A. Mekanisme koping, pada system ini terdapat 2 mekanisme yang pertama mekanisme
koping bawaan prosesnya secara tidak disadari manusia tersebut, yang ditentukan secara
genetic atau secara umum dipandang sebagai proses yang otomatis pada tubuh. Kedua yaitu
mekanisme koping yang didapat dimana koping tersebut diperoleh melalui pengembangan
atau pengalaman yang dipelajarinya.
B. Regulator subsystem. Merupakan proses koping yang meyertakan subsitem tubuh yaitu
syaraf, proses kimiawi dan system endokrin.
C. Cognator subsystem. Proses koping seseorang yang menyertakan 4 sistem pengetahuan dan
emosi : pengolahan persepsi dan informasi, pembelajaran, pertimbangan dan emosi
4 MODEL ADAPTASI yang akan berdampak terhadap respon adaptasi diantaranya sebagai berikut :
3. Fungsi peran. Proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran seseorang
dalam mengenal pola-pola interaksi seseorang dalam berhubungan dnegan orang lain.
1. Lingkungan terdiri dari semua pola yang ada di luar individu. Keduanya, individu dan
lingkungan dianggap sistem terbuka. Lingkungan merupakan, tereduksi terpisahkan, energi
lapangan pandimensional diidentifikasi dengan pola dan integral dengan bidang manusia
(Rogers, 1992).
2. Perawatan utamanya adalah seni dan ilmu dan humanistik kemanusiaan. Ditujukan
terhadap semua manusia dan berkaitan dengan sifat dan arah pembangunan manusia.
Tujuannya untuk berpartisipasi dalam proses perubahan sehingga orang dapat mengambil
manfaat (Rogers, 1992).
3. Kesehatan tidak secara khusus diatur, Malinski (1986) dikutip dari komunikasi pribadi
dengan Rogers di mana di negara bagian Rogers bahwa ia memandang kesehatan
sebagai sebuah nilai. Komunikasi ini menegaskan kesimpulan sebelumnya bahwa penyakit,
patologi dan kesehatan adalah sebuah nilai.
NEUMAN (KEPERAWATAN)
Nilai-nilai manusia dalam keberadaan lansia:
Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik yang
lebih dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti bagian terkecil
dan menghilang lenyap dari pandangan. Karena kesatuan ini menghasilkan variabel dan
secara konstan mengubah pola ini. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian
unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai
sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan
dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem
kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi. Berasumsi
bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain.
Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang
individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak dapat diprediksi
sepanjang ruang dan waktu. Individu tidak pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau
dia sebelumnya. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang
individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan emosi.
Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa dan keluasan dari alam semesta
ini. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan
menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.
HENDERSON (KEPERAWATAN)
Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang memiliki keterikatan hidup secar
individual selama daur kehidupan, dari fase ketergantungan hingga kemandirian sesuai
dengan usia, keadaan, dan lingkungan.
Perawat merupakan penolong utama klien dalam melaksanakan aktivitas penting guna
memelihara dan memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai. Bantuan
ini diberikan oleh perawat karena kurangnya pengetahuan kekeuatan, atau kemauan klien
dalam melaksanakan 14 komponen kebutuhan dasar.
LEININGER (BUDAYA)
Model konseptual Leininger sering disebut sebagai Trancultural Nursing Theory atau teori
perawatan transkultural.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu, keluarga,
kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock atau culture
imposition. Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau
beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien). Klien akan merasakan
perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi karena perbedaan nilai budaya, keyakinan,
dan kebiasaan. Sedangkan culture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan
(perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan, memaksakan nilai-nilai budaya,
keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya kepada individu, keluarga, atau
kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi daripada
budaya kelompok lain.
JOHNSON (PERILAKU)
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien
beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress actual atau potensial dapat
mempengaruhi kemampuan beradaptasi
Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan stress sehingga klien dapat bergerak lebih
mudah melewati masa penyembuhannya (Johnson,1968).
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan system
perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilaku yang selalu ingin mencapai
keseimgangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki
keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya.
Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan
perilaku berikut: