Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KDK

Teori Keperawatan Imogene M. King

Teori Keperawatan Dorothea E. Orem

Di buat oleh : PRO FERDIAN MS

NIM : 2020243083
Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King
Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yangterdiri atas tiga sistem yang saling
berinteraksi. Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-
personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori pencapaiantujuan
(King,1981 dalam Christensen J.P, 2009).

Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena merekaterutama berhubungan dengan individu,
sedangkan konsep yang ditempatkandalam sistim interpersonal karena menekankan pada interaksi
antara duaorang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karenamereka menyediakan
pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalamsistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19
dalam Tomey & Alligood,2006). Dalam interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi dalam suatuarea
(space). Menurut King, intensitas dari interpersonal system sangatmenentukan dalam menetapkan
pencapaian tujuan keperawatan.Adapun beberapa karakteristik teori Imogene King (Christensen
&Kenney,1995):

Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai sistemterbuka, mampu berinteraksi,
mengubah energi, dan informasi denganlingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat,
mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,mengontrol, mempunyai
maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak danrespon yang dimilikinya serta berorientasi pada
tindakan dan waktu.Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi
yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.

Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi ini dapat
dipahami dengan melihat lebih jauh konseptentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress,
koping.

Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatanlingkungan. Ada beberapa hal
yang dapat mempengaruhi perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial
dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi,kekuatan, wewenang,
dan pengambilan keputusan.

Konsep Interaksi Imogene M. King

King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya
( Human Being) sebagai sistem terbuka yang secarakonsisten berinteraksi dengan lingkungannya.
Asumsi dasar King tentangmanusia seutuhnya ( Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional,
reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.

Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivatasumsi tersebut lebih spesifik
terhadap interaksi perawat – klien:

Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.


Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klienmempengaruhi interaksi

Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi.

Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda.

Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama,
dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan
(Christensen J.P,2009), meliputi:

Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsidan komunikasi antara
individu dengan individu, individu dengankelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan
sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.

Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan
pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,genetika dan latarbelakang pendidikan.

Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain
secara langsung maupun tidak langsung.

Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentudalam pencapaian tujuan. Yang
termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.

Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem sosial.
Tolok ukurnya adalah hak dankewajiban sesuai dengan posisinya.

Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibatinteraksi manusia dengan
lingkungannya. Stress melibatkan pertukaranenergi dan informasi antara manusia dengan
lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.

Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.Tumbuh kembang mencakup sel,
molekul dan tingkat aktivitas perilakuyang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.

Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akandatang. Waktu adalah
perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwayang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap
manusia.

Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama.

Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.Konsep hubungan manusia
menurut King terdiri dari komponen :
Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,dalam memahami atau
mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien
untuk melakukankontrak untuk pencapaian tujuan.

Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi danmerupakan respon individu.

Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhiantara perawat dan klien, yang
diwujudkan dalam bentuk komunikasi.

Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadisuatu persetujuan dalam rencana
tindakan keperawatan yang akandilakukan (Murwani A, 2009).

Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King

Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses interaksi antara klien dan perawatyang selama
pengkajian , pembuatan tujuan, dan menjalankannya, terjaditransaksi dan tujuan dicapai.

Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal) ataukelompok (sistem
interpersonal) yang tidak mampu mengatasi peristiwaatau masalah kesehatan ketika berinteraksi
dengan lingkungan.

Kesehatan : Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu untuk melakukanaktivitas kehidupan
sehari-hari dalam peran sosial yang lazim; suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam penyesuaian
terus-menerusterhadap stresor lingkungan melalui penggunaan sumber-sumber yangoptimum.

Lingkungan : King menyatakan, lingkungan merupakan setiap sistem sosial dalammasyarakat ; sistem
sosial adalah kekuatan dinamis yang memengaruhi perilaku sosial, integrasi, persepsi, dan kesehatan,
seperti rumah sakit,klinik, lembaga komunitas, dan industri.

Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan

Pengkajian

Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa pengetahuan khusus dan
ketrampilan sedangkan klienmembawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi
perhatian, untuk interaksi ini.

Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien,diantaranya adalah : Tingkat tumbuh
kembang, Pandangan tentang diri sendiri, Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan
interpretasi data terhadap status kesehatan, Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi
keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi. dan Sosialisasi

Diagnosa Keperawatan
Dibuat setelah melakukan pengkajian.

Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.

Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa keperawatan.

Perencanaan

Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.

Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalahtersebut dilakukan.

Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkantujuan dan membuat keputusan.

Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut serta dalam
pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.

Implementasi

Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktualuntuk mencapai tujuan.

Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.

Evaluasi

Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai danmembahas tentang
pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan

Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Praktik Keperawatan

Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan sistem. Kekuatan pada model ini
adalah partisipasi klien dalam menentukan tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan
interaksi dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga
kesehatan professional.Teori ini juga dapat digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok dengan
penekanan pada psikologi, sosialkultural, dan konsep interpersonal.

Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik adalah

Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.

Klien dengan penyakit ginjal.

Caring dalam keluarga.

Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan lingkungankerja.

Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.

Pelayanan keperawatan psikiatri.


Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.

Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.

Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.

Contoh Kasus :

Tn. X usia 52 tahun datang dengan istri dan kedua anak laki – lakinya ke UGD RS.B, keluhan nyeri pada
dada kiri hingga ke punggung, rasanya seperti tertusuk, sesak nafas, RR : 38 x/mnt, bibir dan kuku (aliran
perifer) terlihat sianosis. Kapleri refill>3 detik. Lama nyeri dada kurang lebih 20 – 30 menit. Tn. X
mengatakan ia seringmengalami mudah lelah, nyeri pada dada kirinya saat beraktifitas yang berat
sepertimengangkat beras dan barang – barang lain ditoko, dan sesak. Namun ia tidak pernah berobat
kedokter, karena beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai pedagang sembako, selain itu istri dan
kedua anak Tn. X tidak mengetahui bahwa beliau menderita penyakit jantung (nyeri dada kiri), karena
Tn. X tidak pernahterlihat sering mengalami nyeri dada saat di rumah.

Pengkajian :

Pengkajian meliputi : Persepsi, peran, pertumbuhan dan perkembangan, ruang, waktu, komunikasi,
interaks, transaksi, stress dan koping.

Persepsi

Bagaimana perasaan anda tentang kesehatan diri anda secara keseluruhan?

Bagaimana perasaan anda tentang nyeri dada yang anda rasakan?

Apakah anda tahu penyebab dari nyeri dada anda?

Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada anda?

Apakah anda pernah terpikirkan bahwa anda menderita penyakit yangserius?

Peran

Bagaimaa penyakit dapat berefek untuk peran kehidupan anda?

Bagaimana peran keluarga anda setelah anda memiliki penyakit MCI?

Bagaimana anda melakukan peran anda setelah anda menderita MCI?

Apakah menurut anda perawat dan dokter telah meakuan perannya?

Transaksi
Informasi apa yang dan perawat berikan untuk informasi yang berhubunganuntuk penyakit anda?

Perawatan seperti apa yang anda inginkan ?

Apakah anda merasakan penting bila perawat mendiskusikan dengan anda setiap kan memberikan
asuhan keperawatan?

Bagaimana perawaan anda ketika dokter dan perawat berdiskusi mengenai proses perawatan?

Stress dan Koping

Apakah penyakit anda membuat anda stress?

Bagaimana anda berperilaku ketika anda mengalami stress?

Apakah anda menginginkan seseorang memotivasi anda ketika anda stress?

Apakah nyeri dada membuat anda stress?

Komunikasi

Ketika anda memiliki masalah apakah anda menceritakan pada keluargaanda?

Apakah dokter dan perawat memberikan informasi mengenai penyakitanda?

Apakah anda mengerti anda menderita penyakit apa?

Observasi proses komunikasi, ekspresi wajahnya, kontak matanya?

Ruang

Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami nyeri dada?

Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri dada ?

Apakah anda menginginkan privasi, ketika anda berada di rumah sakit?

Apakah anda merasa nyaman dengan ruang rawat anda selama di rumahsakit ?

Waktu

Apakah anda sering mengalami nyeri dada?

Kapan anda mengalami nyeri dada pertama kali?

Apakah nyeri dada anda meberi effek kepada setiap aktivitas anda?

Apakah saat anda mengalami nyeri dada keluarga anda selalu menemanianda?

Pertumbuhan dan Perkembangan


Apa pengalaman anda dalam menangani nyeri dada?

Ketika nyeri dada, bagaimana anda menangani nyeri dada anda dan bagaimana hasilnya?

Apakah aktivitas yang anda lakukan sebelum terkena penyakit Myocard Infarct?

Interaksi

Apakah anda sering berinteraksi dengan keluarga anda?

Bagaimana hubungan anda dengan keluarga anda?

Bagaimana perasaan anda ketika anda kontak dengan perawat dan dokter?

Apakah anda merasa nyaman dengan interaksi pasien lain diruang rawat anda?

Diri sendiri

Apakah anda merupakan manusia yang memiliki inisiatif?

Apakah perasan anda ketika anda menderita penykit MCI?

Apakah anda merasa diri anda dapat menyelesaikan masalah anda sendiri?aksi-reaksi antara perawat-
klien

Diagnosis Keperawatan

Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.

Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan kebutuhan tubuh.

Ansietas b/d perubahan kesehatan-status sosial-ekonomi ancaman kematian.

defisiensi pengetahuan b/d kurang pajanan

Perencanaan

Nyeri, cemas, takut adalah pengalaman subyektif yang tampil dalam variasirespon verbal, non verbal
yang bersifat individual sehingga perlu digambarkansecara rinci untuk mengevaluasi keberhasilan
penanganan respon nyeri akut pada pasien MCI, Intoleransi aktivitas (pembatasan aktivitas) dapat
dikaitkan denganteori King, mewakili keadaan diri klien terhadap stress dan koping pasien, dan
bagaimana kita menyeting ruangan, waktu untuk interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani
aktivitasnya sehari – hari di rumah sakit

Masalah Interaksi klien dapat teratasi dengan informasi yang diberikan kepada pasien untuk melakukan
aktivitas dengan kegiatan interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani aktivitasnya sehari – hari.
Lakukan Pendidikan Kesehatanterhadap pasien MCI dalam proses interaksi, transaksi, peran pasien
untuk menjalani aktivitasnya sehari – hari. Yang mana dalam hal ini dapat mencegahtimbulnya nyeri
dada kembali. Dengan pengembangan pengkajian danmenerapkannya pada penegakkan diagnosa,
pemberian informasi pada setiapintervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi hasil, maka
pencapaian tujuan pasien dapat dicapai.

Teori Konseptual Keperawatan Dorothea E. Orem

Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana yang


akan disampaikan dibawah, maka perawat harus memahami apa yang harus
dilakukan secara tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya
secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep
atau teori keperawatan yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan
asuhan keperawatan yang relevan .

Model konsep atau teori keperawatan self care milik Orem mempunyai makna
bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan
demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya
sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat
bantuan yang akan diberikan.

Untuk dapat menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan
suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan
sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang therapeutik.
Definisi Keperawatan Menurut Orem

Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan


pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem menggambarkan
filosofi tentang kaperawatan dengan cara seperti berikut : Keperawatan memiliki
perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap tindakan perawatan dirinya
sendiri dan kondisi serta penatalaksanaannya secara terus menerus dalam upaya
mempertahankan kehidupan dan kesehatan, penyembuhan dari penyakit, atau
cidera, dan mengatasi hendaya yang ditimbulkannya.

Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki perempuan
dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan terjadi
kesakitan atau kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan mempertahankan
kebutuhan keperawatan diri secara terus menerus bagi mereka yang secara total
tidak mampu melakukannya.

Dalam situasi lain, perawat membantu klien untuk mempertahankan perawatan


diri dengan melakukannya sebagian, tetapi tidak seluruh prosedur, melainkan
pengawasan pada orang yang membantu klien dengan memberikan instuksi dan
pengarahamn secara individual sehingga secara bertahap klien mampu
melakukannya sendiri.

Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan mengenai


pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan dasar
yang terdiri dari:

Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.

Water (air): pemeliaraan pengambilan air

Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan

Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi

Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat dan
aktivitas.
Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) : pemeliharaan
dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial

Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko pada


kehidupan manusia dalam keadaan sehat .

Promotion of Normality

Keyakinan dan Nilai-Nilai Orem

Keyakinan Orem tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

Individu/Klien

Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus


mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau
trauma atu koping dan efeknya.

Sehat

Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang


berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi
dan perkembangan.

Lingkungan

Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan
perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.

Keperawatan

Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan
self care yang mencakup, integritas struktural, fungsi dan perkembangan
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan
konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.

Konsep Utama

Universal Self-Care Requisites

Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau


kebebasan merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal,
memvalidasi dan proses dalam memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi
manusia yang berintegrasi dalam lingkaran kehidupan. Dibawah ini terdapat 8
teori self care secara umum yaitu :

Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara

Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan

Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan

Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi

Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat

Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social

Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia.

Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok


social sesuai dengan potensinya

Developmental self-care requisites

Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana


tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau
tingkat siklus kehidupan. Tiga hal yang berhubungan dengan tingkat
perkembangan perawatan diri adalah:

Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri

Terlibat dalam pengembangan diri

Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi kehidupan
yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia. (Orem, 1980,p.231)

Health deviation self-care requisites

Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau trauma, yang
mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan dan penyandang cacat
juga yang berada sedang dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan
kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka
dalam menghadapi kondisi sakit sepanjang hidupnya.

Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan psikologi
tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia mengalami
gangguan (termasuk retardasi mental atau autisme), perkembangan individu akan
memberikan dampak baik permanen maupun sementara. Dinegara-negara yang
warganya banyak mengalami gangguan kesehatan, self-care (perawatan diri)
digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan.

Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan perawatan diri


individu yang merupakan langkah-langkah dalam perawatan ketika terjadi
gangguan kesehatan. Kompleksitas dari self-care atau system dependent-care
(ketergantungan perawatan) adalah meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi
dalam waktu-waktu tertentu.
Therapeutic self-care demand

Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program perawatan


dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai dengan tanda dan
gejala yang ditampilkan oleh pasien. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
perawat ketika memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien
diantaranya :

Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang dibutuhkan
oleh pasien dan cara pemberian ke pasien

Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan dasar


seperti promosi dan pencegahan yang bisa menunjang dan mendukung pasien
untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.

Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar diantaranya :

Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan lingkunganya


yang mengarah pada gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia

Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa dipakai
untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala sumberdaya
yang ada disekitar pasien untuk memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan
dasar pasien semaksimal mungkin.

Self Care Agency

Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan pada
perawat yang memiliki kemampuan komprehensif, memahami konsep dasar
manusia dan perkembangan manusia baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)

Agent
Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada
pasien adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang berkompeten dan
memiliki kewenangan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada
pasien secara holistik.

Dependent Care Agent

Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki tanggung


jawab dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan kebutuhan dasar
pasien termasuk pasien dalam derajat kesehatan yang masih baik atau masih
mampu atau sebagain memenuhi kebutuhan dasar pada pasien. Pemberian
kebutuhan dasar tetap menekankan pada kemandirian pasien sesuai dengan
tingkat kemampuannya. Perawatan yang diberikan bisa bersifat promoting,
prevensi dan lain-lain

Self Care Deficit

Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya,


utamanya pada pasien yang dalam perawatan total care. Perawatan yang
dilakukan biasanya kuratif dan rehabilitatif. Pemenuhan kebutuhan pasien hampir
semuanya tergantung pada pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tim
tenaga kesehatan utamanya perawat.

Nursing Agency

Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya secara


terus menerus untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien
secara holistik sehingga mereka mampu membuktikan dirinya bahwa mereka
adalah perawat yang berkompeten untuk bisa memberika pelayanan profesional
untuk memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa ktrempilan selain psikomotor
yang juga harus dikuasai perawat adala komunikasi terapetik, ketrampilan
intrapersonal, pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan
pasien untuk bisa memberikan pelayanan yang profesional.

Nursing Design
Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan
keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik adalah
perawata yang profesioanl, mampu berfikir kritis, memiliki dan menjalankan
standar kerja dll.

Sistem Keperawatan

Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan pada satu


waktu untuk kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien untuk
mengetahui dan memenuhi komponen kebutuhan perawatan diri klien yang
therapeutic dan untuk melindungi serta mengetahui perkembangan perawatan
diri klien

Asumsi Dasar

Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan


terkait kebutuhan dasar manusia :

Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya


dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan

Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam


pemenuhan kebutuhan dasarnya

Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan


pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional

Pernyataan-Pernyataan Teoristis

Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada


kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta
mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan, Orem
mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di antaranya.

Theory of nursing system


Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh perawat, oleh pasien
itu sendiri atau kedua–duanya. Sistem keperawatan didesain berupa sistem
tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk melatih/ meningkatkan self agency
seseorang yang mengalami keterbatasan dalam pemenuhan self care. Terdapat
tiga tingkatan/kategori sistem keperawatan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan self care pasien sebagai berikut :

Wholly Compensatory system (Sistem Bantuan Penuh)

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara


penuh pada pasien dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi
tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,
pngontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian
bantuan pada pasien koma.

Partially Compensatory System (system bantuan sebagian)

Merupakan system dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian.


tindakan pemenuhan kebutuhan sebagian dilakukan oleh perawat dan sebagian
lagi oleh pasien sendiri. Perawat menyediakan kebutuhan self care akibat
keterbatasan pasien, membantu pasien sesuai indikasi yang dibutuhkan. Biasanya
dilakukan pada pasien – pasien dengan keterbatasan gerak, dan lain-lain

Supportif-Educative System

Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan


dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan
secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu melakukan tindakan
keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini
dapat dilakukan pada pasien yang memelukan informasi pada pengaturan
kelahiran.

Self Care Defisit


Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala
perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan.
Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk
melakukan self carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan
pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta
adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam
peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses


penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya
bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain,
memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk
pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.

Teori Self Care

Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands dengan kekuatan self
care agency yang tidak adekuat. Kemampuan Self Care Agency lebih kecil
dibandingkan dengan therapeutic self care demands sehingga self care tidak
terpenuhi. Kondisi ini menentukan adanya kebutuhan perawat (nursing agency)
melalui sistem keperawatan.

a.Nursing Agency (Agen keperawatan)

Nursing agency adalah karakteristik orang yang mampu memenuhi status perawat
dalam kelompok – kelompok sosial. Tersedianya perawatan bagi individu laki –
laki, wanita, dan anak atau kumpulan manusia seperti keluarga – keluarga,
memerlukan agar perawat memiliki kemampuan khusus yang memungkinkan
mereka memberikan perawatan yang akan menggantikan kerugian atau bantuan
dalam mengatasi turunan kesehatan atau hubungan antar perawatan mandiri –
kesehatan atau perawatan dependen deficit bagi orang lain. Kemampuan khusus
yang merupakan agen keperawatan.

b. Self care agency (Agen perawatan diri)


Self care agency adalah kekeuatan individu yang berhubungan dengan perkiraan
dan esensial operasi – operasi produksi untuk perawatan mandiri.

c. Therapeutik self care demand (Permintaan perawatan diri)

Self care demand adalah totalitas upaya –upaya perawatan diri sendiri yang
ditampilkan untuk beberapa waktu agar menemukan syarat–syarat perawatan
mandiri dengan cara menggunakan metode–metode yang valid dan berhubungan
dengan perangkat–perangkat operasi atau penanganan.

Aplikasi Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan Kelurga Dengan
Kasus Diabetes Mellitus

Kasus

Keluarga Tn. H terdiri dari seorang ibu berusia 35 tahun, ayah beruasi 38 tahun,
dan 2 anak yang berusia 10 tahun dan 8 tahun. Anak yang berusia 10 tahun
menderita penyakit Asthma. Pada saat kunjungan rumah perawat mendapatkan
data bahwa ibu sulit memenuhi therapeutic self care demand pada anak yang
sakit dan merawat anak yang sehat dan tidak mampu melakukan perawatan yang
selayaknya / seharusnya. Tn H berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang
seharusnya ,tetapi tidak mampu untuk memenuhi perawatan anggota
keluarganya. Ny. H memiliki pengalaman yang kurang dalam mempertahankan
intake makanan yang adekuat, kemudian keseimbangan antara istirahat dan
aktifitas, dan keseimbangan antara solitude ( kesepian ) dan interaksi social.
Hasilnya keluarga ini tidak dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarganya.

Tn. H tidak dapat berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan dependen care anak
– anaknya atau membantu istrinya untuk memenuhi self care. Fungsi keluarga ini
mengalami gangguan karena situasi dependen care dan self care.

Pengkajian

Faktor Personal

Nama : kelurga Tn H, Usia : 38 th, Sex : laki –laki, Budaya : suku jawa, Status
perkawinan : kawin, Agama : Islam, pekerjaan : wiraswasta
Universal Self Care

Tempat tinggal : rumah sendiri dengan ukuran 5 x 13 m, kamar 2 ruang keadaan


rumah cukup rapi makanan : kurang dapat memberikan intake yang adekuat ,
ketidakseimbangan antara istirahat dan aktifitas. Sosialisasi : kurang berinteraksi
dengan lingkungan

Developmental Self Care

Keluarga dengan anak usia sekolah yang salah satunya menderita penyakit
kronisTahap tumbuh kembang anak usia sekolah terganggu Peran sebagai orang
tua terganggu dalam memenuhi kebutuhan anggota keluargaFungsi sosialisasi
terganggu

Health Deviations

Keluarga tidak mampu merawat anak yang sakit asthma.Keluarga tidak mampu
memenuhi kebutuhan anak sakit seperti : nutrisi, istirahat, sosialisasi

Self Care Deficits

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Intervensi

Tujuannya adalah terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti:


nutrisi, istirahat dan aktifitas, sosialisasi dan meningkatnya kemampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit.

Rencana Tindakan

Tingkatkan motivasi, pengetahuan dan ketrampilan keluarga melalui:

Manajemen nutrisi

Monitoring aktifitas dan istirahat

Monitoring social interaksi


Manajemen koping keluarga

Pendidikan kesehatan tentang penyakit asma : pengertian, penyebab/pencetus


kekambuhan, penanganan saat kambuh di rumah.

Kesimpulan

Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan teori lain tidaklah
saling bertentangan, melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan
memungkinkan perbaiakan pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas.
keperawatan dalam menghadapi tangtangan di masa depan haruslah memiliki
sebuah model dan pandangan sendiri tentang disiplin ilmunya. keperawatan yang
merupakan bagian dari ilmu-ilmu kesehatan berusaha menampilkan sebuah
cabang ilmu yang berbeda dari ilmu kesehatan yang lainya.

Orem dengan Self-Care Dependent-Care Nursing teori nya mencoba memberikan


pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi dari tiap klien yang
terganggu karena kondisi sakitnya. teori orem menjelaskan bahwa proses
keperawatan akan terjadi ketika kemampuan klien dalam memenuhi kondisnya
yang terganggu. dalam teori ini disebutkan bahwa kemampuan seseorang dalam
memberikan pealayanan tergadap dirintya sendiri itu akan di pengaruhi oleh
kebutuhan dasar tang dependen, artinya kebutuhan dasar manusia akan terap
porsi kebutuhanya dalam kondisi apapun seorang klien. selain kebutuhan self care
juga di pengaruhi self care agency, yaitu kekempuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhanya sendiri. hal ini tifdak bersipat dependen, artinya kemampuan ini kan
terganggu bila keadaan tubuh klien terganggu. misalnya sakit. Bila ini terjadi maka
kemampuan diri sendiri dalam memenuhi kebutuhanya akan berkurang,
akibatnya suplai kebutuhan yang harsusnya terpenuhi akan tidak optimal.
Keadaan seperti ini yang akan menjadi permasalahan dalam teori ini.

Disaat seperti ini maka yang diperluakan adalah nursing agency, maksudnya
disaat self care agency tidak mampu memenuhi kebutuhanya maka perawat yang
bertindak sebagai nursing Agency harus mampu memberikan bantuan pada klien
tapi lebih pada sisi self care agency-nya "tidak langsung diberikan pemenuhan
kebutuhanya, tapi melalui optimalisasi kemampuan klien itu sendiri".

Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang menekankan


pada kemampuan keluarga untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri
sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan
kesejahteraannya. Menurut Orem bukanlah suatu proses intuisi tetapi merupakan
suatu perilaku yang dapat dipelajari.

Model Konseptual Orem mengembangkan Teori Self Care melalui 3 (tiga) teori
yang berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficit dan Nursing System. Ketiga teori
ini dihubungkan oleh 6 (enam) konsep sentral yaitu : self care, self care agency,
self care therapeutic demand, self care deficits, nursing agency dan nursing
system serta di lengkapi dengan 1 (satu) konsep perifer yaitu basic conditioning
factor ( factor kondisi dasar)

Penerapan Teori Orem dalam proses keperawatan keluarga di lakukan melalui 3


(tiga) langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus, mendesain nursing system
dan perencanaan untuk pemberian perawatan dan pengontrolan.

Kekuatan yang paling utama dari teori Orem ini adalah pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga dilakukan dengan efektif dan efisien karena terlebih dahulu
melihat kemampuan self care yang dimiliki oleh keluarga tersebut.

Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya pengetahuan dan teknologi


keperawatan yang baik dan terstandarisasi guna pelaksanaan teori ini secara
komprehensif dan holistik.

Anda mungkin juga menyukai