NIM : 2020243083
Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King
Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yangterdiri atas tiga sistem yang saling
berinteraksi. Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-
personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori pencapaiantujuan
(King,1981 dalam Christensen J.P, 2009).
Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena merekaterutama berhubungan dengan individu,
sedangkan konsep yang ditempatkandalam sistim interpersonal karena menekankan pada interaksi
antara duaorang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karenamereka menyediakan
pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalamsistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19
dalam Tomey & Alligood,2006). Dalam interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi dalam suatuarea
(space). Menurut King, intensitas dari interpersonal system sangatmenentukan dalam menetapkan
pencapaian tujuan keperawatan.Adapun beberapa karakteristik teori Imogene King (Christensen
&Kenney,1995):
Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai sistemterbuka, mampu berinteraksi,
mengubah energi, dan informasi denganlingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat,
mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,mengontrol, mempunyai
maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak danrespon yang dimilikinya serta berorientasi pada
tindakan dan waktu.Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi
yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.
Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi ini dapat
dipahami dengan melihat lebih jauh konseptentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress,
koping.
Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatanlingkungan. Ada beberapa hal
yang dapat mempengaruhi perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial
dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi,kekuatan, wewenang,
dan pengambilan keputusan.
King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya
( Human Being) sebagai sistem terbuka yang secarakonsisten berinteraksi dengan lingkungannya.
Asumsi dasar King tentangmanusia seutuhnya ( Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional,
reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.
Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivatasumsi tersebut lebih spesifik
terhadap interaksi perawat – klien:
Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda.
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama,
dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan
(Christensen J.P,2009), meliputi:
Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsidan komunikasi antara
individu dengan individu, individu dengankelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan
sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan
pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,genetika dan latarbelakang pendidikan.
Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain
secara langsung maupun tidak langsung.
Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentudalam pencapaian tujuan. Yang
termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.
Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem sosial.
Tolok ukurnya adalah hak dankewajiban sesuai dengan posisinya.
Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibatinteraksi manusia dengan
lingkungannya. Stress melibatkan pertukaranenergi dan informasi antara manusia dengan
lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.Tumbuh kembang mencakup sel,
molekul dan tingkat aktivitas perilakuyang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akandatang. Waktu adalah
perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwayang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap
manusia.
Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.Konsep hubungan manusia
menurut King terdiri dari komponen :
Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,dalam memahami atau
mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien
untuk melakukankontrak untuk pencapaian tujuan.
Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi danmerupakan respon individu.
Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhiantara perawat dan klien, yang
diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadisuatu persetujuan dalam rencana
tindakan keperawatan yang akandilakukan (Murwani A, 2009).
Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses interaksi antara klien dan perawatyang selama
pengkajian , pembuatan tujuan, dan menjalankannya, terjaditransaksi dan tujuan dicapai.
Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal) ataukelompok (sistem
interpersonal) yang tidak mampu mengatasi peristiwaatau masalah kesehatan ketika berinteraksi
dengan lingkungan.
Kesehatan : Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu untuk melakukanaktivitas kehidupan
sehari-hari dalam peran sosial yang lazim; suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam penyesuaian
terus-menerusterhadap stresor lingkungan melalui penggunaan sumber-sumber yangoptimum.
Lingkungan : King menyatakan, lingkungan merupakan setiap sistem sosial dalammasyarakat ; sistem
sosial adalah kekuatan dinamis yang memengaruhi perilaku sosial, integrasi, persepsi, dan kesehatan,
seperti rumah sakit,klinik, lembaga komunitas, dan industri.
Pengkajian
Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa pengetahuan khusus dan
ketrampilan sedangkan klienmembawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi
perhatian, untuk interaksi ini.
Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien,diantaranya adalah : Tingkat tumbuh
kembang, Pandangan tentang diri sendiri, Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan
interpretasi data terhadap status kesehatan, Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi
keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi. dan Sosialisasi
Diagnosa Keperawatan
Dibuat setelah melakukan pengkajian.
Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa keperawatan.
Perencanaan
Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkantujuan dan membuat keputusan.
Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut serta dalam
pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.
Implementasi
Evaluasi
Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai danmembahas tentang
pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan
Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan sistem. Kekuatan pada model ini
adalah partisipasi klien dalam menentukan tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan
interaksi dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga
kesehatan professional.Teori ini juga dapat digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok dengan
penekanan pada psikologi, sosialkultural, dan konsep interpersonal.
Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik adalah
Contoh Kasus :
Tn. X usia 52 tahun datang dengan istri dan kedua anak laki – lakinya ke UGD RS.B, keluhan nyeri pada
dada kiri hingga ke punggung, rasanya seperti tertusuk, sesak nafas, RR : 38 x/mnt, bibir dan kuku (aliran
perifer) terlihat sianosis. Kapleri refill>3 detik. Lama nyeri dada kurang lebih 20 – 30 menit. Tn. X
mengatakan ia seringmengalami mudah lelah, nyeri pada dada kirinya saat beraktifitas yang berat
sepertimengangkat beras dan barang – barang lain ditoko, dan sesak. Namun ia tidak pernah berobat
kedokter, karena beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai pedagang sembako, selain itu istri dan
kedua anak Tn. X tidak mengetahui bahwa beliau menderita penyakit jantung (nyeri dada kiri), karena
Tn. X tidak pernahterlihat sering mengalami nyeri dada saat di rumah.
Pengkajian :
Pengkajian meliputi : Persepsi, peran, pertumbuhan dan perkembangan, ruang, waktu, komunikasi,
interaks, transaksi, stress dan koping.
Persepsi
Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada anda?
Peran
Transaksi
Informasi apa yang dan perawat berikan untuk informasi yang berhubunganuntuk penyakit anda?
Apakah anda merasakan penting bila perawat mendiskusikan dengan anda setiap kan memberikan
asuhan keperawatan?
Bagaimana perawaan anda ketika dokter dan perawat berdiskusi mengenai proses perawatan?
Komunikasi
Ruang
Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami nyeri dada?
Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri dada ?
Apakah anda merasa nyaman dengan ruang rawat anda selama di rumahsakit ?
Waktu
Apakah nyeri dada anda meberi effek kepada setiap aktivitas anda?
Apakah saat anda mengalami nyeri dada keluarga anda selalu menemanianda?
Ketika nyeri dada, bagaimana anda menangani nyeri dada anda dan bagaimana hasilnya?
Apakah aktivitas yang anda lakukan sebelum terkena penyakit Myocard Infarct?
Interaksi
Bagaimana perasaan anda ketika anda kontak dengan perawat dan dokter?
Apakah anda merasa nyaman dengan interaksi pasien lain diruang rawat anda?
Diri sendiri
Apakah anda merasa diri anda dapat menyelesaikan masalah anda sendiri?aksi-reaksi antara perawat-
klien
Diagnosis Keperawatan
Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan kebutuhan tubuh.
Perencanaan
Nyeri, cemas, takut adalah pengalaman subyektif yang tampil dalam variasirespon verbal, non verbal
yang bersifat individual sehingga perlu digambarkansecara rinci untuk mengevaluasi keberhasilan
penanganan respon nyeri akut pada pasien MCI, Intoleransi aktivitas (pembatasan aktivitas) dapat
dikaitkan denganteori King, mewakili keadaan diri klien terhadap stress dan koping pasien, dan
bagaimana kita menyeting ruangan, waktu untuk interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani
aktivitasnya sehari – hari di rumah sakit
Masalah Interaksi klien dapat teratasi dengan informasi yang diberikan kepada pasien untuk melakukan
aktivitas dengan kegiatan interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani aktivitasnya sehari – hari.
Lakukan Pendidikan Kesehatanterhadap pasien MCI dalam proses interaksi, transaksi, peran pasien
untuk menjalani aktivitasnya sehari – hari. Yang mana dalam hal ini dapat mencegahtimbulnya nyeri
dada kembali. Dengan pengembangan pengkajian danmenerapkannya pada penegakkan diagnosa,
pemberian informasi pada setiapintervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi hasil, maka
pencapaian tujuan pasien dapat dicapai.
Model konsep atau teori keperawatan self care milik Orem mempunyai makna
bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan
demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya
sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat
bantuan yang akan diberikan.
Untuk dapat menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan
suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan
sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang therapeutik.
Definisi Keperawatan Menurut Orem
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki perempuan
dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan terjadi
kesakitan atau kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan mempertahankan
kebutuhan keperawatan diri secara terus menerus bagi mereka yang secara total
tidak mampu melakukannya.
Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat dan
aktivitas.
Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) : pemeliharaan
dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
Promotion of Normality
Individu/Klien
Sehat
Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan
perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan
self care yang mencakup, integritas struktural, fungsi dan perkembangan
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan
konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
Konsep Utama
Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi kehidupan
yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia. (Orem, 1980,p.231)
Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau trauma, yang
mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan dan penyandang cacat
juga yang berada sedang dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan
kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka
dalam menghadapi kondisi sakit sepanjang hidupnya.
Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan psikologi
tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia mengalami
gangguan (termasuk retardasi mental atau autisme), perkembangan individu akan
memberikan dampak baik permanen maupun sementara. Dinegara-negara yang
warganya banyak mengalami gangguan kesehatan, self-care (perawatan diri)
digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan.
Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang dibutuhkan
oleh pasien dan cara pemberian ke pasien
Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa dipakai
untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala sumberdaya
yang ada disekitar pasien untuk memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan
dasar pasien semaksimal mungkin.
Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan pada
perawat yang memiliki kemampuan komprehensif, memahami konsep dasar
manusia dan perkembangan manusia baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)
Agent
Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada
pasien adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang berkompeten dan
memiliki kewenangan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada
pasien secara holistik.
Nursing Agency
Nursing Design
Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan
keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik adalah
perawata yang profesioanl, mampu berfikir kritis, memiliki dan menjalankan
standar kerja dll.
Sistem Keperawatan
Asumsi Dasar
Pernyataan-Pernyataan Teoristis
Supportif-Educative System
Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands dengan kekuatan self
care agency yang tidak adekuat. Kemampuan Self Care Agency lebih kecil
dibandingkan dengan therapeutic self care demands sehingga self care tidak
terpenuhi. Kondisi ini menentukan adanya kebutuhan perawat (nursing agency)
melalui sistem keperawatan.
Nursing agency adalah karakteristik orang yang mampu memenuhi status perawat
dalam kelompok – kelompok sosial. Tersedianya perawatan bagi individu laki –
laki, wanita, dan anak atau kumpulan manusia seperti keluarga – keluarga,
memerlukan agar perawat memiliki kemampuan khusus yang memungkinkan
mereka memberikan perawatan yang akan menggantikan kerugian atau bantuan
dalam mengatasi turunan kesehatan atau hubungan antar perawatan mandiri –
kesehatan atau perawatan dependen deficit bagi orang lain. Kemampuan khusus
yang merupakan agen keperawatan.
Self care demand adalah totalitas upaya –upaya perawatan diri sendiri yang
ditampilkan untuk beberapa waktu agar menemukan syarat–syarat perawatan
mandiri dengan cara menggunakan metode–metode yang valid dan berhubungan
dengan perangkat–perangkat operasi atau penanganan.
Aplikasi Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan Kelurga Dengan
Kasus Diabetes Mellitus
Kasus
Keluarga Tn. H terdiri dari seorang ibu berusia 35 tahun, ayah beruasi 38 tahun,
dan 2 anak yang berusia 10 tahun dan 8 tahun. Anak yang berusia 10 tahun
menderita penyakit Asthma. Pada saat kunjungan rumah perawat mendapatkan
data bahwa ibu sulit memenuhi therapeutic self care demand pada anak yang
sakit dan merawat anak yang sehat dan tidak mampu melakukan perawatan yang
selayaknya / seharusnya. Tn H berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang
seharusnya ,tetapi tidak mampu untuk memenuhi perawatan anggota
keluarganya. Ny. H memiliki pengalaman yang kurang dalam mempertahankan
intake makanan yang adekuat, kemudian keseimbangan antara istirahat dan
aktifitas, dan keseimbangan antara solitude ( kesepian ) dan interaksi social.
Hasilnya keluarga ini tidak dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarganya.
Tn. H tidak dapat berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan dependen care anak
– anaknya atau membantu istrinya untuk memenuhi self care. Fungsi keluarga ini
mengalami gangguan karena situasi dependen care dan self care.
Pengkajian
Faktor Personal
Nama : kelurga Tn H, Usia : 38 th, Sex : laki –laki, Budaya : suku jawa, Status
perkawinan : kawin, Agama : Islam, pekerjaan : wiraswasta
Universal Self Care
Keluarga dengan anak usia sekolah yang salah satunya menderita penyakit
kronisTahap tumbuh kembang anak usia sekolah terganggu Peran sebagai orang
tua terganggu dalam memenuhi kebutuhan anggota keluargaFungsi sosialisasi
terganggu
Health Deviations
Keluarga tidak mampu merawat anak yang sakit asthma.Keluarga tidak mampu
memenuhi kebutuhan anak sakit seperti : nutrisi, istirahat, sosialisasi
Intervensi
Rencana Tindakan
Manajemen nutrisi
Kesimpulan
Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan teori lain tidaklah
saling bertentangan, melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan
memungkinkan perbaiakan pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas.
keperawatan dalam menghadapi tangtangan di masa depan haruslah memiliki
sebuah model dan pandangan sendiri tentang disiplin ilmunya. keperawatan yang
merupakan bagian dari ilmu-ilmu kesehatan berusaha menampilkan sebuah
cabang ilmu yang berbeda dari ilmu kesehatan yang lainya.
Disaat seperti ini maka yang diperluakan adalah nursing agency, maksudnya
disaat self care agency tidak mampu memenuhi kebutuhanya maka perawat yang
bertindak sebagai nursing Agency harus mampu memberikan bantuan pada klien
tapi lebih pada sisi self care agency-nya "tidak langsung diberikan pemenuhan
kebutuhanya, tapi melalui optimalisasi kemampuan klien itu sendiri".
Model Konseptual Orem mengembangkan Teori Self Care melalui 3 (tiga) teori
yang berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficit dan Nursing System. Ketiga teori
ini dihubungkan oleh 6 (enam) konsep sentral yaitu : self care, self care agency,
self care therapeutic demand, self care deficits, nursing agency dan nursing
system serta di lengkapi dengan 1 (satu) konsep perifer yaitu basic conditioning
factor ( factor kondisi dasar)
Kekuatan yang paling utama dari teori Orem ini adalah pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga dilakukan dengan efektif dan efisien karena terlebih dahulu
melihat kemampuan self care yang dimiliki oleh keluarga tersebut.