi Teori King
A. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa
pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa pengetahuan
tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
b. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien, diantaranya
adalah:
➢ Tingkat tumbuh kembang.
➢ Pandangan tentang diri sendiri.
➢ Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi
data terhadap status kesehatan.
➢ Pola komunikasi diperlukan untuk memverifikasi keakuratan
persepsi, untuk interaksi dan transaksi.
➢ Sosialisasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Dibuat setelah melakukan pengkajian.
b. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
c. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa
keperawatan.
3. Perencanaan
a. Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.
b. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah
tersebut dilakukan.
c. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan
dan membuat keputusan.
d. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan
ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.
4. Implementasi
a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktual untuk
mencapai tujuan.
b. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.

7
5. Evaluasi
Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai dan
membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan (Perry
& Potter, 2005).

B. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Praktik Keperawatan


Teori King berfokus pada interaksi perawat-klien dengan pendekatan sistem.
Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan tujuan yang
akan dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi dalam menerima tujuan dari
klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan profesional.
Teori ini juga dapat digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok dengan
penekanan pada psikologi, sosial kultural, dan konsep interpersonal.
Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik
adalah (Meleis, 1997):
1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.
2. Klien dengan penyakit ginjal.
3. Caring dalam keluarga.
4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan lingkungan
kerja.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan keperawatan psikiatri.
7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.
8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.
9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.

Contoh Kasus:
Tn. X usia 52 tahun datang dengan istri dan kedua anak laki-lakinya ke UGD RS.B,
keluhan nyeri pada dada kiri hingga ke punggung, rasanya seperti tertusuk, sesak nafas,
RR : 38 x/menit, bibir dan kuku (aliran perifer) terlihat sianosis. Kapleri refill > 3 detik.
Lama nyeri dada kurang lebih 20 – 30 menit. Tn. X mengatakan ia sering mengalami
mudah lelah, nyeri pada dada kirinya saat beraktifitas yang berat seperti mengangkat beras
dan barang-barang lain ditoko, dan sesak. Namun ia tidak pernah berobat kedokter, karena
beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai pedagang sembako, selain itu istri dan kedua
anak Tn. X tidak mengetahui bahwa beliau menderita penyakit jantung (nyeri dada kiri),

8
karena Tn. X tidak pernah terlihat sering mengalami nyeri dada saat di rumah.

Pengkajian :
Pengkajian meliputi: Persepsi, peran, pertumbuhan dan perkembangan, ruang, waktu,
komunikasi, interaksi, transaksi, stress dan koping.
Persepsi
1. Bagaimana perasaan anda tentang kesehatan diri anda secara keseluruhan?
2. Bagaimana perasaan anda tentang nyeri dada yang anda rasakan?
3. Apakah anda tahu penyebab dari nyeri dada anda?
4. Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada anda?
5. Apakah anda pernah terpikirkan bahwa anda menderita penyakit yang serius?
Peran
1. Bagaimana penyakit dapat berefek untuk peran kehidupan anda?
2. Bagaimana peran keluarga anda setelah anda memiliki penyakit MCI?
3. Bagaimana anda melakukan peran anda setelah anda menderita MCI?
4. Apakah menurut anda perawat dan dokter telah melakukan perannya?
Transaksi
1. Informasi apa yang dan perawat berikan untuk informasi yang berhubungan untuk
penyakit anda?
2. Perawatan seperti apa yang anda inginkan ?
3. Apakah anda merasakan penting bila perawat mendiskusikan dengan anda setiap
akan memberikan asuhan keperawatan?
4. Bagaimana perawaan anda ketika dokter dan perawat berdiskusi mengenai proses
perawatan?
Stress dan Koping
1. Apakah penyakit anda membuat anda stress?
2. Bagaimana anda berperilaku ketika anda mengalami stress?
3. Apakah anda menginginkan seseorang memotivasi anda ketika anda stress?
4. Apakah nyeri dada membuat anda stress?
Komunikasi
1. Ketika anda memiliki masalah apakah anda menceritakan pada keluarga anda?
2. Apakah dokter dan perawat memberikan informasi mengenai penyakit anda?
3. Apakah anda mengerti anda menderita penyakit apa?
4. Observasi proses komunikasi, ekspresi wajahnya, kontak matanya?

9
Ruang
1. Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami nyeri dada?
2. Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri dada ?
3. Apakah anda menginginkan privasi, ketika anda berada di rumah sakit?
4. Apakah anda merasa nyaman dengan ruang rawat anda selama di rumah sakit?
Waktu
1. Apakah anda sering mengalami nyeri dada?
2. Kapan anda mengalami nyeri dada pertama kali?
3. Apakah nyeri dada anda memberi efek kepada setiap aktivitas anda?
4. Apakah saat anda mengalami nyeri dada keluarga anda selalu menemani anda?
Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Apa pengalaman anda dalam menangani nyeri dada?
2. Ketika nyeri dada, bagaimana anda menangani nyeri dada anda dan bagaimana
hasilnya?
3. Apakah aktivitas yang anda lakukan sebelum terkena penyakit Myocard Infarct?
Interaksi
1. Apakah anda sering berinteraksi dengan keluarga anda?
2. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga anda?
3. Bagaimana perasaan anda ketika anda kontak dengan perawat dan dokter?
4. Apakah anda merasa nyaman dengan interaksi pasien lain diruang rawat anda?
Diri sendiri
1. Apakah anda merupakan manusia yang memiliki inisiatif?
2. Apakah perasan anda ketika anda menderita penykit MCI?
3. Apakah anda merasa diri anda dapat menyelesaikan masalah anda sendiri?
Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard akibat sumbatan arteri
koroner.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen
miokard dengan kebutuhan tubuh.
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan kesehatan-status sosial-ekonomi
ancaman kematian.
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan.
Perencanaan
Nyeri, cemas, takut adalah pengalaman subyektif yang tampil dalam variasi

10
respon verbal, non verbal yang bersifat individual sehingga perlu digambarkan secara
rinci untuk mengevaluasi keberhasilan penanganan respon nyeri akut pada pasien
MCI, intoleransi aktivitas (pembatasan aktivitas) dapat dikaitkan dengan teori King,
mewakili keadaan diri klien terhadap stress dan koping pasien, dan bagaimana kita
menyeting ruangan, waktu untuk interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani
aktivitasnya sehari-hari di rumah sakit.
Masalah interaksi klien dapat teratasi dengan informasi yang diberikan kepada
pasien untuk melakukan aktivitas dengan kegiatan interaksi, transaksi, peran pasien
dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari. Lakukan Pendidikan Kesehatan terhadap
pasien MCI dalam proses interaksi, transaksi, peran pasien untuk menjalani
aktivitasnya sehari-hari. Yang mana dalam hal ini dapat mencegah timbulnya nyeri
dada kembali. Dengan pengembangan pengkajian dan menerapkannya pada
penegakkan diagnosa, pemberian informasi pada setiap intervensi, implementasi
keperawatan dan evaluasi hasil, maka pencapaian tujuan pasien dapat dicapai.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari
kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King
tentang Human Being.
2. Teori pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal systems dengan berorientasi
pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu : interaksi, persepsi,
komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu, dan ruang.
3. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas
dan dapat diamati dalam praktek keperawatan.
4. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu
pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam
memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh
pelajar, guru dan juga peneliti. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap
perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik.

3.2 SARAN
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan atau materi untuk
pembelajaran tentang teori keperawatan khususnya Teori Imogine King.

12
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, Martha Raile.(2006). Nursing Theory : Utilization and Application 3th edition.
mosby elseiver : United Stated of America

Christensen, Paula J. (2009) : Nursing Process:Aplication of Conceptual Models, 4th ed.


St.Louis: Mosby-Year Book, Inc.

Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Penerbit
Salemba Medika

Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and practice. Fifth
Edition, California; Addison Wesley.

Marriner-Tomey & Alligood (2006). Nursing Theorist and Their Work. Seventh edition.
St.Louis: Mosby-Year Book, Inc.

Meleis Ibrahim A., (1997). Theoretical nursing: development and progress, 3rd edition,
Philadelphia: Lippincott.

Muwarni A.(2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Fitramaya :Yogyakarta

Perry & Potter. 2005. Fundamental of Nursing, Concept, Process, and Practice: Edisi 4.
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC

Asmadi, Ns. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC

13

Anda mungkin juga menyukai