PENDAHULUAN
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan
professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan
selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan
yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan
keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi
bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Profesi keperawatan adalah profesi
yang unik dan kompleks.Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model
konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat
suatu kesan yang abstrak yang dapat di organisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model
keperawatan. Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau
suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-
fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud
teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek
keperawatan.
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of GoalAttainment yang
diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971.Teori yang bersifat terbuka dan dinamis,
dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran,
stress, tumbuh kembang waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).
1
1.3 Rumusan Masalah
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan calon-calon perawat tentang konsep dan teori keperawatan
Imogene King, sehingga dapat mengaplikasikan dalam bidang keperawatan nantinya.
2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa meningkatkan pengetahuan tentang konsep dasar manusia sebagai calon
perawat.
b. Mahasiswa terbantu secara teori dalam memahami dunia keperawatan
c. Mahasiswa memahami konsep keperawatan yang penekanan perawatan sebagai ide
moral
d. Mahasiswa mampu menerapkan konsep dan teori keperawatan sedini mungkin.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point,Iowa. Karir keperawatan
Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari St John's Hospital School of Nursing, St
Louis, Missouri. Ia bekerja sebagai staf perawat medis bedah sambil kuliah di Bachelor of
Science dalamKeperawatan di St Louis University pada tahun 1948. Dia menyelesaikan Master
of Science dalam Keperawatan di St Louis University.
Pada tahun1959 Dr. King melanjutkan pendidikan di Columbia University, New York,Dr.
Montag sebagai ketua, dan mendapatkan gelar Doktor Pendidikan padatahun 1961. Pada tahun
1972 ia kembali ke Loyola University of Chicago mengajar mahasiswa pascasarjana dan
menerbitkan teori tentang keperawatan: Sistem, Konsep, Proses (1981). Dr. King dikenal pada
tahun 2005, dengan kepeloporannya dalam gerakan teori keperawatan. Dr. Kingmemiliki artikel
berjudul Perawatan Teori: Masalah dan Kemajuan dalam jurnal diedit oleh Dr. Rogers.
Buku-buku karya King yang diterbitkan sejak tahun 1961 s.d. 1981yaitu : Toward a theory
for nursing: General Concept of Human Behavior (1961-1966), A Theory for Nursing: System,
Concept, Process (1981),Curriculum and Instruction In Nursing (1986).
Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yangterdiri atas tiga sistem
yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga sistem interaksi
yang dinamis-personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori
pencapaiantujuan (King,1981 dalam Christensen J.P, 2009).
1. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai sistemterbuka, mampu
berinteraksi, mengubah energi, dan informasi denganlingkungannya. Individu merupakan
anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi,
menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak
3
danrespon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.Sistem personal
dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri,
gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.
2. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi
ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konseptentang peran, interaksi, komunikasi,
transaksi, stress, koping.
3. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatanlingkungan. Ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan
kesehatan. Sistem sosial dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami
konsep organisasi,kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.
King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia
seutuhnya ( Human Being) sebagai sistem terbuka yang secarakonsisten berinteraksi dengan
lingkungannya. Asumsi dasar King tentangmanusia seutuhnya ( Human Being) meliputi sosial,
perasaan, rasional, reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.
Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivatasumsi tersebut lebih
spesifik terhadap interaksi perawat – klien:
4
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan
konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek
keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi:
1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,dalam memahami
atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang digambarkan melalui
hubungan perawat dan klien untuk melakukankontrak untuk pencapaian tujuan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi danmerupakan
respon individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhiantara perawat
dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadisuatu persetujuan
dalam rencana tindakan keperawatan yang akandilakukan (Murwani A, 2009).
5
2.4 Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King
1. Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses interaksi antara klien dan
perawatyang selama pengkajian , pembuatan tujuan, dan menjalankannya,
terjaditransaksi dan tujuan dicapai.
2. Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal) ataukelompok
(sistem interpersonal) yang tidak mampu mengatasi peristiwaatau masalah kesehatan
ketika berinteraksi dengan lingkungan.
3. Kesehatan : Kesehatan adalah kemampuan individu untuk melakukanaktivitas kehidupan
sehari-hari dalam peran sosial yang lazim suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam
penyesuaian terus-menerus terhadap stres lingkungan melalui penggunaan sumber-
sumber yangoptimum.
4. Lingkungan : lingkungan merupakan setiap sistem sosial dalam masyarakat sistem sosial
adalah kekuatan dinamis yang memengaruhi perilaku sosial, integrasi, persepsi, dan
kesehatan, seperti rumah sakit,klinik, lembaga komunitas, dan industri.
Implicit:
6
2.5 Penegasan Teoritis
Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan Proposisi berikut, yang
memperlihatkan dan menggambarkan hubungan konsep-konsep King.
Proposisi dalam teori pencapaian tujuan oleh King ini dapatdigambarkan dalam skema
dibawah ini :
Add caption
7
2.6 Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan
a. Pengkajian
1. Terjadi selama interaksi antara perawat dan klien. Perawat membawa pengetahuan
khusus dan ketrampilan sedangkan klienmembawa pengetahuan tentang diri dan persepsi
masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
2. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien,diantaranya adalah: tingkat
tumbuh kembang, pandangan tentang diri sendiri, persepsi yang merupakan dasar
pengumpulan dan interpretasi data terhadap status kesehatan, pola komunikasi diperlukan
untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk interaksi, sosialisasi dan transaksi.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Dibuat setelah melakukan pengkajian.
2. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
3. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa
keperawatan.
c. Perencanaan
1. Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.
2. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalahtersebut dilakukan.
3. perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkantujuan dan membuat
keputusan.
4. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi klien yang dianjurkan ikut serta dalam
pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.
d. Implementasi
1. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktualuntuk mencapai
tujuan.
2. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
e. Evaluasi
Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai danmembahas
tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan(Perry & Potter, 2005).
8
2.7 Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Praktik Keperawatan
Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan sistem. kekuatan pada
model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan tujuan yang akan dicapai, mengambil
keputusan, dan interaksi dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada
kolaborasi antara tenaga kesehatan professional.Teori ini juga dapat digunakan pada individu,
keluarga, atau kelompok dengan penekanan pada psikologi, sosialkultural, dan konsep
interpersonal.
Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik adalah (Meleis,
1997):
Contoh Kasus :
Tn. X usia 52 tahun datang dengan istri dan kedua anak laki – lakinya ke UGD RS.B, keluhan
nyeri pada dada kiri hingga ke punggung, rasanya seperti tertusuk, sesak nafas, RR : 38 x/mnt,
bibir dan kuku (aliran perifer) terlihat sianosis. Kapleri refill>3 detik. Lama nyeri dada kurang
lebih 20 – 30 menit. Tn. X mengatakan ia seringmengalami mudah lelah, nyeri pada dada kirinya
saat beraktifitas yang berat sepertimengangkat beras dan barang – barang lain ditoko, dan sesak.
Namun ia tidak pernah berobat kedokter, karena beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai
pedagang sembako, selain itu istri dan kedua anak Tn. X tidak mengetahui bahwa beliau
menderita penyakit jantung (nyeri dada kiri), karena Tn. X tidak pernahterlihat sering mengalami
nyeri dada saat di rumah.
a. Persepsi :
1. Bagaimana perasaan anda tentang kesehatan diri anda secara keseluruhan?
2. Bagaimana perasaan anda tentang nyeri dada yang anda rasakan?
3. Apakah anda tahu penyebab dari nyeri dada anda?
4. Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada anda?
5. Apakah anda pernah terpikirkan bahwa anda menderita penyakit yangserius?
9
b. Peran
c.Transaksi
1. Informasi apa yang dan perawat berikan untuk informasi yang berhubunganuntuk
penyakit anda?
2. Perawatan seperti apa yang anda inginkan ?
3. Apakah anda merasakan penting bila perawat mendiskusikan dengan anda setiap kan
memberikan asuhan keperawatan?
4. Bagaimana perawaan anda ketika dokter dan perawat berdiskusi mengenai proses
perawatan?
e. Komunikasi
f. Ruang
1. Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami nyeri dada?
2. Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri dada?
3. Apakah anda menginginkan privasi, ketika anda berada di rumah sakit?
4. Apakah anda merasa nyaman dengan ruang rawat anda selama di rumah sakit?
g. Waktu
10
4. Apakah saat anda mengalami nyeri dada keluarga anda selalu menemanianda?
i. Interaksi
Analisis kelompok terhadap teori Imogene King mengacu pada tujuhkategori atau prosedur
yaitu sumber teori, makna teori, kecukupan logika dariteori, manfaat teori, derajat kemampuan
menggeneralisasi, parsimony teoridan kemampuan untuk diujikan dari teori. Berikut ini kami
akan menguraikananalisis teori tersebut yaitu:
a. Sumber Teori
Teori King memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, diskusi, penelitian dan lain-
lain.Teori King sangat ideal untuk dikembangkan pada saat sekarang dimana informasi dan
komunikasi yang berkembang begitu cepat. Teori ini berkembang secara deduktif yaitu
diidentifikasi masalah, lalu mengidentifikasi teori terkait, kemudian dibuat pertanyaan penelitian
yaitu bagaimana komunikasi bisa terjadi bila menggunakan bahasa yang universal, memilih dan
mendefinisikan konsep/variabel dari pertanyaan penelitian.
b. Makna Teori
11
Kelompok menganalisis bahwa teori keperawatan Imogene King sangat mudah untuk
dipahami dan diaplikasikan dalam praktik keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu
pengetahuan keperawatan(Body of Knowledge).
Manfaat dari teori ini adalah:
Berdasarkan analisa kelompok, Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap
perubahan, perkembangan iptek, sosial,ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan
dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh
beberapa riset. Teori King menyatakan bahwa manusia mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan untuk mempengaruhi kehidupan, kesehatan,
maupun mendapatkan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hal diatas maka kelompok menyimpulkan bahwa teori King adalah cukup logis
dipandang dari cakupan teori atau pernyataan yang dikemukakan karena teori King ini sangat
sesuai karena keberhasilan perawatan adalah adanya interaksi yang terus menerus antara perawat
dan klien serta lingkungan eksternal yang mempengaruhinya. King juga menyatakan bahwa
intervensi keperawatan adalah adanya interaksi perawat dengan klien yang meliputi komunikasi,
persepsi yang menimbulkan aksi dan reaksi serta menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya
persetujuan dan adanya traksaksi.
d. Manfaat Teori
Teori ini dapat digunakan pada praktek keperawatan baik pada lingkup klinik maupun pada
lingkup komunitas.Banyak riset dan studiyang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis
perawatan klien dan system pelayanan keperawatan.Dalam praktek baik di lahan klinik maupun
lahan komunitas interaksi yang terjadi sangat penting bagi klien dan perawat. Jadi untuk aplikasi
di klinik maupun di komunitas teori dari King ini sangat relevan karena kesembuhan klien sangat
dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dan klien.
e. Kemampuan menggeneralisasi
12
Teori King menurut kelompok memiliki cakupan isi teori yang sangat luas dan cukup dan
komplek untuk diaplikasikan pada tatanan praktek keperawatan. Teori ini cocok diterapkan pada
keperawatan klinik maupun komunitas karena berfokus pada interaksi antara manusia dan
lingungannya.Manusia sebagai individu dapat melakukan penyesuaian terhadap stressor internal
maupun eksternal dalam rentang sehat sakit dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki
seseorang untuk mencapai kesehatan optimal.
f. Parsimony
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudahdan dapat
dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yangdikemukakan cukup jelas.
Teori King menurut kelompok, sudah ada gambaran yang jelas dan sangat sesuai dengan
kondisi teknologi dan informasi pada saat sekarang. Teori ini dapat memprediksi suatu
kejadian/phenomena dalam keperawatan melalui penetapan hypothesis dalam penelitian.
c. Kekurangan
1. Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep mengenaistres yang
kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres memilikikonsekuensi positif dan
menyarankan para perawat harus menghapus pembuat stress dari lingkungan rumah sakit.
2. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang akan dicapai sangat
bergantung pada persepsi perawat dan klien yang terlibat dalam hubungan interpersonal
dan hanya pada saat itu saja.
3. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam penerapan konsep interaksi,
komunikasi, transaksi dan persepsi, misalnya pasien- pasien tidak dapat berinteraksi
secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang baru
lahir, dan pasien psikiatrik.
13
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari
kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang
Human Being.
Teori pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal systems dengan berorientasi
pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu :interaksi, persepsi,
komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu, dan ruang.
Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungandengan jelas
dan dapat diamati dalam praktek keperawatan.
Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuhilmu
pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki
praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga
peneliti. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek,
sosial,ekonomi dan politik.
b. Saran
1. Melibatkan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan bersama, mengambil
keputusan, dan interaksi untuk mencapai tujuan klien di berbagai tatanan pelayanan
keperawatan baik di klinik maupun dikomunitas.
2. Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus
mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang adadalam teori pencapaian tujuan
(Goal Attainment) dan memilikikemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan
individu sambilmendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15