Anda di halaman 1dari 6

Model Konseptual Keperawatan Komunitas

Perawat dalam melaksanakan praktiknya harus mengacu pada model konsep dan teori
keperawatan yang sudah ada konsep, teori dan model keperawatan digunakan sebagai dasar
dalam menyusun kerangka kerja praktik keperawatan (Aligood, 2015). Berbagai model
konseptual keperawatan yang juga telah dikembangkan sebagai middle range theory yang dapat
dijadikan acuan menyusun kerangka kerja praktik keperawatan komunitas antara lain:

1) Model konseptual keperawatan model adaptasi roy


Adaptasi merupakan proses positif individu, keluarga, kelompok atau masyarakat terhadap
perubahan lingkungan. Teori roy menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan
kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif serta mampu mengubah
perilaku yang maladaptive. Menurut roy, terdapat 4 obyek utama dalam keperawatan
komunitas yaitu:
a) Manusia
Roy menyatakan bahwa manusia sebagai penerima jasa asuhan keperawatan adalah
individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Masing-masing diperlakukan oleh perawat
sebagai sistem adaptasi holistic yang terbuka. Sistem terbuka tersebut berdampak
terhadap perubahan yang constant terhadap informasi, kejadian dan energi yang
dihasilkan dari interaksi antara sistem manusia dan lingkungan dicirikan oleh perubahan
eksternal dan internal. Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk memberdayakan
manusia.
b) Keperawatan
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar
yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan
fisik, psikis dan social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk
pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada
sistem klien, mencegah, memperbaiki dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan
yang dipersepsikan sakit oleh sistem klien.
Roy mengidentifikasikan bahwa tujuan keperawatan adalah meningkatkan respon
adaptasi yang berhubungan dengan 4 model respon adaptasi. Perubahan internal,
eksternal dan stimulus bergantung dari kondisi koping individu. Kondisi koping
menggambarkan tingkat adaptasi individu. Tingkat adaptasi ditentukan stimulus fokal,
konseptual, dan residual. Stimulus fokal adalah stimulus internal dan eksternal yang
paling segera mengkonfrontasi sistem manusia. Stimulus konseptual adalah keseluruhan
faktor lingkungan yang ada pada sistem klien baik dari dalam maupun dari luar tapi
bukan merupakan pusat perhatian atau energy. Stimulus residual adalah faktor
lingkungan yang berasal dari dalam dan luar sistem manusia dengan efek pada situasi
terakhir yang masih belum jelas.
c) Konsep sehat
Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu kontinum dari sehat sampai dengan sakit dan
meninggal. Roy menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam
upaya menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan yaitu fisik, mental dan sosial.
Integrasi adaptasi sistem klien dimanifestasikan oleh kemampuan individu untuk
memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi. Sakit adalah suatu
kondisi ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap stimulus yang berasal dari
dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan sakit sangat relatif dipersepsikan oleh
individu. Kemampuan individu dalam beradaptasi bergantung pada latar belakang
individu tersebut dalam mengartikan dan mempersepsikan sehat sakit, misalnya tingkat
pendidikan, pekerjaan, usia dan lai-lain.
d) Konsep lingkungan
Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan
eksternal yang memengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan perilaku individu
dan kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis
yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Lingkungan internal
adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu. Pemahaman klien yang baik tentang
lingkungan akan membantu perawat meningkatkan adaptasi klien tersebut dalam
mengubah dan mengurangi resiko akibat dari lingkungan sekitarnya. Melalui perubahan
tersebut, individu dapat mempertahankan integritas dirinya yaitu beradaptasi secara
berkesinambungan. Sistem adaptasi memiliki empat model adaptasi yang akan
berdampak terhadap respon adaptasi (output) diantaranya sebagai berikut:
1. Fungsi fisiologis, sistem adaptasi fisiologis diantaranya adalah oksigenasi dan nutrisi,
eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, fungsi neurologis dan endokrin.
2. Konsep diri, bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam
berhubungan dengan orang lain.
3. Fungsi peran, proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran
seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan
orang lain.
4. Interdependent, kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih saying,
cinta, yang dilakukan melalui hubugan secara interpersonal pada tingkat individu.

e) Model konseptual keperawatan sistem model Imogene M. King


Kerangka kerja King menunjukkan hubungan sistem personal, sistem interpersonal dan
sistem sosial. King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan
menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan
lingkungan.
1. Sistem personal (individu). Pada sistem personal, konsep yang relevan adalah
persepsi, diri, pertumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan waktu.
 Persepsi
Persepsi merupakan gambaran individu tentang objek, orang dan kejadian-
kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung
dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetahuan dan status emosi.
Karakteristik persepsi adalah universal atau alami oleh semua.
 Diri
Diri adalah individu. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, sistem terbuka
dan orientasi pada tujuan.
 Pertumbuhan dan perkembangan
Tumbuh kembang meliputi perubahan tubuh dan perilaku manusia. Perubahan ini
biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksi walaupun individu
itu bervariasi, sumbangan fungsi genetik, serta pengalaman yang berarti dan
memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebgaai proses diseluruh
kehidupan individu ketika individu bergerak dari potensial untuk mencapai
aktualisasi diri.
 Citra tubuh
King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya dan
reaksi-reaksi lain dalam penampilannya.
 Waktu
King mendefinisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan kejadian
yang lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu
kejadian dengan kejadian yang lain.
2. Sistem Interpesonal

King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antara manusia.


Interaksi antar 2 orang disebut dyad, 3 orang disebut triad, dan 4 orang group. Konsep
yang relevan dengan sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi,
peran dan stres.

 Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua orang
atau lebih didalam hubungan timbal balik.
 Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses informasi yang diberikan dari satu
orang ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung.
 Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal
berdasarkan persepsi diri. Dimensi temporal-spasial individu mempunyai
pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.
 Peran
Peran melibatkan sesuatu yang dimana timbal balik dimana individu pada suatu
saat sebagagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima.
 Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun
manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan
pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi
dan informasi antara individu dengan lingkungannya.

3. Sistem Sosial

Merupakan sistem dinamis yang akan menjaga kesehatan lingkungan. Ada beberapa hal
yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat interaksi, persepsidan kesehatan. Sistem
sosial dapat mengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi
kekuasaaan status, dan pengambilan keputusan.

a. Organisasi

Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktivitas yang berhubungan
dengan pengaturan formal dan informal individu dan kelompok untuk mencapai
tujuan personal atau organisasi

b. Otoritas King

Otoritas King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif,
proses transaksi yang timbal batik dimana latar belakang, persepsinilai-nilai dari
pemegang memengaruhi definisivalidasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi
berhubungan dengan wewenang

c. Kekuasaan

Kekuasaan adalah universal situasional atau bukan sumbangan personalesensial


dalam organisasi dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasidinamis dan
orientasi pada tujuan.

d. Pembuatan Keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan
dan pekerjaan, orang, universal individual, personal subjektif situasional. Proses
yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.
e. Status
Status bercirikan situasional posisi ketergantungan, dapat diubah. King
mendefinisikan status sebagai posisi individu di dalam kelompok atau kelompok
dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali
bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas dan kewajiban.

2. Model Konseptual Keperawatan Model Self Care Dorothea Orem

Self care adalah kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri.
Dalam hal ini model orem berfokus untuk memandirikan keluarga sebagai bagian dari
komunitas. Orem mengembangkan teori Self care yang terdiri dari:

a. Perawatan diri sendiri (self care) Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas dan
inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi
dan mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan.
Teori self care ini terdiri dari:
1) Self Care Agency yang merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan,
sosiokultural dan kesehatan.
2) Self Care Deficit unsur ini merupakan bagian penting dalam perawatan. menurut
teori ini dalam memenuhi perawatan diri serta membantu dalam proses
penyelesaian masalah, metode yang dapat dilakukan diantaranya bertindak atau
berbuat untuk orang lain sebagai pembimbing pemberi support menigkatkan
pengembangan lingkungan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang
lain.
3) Teori Sistem Keperawatan. Orem memberikan identifikasi dalam sistem
pelayanan keperawatan sebagai berikut:
 Sistem bantuan secara Compensatory Sistem) penuh (Wholly Sistem ini
merupakan suatu tindakan keperawatan yang memberikan bantuan secara
penuh pada pasien karenaketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
perawatan secara mandiri sehingga memerlukan bantuan orang lain dalam
pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan.
Contohnya adalah pemberian bantuan pada pasien koma atau mengalami
penurunan kesadaran.
 Sistem bantuan sebagian (partially compensatory sistem) Sistem ini
merupakan sistem pemberian perawatan diri sendri secara sebagian dan di
tunjukkan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal
Contohya perawatan pada pasien post operasi abdomen saat pasien tidak
memiliki kemampuan dalam perawatan luka.
 Sistem suportif dan Edukatif. Pada sistem ini,namtian dibeikan pada pasien
yang memutuhkandukungan pendidikan degan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiriSistem ini dilakukan agar pasien
mampu melakukan tindakan perawatan setelah dilakukan pembelajaran.
Contohnya pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang
memerlukan informasi pada pengaturan kelahiran.

Gambar 2.1 : Skema Teori Self Care Orem (Aligado, 2015)

Anda mungkin juga menyukai